Penulis :
Penulis :
Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menolong
dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sebagai bentuk perbaikan, kami penulis menerima saran dan kritik dari
pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.
Terima kasih.
i
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
b. TUJUAN ............................................................................................ 2
ii
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Krisis Energi dalam beberapa tahun belakangan ini telah menjadi isu
global yang sering dibicarakan di berbagai pertemuan antar negara. Tentu
saja, Indonesia juga harus melakukan langkah-langkah antisipatif untuk
meminimalisir dampak dari krisis energi global. Di Negara kita, khususnya,
yang masyarakatnya memiliki tingkat konsumtif yang tinggi, harus menyadari
tentang krisis energi global.
Semua orang tahu, sumber energi minyak dan gas (migas) yang
selama ini digunakan semakin lama akan semakin habis. Cadangan migas
yang terus menipis, seiring dengan konsumsinya yang semakin meningkat
menimbulkan kekhawatiran yang serius. Begitupula efek emisi karbon yang
dihasilkannya diduga ikut menaikkan suhu bumi.
2. Tujuan
2
TINJAUAN PUSTAKA
1. BIODIESEL
Biodiesel biasanya dibuat pada ester asam lemak dari minyak goreng
cair yang mempunyai sifat lebih encer tidak mudah membeku terutama jika
dipergunakan di negara ‘dingin’ seperti Eropa. Sedang kekurangannya adalah
bahan ini dapat melarutkan atau merusak karet yang biasanya tahan terhadap
minyak diesel. Biodiesel mempunyai efek samping minimum untuk daerah
perairan, laut, sumber air, hutan, penangkapan ikan, dan terutama yang
sensitif terhadap adanya tumpahan minyak.
Gambar 3.
Reaksi transesterifikasi trigliserida (minyak nabati) dengan metanol untuk
menghasilkan biodiesel atau fatty acid methyl esters (Y Zhang et al, 2003).
Sumber: http://dwienergi.blogspot.com/2007/07/reaksi-transesterifikasi.html
4
Bahan Baku Biodiesel
Isi
Sumber P/
Nama Lokal Nama Latin % Berat
Minyak NP
Kering
Jarak Pagar Jatropha Curcas Inti biji 40-60 NP
Jarak Kaliki Riccinus Communis Biji 45-50 NP
Kacang Suuk Arachis Hypogea Biji 35-55 P
Kapok /
Ceiba Pantandra Biji 24-40 NP
Randu
Karet Hevea Brasiliensis Biji 40-50 P
Kecipir Psophocarpus Tetrag Biji 15-20 P
Kelapa Cocos Nucifera Inti biji 60-70 P
Kelor Moringa Oleifera Biji 30-49 P
Kemiri Aleurites Moluccana Inti biji 57-69 NP
Kusambi Sleichera Trijuga Sabut 55-70 NP
Nimba Azadiruchta Indica Inti biji 40-50 NP
Saga Utan Adenanthera Pavonina Inti biji 14-28 P
Sawit Elais Suincencis Sabut dan biji 45-70 + 46-54 P
Callophyllum
Nyamplung Inti biji 40-73 P
Lanceatum
Randu Alas Bombax Malabaricum Biji 18-26 NP
Sirsak Annona Muricata Inti biji 20-30 NP
Srikaya Annona Squosa Biji 15-20 NP
Membuat biodiesel
Pada skala kecil dapat dilakukan dengan bahan minyak goreng 1 liter
yang baru atau bekas, methanol sebanyak 200 ml atau 0.2 liter, soda api atau
NaOH 3,5 gram untuk minyak goreng bersih, jika minyak bekas diperlukan
5
4,5 gram atau mungkin lebih. Kelebihan ini diperlukan untuk menetralkan
asam lemak bebas atau FFA yang banyak pada minyak goreng bekas. Dapat
pula mempergunakan KOH namun mempunyai harga lebih mahal dan
diperlukan 1,4 kali lebih banyak dari soda.
Proses pembuatan :
2. Escherichia Coli
6
tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin
K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.
3. Asam Lemak
Asam lemak (bahasa Inggris: fatty acid, fatty acyls) adalah adalah
senyawa alifatik dengan gugus karboksil. Bersama-sama dengan gliserol,
merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan
baku untuk semua lipida pada
makhluk hidup. Asam ini mudah
dijumpai dalam minyak masak
(goreng), margarin, atau lemak
hewan dan menentukan nilai gizinya.
Secara alami, asam lemak bisa
berbentuk bebas (karena lemak yang
terhidrolisis) maupun terikat sebagai
gliserida.
7
Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan
menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh
hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya,
sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di
antara atom-atom karbon penyusunnya.
8
4. Pemanfaatan Bakteri Eschericia coli sebagai Pembuatan Biodiesel
9
Demi meningkatkan sisi positif E.coli, sekelompok peneliti dari US
Department of Energy (DOE), Amerika Serikat (AS), mengembangkan teknik
menuai bahan bakar biodiesel dari asam lemak bakteri gram negatif itu.
Adalah Jay Keasling, ahli biologi sintetis dari DOE Joint Bioenergy
Institute (JBEI), yang terpilih mengepalai penelitian tersebut. Dalam
melakukan penelitian, JBEI berkolaborasi dengan tim dari LS9, sebuah
industri bioteknologi swasta di San Fran cisco, AS.
Dia memperkirakan ongkos untuk membuat biodiesel dari E.coli lebih rendah
dari biaya saat menyuling etanol untuk menjadi biodiesel.
Pati dan Gula Bahan bakar hayati merupakan bahan bakar yang dapat
berupa padatan, cairan, atau gas dan dihasilkan dari bahan organik.
Ada biofuel yang berbahan baku tanaman, ada pula biofuel yang merupakan
hasil dari pengolahan bahan buangan, seperti limbah industri, komersial,
domestik, atau pertanian. Ada tiga opsi yang umum diberlakukan dalam
pembuatan bahan bakar hayati konvensional. Pertama, pembakaran limbah
organik kering.
10
Kedua, fermentasi limbah basah. Ketiga, proses fermentasi tanaman
seperti tebu atau jagung. Proses-proses itu akan menghasilkan jenis-jenis
biofuel generasi pertama, seperti minyak sayur, biodiesel, bioalkohol, dan
biogas.
11
Menurut Dwi Sulistyaningsih, peneliti dari pusat penelitian
bioteknologi LIPI, untuk dapat menciptakan biofuel murni yang memiliki
titik nyala 70 hingga 80 persen, dibutuhkan proses penyulingan lebih dari
empat kali.
12
”Sebagai perbandingan, apabila menggunakan lemak atau minyak dari
tumbuhan, maka harus melewati proses esterifikasi terlebih dahulu sebelum
dapat digunakan,” jelas Keasling.
13
Proses biokimia sintesis asam lemak pada hewan dan tumbuhan relatif
sama. Berbeda dengan tumbuhan, yang mampu membuat sendiri kebutuhan
asam lemaknya, hewan kadang kala tidak mampu memproduksi atau
mencukupi kebutuhan asam lemak tertentu. Asam lemak yang harus dipasok
dari luar ini dikenal sebagai asam lemak esensial karena tidak memiliki enzim
untuk menghasilkannya.
14
SIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2007. Biodiesel.
http://www.energiterbarukan.net/index.php?option=com_content&task=vi
ew&id=26&Itemid=42. Diakses 3 Oktober 2010
Kadal Reseach & Tech Team .2010. Ansitipasi Dunia Menghadapi Krisis Energi
di Masa Mendatang. http://codered12.blogspot.com/2010_02_01_
archive.html. Diakses 3 Oktober 2010
Wahyuningsih , Merry . 2010. Bakteri Penyebab Diare Bisa Jadi Sumber Energi
Masa Depan . http://www.kreatifweb.net/umum/bakteri-penyebab-diare-
bisa-jadi-sumber-energi-masa-depan. Diakses 3 Oktober 2010
16