Anda di halaman 1dari 3

DASAR TEORI

Streptococcus adalah salah satu genus dari bakteri nonmotil yang mengandung sel gram
positif , berbentuk buat, oval dan membentuk rantai pendek, panjang atau berpasangan, bakteri ini
tidak membentuk spora, bakteri ini dapat ditemukan di bagian mulut, usus manusia dan hewan
(Andre Tjie Wijaya, 2014). Klasifikasi Bakteri Streptococcus Sp :
Ordo : Eubacteriales
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies : Streptococcus pyogenes
Streptococcus agalactiae
Streptococcus equisimitis
Streptococcus faecalis
Streptococcus pneumonia
Streptococcus viridans
Perkembangbiakan bakteri streptococcus Sp dapat hidup pada kadar Ph 7,4 - 7,6, suhu
pertumbuhan berada di 37oC, dan media isolasi primer adalah agar darah dengan oksigen yang
rendah karena oksidasi intraseluler dapat menghasilkan hidrogen peroksida yang bersifat toksik
bagi bakteri. Infeksi Streptococcus dapat menyerang siapa saja, dari anak-anak hingga dewasa dan
lanjut usia.
Bakteri streptococcus menyebabkan infeksi yang bervariasi dari ringan hingga berat, dari
infeksi tenggorokan ringan hingga radang paru-paru dan selaput otak (Andre Tjie Wijaya, 2014).
Hingga sekarang ada sekitar 20 jenis bakteri Streptococcus yang dibagi dalam 2 kelompok besar,
yaitu:
 Grup A, banyak ditemukan pada permukaan tubuh, seperti kulit, dan tenggorokan
 Grup B, ditemukan pada saluran pencernaan dan vagina, umumnya tidak berbahaya dan
lebih sering menyerang pada bayi.
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi streptococcus
antara lain:
 Usia dibawah 6 bulan, atau usia diatas 75 tahun
 Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti HIV, kanker, dan kencing manis
 Wanita hamil
 Pengguna obat-obat terlarang atau narkoba dan alkohol
 Pasien yang mendapat pengobatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, misal
kemoterapi, obat kortikosteroid.
Gejala pada infeksi bakteri streptococcus bergantung pada organ yang diserang oleh bakteri
tersebut.
 Infeksi tenggorokan, menimbulkan demam, rasa tidak nyaman di tenggorokan atau gatal,
dan sakit bila menelan
 Infeksi kulit, berupa kemerahan yang dapat disertai rasa gatal dan adanya nanah
 Infeksi pada telinga, menyebabkan demam, nyeri pada telinga, hingga gangguan
pendengaran
 Infeksi rongga sinus di wajah, menyebabkan nyeri pada wajah, pilek berulang, sakit kepala
 Radang paru-paru (pneumonia), menimbulkan batuk, sesak nafas, nyeri dada, demam 22
 Sepsis, merupakan infeksi yang telah menyebar di seluruh tubuh melalui pembuluh darah,
berupa gejala demam, denyut jantung dan pernafasan yang cepat, hingga kerusakan organ
dalam
 Radang selaput otak, menimbulkan sakit kepala, demam, muntah, bahkan penurunan
kesadaran.
Anti streptolisin O adalah suatu antibodi yang di bentuk oleh tubuh terhadap suatu
enzim proteolitik. Streptolisin O yang diproduksi oleh β – hemolitik. Streptococcus A
group A dan mempunyai aktivitas biologic merusak dinding sel darah merah serta
mengakibakan terjadinya hemolisis. Anti streptolisin O adalah toksin yang merupakan dasar
sifat β - hemolitik organisme ini. Streptolisin O ialah racun sel yang berpotensi mempegaruhi
banyak tipe sel termasuk netrofil, platelets dan organel sel, menyebabkan respon imun
dan penemuan antibodinya. Anti - Streptolisin O bisa digunakan secara klinis untuk
menegaskan infeksiyang baru saja. Streptolisin O bersifat meracuni jantung (kardiotoksik).
Penentuan tes ASTO di gunakan untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit
demam rheumatic dan glomerulonefritis serta meramalkan kemungkinan terjadinya kambuh
pada kasus demam rhuematik. (Handojo,1982)
ASTO (Anti Streptolisin O) merupakan antibodi yang paling banyak dikenal dan paling
seringdigunakan untuk indikator terdapatnya infeksi Streptokokus. Lebih kurang 80%
penderitademam reumatik menunjukan peningkatan titer antibodi terhadap Streptokokus.
Penelitian menunjukkan bahwa komponen Streptokokus yang lain memiliki rekativitas bersama
dengan jaringan lain. Ini meliputi reaksi silang imunologik di antara karbohidrat. Streptokokus dan
glikoprotein katup, diantaranya membran protoplasma
Streptokokus dan jaringan saraf subtalamus serta nuclei kaudatus dan antara hialuronat
kapsul dan kartilagoartikular. Reakivitas silang imunologik multipel tersebut dapat menjelaskan
keterlibatanorgan multipel pada demam rematik.

PRINSIP
Berdasarkan reaksi aglutinasi antara Streptolisin O sebagai antigen yang terikat pada
partikel latex polisterene dengan Anti Streptolisin O (ASO) yang terdapat dalam serum
sebagai antibody.

METODE
Metode yang digunakan adalah metode rapid test agglutination

DASAR PUSTAKA

Behman, R.E. Nelson.1999. ILMU KESEHATAN ANAK VOL. 2 edisi 15. EGC; Jakarta;
halaman 929-935

Rusepro, Hasan. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid dua edisi keempat. Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FK UI; Jakarta; hal 734-752 Pusponegoro, HD. 2004. Standar Pelayanan
Medis Kesehatan Anak edisi I. Badan Penerbit IDAI; Jakarta; hal 149-153

Wijaya, Andre Tjie. 2014. Sel Darah Merah, (Online), (http://www.kerjanya.net/faq/5447-sel-


darah-merah.html, diakses tanggal 29 Januari 2020).

Anda mungkin juga menyukai