Anda di halaman 1dari 19

Antiinfeksi : senyawa yang digunakan untuk pengobatan - Dengan perubahan genetik, organisme menghambat

penyakit infeksi yang disebabkan oleh spesies tertentu antibiotik pada keturunannya
(serangga, bakteri, jamur dll).

Infeksi nosokomial

Penyebab : paparan dari staf rs, seseorang yang berkunjung,


alat rs, udara, benda, obat atau bahan” yg tidak steril dll

Penyakit yang disebabkan : infeksi saluran kemih,


tuberkulosis, diare atau gastroenteriti, infeksi pd kulit dan
jaringan lunak.

Beberapa faktor di bawah ini bisa meningkatkan risiko


pasien terkena infeksi nosokomial:

 Berusia di atas 70 tahun.


 Dalam kondisi koma.
 Pernah menjalani terapi antibiotik sebelumnya.
 Dirawat di unit ICU lebih dari tiga hari.
 Gagal ginjal akut.
 Mengalami cidera cukup parah.
 Mengalami syok.
 Menjalani perawatan ventilasi mekanis.
 Sedang dalam pengobatan yang mempengaruhi
sistem imun.
 Memakai kateter dalam waktu lama.

Tanda-tanda infeksi nosokomial : a. Struktur sel (Prokariot dan Eukariot)


peradangan, ruam, atau nanah (tes lab).

Toksisitas Selektif : dapat membunuh kuman tanpa


merugikan inang.

MIC / KHM : cara untuk mengetahui kemampuan


antimikrobial agen dalam menghambat pertumbuhan
mikroorganisme.

Desinfektan : bahan kimia yang digunakan untuk


mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik
seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau
menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit
lainnya pada benda mati
Tekhnik Pewarnaan Bakteri
Antiseptik : senyawa kimia yang digunakan untuk
a. Pewarnaan Asam
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan
pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit
hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna
dan membran mukosa.
yang dipakai dalam pewarnaan positif adalah metilen
biru dan air furksin.
Antibiotik : bahan kimia yang dihasilkan oleh berbagai MO
 Pewarna asam
yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan MO
menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan
lain.
hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna
yang dipakai dalam pewarnaan positif adalah
Resistensi AB : suatu kejadian dimana suatu antibiotik tidak
metilen biru dan air furksin
dapat lagi membunuh MO.
 Pewarnaan Basa
Penyebab resistensi : untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar
- Organisme mempunyai struktur yang menghambat belakangnya menjadi hitam gelap.Metode ini
masuknya antibiotik, contoh pada mycoplasma (genus menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
bakteri yang tidak memiliki dinding sel) yang dinding
selnya resisten terhadap penisilin. b. Pewarnaan Diferensial (Gram)
- Organisme yang dikenai antibiotik ada dalam bentuk Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak
inaktif, cotoh endospora mempertahankan zat warna merah. Bakteri gram positif
- Organisme memodifikasi target antibiotik akan mempertahankan zat warna biru setelah dicuci dengan
alkohol. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan
kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur sejenis tumbuhan yang merugikan misalnnya benalu
dinding sel

FUNGI

Merupakan organisme eukariotik karena sel penyusunnya


juga memiliki membran inti.

Penyekit yang disebabkan :

1. Kandidiasis vulvovaginalis
2. Perleche
3. Kandidiasis oral (Trush)
4. Kandidiasis Intertriginosa
5. Kandidiasis Kuku dan Paronikia
6. Kandidiasis Granulomatosa

Ciri Khusus Kingdom Fungi


Reproduksi Fungi
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.
seksual dengan cara : dua hifa dari jamur berbeda melebur
lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh
buah.
aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau
fragmentasi hifa.
Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di
dalam sporangium terdapat spora.

SIMBIOSIS :
1. Simbiosis Mutualisme
hubungan dua makhluk hidup yang saling
menguntungkan
2. Simbiosis Komensalisme
Hubungan dua makhluk hidup yang satu mendapat
untung tetapi yang lainnya tidak dirugikan
3. Simbiosis Parasitisme
Mekanisme kerja infeksi oleh jamur candida albicans:
Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida albicans
pada sel epitel vagina. Kemampuan melekat ini lebih baik
pada Candida albicans dari pada spesies Candida lainnya.
Kemudian, Candida albicans mensekresikan enzim
proteolitik yang mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan
protein sel pejamu sehingga memudahkan proses invasi.

Bahan / alat yang dapat disterilkan :


Alat gelas (buret, labu ukur, capet, tabung reaksi) dan alat
bervolume.
2. Sterilisasi panas kering
menggunakan suatu siklus Oven modern yang
dilengkapi udara yang dipanaskan dan disaring.
Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam bejana
sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15o, jika alat
sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari
250o . Waktu yang diperlukan lebih lama, antara 1 jam
sampai 2 jam, kecuali pemijaran.

Selain itu, Candida albicans juga mengeluarkan mikotoksin


diantaranya gliotoksin yang mampu menghambat aktivitas
fagositosis dan menekan sistem imun lokal. Terbentuknya
kolonisasi Candida albicans memudahkan proses invasi ter-
sebut berlangsung sehingga menimbulkan gejala pada
pejamu.

STERILISASI ALAT DAN BAHAN Bahan / alat yang dapat disterilkan dengan cara kering
Alat-alat dari gelas (gelas kimia, gelas ukur, pipet ukur,
Cara - Cara Sterilisasi Menurut FI.ed.IV.
erlemeyer, botol-botol, corong yang tidak memiliki volume),
1. Sterilisasi uap
Proses sterilisasi thermal yang menggunakan uap jenuh bahan obat yang tahan pemanasan tinggi (minyak lemak,
dibawah tekanan selama 15 menit pada suhu 121o. vaselin).
Alat : autoklaf
3. Sterilisasi gas
Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida
yang dinetralkan dengan gas inert, tetapi keburukan
gas etilen oksida ini adalah sangat mudah terbakar,
bersifat mutagenik, kemungkinan meninggalkan residu
toksik di dalam bahan yang disterilkan, terutama yang Proses ini untuk mencegah masuknya mikroba hidup
mengandung ion klorida. ke dalam komponen steril atau komponen yang
melewati proses antara yang mengakibatkan produk
4. Sterilisasi dengan radiasi ion setengah jadi atau produk ruahan atau
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan yaitu komponennya bebas dari mikroba hidup.
disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi Cara sterilisasi dengan menggunakan teknik yang
gamma) dan radiasi berkas elektron. dapat memperkecil kemungkinan terjadi cemaran/
Cara ini dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak kontaminasi dengan mikroba hingga seminimal
tahan terhadap sterilisasi panas dan khawatir tentang mungkin.
keamanan etilen oksida. Keunggulan sterilisasi ini
Macam Sel Berdasarkan Keadaan Inti
adalah reaktivitas kimia rendah, residu rendah yang
dapat diukur serta variabel yang dikendalikan lebih a. sel prokarion, sel yang intinya tidak memiliki
sedikit. membran, materi inti tersebar dalam sitoplasma (sel
yang memiliki satu system membran. Yang termasuk
5. Sterilisasi dengan penyaringan dalam kelompok ini adalah bakteri dan alga biru
Sterilisasi larutan yang labil terhadap panas sering
dilakukan dengan penyaringan menggunakan bahan b. sel eukarion, sel yang intinya memiliki membran.
yang dapat menahan mikroba, hingga mikroba yang Materi inti dibatasi oleh satu system membran terpisah
dikandungnya dapat dipisahkan secara fisika. Ukuran
dari sitoplasma. Yang termasuk kelompok ini adalah
porositas minimal membran matriks tersebut berkisar
0,2 mm – 0,45 mm tergantung pada bakteri apa yang
semua makhluk hidup kecuali bakteri dan alga
hendak disaring. biru
Penyaring yang
Sel Prokariotik
tersedia saat ini
- Tidak memiliki inti sel yang jelas karena tidak
adalah selulosa
asetat, selulosa
memiliki membran inti sel yang dinamakan nucleoid
nitrat, - Organel-organelnya tidak dibatasi membran
flourokarbonat, - Membran sel tersusun atas senyawa peptidoglikan
polimer akrilik, - Diameter sel antara 1-10mm
polikarbonat, - Mengandung 4 subunit RNA polymerase
poliester, polivinil - Susunan kromosomnya sirkuler
klorida, vinil nilon,
potef dan juga Sel Eukariotik
membran logam. - Memiliki inti sel yang dibatasi oleh membran inti
Keuntungan cara ini :
dan dinamakan nucleus
 Digunakan untuk bahan obat yang tidak tahan - Organel-organelnya dibatasi membran
pemanasan tetapi larut dalam air. - Membran selnya tersusun atas fosfolipid
 Dapat dilakukan dengan cepat, terutama untuk
- Diameter selnya antara 10-100mm
pembuatan kecil-kecilan.
- Mengandungbanyak subunit RNA polymerase
 Semua mikroba hidup atau mati dapat disaring dari
larutan, virus jumlahnya dikurangi.
- Susunan kromosomnya linier
 Penyaring dapat bersifat adsorpsi, sebagian besar MORFOLOGI BAKTERI
virus dapat diadsorpsi
1. Kapsul atau Lapisan Lendir
Kerugian cara ini :
Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan yang terluar dari
 Masih diperlukan zat bakterisida. bakteri yang menyelimuti dinding sel. Lapisan ini
 Hanya dapat digunakan untuk pembawa berair, tidak
memiliki ketebalan yang bervariasi disetiap jenis-jenis
dapat digunakan untuk pembawa minyak.
bakteri. Lapisan tebal tersebutlah yang disebut dengan
 Beberapa jenis penyaring dapat mengadsorpsi bahan
obat, terutama kalau kadarnya kecil. kapsul, dan ada juga lapisan tipis yang disebut lapisan
 Beberapa penyaring sukar dicuci : porselin, lendir.
Keiselguhr.
Fungsi Kapsul atau Lapisan Lendir
 Beberapa penyaring bersifat alkalis (Seitz filter) dan
penyaring dari asbes melepaskan asbes ke dalam
larutan.  Sebagai pelindung,
 Filtrat yang diperoleh belum bebas dari virus.  Menjaga sel agar tidak kekeringan,
6. Sterilisasi dengan cara aseptic
 Membantu pelekatan dengan sel bakteri lain atau bakteri, sedangkan pada DNA nonkromosom (plasmid)
yang hanya menentukan sifat-sifat tertentu, seperti sifat
pada substrak,
patogen, sifat fertilitas (kemampuan dalam bereproduksi
 Pada bakteri patogen, kapsul melindungi bakteri secara seksual), dan sifat kekebalan terhadap antibiotik
dari pengaruhi sistem kekebalan (antibodi) yang tertentu. DNA kromosom pada organisme eukariotik
dihasilkan oleh sel tubuh inang. akan berbentuk rantai ganda linier, sedangkan pada DNA
kromosom prokariotik (bakteri) yang berupa rantai ganda
melingkar yang terkumpul dalam suatu serat kusut yang
2. Dinding Sel disebut dengan region nukleoid. Jumlah DNA bakteri
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan DNA sel
Dinding sel bakteri tersusun dari senyawa eukariotik sekitar 1:1.000 dari DNA sel eukariotik. DNA
pepetidoglikan. Peptidoglikan adalah suatu polimer yang kromosom dapat di bereplikasi pada saat menjelang
pembelahan sel.
terdiri dari polipeptida pendek.Peptidoglikan memiliki
ketebalan lapisan yang bervariasi dari ketebalan lapisan DNA nonkromosom (plasmid) memliki bentuk melingkar
ini berpengaruh terhadap respons pewarnaan, yang (sirkuler) dengan ukuran yang memiliki jauh lebih kecil
digunakan dalam penggolongan bakteri, yaitu bakteri dibandingkan DNA kromosom. Umunnya, bakteri tetap
dapat hidup walaupun plasmidnya dikeluarkan dari sel.
Gram posisitf dan bakteri Gram negatif.
Hal ini dimanfaatkan dalam teknologi rekaya genetika.
Plasmid digunakan sebagai vektor atau pembawa suatu
Fungsi Dinding Sel gen tertentu yang ingin didisipkan. Plasmid dapat
bereplikasi tanpa kontrol dari DNA kromosom, serta
 Mempertahankan bentuk dari sel memiliki kemudahan dalam ditransfer ke sel bakteri
 Memberikan sebuah perlindungan fisik, lainnya pada saat terjadi konjugasi.
Fungsi DNA
 Menjaga sel agar tidak pecah dalam lingkungan
yang memiliki tekanan osmotik yang lebih
rendah (hipotonis)
 Materi genetik yang sebagian besar menentukan
 Sel bakteri dapat mengalami plasmolisis jika
sifat-sifat metabolisme bakteri (DNA
berada pada lingkungan yang tekanan osmotik
Kromosom)
lebih tinggi (hipertonis).
 Menentukan sifat patogen, sifat fertilitas
 Bakteri akan mati jika berada pada larutan yang
(kemampuan bereproduksi secara seksual), dan
pekat misalnya mengandung banyak garam atau
sifat ketebalan terhadap suatu antibiotik (DNA
banyak gula.
nonkromosom)
3. Membran Plasma 1. Transkripsi
Membran plasma tersusun dari senyawa fosfolipid dan
protein yang bersifat selektif permeabel (dapat dilewati Transkripsi terjadi didalam nukleus dan merupakan
oleh zat-zat tertentu).
pengalihan dari kode genetik dari DNA-RNA
komplementer. Enzim RNA polimerase dapat
Fungsi membran plasma: menempelkan dan membuka ritsleting molekul DNA
 Membungkus sitoplasma menjadi dua untaian yang terpisah. Enzim ini juga
 Mengatur pertukaran zat yang berada di dalam dapat mengikat segmen promotor DNA yang dapat
sel dengan zat yang ada diluar sel.
4. Mesosom mengindikasikan awal untai tunggal DNA yang akan di
Mesosom adalah organel sel yang memiliki penonjolan salin. Selain itu, enzim ini dapat bergerak sepanjang
pada membran plasma ke arah dalam sitoplasma. DNA, lalu mencocokan nukleotida DNA dengan RNA
Fungsi Mesosom komplementer serta nukleotida dapat menciptakan
sebuah molekul RNA baru yang dapat dipolakan DNA
 Menghasilkan energi
.
 Membentuk dinding sel baru saat terjadi
pembelahan sel Menyalin DNA sampai RNA polimerase yang
 Menerima DNA pada saat konjugasi mencapai sinyal terminasi yang merupakan satu set
spesifik nukleotida yang mendai akhir dari gen yang
7.DNA disalin dan sinyal melepaskan DNA dengan RNA yang
Bakteri mempunyai dua macam DNA (deoxyribonucleic baru dicetak. RNA memiliki tiga jenis yaitu :
acid), yaitu DNA kromosom dan DNA nonkromosom
(plasmid). DNA kromosom adalah materi genetik yang
menentukan sebagian besar dari sifat-sifat metabolisme
sel dan berguna dalam pemecahan produk limbah sisa
protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat kedalam
bagian komponen yang disusun ulang dan
penggunaan kembali oleh sel.

 mRNA ditranskripsi dari DNA dan membawa


informasi genetik dari DNA yang akan
diterjemahkan menjadi asam amino.
 tRNA menafsirkan kodon 3 huruf dari asam
nukleat dengan kata asam amino satu huruf.
 rRNA merupakan jenis yang paling melimpah
dari RNA, bersama protein terkait menyusum
ribosom.

Ketika RNA selesai menyalin segmen tertentu dari


DNA, maka DNA akan mengkonfigurasi ulang kedalam
struktur double-helix asli.
2. Translasi

Konversi informasi yang terkandung dalam urutan


nukleotida mRNA menjadi urutan asam amino yang
bersatu untuk menciptakan protein. mRNA bergerak
ke ribosom dan dibaca oleh tRNA yang akan
menganalisis bagian dari tiga urutan nukleotida yang
disebut kodon. Tiga nukleotida kodon spesifik untuk
asam amino tertentu. Sinyal setiap kodon untuk
masuknya asam amino menggabungkan urutan yang
benar untuk membuat protein tertentu yang dikodekan
DNA. Terjemahan selanjutnya sampai ribosom
mengakui kodon yang menandai akhir urutan asam
amino. Setelah protein dibuat, mereka dikemas dan
diangkut ke tujuan keakhir jalur yang menarik.
Langkah yang melibatkan 3 organel :
1. Vesikul mengangkut protein dari ribosom-
aparatus golgi.
2. Vesikel bermigrasi ke mebran dan melepaskan
protein mereka ke luar sel.
3. Lisosom mencerna dan mendaur ulang bahan
limbah yang digunakan kembali oleh sel.

Enzim yang ada dalam aparatus golgi akan


memodifikasi protein dan menyertakan mereka dalam
vesikel baru dari permukaan aparatus golgi. Vesikel
kecil, amplop membran yang tertutup dibuat dalam
retikulum endoplasma dan digunakan untuk
mengangkut zat melalui sel. Lisosom merupakan jenis
khusus dari vesikel yang berisi enzim pencernan untuk
FARMAKOKIMIA
O
• Alkohol: R-OH
N CH3
• Eter: R-O-R'

• Aldehid: RCHO

O • Nitril : RCN

CH3CH2 C H
CH3 C N
• Keton: RCOR OH COOH SO3H
CH3 NH2

O
CH3 C CH3 Toluena Anilin Fenol Asam Benzoat Asam Bensensulfonat

Br Br Br
Asam karboksilat dan turunannya
Br
• Asam karboksilat : RCOOH
Br
O Br
o-Dibromobensena m-Dibromobensena p-Dibromobensena
C OH orto meta para

KEPOLARAN
• Klorida asam : RCOCl Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya
suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini
O
C terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai
Cl
nilai keelektronegatifitas yang berbeda.

• Ester : RCOOR'
Ciri-ciri senyawa polar:

O 1. Dapat larut dalam air dan pelarut polar lain

C 2. Memiliki kutub positif (+) dan kutub negatif (-), akibat tidak
OCH3
meratanya distribusi elektron

3. Memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk molekul


diketahui ) atau memiliki perbedaan keelektronegatifan.
• Amida : RCONH2 Contoh : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5 )
Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat
O
adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang
C NH membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan
2
mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama

• Amina : RNH2, RNHR', R3N Ciri-ciri senyawa non polar


1. Tidak larut dalam air dan pelarut polar lain
• Amida : RCONH2, RCONHR, RCONR2
2. Tidak memiliki kutub positif (+) dan kutub negatif (–),
akibat meratanya distribusi elektron
3. Tidak memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk menentukan suatu senyawa berdasarkan berat molekul dari
molekul diketahui ) atau keelektronegatifannya sama. senyawa yang kita analisis biasanya alat ini disatukan
Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2 dengan HPLC atau GC untuk melakukan pemisahannya,
karena senyawa yang masuk kedalam MS harus senyawa
Kepolaran suatu molekul dinyatakan menggunakan suatu tunggal.
besaran yang disebut momen dipol (µ). Semakin besar harga
momen dipol, semakin polar senyawa yang bersangkutan
bahkan mendekati ke sifat ionik. Momen dipol merupakan Analisis Kuantitatif
suatu besaran vektor yang digambarkan menggunakan
moment ikatan. Jika jumlah vektor momen-momen ikatan Analisis kuantitatif merupakan suatu tekhnik atau metode
lebih besar dari nol, maka molekul tersebut bersifat polar,
sebaliknya jika jumlah vektor momen-momen ikatan sama untuk menentukan Kuantitas atau kadar suatu
dengan nol, maka maka molekul tersebut bersifat nonpolar. unsur/senyawa dalam suatu cuplikan. Analisis Kuantitatif
dilakukan apabila kita telah mengetahui senyawa apa saja
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF
yang terkandung dalam suatu contoh. Sehingga dilakukan
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia
analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu Analisis Kuantitatif ini untuk menentukan kadar dari suatu
sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan unsure yang terkandung. Berdasarkan metode yang
pada interaksi antara materi dengan cahaya.
dilakukan Analisis Kuantitatif dibagi menjadi 2, yaitu :
Dari 4 jenis spektrofotometri ini (UV, Vis, UV-Vis dan Ir)
memiliki prinsip kerja yang sama yaitu “adanya interaksi
antara materi dengan cahaya yang memiliki panjang 1. Analisis Konvensional
gelombang tertentu”. Perbedaannya terletak pada panjang
gelombang yang digunakan. Metode Analisis konvensional ini diantaranya adalah
Instrumen : sumber cahaya- monokromator-sel sample- Gravimetri, Volumetri/ Titrimetri, dan colourimetri.
detektor-read our (pembaca) Pada Metode Gravimetri ini penentuan kadar suatu
Jenis P.gel Absorp Lampu unsur/senyawa berdasarkan dari bobotnya, suatu unsur
UV 200-380 G.kro bening Deuterium diendapkan secara khas menjadi senyawa yang stabil
nm mofor
VIS 380-780 G. berwarna tungsten kemudian endapan ini dilakukan preparasi selanjutnya dan
nm krom ditimbang bobotnya.
ofor
Uv-vis campuran photodiode
IR (jauh, 2,5- Sample Metode Volumetri atau titrimetri, penentuan kadar suatu
pertengahan, 1000 murni unsur/senyawa berdasarkan Volume. Pada metode ini suatu
pendek) µm
senyawa yang ingin diketahui kadarnya (Senyawa A)
direaksikan dengan suatu senyawa yang dapat bereaksi
Spektrofotometri : suatu alat yang digunakan untuk
mengukur energi secara relative jika energi tersebut dengan cepat dan diketahui kadarnya (Senyawa B). Kadar
ditransmisikan, derefleksikan dan diemisikan sebagai fungsi senyawa yang ingin diketahui ditentukan berdasarkan
dari panjang gelombang.
volume Senyawa B yang diperlukan untuk bereaksi dengan
Absorbansi : banyaknya cahaya atau energi yang diserap
Senyawa A dan dilakukan perhitungan lebih lanjut.
oleh partikel-partikel dalam larutan.

Selanjutnya Metode Colourimetri, penentuan kadar suatu


Selanjutnya analisis kualitatif dapat dilakukan dengan unsur/senyawa berdasarkan kesamaan warna secara visual
metode yang lebih modern yaitu dengan menggunakan senyawa yang ingin diketahui dengan senyawa standard
instrument diantaranya Spektrofotometri UV, yang telah diketahui kadarnya. Metode ini mirip dengan
Spektrofometri FTIR, HPLC, MS (Mass Spectroscopy), dan metode Volumetri, suatu senyawa yang ingin diketahui
NMR. Spektrofotometer UV menentukan suatu senyawa kadarnya direaksikan dengan suatu senyawa spesifik untuk
berdasarkan penyerapan sinar UV oleh gugus kromofor menghasilkan senyawa baru yang memiliki warna yang
yang ada dalam senyawa. Spektrofotometer FTIR stabil, kemudian senyawa ini dibandingkan warnanya
menentukan suatu senyawa berdasarkan Gugus Fungsi yang dengan senyawa standar yang telah diketahui kadarnya
dimiliki oleh suatu sampel. Spektroskopi Mass/MS
dengan melakukan titrasi bertahap sampai memiliki warna Pertama, titrasi iodometri. Merupakan titrasi redoks dengan
yang sama dengan contoh. menggunakan I2 dan merupakan jenis reaksi tidak langsung.
Karena I2 yang akan bereaksi harus dibuat terlebih dahulu
dengan reaksi redoks sebelumnya.
Analisis Instrumen
Kedua, titrasi iodimetri. Merupakan titrasi redoks dengan I 2
juga. Bedanya dengan iodometri, I2 yang digunakan
Metode analisis ini dilakukan dengan menggunakan suatu langsung dalam wujud I2 sehingga disebut juga reaksi
alat yang membantu dalam menentukan kadar suatu langsung.
senyawa dalam cuplikan. Instrumen yang biasa digunakan Ketiga, titrasi permanganometri. Merupakan reaksi titrasi
dalam penentuan kadar suatu senyawa diantaranya : dengan memanfaatkan ion Mn2+. Indikator yang digunakan
biasanya amilum yang dapat membentuk kompleks dengan
I2 yaitu iodo-amilum berwarna biru. Selain itu bisa juga
1). Spektrofotometri UV-VIS digunakan untuk analisis menggunakan autoindikator. Dimana kelebihan larutan
senyawa anorganik (logam dan non logam) dan senyawa standar yang menetes pada larutan hasil reaksi utama yang
telah stoikiometris akan menunjukkan gejala tertentu seperti
Organik. perubahan warna yang menandai titrasi harus dihentikan.
2). Spektrofotometri FTIR digunakan untuk analisis
Titrasi Kompleksasi
senyawa organic melalui gugus fungsinya.
Titrasi kompleksasi merupakan jenis titrasi dengan reaksi
3). Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) digunakan untuk
kompleksasi atau pembentukan ion kompleks. Biasanya
analisis senyawa Anorganik (Logam). digunakan untuk menganalisa kadar logam pada larutan
4). Gas Chromatography (GC) digunakan untuk analisis sampel yang dapat membentuk kompleks dengan larutan
standar yang biasanya merupakan ligan. Indikator yang
senyawa organik. digunakan biasanya akan bereaksi dengan kelebihan titran
5). High Performa Liquid Chromatograpy (HPLC) (sama-sama membentuk ion kompleks) dan menunjukkan
perubahan warna. Pada titrasi jenis ini ada banyak hal yang
digunakan untuk analisis senyawa organic.
harus ditimbang dan diperhatikan mengingat pembentukan
6). Flamefotometri digunakan untuk analisis senyawa ion kompleks adalah spesifik pada kondisi tertentu.
anorganik (Logam) Misalnya pada pH tertentu sehingga larutan sampel harus
didapar dengan buffer pH tertentu pula.
7). X-ray fluorescence (XRF) digunakan untuk analisis
senyawa anorganik (Logam) Titrasi Asam Basa

Penggunaan alat ini disesuaikan dengan senyawa apa yang Titrasi asam basa merupakan metode analisis kuantitatif
yang berdasarkan reaksi asam basa. Sesuai persamaan
akan di analisis, sifat fisik suatu unsur, perkiraan kadar dari
umum reaksi asam basa: asam + basa à garam + air.
uji pendahuluan sehingga hasil yang diperoleh dapat Indikator yang biasa digunakan adalah indikator yang dapat
dipertanggungjawabkan karena setiap instrument memiliki memprofilkan perubahan warna pada trayek pH tertentu.
Kurva titrasi asam basa biasanya dapat dibuat dengan
ketelitian yang berbeda. Contohnya untuk penentukan kadar membuat plot antara ml titran (sb.x) dengan pH larutan
suatu unsur logam dalam batuan, penentuan unsur utama (sb.y).
(makro) dilakukan dengan menggunakan XRF, sedangkan Titrasi Argentometri
untuk menentukan kadar logam lain yang kadarnya kecil
Titrasi argentometri adalah jenis titrasi yang digunakan
(mikro) dilakukan dengan menggunakan SSA. Hal ini khusus untuk reaksi pengendapan. Prinsip umumnya adalah
dikarenakan SSA memiliki ketelitian yang lebih tinggi untuk mengenai kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dari
reagen-reagen yang bereaksi. Secara umum, metode titrasi
kadar mikro dibandingkan dengan XRF. argentometri ada tiga macam.

Pertama, metode Mohr. Pada metode ini tidak ada indikator


Titrasi atau titrimetri mengacu pada analisa kimia
yang digunakan. Sehingga untuk menandai titik akhir titrasi
kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan volume suatu
adalah tingkat kekeruhan dari larutan sampel. Ketika larutan
larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang
standar telah mengalami reaksi stoikiometris dengan larutan
diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan
sampel, maka ml larutan standar berikutnya yang menetes
dari zat yang akan dianalisis. Larutan dengan konsentrasi
pada larutan sampel akan menghasilkan endapan karena
yang diketahui tersebut disebut larutan standar.
larutan hasil reaksi titrasi telah jenuh. Namun, dapat juga
Titrasi Redoks digunakan indikator yang dapat bereaksi dengan kelebihan
larutan standar dan membentuk endapan dengan warna yang
Titrasi redoks sesuai namanya merupakan jenis titrasi berbeda dari endapan reaksi utama.
dengan reaksi redoks. Secara umum ada tiga macam reaksi
redoks.
Kedua, metode Volhard. Metode ini menggunakan indikator  Formulasi Tablet cukup rumit :
yang akan bereaksi dengan kelebihan larutan standar - Sulit dikempa krn sifat amorf
membentuk ion kompleks dengan warna tertentu. - Zat aktif sulit terbasahi, lambat melarut dlsb
- Rasa pahit & bau yg sulit dibuang
Ketiga, metode Fajans. Metode ini menggunakan indikator
adsorpsi. Endapan yang terbentuk dari reaksi utama dapat - Zat yg peka trhdp oksigen, atmosfir & lembab
menyerap indikator adsorpsi pada permukaannya sehingga  JENIS SEDIAAN TABLET, a.l.
endapan tersebut terlihat berwarna.  Tablet kompresi
 Tablet kompresi ganda
 Tablet salut gula
FARMASETIK  Tablet salut selaput
 Tablet salut enterik
 Sediaan dipasaran  Tablet sublingual atau bukal
 Tetrasikin : bentuk kapsul dengan kandungan 250  Tablet kunyah
mg dan 500 mg. Juga ada yang dalam bentuk buffer  Tablet Effervescent
untuk mengurangi efek sampingnya mengritasi  Tablet triturat
lambung.  Tablet Hypodermik
 Tablet dengan pelepasan terkendali.
 Doksisiklin : bentuk sediaan tablet dan kapsul
 METODE PEMBUATAN TABLET
dengan kanduungan 50 mg dan 100 mg.
 Metode cetak langsung
 Oksitetrasiklin : bentuk sediaan kapsul 500 mg dan  Metode granulasi basah
vial 50 mg/ml untuk injeksi.  Metode granulasi kering
 Komponen Tablet
 Minosiklin : bentuk kapsul dengan kandungan 50 1. Zat aktif
mg dan 100 mg. 2. Zat tambahan (eksipien)
a. Bahan pengisi (diluent) untuk memperbesar
TABLET volume dan ditambahkan jik zat aktifnya sedikit.
 Menurut FI ed IV : Tablet adalah sediaan padat Co : Laktosa, pati.
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan b. Bahan pengikat (binder) untuk menambah daya
pengisi. Berdasarkan metoda pembuatan dapat adhesi pada granulasi dan dan kohesi pada bahan
digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. pengisi. Co : Gom arab, gelatin, glukosa, CMC.
 KRITERIA TABLET c. Bahan penghancur/pengembang (disintegrant)
 Ada zat aktif & nonaktif yg mmnuhi persyaratan membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Co :
 Mengandung zat aktif yang homogen dan stabil Pati, asam alginat, selulosa mikokristal.
 Memiliki keseragaman bobot d. Bahan pelicin (lubrican) untuk mengurangi gesekan
 Secara visual memiliki penampilan yang memenuhi selama proses pengempaan tablet. Co : Asam
persyarat. stearat dengan logam, minyak nabati
 Memiliki waktu hancur dan laju disolusi memenuhi terhidrogenasi.
persyaratan e. Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan
 Harus stabil thdp udara dan suhu lingkungan. kemampuan mengalir serbuk. Co : Silika pirogenik
 Bebas dari kerusakan fisik. koloidal.
 Stabilitas kimiawi dan fisika cukup lama saat f. Bahan penyalut (coating agent)
penyimpanan 3. Ajuvan
 Zat aktif dpt dilpas secara homogen dlm wak ttt a. Bahan pewarna , berfungsi meningkatkan nilai
 Memenuhi persyaratan Farmakope yg berlaku estetika dan identitas produk.
 KEUNTUNGAN SEDIAAN TABLET b. Bahan pewarna (flavour) menutupi rasa dn bau zat
 Volume sediaan cukup kecil. aktif yang tidak enak.
 Ketepatan ukuran pemakaian  Cara pembuatan Tablet
 Dapat mengandung zat aktif dlm jumlah Campuran serbuk harus diubah menjadi granul, yaitu
 besar kumpulan serbuk dengan volume lebih besar yang
 Sediaan kering sehingga zat aktif stabil melekat satu sma lain. Cara merubah serbuk menjadi
 Cocok utk zat aktif yang sukar larut dalam air granul yaitu disebut granulasi.
 Mudah memberikan identitas Tujuan granulasi adalah sbb:
 Mudah ditelan 1. Supaya sifat alirnya baik (free-flowing)
 Produk dengan profil lepas khusus 2. Ruang udara dalam bentuk granul jmlahnya lebih
 Dapat disalut kecil, makin banyak udara tablet makin mudah
 Mudah diproduksi secara masal peah.
 KERUGIAN SEDIAAN TABLET
 Bbrpa pasien tdk dpt menelan obat.
3. Agar pada saat dicetak tidak mudah melekat pada  Ekstrusi dan peletisasi ( Pelletizing)
stempel (punch) dan mudah lepas dari matriks  Prosedur Granulasi Basah
(die). Disiapkan alat dan ditimbang bahan-bahan yang dibutuhkan
 Macam-macam granulasi ↓
 Granulasi basah (proses menambahkan cairan Aminopilin dan Avicel PH 102 di campur hingga homogen
pada suatu serbuk atau campuran serbuk dalam ↓
suatu wadah yang dilengkapi sistem pengadukan Dibasahai massa dengan larutan pengikat sedikit demi
yang akan menghasilkan aglomerat atau granul) sedikit

 Granulasikering/slugging/precompression
Massa basah diayak dengan mesh 10
 Cara kempa langsung dilakukan jika :

- Jml zat aktif per tabletnya ckup untuk dicetak
Granul yang terbentuk, dikeringkan dalam oven hingga
- Zat aktifnya mempnyai sifat alir yang baik kering
- Zat aktif yang berbent`k kristal yang bersifat ↓
free flowing Granul yang telah kering diayak kembali dengan mesh 10
- zat aktif yang kecil dosisnya ↓
- tidak tahan terhadap panas dan lembab Dilakukan evaluasi campuran granul
- Bahan pengisi untuk kempa langsung biasanya ↓
digunakan selulosa mikokristal, laktosa Granul dicampur dengan Primojel, Talk dan Mg Stearate
anhidrat, laktosa semprot kering. ↓
 Macam – macam kerusakan tablet Dilakukan pengempaan tablet
 Binding : Kerusakan tablet akibat massa yang akan ↓
dicetak melekat pada dinding ruang cetakan Dilakukan evaluasi tablet
 Sticking/picking : Perlekatan yang terjadi pada ↓
Tablet dikemas dengan pengemas yang sesuai (blister)
punch akibat permukaan punch yang tidak licin,
ada lemak dalam pencetak, massa basah.
 Fungsi Bahan:
 Whiskering : Terjadi karena pencetak tidak pas
 Avicel : pengisi
dengan ruangan cetakan atau terjadi pelelehan zat
Alasan : berbentuk granul dengan sifat alir yang
aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi.
baikkadar lembab tinggi, sehingga dapat membuat
 Splitting : lepasnya lapisan tipis dari permukaan
ikatan yang cukup kuat antara molekul obat dan
tablet terutama pada bagian tengah eksipien
 Capping : membelahnya tablet dibagian atas,  Gelatin : pengikat (binder)
disebabkan oleh daya pengikat kurang, massa tablet Alasan : Merupakan pengikat yang baik karena
terlalu banyak mengandung udara, tenaga pada saat memberikan kekerasan yang baik pada tablet
pencetakan terlalu besar, formula tidak sesuai, die  Magnesium stearate : pelincir ( antiadheran dan
dan punch tidak rata. lubrikan)
 Moltting : Terjadi karena zat warna yang tidak Alasan : merupakan lubrikan yang paling efektif
merata dan digunakan secara luas dan memiliki daya
 Crumbling : Tablet retak dan rapuh karena krang lubrikan yang baik, kombinasi yang baik bersama
tekanan dan zat pengikat. dengan talk
 Pembentukan granul secara granulasi basah diperoleh  Talkum : pelincir (antiadheran dan glidan
melalui: Alasan : dapat memperbaiki aliran granul dan
 Pembentukan jembatan kristalin oleh pengikat biasanya dikombinasikan dengan magnesium
selama pengeringan stearat agar fungsi pelincir lebih optimal
 Struktur di bentuk dengan pengerasan pengikat  Prosedur Granulasi Kering
dalam pengeringan Campur amylum manihot, PVP, Laktosa, sebagian talk daan
 Meremukkan dan mengikat partikel-partikel selama sebagian asam stearat buat masa kepal, sambil disemprot
etanol
pengempaan

 Kohesi : gaya tarik menarik antara partikel partikel
Lakukan slugging dalm wadah
yang sejenis. Kohesi dipengaruhi oleh kerapatan

dan jarak antarpartikel dalam zat. Adhesi : gaya Hancurkan hasil slugging tsb sampai didapat granul yang
tarik menarik antara partikel partikel yang tidak baik, lakukan sampai mendapat sifat alir
sejenis. Gaya adhesi akan mengakibatkan dua zat ↓
akan saling melekat bila dicampurkan tambahkan zat aktif dan sisa bahan, aduk hingga homogeny
 Metodelogi ↓
 Pembasahan massa (Wet Massing) Cetak dengan mesin tablet
 Fluid Bed Granulation ↓
 Semprot kering (Spray Drying ) Dilakukan evaluasi tablet
 Granulasi panci (Pan Granulation) ↓
Tablet dikemas dengan pengemas yang sesuai (blister) 3. Waktu hancur dan disolusi
 Fungsi Bahan: Memasukkan 5 tablet (menurut FI ed. III) atau 6
 Laktosa : pengisi (filler) tablet (menurut FI ed. IV) ke dalam keranjang,
Alasan : Dapat mengalami deformasi yang plastis turun-naikkan keranjang secara teratur 30 kali tiap
didalam pencetakan sehingga penggunaanya menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada
sebagai bahan pengisi tablet sangat bagian tablet yang tertinggal diatas kasa, kecuali
menguntungkan, selain itu laktosa memiliki sifat fragmen berasal dari zat penyalut. Kecuali
alir yang baik dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk
 Amilum penghancur menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15
(Disintegran/penghancur) menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih
Alasan : Karena memiliki daya pengembangan dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan
yang tinggi dan memiliki sifat hidrofilisitas yang bersalut selaput.
baik, sehingga proses disintegrasi baik
 Asam Stearat : pelincir ( antiadheran dan lubrikan) 4. Kekerasan Tablet (FI ed. III)
Alasan : Kompatibel terhadap zat aktif Aspirin, Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk
memiliki daya lubrikan yang baik terhadap die mengetahui kekerasannya, agar tablet tidak terlalu
meskipun secara umum daya lubrikannya lebih rapuh atau terlalu keras. Kekerasan tablet ini erat
rendah dibanding Mg stearat hubungannya dengan ketebalan tablet, bobot tablet
 PVP (Pengikat) dan waktu hancur tablet. Alat yang digunakan
 Talk (pelincir/glidan) untuk pengukuran kekerasan tablet adalah Hardness
 Starch (penghancur luar) tester atau dengan tiga jari tangan.
 Syarat Tablet 5. Keregasan Tablet (Friability)
1. Keseragaman ukuran (FI ed. III) Friability adalah persen bobot yang hilang setelah
tablet diguncang. Penentuan keregasan atau
kerapuhan tablet dilakukan terutama pada waktu
tablet akan dilapis (coating). Alat yang digunakan
disebut Friability tester.
Caranya:
 Bersihkan 20 tablet dari debu, kemudian ditimbang
Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak (W1 gram)
kurang dari 1 1/3 kali tebalnya tablet  Masukkan tablet ke dalam alat
2. Keseragaman Bobot (FI ed III) dan Keseragaman  Putar alat tersebut selama 4 menit (kecepatan 20
sediaan (FI ed. IV) rpm)
 Keseragaman Bobot  Keluarkan tablet, bersihkan dari debu, dan
Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut (FI ditimbang (W2 gram)
ed. III):  Kerapuhan tablet yang didapat adalah W1 - W2 /
 Ditimbang 20 tablet dan dihitung bobit rata-
W1 x 100%
ratanya
 Batas kerapuhan yang diperbolehkan maksimal
 Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih
0,8%
dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-
rata lebih besar dari harga yang ditetapkan KAPSUL
pada kolom “A” dan tidak boleh ada satu tablet  Kapsul adalah sediaan berupa serbuk yang dimasukkan
pun yang bobotnya menyimpang dari bobot dalam cangkang capsul atau sediaan cair atau setengah
rata-rata lebih dari harga dalam kolom “B”. padat yang dibungkus dengan kapsul dasar.
 Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan
 Ukuran kapsul : NO. 000, NO. 00, NO. 0, NO.1, NO.2,
tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya
NO.3, NO.4. dg vol tertentu.
menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata
 Keuntungan Kapsul
yang ditetapkan dalam kolom “A” maupun
1. Utk obat atau zat2 yg rasa, bau yg kurang enak
kolom “B”.
2. Tidak diperlukan zat tambahan Corigens
3. Tidak diperlukan zat tambahan atau pengisi
 Keseragaman Sediaan
4. Cepat melepaskan zat berkhasiatnya dalam jumlah
 Persyaratan keseragaman bobot dilakukan terhadap
yang seragam & segera bekerja di lambung
tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih
5. Berdasarkan warna dapat dibedakan isi kapsul, dan
yang merupakan 50% atau lebih dari bobot satuan
merupkan identitas utk kapsul tersebut.
sediaan. Keseragaman bobot bukan merupakan
6. Karena terbuat dari gelatin/amilum maka akan
indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan
bersifat netral sehingga mudah dicerna dengan
jika zat aktif merupakan bagian kecil dari tablet
sedikit air
atau jika tablet bersalut gula.
7. Bentuknya menarik
8. Kerugian dari bentuk kapsul adalah pada
kelembaban tinggi akan berubah bentuk, pada Perbedaan kapsul keras dan kapsul lunak.
kelembaban rendah sifatnya rapuh sehingga
pewadahan dlm pot gelas dan disimpan ditempat Kapsul keras Kapsul lunak
sejuk & kering. - terdiri atas tubuh dan tutup - satu kesatuan
 Kerugian bentuk sediaan kapsul. - tersedia dalam bentuk - selalu sudah terisi
1. Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab kosong - isi biasanya cair, dapat juga
- isi biasanya padat, dapat padat
pori-pori cangkang tidak menahan penguapan
juga cair - bisa oral, vaginal, rectal,
2. Tidak untuk zat-zat yang higroskopis
- cara pakai per oral topikal
3. Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang
- bentuk hanya satu macam - bentuknya bermacam -
kapsul macam
4. Tidak untuk Balita
5. Tidak bisa dibagi ( misal ½ kapsul) Bahan Utama cangkang kapsul
 Penggolongan Kapsul
1. Kapsul Keras, biasanya digunakan utk obat Gelatin adalah produk alami yang diperoleh dari hidrolisis
berbentuk padat atau cair yg tdk mudah rusak. parsial kolagen. Gelatin merupakan protien yang larut yang
Terbuat dari gelatin dan air. bisa bersifat sebagai gelling agent (bahan pembuat gel) atau
2. Kapsul lunak/Kenyal, dapat diisi dengan zat padat, sebagai non gelling agent. Sumber bahan baku gelatin dapat
setengah padat atau cairan terbuat dari gelatin dan berasal dari sapi (tulang dan kulit jangat), babi (hanya (kulit)
air. dan ikan (kulit). Karena gelatin merupakan produk alami,
3. Kapsul Tepung (Capsulae Amilaceae), disebut juga maka diklasifikasikan sebagai bahan bangan bukan bahan
ouwel dibuat dari amilum atau tepung ditambah air tambahan pangan.
dan zat pengawet. 1. SIRUP
4. Kapsul Salut Enterik, kapsul yang disalut Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau
sedemikian rupa sehingga tidak larut di dalam gula lain dalam kadar tinggi (Anonim, 1995). Secara umum
lambung tetapi larut di dalam usus. sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat
 Cara Pengisian Kapsul atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa
1. Dengan Tangan manis. Sirup adalah sediaan cair kental yang minimal
2. Dengan alat bukan mesin mengandung 50% sakarosa (Ansel et al., 2005).
3. Dengan alat mesin
 KomponenSirup
 Faktor – Faktor yang Merusak Cangkang Kapsul
1. Mengandung zat-zat yang mudah mencair ( 1. Pemanis
higroskopis): KI, NaI, NaNO2 Pemanis berungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan.
2. Mengandung campuran eutecticum: Zat yang Dilihat dari kalori yang dihasilkan dibagi menjadi
dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori rendah.
daripada titik lebur semula, sehingga menyebabkan Adapun pemanis berkalori tinggi misalnya sorbitol,
kapsul rusak/lembekAsetosal dengan Hexamin atau sakarin dan sukrosa sdangkan yang berkalori rendah
Camphor dengan menthol seperti laktosa.
3. Mengandung minyak menguap, kreosot dan
alkohol 2. Pengawetantimikroba
4. Penyimpanan yang salah: Digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam
Di tempat lembab, cangkang menjadi lunak dan penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama dan tidak
ditumbuhi oleh mikroba atau jamur.
lengket
3. Perasa dan Pengaroma
Di tempat terlalu kering, kapsul akan kehilangan
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa
air sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah. buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam untuk
 Syarat kapsul membuat sirup mempunyai rasa yang enak. Karena
1. Keseragaman Bobot sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus
2. Waktu Hancur mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Pengaroma
3. Keseragaman Sediaan ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma
4. Uji Disolusi yang enak dan wangi. Pemberian pengaroma ini harus
sesuai dengan rasa sediaan sirup, misalkan sirup dengan
rasa jeruk diberi aroma citrus.
Penjelasan Macam-Macam Kapsul 4. Pewarna
Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan
Macam – macam kapsul tidak bereaksi dengan komponen lain dalam sirup dan
Berdasarkan bentuknya kapsul dalam farmasi warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan.
dibedakan menjadi dua yaitu kapsul keras (capsulae durae, Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama
hard capsul ) dan kapsul lunak (capsulae molles, soft capsul)
tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan warna CIRI KHAS ELIKSIR
biasanya dibuat konsisen dengan rasa.
•Mengandung alkohol 5%-24%
Sifat Fisika Kimia Sirup •Rasa manis, tidak semanis sirup
a. Viskositas
•Warna sesuai aroma
Viskositas atau kekentalan adalah suatu sifat cairan yang
berhubungan erat dengan hambatan untuk
mengalir.Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang GARGARISMA
diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan
suatu permukaan datar melewati permukaan datar lainnya Obat kumur adalah sediaan berupa larutan, umumnya dalam
dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan,
tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan dimaksudkan untuk digunakan untuk mencegah atau
kekentalannya. pengobatan infeksi tenggorok.

• Tujuan utama penggunaan obat kumur adalah dimaksudkan


b. Uji mudah tidaknya dituang agar obat terkandung di dalamnya dapat langsung terkena
Uji mudah tidaknya dituang adalah salah satu parameter selaput lendir sepanjang tenggorokan dan tidak dimaksudkan
kualitas sirup. Uji ini berkaitan erat dengan viskositas. zat pensuspensi dan obat yang bersifat lendir tidak sesuai
Viskositas yang rendah menjadikan cairan akan smakin untuk dijadikan obat kumur.
mudah dituang dan sebaliknya. Sifat fiik ini digunakan
untuk melihat stabilitas sediaan cair selama • Efek Kosmetik (Contoh : Membersihkan, Menghilangkan,
penyimpanan.Besar kecilnya kadar suspending agent
Mencegah Bau Mulut)
berpengaruh terhadap kemudahan sirup untuk dituang.
Kadar zat penstabil yang terlalu besar dapat menyebabkan • Erek Terapetik (Contoh : Pengobatan Penyakit Mukos,
sirup kental dan sukar dituang. Pencegahan Karies Gigi, Mengobati Infeksi)

B. ELIKSIR
Menurut farmakope indonesia edisi III 1979, eliksir adalah BENTUK SEDIAAN SEMISOLID
sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang
sedap, mengandung obat dan selain obat seperti pemanis, • Bentuk sediaan semisolid memiliki konsistensi dan wujud
pewangi dan pengawet, digunakan secara oral. Pelarut antara solid dan liquid, dapat mengandung zat aktif yang
utama biasanya etanol, bisa juga ditambahkan gliserol,
larut atau terdispersi dalam pembawa (basis). Bentuk
sorbitol, dan propilenglikol.
sediaan semisolid biasanya digunakan secara topical, yaitu
Eliksir atau elixir adalah sediaan farmasi yang berbentuk diaplikasikan pada permukaan kulit atau sleput mukosa.
cair yang mengandung air dan alkohol (hidroalkohol),
Namun demikian sediaan topical tidak harus semisolid.
defenisi lainnya menyebutkan eliksir adalah sediaan cair
hidroalkohol, jernih dan manis, untuk penggunaan • Faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan formulasi
oral.Eliksir merupakan : Cairan jernih, rasa manis, larutan
sediaan semisolida adalah :
hidroalkohol .
Digunakan untuk pemakaian oral 1. Struktur kulit
Umumnya mengandung flavouring agent untuk 2. Formulasi sediaan semisolida
meningkatkan rasa enak. 3. Cara pembuatan
BENTUK SEDIAAN SEMISOLID
KOMPONEN ELIKSIR Bentuk sediaan semisolid memiliki konsistensi dan
ZAT AKTIF STERIL

Yaitu zat utama/zat berkhasiat dalam sedian eliksir


• Sediaan steril yaitu sediaan terapetis yang bebas
mikroroganisme baik vegetatif atau bentuk sporanya baik
PELARUT patogen atau nonpatogen.

Yaitu cairan yang dapat melarutkan zat ktif atau biasa Berdasarkan penggunaan
disebut zat pembawa.Pelarut utama digunakan etanol untuk a. Injeksi
mempertinggi kelaruta Suatu larutan obat dalam pembawa yang cocok dengan atau
tanpa bahan tambahan yang dimaksudkan untuk penggunaan
PEMANIS
parenteral
Yaitu ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada eliks b. Cairan Infus
ir. Dapat ditambahkan Merupakan injeksi khusus karena cara pemberiannya dan
Gliserol, sorbitol & propilenglikol sebagai pengganti gula volumenya besar Berguna untuk :
1. Nutrisi dasar, contoh : infus dekstrosa i. Larutan, suspensi dan salep untuk mata
2. Perbaikan keseimbangan elektrolit, contoh : infus Obat-obatan dalam larutan atau suspensi yang diberikan
ringer mengandung ion Na+, K+, Ca2+ dan Cl- dengan meneteskan ke dalam mata termasuk sediaan steril,
3. Pengganti cairan tubuh, contoh iInfus dekstrosa dan meskipun batasan steril biasanya tidak dimasukkan dalam
NaCl pada namanya, seperti : “Sulfacetamide larutan mata” atau
4. Membantu diagnosis, contoh untuk penentuan fungsi Hydrocortison Acetat Suspensi mata.
ginjal : injeksi mannitol
j. Pelet steril atau implantasi subkutan
c. Radiopharmaceutical Pelet atau implan steril merupakan tablet berbentuk silindris,
Suatu injeksi yang mengandung bahan radioaktif. Berfungsi kecil, padat dengan diameter lebih kurang 3,2 mm dan
untuk diagnosis dan pengobatan dalam jaringan organ. panjang 8 mm, dibuat dengan mengempa dan dimaksud
Pembuatan dan penggunaannya berbeda dengan bahan obat untuk ditanam subkutan (paha atau perut) untuk tujuan
biasa (non radioaktif) menghasilkan pelepasan obat terus menerus selama jangka
waktu panjang.3-5 bln. Obat antihamil dlm bentuk inplan
d. Zat Padat Kering Atau Larutan Pekat dapat bekerja sampai 3 thn. (Implanon mengandung
Bahan yang tidak stabil dalam bentuk cair/lrt disimpan etonogestrel 68 mg/susuk KB). Menggunakan penyuntikan
dalam bentuk zat padat kering yang dilarutkan pada waktu khusus (trocar)/dengan sayatan digunakan untuk hormon
akan digunakan. _ Jika bahan padat kering tidak yang kuat sampai 100x dari pemakaian biasa
mengandung dapar, pengencer atau zat tambahan lain, dan (oral/parenteral). Pelet tidak boleh mengandung bahan
bila ditambah pelarut lain yang sesuai, memberikan larutan pengikat, pengencer atau pengisi yang ditujukan untuk
yang memenuhi semua aspek persyaratan untuk obat suntik. memungkinkan seluruhnya melarut dari absorbsi pelet di
Sediaan diberi label obat steril. tempat penanaman.
Contoh : Ampicillin Sodium Steril Contoh : pelet estradiol, biasanya mengandung 10 dan 25
mg estrogen estradiol (dosis lazim oral dan parenteral 250
Jika bahan padat kering mengandung satu atau lebih, dapar, mcg).
pengencer atau zat tambahan lain, sediaan diberi label obat
suntik/injeksi. Contoh : Amphotericin B Injeksi k. Antikoagulan
e. Larutan Irigasi Larutan untuk mencegah pembekuan darah, butuh syarat
 Persyaratan seperti larutan parenteral seperti injeksi dan bebas pirogen.
Dikemas dalam wadah volume besar dengan tutup Contoh : Larutan Natrium sitrat Steril, ACDP, Heparin,
dapat berputar ACD
• Digunakan untuk merendam luka/mencuci luka,
sayatan bedah atau jaringan/organ tubuh l. Sediaan vaksin
• Diberi label sama seperti injeksi. Merupakan produk biologi (pembantu diagnostik) untuk
• Contoh : Sodium chlorida untuk irigasi, Ringers tujuan mencegah penyakit dan pengobatan
untuk irigasi, Steril water untuk irigasi
• Label/etiket : “bukan untuk obat suntik” KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
f. Larutan Dialisis Keuntungan sediaan parenteral:
Untuk menghilangkan senyawa-senyawa toksis yang secara 1. Aksi obat lebih cepat
normal disekresikan oleh ginjal. Pada kasus keracunan atau 2. Cocok untuk obat inaktif jika diberikan oral
gagal ginjal atau pada pasien yang menunggu transplantasi 3. Obat yang mengiritasi bila diberikasn secara oral
ginjal, dialysis adalah prosedur darurat 4. Kondi pasien (pingsan, dehidrasi) sehingga tidak
untuk menyelamatkan hidup. Dialisis adalah proses, dimana memungkinkan obat diberikan secar oral.
senyawa-senyawa dapat dipisahkan satu dengan lainnya 5. Dapat digunakan secara depo terapi.
dalam larutan berdasarkan perbedaan kemampuan berdifusi 6. Kemurniaan dan takaran zat berkhasiat lebih terjamin.
lewat membran. Larutan yang tersedia di perdagangan Kerugian sediaan parenteral:
mengandung dekstrosa sebagai sumber utama kalori, 1. Karena bekerja cepat, jika terjadi kekeliruan sukaar
vitamin, mineral, elektrolit, dan asam amino/peptida sebagai dilakukan pencegahan.
sumber nitrogen. 2. Secara ekonomi lebih mahal dibandingkan sediaan per
h. Allergi Ekstrak (Ekstrak allergen) oral
Merupakan larutan pekat alergen steril untuk maksud 3. Risiko, kalau alergi atau salah obat maka tidak bisa
diagnosis atau pengobatan reaksi alergi. langsung dighilangkan
4. Cara pemberian lebih sukar, butuh personil khusus,
misal di rumah sakit oleh dokter atau perawat.
perlahan-lahan. Larutan injeksi intravena harus jernih betul,
Alasan obat dibuat sediaan parenteral: bebas dari endapan atau partikel padat, karena dapat
1. Kadar obat sampai ke target menyumbat kapiler dan menyebabkan kematian.
Jumlah obat yang sampai ke jaringan target sesuai dengan Penggunaan injeksi intravena tidak boleh mengandung
jumlah yang diinginkan untuk terapi. bakterisida dan jika lebih dari 10 ml harus bebas pirogen.
2. Parameter farmakologi 2. Pemberian Subkutis (Subkutan)
Meliputi waktu paruh, C maks., onset. Lapisan ini letaknya persis dibawah kulit, yaitu lapisan
3. Jaminan dosis dan kepatuhan lemak (lipoid) yang dapat digunakan untuk pemberian obat
Terutama untuk pasien-pasien rawat jalan antara lain vaksin, insulin, skopolamin, dan epinefrin atau
4. Efek biologis obat lainnya. Injeksi subkutis biasanya diberikan dengan
Efek biologis tidak dapat dicapai karena obat tidak bisa volume samapi 2 ml (PTM membatasi tak boleh lebih dari 1
dipakai secara oral. Contoh: amphoterin B (absorbsi jelek) ml) jarum suntik yang digunakan yang panjangnya samapi
dan insulin (rusak oleh asam lambung). ½ sampai 1 inci (1 inchi = 2,35 cm)
5. Alternatif rute, jika tidak bisa lewat oral.
6. Dikehendaki efek lokal dengan menghindari efek atau reaksi 3. Pemberian Intramuskuler
toksik sistemik. Intramuskuler artinya diantara jaringan otot. Cara ini
Contoh: methotreksat, penggunaan secara intratekal untuk keceparan absorbsinya terhitung nomor 2 sesudah intravena.
pengobatan leukimia. Jarum suntik ditusukkan langsung pada serabut otot yang
7. Kondisi pasien letaknya dibawah lapisan subkutis. Penyuntikan dapat di
Untuk pasien-pasien yang tidak saar, tidak kooperatif, atau pinggul, lengan bagian atas. Volume injeksi 1 sampai 3 ml
tidak bisa dikontrol dengan batas sampai 10 ml (PTM—volume injeksi tetap
8. Inbalance (cairan badan dan elektrolit) dijaga kecil, biasanya tidak lebih dari 2 ml, jarum suntik
Contoh: muntaber serius, sehingga kekurangan elektrolit digunakan 1 samai 1 ½ inci. Problem klinik yang biasa
yang penting dan segera harus dikembalikan terjadi adalah kerusakan otot atau syaraf, terutama apabila
9. Efek lokal yang diinginkan. Contoh: anestesi lokal ada kesalahan dalam teknik pemberian (ini penting bagi
Injeksi merupakan salah satu bentuk sediaan parenteral praktisi yang berhak menyuntik).
dimana memiliki : 4. Pemberian intrathekal-intraspinal
Penyuntikan langsung ke dalam cairan serebrospinal
 Keuntungan pada beberapa temapt. Cara ini berbeda dengan cara spinal
o Obat memiliki onset ( mulai kerja ) yang cepat anastesi. Kedua pemberian ini mensyaratkan sediaan dengan
Efek obat dapat diramalkan dengan pasti kemurniaannya yang sangat tinggi, karena daerah ini ada
Bioavailabilitas sempurna atau hampir sempurna barier (sawar) darah sehingga daerahnya tertutup.
o Kerusakan obat dalam tractus gastrointestinalis dapat Sediaan intraspinal anastesi biasanya dibuat hiperbarik
dihindarkan yaitu cairannya mempunyai tekanan barik lebih tinggi dari
o Obat dapat diberikan kepada penderita yang sakit keras atau tekanan barometer. Cairan sediaan akan bergerak turun
yang sedang dalam keadaan koma karena gravitasi, oleh sebab itu harus pada posisi pasien
Kerugian tegak.
o Rasa nyeri saat disuntik, apalagi kalau harus diberikan 5. Intraperitoneal
berulang kali Penyuntikan langsung ke dalam rongga perut, dimana
o Memberikan efek psikologis pada penderita yang takut obat secara cepat diabsorbsi. Sediaan intraperitoneal dapat
disuntik juga diberikan secara intraspinal, im,sc, dan intradermal
o Kekeliruan pemberian obat atau dosis hampir tidak mungkin 6. Intradermal
diperbaiki, terutama sesudah pemberian intravena Cara penyuntikan melalui lapisan kulit superficial,
o Obat hanya dapat diberikan kepada penderita di rumah sakit tetapi volume pemberian lebih kecil dari sc, absorbsinya
atau tempat praktek dokter oleh dokter dan perawat yang sangat lambat sehingga onset yang dapat dicapai sangat
kompeten. lambat.
7. Intratekal
RUTE PENGGUNAAN Digunakan khusus untuk bahan obat yang akan berefek pada
Rute Pemberian cairan serebrospinal. Digunakan untuk infeksi ssp seperti
1. Intravena meningitis, juga untuk anestesi spinal. Intratekal umumnya
Merupakan larutan yang dapat mengandung cairan yang diinjeksikan secara langsung pada lumbar spinal atau
tidak menimbulkan iritasi yang dapat bercampur dengan air, ventrikel sehingga sediaan dapat berpenetrasi masuk ke
volume 1 ml sampai 10 ml. Larutan ini biasanya isotonis dalam daerah yang berkenaan langsung pada SSP.
dan hipertonis. Bila larutan hipertonis maka disuntikkan
FITOKIMIA

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai


obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga,
kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan.

Tata cara penamaan :

Misal : 1Zingiber 2cassumunar 3ROXB. =

1. GENUS (Tanduk)
2. SPESIES
3. NAMA AHLI BOTANI

genus adalah salah satu bentuk pengelompokan dalam


klasifikasi makhluk hidup yang secara hierarki tingkatnya di
atas spesies, tapi lebih rendah dari pada familia.

Spesies atau jenis adalah takson yang dipakai dalam


taksonomi untuk menunjuk pada satu atau beberapa Ciri” flavonoid :
kelompok individu (populasi) yang serupa. Ciri struktur flavonoid :
1. Gugus hidroksil hampir selalu ditemukan pada posisi 5 & 7
Determinasi Tanaman (Literatur)
dari cincin A
Cara mendeteksi tumbuhan :
2. Cincin B flavonoid seringkali mempunyai gugus gugus
1. mempelajari sifat morfologinya
hidroksil atau alkoksil pada posisi 4’, atau 3’ & 4’
2. mempersamakan cici”tanaman dengan tanaman
lain yang sudah dikenal identitasnya: -ingatan, Cara analisis:
bantuan orang, komputer, spesimen acuan
(herbarium) ataupun pustaka.
ALKALOID
Skrining fitokimia
Alkaloida adalah kelompok senyawa organic bahan alam
FLAVONOID yang bersifat basa karena adanya atom Nitrogen dalam
molekul senyawa tersebut yang umumnya terdapat dalam
struktur lingkar heterosiklik atau aromatic.

Ciri”;

1. Mengandung unsur N
2. Unsur N terikat pada ikatan heterosiklik
3. Bersifat basa karena memiliki ikatan elektron bebas
4. Berasal dari tanaman
5. Memiliki aktivitas farmakologi

Golongan:

- True alkaloid(alkaloid sejati).


Adalah sejenis senyawa fenol terbesar yang ada, senyawa ini yaitu alkaloid yang mempunyai rumus struktur
terdiri dari lebih dari 15 atom karbon yang sebagian besar
bisa ditemukan dalam kandungan tumbuhan. (C6-C3-C6) berupa cincin heterosiklik,berasal dari jalur
biosintesis asam amino(bukan turunan asam
amino). Terdistribusi secara terbatas secara
taksonomik, Terdapat dalam bentuk garam organic
di tumbuhan contoh: asam meconat, asam aconitat,
asam quinat, Aktivitas biologis yang luas, Atropin
dan morfin
- Proto alkaloid yaitu alkaloid yang mempunyai
rumus struktur amina sederhana yang linier. Amina
sederhana atau amina biologis, Atom nitrogen tidak
dalam cincin heteroatombersifat basa, Contoh:
meskalin, efedrin, N-dimetiltriptamin
- Pseudo alkaloid(alkaloid semu) yaitu alkaloid yang
bersal bukan dari biosintesis asam amino, Sifat
kebasannya sangat lemah, Contoh alakaloid Analisis/identifikasi/karakterisasi:
- Spektrofotometri UV : memiliki 2 panjang gelombang
steroidal (conessin) dan purin (xantin) max
- IR: Cicin fenil (1500-1600)
Jenis : Keton (1670)
Diketen (1640)
- NMR :

SAPONIN

Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida


yang tersebar luas pada tumbuhan tingkat tinggi.
Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan
membentuk busa yang mantap jika dikocok dan tidak
hilang dengan penambahan asam.

KUINON

Adalah senyawa berwarna dan memiliki kromofor dasar


seperti kromofor benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus
karbonil yang berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap
karbon-karbon.

Jenis : benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon dan


isoprenoid

Fungsi : - transfort elektron

- Proses fotosintesi dan respirasi tanaman


- Pertahanan tubuh

Deteksi : (+) NaoH = positif warna merah

Analisis/ identifikasi/ karakterisasi: Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C27) dengan
molekul karbohidrat. Saponin steroid diekskresikan setelah
1. Spektrofotometri uv = λmax (252, 272, 325,405 koagulasi dengan asam glukotonida dan digunakan sebagai
nm) bahan baku pada proses biosintetis obat kortikosteroid.
2. IR = melihat puncak dengan gugusnya Saponin jenis ini memiliki aglikon berupa steroid yang di
- 1670 cm-1 ; gugus karbonil peroleh dari metabolisme sekunder tumbuhan. Jembatan ini
- 3600-3150 cm-1 ; gugus hidroksil juga sering disebut dengan glikosida jantung, hal ini
- 1600-1480 cm-1 ; gugus : kerangka benzen disebabkan karena memiliki efek kuat terhadap jantung.
3. Massa = yang dihasilkan BM
- C-O : 180 Saponin tritetpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan
- M2CO : 152 molekul karbohidrat. Dihidrolisis menghasilkan suatu
4. NMR = dilihat dalam bentuk ppm aglikon yang disebut sapogenin ini merupakan suatu
senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga
FENOLAT dapat dimurnikan. Tipe saponin ini adalah turunan –
Fenol adalah senyawa yang memiliki sebuah gugus hidroksil amyrine.
yang terikat pada gugus benzen.
Sifat-sifat Saponin :
a. Mempunyai rasa pahit
b. Dalam larutan air membentuk busa stabil
c. Menghemolisa eritrosit
d. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
e. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan
hidroksiteroid lainya
f. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
g. Berat molekul relative tinggi dan analisi hanya
menghasilkan formula empiris yang mendekati

TANIN

Senyawa tanin termasuk kedalam senyawa poli


fenol yang artinya senyawa yang memiliki bagian berupa
fenolik. Senyawa tanin dibagi menjadi dua yaitu tanin yang
terhidrolisis dan tanin yang terkondensasi.
1. Tanin Terhidrolisis (hydrolysable tannins)
Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat
dengan membentuk jembatan oksigen, maka dari itu tanin
ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau
asam klorida. Salah satu contoh jenis tanin ini adalah
gallotanin yang merupakan senyawa gabungan dari
karbohidrat dengan asam galat. Selain membentuk
gallotanin, dua asam galat akan membentuk tanin
terhidrolisis yang bisa disebut Ellagitanins. Berat molekul
galitanin 1000-1500,sedangkan Berat molekul Ellaggitanin
1000-3000. Ellagitanin sederhana disebut juga ester asam
hexahydroxydiphenic (HHDP). Senyawa ini dapat terpecah
menjadi asam galic jika dilarutkan dalam air. Asam elagat
merupakan hasil sekunder yang terbentuk pada hidrolisis
beberapa tanin yang sesungguhnya merupakan ester asam
heksaoksidifenat.
2. Tanin terkondensasi (condensed tannins).
Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis,
tetapi dapat terkondensasi meghasilkan asam klorida. Tanin
jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer flavonoid yang
merupakan senyawa fenol. Oleh karena adanya gugus fenol,
maka tannin akan dapat berkondensasi dengan
formaldehida. Tanin terkondensasi sangat reaktif terhadap
formaldehida dan mampu membentuk produk kondensasi
Tanin terkondensasi merupakan senyawa tidak berwarna
yang terdapat pada seluruh dunia tumbuhan tetapi terutama
pada tumbuhan berkayu. Tanin terkondensasi telah banyak
ditemukan dalam tumbuhan paku-pakuan. Nama lain dari
tanin ini adalah Proanthocyanidin. Proanthocyanidin
merupakan polimer dari flavonoid yang dihubungan dengan
melalui C8 dengan C4. Salah satu contohnya adalah Sorghum
procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang tersusun
dari epiccatechin dan catechin.

Anda mungkin juga menyukai