HAMBATAN-WPS Office

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

HAMBATAN

Resistansi (Resistance) atau lebih tepatnya disebut dengan Resistansi Listrik (Electrical Resistance) adalah
kemampuan suatu bahan benda untuk menghambat atau mencegah aliran arus listrik. Seperti yang kita
ketahui bahwa arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik
dalam tiap satuan waktu yang dikarenakan oleh adanya pergerakan elektron-elektron pada konduktor.
Maka Resistansi Listrik yang biasanya dalam bahasa Indonesia disebut dengan Hambatan Listrik ini juga
diartikan sebagai penghambat aliran elektron dalam konduktor tersebut.

Pada dasarnya, setiap bahan penghantar atau konduktor memiliki sifat yang menghambat arus listrik,
besaran hambatan listrik pada suatu penghantar atau konduktor dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
:

Jenis bahan – contohnya Tembaga memiliki nilai resistansi yang lebih rendah dibandingkan dengan baja.

Suhu – Nilai resistansi akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu pada penghantar.

Panjang penghantar – Semakin panjang suatu penghantar, semakin tinggi pula nilai resistansinya.

Luas penampang – Semakin kecil diameter suatu penghantar, semakin tinggi pula nilai resistansinya.

Komponen elektronik yang berfungsi sebagai penghambat arus listrik ini adalah Resistor. Resistor dalam
suatu rangkaian elektronika dapat berfungsi untuk menghambat atau mengurangi aliran arus listrik dan
sekaligus juga bertindak untuk menurunkan level tegangan listrik di dalam rangkaian.

Hambatan listrik yang mempunyai satuan Ohm dapat dirumuskan sebagai berikut:

{\displaystyle \mathbf {R} =V/I} {\displaystyle \mathbf {R} =V/I}

atau

{\displaystyle \mathbf {R} =\delta V/I} {\displaystyle \mathbf {R} =\delta V/I}

di mana V adalah tegangan dan I adalah arus listrik.

Pengaruh Hambatan Listrik Terhadap Jenis Bahan

Hambatan yang dimiliki oleh suatu bahan penghantar ternyata dapat mempengaruhi kuat arus yang
mengalir pada penghantar tersebut. Hambatan yang besar pada suatu bahan menyebabkan bahan
tersebut sukar mengalirkan arus listrik, sedangkan bahan yang hambatannya kecil akan lebih mudah
mengalirkan arus listrik. Berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik, bahan
dibedakan menjadi konduktor, isolator, semi konduktor, dan super konduktor.

a. Konduktor

Bahan konduktor adalah bahan yang mudah mengalirkan arus karena elektron-elektron di setiap
atomnya tidak terikat kuat oleh inti atom sehingga mudah bergerak atau berpindah. Dengan kata lain,
bahan konduktor adalah bahan yang memiliki hambatan kecil. Bahan yang termasuk konduktor di
antaranya adalah besi, baja, dan tembaga.

b. Isolator

Bahan isolator memiliki sifat yang berlawanan dengan bahan konduktor. Bahan yang termasuk isolator
sangat sulit, bahkan tidak bisa mengalirkan arus listrik. Pada bahan isolator, elektron-elektron di setiap
atom pada bahan isolator terikat kuat oleh inti atom sehingga sangat sukar untuk bergerak dan
berpindah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bahan isolator memiliki hambatan yang sangat
besar. Namun, pada kondisi tertentu bahan isolator dapat berubah menjadi bahan konduktor. Kondisi
tersebut adalah ketika bahan isolator mendapat tegangan yang sangat tinggi. Tegangan tinggi ini akan
melepaskan elektron dari ikatan dengan inti atom sehingga elektron pada bahan isolator tersebut akan
menjadi mudah bergerak dan berpindah. Bahan yang tergolong isolator adalah kayu dan plastik.

c. Semi Konduktor

Bahan semi konduktor adalah bahan-bahan yang kadang bersifat isolator dan kadang bersifat konduktor.
Yang termasuk bahan ini adalah karbon, silikon, dan germanium.

d. Super Konduktor

Bahan super konduktor adalah bahan yang sangat kuat mengalirkan arus. Ilmuwan yang pertama kali
menemukan bahan ini adalah tokoh yang berasal dari Belkita yang bernama Kamerlingh Onnes pada
1991. Bahan yang beliau temukan adalah raksa dan timah.

R = ρ.L/A

A = π . r2

Keterangan

ρ = Resistivitas / hambatan jenis (Ω.m)


L = panjang kawat (m)

A = luas penampang kawat (m2)

r = jari-jari kawat (m)

π = 3,14 atau 22/7

TEGANGAN LISTRIK

Misal sobat mandi di di bak mandi sama air terjun, kira-kira air yang mana yang

tegangan listrik lebih deras mengalir? Mana yang terasa lebih sakit? Pastilah mandi di air terjun.
Terjadinya aliran air terjun karena perbedaan ketinggian. Makin tinggi air terjunnya sobat tentu saja
makin deras aliran airnya dan makin sakit jika kita menyentuhnya. Ini sesuai dengan kaidah energi
potensial. Besarnya energi tergantung dari tinggi air terjunnya. Kalau tadi air terjun yang mengalir berupa
air (H20) sekarang apa jadinya kalau yang mengalir adalah elektron? Terjadilah arus listrik. Sama halnya
dengan aliran air yang tergantung pada beda ketinggian, aliran elektron juga akan tergantung pada apa
yang disebut

Beda Potensial atau Tegangan Listrik. Dalam rangkaian listrik, jika semakin besar beda potensialnya maka
akan semakin besar aliran listriknya. Misal saja sobat punnya lampu yang dinyalakan dengan aki 5 volt
dan dengan aki 15 nyalanya akan berbeda. Jadi bisa didefinisikan bahwa tegangan listrik adalah

beda potensial antara dua titik yang dialiri oleh arus listrik. Satuan tegangan listrik sendiri adalah Volt.
Satuan Volt sendiri diambil dari seorang Imuwan yang menemukan batere volta bernama Alessandro
Giuseppe Antonio Anastasio Gerolamo Umberto Volta. Atas jasa beliaulah makan satuan tegangan listrik
diberi nama volt. Untuk mengukur tegangan listrik, sobat bisa menggunakan voltmeter maupun multi
meter.

Berdasarkan arah alirannya, arus listrik dibedakan menjadi dua jenis yaitu arus searah dan arus bolak-
balik. Arus searah sering disebut dengan DC yang merupakan singkatan dari Direct Current. Sedangkan
arus bolak-balik sering disebut dengan AC singkatan dari Alternating Current.

Arus Searah (DC)


Arus searah mengalir secara searah dari titik yang memiliki potensial tinggi ke titik yang memiliki
potensial lebih rendah. Meskipun sebenarnya yang mengalir adalah elektron (muatan negatif) namun
disepakati bahwa yang mengalir adalah arus positif, dari kutub positif ke kutub negatif. Jika dilihat bentuk
gelombangnya dengan oscilloscope, arus searah terlihat sebagai garis lurus.

Arus Bolak-balik (AC)

Sedangkan arus bolak-balik memiliki aliran arus yang berubah-ubah arahnya. Perubahan arah arus bolak-
balik ini mengikuti garis waktu sehingga jika dilihat dengan oscilloscope, arus bolak-balik membentuk
sebuah gelombang dengan frekuensi tertentu. Bentuk gelombang arus bolak-balik ada yang beraturan
dan tidak beraturan. Contoh bentuk gelombang arus bolak-balik yang beraturan adalah sinus, kotak dan
gigi gergaji.

Alat yang dipergunakan untuk mengukur besar tegangan listrik, antara lain: voltmeter, dan osiloskop.

Tegangan listrik terjadi apabila :

Antara pasangan elektron yang rapat dan kurang rapat.

Antara tempat yang mempunyai kerapatan elektron yang tinggi dan rendah

Antara tempat yang kekurangan elektron dan yang kelebihan elektron

Sama seperti air terjun, semakin tinggi maka akan semaki sakit ketika menyentuh airnya. Listrik pun juga
demikian, akan sangat berbahaya jika tegangan listrik tinggi kita sentuh langsung tanpa ada isolator. Jika
menyentuh arus listrik dengan tegangan rendah mungkin hanya akan mengalami shock (terkejut) seperti
yang sering kita alami sehari-hari. Akan tetapi, menyentuh tegangan listrik menengah hingga tinggi
secara langsung bisa menyebabkan pingsan, terbakar, bahkan bisa menyebabkan kematian.

LATAR BELAKANG

Perhatikan gambar :

l = kawat panjang

A = bidang datar tegak lurus I

N = Titik berada pada bidang A berjarak 1 cm dari i

Kawat I dialiri arus i = 50 ampere i ke atas. Besar induksi magnetik di B....


A. 10−2 webber m−2

B. 10−3 webber m−2

C. 10−4 webber m−2

D. 10−5 webber m−2

E. 10−6 webber m−2

Pembahasan

Diketahui :

I = 50 Ampere

Ditanya : B...?

Jawab :

Kuat medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus

Seutas kawat panjang berarus listrik I. Sebuah titik berjarak a dari kawat tersebut mempunyai induksi
magnetik B. Besar induksi magnetik di suatu titik berjarak 3a dari kawat tersebut adalah...

A. 1/3 B

B. 2B

C. B

D. 1/2 B

Pembahasan
Perbandingan kuat medan magnet antara dua titik di sekitar kawat lurus :

Diketahui :

a1 = a

a2 = 3a

B1 = B

Ditanya : B2 =.... ?

jawab :

Anda mungkin juga menyukai