Anda di halaman 1dari 59

Inovasi dan Modernisasi

Inovasi dan modernisasi memang kata yang sering kali dikaitkan satu sama lain. Keduanya
memang memiliki arti yang sama, yaitu perubahan. Namun keduanya tetap memiliki perbedaan.
Lalu apa sebenarnya modernisasi dan apa perbedaannya dengan inovasi?

Modernisasi
Pada dasarnya modernisasi diartikan sebagai perubahan menuju yang lebih maju, lebih mudah,
atau lebih menyenangkan .
Eissentadt menjelaskan bahwa menurut sejarahnya modernisasi adalah
proses perubahan sistem sosial, ekonomi, dan politik, yang telah berkembang di
Eropa Barat dan Amerika Utara dari abad ke 17 sampai abad ke 19, dan kemudian
telah berkembang pula di berbagai Negara di Eropa. Dalam abad ke 19 dan 20
berkembang pula ke Amerika Selatan, Asia, dan Afrika. Proses perkembangan
atau perubahan itu berlangsung secara bertahap, dan tidak semua masyarakat
berkembang dalam tahap urutan yang sama. Jadi modernisasi pada dasarnya
merupakan proses perkembangan, secara kebetulan Eropa Barat dan Amerika
Utara telah berkembang lebih dahulu, dan sekarang bangsa dari dunia ketiga
sedang berjuang untuk menyamakan diri mencapai status kehidupan modern.
Dengan kata lain modernisasi adalah bekerja sama dengan dunia dengan maksud
agar dapat meningkatkan hal-hal yang esensial dalam kehidupan, walaupun
mungkin juga terjadi kekacauan atau perpecahan. (M. Francais Abraham, 1980:4).

Untuk lebih menjelaskan apa itu modernisasi, berikut adalah beberapa definisi modernisasi
menurut para ahli:
1. Everett Rogers. Modernization in the process by which individuals change
from a traditional way of life to a more complex, technologically advanced,
and rapidly changing style of life. (Francis Abraham, 1980:5).
2.Inkeles, described modernity in terms of a number of psychological variables
that constitute a kind of mentality characteristic the typical modern man.
(Francis Abraham, 1980:5).

Modernisasi bukan hanya perubahan pada individu, tetapi juga pada keseluruhan struktur
masyarakat dan sistem sosial. Di antara tanda-tanda masyarakat yang sudah maju
(modern) ialah bidang ekonomi telah makmur, bidang politik sudah stabil,
terpenuhi pelayanan kebutuhan pendidikan dan kesehatan.

Inkeles mengemukakan secara detail tentang ciri-ciri manusia modern,


berdasarkan penelitiannya pada masyarakat yang industrinya sudah maju. Antara
lain ia mengemukakan bahwa ada 12 aspek yang menjadi tanda (karakteristik)
manusia modern yaitu:
1. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.
2. Selalu siap menghadapi perubahan sosial.
3. Berpandangan luas.
4. Mempunyai dorongan ingin tahu yang kuat.
5. Berorientasi pada masa kini dan masa depan.
6. Berorientasi pada perencanaan.
7. Lebih percaya pada perhitungan dan perencanaan manusia ketimbang takdir.
8. Manusia modern menghargai keterampilan teknik dan juga menggunakannya sebagai dasar
pemberian imbalan.
9. Wawasan pendidikan dan pekerjaan.
10. Manusia modern menyadari dan menghargai kemuliaan orang lain.
11. Memahami perlunya produksi.

Inovasi dan modernisasi keduanya merupakan perubahan sosial, perbedaannya hanya pada
penekanan dan ciri perubahan.
Inovasi lebih menekankan pada menemukan sesuatu yang baru yang kemudian digunakan untuk
memecahkan masalah, sementara modernisasi menekankan pada masyarakat yang bergerak
kearah yang lebih maju.
Penerimaan inovasi adalah salah satu bukti masyarakat yang modern.

Sumber: Modul perkuliahan inovasi pendidikan.

Inovasi dan Modernisasi Dalam Pendidikan


15 Agu

Belakangan ini muncul perdebatan menarik tentang praktik pendidikan. Perdebatan itu
mencakup pertanyaan-pertanyaan pokok dalam penyelenggaraan pendidikan. Diantara
pertanyaan itu adalah kemana arah kebijakan pendidikan kita akan ditujukan? Dimanakah peran
dan relevansi pendidikan dengan pembangunan ekonomi? Apakah kebijakan pendidikan yang
selama ini diambil telah mempertimbangkan tuntutan perubahan yang disebabkan oleh
globalisasi ekonomi? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu banyak menghantui masyarakat.
Kebijakan harus diambil setelah memperhatikan berbagai variabel yang sedang berkembang.
Diantara variabel penting untuk dicermati adalah perkembangan proses modernisasi yang amat
dinamis, seiring dengan itu juga munculnya hegemoni kapitalisme global di dalam kehidupan
masyarakat yang membawa konsekuensi interkoneksi kebijakan dengan beragam perkembangan
aspirasi di dunia internasional.

Ada kepentingan yang cukup besar untuk membangun suatu arah kebijakan pendidikan ketika
banyak variasi dan analisa kebijakan pendidikan yang dilansir sebagai antisipasi kebutuhan yang
berkembang ditengah masyarakat. Urgensi ini menjadi krusial ketika para pembuat kebijakan
pendidikan lokal juga terlibat dalam proses penentuan kebijakan untuk memenuhi kepentingan
umum. Kepentingan membangun arah pendidikan yang lebih terang menjadi semakin signifikan
ketika tuntutan kontemporerisasi kebijakan pendidikan bertemu dengan perubahan situasi
internasional. Hal tersebut sebagai akibat dari proses modernisasi dan globalisasi ekonomi. Apa
yang terjadi di Barat atau Utara selalu menjadi rujukan dan referensi pertimbangan politik
pendidikan baik bagi para penguasa di tingkat pusat maupun para otoritas pengambil kebijakan
di tingkat lokal.

A. Pengertian Inovasi Pendidikan

Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif. Dalam setiap kebudayaan terdapat pribadi-
pribadi yang inovatif. Dalam masyarakat yang sederhana yang relatif masih tertutup dari
pengaruh kebudayaan luar, inovasi berjalan dengan lambat. Dalam masyarakat yang terbuka
kemungkinan untuk inovasi menjadi terbuka karena didorong oleh kondisi budaya yang
memungkinkan. Oleh sebab itu, di dalam masyarakat modern pribadi yang inovatif merupakan
syarat mutlak bagi perkembangan kebudayaan. Inovasi merupakan dasar dari lahirnya suatu
masyarakat dan budaya modern di dalam dunia yang terbuka dewasa ini.

Inovasi kebudayaan di dalam bidang teknologi dewasa ini begitu cepat dan begitu tersebar luas
sehingga merupakan motor dari lahirnya suatu masyarakat dunia yang bersatu. Di dalam
kebudayaan modern pada abad teknologi dan informasi dalam millennium ketiga, kemampuan
untuk inovasi merupakan ciri dari manusia yang dapat survive dan dapat bersaing. Persaingan di
dalam dunia modern telah merupakan suatu tuntutan oleh karena kita tidak mengenal lagi batas-
batas negara. Perdagangan bebas, dunia yang terbuka tanpa-batas, teknologi komunikasi yang
menyatukan, kehidupan cyber yang menisbikan waktu dan ruang, menuntut manusia-manusia
inovatif. Dengan sendirinya wajah kebudayaan dunia masa depan akan lain sifatnya.

Betapa besar peranan inovasi di dalam dunia modern, menuntut peran dan fungsi pendidikan
yang luar biasa untuk melahirkan manusia-manusia yang inovatif. Dengan kata lain, pendidikan
yang tidak inovatif, yang mematikan kreativitas generasi muda, berarti tidak memungkinkan
suatu bangsa untuk bersaing dan hidup di dalam masyarakat modern yang akan datang. Dengan
demikian, pendidikan akan menempati peranan sentral di dalam lahirnya suatu kebudayaan dunia
yang baru.

Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan diterima
sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Oleh sebab itu,
inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun berupa
praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi
yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan
persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu kedaan tertentu ataupun proses tertentu yang
terjadi di masyarakat.

Adapun pengertian Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new by an


individual or other unit of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu
gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan.
Inovasi dapat berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang. Contoh bidangnya adalah
Managerial, Teknologi, dan Kurikulum.
Sayangnya, inovasi pendidikan umumnya merupakan suatu gerakan yang bersifat top down,
dalam arti, inisiatif dalam melakukan inovasi selalu datang dari pihak pemerintah.

Misalnya, untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan


model-model inovasi pendidikan dalam berbagai bidang antara lain : usaha pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan relevansi
pendidikan.

Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan dimanfaatkan
untuk perbaikan dan pemecahan persoalan pendidikan di Indonesia. Beberapa contoh inovasi
antara lain : program belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas rangkap,
pembelajaran konstektual, pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya
pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut,
antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar,
pelatihan guru, implementasi kurikulum, dsb.

Ciri-ciri inovasi pendidikan dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun menurut ashby
1967 ada empat hal, yaitu:

 Ketika masyarakat/orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas pendidikan anak
sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.
 Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan
 Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan ketersediaan buku
lebih luas.
 Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD proyektor,
perekan internet, LAN, dsb ).

Keempat hal tersebut telah menimbulkan banyak masalah. Untuk itulah kelima teknologi yang
dibahas pada poin sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan. Perubahan pendidikan
yang dinginkan sekolah sesuai visi dan misinya tentunya sangat tergantung pada lima teknologi
tersebut yaitu sistem berfikir, sistem desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas, manajemen.

Saat ini, sekolah negeri maupun swasta mulai berusaha keras untuk mengatur kembali sistem
pendidikan mereka. Banyak program yang ditawarkan pada masyarakat, baik itu jurusan maupun
status sekolah yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya.

Yang jelas, perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global harus disiapkan dari unsur SDM
yang berkualitas sehingga mampu berfikir membuat desain pendidikan, mempunyai kiat
manajemen yang baik dan tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi, dapat dikatakan bahwa antara
inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.

Inovasi merupakan obyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya. Dalam inovasi
pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang, sebaliknya SDM dan alat tidak akan
berfungsi tanpa digunakan untuk tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa datang.
Menurut Miles karakteristik inovasi adalah Deliberate, Novel, Specific, dan Direction to goal
attaintment. Adapun aspek pokok yang mempengaruhi inovasi adalah Struktur, Prosedur, dan
Personal.

Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas
pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode
yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas
pembelajaran.

Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil
teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti
penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi
pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan.

Proses Inovasi berkaitan dengan bagaimana suatu inovasi itu terjadi, di sini ada unsure keputusan
yang mendasarinya, oleh karena itu proses inovasi dapat dimaknai sebagai proses keputusan
Inovasi (Innovation decision Process). Menurut Everett M Rogers proses keputusan inovasi
adalah the process through which an individual (or other decision making unit) passes from first
knowledge of an innovation,to forming an attitude toward the innovation, to a decision to adopt
or reject, to implementation of the new ide, and to confirmation of this decision.

B. Pengertian Modernisasi Pendidikan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, modernisasi berarti proses pergeseran sikap dan
mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini.

Dari uraian di atas, dijumpai poin penting dari modernisasi: satu, proses pergeseran sikap dan
mentalitas. Dua, menyesuaikan dengan tuntutan masa kini. Saat ini kita berada dalam era
globalisasi; pengetahuan dan teknologi berkembang dan menyebar dengan pesat. Hal ini
mendorong timbulnya masyarakat baru di muka bumi, yaitu “masyarakat dunia”; menggantikan
konsep masyarakat tradisional yang terkungkung oleh ruang dan waktu serta batas-batas
geografis. Kita tidak bisa menutup mata, bahwa kita pun adalah bagian dari masyarakat dunia.
Karena itu, modernisasi dilakukan sebagai langkah agar bisa fit in the society.

Lalu, apa hubungannya dengan pendidikan? Pendidikan berperan sebagai conservative agent
(Alwasilah, 2008:59), berfungsi menyiapkan masinis-masinis untuk menjalankan lokomotif
penarik gerbong modernisasi. Karena itu, pendidikan sangat berperan dalam proses pergeseran
sikap dan mentalitas.

Internasionalisasi dalam pendidikan, dipandang sebagai salah satu cara untuk memodernisasikan
pendidikan. Internasionalisasi dimaknai dengan membuka peluang kerjasama dengan perguruan
tinggi (maupun sekolah) di luar negeri; demi terciptanya transfer dan pertukaran pengetahuan.
Tentu saja hal ini sangat baik bagi kemajuan pendidikan kita, supaya kita tidak menjadi katak
dalam tempurung.
Mendatangkan dosen dan mahasiwa asing, menyelenggarakan perkuliahan dengan bahasa
pengantar bahasa Inggris memang positif. Tetapi, kita pun perlu memikirkan bagaimana
menjembatani perbedaan kultur akademik di PT (sekolah) luar negeri dengan kultur akademik
yang masih berlangsung di PT (sekolah) dalam negeri. Kita perlu menyiapkan mahasiswa kita,
untuk menghadapi perkuliahan taraf internasional bukan hanya dari segi bahasa. Tetapi juga
mempersiapkan mahasiswa agar terhindar dari gegar budaya yang disebabkan oleh perbedaan
kultur akademik.

Alangkah baiknya jika modernisasi pendidikan difokuskan pada pemanfaatan potensi lokal dan
pengembangan strategi berdasarkan ‘apa yang dibutuhkan’ oleh masyarakat kita bukan ‘apa yang
diinginkan’. Karena, seringkali apa yang diinginkan sebenarnya bukan yang sesungguhnya kita
butuhkan.

Modernisasi sering disalah artikan sebagai sikap kebarat-baratan; kita dikatakan sudah modern
jika sudah menerapkan ‘gaya barat’ dalam kehidupan. Padahal, hal itu sepenuhnya salah.
Bagaimanapun, kita adalah orang timur yang memiliki karakteristik tersendiri. Kita tidak perlu
memaksa mendefinisikan diri kita sebagai orang lain hanya agar diakui oleh masyarakat.

Ada baiknya kita berkaca pada bangsa Jepang. Bangsa Jepang mampu merepresentasikan dirinya
sendiri dalam masyarakat dunia. Lihatlah mereka begitu berpegang teguh pada akar budayanya,
dimanapun mereka berada. Mereka merupakan satu contoh bangsa yang sukses melakukan
modernisasi berbasis pada potensi lokal. Pada pengaruh asing yang masuk, mereka tidak
menelan bulat-bulat pengaruh tersebut, melainkan menyerap dan menyilangkannya dengan
budaya sendiri.

Ada baiknya kita berkaca pada bangsa Jepang. Bangsa Jepang mampu merepresentasikan dirinya
sendiri dalam masyarakat dunia. Lihatlah mereka begitu berpegang teguh pada akar budayanya,
dimanapun mereka berada. Mereka merupakan satu contoh bangsa yang sukses melakukan
modernisasi berbasis pada potensi lokal. Pada pengaruh asing yang masuk, mereka tidak
menelan bulat-bulat pengaruh tersebut, melainkan menyerap dan menyilangkannya dengan
budaya sendiri.

Pada era Meiji, Jepang mulai membuka dirinya terhadap dunia internasional, setelah sebelumnya
melakukan politik menutup diri (sakoku) selama ratusan tahun. Menyadari dirinya akan
tertinggal jika tidak cepat melakukan penysesuaian, Jepang pun melakukan langkah drastis;
dengan menyerap pengetahuan asing dan membawanya ke dalam negeri. Contoh dalam bidang
bahasa, era Meiji ditandai dengan kemunculan kosakata kanji baru. Ketika mereka menyerap
teknologi baru, istilah-istilah teknis yang baru pertama kali diperkenalkan dibuat padanannya
dalam bahasa Jepang, lewat penggabungan beberapa karakter kanji yang memiliki makna sama
dengan bahasa rujukan.

Mengapa bangsa Jepang repot- repot membuatnya? Bangsa Jepang sangat bangga pada jati diri
kejepangannya, bagi mereka konsep menyesuaikan dengan tuntutan masa kini adalah
mendekatkan unsur modern pada kehidupan masyarakat dengan bentuk- bentuk yang telah
dikenal oleh masyarakat. Bagi mayoritas masyarakat Jepang yang tidak familiar dengan bahasa
asing, membuat bentuk baru yang mudah diterima masyarakat lebih penting dibanding memaksa
menerima bahasa asing secara bulat-bulat. Lewat cara ini, bukan hanya pengetahuan baru yang
didapat, kekayaan kosakata pun bertambah.

Ada ungkapan yang berbunyi, knowledge is power but character is more. Pengetahuan adalah
kekuatan, tapi yang lebih penting dari itu adalah karakter. Ketika kita berbicara modernisasi, kita
berbicara transfer dan pertukaran pengetahuan yang menjadi sumber kekuatan dalam
menghadapi era globalisasi. Tetapi karakterlah yang membuat kita dapat bertahan ditengah
derasnya arus zaman. Karakter, tidak dipelajari lewat cara transfer maupun pertukaran
pengetahuan; melainkan lewat pemerolehan pengetahuan yang berasal dari kearifan lokal.
Sugiarto (2009) mengemukakan bahwa mengesampingkan adat tradisi, mengabaikan
pengalaman masa lalu dan kearifan lokal merupakan kebiasaan yang dapat membuat kehancuran
bangsa. Karena itu, pendidikan sebaiknya bersifat kontekstual, menggali potensi-potensi lokal
dan menyebarkannya dalam pengajaran. Bukan hanya sekedar mentransfer pengetahuan belaka.

Sources : dari berbagai sumber

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belakangan ini muncul perdebatan menarik tentang praktik pendidikan. Perdebatan itu mencakup
pertanyaan-pertanyaan pokok dalam penyelenggaraan pendidikan. Diantara pertanyaan itu adalah
kemana arah kebijakan pendidikan kita akan ditujukan? Dimanakah peran dan relevansi pendidikan
dengan pembangunan ekonomi? Apakah kebijakan pendidikan yang selama ini diambil telah
mempertimbangkan tuntutan perubahan yang disebabkan oleh globalisasi ekonomi? Pertanyaan-
pertanyaan seperti itu banyak menghantui masyarakat. Kebijakan harus diambil setelah memperhatikan
berbagai variabel yang sedang berkembang. Diantara variabel penting untuk dicermati adalah
perkembangan proses modernisasi yang amat dinamis, seiring dengan itu juga munculnya hegemoni
kapitalisme global di dalam kehidupan masyarakat yang membawa konsekuensi interkoneksi kebijakan
dengan beragam perkembangan aspirasi di dunia internasional.
Ada kepentingan yang cukup besar untuk membangun suatu arah kebijakan pendidikan ketika
banyak variasi dan analisa kebijakan pendidikan yang dilansir sebagai antisipasi kebutuhan yang
berkembang ditengah masyarakat. Kepentingan membangun arah pendidikan yang lebih terang menjadi
semakin signifikan ketika tuntutan kontemporerisasi kebijakan pendidikan bertemu dengan perubahan
situasi internasiaonal. Hal tersebut sebagai akibat dari proses modernisasi dan globalisasi ekonomi.
Pada waktu membicarakan inovasi sering orang mengajukan pertanyaan tentang modernisasi,
karena antara keduanya tampak persamaan yaitu kedua-duanya merupakan perubahan sosial. Agar
dapat mengetahui apa perbedaan dan juga kaitan antara inovasi dan modernisasi, perlu dipahami apa
inovasi dan apa modernisasi, baru kemudian dicari kaitan antara keduanya.
Berhubungan dengan kebijakan pendidikan, dalam makalah ini akan dijelaskan tentang inovasi dan
modernisasi pendidikan, dalam melakukan kebijakan pendidikan itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan inovasi?
2. Apa yang dimaksud dengan modernisasi?
3. Apa perbedaan inovasi dan modernisasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari inovasi.
2. Untuk mengetahui pengertian dari modernisasi.
3. Untuk memahami perbedan dari inovasi dan modernisasi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Inovasi Pendidikan
Inovasi berasal dari bahasa Inggris innovatio, invantion yang berarti pembaharuan, penemuan,
perubahan. Adapun pengertian Inovasi menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan
maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat
berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang. Contoh bidangnya adalah Managerial, Teknologi,
dan Kurikulum.
Dengan kata lain inovasi adalah suatu ide, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai
suatu hal yang baru bagi seseorang atau masyarakat, baik berupa hasil invensi maupun diskoveri.1[1]
Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif. Dalam setiap kebudayaan terdapat pribadi-
pribadi yang inovatif. Dalam masyarakat yang sederhana yang relatif masih tertutup dari pengaruh
kebudayaan luar, inovasi berjalan dengan lambat. Dalam masyarakat yang terbuka kemungkinan untuk
inovasi menjadi terbuka karena didorong oleh kondisi budaya yang memungkinkan. Oleh sebab itu, di
dalam masyarakat modern pribadi yang inovatif merupakan syarat mutlak bagi perkembangan
kebudayaan. Inovasi merupakan dasar dari lahirnya suatu masyarakat dan budaya modern di dalam
dunia yang terbuka dewasa ini.
Inovasi kebudayaan di dalam bidang teknologi dewasa ini begitu cepat dan begitu tersebar luas
sehingga merupakan motor dari lahirnya suatu masyarakat dunia yang bersatu. Di dalam kebudayaan
modern pada abad teknologi dan informasi dalam millennium ketiga, kemampuan untuk inovasi
merupakan ciri dari manusia yang dapat survive dan dapat bersaing. Persaingan di dalam dunia modern
telah merupakan suatu tuntutan oleh karena kita tidak mengenal lagi batas-batas negara. Perdagangan
bebas, dunia yang terbuka tanpa-batas, teknologi komunikasi yang menyatukan, kehidupan cyber yang
menisbikan waktu dan ruang, menuntut manusia-manusia inovatif. Dengan sendirinya wajah
kebudayaan dunia masa depan akan lain sifatnya.
Betapa besar peranan inovasi di dalam dunia modern, menuntut peran dan fungsi pendidikan yang
luar biasa untuk melahirkan manusia-manusia yang inovatif. Dengan kata lain, pendidikan yang tidak
inovatif, yang mematikan kreativitas generasi muda, berarti tidak memungkinkan suatu bangsa untuk
bersaing dan hidup di dalam masyarakat modern yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan akan
menempati peranan sentral di dalam lahirnya suatu kebudayaan dunia yang baru.
Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan diterima sebagai
suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Oleh sebab itu, inovasi pada
dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun berupa praktik-praktik
tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui
tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan
memperbaiki suatu kedaan tertentu ataupun proses tertentu yang terjadi di masyarakat.
Adapun pengertian inovasi menurut para ahli yaitu:
1. Pengertian inovasi menurut Everett M. Rogers

1[1] Syaefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, (Bandung:Al-Fabeta,2009),hal.14.


Mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan
diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.

2. Pengertian inovasi menurut Stephen Robbins

Mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau
memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.

3. Pengertian Inovasi menurut Van de Ven, Andrew H


Inovasi adalah pengembangan dan implementasi gagasan-gagasan baru oleh orang dimana dalam
jangka waktu tertentu melakukan transaksi-transaksi dengan orang lain dalam suatu tatanan organisasi.
4. Pengertian Inovasi menurut Kuniyoshi Urabe
Inovasi bukan merupakan kegiatan satu kali pukul (one time phenomenon), melainkan suatu proses
yang panjang dan kumulatif yang meliputi banyak proses pengambilan keputusan.
5. Pengertian Inovasi menurut UU No. 18 tahun 2002
Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru
untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses
produksi.
Inovasi pendidikan umumnya merupakan suatu gerakan yang bersifat top down, dalam artian
inisiatif dalam melakukan inovasi selalu datang dari pihak pemerintah.
Misalnya, untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan model-
model inovasi pendidikan dalam berbagai bidang antara lain : usaha pemerataan pendidikan,
peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan relevansi pendidikan.
Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan dimanfaatkan untuk
perbaikan dan pemecahan persoalan pendidikan di Indonesia. Beberapa contoh inovasi antara lain :
program belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas rangkap, pembelajaran
konstektual, pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaruan
atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal
manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi
kurikulum, dsb.
Ciri-ciri inovasi pendidikan dapat dikenal dalam beberapa identifikasi, namun menurut ashby 1967
ada empat hal, yaitu:
1. Ketika masyarakat/orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas pendidikan anak sebagian
digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.
2. Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan.
3. Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan ketersediaan buku lebih luas.
4. Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD proyektor, perekan
internet, LAN, dan lainnya.
Keempat hal tersebut telah menimbulkan banyak masalah. Untuk itulah kelima teknologi yang
dibahas pada poin sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan. Perubahan pendidikan yang
diinginkan sekolah sesuai visi dan misinya tentunya sangat tergantung pada lima teknologi tersebut
yaitu sistem berfikir, sistem desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas, manajemen.

Inovasi merupakan obyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya. Dalam inovasi
pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang, sebaliknya SDM dan alat tidak akan berfungsi
tanpa digunakan untuk tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa datang.

Menurut Miles karakteristik inovasi adalah Deliberate, Novel, Specific, dan Direction to goal
attaintment. Adapun aspek pokok yang mempengaruhi inovasi adalah Struktur, Prosedur, dan Personal.

Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas
pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan
pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada
seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil
teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti penggunaannya
untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi pendidikan yang dapat
meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan.

B. Modernisasi Pendidikan
Istilah (term) “modern” mempunyai berbagai macam arti dan juga mengandung berbagai macam
tambahan arti (connotations). Istilah modern ini digunakan tidak hanya untuk orang-orang tetapi juga
untuk bangsa, sistem politik, ekonomi lembaga seperti rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi,
perumahan, pakaian, serta bebagai macam kebiasaan.
Pada umumnya kata modern digunakan untuk menunjukkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih
baik, lebih maju dalam arti lebih menyenangkan, lebih meningkatkan kesejahteraan hidup.2[2] Dengan
cara baru (modern) sesuatu akan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Misalnya dalam
perkembangan transportasi, karena kuda lebih modern daripada gerobak yang ditarik orang, tetapi mobil
lebih modern daripada kereta kuda, pesawat lebih modern daripada mobil. Jadi “modern” dari satu segi
dapat diartikan sesuatu yang baru dalam arti lebih maju atau lebih baik daripada yang sudah ada. Baik
dalam arti lebih memberikan kesejahteraan atau kesenangan bagi kehidupan.
Eissentadt menjelaskan bahwa menurut sejarahnya modernisasi adalah proses perubahan sistem
sosial, ekonomi, dan politik, yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara dari abad ke 17
sampai abad ke 19, dan kemudian telah berkembang pula di berbagai Negara di Eropa. Dalam abad ke 19
dan 20 berkembang pula ke Amerika Selatan, Asia, dan Afrika.
Proses perkembangan atau perubahan itu berlangsung secara bertahap, dan tidak semua masyarakat
berkembang dalam tahap urutan yang sama. Jadi modernisasi pada dasarnya merupakan proses
perkembangan, secara kebetulan Eropa Barat dan Amerika Utara telah berkembang lebih dahulu, dan
sekarang bangsa dari dunia ketiga sedang berjuang untuk menyamakan diri mencapai status kehidupan
modern.
Dengan kata lain modernisasi adalah bekerja sama dengan dunia dengan maksud agar dapat
meningkatkan hal-hal yang esensial dalam kehidupan, walaupun mungkin juga terjadi kekacauan atau
perpecahan. (M. Francais Abraham, 1980:4).3[3]
Perhatikan beberapa definisi atau pengertian modernisasi yang dikemukakan para ahli berikut ini:
1. Everett Rogers. Modernisasi dalam proses dimana individu berubah dari cara hidup tradisional dengan
gaya yang lebih kompleks, berteknologi maju, dan cepat berubah dari kehidupan. (Francis Abraham,
1980:5)
2. Black. Modernisasi adalah proses dimana lembaga historis berkembang yang disesuaikan dengan cepat
fungsi perubahan yang mencerminkan peningkatan belum pernah terjadi sebelumnya dalam pengetahuan
manusia, memungkinkan kontrol atas lingkungannya, thataccompanied revolusi ilmiah (Francis Abraham,
1980:5)
3. Lerner. Modernisasi hanya "arah trend sekuler sepihak dari tradisional ke cara hidup peserta". (Francis
Abraham, 1980:5)

2[2] Abudin Nata,Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat,(Jakarta:Rajawali Pers,2012),hal.159.

3[3] Ibid,Syaefudin,hal.15.
4. Inkeles, menggambarkan modernitas dalam hal sejumlah variabel psikologis yang merupakan jenis
karakteristik mentalitas manusia modern yang khas (Francis Abraham, 1980:5)
Dari beberapa definisi atau pendapat tentang modernisasi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut,
dapat disimpulkan bahwa semuanya sependapat modernisasi adalah proses perubahan sosial dari
masyarakat tradisional (yang belum modern) ke masyarakat yang lebih maju (masyarakat industri yang
sudah modern). Di antara tanda-tanda masyarakat yang sudah maju (modern) ialah bidang ekonomi telah
makmur, bidang politik sudah stabil, terpenuhi pelayanan kebutuhan pendidikan dan kesehatan.

Perbedaan rumusan definisi modernisasi antara para ahli tersebut hanya perbedaan penekanan. Ada
yang menekankan pada perubahan sosial secara menyeluruh, seperti yang dikemukakan More Black, and
Chodak, mereka ini mengartikan modernisasi sebagai proses perubahan kehidupan masyarakat.
Sedangkan Rogers, Lerner, dan Inkeles menekankan pada perubahan pribadi (individu), artinya
perubahan individu dari gaya atau pola hidup tradisional ke gaya atau pola hidup modern. Perubahan
sikap, sifat atau gaya hidup individu terjadi sebagai akibat terjadinya perubahan kehidupan masyarakat
yakni dari masyarakat tradisional ke masyarakat yang sudah maju (industri).

Inkeles mengemukakan secara detail tentang ciri-ciri manusia modern, berdasarkan penelitiannya
pada masyarakat yang industrinya sudah maju. Antara lain ia mengemukakan bahwa ada 11 aspek yang
menjadi tanda (karakteristik) manusia modern yaitu:

1. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.

Artinya jika menghadapi tawaran atau ajakan hal-hal yang baru yang lebih menguntungkan untuk
kehidupannya akan selalu mau memikirkan dan kemudian mau menerimanya, tidak menutup diri terhadap
perubahan.

2. Selalu siap menghadapi perubahan sosial.

Artinya siap untuk menerima perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, misalnya partisipasi
dalam bidang politik, peningkatan kesempatan kerja bagi wanita, perpindahan penduduk, pergaulan atau
hubungan orang tua dengan pemuda dan sebagainya. Manusia modern siap untuk memahami perubahan
yang terjadi di sekitarnya.

3. Berpandangan yang luas.

Artinya pendapat-pendapatnya tidak hanya berdasarkan apa yang ada pada dirinya, tetapi mau menerima
pendapat yang datang dari luar dirinya serta dapat memahami adanya perbedaan pandangan dengan orang
lain. Ia dapat memahami adanya perbedaan pandangan dengan orang lain. Ia dapat memahami sikap
orang lain yang berbeda dengan dirinya.

4. Mempunyai dorongan ingin tahu yang kuat.

Manusia modern akan selalu berusaha memperoleh informasi tentang apa yang terjadi di lingkungannya
dan juga informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kehidupannya.

5. Manusia modern lebih berorientasi pada masa sekarang dan masa yang akan datang daripada masa yang
lampau. Manusia modern tidak hanya akan mengenang kejayaan atau kegagalan masa lalu, tetapi lebih
aktif untuk berfikir bagaimana masa sekarang dan yang datang.

6. Manusia modern berorientasi dan juga percaya pada perencanaan baik jangka panjang maupun jangka
pendek. Kehidupan manusia modern selalu direncanakan sebelumnya melalui perencanaan jangka pendek
maupun jangka panjang.

7. Manusia modern lebih percaya pada hasil perhitungan manusia dan pemikiran manusia daripada takdir
atau pembawaan. Ia percaya bahwa manusia dapat mengontrol kejadian di sekitarnya.

8. Manusia modern menghargai keterampilan teknik dan juga menggunakannya sebagai dasar pemberian
imbalan.

9. Wawasan pendidikan dan pekerjaan. Manusia modern memiliki wawasan yang lebih maju tentang
pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan di sekolah formal lebih ditekankan untuk menguasai ketrampilan
membaca, menulis dan berhitung daripada untuk melaksanakan pendidikan agama atau moral, karena
ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan dapat dipakai untuk memecahkan masalah kehidupan.
Demikian pula manusia modern akan memiliki pekerjaan yang dapat memberi keuntungan walaupun
mungkin melanggar sangsi kepercayaan tradisional.

10. Manusia modern menyadari dan menghargai kemuliaan orang lain terutama orang yang lemah seperti
wanita, anak-anak, dan bawahannya.

11. Memahami perlunya produksi. Manusia modern dalam mengambil keputusan akan mempertimbangkan
juga sejauh mana dampak terhadap hasil produksi dari suatu industri (ia sebagai pegawai perusahaan ikut
menyadari akan kepentingan perusahaan).4[4]

4[4] Ibid,Syaefudin,hal.15.
C. Perbedaan Inovasi dan Modernisasi
Berdasarkan uraian tersebut kaitan antara inovasi dan modernisasi. Inovasi dan modernisasi keduanya
merupakan perubahan sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri dari perubahan itu.
Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu
atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari tradisional ke
modern, atau dari yang belum maju ke yang sudah maju. Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu
inovasi sebagai tanda adanya modernisasi. Misalnya untuk meningkatkan kesejahteraan perlu diadakan
transmigrasi. Transmigrasi merupakan hal yang baru bagi masyarakat, maka transmigrasi adalah suatu
inovasi. Masyarakat yang sudah mau menerima ide transmigrasi dan mau melaksanakan transmigrasi
berarti sudah memenuhi ciri masyarakat modern yang siap menghadapi perubahan dan meninggalkan pola
pikir tradisi yang bersemboyan (bahasa Jawa) ”mangan ora mangan yen kumi” artinya meskipun tidak
makan asal tetap berkumpul dengan sesama saudara.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Inovasi merupakan suatu ide, barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal
yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi maupun
diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah
tertentu.
Modernisasi adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional (yang belum modern) ke
masyarakat yang lebih maju (masyarakat industri yang sudah modern).
Perbedaan inovasi dan modernisasi yaitu Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati
sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan pada
adanya proses perubahan dari tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang sudah maju.

B. Kritik dan Saran


Dalam makalah kami ini, kami menyadari bahwa belumlah sempurna seperti apa yang Bapak dan
teman-teman harapkan. Untuk itu, jika terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam pengetikan, kami
sangat mengaharap kritikan dan saran-sarannya dari Bapak dan teman-teman sekalian, dan semoga
kritikan dan saran-saran dari kalian bisa membangun motivasi kami dalam penulisan makalah yang akan
datang. kami ucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abudin. 2012. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat. Jakarta: Rajawali Pers.

Sa’ud, Syaefudin. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung :Al-Fabeta.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini perkembangan sudah sangat cepat, tak terkecuali di dunia pendidikan. Dengan
bidang teknologi yang sudah semakin maju tentu saja mau tidak mau dunia pendidikan pun
harus sudah mulai menyeimbangi. Karena pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting
bagi kemajuan dunia ini, melalui pendidikan para generasi muda lah yang membuka dan
meneruskan perkembangan jaman yang baru dan sudah ada. Pembaruan dan terjadi seiring
dengan perputaran jaman yang tidak ada hentinya. Pembaruan atau inovasi yang dalam
pendidikan yaitu berkenaan dengan kurikulum, metode pengajaran maupun model
pembelajaran. Maka dari itu dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana proses inovasi dalam
pendidikan itu terjadi.

B. Rumusan Masalah
Apa pengertian dari proses inovasi pendidikan?
Apa saja model proses inovasi pendidikan?
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses inovasi pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan kami dalam penulisan makalah ini, yaitu mampu menjelaskan secara rinci
bagaimana proses inovasi pendidikan itu.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Proses Inovasi Pendidikan


Proses Inovasi Pendidikan adalah serangkain aktivitas yang dilakukan oleh individu atau
organisasi, mulai sadar tau adanya inovasi sampai menerapkan (implementasi) inovasi
pendidikan. Kata proses mengandung arti bahwa aktivitas itu dilakukan dengan memakan waktu
dan setiap saat tentu terjadi perubahan. Berapa lama waktu yang dipergunakan selama proses
itu berlangsung akan berbeda antara orang atau organisasi satu dengan yang lain tergantung
pada kepekaan orang atau organisasi terhadap inovasi. Demikian pula selama proses inovasi itu
berlangsung akan selalu terjadi perubahan yang berkesinambungan sampai proses itu
dinyatakan berakhir.

B. Beberapa Model Proses Inovasi Pendidikan


Dalam mempelajari proses inovasi para ahli mencoba mengidentifikasi kegiatan apa saja
yang dilakukan individu selama proses itu berlangsung serta perubahan apa yang terjadi dalam
proses inovasi, maka hasilnya diketemukan pentahapan proses inovasi seperti berikut.

1. Beberapa model proses inovasi yang berorientasi pada individual, antara lain:

a. Lavidge & Steiner (1961) :


 Menyadari
 Mengetahui
 Menyukai
 Memilih
 Mempercayai
 Membeli
b. Colley (1961) :
 Belum menyadari
 Menyadari
 Memahami
 Mempercayai
 Mengambil tindakan
c. Rogers (1962) :
 Menyadari
 Menaruh perhatian
 Menilai
 Mencoba
 Menerima (Adoption)
d. Robertson (1971) :
 Persepsi tentang masalah
 Menyadari
 Memahami
 Menyikapi
 Mengesahkan
 Mencoba
 Menerima
 Disonansi
e. Rogers & Shoemakers (1971) :

Pengetahuan

Persuasi

(Sikap)

Keputusan

Menerima Menolak
Konfirmasi

f. Klonglan & Coward (1970) :

Menyadari

Informasi

Evaluasi Menolak Simbolik

Menerima

Simbolik

Mencoba
Percobaan
Ditolak
Percobaan

Diterima

Menggunakan

g. Zaltman & Brooker (1971) :

Persepsi

Memotivasi

Menyikapi
Legitimasi

Mencoba

Evaluasi

Menolak Menerima

Resolusi

2. Beberapa model proses inovasi yang beroirentasi pada organisasi, antara lain :

a. Milo (1971) :
 Konseptualisasi
 Tentative adopsi
 Penerimaan sumber
 Implementasi
 Institusionalisasi
b. Shepared (1967) :
 Penemuan ide
 Adopsi
 Implementasi
c. Hage & Aiken (1970) :
 Evaluasi
 Inisiasi
 Implementasi
 Routinisasi
d. Wilson (1966) :
 Konsepsi perubahan
 Pengusulan perubahan
 Adopsi dan implementasi
e. Rogers (1983) :
Tahap-tahap Kegiatan pokok pada tiap tahap proses
Proses Inovasi inovasi
I. Inisiasi (permulaan) Kegiatan pengumpulan informasi,
konseptualisasi, dan perencanaan untuk
menerima inovasi, semuanya diarahkan
untuk membuat keputusan menerima
inovasi
1. Agenda setting Semua permasalahan umum organisasi
dirumuskan guna menentukan kebutuhan
inovasi, dan diadakan studi lingkungan
untuk menentukan nilai potensial inovasi
bagi organisasi
Diadakan penyesuaian antara masalah
organisasi dengan inovasi yang akan
2. Penyesuaian (matching) digunakan, kemudian direncanakan dan
dibuat desain penerapan inovasi yang
sudah sesuai dengan masalah yang
dihadapi

_____________________
_____________________

Semua kejadian, kegiatan, dan keputusan


dilibatkan dalam penggunaan inovasi
Keputusan untuk 1) Inovasi dimodifikasi dan re-invensi
disesuaikan situasi dan masalah organisasi
menerima inovasi
2) Struktur organisasi disesuaikan dengan
inovasi yang telah dimodifikasi agar dapat
menunjang inovasi.
II. Implementasi
Hubungan antara inovasi dan organisasi
dirumuskan dengan sejelas-jelasnya
3. Re-definisi/Re-strukturisasi sehingga inovasi benar-benar dapat
diterapkan sesuai yang diharapkan

Inovasi kemungkinan telah kehilangan


sebagian identitasnya, dan menjadi bagian
dari kegiatan rutin organisasi

4. Klarifikasi

5. Rutinisasi

f. Zaltman, Duncan & holbek (1973) :


1) Tahap Permulaan (Inisiasi)
 Langkah pengetahuan dan kesadaran
 Langkah pembentukan sikap terhadap inovasi
2) Tahap Implementasi
 Langkah awal implementasi
 Langkah kelanjutan pembinaan
Berikut ini diberikan uraian secara singkat proses inovasi dalam organisasi menurut Zaltman,
Duncan, dan Holbek (1973). Zaltman dan kawan-kawan membagi prose inovasi dalam organisasi
menjadi duatahap yaitu tahap permulaan (institation stage) dan tahap implementasi
(implementation stage). Tiap tahap dibagi lagi menjadi beberapa langkah (sub stage).

1. Tahap Permulaan (Intiation Stage)

a. Langkah pengetahuan dan kesadaran


Jika inovasi dipandang sebagai suatu ide, kegiatan, atau material yang diamati baru oleh unit
adopsi (penerima inovasi), maka tau adanya inovasi menjadi masalah yang pokok. Sebelum
inovasi dapat diterima calon penerima harus sudah menyadari bahwa ada inovasi, dan demikian
ada kesempatan untuk menggunakan inovasi dalam organisasi. Sebagaimana telah kita
bicarakan pada waktu membicarakan proses keputusan inovasi, maka timbul masalah mana
yang dulu tau dan sadar ada inovasi atau merasa butuh inovasi. Maka Rogers dan Shoemakers
mengemukakan seperti mana dulu ayam atau telur, tergantung situasinya. Mungkin dapat tau
dan sadar inovasi baru merasa butuh atau sebaliknya. Jika kita lihat kaitannya dengan organisasi,
maka adanya kesenjangan penampilan (performance gaps) mendorong untu mencari cara-cara
baru atau inovasi. Tetapi juga dapat terjadi sebaliknya karena akan sadar adanya inovasi, maka
pimpinan organisasi merasa bahwa dalam organisasi nya ada suatu yang ketinggalan. Kemudian
merubah hasil yang diharapkan, maka terjadi sejenjangan penampilan.

b. Langkah pembentukan sikap terhadap inovasi


Dalam tahap ini anggota organisasi membentuk sikap terhadap inovasi dari hasil penelitian
menunjukan bahwa sikap terhadap inovasi memegang peranan yang penting untuk
menimbulkan motivasi untuk ingin berubah atau mau menerima inovasi. Paling tidak ada dua
hal daridimensi sikap yang dapat ditunjukan anggota organisasi terhadap adanya inovasi yaitu :

1) Sikap terbuka terhadap inovasi, yang ditandai dengan adanya :


 Kemauan anggota organisasi untuk mempertimbangkan inovasi.
 Mempertanyakan inovasi (skeptic)
 Merasa bahwa inovasi akan dapat meningkatkan kemampuan organisasi dalam menjalankan
fungsinya.
2) Memiliki persepsi tentang potensi inovasi yang ditandai dengan adanya pengamatan yang
menunjukan :
 Bahwa ada kemampuan bagi organisasi untuk menggunakan inovasi.
 Organisasi telah pernah mengalami keberhasilan pada masa lalu dengan menggunakan inovasi.
 Adanya komitmen atau kemauan untuk bekerja dengan menggunakan inovasi serta siap untuk
menghadapi kemungkinan timbulnya masalah dalam penerapan inovasi.
Dalam mempertimbangkan pengaruh dari sikap anggota organisasi terhadap proses inovasi,
maka perlu dipertimbangkan juga perubahan tingkah lakuyang diharapkan oleh organisasi
formal. Jika terjadi perbedaan antara sikap individu terhadap inovasi dengan perubahan tingkah
laku yang diharapkan oleh pimpinan organisasi, maka terjadi disonansi inovasi. Ada dua macam
disonansi yaitu penerimaan disonan dan penolak disonan.
Empat macam tipe disonan-konsonan berdasarkan sikap individu terhadap inovasi
danperubahan tingkah laku dan laku yang diharapkan oleh organisasi, dapat ditunjukan dengan
bagan sebagai berikut.

Sikap anggota Perubahan tingkah laku yang diharapkan oleh


terhadap inovasi organisasi formal

Menolak Menerima

Tidak Menyukai I. Penolak konsonan II. Penerima disonan

Menyukai III. Penolak disonan IV. Penerima konsonan

(Rogers and Shoemaker, 1971:31)

Penerima disonan terjadi jika anggota tidak menyukai inovasi, tetapi organisasi
mengharapkan menerima inovasi. Sedangkan penolak disonan terjadi jika anggota menyenangi
inovasi tetapi organisasi menolak inovasi. Menurut rogers dan shoemakers (1971), lama-lama
disonansi dapat terkurangi dengan dua cara yaitu :

 Anggota organisasi merubah sikapnya menyesuaikan dengan kemauan organisasi.


 Tidak melanjutkan menerima inovasi, menyalahgunakan inovasi atau menerapkan inovasi dengan
penyimpangan, disesuaikan dengan kemauan anggota organisasi
Mohr (dikutip oleh Zaltman, 1973), mengemukakan bahwa berdasarkan hasil penelitiannya
dibidang kesehatan, menunjukan bahwa kemauan untuk menerima inovasi akan mengarah pada
penerapan inovasi jika disertai adanya motivasi yang tinggi untuk mau berbuat serta tersedia
sumber yang diperlukan. Jika persediaan sumber bahan yang diperlukan (resources) tinggi, maka
dampak tehadap motivsi untuk menerapkan inovasi dapat lipat 4 1 /2 kali daripada jika
persediaan sumber bahan rendah. Jadi untuk melancarkan proses inovasi, perlu
mempertimbangkan berbagai variable yang dapat meningkatkan motivasi serta tersedianya
sumber bahan pelaksanaan (resources).

c. Langkah pengambilan keputusan


Pada langkah ini segala informasi tentang potensi inovasi di evaluasi. Jika unit pengambil
keputusan dalam organisasi menganggap bahwa inovasi itu dapat diterima dan ia senang untuk
menerimanya maka inovasi akan diterima dan diterapkan dalam organisasi demikian pula
sebaliknya jika unit pengambil keputusan tidak menyukai inovasi dan menganggap inovasi tidak
bermanfaat maka ia akan menolaknya. Pada saat akan mengambil keputusan peranan
komunikasi sangat penting untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya tentang
inovasi. Sehingga keputusan yang diambil benar-benar mantap dan tidak terjadi salah pilih yang
dapat mengakibatkan kerugian bagi organisasi.

2. Tahap implementasi (implementation stage)

Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan oleh para anggota organisasi ialah menggunakan
inovasi atau menerapkan inovasi. Ada dua langkah yang dilakukan yaitu :

a. Langkah awal (permulaan) implementasi


Pada langkah ini organisasi mencoba menerapkan sebagian inovasi. Misalnya setelah Dekan
memutuskan bahwa semua dosen harus membuat persiapan mengajar dengan model Satuan
Acara Perkuliahan, maka pada awal penerapannya setiap dosen diwajibkan membuat untuk satu
mata kuliah dulu sebelum nanti akan berlaku untuk semua mata kuliah
b. Langkah kelanjutan pembinaan penerapan inovasi
Jika ada penerapan awal telah berhasil, para anggota telah mengetahui dan memahami inovasi,
serta memperoleh pengalaman dalam menerapkannya, maka tinggal melanjutkan dan menjaga
kelangsungannya.
C. Factor-faktor yang mempengaruhi proses inovasi pendidikan
Lembaga pendidikan formal seperti sekolah adalah suatu sub sistem social. Jika terjadi
perubahan dalam sistem social, maka lembaga pendidikan formal tersebut juga akan mengalami
perubahan maka hasilnya akan berpengaruh terhadap sistem social. Oleh karena itu suatu
lembaga pendidikan mempunyai beban yang ganda yaitu melestarikan nilai-nilai budaya
tradisional dan juga mempersiapkan generasi muda agar dpat menyiapkan diri menghadapi
tantangan kemajuan jaman.

Motivasi yang mendorong perlunya diadakan motivasi pendidikan jika dilacak biasanya
bersumber pada dua hal yaitu : (a) kemauan sekolah ( lembaga pendidikan ) untuk mengadakan
respon terhadap tantangan kebutuhan masyarakat, dan (b) adanya usaha untuk menggunakan
sekolah (lembaga pendidikan) untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Antar
lembaga pendidikan dan sistem social terjadi hubungan yang erat dan saling mempengaruhi.
Misalnya suatu sekolah telah dapat sukses menyiapkan tenaga yang terdidik sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, maka dengan tenaga terdidik berarti tingkah kehidupannya meningkat,
dan cara bekerjanya juga lebih baik. Tenaga terdidik akan merasa tidak puas jika bekerja yang
tidak menggunakan kemampuan inteleknya, sehingga perlu adanya penyesuaian dengan
lapangan pekerjaan. Dengan demikian akan selalu terjadi perubahan yang bersifat dinamis, yang
disebabkan adanya hubungan interaktif antara lembaga pendidikan dan masyarakat. Agar kita
dapat lebih memahami tentang perlunya perubahan pendidikan atau kebutuhan adanya inovasi
pendidikan dapat kita gali dari tiga hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan
disekolah: yaitu (1) kegiatan belajar mengajar, (2) factor intenal dan eksternal, dan (3) sistem
pendidikan (pengelolaan dan pengawasan).

1. Faktor kegiatan belajar mengajar

Yang menjadi kunci kebehasilan dalam pengelolaan kegiatan dalam belajar mengajar ialah
kemampuan guru sebagai tenaga professional. Guru sebagai tenaga yang telah dipandang
memiliki wewenang untuk mengelola kegiatan belajar mengajar agar dapat mencapai tujuan
tertentu, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan
nasioanldan tujuan intitusional yang telah dirumuskan. Tetapi dalam tugas pelaksanaan
pengelolaan kegiatan belajar mengajar tedapat berbagai factor yang menyebabkan orang
memandang bahwa kegiatan pengelolaan belajar mengajar adalah kegiatan yang kurang
professional, kurang efektif, dan kurang perhatian. Sebagai alasan menyapa orang memandang
tugas guru Dalam mengajar mengandung banyak kelemahan tersebut, antara lain dikemukakan
bahwa :

a. Keberhasilan tugas guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh
hubungan interpersonal antara guru dengan siswa. Dengan demikian maka keberhasilan
pelaksanaan tugas tersebut, juga sangat ditentukan oleh pribadi guru dan siswa. Dengan
kemampuan guru yang sama belum tentu dapat menghasilkan prestasi yang sama jika
menghadapi kelas yang berbeda, demikian pula sebaliknya dengan kondisi kelas yang sama
diajar oleh guru yang berbeda belum tentu menghasilkan prestasi belajar yang sama meskipun
para guru tersebut semuanya telah menemukan persyaratan sebagai guru yang professional.
b. Kegiatan belajar mengajar dikelas merupakan kegiatan yang terisolasi. Pada waktu guru
mengajar dia tidak mendapatkan balikan dari teman sejawatnya. Kegiatan guru dikelas
merupakan kegiatan yang terisolasi dari kegiatan kelompok. Apa yang dilakukan guru kelas
tanpa diketahui oleh guru yang lain. Dengan demikian maka sukar untuk mendapatkan kritik
untuk pengembangan profesinya. Ia menganggap bahwa yang dilakukan sudah merupakan cara
yang terbaik.
c. Berkaitan dengan kenyataan diatas tersebut, maka sangat minimal bantuan teman sejawat
untuk memberikan bantuan saran atau kritk guna peningkatan kemampuan profesionalnya. Apa
yang dilakukan guru disekolah seolah-olah sudah merupakan hak mutlak tanggungjawabnya,
orang lain tidak boleh ikut campur tangan. Padahal yang dilakukan mungkin masih banyak
kekurangannya.
d. Belum ada kriteria yang baku tentang bagaiaman pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang
efektif. Dan memang untuk membuat kriteria keefektifan proses belajar mengajar sukar
ditentukan karena sangat banyak variable yang ikut menentukan keberhasilan kegiatan belajar
siswa. Usaha untuk membuat kriteria tersebut sudah dilakukan misalnya dengan APKG (Alat
Penilaian Kompetensi Guru)
e. Dalam melaksanakan tugas mengelola kegiatan belajar mengajar,guru menghadapi sejumlah
siswa yang berbeda satu dengan yang lain baik mengenai kondisi fisik, intelktual, mental, minat
dan latar belakang social ekonominya. Guru tidak mungkin dapat melayani siswa dengan
perbedaan individual satu dengan yang lain, dalam jam-jam pelajaran yang sudah diatur dalam
jadwal dan dalam waktu yang sangat terbatas.
f. Berdasarkan data adanya perbedaan individual siswa, tentunya lebih tepat jika pengelolaan
kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan caa yang sangat fleksibel, tetapi kenyataannya
justru guru dituntut untuk mencapai perubahan tingkah laku yang sama sesuai dengan
ketentuan yang telah dirumuskan. Jadi anak yang berbeda harus diarahkan menjadi sama. Jika
guru tidak dapat mengatasi masalah ini dapat menimbulkan anggapan diragukan kualitas
profesionalnya.
g. Guru juga menghadapi tantangan dalam usaha untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya, yaiyu tanpa adanya keseimbangan antara kemampuan dan wewenangnya
mengatur beban tugas yang harus dilakukan, serta tanpa bantuan dari lembaga dan tanpa
adanya insentif yang menunjang kegiatannya. Ada kemampuan guru untuk meningkatkan
kemampuan profesionalnya, mungkin dengan cara belajar sendiri atau mengikuti kuliah di
perguruan tinggi, tetapi tugas yang dilakukan masih terasa berat, jumlah muridnya dalam satu
kelas 50 orang, masih ditambah tugas administrative, ditambah lagi harus melakukan kegiatan
untuk menambah penghasilan, karena gaji pas-pasan, dan masih banyak lagi factor yang lain.
Jadi program pertumbuhan atau jabatan atau peningkatan profesi guru mengalami hambatan.
h. Guru dalam melaksanakan tugas mengelola kegiatan belajar mengajar mengalami kesulitan
untuk menentukan pilihan mana yang diutamakan karena adanya berbagai macam tuntutan.
Dari satu segi meminta agar guru mengutamakan keterampilan proses belajar, tetapi dari sudut
lain dia di tuntut harus menyelesaikan sajian materi kurikulum yang harus diselesaikan sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan karena menjadi bahan ujian negara/nasioanal.
Demikian pula dari satu segi guru dituntut menekankan perubahan tingkah laku afektif, tetapi
dalam evaluasi hasil belajar yang dipakai untuk menetukan kelulusan siswa hanya
mengutamakan aspek kognitif. Apa yang harus dipilih guru? melayani semua tuntutan?
Dari data tersebut menunjukan bagaimana uniknya kegiatan belajar mengajar, yang
memungkinkan timbulnya peluang untuk munculnya pendapat bahwa professional guru
diragukan bahkan ada yang mengatakan bahwa jabatan guru itu “ semi professional “ , karena
jika professional yang penuh tentu akan memberi peluang pada anggotanya untuk : (a)
menguasai kemampuan professional yang ditunjukan dalam penampilan, (b) memasuki anggota
profesi dan penilaian terhadap penampilan profesinya diawasi oleh kelompok profesi, (c)
ketentuan untuk berbuat professional, ditentukan bersama antar sesame anggota profesi
(Zaltman, Florio, Siloski 1977).

Dengan berdasarkan adanya kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan pengelolaan


kegiatan belajar mengajar tersebut maka dapat merupaka sumner motivasi perlunya adanya
inovasi pendidikan untuk mengatasi kelemahan tersebut, atau bahkan dari sudut pandang yang
lain, dapat juga dikatakan bahwa dengan adanya kelemahan-kelemahan itu maka sukar
penerapan inovasi pendidikan secara efektif.

2. Factor internal dan eksternal


Suatu keunikan dari sistem pendidikan ialah baik pelaksana maupun klien (yang dilayani)
adalah kelompok manusia perencana inovasi pendidikan harus memperhatikan mana kelompok
yang mempengaruhi dan kelompok yang dipengaruhi oleh sekolah (sistem pendidikan).

Faktor internal yang mempengaruhi pelaksaan sistem pendidikan dan dengan sendirinya
juga inovasi pendidikan ialah siswa. Siswa sangat besar pengaruhnya terhadap proses inovasi
karena tujuan pendidikan untuk mencapai perubahan tingkah laku siswa. Jadi siswa sebagai
pusat perhatian dan bahan pertimbangan dalam melaksanakan berbagai macam kebijakan
pendidikan.

Faktor eksternal yang mempunyai pengaruh dalam proses inovasi pendidikan ialah orang
tua. Orang tua murid ikut mempunyai peranan dalam menunjang kelancaran proses inovasi
pendidikan, baik ia sebagai penunjang secara moral membantu dan mendorong kegiatan
sisuntuk melakukan kegiatan belajar dengan sesuai dengan yang diharapkan sekolah, maupun
sebagai penunjang pengadaan dana.

Para ahli pendidik (profesi pendidikan) merupakan factor internal dan juga merupakan
factor eksternal, seperti : Guru, administrator pendidikan, konselor, terlibat secara langsung
dalam proses pendidikan di sekolah. Ada juga para ahli yang diluar organisasi sekolah tetapi ikut
terlibat dalam kegiatan sekolah seperti: para pengawas, inspektur, penilik sekolah, konsultan
dan mungkin juga pengusaha yang membantu pengadaan fasilitas sekolah. Demikian pula para
penatara guru, staf pengembangan dan penelitian pendidikan, para guru besar, dosen, dan
organisasi persatuan guru, juga merupakan factor yang sangat besar pengarunya terhadap
pelaksanaan sistem pendidikan atau inovasi pendidikan. Namun apakah mereka termasuk factor
internal atau eksternal agak sukar dibedakan, karena guru sebagai factor internal tetapi juga
dapat dipandang sebagai factor eksternal. Yang penting untuk diketahui bahwa seorang yang
akan merencanakan inovasi pendidikan, harus memperhatikan berbagai factor tersebut, apakah
itu internal tau eksternal.

3. Sistem pendidikan (pengelolaan dan pengawasan)

Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah di atur dengan aturan yang dibuat oleh
pemerintah. Penanggung jawab sistem pendidikan di Indonesia adalah Departemen Pendidikan
Nasional yang mengatur seuruh sistem berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diberlakukan
dalam kaitan dengan adanya berbagai macam aturan dari pemerintah tersebut maka timbul
permasalahan sejauh mana batas kewenangan guru untuk mengambil kebijakan dalam
melakukan tugasnya dalam rangka menyesuaikan dengan kondisi dan situasi setempat.
Demikian pula sejauh mana kesempatan yang diberikan kepada guru untuk meningkatkan
kemampuan profesionalnya guna menghadapi tantangan kemajuan jaman. Dampak dari
keterbatasan kesempatan meningkatkan kemampuan professional serta keterbatasan
kewenangan mengambil kebijakan dalam melaksanakan tugas bagi guru, dapat menyebabkan
timbulnya siklus otoritas yang negatif. Siklus otoritas yang negative bagi guru yang di kemukakan
oleh Florio (1973) yang di kutip oleh Zaltman (1977) adalah guru memiliki keterbatasan
kewenangan dan kemampuan professional, menyebabkan tidak mampu untuk mengambil
kebijakan dalam melaksanakan tugasnya untuk menghadapi tantangan kemampuan jaman. Rasa
ketidakmampuan menimbulkan prustasi dan bersikap apatis terhadap tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya sikap apatis dan rasa prustasi mengurangi rasa tanggung jawab dan rasa
ikut terlibat (komitemen) dalam pelaksanaan tugas. Dampak dari sikap apatis, kurang semangat
berpartisipasi dan kurang rasa tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas, menyebabkan tampak
dari luar sebagai guru yang kurang mampu dan tidak professional. Dengan adanya tanda-tanda
bahwa guru kurang mampu melaksanakan tugas maka mengurangi kepercaiaan atasan terhadap
guru. Dengan adanya ras kurang percaya menyebabkan menimpulkan kecurangan atau tidak
jelasan kewenangan dan kemampuan yang dimiliki oleh guru. Karena atasan menganggap tidak
memperoleh kejelasan tentang tanggung jawab penggunaan wewenang serta kemampuan
professional yang dimiliki guru, maka dibatasi pemberian wewenang dan kesempatan
mengembangkan kemampuannya.5[1]

5[1] Udin Syaefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 45-58
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses Inovasi Pendidikan adalah serangkain aktivitas yang dilakukan oleh individu atau
organisasi, mulai sadar tau adanya inovasi sampai menerapkan (implementasi) inovasi
pendidikan. Dengan demikian, maka pemahaman tentang proses inovasi pendidikan yang
berorientasi pada individu tetap merupakan dasar untuk memahami proses inovasi dalam
organisasi.

B. Saran
Semoga para pembaca dapat memahami isi makalah ini, dan juga tidak cukup puas untuk
membaca tentang Inovasi Pendidikan hanya dari makalah ini saja.
DAFTAR PUSTAKA

Udin Syaefudin Sa’ud. 2013. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Posted 25th January 2016 by Nur Esri Fauziah

Add a comment

1.

Jan

25

INOVASI DAN MODERNISASI PENDIDIKAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belakangan ini muncul perdebatan menarik tentang praktik pendidikan. Perdebatan itu
mencakup pertanyaan-pertanyaan pokok dalam penyelenggaraan pendidikan. Diantara
pertanyaan itu adalah kemana arah kebijakan pendidikan kita akan ditujukan? Dimanakah peran
dan relevansi pendidikan dengan pembangunan ekonomi? Apakah kebijakan pendidikan yang
selama ini diambil telah mempertimbangkan tuntutan perubahan yang disebabkan oleh
globalisasi ekonomi? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu banyak menghantui masyarakat.
Kebijakan harus diambil setelah memperhatikan berbagai variabel yang sedang berkembang.
Diantara variabel penting untuk dicermati adalah perkembangan proses modernisasi yang amat
dinamis, seiring dengan itu juga munculnya hegemoni kapitalisme global di dalam kehidupan
masyarakat yang membawa konsekuensi interkoneksi kebijakan dengan beragam
perkembangan aspirasi di dunia internasional.
Ada kepentingan yang cukup besar untuk membangun suatu arah kebijakan pendidikan
ketika banyak variasi dan analisa kebijakan pendidikan yang dilansir sebagai antisipasi
kebutuhan yang berkembang ditengah masyarakat. Kepentingan membangun arah pendidikan
yang lebih terang menjadi semakin signifikan ketika tuntutan kontemporerisasi kebijakan
pendidikan bertemu dengan perubahan situasi internasiaonal. Hal tersebut sebagai akibat dari
proses modernisasi dan globalisasi ekonomi.
Pada waktu membicarakan inovasi sering orang mengajukan pertanyaan tentang
modernisasi, karena antara keduanya tampak persamaan yaitu kedua-duanya merupakan
perubahan sosial. Agar dapat mengetahui apa perbedaan dan juga kaitan antara inovasi dan
modernisasi, perlu dipahami apa inovasi dan apa modernisasi, baru kemudian dicari kaitan
antara keduanya.
Berhubungan dengan kebijakan pendidikan, dalam makalah ini akan dijelaskan tentang
inovasi dan modernisasi pendidikan, dalam melakukan kebijakan pendidikan itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan inovasi?
2. Apa yang dimaksud dengan modernisasi?
3. Apa perbedaan inovasi dan modernisasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari inovasi.
2. Untuk mengetahui pengertian dari modernisasi.
3. Untuk memahami perbedan dari inovasi dan modernisasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Inovasi Pendidikan
Inovasi berasal dari bahasa Inggris innovatio, invantion yang berarti pembaharuan,
penemuan, perubahan. Adapun pengertian Inovasi menurut Prof. Azis Inovasi berarti
mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change
yang berarti perubahan. Inovasi dapat berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang.
Contoh bidangnya adalah Managerial, Teknologi, dan Kurikulum.
Dengan kata lain inovasi adalah suatu ide, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati
sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau masyarakat, baik berupa hasil invensi maupun
diskoveri.6[1]
Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif. Dalam setiap kebudayaan terdapat
pribadi-pribadi yang inovatif. Dalam masyarakat yang sederhana yang relatif masih tertutup dari
pengaruh kebudayaan luar, inovasi berjalan dengan lambat. Dalam masyarakat yang terbuka
kemungkinan untuk inovasi menjadi terbuka karena didorong oleh kondisi budaya yang
memungkinkan. Oleh sebab itu, di dalam masyarakat modern pribadi yang inovatif merupakan
syarat mutlak bagi perkembangan kebudayaan. Inovasi merupakan dasar dari lahirnya suatu
masyarakat dan budaya modern di dalam dunia yang terbuka dewasa ini.
Inovasi kebudayaan di dalam bidang teknologi dewasa ini begitu cepat dan begitu tersebar
luas sehingga merupakan motor dari lahirnya suatu masyarakat dunia yang bersatu. Di dalam
kebudayaan modern pada abad teknologi dan informasi dalam millennium ketiga, kemampuan
untuk inovasi merupakan ciri dari manusia yang dapat survive dan dapat bersaing. Persaingan di
dalam dunia modern telah merupakan suatu tuntutan oleh karena kita tidak mengenal lagi
batas-batas negara. Perdagangan bebas, dunia yang terbuka tanpa-batas, teknologi komunikasi
yang menyatukan, kehidupan cyber yang menisbikan waktu dan ruang, menuntut manusia-
manusia inovatif. Dengan sendirinya wajah kebudayaan dunia masa depan akan lain sifatnya.
Betapa besar peranan inovasi di dalam dunia modern, menuntut peran dan fungsi
pendidikan yang luar biasa untuk melahirkan manusia-manusia yang inovatif. Dengan kata lain,
pendidikan yang tidak inovatif, yang mematikan kreativitas generasi muda, berarti tidak
memungkinkan suatu bangsa untuk bersaing dan hidup di dalam masyarakat modern yang akan
datang. Dengan demikian, pendidikan akan menempati peranan sentral di dalam lahirnya suatu
kebudayaan dunia yang baru.
Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan diterima
sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Oleh sebab itu,
inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun

6[1] Syaefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, (Bandung:Al-Fabeta,2009),hal.14.


berupa praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-
teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk
memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu kedaan tertentu ataupun proses
tertentu yang terjadi di masyarakat.
Adapun pengertian inovasi menurut para ahli yaitu:
1. Pengertian inovasi menurut Everett M. Rogers

Mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang
disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk
diadopsi.

2. Pengertian inovasi menurut Stephen Robbins

Mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau
memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.

3. Pengertian Inovasi menurut Van de Ven, Andrew H


Inovasi adalah pengembangan dan implementasi gagasan-gagasan baru oleh orang dimana
dalam jangka waktu tertentu melakukan transaksi-transaksi dengan orang lain dalam suatu
tatanan organisasi.
4. Pengertian Inovasi menurut Kuniyoshi Urabe
Inovasi bukan merupakan kegiatan satu kali pukul (one time phenomenon), melainkan suatu
proses yang panjang dan kumulatif yang meliputi banyak proses pengambilan keputusan.
5. Pengertian Inovasi menurut UU No. 18 tahun 2002
Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara
baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau
proses produksi.
Inovasi pendidikan umumnya merupakan suatu gerakan yang bersifat top down, dalam
artian inisiatif dalam melakukan inovasi selalu datang dari pihak pemerintah.
Misalnya, untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan
model-model inovasi pendidikan dalam berbagai bidang antara lain : usaha pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan relevansi
pendidikan.
Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan
dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan persoalan pendidikan di Indonesia. Beberapa
contoh inovasi antara lain : program belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pengajaran
kelas rangkap, pembelajaran konstektual, pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya
pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut,
antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar,
pelatihan guru, implementasi kurikulum, dsb.
Ciri-ciri inovasi pendidikan dapat dikenal dalam beberapa identifikasi, namun menurut
ashby 1967 ada empat hal, yaitu:
1. Ketika masyarakat/orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas pendidikan anak
sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.
2. Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan.
3. Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan ketersediaan buku
lebih luas.
4. Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD proyektor,
perekan internet, LAN, dan lainnya.
Keempat hal tersebut telah menimbulkan banyak masalah. Untuk itulah kelima teknologi
yang dibahas pada poin sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan. Perubahan
pendidikan yang diinginkan sekolah sesuai visi dan misinya tentunya sangat tergantung pada
lima teknologi tersebut yaitu sistem berfikir, sistem desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas,
manajemen.

Inovasi merupakan obyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya. Dalam inovasi
pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang, sebaliknya SDM dan alat tidak akan
berfungsi tanpa digunakan untuk tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa datang.

Menurut Miles karakteristik inovasi adalah Deliberate, Novel, Specific, dan Direction to goal
attaintment. Adapun aspek pokok yang mempengaruhi inovasi adalah Struktur, Prosedur, dan
Personal.
Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas
pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan
metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan
efektivitas pembelajaran.

Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil
teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti
penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi
pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan.

B. Modernisasi Pendidikan
Istilah (term) “modern” mempunyai berbagai macam arti dan juga mengandung berbagai
macam tambahan arti (connotations). Istilah modern ini digunakan tidak hanya untuk orang-orang
tetapi juga untuk bangsa, sistem politik, ekonomi lembaga seperti rumah sakit, sekolah, perguruan
tinggi, perumahan, pakaian, serta bebagai macam kebiasaan.
Pada umumnya kata modern digunakan untuk menunjukkan terjadinya perubahan ke arah
yang lebih baik, lebih maju dalam arti lebih menyenangkan, lebih meningkatkan kesejahteraan
hidup.7[2] Dengan cara baru (modern) sesuatu akan lebih efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan. Misalnya dalam perkembangan transportasi, karena kuda lebih modern daripada gerobak
yang ditarik orang, tetapi mobil lebih modern daripada kereta kuda, pesawat lebih modern
daripada mobil. Jadi “modern” dari satu segi dapat diartikan sesuatu yang baru dalam arti lebih
maju atau lebih baik daripada yang sudah ada. Baik dalam arti lebih memberikan kesejahteraan
atau kesenangan bagi kehidupan.
Eissentadt menjelaskan bahwa menurut sejarahnya modernisasi adalah proses perubahan
sistem sosial, ekonomi, dan politik, yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara
dari abad ke 17 sampai abad ke 19, dan kemudian telah berkembang pula di berbagai Negara di
Eropa. Dalam abad ke 19 dan 20 berkembang pula ke Amerika Selatan, Asia, dan Afrika.
Proses perkembangan atau perubahan itu berlangsung secara bertahap, dan tidak semua
masyarakat berkembang dalam tahap urutan yang sama. Jadi modernisasi pada dasarnya

7[2] Abudin Nata,Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat,(Jakarta:Rajawali Pers,2012),hal.159.


merupakan proses perkembangan, secara kebetulan Eropa Barat dan Amerika Utara telah
berkembang lebih dahulu, dan sekarang bangsa dari dunia ketiga sedang berjuang untuk
menyamakan diri mencapai status kehidupan modern.
Dengan kata lain modernisasi adalah bekerja sama dengan dunia dengan maksud agar dapat
meningkatkan hal-hal yang esensial dalam kehidupan, walaupun mungkin juga terjadi kekacauan
atau perpecahan. (M. Francais Abraham, 1980:4).8[3]
Perhatikan beberapa definisi atau pengertian modernisasi yang dikemukakan para ahli berikut
ini:
1. Everett Rogers. Modernisasi dalam proses dimana individu berubah dari cara hidup tradisional
dengan gaya yang lebih kompleks, berteknologi maju, dan cepat berubah dari kehidupan. (Francis
Abraham, 1980:5)
2. Black. Modernisasi adalah proses dimana lembaga historis berkembang yang disesuaikan dengan
cepat fungsi perubahan yang mencerminkan peningkatan belum pernah terjadi sebelumnya dalam
pengetahuan manusia, memungkinkan kontrol atas lingkungannya, thataccompanied revolusi
ilmiah (Francis Abraham, 1980:5)
3. Lerner. Modernisasi hanya "arah trend sekuler sepihak dari tradisional ke cara hidup peserta".
(Francis Abraham, 1980:5)
4. Inkeles, menggambarkan modernitas dalam hal sejumlah variabel psikologis yang merupakan
jenis karakteristik mentalitas manusia modern yang khas (Francis Abraham, 1980:5)
Dari beberapa definisi atau pendapat tentang modernisasi yang dikemukakan oleh para ahli
tersebut, dapat disimpulkan bahwa semuanya sependapat modernisasi adalah proses perubahan
sosial dari masyarakat tradisional (yang belum modern) ke masyarakat yang lebih maju
(masyarakat industri yang sudah modern). Di antara tanda-tanda masyarakat yang sudah maju
(modern) ialah bidang ekonomi telah makmur, bidang politik sudah stabil, terpenuhi pelayanan
kebutuhan pendidikan dan kesehatan.

Perbedaan rumusan definisi modernisasi antara para ahli tersebut hanya perbedaan
penekanan. Ada yang menekankan pada perubahan sosial secara menyeluruh, seperti yang
dikemukakan More Black, and Chodak, mereka ini mengartikan modernisasi sebagai proses
perubahan kehidupan masyarakat. Sedangkan Rogers, Lerner, dan Inkeles menekankan pada
perubahan pribadi (individu), artinya perubahan individu dari gaya atau pola hidup tradisional ke
gaya atau pola hidup modern. Perubahan sikap, sifat atau gaya hidup individu terjadi sebagai

8[3] Ibid,Syaefudin,hal.15.
akibat terjadinya perubahan kehidupan masyarakat yakni dari masyarakat tradisional ke
masyarakat yang sudah maju (industri).

Inkeles mengemukakan secara detail tentang ciri-ciri manusia modern, berdasarkan


penelitiannya pada masyarakat yang industrinya sudah maju. Antara lain ia mengemukakan
bahwa ada 11 aspek yang menjadi tanda (karakteristik) manusia modern yaitu:

1. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.

Artinya jika menghadapi tawaran atau ajakan hal-hal yang baru yang lebih menguntungkan untuk
kehidupannya akan selalu mau memikirkan dan kemudian mau menerimanya, tidak menutup diri
terhadap perubahan.

2. Selalu siap menghadapi perubahan sosial.

Artinya siap untuk menerima perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, misalnya
partisipasi dalam bidang politik, peningkatan kesempatan kerja bagi wanita, perpindahan
penduduk, pergaulan atau hubungan orang tua dengan pemuda dan sebagainya. Manusia modern
siap untuk memahami perubahan yang terjadi di sekitarnya.

3. Berpandangan yang luas.

Artinya pendapat-pendapatnya tidak hanya berdasarkan apa yang ada pada dirinya, tetapi mau
menerima pendapat yang datang dari luar dirinya serta dapat memahami adanya perbedaan
pandangan dengan orang lain. Ia dapat memahami adanya perbedaan pandangan dengan orang
lain. Ia dapat memahami sikap orang lain yang berbeda dengan dirinya.

4. Mempunyai dorongan ingin tahu yang kuat.

Manusia modern akan selalu berusaha memperoleh informasi tentang apa yang terjadi di
lingkungannya dan juga informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kehidupannya.

5. Manusia modern lebih berorientasi pada masa sekarang dan masa yang akan datang daripada
masa yang lampau. Manusia modern tidak hanya akan mengenang kejayaan atau kegagalan masa
lalu, tetapi lebih aktif untuk berfikir bagaimana masa sekarang dan yang datang.
6. Manusia modern berorientasi dan juga percaya pada perencanaan baik jangka panjang maupun
jangka pendek. Kehidupan manusia modern selalu direncanakan sebelumnya melalui perencanaan
jangka pendek maupun jangka panjang.

7. Manusia modern lebih percaya pada hasil perhitungan manusia dan pemikiran manusia daripada
takdir atau pembawaan. Ia percaya bahwa manusia dapat mengontrol kejadian di sekitarnya.

8. Manusia modern menghargai keterampilan teknik dan juga menggunakannya sebagai dasar
pemberian imbalan.

9. Wawasan pendidikan dan pekerjaan. Manusia modern memiliki wawasan yang lebih maju
tentang pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan di sekolah formal lebih ditekankan untuk
menguasai ketrampilan membaca, menulis dan berhitung daripada untuk melaksanakan
pendidikan agama atau moral, karena ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan dapat dipakai
untuk memecahkan masalah kehidupan. Demikian pula manusia modern akan memiliki pekerjaan
yang dapat memberi keuntungan walaupun mungkin melanggar sangsi kepercayaan tradisional.

10. Manusia modern menyadari dan menghargai kemuliaan orang lain terutama orang yang lemah
seperti wanita, anak-anak, dan bawahannya.

11. Memahami perlunya produksi. Manusia modern dalam mengambil keputusan akan
mempertimbangkan juga sejauh mana dampak terhadap hasil produksi dari suatu industri (ia
sebagai pegawai perusahaan ikut menyadari akan kepentingan perusahaan).9[4]

C. Perbedaan Inovasi dan Modernisasi


Berdasarkan uraian tersebut kaitan antara inovasi dan modernisasi. Inovasi dan modernisasi
keduanya merupakan perubahan sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri dari perubahan
itu.
Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi
individu atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari
tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang sudah maju. Jadi dapat disimpulkan

9[4] Ibid,Syaefudin,hal.15.
bahwa diterimanya suatu inovasi sebagai tanda adanya modernisasi. Misalnya untuk
meningkatkan kesejahteraan perlu diadakan transmigrasi. Transmigrasi merupakan hal yang baru
bagi masyarakat, maka transmigrasi adalah suatu inovasi. Masyarakat yang sudah mau menerima
ide transmigrasi dan mau melaksanakan transmigrasi berarti sudah memenuhi ciri masyarakat
modern yang siap menghadapi perubahan dan meninggalkan pola pikir tradisi yang bersemboyan
(bahasa Jawa) ”mangan ora mangan yen kumi” artinya meskipun tidak makan asal tetap
berkumpul dengan sesama saudara.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Inovasi merupakan suatu ide, barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai
suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil
invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk
memecahkan suatu masalah tertentu.
Modernisasi adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional (yang belum
modern) ke masyarakat yang lebih maju (masyarakat industri yang sudah modern).
Perbedaan inovasi dan modernisasi yaitu Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang
diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau masyarakat sedangkan modernisasi
menekankan pada adanya proses perubahan dari tradisional ke modern, atau dari yang belum
maju ke yang sudah maju.

B. Kritik dan Saran


Dalam makalah kami ini, kami menyadari bahwa belumlah sempurna seperti apa yang Bapak
dan teman-teman harapkan. Untuk itu, jika terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam
pengetikan, kami sangat mengaharap kritikan dan saran-sarannya dari Bapak dan teman-teman
sekalian, dan semoga kritikan dan saran-saran dari kalian bisa membangun motivasi kami dalam
penulisan makalah yang akan datang. kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abudin. 2012. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat. Jakarta: Rajawali Pers.

Sa’ud, Syaefudin. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung :Al-Fabeta.

Posted 25th January 2016 by Nur Esri Fauziah

Add a comment

Add comment

2.

Jan

25

Jenis-Jenis Inovasi Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju menghasilkan
inovasi diberbagai bidang. Perkembangan inovasi dibidang ekonomi, sosial, dan budaya
dirasakan lebih pesat dibandingkan dengan inovasi dibidang pendidikan. Sehingga inovasi
dibidang pendidikan harus dipandang serius dalam masalah pendidikan dinegara kita. Dalam
perkembangan pendidikan dibutuhkan beberapa langkah untuk menciptakan pendidikan yang
unggul. Langkah-langkah yang dilakukan merupakan sebuah inovasi untuk menciptakan suatu
sistem pendidikan baru serta meningkatkan efektifitas dalam pendidikan itu sendiri.

Pada dasarnya hal-hal yang ingin dicapai melalui inovasi pendidikan tersebut yaitu usaha
untuk mengubah proses pembelajaran, perubahan dalam situasi belajar yang menyangkut
kurikulum, peningkatan fasilitas, peningkatan profesionalisme guru, sistem administrasi dan
manajemen pendidikan secara keseluruhan serta hubungannya dengan kebijakan pemerintah.

Inovasi atau pembaruan dalam dunia pendidikan di era globalisasi ini sangat dibutuhkan.
Sehingga dapat tercipta pembelajaran yang lebih terkonsep dan kondusif, khususnya dijenjang
sekolah dasar. Dengan adanya inovasi pendidikan dapat berdampak posotif bagi perkembangan
setiap peserta didik. Dan juga diharapkan dapat berimplikasi dalam kegiatan pembelajaran. Dan
bagi peserta didik akan lebih giat dan bersemangat dalam belajar juga dalam mengikuti
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian inovasi pendidikan ?
2. Apa saja jenis-jenis inovasi pendidikan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk dapat mengetahui, memahami inovasi
pendidikan dan jenis-jenis inovasi pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertin Inovasi Pendidikan


Kata “innovation” (bahasa inggris) sering diterjemahkan dengan segala hal yang baru
atau pembaharuan (S. Wojowasito, 1972), tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi
kata indonesia yaitu “inovasi”. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan
penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan
untuk mentrjemahkan kata dari bahasa inggris “discovery” dan “invention”. Ada juga yang
mengkaitkan antara pengertian inovasi dan modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha
pembaharuan.

Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk
memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode,
yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorangatau sekelompok orang
(masyarakat) yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah
pendidikan.

Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang
berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam (sekolah, perguruan
tinggi, atau lembaga pendidikan yang lain), maupun sistem dalam arti yang luas (sistem
pendidikan nasional).

2. Jenis-Jenis Inovasi Pendidikan


Suatu pendidikan tentu diperlukan suatu pembaruan dan inovasi agar ketercapaian
tujuan dapat lebih mudah tercapai, berikut adalah jenis inovasi dan pembaruan dalam
pendidikan.

a. Pembaruan landasan yuridis


Pembaruan pada landasan yuridis ini berhubungan dengan hal-hal yang bersifat
mendasar atau fundamental dan yang memiliki sifat prinsipal. Pembaruan yuridis ini adalah
pembaruan pendidikan yang sangat mendasar.
b. Pembaruan kurikulum dan perangkat penunjangnya
Dalam melakukan pembaruan kurikulum tetap harus memperhatikan prinsip-prinsip
dalam pengembangan kurikulum. Tujuan pembaruan ini agar kurikulum tetap dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan juga teknologi.

c. Pembaruan struktur pendidikan


Pembaruan struktur pendidikanatau pembaruan pola masa studi ini meliputi pembaruan
jenis dan jenjang pendidikan serta pembaruan lama waktu belajar pada satuan pendidikan.

d. Pembaruan tenaga kependidikan


Yang dimaksud tenaga kependidikan dalam halini adalah tenaga yang memiliki tugas
untuk menyelenggarakan proses atau kegiatan mengajar, mngembangkan, melatih, mengelola,
meneliti dan juga tugas pelayanan teknis dibidang pendidikan.
Selain dari jenis-jenis inovasi pendidikan diatas, ada juga yang mengatakan bahwa jenis-
jenis inovasi pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu :

1. Menurut Objeknya :
 Dalam jenis hubungan antara orang (personal relationship), misalnya pembaharuan dalam
peranan guru yang berdasarkan kumpulan informasi, bukan berdasarkan selera perorangan.
Perubahan tata laksana baru, yang harus berdasarkan pengambilan keputusan pada informasi
dan bukan pada selera perorangan atau pemimpin.
 Dalam jenis software (perangkat lunak), misalnya mengenai tujuan dan struktur kurikulum
berdasarkan model sistem penyampaian dan cara-cara penilaian kurikulum dan pendidikan.
 Dalam jenis hardware, misalnya perubahan dan bentuk ruang kelas karena terjadi perubahan
dalam peran guru, teknik penyampaian yang menuntut perubahan hardware dalam rangka
memenuhi tuntutan baru karena terjadi pembaharuan dalam hubungan antar orang.
2. Menurut Derajat atau tingkatannya :
 Jenis pembaharuan dalam nilai atau wawasan pendidikan. Dalam jenis ini menuntut adanya
perubahan yang mendasar tentang orientasi, wawasan, asas, dan filosofis, cita-cita
kebijaksanaan yang sudah tidak cocok lagi dengan tuntutan perkembangan politik, ekonomi,
sosial, dan kebudayaan yang berkembang.
 Pembaharuan dalam jenis operasi tata laksana pengelolaan yang terdiri atas serangkaian
pengelolaan mulai dari penelitian dan pengembangan, perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, penilaian dan pengawasan.
 Pembaharuan dalam jenis tugas dan fungsi. Pembaharuan yang terjadi dalam nilai dan wawasan
akan membawa pada konsekuensi perubahan pula pada fungsi dan tugas lembaga dan orang-
orang yang ada didalamnya, termasuk para pejabat dan petugas lembaga pendidikannya, baik
guru maupun tenaga administratif.
 Pembaharuan dalam jenis keahlian atau kemampuan-kemampuan khusus dan dituntut dari para
petugas tata laksana atau guru, karena adanya perubahan dalam sistem pengajaran.

3. Menurut Sifatnya :

 Penggantian, misalnya inovasi dalam bentuk penggantian jenis sekolah, penggantian bentuk-
bentuk, alat-alat, guru, atau sistem lama yang diganti dengan sistem baru.
 Perubahan, misalnya upaya mengubah tugas guru yang tadinya bertugas mengajar, juga harus
bertugas sebagai guru bimbingan.
 Penambahan,
 Penyusunan kembali,
 Penghapusan, upaya pembaharuan dengan cara menghilangkan aspek-aspek tertentu dalam
pendidikan,
 Penguatan, yaitu upaya peningkatan untuk memperkokoh kemampuan atau pola yang
sebelumnya terasa lemah.
Jika inovasi berada dikonteks universal dan bukan konteks pendidikan, inovasi terdiri
dari empat jenis,

1. Penemuan. Kreasi suatu produk, jasa, atau proses baru yang belum pernah dilakukan
sebelumnya. Konsep ini cenderung disebut revolisioner.
2. Pengembangan. Pengembangan suatu produk, jasa, atau proses yang sudah ada. Konsep seperti
ini menjadi aplikasi ide yang telah ada menjadi berbeda.
3. Dupikasi. Peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada. Meskipun demekian duplikasi
bukan semata-mata meniru melainkan menambah sentuhan kreatif untuk memperbaiki konsep
agar lebih mampu memenangkan persaingan.
4. Sintesis, perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru. Proses ini
meliputi pengambilan sejumlah ide atau produk yang sudah ditemukan dan dibentuk sehingga
menjadi produk yang dapat diaplikasikan dengan cara baru.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk
memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode,
yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorangatau sekelompok orang
(masyarakat) yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah
pendidikan.

Suatu pendidikan tentu diperlukan suatu pembaruan dan inovasi agar ketercapaian
tujuan dapat lebih mudah tercapai, berikut adalah jenis inovasi dan pembaruan dalam
pendidikan. Pembaruan landasan yuridis, Pembaruan kurikulum dan perangkat penunjangnya,
Pembaruan struktur pendidikan, Pembaruan tenaga kependidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Internet

 https://evanurhasanah.wordpress.com/
 https://initugasku.wordpress.com/2011/03/07/definisi-dan-jenis-inovasi/
 https://rezasriwahyuni.wordpress.com
Posted 25th January 2016 by Nur Esri Fauziah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Adanya inovasi dalam dunia pendidikan dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah
pendidikan dan menyongsong arah perkembangan dunia pendidikan yang lebih memberikan
harapan kemajuan lebih pesat dan lebih baik lagi. Dengan kata lain, diadakannya inovasi
pendidikan ini adalah:
1. Pembaruan pendidikan sebagai tantangan baru dan pemecah terhadap masalah-masalah yang
dijumpai dalam dunia pendidikan, baik dengan cara konvensional dan inovatif.
2. Inovasi pendidikan sebagai upaya untuk mengembangkan pendekatan yang lebih efektif dan
ekonomis.
Adapun latar belakang diadakannya inovasi pendidikan di Indonesia, sebagai berikut:

1. Mengejar ketertinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi, sehingga makin
lama pendidikan di indonesia akan mengejar dan pada akhirnya akan semakin berjalan sejajar
dengan kemajuan tersebut.
2. Mengusahakan tertampung dan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi
warga negara misalnya, meningkatkan daya tampung usia SD sampai Perguruan tinggi.
3. Meningkatakan kualitas pendidikan, dengan sistem menyampaikan yang baru, diharapkan
peserta didik akan menjadi manusia yang aktif, kreatif, dan terampil dalam memecahkan
masalahnya sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Inovasi?

2. Apakah yang dimaksud dengan Inovasi Pendidikan?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Inovasi Pendidikan

A. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek kehidupan
termasuk dalam bidang pendidikan, merupakan suatu upaya untuk menjembatani masa
sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan pembaharuan-
pembaharuan yang cenderung mengejar efisiensi dan efektifitas.

Pembaharuan mengiringi perputaran zaman yang tak henti-hentinya berputar sesuai dengan
kurun waktu yang telah ditentukan. Kebutuhan akan layanan individual terhadap peserta didik
dan perbaikan kesempatan belajar bagi mereka, telah menjadi pendorong utama timbulnya
pembaharuan pendidikan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus mampu mengantisipasi
perkembangan tersebut dengan terus menerus mengupayakan suatu program yang sesuai
dengan perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta
didik.

B. PENGERTIAN INOVASI

Kata “innovation” (bahasa inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau
pembaharuan (S. Wojowasito, 1972; Santoso S. Hamijoyo, 1996), tetapi ada yang menjadikan
kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu “inovasi”. Inovasi kadang-kadang juga dipakai
untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga
sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa inggris “discovery” dan “invention”.
Ada juga yang mengkaitkan antara pengertian inovasi dan modernisasi, karena keduanya
membicarakan usaha pembaharuan. Untuk memperluas wawasan serta memperjelas
pengertian inovasi pendidikan, maka perlu dibicarakan dulu tentang pengertian discovery,
invention, dan inovation sebelum membicarakan tentang pengertian inovasi pendidikan.

“Discovery”, “invention”, dan “innovation” dapat diartikan dalam bahasa indonesia


“penemuan”, maksudnya ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu yang
baru, baik sebenarnya barang itu sudah ada lama kemudian baru diketahui atau memang benar-
benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Demikian pula mungkin hal yang baru itu diadakan
dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Inovasi dapat menggunakan diskoveri atau
invensi. Untuk jelasnya marilah kita bicarakan ketiga pengertian tersebut.

Diskoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang
ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan benua Amerika.
Sebenarnya penemuan benua Amerika itu sudah lama ada, tetapi baru baru ditemukan oleh
Colombus pada tahun 1492, maka dikatakan Colombus menemukan benua Amerika, artinya
Columbus adalah orang Eropa yang pertama menjumpai benua Amerika.

Invensi (invention) adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi
manusia. Benda atau hal Yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian
diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori pendidikan, teknik
pembuatan barang dari plastik, mode pakaina, dan sebagainya. Tentu saja munculnya ide atau
kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi
wujud yang ditemukannya benar-benar baru.

Inovasi (invention) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau
diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik
itu berupa hasil invention maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu
atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

Beberapa pengertian inovasi yang dibuat para ahli dikemukakan di bawah ini:

1. An innovation is an idea for accomplishing some recognition social and in a new way or for a
means of accomplishing some social (Donald P. Ely 1982, seminar on Educational Change).
2. An innovation is any idea, practice, or mate artifact perceived to be new by the relevant unit of
adopt. The innovation is the change object. A change is the altera in the structure of a system
that requires or could be required relearning on the part of the actor (s) in response to a
situation. The requirements of the situation often involve a res to a new requirement is an
inventive process producing an invention. However, all innovations, since not everything an
individual or formal or informal group adopt is preceived as new. (Zaltman, Duncan, 1977: 12).
C. PENGERTIAN INOVASI PENDIDIKAN

Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan, diantaranya :

1. Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keingina
masyarakat untuk mendapat pendidikan, yang secara kumulatif menuntut tersedianya sarana
pendidikan yang memadai.
2. Berkembanganya ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang
kokoh dan penguasaan kemampuan terus-menerus, dan dengan demikian menuntut pendidikan
yang lebih lama sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup (life long education).
3. Berkembangnya teknologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan
alam dan lingkungannya, tetapi yang sering kali ditangani sebagai suatu ancaman terhadap
kelestarian peranan manusiawi.
Tantangan-tantangan tersebut, lebih berat lagi dirasakan karena berbagai persoalan datang ,
baik dari luar maupun dari dalam sistem pendidikan itu sendiri, diantaranya :

1. Sumber-sumber yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara
efektif dan efesien.
2. Sistem pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya belum
serasi, relevan, suasana belum menarik, dan sebagainya.
3. Pengelolaan pendidikan yang belum mekar dan mantap, serta belum peka terhadap perubahan
dan tuntutan keadaan, baik masa kini maupun masa yang akan datang.
4. Masih kabur dan belum mantapnya konsepsi tentang pendidikan dan interprestasinya dalam
praktek.
Keseluruhan tantangan dan persoalan tersebut memerlukan pemikiran kembali yang mendalam
dan pendekatan baru yang progresif. Pendekatan ini harus selalu didahului dengan penjelajahan
yang mendahului percobaan, dan tidak boleh semata-mata atas dasar coba-coba. Gagasan baru
sebagai hasil pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan persoalan yang tidak
terpecahkan hanya dengan cara yang tradisional atau komersial. Gagasaan dan pendekatan baru
yang memenuhi ketentuan inilah dinamakan inovasi pendidikan.

Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal
(yang ada sebelumnya),serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna
mencapai tujuan terteentu dalam pendidikan. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan beberapa
istilah yang menjadi kunci pengertian inovasi pendidikan, sebagai berikut.

1. “Baru” dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang beelum dipahami, diterima atau
dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun bukan baru lagi bagi orang lain. Akan tetapi, yang
lebih penting sifatnya yang baru ialah sifat kualitatif berbeda dari sebelumnya.
2. “Kualitatif” berarti inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali
unsur-unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata-mata penjumlahan atau penambahan unsur-
unsur setiap kompenen. Tindakan menambah anggaran belanja supaya lebih baik banyak
mengadakan murid, guru, kelas, dan sebagainya, meskipun perlu dan penting, bukan merupakan
tinadakan inovasi. Akan tetapi, tinadakan mengatur kembali jenis dan pengelompokan
pelajaran, waktu, ruang kelas, cara-cara menyampaikan pelajaran, sehingga dengan tenaga, alat,
uang, dan waktu yang sama dapat menjangkau sasaran siswa yang lebih tinggi adalah tindakan
sosial.
3. “Hal” yang dimaksud dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua komponen dan aspek
dalam subsistem pendidikan. Hal-hal yang diperbarui pada hakikatnya adalah ide atau rangkaian
ide. Sementara inovasi karena sifatnya, tetap percorak mental, sedangkan yang lain
memperoleh bentuk nyata. Termasuk halyang diperbarui ialah buah pikiran, metode, dan teknik
bekerja, mengatur, mendidik, perbuatan, peraturan norma, barang, dan alat.
4. “Kesengajaan” merupakan unsur perkembangan baru dalam pemikiran para pendidik dewasa
ini.pembatasan arti secara fungsional ini lebih banyak mengutarakan harapan kalangan pendidik
agar kita kembali pada pembelajaran (learning) dan pengajaran (teaching) dan menghindari diri
dari pembaharuan perkakas (gadgeteering). Sering digunakannya kata-kata dan
dikembangkannya konsepsi-konsepsi inovasi pendidikan dan kebijaksanaan serta strategi untuk
melaksanakannya, membuktikan adanya anggapan yang kuat bahwa inovasi dan
penyempurnaan pendidikan harus dilakukan secara sengaja dan berencana, dan tidak dapat
diserahkan menurut cara-cara kebetulan atau sekedar berdasarkan hobi perseorangan belaka.
5. “Meningkatkan Kemampuan” mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi ialah kemampuan
sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
Pendeknya keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan
dapat dicapai dengan sebai-baiknya.
6. “Tujuan” yang direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang
diingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui perbedaan antara
keadaan sesudah dan sebelum inovasi dilaksanakan. Sedangkan tujuan dari inovasi itu sendiri
adalah efisiensi dan efektifitas, mengenai sasaran jumlah anak didik sebanyak-banyaknya
dengan hasil pendidikan yang sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan anak didik,
masyarakat, dan pembangunan) dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu
dalam jumlah sekecil-kecilnya. Hasil inovasi tidak selamanya baik, dapat sebaliknya ataupun
tidak penting. Bilamana demikian, apa yang semula di anggap inovasi setelah di uji, baik secara
teori maupun praktis, tidak lagi dianggap sebagai inovasi seperti disebutkan semula.
Dari uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan inovasi di bidang
pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang
lebih baik dalam bidang pendidikan.

Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang
berhubungan dengan komponen sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga
pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas misalnya sistem pendidikan nasional.
Mattew B miller menjelaskan pengertian inovasi pendidikan sebagai berikut “to give more
concreteness the universe called “education innovations” some samples are decribed billow.
They are organized according to the aspect of a social system which they appear to be most
clearly associated. In most cases social system involved should be take n to be that of a school or
cell althought some inovations take place within the context of many large systems.”

Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau
komponen sistem sosial sesuai dengan yang dikemukakan oleh B. Miles, dengan perubahan isi
disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dewasa ini.

 Pembinaan personalia. Pendidikan yang merupakan dari sistem sosial tentu menentukan personil
(orang) sebagai komponen sistem. Inovasi yang sesuai dengan komponen personil misalnya:
peningkatan mutu guru, sistem kenaikan pangkat, aturan tata tertib siswa, dan sebagainya.
 Banyaknya personil dan wilayah kerja. Sistem sosial tentu menjelaskan tentang berapa jumlah
personalia dalam sistem serta dimana wilayah kerjanya. Inovasi pendidikan yang relevan dengan
aspek ini misalnya : berapa ratio guru siswa pada satu sekolah dalam sistem PAMONG pernah
diperkenalkan ini denga ratio 1: 200 artinya satu guru dengan 200 siswa. Sekolah dasar di
amerika satu guru dengan 27 siswa, perubahan besar wilayah kepenilikkan, dan sebagainya.
 Fasilitas fisik. Sistem sosial termasuk juga sistem pendidikan mendayagunakan berbagai sarana
dan hasil teknologi untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang sesuai dengan komponen
ini misalnya: perubahan bentuk tempat duduk (1 anak 1 kursi dan 1 meja), perubahan
pengaturan dinding ruangan (dinding batas antar ruang dibuat yang mudah di buka, sehingga
pada diperlukan 2 ruangan dapat disatukan), perlengkapan perabot laboratorium bahasa,
penggunaan cctv (tv ct-televisi stasiun terbatas), dan sebagainya.
 Penggunaan waktu. Suatu sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan penggunaan waktu.
Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya: pengaturan waktu belajar (semester,
caturwulan, pembuatan jadwal pelajaran yang dapat memberi kesempatamn mahasiswa untuk
memilih waktu sesuai dengan keperluannya), dan sebagainya.
 Perumusan tujuan. Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi yang
relevan komponen ini, misalnya: perubahan tujuan tiap jenis sekolah (rumusan tujuan TK, SD
disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan tantangan kehidupan), perubahan rumusan
tujuan pendidikan nasional dan sebagainya.
 Prosedur. Sistem pendidikan tentu mempunyai prosedur untuk mencapai tujuan. Inovasi
pendidikan yang relevan dengan komponen ini, misalnya : penggunaan kurikulum baru, cara
membuat persiapan mengajar, pengajaran individual, pengajaran kelompok dan sebagainya.
 Peran yang diperlukan. Dalam sistem sosial termasuk sistem pendidikan diperlukan kejelasan
peran yang diperluka untuk melancarkan jalannya tujuan inovasi yang relevan dengan
kompenen ini, misalnya: peran guru sebagai pemakai media (maka diperlukan keterampilan
menggunakan berbagai macam media), peran guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru
sebgai anggota team teaching, dan sebagainya.
 Wawasan dan perasaan. Dalam interaksi sosial biasanya berkembang suatu wawasan dan
perasaan tertentu yang akan menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Kesamaan wawasan
dan perasaan dalam melaksanakan tugas untuk mencapai yujuan pendidikan yang sudah
ditentukan akan mempercepat tercapainya tujuan. Inovasi yang relevan dengan bidang ini
misalnya: wawasan pendidikan seumur hidup, wawasan pendidikan keterampilan proses,
perasaan cinta pada pekerjaan guru, kesedian berkorban, kesabaran sangat diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan kurikulum SD yang disempurnakan, dan sebagainya.
 Bentuk hubungan antar bagian (mekanis pekerja). Dalam sistem pendidikan perlu ada kejelasan
hubungan antara bagian atau mekanisme kerja antar bagian dalam pelaksanaan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini. Misalnya: diadakan perubahan
pembagian tugas antara seksi di kantor departemen pendidikan dan mekanisme kerja antar
seksi, di perguruan tinggi diadakan hubungan kerja anatara jurusan, fakultas, dan biro registrasi
tentang pengadministrasian nilai mahasiswa, dan sebagainya.
 Hubungan dengan sistem yang lain. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam beberapa hal
harus berhubungan atau bekerja sama denga sistem yang lain. Inovasi yang relevan dengan
bidang ini misalnya: dalam pelaksanaan usaha kesehatan sekolah bekerja sama dengan
departemen kesehatan, data pelaksanaan KKN harus kerjasama dengan pemerintah daerah
setempat, dan sebagainya.
 Strategi. yang dimaksud dengan strategi dalam hal ini ialah tahap-tahap kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan. Adapun macam dan pola strategi yang
digunakan sangat sukar untuk diklasifikasikan, tetapi secara kronologis biasanya menggunakan
pola urutan sebagai berikut.
1. Desain. Ditemukannya suatu inovasi dengan perencanaan penyebarannya berdasarkan suatu
penelitian dan observasi atau hasil penilai terhadap pelaksanaan sistem pendidikan yang sudah
ada.
2. Kesadaran dan perhatian. Suatu potensi yang sangat menunjang berhasilnya inovasi ialah
adanya kesadaran dan perhatian sasaran inovasi (baik individu maupun kelompok) akan
perlunya inovasi. Berdasarkan kesadaran itu mereka akan berusaha mencari informasi tentang
inovasi.
3. Evaluasi. Para sasaran inovasi mengadakan penilaian terhadap inovasi tentang kemampuannya
untuk mencapai tujuan, tentang kemungkinan dapat terlaksananya sesuai dengan kondisi
situasi, pembiayaan, dan sebagainya.
4. Percobaan. Para sasaran inovasi mencoba menerapkan inovasi untuk membuktikan apakah
memang benar inovasi yang dinilai baik itu dapat di terapkan seperti yang diharapkan. Jika
ternyata berhasil maka inovasi akan diterima dan terlaksana dengan sempurna sesuai strategi
inovasi yang telah direncanakan. (Udin, 2012)

BAB III

PENUTUP

Simpulan
Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang
ada sebelumnya),serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai
tujuan terteentu dalam pendidikan. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan beberapa istilah yang
menjadi kunci pengertian inovasi pendidikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Konsep Inovasi Pendidikan meliputi Pengertian dan Inovasi,
Inovasi Pendidikan dan juga ruang lingkup dari inovasi pendidikan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Udin Saefudin Sa’ud. 2012. Inovasi Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai