PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini adalah zaman serba teknologi. Teknologi mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Hampir seluruh waktu kita selalu berdampingan dengan teknologi, misalnya alat-alat
elektronik. Mulai dari kita bangun tidur kita sudah menggunakan alat elektronik, contohnya kita
menggunakan smartphone sebagai alarm. Memang perkembangan teknologi sangat membantu
pekerjaan kita, khususnya perkembangan alat-alat elektronik. Hampir semua kegiatan kita
bersinggungan dengan alat elektronik, mulai dari smartphone, kompor listrik, komputer, jam digital
dan masih banyak lagi. Alat-alat tersebut dioperasikan dengan tenaga atau energi listrik. Seiring
berkembangnya teknologi tentu akan semakin banyak alat-alat di sekitar kita yang menggunakan
listrik.
Terkadang tanpa sadar kita mengalami gejala-gejala kelistrikan di sekitar kita, contohnya
rambut-rambut tangan yang berdiri ketika didekatkan pada layar televisi yang baru dimatikan atau
melihat fenomena terjadinya petir. Hal itu merupakan peristiwa yang disebabkan karena adanya
listrik. Umumnya kita hanya mengetahui hal tersebut ada kaitannya dengan listrik, tapi kita tidak
mengetahui mengapa hal itu bisa terjadi dan bagaimana proses peristiwa itu terjadi. Agar kita
mengetahui bagaimmana prosesnya, tentu hal tersebut haru kita cari tahu dan kita pelajari.
Oleh karena itu,agar kita dapat mengetahui hal tersebut dan dapat menggunakan alat-alat yang
berkaitan dengan listrik dengan baik dan aman kita perlu mempelajari dan memahami lebih dalam
tentang kelistrikan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa itu muatan listrik?
2. Apa saja sifat dari muatan listrik?
3. Apa saja jenis muatan listrik?
4. Apa yang dimaksude dengan listrik statis?
5. Apa saja contoh peristiwa yang berkaitan dengan listrik statis?
6. Apa itu listrik dinamis?
7. Seperti apa contoh dari listrik dinamis?
8. Apa perbedaan antara listrik statis dan dinamis?
9. Apa itu Hukum Coulomb dan bagaimana bunyi Hukum Coulomb?
10. Apa yang dimaksud gaya Coulomb dan apa saja rumus hitungnya?
11. Apa itu arus listrik?
12. Ada berapa jenis arus listrik berdasarkan alirannya?
13. Apa yang dimaksud dengan tegangan listrik?
14. Apa itu hambatan atau tahanan listrik? Dan apa saja yang mempengaruhi besar hambatan
listrik?
15. Bagaimana hubungan antara arus, hambatan, dan tegangan listrik?
C. TUJUAN
Tujuan mempelajari tentang kelistrikan adalah sebagai berikut.
1. Untuk memahami apa itu muatan listrik.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat dari muatan listrik.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis muatan listrik.
4. Untuk memahami apa itu listrik statis.
5. Untuk mengetahui contoh peristiwa yang berhubungan dengan listrik statis.
6. Untuk memahami pengertian listrik dinamis.
7. Untuk mengetahui apa saja perbedaan antara listrik statis dan dinamis.
8. Untuk mengetahui tentang hukum Coulomb dan gaya Coulomb.
9. Untuk memahami apa itu arus, hambatan, dan tegangan listrik.
10. Untuk mengetahu hubungan antara arus, hambatan, dan tegangan listrik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MUATAN LISTRIK
1. Pengertian Muatan Listrik
Dalam bab kelistrikan ini kita awali dengan mempelajari apa itu muatan listrik? Muatan listrik
adalah sifat atau muatan dasar yang dibawa partikel dasar sehingga menyebabkan partikel dasar
tersebut mengalami gaya tarik menarik dan tolak menolak. Muatan listrik dapat muncul karena
adanya perpindahan elektron dari satu benda ke benda yang lain akibat adanya gesekan.
Kita dapat memperlihatkan bahwa ada dua macam muatan dengan menggosok sebuah gelas
dengan sutera dan menggantungkannya dari sebuah benang panjang seperti di dalam gambar 26-1.
Jika batang kedua digosok dari batang pertama, maka batang-batang tersebut akan saling tolak
menolak. Sebaliknya, sebuah batang (tongkat) plastik yang digosok dengan bulu akan menarik batang
gelas tersebut. Dua batang plastik yang digosok dengan bulu akan saling tolak menolak. Kita
menerangkan kenyataan-kenyataan ini dengan mengatakan bahwa penggosokan sebuah batang
(tongkat) memberikan sebuah muatan listrik kepada tongkat tersebut dan bahwa muatan-muatan pada
kedua tongkat tersebut mengerahkan gaya-gaya pada satu sama lain, Jelaslah bahwa muatan-muatan
pada gelas dan pada plastik haruslah berbeda jenisnya.
Benjamin Franklin (1706-1790), yang diantara hasil-hasil lain yang dicapainya, menamakan
jenis listrik yang muncul pada gelas positip dan jenis yang muncul pada plastik (lakeri penyegel atau
lak pada zaman Franklin) negatip, nama-nama ini masih digunakan sampai sekarang. Kita dapat
menyimpulkan eksperimen-eksperimen ini dengan mengatakan bahwa muatan sejenis tolak menolak
dan muatan tak sejenis tarik menarik.
Muatan listrik suatu benda ditentukan oleh jumlah proton dan elektron yang dikandung benda
tersebut.
Jika suatu benda kelebihan elektron = kekurangan proton, maka benda tersebut bermuatan
negatif
Jika suatu benda kekurangan elektron = kelebihan proton, maka benda terbut bermuatan
positif
Jika jumlah elektron = jumah proton maka benda tersebut tidak bermuatan (muatan
netral)
Saat menyisir rambut kita, terkadang rambut kita akan terbawa berdiri sendiri seiring degan
gerakan sisir. Hal seperti ini dapat terjadi karena adanya interaksi muatan antara sisir dengan rambut
kita.
Kain sutera yang digosokkan pada batang kaca, mereka akan bereaksi saling tarik menarik.
Halitu terjadi karena terjadi loncatan elektron dari batang kaca ke kain sutera sehingga mengakibatkan
batang kaca bermuatan positif sedangkan kain sutera bermuatan negatif.
Berdirinya rambut atau bulu tangan ketika tangan kita dekatkan ke layar televisi yang baru
dimatikan.
2) Mesin Fotokopi
Mesin fotokopi memiliki bagian utama berupa pelat foto konduktif. Pelat ini tidak mampu
menghantakan listrik ketika berada pada ruangan yang gelap. Pelat konduktif ini baru akan
menghantarkan listrik jika dikenai cahaya. Mula-mula pelat foto konduktif diinduksi dengan
menggerakkan kawat bermuatan listrik negatif di sepanjang permukaannya. Dengan begitu, di
permukaan pelat foto itu akan terbentuk muatan induksi yang bermuatan positif. Ketika kertas yang
akan difotokopi disinari, pantulan cahaya mengenai pelat foto konduktif yang telah mengandung
muatan induksi. Akibatnya, terbentuk muatan listrik persis persis seperti pada kertas yang akan
difotokopi. Kemuadian tinta yang bermuatan negatif disemprotkan pada pelat. Selanjutnya, tinta itu
dipindahkan ke kertas lain untuk membuat fotokopinya. Kertas ini dipanaskan agar tinta mnenempel
kuat.
3) Generator Van de Graaff
4) Elektroskop
5) Penagkal petir
2. Listrik Dinamis
Listrik dinamis adalah listrik yang berubah-ubah atau bisa bergerak dan sering disebut dengan
arus listrik. Arus listrik ini berasal dari aliran elektron yang mengalir terus-menerus dari kutub negatif
menuju kutub positif, dari potensial tinggi menuju potensial rendah dari sumber beda potensial
(tegangan). Benda yang bermuatan listrik positif lebih banyak mempunyai potensial yang lebih tinggi,
sedangkan benda dengan muatan negatif lebih banyak mempunyai potensial lebih rendah. Nah, dua
tempat yang memiliki beda potensial bisa menyebabkan munculnya arus listrik. Dengan catatan
keduanya dihubungkan dengan suatu penghantar. Beda potensial bisa dinyatakan sebagai tegangan.
Ada dua jenis arus listrik, yakni arus bolak-balik (AC) dan arus searah (DC), yang pada umumnya
arus listrik melalui kawat penghantar setiap satuan waktu, untuk jumlah arus listrik yang mengalir
dalam waktu tertentu disebut dengan kuat arus listrik (I).
C. HUKUM COULOMB
Besarnya gaya listrik yang terjadi pada benda bermuatan telah diselidiki oleh Charles
Augustin de Coulomb (1736-1806) pada tahun 1784 melalui percobaan yang menggunakan neraca
puntir. Neraca Puntir (timbangan puntir) berfungsi untuk menimbang benda-benda yang sangat
ringan. Neraca puntir membawa Coulomb ke penemuannya yang sangat penting.
Dengan menggerakan dua bulatan bermuatan listrik di dekat neraca puntir, ia menunjukkan
bahwa kekuatan antara kedua benda itu berbeda-beda jika kedua benda itu saling saling menjauh. Dia
mencoba mengukur gaya tarik atau gaya tolak listrik antara dua muatan tersebut. Ternyata hasil dari
percobannya, diperoleh hasil sebagai berikut.
Pada jarak yang tetap, besarnya gaya berbanding lurus dengan hasil kali muatan dari masing-
masing muatan.
Besarnya gaya tersebut berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan.
Gaya antara dua titik muatan bekerja dalam arah sepanjang garis penghubung yang lurus.
Gaya tarik-menarik bila kedua muatan tidak sejenis dan tolak-menolak bila kedua muatan
sejenis.
Dua muatan listrik sejenis atau tidak sejenis akan menimbulkan gaya listrik antara keduanya.
Besarnya gaya listrik yang terjadi antara dua benda yang bermuatan dengan jarak benda disebut
dengan Hukum Coulomb.
“Gaya listrik (tarik-menarik atau tolak-menolak) antara dua muatan listrik sebanding dengan
besar muatan listrik masing-masing dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak pisah
antara kedua muatan listrik.”
1. Gaya Coulomb
Gaya Coulomb berlaku pada partikel-partikel bermuatan listrik. Besarnya gaya listrik yang
bekerja antara dua partikel bermuatan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
F = k Q1 Q2 / r2
Dengan:
k = konstanta = 9 x 109 Nm2/C2
k = 1 / 4πɛ0
ɛ0 = permitivitas ruang hampa = 8,85 x 10-12 C2N-1m-2
Gaya Coulomb termasuk besaran vektor. Apabila ada sebuah benda bermuatan dipengaruhi
oleh benda bermuatan listrik lebih dari satu, maka besarnya gaya Coulomb yang bekerja pada benda
itu sama dengan jumlah vektor dari masing-masing gaya Coulomb yang ditimbulkan oleh masing-
masing benda bermuatan tersebut. Misalnya untuk tiga buah muatan listrik.
Besarnya gaya Coulomb yang dialami q3 pada F = F1 + F2
F = k q1 q3 / r12 + k q2 q3 / r22
Dimana :
F1 = gaya Coulomb pada q3 akibat yang ditimbulkan oleh q1
F2 = gaya Coulomb pada q3 akibat yang ditimbulkan oleh q2
F = gaya Coulomb pada q3 akibat muatan q1 dan q2
Gaya Coulomb pada muatan q3 adalah F = F1 + F2
Karena letak ketiga muatan tidak dalam satu garis lurus, maka besarnya nilai F dihitung
dengan:
Ruang di sekitar benda bermuatan listrik yang masih dipengaruhi gaya listrik disebut medan
listrik. Besar kuat medan listrik dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
E=F/Q
E = Kuat medan listrik (N/C)
F = Gaya Coulomb (N)
Q = Besar muatan (C)
Arah medan listrik dari suatu benda bermuatan listrik dapat digambarkan menggunakan garis-
garis gaya listrik. Sebuah muatan positif memiliki garis gaya listrik dengan arah keluar dari muatan
tersebut. Adapun sebuah muatan negatif memiliki garis gaya listrik dengan arah masuk ke muatan
tersebut.
3. Potensial Listrik
Untuk memindahkan elektron diperlukan usaha. Besarnya usaha yang digunakan untuk
memindahkan muatan per satuan muatan listrik disebut potensial listrik. Secara sistematis rumusnya
sebagai berikut.
V=W/Q
V = Potensial listrik (Volt)
W = Usaha atau Energi (Joule)
Q = Besar muatan (C)
Potensial listrik antara dua titik sebesar 1 Volt didefinisikan sebagai usaha sebesar 1
Joule untuk memindahkan muatan 1 Coulomb antara dua titik tersebut.
Berdasarkan arah alirannya, arus listrik dibedakan menjadi dua jenis yaitu arus searah dan
arus bolak-balik. Arus searah sering disebut dengan DC yang merupakan singkatan dari Direct
Current. Sedangkan arus bolak-balik sering disebut dengan AC singkatan dari Alternating Current.
Arus Searah (DC)
Arus searah mengalir secara searah dari titik yang memiliki potensial tinggi ke titik yang
memiliki potensial lebih rendah. Meskipun sebenarnya yang mengalir adalah elektron (muatan
negatif) namun disepakati bahwa yang mengalir adalah arus positif, dari kutub positif ke kutub
negatif. Jika dilihat bentuk gelombangnya dengan oscilloscope, arus searah terlihat sebagai garis
lurus.
Sedangkan arus bolak-balik memiliki aliran arus yang berubah-ubah arahnya. Perubahan arah
arus bolak-balik ini mengikuti garis waktu sehingga jika dilihat dengan oscilloscope, arus bolak-balik
membentuk sebuah gelombang dengan frekuensi tertentu. Bentuk gelombang arus bolak-balik ada
yang beraturan dan tidak beraturan. Contoh bentuk gelombang arus bolak-balik yang beraturan adalah
sinus, kotak dan gigi gergaji.
Untuk arus yang konstan, besar arus I dalam Ampere dapat diperoleh dengan persamaan:
I=Q/t
I = Arus listrik (A)
Q = Muatan listrik (C)
T = Waktu (s)
Untuk rumus hubungan antara kuat arus listrik, beda potensial, dan hambatan:
I=V/R
I = Arus listrik (A)
V = Beda potensial listrik (Volt)
R = Hambatan Listrik (Ω)
2. TAHANAN (HAMBATAN) LISTRIK
Resistansi (Resistance) atau lebih tepatnya disebut dengan Resistansi Listrik (Electrical
Resistance) adalah kemampuan suatu bahan benda untuk menghambat atau mencegah aliran arus
listrik. Seperti yang kita ketahui bahwa arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir
dalam suatu rangkaian listrik dalam tiap satuan waktu yang dikarenakan oleh adanya pergerakan
elektron-elektron pada konduktor. Maka Resistansi Listrik yang biasanya dalam bahasa Indonesia
disebut dengan Hambatan Listrik ini juga diartikan sebagai penghambat aliran elektron dalam
konduktor tersebut.
Pada dasarnya, setiap bahan penghantar atau konduktor memiliki sifat yang menghambat
arus listrik, besaran hambatan listrik pada suatu penghantar atau konduktor dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
Jenis bahan
Contohnya Tembaga memiliki nilai resistansi yang lebih rendah dibandingkan dengan baja.
Suhu
Nilai resistansi akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu pada penghantar.
Panjang penghantar
Semakin panjang suatu penghantar, semakin tinggi pula nilai resistansinya.
Luas penampang
Semakin kecil diameter suatu penghantar, semakin tinggi pula nilai resistansinya.
Komponen elektronik yang berfungsi sebagai penghambat arus listrik ini adalah Resistor.
Resistor dalam suatu rangkaian elektronika dapat berfungsi untuk menghambat atau mengurangi
aliran arus listrik dan sekaligus juga bertindak untuk menurunkan level tegangan listrik di dalam
rangkaian.
Hambatan listrik yang mempunyai satuan Ohm dapat dirumuskan sebagai berikut:
R = V/I
R = Hambatan (Ω)
V = Tegangan (Volt)
I = Kuat Arus Listrik (A)
R = ρ.L / A
Hambatan yang dimiliki oleh suatu bahan penghantar ternyata dapat mempengaruhi kuat arus
yang mengalir pada penghantar tersebut. Hambatan yang besar pada suatu bahan menyebabkan bahan
tersebut sukar mengalirkan arus listrik, sedangkan bahan yang hambatannya kecil akan lebih mudah
mengalirkan arus listrik. Berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik, bahan
dibedakan menjadi konduktor, isolator, semi konduktor, dan super konduktor.
a. Konduktor
Bahan konduktor adalah bahan yang mudah mengalirkan arus karena elektron-elektron di
setiap atomnya tidak terikat kuat oleh inti atom sehingga mudah bergerak atau berpindah. Dengan
kata lain, bahan konduktor adalah bahan yang memiliki hambatan kecil. Bahan yang termasuk
konduktor di antaranya adalah besi, baja, dan tembaga.
b. Isolator
Bahan isolator memiliki sifat yang berlawanan dengan bahan konduktor. Bahan yang
termasuk isolator sangat sulit, bahkan tidak bisa mengalirkan arus listrik. Pada bahan isolator,
elektron-elektron di setiap atom pada bahan isolator terikat kuat oleh inti atom sehingga sangat sukar
untuk bergerak dan berpindah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bahan isolator memiliki
hambatan yang sangat besar. Namun, pada kondisi tertentu bahan isolator dapat berubah menjadi
bahan konduktor. Kondisi tersebut adalah ketika bahan isolator mendapat tegangan yang sangat
tinggi. Tegangan tinggi ini akan melepaskan elektron dari ikatan dengan inti atom sehingga elektron
pada bahan isolator tersebut akan menjadi mudah bergerak dan berpindah. Bahan yang tergolong
isolator adalah kayu dan plastik.
b. Semi Konduktor
Bahan semi konduktor adalah bahan-bahan yang kadang bersifat isolator dan kadang bersifat
konduktor. Yang termasuk bahan ini adalah karbon, silikon, dan germanium.
c. Super Konduktor
Bahan super konduktor adalah bahan yang sangat kuat mengalirkan arus. Ilmuwan yang
pertama kali menemukan bahan ini adalah tokoh yang berasal dari Belkita yang bernama Kamerlingh
Onnes pada 1991. Bahan yang beliau temukan adalah raksa dan timah.
3. TEGANGAN LISTRIK
Misal sobat mandi di di bak mandi sama air terjun, kira-kira air yang mana yang
tegangan listrik lebih deras mengalir? Mana yang terasa lebih sakit? Pastilah mandi di air terjun.
Terjadinya aliran air terjun karena perbedaan ketinggian. Makin tinggi air terjunnya sobat tentu saja
makin deras aliran airnya dan makin sakit jika kita menyentuhnya. Ini sesuai dengan kaidah energi
potensial. Besarnya energi tergantung dari tinggi air terjunnya. Kalau tadi air terjun yang mengalir
berupa air (H20) sekarang apa jadinya kalau yang mengalir adalah elektron? Terjadilah arus listrik.
Sama halnya dengan aliran air yang tergantung pada beda ketinggian, aliran elektron juga akan
tergantung pada apa yang disebut. Beda Potensial atau Tegangan Listrik.
Dalam rangkaian listrik, jika semakin besar beda potensialnya maka akan semakin besar
aliran listriknya. Misal saja kita mempunyai lampu yang dinyalakan dengan aki 5 volt dan dengan aki
15 nyalanya akan berbeda. Jadi bisa didefinisikan bahwa tegangan listrik adalah beda potensial antara
dua titik yang dialiri oleh arus listrik. Satuan tegangan listrik sendiri adalah Volt. Satuan Volt sendiri
diambil dari seorang Imuwan yang menemukan batere volta bernama Alessandro Giuseppe Antonio
Anastasio Gerolamo Umberto Volta. Atas jasa beliaulah makan satuan tegangan listrik diberi nama
volt. Untuk mengukur tegangan listrik, kita bisa menggunakan voltmeter maupun multi meter.
Tegangan listrik terjadi apabila :
Sama seperti air terjun, semakin tinggi maka akan semaki sakit ketika menyentuh
airnya. Listrik pun juga demikian, akan sangat berbahaya jika tegangan listrik tinggi kita sentuh
langsung tanpa ada isolator. Jika menyentuh arus listrik dengan tegangan rendah mungkin hanya akan
mengalami shock (terkejut) seperti yang sering kita alami sehari-hari. Akan tetapi, menyentuh
tegangan listrik menengah hingga tinggi secara langsung bisa menyebabkan pingsan, terbakar, bahkan
bisa menyebabkan kematian.
Dalam rangkaian listrik, hubungan antara kuat arus, hambatan dan tegangan listrik diatur dengan
persamaan sebagai berikut.
V=I.R
Dimana:
SIMPULAN
Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Muatan listrik adalah
sifat atau muatan dasar yang dibawa partikel dasar sehingga menyebabkan partikel dasar tersebut
mengalami gaya tarik menarik dan tolak menolak. Muatan listrik suatu benda ditentukan dari jumlah
proton dan elektronnya. Jika benda kekurangan elektron, maka bermuatan positif. Jika benda
kelebihan elektron, maka bermuatan negatif. Dan jika benda memiliki jumlah proton dan elektron
yang sama, maka benda tersebut netral. Apabila ada dua muatan yang sejenis, maka akan saling tolak-
menolak. Sedangkan, jika muatannya tak sejenis, maka akan saling tarik-menarik.
Listrik statis mempelajari sifat kelistrikan suatu benda bermuatan listrik tanpa memperhatikan
gerakan atau aliran muatan listrik. Salah satu contoh peristiwa listrik statis adalah penggaris plastik
yang digosok-gosokkan pada rambut kering, lalu didekatkan pada sobekan kertas-kertas kecil maka
kertas tersebut akan tertarik oleh penggaris. Contoh pemanfaatan listrik statis yakni pada alat
penggumpal asap untuk mengurangi polusi, mesin fotokopi, Generator Van de Graaff, Elektroskop,
Penagkal petir dan lain-lain.
Listrik dinamis adalah listrik yang berubah-ubah atau bisa bergerak dan sering disebut dengan
arus listrik. Arus listrik ini berasal dari aliran elektron yang mengalir terus-menerus dari kutub negatif
menuju kutub positif, dari potensial tinggi menuju potensial rendah dari sumber beda potensial
(tegangan).
Hukum Coulomb berbunyi, “Gaya listrik (tarik-menarik atau tolak-menolak) antara dua
muatan listrik sebanding dengan besar muatan listrik masing-masing dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak pisah antara kedua muatan listrik.” Rumus Hukum Coulomb, yakni:
F = k Q1 Q2 / r2
Arus listrik atau dalam bahasa Inggris sering disebut electric current dapat didefinisikan
sebagai jumlah muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Arus memiliki satuan A (Ampere)
atau dalam rumus terkadang ditulis I. Arus listrik merupakan gerakan kelompok partikel bermuatan
listrik dalam arah tertentu. Arah arus listrik yang mengalir dalam suatu konduktor adalah dari
potensial tinggi ke potensial rendah (berlawanan arah dengan gerak elektron). Berdasarkan arah
alirannya, arus listrik terbagi menjadi dua, yakni arus listrik searah (DC) dan arus bolak-balik (AC).
Resistansi (Resistance) atau lebih tepatnya disebut dengan Resistansi Listrik (Electrical
Resistance) adalah kemampuan suatu bahan benda untuk menghambat atau mencegah aliran arus
listrik. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya hambatan listrik adalah suhu, jenis bahan, panjang
penghantar, dan luas penampang.
Tegangan listrik adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan unit muatan
listrik dari satu tempat ke tempat lainnya. Untuk mengukur tegangan listrik, kita bisa menggunakan
voltmeter maupun multi meter. Tegangan listrik terjadi apabila: antara pasangan elektron yang rapat
dan kurang rapat; antara tempat yang mempunyai kerapatan elektron yang tinggi dan rendah; dan
antara tempat yang kekurangan elektron dan yang kelebihan elektron.
Dalam rangkaian listrik, hubungan antara kuat arus, hambatan dan tegangan listrik diatur dengan
persamaan sebagai berikut.
V=I.R
DAFTAR PUSTAKA