Anda di halaman 1dari 16

TUGAS DAN WEWENANG PEMERITAH

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. Pengertian Pemerintah

Pengertian pemerintah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pemerintah


memiliki arti yaitu suatu sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan
sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pemerintah merupakan sebuah organisasi yang memiliki tugas dan fungsi untuk
mengelola sistem pemerintah dan menetapkan kebijakan untuk mecapai tujuan negara.

Negara Indonesia merupakan sebuah negara yang demokratis, dan berlandaskan pada
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Indonesia menjalankan pemerintahan republik presidensial
dan dengan sistem politik didasarkan pada Tria Politika yakni kekuasaan legeslatif, eksekutif,
dan yudikatif. Untuk kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh pemerintah dan dikepalai oleh
seorang presiden yang dipilih melalui pemilihan umum secara langsung oleh masyarakat. Dalam
penyelenggaraan pemerintah, presiden dibantu beberapa menteri yang tergabung dalam suatu
kabinet.

Dalam kaitannya dengan pemerintahan daerah, pemerintah Indonesia merupakan pemerintah


pusat. Kewenangan pemerintah pusat mencakup kewenangan dalam bidang politik luar negeri,
pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan lainnya
seperti: kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara
makro, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi strategis, konservasi dan
standardisasi nasional.
2. Prinsip-Prinsip Dasar Pemerintah
Pancasila merupakan pandangan hidup dan jiwa bangsa, kepribadian bangsa, tujuan dan
cita–cita hukum bangsa dan negara, serta cita–cita moral bangsa Indonesia. Pancasila sebagai
dasar negara mempunyai kedudukan yang pasti dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara
Indonesia.
Ada beberapa prinsip dasar sistem pemerintahan Indonesia yang terdapat dalam UUD
1945 adalah bahwa Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat), sistem
konstitusi, kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR, Presiden adalah penyelenggara
pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis, Presiden tidak bertanggungjawab kepada
DPR, menteri negara 15 ialah pembantu Presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab

kepada DPR, dan kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. Dalam menjalankan
tugasnya, Presiden dibantu oleh badan pelaksana Pemerintahan yang berdasarkan tugas dan
fungsi dibagi menjadi :

a. Departemen beserta aparat dibawahnya.


b. Lembaga pemerintahan bukan departemen.
c. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Sedangkan pembagian berdasarkan kewilayahannya dan tingkat pemerintahan adalah :

a. Pemerintah Pusat, tugas pokok pemerintahan RI adalah melindungi segenap bangsa


Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
b. Pemerintah Wilayah, (propinsi, daerah khusus ibukota/daerah istimewa, kabupaten,
kotamadya, kota administratif, kecamatan, desa/kelurahan). Wilayah dibentuk
berdasarkan asas dekonsentrasi. Wilayah–wilayah disusun secara vertikal dan merupakan
lingkungan kerja perangkat pemerintahan umum didaerah. Urusan pemerintahan umum
meliputi bidang ketentraman dan ketertiban, politik koordinasi pengawasan dan urusan
pemerintahan lainnya yang tidak termasuk urusan rumah tangga daerah.
c. Pemerintah Daerah (Pemda I dan Pemda II), daerah dibentuk berdasar asas desentralisasi
yang selanjutnya disebut daerah otonomi. Daerah otonomi bertujuan untuk
memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri agar dapat meningkatkan daya guna dan 16 hasil guna penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan
pembangunan. Pemerintahan daerah adalah kepala daerah dan DPRD. Demokrasi
Indonesia adalah pemerintahan rakyat yang berdasarkan nilai–nilai falsafah Pancasila
atau pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat berdasarkan sila–sila Pancasila. Ini berarti :
1. Sistem pemerintahan rakyat dijiwai dan dituntun oleh nilai–nilai pandangan hidup
bangsa Indonesia (Pancasila).
2. Demokrasi Indonesia adalah transformasi Pancasila menjadi suatu bentuk dan sistem
pemerintahan khas Pancasila.
3. Merupakan konsekuensi dari komitmen pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen di bidang pemerintahan atau politik.
4. Pelaksanaan demokrasi telah dapat dipahami dan dihayati sesuai dengan nilai–nilai
falsafah Pancasila.
5. Pelaksanaan demokrasi merupakan pengamalan Pancasila melalaui politik
pemerintahan.
BAB II
ISI
A. Tugas dan wewenang pemerinta daerah

Daya tarik terpenting dari Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah adalah ditetapkannya metode
pemilihan langsung untuk memilih kepala daerah. Pasal 24 ayat 5 Undang-undang Nomor 32
tahun 2004 menegaskan kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung oleh
rakyat di daerah yang bersangkutan. Kepala daerah terpilih, akan memikul tanggung jawab
kekuasaaan dengan melandaskan diri pada asas-asas penyelenggaraan negara.

Pasal 20 ayat 1 menegaskan Sembilan asas penyelenggara negara yang terdiri dari;

1. Asas kepastian hukum.


2. Asas tertib penyelenggara negara
3. Asas kepentingan umum.
4. Asas keterbukaan.
5. Asas proporsionalitas.
6. Asas profesionalitas.
7. Asas akuntablilitas.
8. Asas efesiensi.
9. Asas efektivitas..

Asas umum penyelenggara negara dalam ketentuan ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 28
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi, dan
Nepoteisme ditambah asas efesiensi dan asas efektivitas. Dengan demikian penciptaan asas good
governance atau penghapusan virus KKN di daerah menjadi target strategis yang sangat krusial
dalam pelaksanaan otonomi daerah.

Pasal 19 ayat 2 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menegaskan
bahwa penyelenggara pemerintah daerah adalah pemerintah daerah dan DPRD. Memilih kepala
daerah secara langsung merupakan satu dari delapan hak yang dipunyai daerah. Pasal 21 undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menegaskan adanya delapan hak
yang dipunyai daerah dalam menyelenggarakan otonomi yaitu;

1. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya.


2. Memilih pimpinan daerah.
3. Mengelola aparatur daerah.
4. Mengelolah kekayaan daerah.
5. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah.
6. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang
berada di daerah.
7. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah.
8. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Selain hak, daerah mempunyai kewajiban yang diatur dalam Pasal 2, terdapat lima belas
kewajiban yang dimilki oleh daerah yaitu:

1. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan , dan kerukunan nasional, serta


keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Meningkatkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3. Mengembangkan kehidupan demokrasi.
4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan.
5. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan.
6. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan.
7. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak.
8. Mengembangkan sistem jaminan sosial.
9. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah.
10. Mengembangkan sumber daya produktif di daerah.
11. Melestarikan lingkungan hidup.
12. Mengelolah administrasi kependudukan.
13. Melestarikan nilai sosial budaya.
14. Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan
kewenangannya.
15. Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan

Hak dan kewajiban daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 22
diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk
pendapatan, belanja, , dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan
daerah. Pengelolaan keuangan daerah tersebut dilakukan secara efesien, efektif, transparan,
akunrabel, tertib, adil, patut dan taat pada peraturan perundang-undangan.

Menurut Pasal 25 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 kepala daerah mempunyai tugas
dan kewenangan sebagai berikut:

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintah daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan


bersama DPRD.
2. Mengajukan rancangan Perda.
3. Menetapakan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD.
4. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas
dan ditetapkan bersama.
5. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah.
6. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Di masa lalu tugas seorang wakil kepala daerah hanya digariskan secara umum, yaitu
membantu tugas kepala daerah, atau menggantikan tugas kepala daerah apabila kepala daerah
berhalangan. Oleh karena itu muncul ironi bahwa seorang wakil kepala daerah hanya bertugas
sebagai ban serep.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 menggariskan tugas-tugas wakil kepala daerah


secara lebih spesifik. Pasal 26 ayat 1 menjelaskan rincian tugas seorang wakil kepala daerah,
yaitu:

1. Membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerinthan daerah.


2. Membantu kepala daerah dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan instansi vertical di
daerah, menindaklanjuti laporan dan/atau temuan hasil pengawasan, melaksanakan
pemberdayaan perempuan dan pemuda, serta mengupayakan pengembangan dan
pelestarian sosial budaya dan lingkungan hidup.
3. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintah kabupaten dan bagi wakil
kepala daerah propinsi.
4. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan,
kelurahan/dan atau desa bagi wakil kepala daerah kabupaten/kota.
5. Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam penyelenggaraan
kegiatan pemerintah daerah.
6. Melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan oleh kepala
daerah.
7. Melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah berhalangan.

Pasal 26 ayat 2 mengatur ketentuan mengenai pertanggungjawaban tugas seorang wakil


kepala daerah. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya seperti dirinci di atas, wakil kepala daerah
berttanggung jawab kepada kepala daerah. Prosedur seperti itu berarti bahwa tugas-tugas
seoarang wakil kepala daerah berada dalam satu kesatuan yang utuh dan sinergitas dengan
tugas-tugas kepala daerah, yang kelak dipertanggungjawabkan bersama kepada DPRD.

Jika kepala daerah meninggal dunia, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan
kewajiban selama enam bulan secara terus-menerus dalam masa jabatannya, maka wakil kepala
daerah akan menggantikan kepala daearh sampai habis masa jabatannya. Ketentuan ini diatur
dalam ayat 3 Pasal 26 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dan
Pasal 26, kepala daerah dan wakil kepala daerah mempunyai kewajiban sebagai berikut:

1. Memegang teguh dan mengamalkan pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar


Negara republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan
Negara kesatuan republik Indonesia.
2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
3. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat.
4. Melaksanakan kehidupan demokrasi.
5. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan.
6. Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.
7. Memajukan dan mengembangkan daya saing daerah.
8. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik.
9. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah.
10. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan semua perangkat
daerah.
11. Menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan pemerintahan daerah di hadapan rapat
paripurna DPRD.

Selain itu, kepala daerah mempunyai kewajiban juga untuk memberikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada pemerintah, dan memberikan laporan keterangan
pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan
pemerintah daerah kepada masyarakat.

Laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kepada pemerintah disampaikan kepada


presiden melaui Menteri Dalam Negeri untuk Gubernur, dan kepada Menteri Dalam Negeri
melalui Gubernur untuk Walikota satu kali dalam satu tahun.

Laporan tersebut digunakan pemerintah sebagai dasar melakukan evaluasi


penyelenggaraan pemerintah daerah dan sebagai bahan pembinaan lebih lanjut sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Ketentuan tentang laporan penyelenggaraan pemerintah daerah
ini tidak menutup adanya laporan lain baik atas kehendak kepala daerah atau atas permintaan
pemerintah.
B. Tugas dan wewenang pemerintah propinsi

Menurut PP ini, gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat mempunyai tugas:

a. Mengoordinasikan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di


daerah kabupaten/kota
b. Melakukan monitoring, evaluasi, dan supervisi terhadap penyelenggaraan pemerintah
daerah kabupaten/kota yang ada di wilayahnya
c. Memberdayakan dan memfasilitasi daerah kabupaten/kota di wilayahnya
d. Melakukan evaluasi terhadap rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana
pembangunan jangka panjang daerah, anggaran pendapatan dan belanja daerah,
perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja daerah, tata ruang daerah, pajak daerah, dan retribusi
daerah
e. Melakukan pengawasan terhadap peraturan daerah kabupaten/kota; dan f. Melaksanakan
tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, menurut PP ini, gubernur sebagai


wakil Pemerintah Pusat memiliki wewenang:

a. Membatalkan peraturan daerah kabupaten/kota


b. Memberikan penghargaan atau sanksi kepada bupati/wali kota terkait dengan
penyelenggaraan pemerintahan daerah
c. Menyelesaikan perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintah
antardaerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi
d. Memberikan persetujuan terhadap rancangan peraturan daerah kabupaten/kota
tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah kabupaten/kota; dan
melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Selain itu, menurut PP ini, gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat mempunyai tugas dan
wewenang di antaranya:
a. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Pusat atas usulan dana alokasi khusus pada
daerah kabupaten/kota di wilayahnya
b. Melantik bupati/wali kota
c. melantik kepala instansi vertikal dari kementerian dan lembaga pemerintah
nonkementerian yang ditugaskan di wilayah provinsi yang bersangkutan kecuali untuk
kepala instansi vertikal yang melaksanakan urusan pemerintahan absolut dan kepala
instansi vertikal yang dibentuk oleh kementerian yang nomenklaturnya secara tegas
disebutkan dalam UUD 1945.

Sekretaris Gubernur

Dalam PP ini juga disebutkan, gubernur dalam menjalankan tugas dan wewenang sebagai wakil
Pemerintah Pusat dibantu oleh perangkat gubernur, yang dilaksanakan oleh perangkat daerah
provinsi, dan dipimpin oleh sekretaris gubernur.

“Sekretaris daerah karena jabatannya ditetapkan sebagai sekretaris gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat,” bunyi Pasal 2 ayat (4) PP ini.

Pendanaan pelaksanaan tugas dan wewenang gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, menurut
PP ini, dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara dengan memperhatikan
kemampuan keuangan negara, dan merupakan bagian dari anggaran kementerian yang
menyelenggarakan urusan dalam negeri melalui mekanisme dekonsentrasi.

PP ini juga menegaskan, gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melaporkan tugas dan
wewenang kepada Presiden melalui menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam
negeri.

“Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri melakukan evaluasi


terhadap laporan gubernur sebagai wakil pemerintah pusat setiap tahun dengan melibatkan
kementerian dan lembaga pemerintah nonkementerian terkait,” bunyi Pasal 6 PP ini.

Ketentuan ini berlaku juga bagi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Daerah Khusus
Ibu Kota Jakarta, Provinsi Aceh, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat sepanjang tidak
diatur secara khusus dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
keisitimewaan dan kekhususan daerah tersebut.

C. tugas dan wewenang pemerintah pusat

Wewenang yang dimiliki oleh pemerintah pusat berkaitan dengan kebijakan-kebijakan


dalam skala nasional yang mengatur harkat dan kepentingan warga negara Indonesia. Wewenang
yang dimiliki oleh pemerintah pusat sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004 diantaranya:

1. Mengatur Jalannya Proses Politik Luar negeri.

Indonesia adalah negara yang turut serta dalam membangun hubungan internasional
dengan negara-negara luar negeri. Hubungan yang terjalin tidak hanya pada aspek ekonomi
maupun keamanan, tetapi juga dalam aspek politik. Seperti yang kita ketahui, Indonesia
menganut sistem politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dimana Indonesia turut serta
dalam menjaga perdamaian dunia namun tidak mencampuri urusan negara lain, sebagai berikut:

 Melalui sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, pelaksanaan politik luar negeri
dilakukan oleh pemerintah pusat. Segala kebijakan mengenai proses politik luar negeri
diatur oleh pemerintah pusat.
 Jika pemerintah daerah menginginkan suatu hubungan politik dengan negara lain, maka
pemerintah daerah tidak dapat memutuskan proses hubungan politik dengan sendirinya,
namun melalui perantara pemerintah pusat.

Hal ini diperlukan agar wewenang pemerintah daerah dan pemerintah pusat tidak
tumpang tindih dalam hal politik luar negeri. Walaupun politik luar negeri itu berkaitan dengan
pemerintah daerah, hanya pemerintah pusatlah yang berhak menentukan proses terjadinya
hubungan politik ini.

2. Mengatur Bidang Pertahanan Nasional.

Segala sesuatu yang berkaitan dengan pertahanan nasional adalah wewenang Pemerintah
Pusat. Pertahanan dengan skala nasional berkaitan dengan kedaulatan negara Indonesia itu
sendiri. Upaya pemerintah pusat untuk mengatur bidang pertahanan nasional merupakan salah
satu upaya menjaga keutuhan NKRI.

Pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mewujudkan pertahanan
nasional yang stabil dan mantap. Namun, pemerintah daerah tidak memiliki hak untuk mengatur
kebijakan berkaitan dengan pertahanan nasional. Pemerintah daerah hanya mempunyai peran
sebagai pelaksana di lapangan karena hanya pemerintaj daerah yang mengerti bagaimana
menjaga pertahanan daerahnya melalui keberadaan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut,
sebagai berikut:

 Dalam pengusulan kebijakan pertahanan nasional, pemerintah daerah berhak mengajukan


usulan terkait dengan usaha daerah untuk mewujudkan pertahanan nasional.
 Usulan yang diajukan oleh pemerintah daerah selanjutnya ditindak lanjuti oleh
pemerintah pusat untuk ditentukan bagaimana proses selanjutnya.
 Namun, dalam mengatur kebijakan yang berkaitan dengan pertahanan nasional,
pemerintah pusat tidak dapat menerapkan kebijakan semena-mena tanpa
mempertimbangkan apa yang menjadi kebutuhan daerah.

3. Mengatur Bidang Keamanan Nasional.

Keamanan negara merupakan sesuatu yang harus dijaga dan diatur oleh pemerintah, baik
itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam hal ini, pemerintah pusat lebih mengatur
keamanan yang berskala nasional yang meliputi keamanan nasional di area darat, laut, maupun
udara. Kebijakan pemerintah pusat yang berkaitan dengan keamanan nasional diperlukan untuk
menjaga keamanan nasional dari gangguan pihak dalam dan luar yang dapat menyebabkan suatu
konflik seperti konflik sosial dalam masyarakat, sebagai berikut:

 Dalam menerapkan kebijakannya, pemerintah pusat menggandeng pemerintah daerah


agar pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan keamanan nasional dapat berjalan
dengan baik.
 Pemerintah pusat tetap harus menggandeng pemerintah daerah karena keamanan daerah
merupakan cikal bakal terwujudnya keamanan nasional.
 Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah yang berkaitan dengan bidang
keamanan diawasi oleh pemerintah pusat agar pelaksanaan kebijakan tersebut tidak
melenceng dari kebijakan keamanan yang dibuat oleh pemerintah pusat.

4. Mengatur Jalannya Proses yang Berkaitan Dengan Kehakiman.

Indonesia adalah negara yang berlandaskan pada hukum dan mempunyai sistem peradilan
di Indonesia. Jalannya proses hukum yang berkaitan dengan kehakiman, diatur oleh pemerintah
pusat. Pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah pusat adalah mengatur sistem hukum baik itu
lembaga penegak hukum maupun menentukan siapa yang duduk di lembaga hukum tersebut.
Dalam pelaksanaan pengaturan proses hukum, pemerintah pusat melibatkan pemerintah daerah,
sebagai berikut:

 Pemerintah daerah digunakan oleh pemerintah pusat sebagai tempat dimana proses
kehakiman dan hukum berlangsung.
 Pemeritah pusat menunjuk lembaga peradilan di setiap daerah untuk mewakili
pemerintah pusat dalam menjalankan wewenangnya untuk mengatur proses kehakiman.
 Peranan lembaga peradilan yang berada di daerah-daerah menunjukkan bahwa
pemerintah pusat benar-benar melibatkan pemerintah daerah dalam menjalankan proses
hukum.

Ada kalanya proses hukum dapat diselesaikan melalui lembaga peradilan yang berada di
pemerintahan daerah dan tidak perlu sampai ke pemerintah pusat. Walaupun hal ini dapat terjadi,
pemerintah daerah tidak berhak untuk melakukan pengaturan apapun terhadap proses hukum
yang berkaitan dengan kehakiman.

5. Mengatur Kebijakan Moneter dan Fiskal Nasional.

Perlu kita ketahui, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal adalah dua hal yang berbeda.
Kebijakan moneter merupakan suatu proses pengaturan terhadap persedian uang yang dimiliki
oleh negara dalam rangka untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh negara tersebut.
Kebijakan ini pada dasarnya merupakan kebijakan yang mempunyai tujuan untuk menjaga
keseimbangan internal seperti pertumbuhan ekonomi yang mencakup stabilitas harga pasar dan
keseimbangan eksternal yang mempunyai tujuan untuk mencapai keseimbangan dalam neraca
pembayaran.

Sedangkan kebijakan fiskal sendiri merupakan suatu kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah pusat untuk mengarahkan kondisi ekonomi negara melalui proses pengeluaran dan
pendapatan khususnya pajak. Kebijakan fiskal mempunyai tujuan yang berbeda dengan
kebijakan moneter. Kebijakan fiskal lebih bertujuan untuk menstabilkan perekonomian di suatu
negara melalui pajak dan tingkat suku bunga, sebagai berikut:

 Kedua kebijakan tersebut merupakan wewewnang yang hanya berhak dilakukan oleh
pemerintah pusat.
 Kebijakan moneter dan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah pusat diperlukan guna
mengantisipasi dampak globalisasi khususnya di bidang ekonomi.
 Dalam melaksanakan kedua kebijakan tersebut, pemerintah pusat menggandeng
pemerintah daerah sebagai bentuk kerjasama.

Pemerintah daerah berperan sebagai pelaksana dari kebijakan moneter dan fiskal yang
telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Jika pada pelaksanaan kebijakan di tingkat daerah
menemui kendala, pemerintah daerah hanya dapat mengusulkan cara penyelesaian masalah yang
ditemui kepada pemeritnah pusat, bukan menentukan cara penyelesaiannya sendiri.

6. Mengatur Kebijakan yang Berkaitan Dengan Agama.

Segala sesuatu yang berkaitan dengan agama di atur oleh pemerintah pusat dan dilindungi
oleh undang-undang. Seperti yang kita ketahui, agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia
ada enam yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Semua warga negara
Indonesia mempunyai hak untuk memeluk agamanya sesuai dengan keyakinannya masing-
masing, sebagai berikut:

 Masing-masing pemeluk agama berhak untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan keyakinan yang dianutnya.
 Pemerintah pusat sebagai pengatur kebijakan yang berkaitan dengan agama tentunya
mempunyai strategi yang diterapkan sebagai cara merawat kemajemukan bangsa
Indonesia.
 Peran pemerintah daerah dalam kebijakan yang berkaitan dengan agama berkaitan
dengan hal-hal teknis seperti perizinan untuk mendirikan rumah ibadah. Selebihnya,
hanya pemerintah pusatlah yang mempunyai wewenang untuk mengatur.
BAB III

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai