PENDAHULUAN
handal dan aman, terutama dalam hal sistem instalasi kelistrikan gedung tersebut.
Perhitungan beban dan pengaman yang digunakan harus jelas dan handal karena
hal ini berkaitan erat dengan keselamatan manusia dan lingkungan di sekitar
aman, nyaman, dan kontinyu, maka diperlukan diperlukan instalasi listrik yang
yang berlaku.
Untuk menyikapi standar peraturan dan keamanan tersebut maka setiap gedung
harus memiliki Panel Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) yang perhitungan dan
mengamankan dan membagi beban yang terdapat pada sebuah gedung seperti
gedung.
1
Berhubungan Politeknik Negeri Padang sedang melakukan pembangunan gedung
baru dengan sistem instalasi kelistrikan yang belum selesai sampai saat ini, dari
latar belakang tersebutlah maka penulis mengangkat laporan Tugas Akhir dengan
bersangkutan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan umum dari “Studi Perancangan Panel Perlengkapan Hubung Bagi
bertingkat.
Adapun tujuan umum dari “Studi Perancangan Panel Perlengkapan Hubung Bagi
Negeri Padang.
2
2. Menentukan spesifikasi komponen-komponen yang digunakan dalam Panel
Pembatasan terhadap permasalahan yang akan dibahas dalam laporan Tugas Akhir
ini adalah :
3
3. Menentukan luas penampang busbar dan penghantar dalam Panel PHB
Agar tercapai sasaran atau target yang diinginkan maka langkah-langkah atau
yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi dalam penyusunan tugas akhir
ini.
yang dihadapi.
4
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
bertingkat.
(PHB)
BAB IV ANALISA
Berisikan tentang teknik dan tujuan pengambilan data serta hasil yang
diperoleh dari perancangan Panel PHB dan analisa dari data penelitian.
BAB V PENUTUP
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Panel perlengkapan hubung bagi adalah peralatan yang berfungsi menerima energi
penyaluran energi listrik tersebut melalui sirkit panel utama dan cabang ke PHB
cabang atau langsung melalui sirkit akhir ke beban yang ada pada bangunan .
Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) yaitu panel berbentuk lemari, yang dapat
dibedakan sebagai:
Sesuai dengan kegunaan dari panel listrik, maka dalam perancanaan harus di
sesuai dengan syarat dan ketentuan serta standar panel listrik yang ada. Untuk
pelayanan dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
6
Dalam penempatan ini sangat mempengaruhi proses kelangsungan penyaluran
energi listrik, karena apabila penempatan dari panel tersebut tidak diperhatikan
maka kontinunitas pelayanan panel tersebut tidak akan bertahan lama dan dapat
Panel distrbusi utama merupakan jenis panel distribusi utama yang berfungsi
untuk menerima dan membagi energi listrik dari sumber PLN dan energi maupun
genset ,yang akan di hubungkan dengan sub distribusi panel dan subsub distribusi
panel dalam proses penyaluran energi listrik kepada beban dan daerah
Panel distribution utama bekerja untuk membagi daya pada suatu instalasi listrik
berbeda untuk setiap kebutuhanya yaitu panel untuk penerangan dan panel untuk
memiliki fungsi untuk dapat mengatur energi listrik yang di terima dari sumber
ke sub distribusi panel dan sub sub distribusi panel sebelum terhubung kepada
komponen penyusun dan komponen proteksi untuk berjalannya proses kerja dari
7
panel dengan baik. Adapun komponen yang di gunakan pada main distribution
2.3.1 Panel
Panel daya adalah tempat untuk mengatur dan mendistribusikan energi listrik dari
listrik dari panel daya ke beban (konsumen) baik untuk instalasi tenaga maupun
untuk instalasi penerangan. Berikut contoh salah satu panel distribusi pada
gambar.1.
8
2.3.1.1 Jenis dan Tipe Panel
Menurut PUIL 2000 ; 6.3.2 – 6.4.3 jenis panel perlengkapan hubung bagi terdiri-
dari:
Panel Perlengkapan Hubung Bagi tertutup pasang dalam adalah panel yang
Panel Perlengkapan Hubung Bagi tertutup pasang luar adalah panel yang
dan dipasang diluar ruangan. Bahan yang digunakan harus tahan cuaca.
ditempatkan dekat saluran gas, saluran uap, saluran air atau saluran lainnya
yang tidak ada kaitannya dengan Panel Perlengkapan Hubung Bagi (PHB)
tersebut.
harus mempunyai saluran air sehingga dapat dicegah terjadinya genangan air.
9
2.3.1.2 Penempatan panel
Penempatan panel harus memenuhi syarat-syarat berikut ini sesuai dengan PUIL
5. Panel dipasang pada tempat yang sesuai, kering dan berventilasi cukup.
Jika pemasangan panel ternyata di letakan pada posisi dapur atau daerah yang
lembab atau basah maka Hal-hal berlaku bagi PHB di dekat tandon air atau
1) Daerah terlarang.
Suatu PHB tidak boleh dipasang di dalam ruang yang dibatasi oleh bidang
vertikal.
a. 0,15 m dari tepi peranti pemasak, tungku, pelat panas atau peranti masak
b. 0,15 m dari batas tandon air tempat cuci piring, tempat cuci tangan atau
c. 0,15 m dari keliling tandon air suatu kloset untuk buang air, atau tempat
atau
10
d. 0,5 m dari keliling tandon air dari tungku pemanas untuk mencuci, bak
2) Lokasi terbatas.
Suatu PHB dapat dipasang di luar ruang yang ditentukan dalam butir 1) akan
tetapi didalam batas 2,5 m dari tandon air atau tepi suatu dapur pemasak hanya
mempunyai suatu tingkat proteksi yang tinggi, tidak kurang dari IP23.
Persyaratan ini dianggap terpenuhi terhadap kebocoran air jika PHB dipasang
dalam lemari yang mempunyai pintu-pintu yang tertutup dengan rapat (kedap
air).
Saklar merupakan salah satu komponen penting pada sebuah rangkaian listrik,
dimana saklar akan meghubungkan dan memutuskan aliran energi listrik yang
Pada penggunaan saklar beban pada umumnya termasuk kedalam saklar tipe
rotari, dimana jumlah kutub dari kutup saklar di sesuaikan dengan jumlah phasa
dari setiap kabel penghantarnya. Saklar ini berfungsi untuk menghubungkan dan
atau memutuskan suplai energi listrik yang masuk ke rangkaian komponen panel.
Untuk panel yang besar pada umumnya menggunakan NFB sekaligus saklar
11
Gambar.2 Saklar Beban
(Sumber : http://suriptoinstalasi.wordpress.com/)
Volt selector adalah selector atau pengatur yang digunakan untuk memilih
tegangan listrik dimasing-masing jalur listrik / phasa yang ada pada rangkaian
tersebut. Adapun jalur-jalur yang bias digunakan pada volt selektro ada antara line
R dengan S
S dengan T
T dengan R
R dengan N
S dengan N
T dengan N
Saat volt selector di gunakan untuk mengatur tegangan pada jalur rangkaian maka
besarnya tegangan yang dihasilkan berdasarkan jalur tadi bisa dilihat di volt
meter.
12
Gambar.3 Volt Selector
(Sumber : http://cansenswitch.en.busytrade.com)
maka volt selector akan mengatur jalan dari penggunaan pengukuran tegangan
pada volt meter. Dengan demikian maka tidak di perlukan lagi adanya
penggunaan voltmeter pada setiap jalur phasa dari panel ditrisbusi tersebut.
Dalam merakit / mmebuat sebuah panel distribusi energi energi listrik salah satu
panel tersebut.
Untuk mencari nilai dari pemutus sirkit (perangkat proteksi) yang akan dipakai,
dapat ditentukan dengan mencari nilai arus nominal yang mengalir dan arus
hubung pendek. Untuk arus nominalnya dapat dicari dengan rumus sebagai
berikut :
13
a) Untuk arus satu phasa :
𝑃
𝐼= …………………………………………………...(1)
𝑉.𝐶𝑜𝑠∅
𝑃
𝐼= ………………………………………………...(2)
√3.𝑉.𝐶𝑜𝑠∅
Dimana :
P = Daya (Watt).
Adapun alat – alat proteksi yang digunakan pada main distribution panel ini
adalah :
MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk
penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi
sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis
14
Gambar.4 MCCB
(Sumber : Buku Teknik Pemanfaatan Energi Listrik Jilid I)
Keterangan :
1. Bahan (Material for Base and Cover) BMC untuk bodi dan tutup
2. Peredam busur api
3. Blok sambungan untuk pemasangan ST dan UVT (Under Voltage Trip)
4. Penggerak lepas-sambung
5. Kontak bergerak
6. Data kelistrikan dan pabrik pembuat
7. Unit magnetik trip
Circuit Breaker adalah suatu alat pengaman pemutus rangkaian kelistrikan yang
terhadap arus beban lebih atau arus hubungan singkat atau pengaman kedua-
beban sakelar. Miniatur Circuit Breaker (MCB) adalah salah satu macam Cirkuit
lebih.
15
Dimana ketika terjadinya beban lebih akibat hubung singkat maka bimetal pada
MCB tersebut akan panas dan secara lansung melengkung yang mengakibatkan
terjadi pemutusan penyaluran energi listrik . Miniatur Circuit Breaker (MCB) ini
banyak digunakan untuk mengamankan rangkaian listrik arus hubung singkat dan
beban lebih.
Penentuan ukuran pengaman adalah besarnya arus atau nominal yang akan
sebagai berikut :
tersebut. Berdasarkan nilai muatan itu, dihitung besar arus listrik ampere yang
𝑃
In = ………………….. (3)
𝑉.𝐶𝑜𝑠∅
16
2. Ukuran sekering atau pengaman, yaitu arus nominal dari sekering
(pengaman) harus lebih besar sedikit atau sama dengan arus beban.
Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB) adalah suatu alat listrik yang
dipergunakan sebagai pengaman bila terjadi arus bocor yang dapat memutuskan
sirkit termasuk penghantar netralnya secara otomatis dalam waktu tertentu, bila
arus sisa yang timbul karena terjadinyakegagalan isolasi melebihi nilai tertentu
Pengaman ini memiliki sebuah transformator arus dengan inti berbentuk gelang.
Inti ini melingkari semua hantaran suplai ke mesin atau sistem yang diamankan,
Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti transformator sama
dengan nol. Kalo ada arus bocor ke tanah, keadaan seimbang akan terganggu.
Karena itu dalam inti transformator akan timbul suatu medan magnetik yang
mencapai pada suatu harga tertentu maka relay pada ELCB akan bekerja
melepaskan kontak-kontaknya.
17
Gambar.6 ELCB
(Sumber :Teknik pemanfaatan tenaga listrik 1)
2.3.4 Penghantar
Untuk instalasi listrik, penyaluran arus listriknya dari panel ke beban maupun
penghantar yang sesuai ditentukan berdasarkan arus yang mengalir pada busbar
tersebut dan harus sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam PUIL 2000, yaitu
a) Arus listrik nominal untuk satu phasa yang mengalir dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
𝑃
𝐼𝑛 = 𝑉. …………………………………………. (5)
𝐶𝑜𝑠∅
b) Arus listrik nominal untuk tiga phasa yang mengalir dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
𝑃
𝐼𝑛 = …………………………………………. (6)
√3 𝑉. 𝐶𝑜𝑠∅
18
c) Maka besarnya kemampuan hantar arus adalah:
Setelah itu untuk menentukan luas penampang penghantar dan jenis penghantar
Untuk menentukan besar ukuran kabel netral, dapat menggunakan rumus dibawah
ini :
N=½P (8)
Dimana :
Adapun warna isolasi pada setiap penghantar (PUIL 2000 :240) adalah :
19
Cara penggunaan kode pengenal untuk salah satu jenis kabel yaitu :
Kabel NYA hanya memiliki satu penghantar berbentuk pejal, kabel ini pada
instalasi listrik harus menggunakan pelindung dari pipa union atau paralon / PVC
20
Gambar.7 Kabel NYA
(Sumber : Buku Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1)
Sedangkan kabel NYM adalah kabel yang memiliki beberapa penghantar dan
memiliki isolasi luar sebagai pelindung. Konstruksi dari kabel NYM terlihat pada
selongsong pipa.
21
2.3.4.3 Kabel NYY (low tension insulated and PVC sheatedpower cable)
Kabel tanah thermoplastik tanpa perisai seperti NYY, biasanya digunakan untuk
kabel tenaga pada industri. Kabel ini juga dapat ditanam dalam tanah, dengan
Perlindungannya bisa berupa pipa atau pasir dan diatasnya diberi batu. Pada
prinsipnya susunan NYY ini sama dengan susunan NYM. Hanya tebal isolasi dan
selubung luarnya serta jenis PVC yang digunakan berbeda. Warna selubung
industri di dalam gedung maupun di alam terbuka, di saluran kabel dan dalam
lemari hubung bagi, apabila diperkirakan tidak akan ada gangguan mekanis. NYY
22
2.3.4.4 Kabel NYFGbY
Kabel NYFGbY merupakan salah satu tipe penghantar yang umum di gunakan
pada dunia industry dengan konsumsi energi listrik yang cukup menengah dan
tinggi. Dimana kabel ini merupakan kabel tanah thermoplastik berperisai seperti
secara mekanis, kabel NYFGbY intinya terdiri dari penghantar tembaga, dengan
isolasi PVC, penggabungan dua atau lebih inti dilengkapi selubung atau
pelindung yang terdiri dari karet dan perisai kawat baja bulat. Perisai dan
pembungkus diikat dengan spiral pita baja, untuk menghindari korosi pada pita
Kabel NYFGbY ini digunakan untuk instalasi bawah tanah, di dalam ruangan di
dari semua gangguan mekanis dibutuhkan, atau untuk tekanan rentangan yang
23
2.3.4.5 BUSBAR
Busbar adalah salah satu komponen inti kedua setelah breaker. Busbar merupakan
komponen penghantar listrik yang dapat memadai arus dan tegangan listrik
kapasitas besar. Busbar yang sangat umum an memang sudah lazim dipakai untuk
perakitan panel terbuat dari tembaga. Karena tembaga memiliki tingkat korosi
yang sangat kecil atau bahkan 0% korosi akan tetapi ada yang lebih baik dari
tembaga yakni emas. Emas merupakan penghantar yang paling bagus karena
memiliki tingkat karat yang lebih rendah atau sama sekali tidak memiliki
tingkatan karat.
Sistem rel yang dipakai pada PHB induk disebut dengan “Sistem 4 rel”. Tiga rel
dan satu rel lagi diperuntukkan untuk hantaran PE atau PEN, yang diletakkan pada
bagian bawah di PHB. Sedangkan untuk rel phasanya dipasang pada bagian atas
secara mendatar.
24
Untuk mendapatkan ukuran busbar yang sesuai ditentukan berdasarkan arus yang
mengalir pada busbar tersebut dan harus sesuai dengan standart yang ditetapkan
dalam PUIL 2000, yaitu arus busbar harus 1,5 kali arus nominalnya.
rumus :
𝑃
𝐼= …………………………………(9)
√3.𝑉.𝐶𝑜𝑠∅
Untuk hantaran rel untuk pentanahan (PE atau PEN) secara listrik harus
oleh setiap arus hubung singkat yang mungkin timbul. Ukuran rel penghantar
untuk PE atau PEN berdasarkan pengalaman adalah 25% kali ukuran rel
penghantar phasanya.
Sebagai dasar untuk menentukan ukuran rel diantaranya adalah kondisi operasi
normal dan rating arusnya, kondisi hubung singkat (berupa panas yang
dibangkitkan diakibat oleh arus hubung singkat tersebut) dan besarnya ketegangan
dinamis. Dengan demikian data-data dari pabrik pembuat rel ini harus relevan
dengan standar desain panel yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan. Untuk
warna dan lambang pengenal penghantar dapat dilihat pada lampiran A.2.
25
2.3.4.6 Kawat BC
Kawat bc merupakan kawat yang terbuat dari bahan tembaga yang sering
digunakan untuk menyalurkan energi listrik dari rangkaian panel yang terhubung
untuk kawat BC maksimal adalah dari rentang 6 hingga 500 mm² dengan
Gambar.12 Kawat BC
(Sumber : http://www.indonetwork.co.id)
kelistrikan,dimana alat ukur akan bekerja untuk memberikan sinyal dan nilai dari
Adapun alat ukur yang digunakan pada panel ini adalah sebagai berikut :
26
2.3.5.1 Amperemeter
Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus. Bagian terpenting dari
Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet
arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar
2.3.5.2 Voltemeter
Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan listrik. Alat ini sering digunakan
oleh teknisi elektronik yang biasanya menjadi satu dalam multi tester atau
Avometer.
27
Gambar.14 Voltmeter
(Sumber : http://opiobjektid.tptlive.ee)
Prinsip Kerja Voltmeter hampir sama dengan Amperemeter karena desainnya juga
menggunakan prinsip hukum Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan
kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic. Gaya magnetik inilah yang
menggerakan jarum penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati oleh arus yang
melewati kumparan.
Fungsi dari multiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi pada
2.3.5.3 Kw meter
Kw meter adalah alat ukur yang di gunakan untuk mengetahui energi listrik yang
di konsumsi oleh beban rangkaian beban kelistrik. Tegangan yang di ijinkan 380
Volt.
Sistem wiring Kilo watt meter terdiri atas 3 phasa 4 wire dengan standart
Frekuensi sebesar 50 Hz. Cara pemasangan kilo watt meter yaitu sama seperti
28
pemasangan kwh meter 3 phasa dimana,kilo watt meter di hubungkan secara seri
parallel.
Gambar.15 Kw meter
(Sumber : http://www.sew.com.tw)
Kw pada prinsipnya adalah seperti meter Kwh, yaitu mengukur daya,akan tetapi
Kwh meter selain menampilkan jumlah pemakaian energi ,kwh juga akan
Cos phi meter merupakan alat alat ukur yang digunakan untuk mengetahui,
besarnya factor kerja (power factor) yang merupakan beda phasa antara tegangan
dan arus.dimana cos phi meter dapat di pasang secara seri parallel sama dengan
watt meter.
29
Cos phi meter umumnya digunakan pada :
Lampu tanda/indikator berfungsi untuk memberi tanda bagi operator bahwa panel
dalam keadaan kerja/bertegangan atau tidak. Warna merah sebagai tanda panel
dalam keadaan kerja, maka harus hati-hati. Sedangkan warna hijau bahwa panel
Lampu indikator ini juga berfungsi sebagai tanda tegangan kerja 3 phasa, dengan
2.3.7 Transformator
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
sebagai jantung dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu
30
transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal (kalau bisa terus
Mengingat kerja keras dari suatu transformator seperti itu maka cara pemeliharaan
juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena itu transformator harus dipelihara
dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar, baik dan tepat. Untuk itu
Transformator tegangan adalah alat pengubah besaran listrik (tegangan) dari suatu
merupakan salah satu dari beberapa jenis transformator yang ada, yang berfungsi
31
Alat ini biasa digunakan untuk memberi tegangan kepada meter – meter dan
peralatan pengaman yang memerlukannya, dan biasa dipasang pada sisi tegangan
Transformator arus adalah suatu alat listrik yang berfungsi untuk mengubah besar
arus tertentu (di lilitan primer) ke besaran arus tertentu lainnya (di lilitan
listrik untuk memperoleh besaran ukur bagi ampere meter, kWh meter, watt meter
dan sebagainya.
komponen utama. Asesories panel ini adalah merupakan bagian kelengkapan dari
32
panel, sedang kita sendiri tahu bahwa terdapat pula berbagai macam jenis panel,
maka asesories panel ini jenis dan bentuknya pun sangat bervariasi.
Penopang rel ini adalah merupakan bagian atau komponen Panel yang penting,
karena komponen ini berfungsi kecuali sebagai dudukan rel dan sekaligus
mengikat rel tersebut agar tidak bergerak, sehingga jarak antar rel dan jarak antara
rel dengan bagian konduktif yang terdapat pada panel dapat terjaga dengan baik.
Disamping itu juga berfungsi sebagai isolator antara rel dengan bagian-bagian
konduktif yang terdapat pada panel. Terdapat beberapa jenis desain konstruksi
penopang rel, diantaranya adalah rel penopang bentuk : silinder, persegi, tangga,
Dengan adanya penopang rel ini maka akan mencegah adanya hubungan energi
listrik mengalir pada busbar ke pada bodi dari panel atau komponen lain dari
panel.
33
2.3.8.2 Rel Omega dan Rel C
Rel omega dan rel C ini ada terbuat dari cadmium dan alumunium, rel ini dalam
perakitan Panel biasanya dipasang pada dasar (base) panel atau pada rangkanya.
Fungsi dari rel ini adalah sebagai dudukan untuk komponen-komponen utama dari
Rel penyambung merupakan sebuah alat pendukung panel yang berfungsi untuk
menyambungkan energi listrik yang mengalir kepada beberapa MCB satu atau
tiga phasa antara satu dengan lainnya. Rel penyambung umumnya digunakan
sebagai pelengkap / aksesoris dari panel dimana panjang penggunaan rel ini dapat
34
Gambar.22 Rel Penyambung
(Sumber : Perencanaan dan Kontruksi Panel Listrik)
2.3.8.4 Terminal
Gambar.23 Terminal
(Sumber : Perencanaan dan Kontruksi Panel Listrik )
2.4 Pentanahan
dihubungkan langsung dengan tanah (bumi). Seperti kita ketahui bersama bahwa
arus listrik terjadi jika ada perbedaan potensial diantara 2 (dua) buah titik (node).
Arus listrik selalu mengalir dari titik yang mempunyai energi potensial (Ep) yang
35
lebih tinggi ke titik yang mempunyai energi potensial lebih rendah. Hal ini terjadi
sebaliknya dengan arah aliran elektron yang mengalir dari titik dengan Ep yang
lebih rendah ke titik yang mempunyai Ep yang lebih tinggi, mengapa dapat terjadi
demikian?, ilmu elektronika yang akan menjawabnya, yakni suatu cabang ilmu
Energi listrik atau biasa disebut dengan daya listrik (P) yang notabene adalah
merupakan hasil perkalian antara tegangan listrik (V) dengan arus listrik (I) selalu
akan mengalir ke titik yang mempunyai tantangan atau rintangan atau hambatan
(R) yang paling besar, mengapa bisa begitu? Fenomena ini dapat dijawab dengan
bentuk dan ukurannya, akan terlihat bahwa jika pada bejana berhubungan tersebut
kita alirkan air untuk memenuhi semua bejana tersebut, maka semua bejana
tersebut akan menjadi penuh secara bersamaan dalam waktu yang sama, hal ini
dapat kita analogikan dengan apa yang terjadi pada energi listrik.
Dengan demikian ternyata bahwa arus listrik akan mengalir jika ada hambatan
jawabannya adalah dengan adanya rintangan atau hambatan yang ada akan
Jadi usahakanlah tantangan atau hambatan diantara kedua titik yang berbeda
potensinya agar menjadi sekecil mungkin (mendekati nilai nol) untuk menghindari
terjadinya arus listrik diantara kedua titik tersebut, karena semua penghantar
36
mempunyai tahanan masing-masing atau disebut dengan tahanan jenis, maka
untuk membuat tahanan yang benar-benar bernilai nol diantara kedua titik
tersebut, yakni hanya dengan menghubungkannya ke bumi atau tanah yang akan
menyebabkan tahanan atau hambatan diantara kedua titik tersebut menjadi nol
sehingga tidak ada perpindahan daya listrik yang terjadi diantara keduanya.
Adapun tujuan dari sistem pentanahan tersebut adalah untuk membatasi tegangan
body/casing, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi,
keselamatan dari bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari sentuh langsung
maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu berlebih yang dapat
mengakibatkan kebakaran.
Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-
dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic
discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient
Jika terjadi gangguan/kondisi yang tidak diinginkan, baik langsung atau tidak
37
Grounding yang baik tergantung kondisi tanah (komposisi dan kelembaban),
semakin basah tanah maka resistansinya semakin kecil sehingga semakin mudah
yang baik. cukup ideal jika disambungkan dengan pipa instalasi pompa/mesin air.
Tambahan, berikut dari salah satu sumber tentang jenis-jenis gangguan listrik
yang sering terjadi yaitu : Blackouts, Blackouts, Line Noise, Sags, Surges,
Spike/Lightning.
a. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada data center
kaidahkaidah tertentu.
38
2.4.4 Komponen Utama Pentanahan
Dalam sistem pentanahan komponen komponen utama yang diperlukan antara lain
Pentanahan adalah penghantar yang ditanam dalam tanah dan sebagai kontak
langsung dengan tanah yang diusahakan sampai mencapai titik air tanah. Bahan
elektroda pentanahan ialah tembaga atau baja profil digalvanisir atau pipa galvanis,
(Cupper Rod / Ground Rod ) berdiamater minimum 5/8”, atau batang logam
baja profil / pipa galvanis berdiameter 1,5” yang dipancangkan tegak dalam
2. Elektroda pita ( strip plat ) yang dibentuk lingkaran ditanam minimum 0,5 –
39
(Sumber : Megger dan Pengukuran Pentanahan )
4. Elektroda jembatan ( mesh / grounding bridge ) dibuat dari strip plat yang
(Gambar.27 )
Hantaran pentanahan yaitu hantaran sebagai penyalur arus, harus jenis penghantar
yang baik, kuat secara mekanis dan dilindungi untuk menjaga kemungkinan
gangguan mekanis yang dapat menyebabkan turunnya daya hantar ataupun terputus.
Satu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam pemasangan sistem pentanahan adalah
cara penyambungan / kontak sambung. Penyambungan harus baik dan benar sehingga
pemeliharaan.
40
2.4.5 Resistansi Pentanahan
Struktur dan karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak diketahui
karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan sistem pentanahan yang akan
komposisi tanahnya. Batasan atau pengelompokan tahanan jenis dari berbagai macam
jenis tanah pada kedalaman tertentu tergantung pada beberapa hal antara lain
seperti dapat dilihat dalam pasal 320-1 dalam PUIL 1987 atau yang
sampai basah. Pasir kering mutlak atau batu adalah suatu bahan isolasi yang
bagus, sama seperti air destilasi. Maka elektroda bumi selalu harus ditanam
sedalam mungkin dalam tanah, sehingga dalam musim kering selalu terletak
ρ = 2 π a Re …………………………………………….. (11)
= 2 π a V/I ……………………………………………....(12)
41
Dimana :
π = phi (3,14)
b. Resistansi Pembumian
tanah serta pada ukuran dan susunan electrode. Untuk melihat nilai rata – rata
Plat Vertikal
Jenis Panjang pita atau Panjang Batang
dengan sisi +1 m
Elektroda Penghantar Pilin atau Pipa
dalam tanah
Resistansi 10m 25m 50m 100m 1m 2m 3m 5m 0,5x1m 1x1m
Pembumian 20 10 5 3 70 40 30 20 35 25
Re = V/I ………………………………………………………(13)
42
BAB III
terlebih dahulu harus diketahui dulu beban dan pembagian grup dari instalasi
43
Kotak Kontak untuk Proyektor 300 Watt 1 300 VA
Kotak Kontak untuk AC 1,5 PK 1.150 2 2300 VA
Watt
Ruang Belajar 3 Kotak Kontak Biasa (KKB) 200 VA 4 800 VA
Kotak Kontak untuk Proyektor 300 Watt 2 600 VA
Kotak Kontak untuk AC 1,5 PK 1.150 4 4600 VA
Watt
Ruang Kantor 1 Kotak Kontak Biasa (KKB) 200 VA 5 1000 VA
Kotak Kontak untuk AC 1,5 PK 1.150 2 2300 VA
Watt
Total 18500 VA
44
Tabel.6 Data beban kotak kontak lantai 2
3.2.1 Lantai 1
a. Group 1
45
Teras 3 160 Watt
Gang 240 Watt
Tangga 18 Watt
𝑃
𝐼(𝑇𝐿) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
640
𝐼(𝑇𝐿) =
99
𝐼(𝑇𝐿) = 6,47 𝐴
Besar arus untuk lampu HME dengan cos ϕ 0,6 (1) adalah:
𝑃
𝐼(𝐻𝑀𝐸) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
108 + 108 + 36 + 90 + 18
𝐼(𝐻𝑀𝐸) =
220 𝑥 0,6
360
𝐼(𝐻𝑀𝐸) =
132
𝐼(𝐻𝑀𝐸) = 2,73 𝐴
𝑃
𝐼(𝐾𝐾) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
200
𝐼(𝐾𝐾) =
220 𝑥 0,1
200
𝐼(𝐾𝐾) =
220
𝐼(𝐾𝐾) = 0,91 𝐴
46
Maka arus total group 1 adalah :
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝1) = 10,11 𝐴
= 10,11 A x 1,25
= 12,64 A
b. Group 2
𝑃
𝐼(𝑇𝐿) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
480 + 640
𝐼(𝑇𝐿) =
220 𝑥 0,45
1120
𝐼(𝑇𝐿) =
99
𝐼(𝑇𝐿) = 11,3 𝐴
47
Besar arus untuk lampu HME dengan cos ϕ 0,6 (1) adalah:
𝑃
𝐼(𝐻𝑀𝐸) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
69 + 92 + 138
𝐼(𝐻𝑀𝐸) =
220 𝑥 0,6
299
𝐼(𝐻𝑀𝐸) =
132
𝐼(𝐻𝑀𝐸) = 2,27𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝2) = 13,57 𝐴
= 13,57 A x 1,25
= 16,97 A
c. Group 3
𝑃
𝐼(𝑇𝐿) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
640 + 320
𝐼(𝑇𝐿) =
220 𝑥 0,45
48
960
𝐼(𝑇𝐿) =
99
𝐼(𝑇𝐿) = 9,7 𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝3) = 9,7 𝐴
= 9,7 A x 1,25
= 12,13 A
d. Group 4
𝑃
𝐼(𝐾𝐾) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
2100
𝐼(𝐾𝐾) =
220
𝐼(𝐾𝐾) = 9,6 𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝4) = 9,6 𝐴
49
Maka kemampuan hantar arus (KHA) untuk group 4 (7) adalah
= 9,6 A x 1,25
= 12 A
e. Group 5
𝑃
𝐼(𝐾𝐾) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
2400
𝐼(𝐾𝐾) =
220
𝐼(𝐾𝐾) = 10,9 𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝5) = 10,9 𝐴
= 10,9 A x 1,25
= 13,63 A
50
f. Group 6
𝑃
𝐼(𝐾𝐾) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
3 (1150)
𝐼(𝐾𝐾) =
220 𝑥 1
3450
𝐼(𝐾𝐾) =
220
𝐼(𝐾𝐾) = 15,7 𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝6) = 15,7 𝐴
= 15,7 A x 1,25
= 19,6 A
g. Group 7
51
Besar arus untuk kotak kontak (1) adalah:
𝑃
𝐼(𝐾𝐾) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
3 (1150)
𝐼(𝐾𝐾) =
220 𝑥 1
3450
𝐼(𝐾𝐾) =
220
𝐼(𝐾𝐾) = 15,7 𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝7) = 15,7 𝐴
= 15,7 A x 1,25
= 19,6 A
h. Group 8
𝑃
𝐼(𝐾𝐾) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
3 (1150)
𝐼(𝐾𝐾) =
220 𝑥 1
3450
𝐼(𝐾𝐾) =
220
𝐼(𝐾𝐾) = 15,7 𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝8) = 15,7 𝐴
52
Maka kemampuan hantar arus (KHA) untuk group 8 (7) adalah
= 15,7 A x 1,25
= 19,6 A
i. Group 9
𝑃
𝐼(𝐾𝐾) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
3 (1150)
𝐼(𝐾𝐾) =
220 𝑥 1
3450
𝐼(𝐾𝐾) =
220
𝐼(𝐾𝐾) = 15,7 𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝9) = 15,7 𝐴
= 15,7 A x 1,25
= 19,6 A
53
3.2.2 Lantai 2
a. Group 1
𝑃
𝐼(𝑇𝐿) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
800
𝐼(𝑇𝐿) =
99
𝐼(𝑇𝐿) = 8,1 𝐴
Besar arus untuk lampu HME dengan cos ϕ 0,6 (1) adalah:
𝑃
𝐼(𝐻𝑀𝐸) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
468
𝐼(𝐻𝑀𝐸) =
132
𝐼(𝐻𝑀𝐸) = 3,6 𝐴
54
Besar arus untuk kotak kontak (1) adalah:
𝑃
𝐼(𝐾𝐾) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
200
𝐼(𝐾𝐾) =
220 𝑥 0,1
200
𝐼(𝐾𝐾) =
220
𝐼(𝐾𝐾) = 0,91 𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝1) = 12,61 𝐴
= 12,61 A x 1,25
= 15,76 A
b. Group 2
55
Besar arus untuk lampu TL dengan cos ϕ 0,45 (1) adalah:
𝑃
𝐼(𝑇𝐿) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
480 + 640
𝐼(𝑇𝐿) =
220 𝑥 0,45
1120
𝐼(𝑇𝐿) =
99
𝐼(𝑇𝐿) = 11,3 𝐴
Besar arus untuk lampu HME dengan cos ϕ 0,6 (1) adalah:
𝑃
𝐼(𝐻𝑀𝐸) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
69 + 92 + 138
𝐼(𝐻𝑀𝐸) =
220 𝑥 0,6
299
𝐼(𝐻𝑀𝐸) =
132
𝐼(𝐻𝑀𝐸) = 2,27𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝2) = 13,57 𝐴
= 13,57 A x 1,25
= 16,97 A
56
c. Group 3
𝑃
𝐼(𝑇𝐿) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
1200
𝐼(𝑇𝐿) =
99
𝐼(𝑇𝐿) = 12,1 𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝3) = 12,1 𝐴
= 12,1 A x 1,25
= 15,13 A
d. Group 4
57
Besar arus untuk kotak kontak (1) adalah:
𝑃
𝐼(𝐾𝐾) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
2900
𝐼(𝐾𝐾) =
220
𝐼(𝐾𝐾) = 13,2 𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝4) = 13,2 𝐴
= 13,2 A x 1,25
= 16,5 A
e. Group 5
𝑃
𝐼(𝐾𝐾) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
2800
𝐼(𝐾𝐾) =
220
𝐼(𝐾𝐾) = 12,73 𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝5) = 12,73 𝐴
58
Maka kemampuan hantar arus (KHA) untuk group 5 (7) adalah
= 12,73 A x 1,25
= 15,9 A
f. Group 6
𝑃
𝐼(𝐾𝐾) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
3 (1150)
𝐼(𝐾𝐾) =
220 𝑥 1
3450
𝐼(𝐾𝐾) =
220
𝐼(𝐾𝐾) = 15,7 𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝6) = 15,7 𝐴
= 15,7 A x 1,25
= 19,6 A
59
g. Group 7
𝑃
𝐼(𝐾𝐾) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
3 (1150)
𝐼(𝐾𝐾) =
220 𝑥 1
3450
𝐼(𝐾𝐾) =
220
𝐼(𝐾𝐾) = 15,7 𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝7) = 15,7 𝐴
= 15,7 A x 1,25
= 19,6 A
h. Group 8
60
Besar arus untuk kotak kontak (1) adalah:
𝑃
𝐼(𝐾𝐾) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
3 (1150)
𝐼(𝐾𝐾) =
220 𝑥 1
3450
𝐼(𝐾𝐾) =
220
𝐼(𝐾𝐾) = 15,7 𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝8) = 15,7 𝐴
= 15,7 A x 1,25
= 19,6 A
i. Group 9
𝑃
𝐼(𝐾𝐾) =
𝑉. 𝐶𝑜𝑠 𝜙
3 (1150)
𝐼(𝐾𝐾) =
220 𝑥 1
3450
𝐼(𝐾𝐾) =
220
𝐼(𝐾𝐾) = 15,7 𝐴
𝐼(𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝9) = 15,7 𝐴
61
Maka kemampuan hantar arus (KHA) untuk group 9 (7) adalah
= 15,7 A x 1,25
= 19,6 A
62
3.3 Rekapitulasi Daya
Beban
Daya
Group Lantai TL 40 HME HME KKB 200 KKP KK AC Arus (A)
(VA)
W 23 W 18 W VA 300 W 1,4 kW
1 16 - 20 1 - - 1200 10,11
2 28 13 - - - - 1419 13,57
3 24 - - - - - 960 9,7
4 - - - 6 3 - 2100 9,6
5 1 - - - 9 2 - 2400 10,9
6 - - - - - 3 3450 15,7
7 - - - - - 3 3450 15,7
8 - - - - - 3 3450 15,7
9 - - - - - 3 3450 15,7
1 32 - 26 - - - 1268 12,61
2 28 13 - - - - 1419 13,57
30 - - - - - 1200 12,12
4 - - - 10 3 - 2900 13,2
5 2 - - - 11 2 - 2800 12,73
6 - - - - - 3 3450 15,7
7 - - - - - 3 3450 15,7
8 - - - - - 3 3450 15,7
9 - - - - - 3 3450 15,7
SPARE 9500 25
Jumlah Total 54766 257,32
63
3.4 Perhitungan dan Pemilihan Komponen Panel
Sebelum menentukan komponen yang digunakan pada panel ini maka terlebih
dahulu kita harus mengetahui besar arus yang melewati panel sdp lantai 1.
𝐼(𝐿1) = 116,68 𝐴
= 220 x 116,8 A
= 25.669,6 VA
𝑆 = 𝑉(𝑓−𝑓) . √3 . 𝐼
𝑆
𝐼=
𝑉(𝑓−𝑓) .√3
256669,6
𝐼=
380 𝑥 1,732
256669,6
𝐼=
658,16
𝐼 = 39,002 𝐴
64
3.4.1.1 Penghantar
KHA terbesar yaitu 19,6 A adalah kabel NYY 3 x 2,5 mm2 (Lampiran
A.1).
b. Sementara itu untuk penghantar dari panel SDP ke MDP (In = 39,002 A)
= 39,002 A x 1,25
= 48,75 A
(Lampiran A.1).
= 19,6 A + 12 A + 10,11 A
= 41,71 A
65
KHA Utama = KHA group terbesar + In group lain
= 44,07 A
= 45 A
In = 10,11 A + 12 A + 15,7 A
= 37,81 A
= 37,81 A x 1,5
= 56,72 A
mm x 15 mm (Lampiran A.5).
= 40,04 A
66
I busbar = I nominal beban x 150%
= 40,17 A x 1,5
= 60,06 A
mm x 15 mm (Lampiran A.5).
= 41,1 A
= 41,1 A x 1,5
= 61,6 A
mm x 15 mm (Lampiran A.5).
67
3.4.1.2 Pengaman
16 A (Lampiran A.6).
16 A – 10,11 A = 5,89 A
Maka
5,89
𝑥 100 % = 58,3 %
10,11
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 58,3 %.
16 A (Lampiran A.6).
16 A – 13,57 A = 2,43 A
Maka
2,43
𝑥 100 % = 17,9 %
13,57
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 17,9 %.
A (Lampiran A.6).
10 A – 9,7 A = 0,3 A
Maka
0,3
𝑥 100 % = 3,1 %
9,7
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 3,1 %.
68
d. Untuk beban group 4 dengan In = 9,6 A, maka menggunakan MCB 1 ϴ 10
A (Lampiran A.6).
10 A – 9,6 A = 0,4 A
Maka
0,4
𝑥 100 % = 4,2 %
9,6
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 4,2 %.
16 A (Lampiran A.6).
16 A – 10,9 A = 5,1 A
Maka
5,1
𝑥 100 % = 46,8 %
10,9
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 46,8 %.
16 A (Lampiran A.6).
16 A – 15,7 A = 0,3 A
Maka
0,3
𝑥 100 % = 1,9 %
15,7
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 1,9 %.
69
g. Untuk beban group 7 dengan In = 15,7 A, maka menggunakan MCB 1 ϴ
16 A (Lampiran A.6).
16 A – 15,7 A = 1,9 A
Maka
1,9
𝑥 100 % = 1,9 %
15,7
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 1,9 %.
16 A. (Lampiran A.6).
16 A – 15,7 A = 0,3 A
Maka
0,3
𝑥 100 % = 1,9 %
15,7
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 1,9 %.
16 A (Lampiran A.6).
16 A – 15,7 A = 0,3 A
Maka
0,3
𝑥 100 % = 1,9 %
15,7
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 1,9 %.
70
j. Untuk pemutus daya panel SDP lantai 1 dengan arus nominal beban (In =
40 A – 39,002 A = 0,99 A
Maka
0,99
𝑥 100 % = 2,6 %
39,002
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 2,6 %.
Sebelum menentukan komponen yang digunakan pada panel ini maka terlebih
dahulu kita harus mengetahui besar arus yang melewati panel sdp lantai 1 ini dan
𝐼(𝐿1) = 127,01 𝐴
= 220 x 127,01 A
= 27.942,2 VA
71
Maka untuk daya sistem 3 phasa adalah:
𝑆 = 𝑉(𝑓−𝑓) . √3 . 𝐼
𝑆
𝐼=
𝑉(𝑓−𝑓) .√3
27942,2
𝐼=
380 𝑥 1,732
27942,2
𝐼=
658,16
𝐼 = 42,46 𝐴
= 42,46 A x 1,25
= 53,08 A
3.4.2.1 Penghantar
KHA terbesar yaitu 19,6 A adalah kabel NYY 3 x 2,5 mm2 (Lampiran
A.1).
b. Sementara itu untuk penghantar dari panel SDP ke MDP (In = 42,46 A)
= 42,46 A x 1,25
= 53,08 A
(Lampiran A.1)
72
c. Untuk penghantar dari MCCB ke masing - masing group maka
Untuk Phasa R yang terdiri dari group 1, group 4 , dan group 7 maka
= 45,41 A
Untuk Phasa S yang terdiri dari group 2, group 5, dan group 8 maka
= 45,9 A
Untuk Phasa T yang terdiri dari group 3, group 6, dan group 9 maka
= 47,52 A
73
d. Untuk menentukan busbar pemisah maka terlebih dahulu harus
= 41,51 A
= 41,51 A x 1,5
= 62,3 A
mm x 15 mm (Lampiran A.5).
= 42 A
= 42 A x 1,5
= 63 A
x 15 mm (Lampiran A.5).
= 43,52 A
= 43,52 A x 1,5
= 65,3 A
74
Maka dengan Ibusbar 61,76 A digunakan busbar dengan ukuran 3
mm x 15 mm (Lampiran A.5).
3.4.2.2 Pengaman
16 A (Lampiran A.6).
16 A – 12,61 A = 3,39 A
Maka
3,39
𝑥 100 % = 26,9 %
12,61
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 26,9 %.
16 A (Lampiran A.6).
16 A – 13,57 A = 2,43 A
75
Maka
2,43
𝑥 100 % = 17,9 %
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 17,9 %.
16 A (Lampiran A.6).
16 A – 12,12 A = 3,9 A
Maka
3,9
𝑥 100 % = 32,2 %
12,12
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 32,2 %.
16 A (Lampiran A.6).
16 A – 13,2 A = 2,8 A
Maka
2,8
𝑥 100 % = 21,2 %
13,2
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 21,2 %.
16 A (Lampiran A.6).
16 A – 12,73 A = 3,27 A
76
Maka
3,27
𝑥 100 % = 25,7 %
12,73
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 25,7 %.
16 A (Lampiran A.6).
16 A – 15,7 A = 0,3 A
Maka
0,3
𝑥 100 % = 1,9 %
15,7
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 1,9 %.
16 A (Lampiran A.6).
16 A – 15,7 A = 0,3 A
Maka
0,3
𝑥 100 % = 1,9 %
15,7
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 1,9 %.
16 A (Lampiran A.6).
16 A – 15,7 A = 0,3 A
77
Maka
0,3
𝑥 100 % = 1,9 %
15,7
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 1,9 %.
16 A (Lampiran A.6).
16 A – 15,7 A = 0,3 A
Maka
0,3
𝑥 100 % = 1,9 %
15,7
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 1,9 %.
j. Untuk pemutus daya panel SDP lantai 1 dengan arus nominal beban (In =
50 A – 42,6 A = 7,4 A
Maka
7,4
𝑥 100 % = 17,4 %
42,6
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 17,4 %.
78
3.4.3 Komponen Panel MDP
= 39,002 A + 42,6 A + 25 A
= 106,6 A
= 53,08 A + 39,002 A + 25 A
= 117,08 A
3.4.3.1 Penghantar
a. Untuk penghantar dari penghantar dari panel MDP ke panel SDP dengan
KHA terbesar ke masing – masing panel SDP maka digunakan kabel NYY 4
x 10 mm2.
= 106,6 A x 1,5
= 159,9 A
mm (Lampiran A.5).
79
c. Penghantar untuk lampu indikator dengan arus beban 2 A digunakan kabel
d. Penghantar untuk alat ukur dengan arus beban 5 A digunakan kabel NYAF 1
e. Penghantar antara panel MDP dengan sumber PLN dengan KHA 117,08
16 < S < 35 maka penghantar BC = 16 mm2 (Lampiran A.4 atau PUIL 2000
hal:77)
3.4.3.2 Pengaman
SDP disesuaikan dengan nilai MCCB yang terdapat pada panel SDP
tersebut.
b. Untuk MCCB utama, dengan nilai arus nominal beban (In) 106,6 A maka
Maka
18,4
𝑥 100 % = 17,3 %
106,6
Jadi toleransi yang diberikan pada pemutus daya adalah sebesar 17,3 %.
80
c. ELCB yang digunakan sebagai pengaman untuk masing – masing panel
menggunakan ELCB 40 A.
menggunakan ELCB 63 A.
MCCB yang digunakan panel MDP ini memiliki kapasitas 125 A maka digunakan
– 100 A maka digunakan CT 100 A/5 A. Jadi bila beban berkisar sampai 200 A
3.5 Pentanahan
Ambang aman tegangan sentuh bagi manusia adalah maksimum sebesar 50 Volt.
50
Rumus yang digunakan 𝑅𝑝 ≤ 𝐼𝑎
𝐼𝑎 = 𝐾 𝑥 𝐼𝑛
K = 1,25 + 2,5
MCCB yang terpasang adalah 125 Ampere sehingga nilai tahanan maksimal
sebagai berikut:
50
𝑅𝑝 = 𝐼𝑎
81
50
𝑅𝑝 = 1,25 𝑥 125
50
𝑅𝑝 = 156,25
𝑅𝑝 = 0,32 Ω
Atau
50
𝑅𝑝 = 𝐼𝑎
50
𝑅𝑝 = 2,5 𝑥 125
50
𝑅𝑝 = 312,5
𝑅𝑝 = 0,16 Ω
Maka ditetapkan nilai tahanan pembumian (Rp) yang diizinkan maksimal sebesar
0,32 Ω.
Kabel
BC
Elektroda
82
Untuk menentukan pentanahan yang digunakan penulis melakukan pengujian
pentahanan di dekat gedung AB Politeknik untuk melihat tahanan jenis tanah dan
melihat harga tahanan satu buah elektroda rod. Dengan hasil pengukuran seperti
ρ = 2 π a V/I
= 6,28 x 5 x 3500
= 109900 Ωm
ρ = 2 π a V/I
= 31,4 x 1250
= 39250 Ωm
ρ = 2 π a V/I
83
= 31,4 x 3000
= 94200 Ωm
ρ = 2 π a V/I
= 31,4 x 4000
= 125600 Ωm
ρ = 2 π a V/I
= 6,28 x 5 x 4428,5
= 138390,6 Ωm
Politeknik Negeri Padang termasuk jenis tanah liat. Namun karena pembanguan
yang dilakukan tanah ini telah bercampur dengan pasir atau kerikil kering. Jika
dilihat dari dari kisaran harga tahanan jenis tanah yang berada di lingkungan
gedung AB maka tanah tersebut tidak dapat untuk digolongkan pada salah satu
jenis tanah. Namun untuk bias memahami sistem pemasangan pentanahan maka
dilakukan perhitungan harga tahanan terhadap satu buah elektroda yang ditanam
grid.
Re = V/I
= 1,4/0,4 x 10-3
= 3.500 Ω
84
Untuk kedalaman 40 cm harga tahanan pentanahan (Re) adalah:
Re = V/I
= 1,5/1,2 x 10-3
= 1250 Ω
Re = V/I
= 3/1 x 10-3
= 3000 Ω
Re = V/I
= 3,2/0,8 x 10-3
= 4000 Ω
Re = V/I
= 3,1/0,7 x 10-3
= 4428,5 Ω
m dan diameter 1,3 cm (luas penampang 1,33 cm2) yang ditanam sedalam 40 cm
dengan sistem rod dapat ditentukan sistem pentanahan meskipun harga tahanan
pentanahan yang diperoleh masih jauh dari standar yang diharapkan. Sistem
banyak electrode yang ditanam grid maka harga tahanan akan semakin kecil.
1 1 1
= +
𝑅(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) 𝑅1 𝑅2
85
Karena nilai tahanan elektroda yang ditambahkan semuanya memiliki nilai
pentanahan (Re = R(total) < 0,32 Ω atau kita asumsikan nilai tahahan pentanahan
1 1
= 𝑛 ( )
𝑅(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) 𝑅1
1 1
= 𝑛( )
0,125 1250
1 1
𝑛 = 𝑥
0,125 1250
1 1250
𝑛 = 𝑥
0,125 1
1 1,25
𝑛 = 𝑥
0,125 1
1.250
𝑛 =
0,125
𝑛 = 10.000 𝑏𝑢𝑎ℎ
Satu buah elekrode yang ditanam dengan sistem rod dapat diasumsikan seperti
1250 Ohm
1 rod
86
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Sementara itu jika 10.000 elektroda ditanam dengan sistem rod dapat diasumsikan
0,125 Ohm
10000 Rod
Kabel BC
Elektrode
1,35 m
5m
Gambar. 32 Bentuk pemasangan elektroda paralel dengan sistem rod tampak atas
87
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Begitu besarnya harga tahanan jenis yang diperoleh di lapangan membuat penulis
kesulitan untuk menetapkan sistem pentanahan yang harus dipasang. Hal ini
membuat untuk mengambil sistem pentanahan yang letaknya sedikit lebih jauh
dari area gedung AB. Tinginya harga tahanan jenis tanah disebabkan oleh
pembanguan gedung yang menggunakan kaki pondasi yang cukup dalam, sehinga
terhadap sistem pentanahan yang telah terpasang di labor proteksi (di belakang
Data diatas diambil dengan menggunakan elektroda bantu dan sementara yang
ditanam dengan jarak 5 m antar elektroda. Dari data yang diperoleh maka penulis
tahanan yang jauh lebih baik. Sistem pentahanan yang berada di area gedung G
tersebut menggunakan sistem grid dan rod seperti yang terlihat pada gambar di
bawah ini:
88
Ke Panel MDP dan SDP
Jika dilihat dari segi ekonomi maka lebih mengambil sistem pentanahan yang
panjang. Namun hal ini masih dikategorikan aman asalkan menggunakan luas
89
3.8 Spesifikasi Komponen Panel
1. MCCB 200 A
2. MCCB 40 A
3. MCCB 50 A
: Wattmeter : 50 KVA
Dimensi : P : 96 mm L : 96 mm T : 50
90
6. Current Transformator (CT)
Rating : 125 A / 5 A
Dimensi : P : 80 mm L : 80 mm T : 80 mm
Daya : 2 watt
Dimensi : P : 30 mm L : 30 mm T : 20 mm
Rating : 180 A
Dimensi : 3 mm x 15 mm
Diameter : 60 mm2
Dimensi : P : 50 mm L : 50 mm T : 50 mm
1. MCCB 40 A
91
2. MCB 1 10 A
Dimensi : P : 25 mm L : 81 mm T : 120 mm
3. MCB 1 Ф16 A
Dimensi : P : 25 mm L : 81 mm T : 120 mm
4. Lampu Indikator
Daya : 2 watt
Dimensi : P : 30 mm L : 30 mm T : 20 mm
6. Kawat Penghantar BC
Diameter : 10 mm2
7. Penghantar Busbar
Rating : 180 A
Dimensi : 3 mm x 15 mm
92
8.8.2 Spesifikasi Komponen Panel SDP 2
1. MCCB 50 A
2. MCB 1 10 A
Dimensi : P : 25 mm L : 81 mm T : 120 mm
3. MCB 1 Ф16 A
Dimensi : P : 25 mm L : 81 mm T : 120 mm
4. Lampu Indikator
Daya : 2 watt
Dimensi : P : 30 mm L : 30 mm T : 20 mm
5. Lampu Indikator
Daya : 2 watt
Dimensi : P : 30 mm L : 30 mm T : 20 mm
7. Kawat Penghantar BC
Diameter : 10 mm2
93
8. Penghantar Busbar
Rating : 180 A
Dimensi : 3 mm x 15 mm
94
BAB IV
ANALISA
PHB maka terlebih dahulu kita harus mengetahui beban – beban yang terpasang
pada instalasi yang akan dipasang PHB dan berpedoman kepada PUIL 2000.
Adapun perencanaan panel Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) yang penulis buat
Untuk data beban instalasi penulis memperoleh data dari konsultan perencanaan
CV dan Tugas Akhir Haris Anggriawan. Penggunaan lampu pada instalasi ini
dan fungsi ruangan. Lampu yang digunakan tersebut juga disesuaikan dengan
katalog yang penulis peroleh dari situs resmi produsen lampu tersebut (khususnya
harga cos ϕ). Kemudian untuk kotak kontak biasa penulis mengambil data
Namun untuk pemasangan kotak kontak penulis menyesuaikan dengan fungsi dan
kebutuhan ruangan gedung tersebut. Dimana untuk ruangan belajar penulis kotak
kontak khusus untuk proyektor dan kotak kontak AC yang digunakan berdasarkan
kebutuhan ruangan.
95
Pembagian group beban instalasi listrik harus dibuat berdasarkan PUIL 2000 yang
sirkit akhir yang digunakan pada sistem instalasi. Kebutuhan maksimum untuk
sebuah instalasi setiap phasa harus disesuaikan dengan tabel pada PUIL (Tabel
Pemilihan komponen pada panel PHB ini dilakukan berdasarkan kapasitas dan
ditentukan menurut PUIL 2000. Begitu juga halnya dengan sistem pengaman
seperti MCB, MCCB, dan ELCB ditentukan menurut arus nominal (In) yang
arusnya dengan menjumlahkan KHA terbesar dengan arus nominal group lainnya.
Sementara itu untuk ELCB diatur dengan tegangan kerjanya sebesar 50 V. Hal ini
dengan hasil perhitungan KHA dan merujuk pada tabel ( Lampiran A.1 dan
Lampiran A.2). Kemudian untuk busbar dipilih berdasarkan Ibusbar dan merujuk
Dalam merancang panel penulis menyesuaikan data dengan data lapangan dan
96
satu garis seperti yang terlihat pada lampiran B. Penggunaan semua komponen
Bentuk dan letak panel PHB sepenuhnya diatur dalam PUIL 2000 bab 6. Untuk
PHB tertutup pasang luar harus dipasang cukup tinggi sehingga tidak akan
Untuk pemasangan PHB pada tempat umum harus dipasang pada ketinggian
kurang dari 1,2 m di atas tanah, lantai atau platform dan harus memenuhi setidak-
a. Tertutup sepenuhnya dengan pintu, yang pembuka pintunya tidak kurang dari
b. Hanya terdiri dari perlengkapan yang bagian aktifnya berada dalam rumah
atau kotak pelindungnya dan tidak dapat dicapai tanpa alat atau kunci.
berwenang.
4.3.2 Pengaman
Pengaman yang digunakan pada panel PHB ini disesuaikan dengan perhitungan
nilai arus nominal beban yang diproteksi. Harga kapasitas MCB, MCCB, dan
ELCB disesuaikan dengan tabel pengaman tersebut yang tersedia dipasaran atau
pengaman tersebut harus dipilih perangkat yang memiliki arus kerja lebih dari
97
arus nominal beban. Lampu indikator termasuk beban panel yang harus memiliki
Menurut PUIL setiap instalasi harus memiliki pemutus sirkit dan pengaman sirkit.
pemutus daya sirkit (fungsi sebagai saklar) dan sebagai pengaman sirkit (fungsi
sebagai proteksi hubung singkat dan beban lebih). Sementara itu jaringan cabang
sistem kelistrikan 1 phasa. Dari analisa yang penulis lakukan MCCB dan MCB
dapat melakukan dua fungsi yaitu sebagai perangkat pemutus daya sirkit dan
sebagai perangkat proteksi sirkit. Sementara itu peran dari ELCB dimanfaatkan
harga KHA maksimum untuk kabel tersebut. Untuk menghitung KHA pada
masing – masing beban dihitung 125 % dari arus nominal beban. Sementara itu
untuk busbar dihitung 150 % dari arus nominal beban. Untuk dalam instalasi
gedung digunakan kabel NYY dengan alasan karena kabel ini memliki selubung
PVC dan memiliki inti tunggal tembaga yang lebih dari satu. Jika dibandingkan
dengan penggunanan NYA yang hanya berupa kabel inti tunggal, penggunaan
kabel NYY lebih efisien dan dapat menghindari kerapuhan isolator dari
kelembaban. Karena selain telah dilindungi selubung PVC kabel itu sendiri kabel
98
ini juga berada di dalam pipa PVC. Untuk kabel jenis ini memiliki batam
Kabel NYAF lebih digunakan dalam rangkaian panel karena memiliki sifat yang
lebih fleksibel dari kabel lain dengan isinya berupa serabut namun dilindungi
ditentukan dengan perhitungan KHA dan merujuk pada tabel (lampiran A.2).
Dalam panel ini penulis melakukan pembagian group per phasa 3 group, sehingga
25% dari luas penampang busbar dari luas penampang phasa. Namun penulis
masih menggunakan ukuran busbar yang sama karena dari katalog yang penulis
Media pengukuran yang digunakan pada PHB disesuaikan dengan rating kerja
beban instalasi listrik gedung. Fungsi alat ukur tentu untuk melihat data
pengukuran seperti tegangan, arus, factor daya, dan daya pada sistem instalasi
gedung. Dari pengukuran tersebut maka dapat diketahui langkah – langkah apa
yang harus diambil kalau ditemukan pengukuran yang melibihi standar parameter
meter dan cos phi meter dipasang seperti layaknya kita memasang kWH meter
tiga phasa.
99
4.3.5 Pentanahan
ternyata diperoleh harga tahanan yang cukup besar. Sementara dalam PUIL harga
tahanan maksimum yang dizinkan tidak lebih besar dari 6 Ω. Bahkan setelah
yang diparalelkan masih begitu sulit untuk mencapai tahanan yang mendekati 1 Ω,
dan hanya dapat dicapai dengan menggunakan 10.000 buah rod paralel. Oleh
sebab itu penulis mencoba untuk mengambil langkah lain dengan melakukan
pengukuran pentanahan yang ada di labor praktek proteksi listrik (di gedung F).
Dari pengukuran tersebut harga pentanahan masih terlalu jauh dari 6 Ω namun
100
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
sebagai berikut:
listrik gedung AB Politeknik Negeri Padang karena telah diuji dan sesuai
beban yang berdasarkan kondisi gedung dan kebutuhan energi listrik yang
101
5.2. Saran
Adapun saran penulis dalam proses pembuatan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
2. Dalam perancangan instalasi harus sesuai dengan fungsi dari setiap ruangan.
alat proteksi yang sesuai dengan standar PUIL 2000 sehingga pengguna
102
DAFTAR PUSTAKA
Harten Van. P, Setiawan E Ir, 1986, “Instalasi Listrik Arus Kuat 2”, Binacipta
Bandung, 1986
Panitia Reverensi PUIL, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
Sumardjati Prih, dkk, 2008, “Teknik Pemanfaatan Tehanaga Listrik Jilid 1”,2008
103
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Lampiran A.1 KHA terus menerus untuk kabel tanah berinti tunggal,
berpenghantar tembaga, berisolasi dan berselubung PVC, dipasang pada
sistem a.s. dengan tegangan kerja maksimum 1,8 kV; serta untuk kabel
tanah berinti dua, tiga dan empat berpenghantar tembaga, berisolasi dan
berselubung PVC yang dipasang pada sistem a.b. phasa tiga dengan
tegangan pengenal 0,6/1 kV (1,2 kV), pada suhu keliling 30 °C.
KHA terus menerus
Luas
Berinti tiga dan
penampang Berinti tunggal Berinti dua
empat
Jenis Kabel di
di udara di tanah di udara di tanah di udara
anah
Mm2 A A A A A
A
1 2 3 4 5 6 7 8
1,5 40 26 31 20 26 18,5
2,5 54 35 41 27 34 25
4 70 46 54 37 44 34
6 90 58 68 48 56 43
NYY 10 122 79 92 66 75 60
NYBY 16 160 105 121 89 98 80
NYFGbY
NYCY 25 206 140 153 118 128 106
NYCWY 35 249 174 187 145 157 131
NYSY 50 296 212 222 176 185 159
NYCWY
NYSEY 70 365 269 272 224 228 202
NYHSY 95 438 331 328 271 275 244
NYKY 120 499 386 375 314 313 282
NYKBY
NYKFGBY 150 561 442 419 361 353 324
NYKRGbY 185 637 511 475 412 399 371
240 743 612 550 484 464 436
104
Lampiran A.2 KHA terus – menerus kabel instalasi berisolasi PVC tunggal
dan penghantar tembaga (NYA, NYAF dan sebagainya) dan pengamannya
pada suhu keliling 30o C dengan suhu penghantar maksimum 70o C.
1 2 3 4 5
Untuk Pemasangan dalam Pipa Untuk Pemasangan di Udara
Instalasi pada Isolator
Luas
Kemampuan Kemampuan
Penampang Kemampuan Kemampuan
Hantar Arus Hantar Arus
Nominal Hantar Arus Hantar Arus
Nominal Nominal
Kabel Maksimum Maksimum
Maksimum Maksimum
Kabel Kabel
Pengaman Pengaman
mm2 A A A A
1 11 10 19 20
1,5 15 16 24 25
2,5 20 20 32 35
4 25 25 42 50
6 33 35 54 63
10 45 50 73 80
16 61 63 98 100
25 83 80 129 125
35 103 100 158 160
50 132 125 197 200
105
Lampiran A.3 Warna dan Lambang Pengenal Penghantar (PUIL 2000:300)
Inti atau Rel Pengenal
Dengan Dengan Dengan
Huruf Lambang Warna
1 2 3 4
A. Instalasi arus bolak-balik:
phasa satu Ll/R Merah
phasa dua L2/S Kuning
phasa tiga L3/T Hitam
netral Nasional Biru
B. Instalasi perlengkapan listrik:
phasa satu U/X Merah
phasa dua V/Y Kuning
phasa tiga W/Z Hitam
C. Instalasi arus searah:
positif L+ +
negatif L– -
kawat tengah M Biru
106
4 30 430
4 40 540
5 20 345
5 25 415
5 30 480
5 40 610
5 50 740
5 60 865
5 80 1110
5 100 1345
6 25 460
6 30 535
6 35 675
6 40 815
6 50 955
6 60 1148
6 80 1528
6 100 1910
8 40 795
8 50 950
8 60 1110
8 80 1480
8 100 1850
10 30 700
10 40 800
10 50 1060
10 60 1200
10 80 1525
10 100 1800
10 120 2100
10 150 2625
10 160 2800
10 200 3500
12 100 2100
12 120 2520
15 100 2625
107
Lampiran A.6 Kapasitas MCB beserta Harga
108
A.7 Tabel Kapasitas ELCB Beserta Harga
109
LAMPIRAN B
Lampiran B.1 Diagram Satu Garis Panel MDP Gedung AB Politeknik Negeri Padang
3X2
Panel Trafo Watt
A NYY 4 x 10 mm2
KWH
V SDP 1
PF
MCCB 40 A ELCB 40 A
2A
2A 2A 2A
Dari PLN NYFGBY 4 x
35 mm2 NYY 4 x 10 mm2
SDP 2
ELCB 63 A
MCCB 4 MCCB 50 A
kutup 125 A
NYY 4 x 10 mm2
Spare
MCCB 25 A
Arester
Internal
BC 16 mm2
110
Lampiran B.2 Diagram Satu Garis Panel SDP Lantai 1 Gedung AB Politeknik Negeri Padang
3
3
NYY 4 x 10 mm2 3 Fasa S NYAF 10 mm2 NYY 3 x 2.5 mm2
MCCB Group 5
Panel MDP Fasa T MCB 16 A
40 A NYY 3 x 2.5 mm2
MCB 16 A Group 8
NYY 3 x 2.5 mm2
NYAF 10 mm2 MCB 10 A Group 3
NYY 3 x 2.5 mm2
MCB 16 A Group 6
NYY 3 x 2.5 mm2
MCB 16 A Group 9
BC 10 mm2
111
Lampiran B.3 Diagram Satu Garis Panel SDP Lantai 2 Gedung AB Politeknik Negeri Padang
3
3
NYY 4 x 10 mm2 3 Fasa S NYAF 10 mm2 NYY 3 x 2.5 mm2
MCCB Group 5
Panel MDP Fasa T MCB 16 A
50 A NYY 3 x 2.5 mm2
MCB 16 A Group 8
NYY 3 x 2.5 mm2
NYAF 10 mm2 MCB 16 A Group 3
NYY 3 x 2.5 mm2
MCB 16 A Group 6
NYY 3 x 2.5 mm2
MCB 16 A Group 9
BC 10 mm2
112
Lampiran B.4 Diagram Pengawatan Panel MDP Gedung AB Politeknik Negeri Padang
V Cos
kW
A A A phi
Volt
FUSE MCCB Selector
BUSBAR
R
CT
S
CT
T
CT
N
PE
ELCB ELCB
113
Lampiran B.5 Diagram Pengawatan Panel SDP Gedung AB Politeknik Negeri Padang
FUSE MCCB
BUSBAR
R
PE
114
Lampiran B.6 MDP tampak dalam
1000 mm
600 mm
115
Lampiran B.7 MDP tampak luar
A A A
kW V PF
1000 mm
600 mm
116
Lampiran B.8 SDP 1 tampak dalam
300 A
200 mm
117
Lampiran B.9 SDP 2 tampak dalam
300 A
200 mm
118
Lampiran B.10 SDP tampak luar
300 mm
200 mm
119