Dosen Pembimbing:
OLEH
KELOMPOK I
JURUSAN KEBIDANAN
2019
1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah pancasila ini yang berjudul
“ Aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan Perkawinan”. Makalah ini dibuat dengan
tujuan agar dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Dan tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih pada dosen mata kuliah Pendidikan
Pancasila, Bapak Dr. Moch. Wildan, M.Pd, yang senantiasa dengan sabar membimbing
kami.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik
dalam segi penulisan maupun penempatan kata-kata, untuk itu kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan pada
makalah berikutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi tambahan bagi masyarakat dan
bisa bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua khususnya dalam
mengembangkan diri di kehidupan masyarakat sehari-hari.
Penulis
10
Daftar Isi
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia
salah satunya pada masalah perkawinan. Aspek sosial budaya setiap perkawinan
berdasarkan pola penyesuaian perkawinan yang dilakukan secara bertahap. Pada fase
pertama adalah pasangan masih mejalani hidup dengan penuh kebahagiaan karena
didasarirasa cinta di awal perkawinan. Pada fase kedua adalah fase yang mulai
terjadi krisis perkawinan, proses penyesuaian akan adanya perbedaan yang terjadi.
Apabila sukses dalam menerima kenyataan aka akan di lanjutkan dengan suksesnya
fase menerimaan kenyataan. Faktor pendukung keberhasilan penyesuaian
perkawinan meyoritas terletak dalam hal saling memberi dan menerima cinta,
ekspresi, saling menghormati dan menghargai, saling terbuka antara suami dan
istri. Faktor penghambat yang mempersulit penyesuaian perkawinan mayoritas
terletak pada suami maupun istri yang tidak bisa menerima oerubahan sifat dan
kebiasaan diawal pernikahan suami maupun istri tidak berinisiatif menyelesaikan
masalah, perbedaan budaya di antara suami istri, suami maupun istri tidak tahu
peran dan tugasnya dalamrumah tangga.
B. Rumusan Masalah
10
BAB II
PEMBAHASAN
2. Perkawinan
Secara umum perkawinan adalah berstunya dua pribadi antara laki-laki dan
perempuan dalam ikatan yang sah sebagaimana diatur dalam agama Islam.
Pernikahan atau perkawinan berasal dari kata nikah berdasarkan Kamus Besar
Indonesia diartikan dengan dua pengertian, pertama perjanjian antara laki-laki
dan perempuan untuk bersuami istri dengan resmi, kedua yaitu perkawinan.
9
anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran
terhadap beberapa makanan tertentu. Misalnya di Jawa Tengah adanya
anggapan bahwa ibu hamil pantangmakan telur karena akan mempersulit
persalinan dan pantang makan daging karena akanmenyebabkan perdarahan
yang banyak. Sementara di salah satu daerah di Jawa Barat, ibu yang
kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makannya agar
bayi yangdikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. Sikap seperti ini akan
berakibat buruk bagi ibu hamilkarena akan membuat ibu dan anak kurang gizi.
10
dengan ibunya dan keluarga ibunya” bertentangan dengan UUD 1945,
sehingga dapat di buktikan menurut hokum ternyata memiliki darah dengan
ayahnya, maka dapat diakui memiliki hubungan perdata dengan ayah
biologis da keluarga ayah biologisnya.
9
Dalam UU No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 7 meyebutkan
bahwa perkawinan hanya diizinkan apabila, seorang pria dalam umur 19
tahun dan pihak wanita dalam usia 16 tahun. Dalam perkawinan, tujuan
oerkawinan merupakan suatu yang harus di wujudkan , misalnya suasana
ketentraman, kedamaian, dan kasih sayang. Akan tetapi sulit rasanya untuk
mencapai apabila perkawinan dilangsungkan dalam usia anak-anak.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat dan dapat disimpulkan bahwa Ilmu sosial
budaya mencakup banyak hal dalam kehidupan salah satunya dalam hal
perkawinan. Dalam hal perkawinan ilmu sosial budaya juga turut ambil bagian di
dalamnya, salah satunya dapat ditemukan di berbagai kebudayaan daerah. Seperti
kebiasaan – kebiasaan yang dilakukan masyarakat. Namun segala sesutau yang
sudah menjadi kebiasaan pada suatu masyarakat daerah belum tentu dapat
dibenarkan semua, karena tentunya masih dapat ditemukan kebiasaan- kebiasaan
yang tidak sesuai.
Selain itu kebiasaan – kebiasaan itu juga bisa dipengaruhi oleh berbagai
factor – factor. Aspek sosial budaya juga dipengaruhi hukum yurispudensi, dimana
di dalamnya terdapat putusan pengadilan Agama dan putusan Mahkamah
Konstitusi. Kemudian juga ada aspek sosial budaya dalam Undang – Undang yang
meliputi pencatatan perkawinan, larangan kawin antar agama, izin melaksanakan
poligami dan pengadilan Agama, harta bersama dalam perkawinan dan pembatasan
usia perkawinan. Terakhir aspek sosial budaya dalam perkawinan terdiri dari
beberapa fase yaitu fase pertama, fase kedua, fase pendukung, fase penghambat,
dan fase masa kehamilan.
B. Saran
Oleh karena itu sebaiknya kita terutama tenaga kesehatan yang ingin terjun ke
masyarakat hendaknya memahami dulu tentang aspek – aspek social budaya yang ada
dalam masyarakat daerah tersebut. Dan apabila memungkinkan aspek – aspek yang
kurang bagus bias diluruskan terutama dalam hal perkawinan
9
DAFTAR PUSTAKA
Senari Penelitian. 2018. Islam Kontemporer Tujuan Multikultural. Yogyakarta: Deepublish CV Budi
Utama
Armen. 2019. Buku Ajar Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Deepublish CV Budi Utama
10