Anda di halaman 1dari 8

UJPH 4 (1) (2015)

Unnes Journal of Public Health


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph

HUBUNGAN ANTARA DESAIN KURSI KERJA DENGAN KELUHAN


NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA BAGIAN PENENUNAN DI
CV. PIRSA ART PEKALONGAN

Sri Astutik , Sugiharto

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Nyeri punggung bawah merupakan keluhan yang sering terjadi pada pekerja dengan prevalensi
Diterima Desember 2014 mencapai 31,6%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tinggi tempat
Disetujui Desember 2014 duduk, panjang alas duduk dan lebar alas duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah pada
Dipublikasikan Januari pekerja bagian penenunan di CV. Pirsa Art Pekalongan. Jenis penelitian ini adalah penelitian
2015 explanary research dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
________________ pekerja bagian penenunan di CV. Pirsa Art Pekalongan sebanyak 20 orang. Sampel dalam
Keywords: penelitian ini adalah semua pekerja di bagian penenunan sebanyak 20 orang (menggunakan teknik
Design of working chair, total sampling). Instrumen yang digunakan adalah meteran gulung dan lembar penilaian. Analisis
Low back pain data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji chi square dengan α=0,05). Hasil
____________________ dari penelitian ini, variabel yang berhubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah pada
pekerja bagian penenunan di CV. Pirsa Art Pekalongan adalah tinggi tempat duduk (ρ=0,02) dan
panjang alas duduk (ρ=0,015). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat hubungan antara
tinggi tempat duduk dan panjang alas duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah. Saran yang
diberikan kepada pekerja yaitu pekerja harus memperhatikan waktu istirahatnya serta melakukan
pemanasan sebelum memulai pekerjaannya. Untuk pemilik usaha tenun supaya menyediakan
kursi yang memenuhi kriteria ukuran kursi ergonomi sesuai dengan antropometri pekerja.

Abstract
___________________________________________________________________
Low Back Pain is a gripe that often happens to worker with prevalence reaches 31,6%. The aim of this study is
to find out the correlation between height of chair, length of the base of chair, width of the base of chair desaign
of working chair and low back pain gripe on weave worker of CV. Pirsa Art Pekalongan. This study is
explanary research with cross sectional approachment. The population of this study all the weave worker of
CV. Pirsa Art Pekalongan as many as 20 people. Sample of this study is all the weave worker of CV. Pirsa art
Pekalongan as many as 20 people (using total sampling technique). The instrument that used in this study is
rolled and assessment sheet. The analysist of data is conducted univariat and bivariat (using chi-square test
with α=0,05). The result of this study, variable which related with low back pain on weave worker of CV.
Pirsa art Pekalongan is the height of chair (ρ=0,02) and the length of the base of chair (ρ=0,015). According to
the result of study, there is a correlation between the height of chair and the length of the base of chair with low
back pain gripe. Suggestion which given to the worker is that the worker should pay attention to their resting
time also doing warming up before working. For the owner of weaving factory is suggested to supply chair that
fulfill the criteria of ergonomics chair size appropriate with anthropometry of the worker.
© 2015 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 2252-6528
Gedung F1 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: astutik414@gmail.com

61
Sri Astutik / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)

PENDAHULUAN ketidaknyamanan dan kelelahan. Rancangan


sebuah kursi harus didasarkan pada data
Nyeri punggung bawah merupakan antropometri yang dipilih dengan tepat, karena
keluhan yang sering terjadi pada pekerja dengan jika tidak akan muncul keraguan bahwa hasil
prevalensi mencapai 31,6%. Penelitian yang rancangan tersebut tidak dapat menciptakan
dilakukan pada pembuat wajan di Boyolali oleh kenyamanan bagi pemakainya. Saat
Annisa Mutiah (2013) menunjukkan bahwa menentukan ukuran kursi, aspek antropometri
75% responden mengalami keluhan pada harus dihubungkan dengan kebutuhan
punggung. Keluhan pada sektor punggung biomekanika yang terlibat (Julius Panero dan
dapat disebabkan karena sikap kerja responden Martin Zelnik, 2003:53). Pelaksanaan pekerjaan
adalah sikap kerja duduk dengan posisi yang tidak benar dan tidak sesuai dengan norma
punggung membungkuk ke depan dalam durasi ergonomi dapat menyebabkan kelelahan dan
panjang (Annisa Mutiah, 2013:3). gangguan nyeri pada otot rangka (Tarwaka,
Nyeri punggung bawah merupakan salah 2011:25). Perbaikan sikap badan kerja dan cara
satu gangguan otot rangka yang disebabkan oleh bekerja yang lebih ergonomis mampu
aktivitas tubuh yang kurang baik. Hampir 80% menaikkan 10% produktivitas pekerja
penduduk pernah mengalami keluhan nyeri (Suma’mur P.K., 2009:25).
punggung bawah dalam siklus kehidupannya. Faktor yang berhubungan dengan nyeri
Kesalahan postur seperti kepala menunduk ke punggung bawah adalah faktor internal dan
depan, bahu melengkung ke depan, perut faktor eksternal. Faktor internal berasal dari
menonjol ke depan dan lordosis lumbal dalam diri manusia sendiri yaitu usia, jenis
berlebihan dapat menyebabkan spasme otot kelamin, antropometri, kesegaran jasmani serta
(ketegangan otot). Hal ini merupakan penyebab status gizi dan faktor eksternal yang berasal dari
terbanyak dari nyeri punggung bawah luar diri manusia yaitu lama kerja, masa kerja,
(Himawan Fathoni, dkk., 2009:2). Nyeri sikap kerja, gerakan berulang dan desain kursi
punggung bawah adalah keluhan rasa nyeri, kerja (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:76).
ketegangan otot, atau rasa kaku di daerah
punggung bawah, dengan atau tanpa disertai METODE
penjalaran rasa sakit ke daerah tungkai (Ridwan
Harrianto, 2009:217). Jenis penelitian ini adalah penelitian
Dimensi tempat duduk sangat berperan explanary research yang menjelaskan hubungan
dalam pencapaian kenyamanan dan keamanan antara variabel bebas dan variabel terikat
kerja. Tinggi objek yang dikerjakan maupun melalui pengujian hipotesis serta menggunakan
tangan pekerja menentukan kecermatan pendekatan cross sectional (Soekidjo
pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan duduk Notoatmodjo, 2010:26).
memerlukan rancangan kursi kerja yang sesuai Populasi dalam penelitian ini adalah
antropometri pemakainya. Jika terlalu rendah seluruh pekerja bagian penenunan di CV. Pirsa
menyebabkan bahu terangkat sehingga bisa Art Pekalongan sebanyak 20 orang.
menimbulkan rasa sakit di daerah leher dan Pengambilan sampel dilakukan dengan
bahu, sedangkan jika terlalu tinggi akan menggunakan teknik total sampling, jadi sampel
menyebabkan punggung terlalu membungkuk dalam penelitian ini berjumlah 20 orang.
dan dapat menimbulkan rasa sakit di bagian Instrumen yang digunakan dalam
punggung bawah (Komang Nelly Sundari, penelitian ini adalah meteran gulung, lembar
2011:1). penilaian Rapid Entire Body Assessment (REBA)
Kursi adalah salah satu komponen dan lembar penilaian desain kursi kerja.
penting di tempat kerja. Kursi yang ergonomi Meteran gulung untuk mengukur kriteria kursi
akan mampu memberikan postur dan sirkulasi ergonomi (tinggi tempat duduk, panjang alas
yang baik dan akan membantu menghindari duduk, dan lebar alas duduk) serta untuk

62
Sri Astutik / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)

mengukur antropometri pekerja. Lembar Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh


penilaian REBA digunakan untuk mengetahui data distribusi responden berdasarkan lebar alas
keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja duduk pada Tabel 3.
dan menilai posisi kerja. Sedangkan lembar
penilaian desain kursi kerja untuk Tabel 3. Distribusi Lebar Alas Duduk
membandingkan antara ukuran kursi ergonomi No Lebar Alas Frekuensi Prosentase
dengan ukuran kursi yang digunakan pekerja. Duduk (%)
(1) (2) (3) (4)
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Ergonomi 12 60
2. Tidak 8 40
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
Ergonomi
data distribusi responden berdasarkan tinggi
Jumlah 20 100
tempat duduk pada Tabel 1.

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa 60%


Tabel 1. Distribusi Tinggi Tempat Duduk
responden menggunakan kursi dengan lebar alas
No Tinggi Frekuensi Prosentase duduk yang ergonomi, sedangkan 40%
Tempat (%) responden yang lain menggunakan kursi dengan
Duduk lebar alas duduk yang tidak ergonomi.
(1) (2) (3) (4) Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
1. Ergonomi 8 40 data distribusi responden berdasarkan keluhan
2. Tidak 12 60 nyeri punggung bawah pada Tabel 4.
Ergonomi
Jumlah 20 100 Tabel 4. Distribusi Keluhan Nyeri Punggung
Bawah
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa 40% No Keluhan Frekuensi Prosentase
responden menggunakan kursi dengan tinggi Nyeri (%)
tempat duduk yang ergonomi, sedangkan 60% Punggung
responden yang lain menggunakan kursi dengan Bawah
tinggi tempat duduk yang tidak ergonomi.
(1) (2) (3) (4)
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
1. Ada 15 75
data distribusi responden berdasarkan panjang
Keluhan
alas duduk pada Tabel 2.
2. Tidak Ada 5 25
Keluhan
Tabel 2. Distribusi Panjang Alas Duduk
Jumlah 20 100
No Panjang Frekuensi Prosentase
Alas Duduk (%) Berdasarkan tabel 4 responden yang
(1) (2) (3) (4) merasakan ada keluhan nyeri punggung bawah
1. Ergonomi 7 35 sebanyak 15 responden (75%), sedangkan 5
2. Tidak 13 65 orang tidak merasakan adanya keluhan keluhan
Ergonomi nyeri punggung bawah.
Jumlah 20 100 Berdasarkan data yang diperoleh dari
penelitian hubungan antara tinggi tempat duduk
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa 35% dengan keluhan nyeri punggung bawah hasilnya
responden menggunakan kursi dengan panjang dapat dilihat pada tabulasi silang Tabel 5.
alas yang ergonomi, sedangkan 65% responden
yang lain menggunakan kursi dengan panjang
alas duduk tidak ergonomi.

63
Sri Astutik / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)

Tabel 5. Tabulasi Silang antara Tinggi Tempat Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Ukuran Tinggi
Ada Keluhan Tidak Ada Keluhan α ρ cc
Tempat Duduk
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Tidak Ergonomi 12 100% 0 0%
0,0
Ergonomi 3 37,5% 5 62,5% 0,02 0,577
5
Total 15 75% 5 25%
Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan duduk dengan santai, dan kaki diletakkan rata
bahwa 12 responden yang menggunakan kursi dan nyaman di atas lantai. Kursi yang terlalu
dengan tinggi tempat duduk tidak ergonomi tinggi akan menekan tubuh untuk menghalangi
semuanya merasakan ada keluhan nyeri pergerakan kaki. Kondisi ini sangat melelahkan
punggung bawah (100% mengalami keluhan pekerja karena melemahnya stabilitas tubuh
nyeri punggung bawah), sedangkan 8 responden (ILO, 2000:165).
yang menggunakan kursi dengan tinggi tempat Jika suatu landasan tempat duduk terlalu
duduk tidak ergonomi 3 orang (37,5%) tinggi letaknya, maka bagian paha akan tertekan
merasakan ada keluhan nyeri punggung bawah sehingga peredaran darah menjadi terhambat.
dan 5 orang (62,5%) tidak mengalami keluhan Namun jika letak tempat duduk terlalu rendah
nyeri punggung bawah. menyebabkan kaki lebih cenderung terjulur ke
Hasil crosstab tinggi tempat duduk depan, menjauhkan tubuh dari keadaan stabil.
dengan keluhan nyeri punggung bawah Bahkan dapat menyebabkan pergerakan tubuh
menunjukkan bahwa ada hubungan antara ke depan akan menjauhkan punggung dari
tinggi tempat duduk dengan keluhan nyeri posisi normal (Dewi Kurniawati, 2013:44).
punggung bawah, karena hasil ρ value hitung Berdasarkan data yang diperoleh dalam
0,02 < 0,05 dan mempunyai coefficient penelitian hubungan antara panjang alas duduk
continguency sebesar 0,577 berarti dapat dengan keluhan nyeri punggung bawah, maka
diinterpretasikan bahwa tingkat hubungannya hasilnya dapat dilihat pada tabulasi silang Tabel
sedang. 6.
Tinggi tempat duduk yang sesuai
antropometri menyebabkan pekerja dapat

Tabel 6. Tabulasi Silang antara Panjang Alas Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Ukuran Panjang Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Alas Duduk Ada Keluhan Tidak Ada Keluhan α ρ cc
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Tidak Ergonomi 12 92,3% 1 7,7%
Ergonomi 3 42,9% 4 57,1% 0,05 0,015 0,478
Total 15 75% 5 25%

Berdasarkan tabel 6 dihasilkan nilai yang menggunakan kursi dengan ukuran


bahwa 13 responden yang menggunakan kursi panjang alas duduk ergonomi sebanyak 3 orang
dengan ukuran panjang alas duduk tidak (42,9%) mengalami keluhan nyeri punggung
ergonomi terdapat 12 orang (92,3%) mengalami bawah.
keluhan nyeri punggung bawah dan 7 responden

64
Sri Astutik / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)

Sedangkan 13 responden yang memberikan relaksasi otot yang sedang agar


menggunakan kursi dengan ukuran panjang alas tidak mengalami banyak tekanan pada
duduk tidak ergonomi terdapat 1 orang (7,7%) punggung bawah (Dewi Kurniawati, 2013:45).
tidak mengalami keluhan nyeri punggung Berdasarkan hasil crosstab panjang alas
bawah, dan 7 responden yang menggunakan duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah
kursi ukuran panjang alas duduknya ergonomi menunjukkan bahwa ada hubungan antara
terdapat 4 orang (57,1%) tidak mengalami panjang alas duduk dengan keluhan nyeri
keluhan nyeri punggung bawah. punggung bawah, karena hasil ρ value hitung
Panjang alas duduk harus lebih pendek 0,015 < 0,05 dan mempunyai coefficient
dari jarak lekuk lutut sampai garis punggung, continguency sebesar 0,478 berarti dapat
karena dapat memberikan kemudahan bagi diinterpretasikan bahwa tingkat hubungannya
pekerja untuk melaksanakan pemilihan gerakan sedang.
dan posisi untuk mengurangi rasa Berdasarkan data yang diperoleh dari
ketidaknyamanannya. Tempat duduk harus penelitian hubungan antara lebar alas duduk
dirancang dengan baik agar berat badan yang dengan keluhan nyeri punggung bawah, maka
disangga oleh tulang duduk tersebar pada hasil penelitian dapat dilihat pada tabulasi
daerah yang cukup luas, sehingga pekerja silang Tabel 7.
mendapatkan kedudukan yang mantap dan

Tabel 7. Tabulasi Silang antara Lebar Alas Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Ukuran Lebar Alas Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Duduk Ada Keluhan Tidak Ada Keluhan α ρ cc
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Tidak Ergonomi 5 62,5% 3 37,5%
Ergonomi 10 83,3% 2 16,7% 0,05 0,292 0,229
Total 15 75% 5 75%

Berdasarkan tabel 7 dihasilkan bahwa 8 punggung bawah, karena hasil ρ value hitung
reponden yang menggunakan kursi dengan 0,292 < 0,05.
ukuran lebar alas duduk tidak ergonomi Lebar alas duduk yang terlalu sempit
terdapat 5 orang (62,5%) yang mengalami dapat membuat duduk tidak nyaman. Sehingga
keluhan nyeri punggung bawah. Sedangkan 12 menyebabkan kerusakan jaringan lunak di
responden dengan ukuran lebar alas duduk daerah sekitar pelvis. Apabila hal ini tidak
ergonomi terdapat 10 orang (83,3%) mengalami segera mendapatkan perhatian secara serius
keluhan nyeri punggung bawah. akan menyebabkan timbulnya sakit pada daerah
Sedangkan 8 reponden dengan kursi pelvis dan tulang belakang secara permanen
ukuran lebar alas duduk tidak ergonomi (Niniek Anggraini dan Dyan Agustin, 2005:4).
terdapat 3 orang (37,5%) mengalami keluhan Penelitian sebelumnya yang dilakukan
nyeri punggung bawah dan 12 orang dengan oleh Khaizun (2013:70) diketahui bahwa ada
kursi ukuran lebar alas duduk ergonomi hubungan antara desain kursi dengan keluhan
terdapat 2 orang (16,7%) tidak mengalami nyeri subjektif pada punggung pekerja tenun sarung
punggung bawah. Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) desa
Berdasarkan hasil crosstab lebar alas Wanarejan Utara Pemalang. Dengan nilai OR
duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah 6,50 maka diketahui bahwa risiko pekerja tenun
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan sarung ATBM yang menggunakan desain kursi
antara lebar alas duduk dengan keluhan nyeri kerja yang tidak ergonomi 6 kali lebih besar

65
Sri Astutik / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)

dibandingkan dengan pekerja tenun sarung Pada saat bekerja punggung selalu
ATBM yang menggunakan desain kursi yang bergerak mendekati atau menjauhi alat.
ergonomi. Responden dapat membungkuk >20o untuk
Berdasarkan penelitian mengenai desain dapat beradaptasi dan menjangkau alat
kursi kerja, didapatkan hasil bahwa semua kursi kerjanya, dalam hal ini adalah mesin tenun
yang digunakan pekerja tidak memiliki yang digunakan. Sudut yang dibentuk oleh
sandaran punggung dan sandaran lengan. Kursi sumbu badan lebih dari 20o dapat menyebabkan
yang digunakan terbuat dari kayu, terdapat dua nyeri punggung bawah.
bentuk kursi, yang pertama berbentuk kotak bisa Sikap dengan posisi membungkuk dan
dipindahkan, dan yang kedua berbentuk menunduk terlalu lama dalam jangka waktu
melebar yang menjadi satu dengan alat yang lama dapat menyebabkan otot-otot
tenunnya. menjadi spasme dan akan merusak jaringan
Perencanaan kursi kerja harus lunak. Posisi tubuh yang salah selama duduk
disesuaiakan dengan jenis pekerjaan, postur membuat tekanan abnormal dari jaringan
yang diakibatkan, gaya yang dibutuhkan, arah sehingga menyebabkan rasa sakit. Tekanan
visual, dan kebutuhan akan perlunya merubah diskus lebih besar pada posisi duduk tegak
posisi (Eko Nurmianto, 1996:119). Tempat (140%) dari pada posisi berdiri (100%) dan
duduk harus dirancang dengan baik agar berat menjadi lebih besar lagi pada posisi duduk
badan yang disangga oleh tulang duduk tersebar dengan badan membungkuk ke depan (190%).
pada daerah yang cukup luas. Alas yang tepat Keadaan ini karena perubahan mekanisme
pada landasan tempat duduk dapat memenuhi pelvis dan sacrum (tulang segitiga besar yang
kebutuhan tersebut dan juga harus diupayakan membentuk bagian bawah tulang punggung)
duduk dapat mengubah posisinya atau postur selama perpindahan dari berdiri ke duduk, yaitu
tubuhnya untuk mengurangi rasa tepi atas pelvis berotasi ke belakang, sacrum
ketidaknyamanannya (Dewi Kurniawati, berputar menjadi tegap, kolumna vertebralis
2013:45). berubah lordosis ke posisi lurus atau kifosis.
Desain kursi yang tidak tepat akan Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan
mempengaruhi penampilan kerja seseorang dan pada diskus. Penekanan menyebabkan sirkulasi
dapat menyebabkan sakit punggung dan darah terganggu yang berakibat pasokan oksigen
masalah tulang belakang. Desain kursi yang berkurang, sehingga terjadi penimbunan asam
tepat ditandai dengan perasaan nyaman apabila laktat. Penimbunan asam laktat menyebabkan
individu duduk di kursi itu dalam jangka waktu jaringan melemah. Dalam kerja duduk, sikap
yang lama (Dhevy Puswiartika, 2008:49). tubuh selama bekerja berhubungan dengan
tempat duduk (Dhevy Puswiartika, 2008:50).

66
Sri Astutik / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)

Proses terjadinya keluhan nyeri punggung secara ringkas pada Gambar 1.

Jenis pekerjaan menenun

Pekerjaan dengan posisi duduk

Kursi tidak ergonomi

Tidak ada kesesuaian antara kursi


kerja dengan antropometri
tenagakerja

Kerja dengan posisi tidak alamiah atau


posisi duduk terlalu dipaksakan

Penekanan pada bagian tubuh


tertentu (punggung bawah)

Sirkulasi darah terganggu

Pasokan oksigen berkurang

Penimbunan asam laktat

Melemahnya jaringan

Terjadinya keluhan nyeri


punggung bawah

Gambar 1: Proses Terjadinya keluhan Nyeri Punggung Bawah


Sumber: (Dhevy Puswiartika, 2008:50)

67
Sri Astutik / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)

SIMPULAN Dhevy Puswiartika, 2008, Peran Ergonomi dalam


Meningkatkan Produktivitas Kerja, Ragam
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Jurnal Pengembangan Humaniora, Vol.8,
No.1,hal 47-52
hubungan antara desain kursi kerja dengan
Eko Nurmianto, 1996, Ergonomi Konsep Dasar dan
keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja
Aplikasinya, Surabaya: Guna Widya
bagian penenunan di CV. Pirsa Art Pekalongan
Himawan Fathoni, dkk., 2009, Hubungan Sikap dan
diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Posisi Kerja dengan Low Back Pain pada
Responden yang menggunakan kursi dengan Perawat di RSUD Purbalingga, Jurnal
ukuran tinggi tempat duduk tidak ergonomi Keperawatan Soedirman (The Soedirman
seanyak 12 responden (60%), panjang alas Journal of Nursing), Volume 4, No.3, hal 131-
duduk tidak ergonomi sebanyak 13 responden 139.
(65%), dan lebar alas duduk ergonomi sebanyak ILO, 2000, Pedoman Praktis Ergonomik, Jakarta.
12 responden (60%). (2) Ada hubungan antara Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003, Dimensi
Manusia dan Ruang Interior, Jakarta: Erlangga
tinggi tempat duduk dengan keluhan nyeri
Khaizun, 2013, Faktor Penyebab Keluhan Subyektif
punggung bawah dengan ρ value hitung 0,02 <
pada Punggung Pekerja Tenun Sarung ATBM di
0,05 dan coefficient continguency sebesar 0,577.
Desa Wanarejan Utara Pemalang, Skripsi,
(3) Ada hubungan antara panjang alas duduk Universitas Negeri Semarang.
dengan keluhan nyeri punggung bawah dengan Komang Nelly Sundari, 2009, Sikap Kerja yang
ρ value hitung 0,015 < 0,05 dan coefficient Menimbulkan Keluhan Muskuloskeletal dan
continguency sebesar 0,478. (4) Tidak ada Meningkatkan Beban Kerja pada Tukang
hubungan antara lebar alas duduk dengan Bentuk Keramik Kerja Pada Tukang Bentuk
keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja Keramik, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol.
bagian penenunan di CV. Pirsa Art Pekalongan 10, No. 1, hal 42-47.
Niniek Anggraini dan Dyan Agustin, 2005, Desain
dengan hasil ρ value hitung 0,292 < 0,05.
Kursi Kerja Berkaitan dengan Unsur Kesehatan
Tubuh dan Peningkatan Kualitas Kerja, Jurnal
DAFTAR PUSTAKA
Rekayasa Perencanaan, Vol. 1, No. 2, hal 1-7.
Ridwan Harrianto, 2009, Buku Ajar Kesehatan Kerja,
A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003, Bunga Rampai Jakarta: EGC
Hiperkes & Keselamatan Kerja, Semarang: Soekidjo Notoatmodjo, 2010, Metodologi Penelitian
Undip Semarang Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
Annisa Mutiah, dkk., 2013, Analisis Tingkat Risiko Suma’mur P.K., 2009, Hiegiene Perusahaan dan
Muskuloskeletal Disorders (MSDs) dengan The Kesehatan Kerja, Jakarta: Sagung Seto
Brief Survey dan Karakteristik Individu Tarwaka, 2011, Ergonomi Industri Dasar-Dasar
Terhadap Keluhan MSDs Pembuat Wajan di Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat
Desa Cepogo Boyolali, (Online), Vol. 2, No. 2, Kerja, Surakarta: HARAPAN PRESS
hal 1-15,
(http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jk
m), diakses 26 Januari 2014.
Dewi Kurniawati, 2013, Taktis Memahami
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang
Teknologi Informasi,, Surakarta: Aksarra
Sinergi Media

68

Anda mungkin juga menyukai