Anda di halaman 1dari 28

Petunjuk OperasionaL

Kegiatan (POK) KKK


PELAKSANAAN KEGIATAN PERLINDUNGAN SOSIAL KORBAN BENCANA ALAM
SATKER BANTUAN DAN JAMINAN SOSIAL DINAS SOSIAL
PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN 2015

I. UMUM.

1. Untuk tercapai dan terselenggaranya target fungsional Kegiatan


Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam maka diharapkan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen dan Koordinator Kegiatan agar dapat
melaksanakan koordinasi kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Rincian Kegiatan dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKAKL) dengan berpedoman kepada DIPA dan
RKAKL yang sudah diterima serta melakukan koordinasi dengan Bagian,
Subdin lainnya dan atasan langsung secara berjenjang.
2. Koordinasi dan konsultasi juga dilakukan dengan instansi/dinas terkait
baik di Tingkat Provinsi maupun di Tingkat Kabupaten guna terciptanya
keterpaduan yang dimulai sejak proses perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan pengawasan.
3. Berdasarkan DIPA dan RKAKL, Pejabat Pembuat Komitmen harus segera
menginstruksikan kepada Koordinator Kegiatan untuk membuat Petunjuk
Operasional Kegiatan (POK) yang kemudian dijabarkan kedalam Rencanan
Operasional Kegiatan (ROK) sebelum melaksanakan kegiatan yang
berfungsi sebagai :
a. Dasar pelaksanaan setiap jenis kegiatan dan belanja
masing-masing kegiatan.
b. Alat pengendali pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian
kinerja kegiatan.
4. Rencana Operasional Kegiatan (ROK) yang harus disusun adalah hal hal
yang berkaitan dengan pelaksanaan tekhnis yang terdiri atas :
a. Jenis Kegiatan.
b. Lokasi Kegiatan.
c. Materi Kegiatan.
d. Terget Fisik dan Keuangan yang akan dicapai.
1). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015
e. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan.
f. Persebaran Lokasi dan Alokasi Anggaran Kegiatan.
g. Tenaga Pelaksana.

5. Rencana Operasional Kegiatan (ROK) yang telah dibuat harus disampaikan


kepada :
a. Kapala Dinas Sosial Provinsi Maluku Utara.
b. Sekertaris Dinas Sosial melalui Sub Bagian Penyusunan
Program Dinas Sosial Provinsi Maluku Utara.
c. Dinas/Instansi Sosial di Kabupaten/Kota.
6. Kegiatan-kegiatan yang dalam pelaksanaannya melakukan pengadaan
barang/jasa, maka proses pengadaan barang/jasa tersebut harus
berpedoman dan berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang berlaku
sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Permerintah dan
perubahan-perubahannya, yaitu Keppres Nomor 61 Tahun 2004 dan
Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2005.
7. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus dilaksanakan sesegera mungkin
terutama yang berhubungan langsung dengan kebutuhan Kabupaten/Kota
dan masyarakat.
Oleh karena itu, rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan identifikasi
dan seleksi kebutuhan masyarakat harus dilaksanakan sesuai dengan
jadwal. Selain itu proses pengadaan barang/jasa harus sesegera mungkin
dilaksanakan untuk menghindari hal-hal sebagai berikut :
a. Bencana alam yang akan menghambat proses penyaluran
bantuan.
b. Kenaikan harga akibat fluktuasi harga di pasar.
c. Keterlambatan dalam proses pelayanan selanjutnya.
8. Pelaksanaan kegiatan perencanaan program di tiap-tiap Sub kegiatan
Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam supaya dilaksanakan sesegera
mungkin sehingga tersedia data yang lebih akurat untuk persiapan KPP
Nasional.
9. Revisi baik terhadap DIPA, RKAKL dan POK sedapat mungkin dihindari.
Akan tetapi apabila dirasakan harus dilakukan revisi, maka revisi dapat
dilakukan sebagai berikut :
a. Revisi DIPA oleh Dirjen PBN dan/atau Kepala Kanwil Ditjen
PBN :
1) Perubahan/ralat karena kesalahan adminstrasi;
2) Perubahan Kantor Bayar ( KPPN );

2). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015


3) Perubahan alokasi dana antar sub kegiatan atau
penambahan/pengurangan sub kegiatan dalam satu
kegiatan/program/jenis belanja.
4) Perubahan Volume keluaran pada sub kegiatan dengan
memperhatikan kesesuaian sasaran kegiatan dan/atau
sasaran program tanpa mengubah alokasi dana pada
kegiatan/program/jenis belanja.
Revisi DIPA tersebut harus berpedoman kepada realokasi
dana antar MAK dalam satu kegiatan/program/jenis
belanja sepanjang tidak mengurangi :
1) Gaji dan berbagai tunjangan yang melekat dengan
gaji;
2) Belanja untuk langganan listrik, telepon, gas dan
air;
3) Pembayaran untuk berbagai tunggakan;
4) Alokasi untuk pendamping PHLN;
5) Belanja barang untuk pengadaan bahan makanan;
6) Pencairan dana tanda bintang (*);
7) Realokasi dana antar Satker yang tidak mengubah
bagi kegiatan/program/jenis belanja.

b. Revisi DIPA yang disampaikan kepada DPR melalui Dirjen APK:


1) Pagu masing-masing program;
2) Pagu masing-masing kegiatan;
3) Pagu masing-masing jenis belanja;
4) Pagu masing-masing unit organisasi;
5) Pagu masing-masing provinsi;
6) Mengubah kegiatan dan program.
10. Revisi DIPA dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
( KPA ) dan selanjutnya disampaikan kepada
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Wilayah
XXVIII Ternate, Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara Ternate.
11. Batas akhir pengajuan Revisi DIPA dari Pejabat Pembuat Komitmen
kepada kuasa Pengguna Anggaran adalah bulan Juni 2015 dengan
membuat rincian kegiatan yang akan direvisi dan data pendukung
termasuk TOR-nya.
12. Revisi RKAKL dan POK dilakukan dan disahkan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran sepanjang tidak mengubah alokasi anggaran dan keluaran
masing-masing kegiatan/program/jenis belanja. Batas akhir pengajuan

3). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015


revisi RKAKL dan POK dari Pejabat Pembuat Komitmen kepada Kuasa
Pengguna Anggaran adalah Bulan Juli 2015
13. Pelaporan harus dilaksanakn tepat waktu yaitu paling lambat tanggal 5
(lima) bulan berikutnya kepada Kepala Sekertaris melalui SubBagian
Penyusunan Program Dinas Sosial Provinsi Maluku Utara terdiri atas;
a. Formulir A
b. Realisasi Penyerapan Dana Berdasarkan SPM/SP2D
c. Laporan Target, Realisasi dan Permasalahan
d. Formulir B, yaitu Laporan Konsolidasi Triwulan
Pelaksanaan Program/Kegiatan/Sub Kegiatan.
14. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dilakukan melalui Unit Akuntansi Dinas
Sosial Provinsi Maluku Utara dengan menggunakan Sistem Akuntansi
Instansi (SAI) sebagai berikut :
a. SPM/SP2D kegiatan masing-masing Satker yang sudah
diterbitkan setelah dibukukan oleh masing-masing
Bendahara Pengeluaran segera dilaporkan kepada Unit
Akuntansi untuk diterbitkan LRA-nya.
b. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) harus dilaporkan paling
lambat 7 (tujuh) bulan berikutnya, apabila terjadi
keterlambatan maka SPM/SP2D yang telah diterbitkan
dianggap hangus dan harus dikembalikan ke Kas
Negara.untuk itu, setiap SPM/SP2D yang telah terbit harus
segera dilaporkan kepada Unit Akuntansi paling lambat 2
(dua) hari setelah SPM/SP2D tersebut dibukukan oleh
Bendahara Pengeluaran.
15. Mekanisme/Alur Penerbitan SPM.

4). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015


II. TEKNIS.

KEGIATAN PERLINDUNGAN SOSIAL KORBAN BENCANA


ALAM

A. PENDAHULUAN

Penyelenggaraan Kegiatan Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA)


Tahun Anggaran 2015 yang dibiayai dari APBN melalui Dana Dekosentrasi
merupakan dukungan Direktorat Bantuan Jaminan Kesejahteraan Sosial tahun 2015
adalah untuk menangani dampak dari kejadian bencana tentunya tidak dapat
dilaksanakan hanya oleh pemerintah ataupun lembaga swasta tetapi perlu adanya
partisipasi masyarakat untuk berperan aktif dalam penanggulangan bencana.

I. Pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB)


Wujud dari partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana adalah
kesiapsiagaan mereka terhadap segala sesuatu yang terkait dengan kejadian
bencana. Untuk menciptakan kondisi tersebut masyarakat perlu dibekali
serangkaian pengetahuan dan ketrampilan yang berhubungan dengan
pananggulangan bencana salah satu kegiatannya adalah melalui “ Kampung
Siaga Bencana (KSB)”. Dengan dibentuknya KSB diharapkan masyarakat yang
bertepat tinggal didaerah rawan bencana tersebut dapat melakukan
penanggulangan terhadap dampak yang diakibatkan bencana secara mandiri.
Oleh karena itu dibentuknya “Kampung Siaga Bencana (KSB)” Tahun
2015 yaitu di Kabupaten Halmahera Barat.

a. Maksud dan Tujuan


1). Maksud
Maksud penyelengaraan Kampung Siaga Bencana adalah
untuk meningkatkan kapasitas masyarakat agar lebih
siap siaga untuk menghadapi ancaman, kerawanan dan
kerentanan terhadap bencana yang akan datang.
5). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015
2). Tujuan
a. Melembagakan proses kegiatan penanggulangan
bencana berbasis masyarakat;
b. Mengorganisir potensi masyarakat terlatih siaga
bencana;
c. Masyarakat agar mampu mengelola sumber daya
manusia, wilayah, potensi dalam penanggulangan
bencana.

b. Waktu dan tempat penyelenggaraan


Kegiatan ini akan dilaksanakan pada awal Triwulan I (satu)
sampai dengan Triwulan IV (empat) Tahun anggaran 2015.
Lokasi Kabupaten Halmahera Barat.

c. Mekanisme Pelaksanaan
Pelakasanaan pembentukan KSB dilakukan dengan 3
tahap, yaitu:
1. Tahap I /hari pertama
a. Penyuluhan tentang KSB dan penjelasan tentang
pelaksanaan KSB berdasarkan jadwal yang telah
dibuat.
b. Pengenalan KSB dan ketrampilan Penaggulangan
Bencana sebanyak 100 orang terdiri dri tokoh
Agama, tokoh Masyarakat, karang taruna, Tagana,
dan peserta yang menjadi tim KSB sebanyak 50
orang.
2. Tahap II/ hari kedua
a. Kegiatan Latihan dan menyusun skenario simulasi
penaggulangan bencana tentang kejadian
meletusnya gunung berapi.
6). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015
b. Pengorganisasian KSB.
3. Tahap III/Hari ketiga
a. Kegiatan Simulasi, apel dan pelaksanaan Gladi
lapangan Penaggulangan Bencana.
Kegiatan ini dilakukan dengan berpedoman pada RKAKL
dan Petunjuk Teknis Kegiatan yang diterbitkan oleh Ditjen
Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial RI
tahun 2015.

d. Rincian Biaya.
Biaya yang tersedia sebanyak Rp.80.750.000,- (delapan
puluh juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah),
diperuntukan untuk membiayai belanja bahan, belanja
barang non operasional lainnya, belanja sewa, belanja jasa
profesi dan belanja perjalanan dinas peket meeting luar
kota. konsumsi, Alat Tulis Kantor (ATK), Dokumentasi,
pelaporan, perlengkapan peserta, honor dan transport
peserta dan narasumber dan sertifikat.

e. Hasil yang Diharapkan.


Tersedianya petugas khusus siaga bencana berbasis
masyarakat disetiap kawasan sebagai ujung tombak yang
terampil dan sigap dalam menghadapi bencana.

II Pemantapan Tagana Mula


Pada hakekatnya penanggulangan bencana alam merupakan upaya
meminimalisir dampak bencana yang menimbulkan kerugian,
kerusakan dan kehilangan jiwa, harta benda dan aset lainnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut dan sesuai dengan paradigma
penanggulangan bencana terkini, maka seluruh aspek dan proses
7). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015
diarahkan pada upaya kesiapsiagaan tanpa terkacuali menyiapkan
personil atau petugas penanggulangan bencana.
Direktorat Perlindungan Sosial korban bencana alam Ditjen.
Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial RI turut berupaya
mewujudkan penyiapan personil penanggulangan bencana yang
berasal dari masyarakat melalui serangkaian kegiatan pembekalan
petigas atau personil penanggulangan bencana dalam bentuk
pemantapan yang simultan. Maka dari itu, perekrutan Petugas
Perlindungan Sosial yang baru perlu dilakukan untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam penaggulangan bencana.
a. Maksud dan Tujuan.
Maksud :
a). Tersedianya Petugas Perlindungan Sosial yang memiliki
kepedulian dan aktif terhadap penanggulangan bencana
b). Terciptanya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi
kemungkinan bencana
Tujuan :
a). Memberikan pengetahuan tentang pengurangan resiko
bencana
b). Meningkatkan kesiapsiagaan masyarkat dalam
menghadapi kemungkinan bencana
c). Memberikan pelatihan dasar bagi masyarakat dalam
menghadapi kemungkinan bencana
d). Memberikan pengetahuan dasar tentang operasi
tanggap darurat bencana pada bidang penampungan
sementara, dapur umum, logistik, psikososial dan upaya
tangap darurat lainnya.
b. Mekanisme Pelaksanaan
1) Persiapan, Meliputi :

8). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015


a) Narasumber, yaitu berasal dari unsur kalangan birokrasi,
profesional dan atau akademisi yang dipandang layak dan
kompeten dalam memberikan materi sesuai dengan tujuan
pelaksanaan;
b) Peserta adalah dari unsur masyarakat baik perorangan
maupun kelompok/organisasi yang memiliki kepedulian
dan aktif dalam penanggulangan bencana;
c) Tempat pelaksanaan kegiatan yaitu yang representatif dan
dipandang layak sesuai dengan maksud dan tujuan
penyelenggara pemantapan.
d) Ketentuan lebih lanjut agar mengacu pada Peraturan
Menteri Sosial RI Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman
Umum Taruna Siaga Bencana dan Peraturan Menteri Sosial
RI Nomor 29 Tahun 2012 tentang Taruna Siaga Bencana.
2) Metode
a) Ceramah dan curah pendapat
b) Keterampilan dan praktek lapangan
c) Diskusi dan tanya jawab

c. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan.


Kegiatan ini, rencananya akan dilaksanaannya pada
bulan Juni tahun 2015 di Sofifi Kota Tidore Kepulauan
Provinsi Maluku Utara.

e. Rincian Biaya.
Pada Kegiatan Pemantapan Petugas Pendamping Sosial,
sesuai anggaran yang tersedia dalam Dipa Perlindungan
dan Jaminan Sosial sebesar Rp.135.700.000,- (seratus tiga
puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah). Untuk membiayai
ATK, biaya Out Bound, Dokumentasi, pengandaan bahan
9). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015
dan materi, perlengkapan peserta,pelaporan, sertifikat,
fullboard meeting, uang saku, honor dan transportasi
peserta dan narasumber.

f. Hasil yang diharapkan.


Peserta mampu dan memiliki ketrampilan dalam
melaksanakan tugas dan pengurangan resiko bencana.

III. Pemantapan Petugas Psikososial dan Pendampingan Sosial


a. Latar Belakang
Bencana diartikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat. Dampak dari bencana dapat menimbulkan korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dampak sosial
Psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan kesejahteraan sosial pada khususnya dan
pembangunan nasional pada umumnya. Selanjutnya dampak sosial
psikologis bencana dapat dirasakan baik langsung maupun tidak
langsung oleh korban bencana. Jenis dampak sosial psikologis, antara
lain reaksi stress akibat bencana serta faktor pendukung dan
penghambat pulihnya seseorang akibat bencana. Oleh karena itu
dalam rangka memberikan perlindungan terhadap korban bencana
yang mengalami dampak sosial psikologis diperlukan petugas untuk
memberikan pendampingan psikososial. Tentunya untuk melangkah
dalam hal tersebut perlu dipersiapkan petugas yang kompeten dan
memiliki pengetahuan serta keterampilan dalam melakukan
pendampingan psikososial.

b. Maksud dan Tujuan


10). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015
1) Maksud
a) Tersedianya petugas psikososial dan pendampingan sosial
b) Tertanganinya korban bencana yang mengalami masalah
psikososial secara cepat dan tepat melalui pendampingan
sosial.
2) Tujuan
a) Memberikan pengetahuan tentang dampak sosial psikologis
akibat kejadian bencana
b) Memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang
asessment psikososial
c) Memberikan pengetahuan dan keterampila tentang terapi
psikososial.
d) Memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang
konseling trauma.
e) Memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang
merancang intervensi sosial terhadap korban bencana yang
mengalami masalah psikososial.
f) Memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang
mengelola dan mengendalikan stress.
g) Memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang advokasi
sosial dan rujukan terhadap korban bencana alam yang
mengalami masalah psikososial yang dapat mengakibatkan
risiko terhadap kejiwaan kepada ahli yang profesional.
c. Mekanisme pelaksanaan
1) Persiapan, meliputi;
a) Narasumber, yaitu bersala dari unsur kalangan birokrasi,
profesional dan atau akademisi yang dipandang layak dan
kompeten dalam memberikan materi sesuai dengan tujuan
pelaksanaan pemantapan;

11). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015


b) Peserta adalah dari unsur masyarakat seperti TAGANA dan
atau potensi kesejahteraan sosial lainnya yang telah
memiliki pengetahuan dasar dalam penanggulangan
bencana bidang perlindungan sosial dan atau psikologi;
c) Tempat pelaksanaan kegiatan yaitu yang represantatif dan
dipandang layak sesuai dengan maksud dan tujuan
penyelenggaraan pemantapan.
2) Metode
a) Ceramah dan curah pendapat
b) Keterampilan dan praktek lapangan
c) Diskusi dan tanya jawab

d. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan.


Kegiatan ini, rencananya akan dilaksanaannya pada bulan Juni
tahun 2015 di Kab. Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara.
e. Rincian Biaya.
Pada Sub Kegiatan ini Anggaran yang tersedia sebesar
Rp.134.950.000,-(seratus tiga pulu empat juta sembilan ratus lima
puluh ribu rupiah), yang diperuntukan untuk belanja Bahan,
belanja barang non operasional lainnya, belanja jasa profesi,
belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
f. Hasil yang diharapkan.
Tersedianya tenaga terlatih dan terampil tentang asessment
psikososial, konseling trauma dalam pendampingan korban
bencana.

IV. Pematapan Kemapuan Shelter Korban Bencana Alam

12). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015


Salah satu kegiatan perlindungan sosial korban bencana alam adalah
mempersiapkan petugas di bidang shelter (pengungsian) sesuai tugas
dan fungsi kementerian sosial untuk melakukan penyelamatan,
memberikan rasa aman dan pelayanan selama di pengungsian bagi
korban bencana alam di lokasi bencana.

a. Maksud dan Tujuan.


Mengadakan pemantapan/pelatihan petugas penaggulanagn
bencana alam khususnya di bidang shelter sehingga mampu dan
memiliki ketrampilan dalam melaksanakan tugasnya.
Tersedianya tenaga terlatih yang mampu melakukan
penyelamatan dan pengamanan korban bencana alam di lokasi
bencana, terbangunnya motivasi dan rasa aman korban bencana
alam di lokasi bencana, terciptanya peran serta pengurangan
dampak sosial korban akibat bencana alam.

b. Waktu dan Tempat


Penyelenggaraan.
Pada Sub Kegiatan ini, direncanakan pelaksanaannya pada Bulan
Juli tahun 2015. Kegiatan ini, akan dilaksanakan di Kabupaten
Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara.

c. Mekanisme pelaksanaan
1). Kegiatan ini berupa pemantapan/pelatihan ketrampilan
melakukan penyelamatan, kenyamanan dan keamanan kepada
korban bencana alam di lokasi bencana
2). Kegiatan ini dilakukan dengan metode
-. Pertemuan dan curah pendapat
-. Diskusi
-. Pelatihan dan praktek lapangan.
13). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015
d. Rincian Biaya.
Pada Sub Kegiatan ini Anggaran yang tersedia sebesar
Rp.134.950.000,-(seratus tiga pulu empat juta sembilan ratus lima
puluh ribu rupiah), yang diperuntukan untuk belanja Bahan,
belanja barang non operasional lainnya, belanja jasa profesi,
belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
e. Hasil yang diharapkan.
Tersedianya tenaga terlatih yang mampu melakukan
penyelamatan dan pengamanan korban bencana alam di lokasi
bencana.

V. Pemantapan Kemampuan Pengelolaan Logistik Bencana


Salah satu kegiatan penaggulangan bencana alam adalah
mempersiapkan petugas dibidang pegelolaan logistik bencana alam
dimana sesuai dengan tupoksi Kementerian Sosial untuk menagani
pengungsi termasuk persediaan logistik dalam rangka pelaksanaan
program/kegiatan Pemantapan Kemampuan Logistik Perlindungan
Korban Bencana Alam melalui dana Dekonsentrasi tahun 2015. Hal ini
diharapkan mengoptimalkan hasil kerja yang dapat diukur dengan
indikator yang jelas melalui penajaman prioritas sasaran, personil,
kemampuan, ketrampilan dan kegiata sehingga kegiatan Pemantapan
kemampuan Logistik Korban Bancana Alam dapat menjadi bagian
integral dan strategi dari pembangunan sosial

a. Maksud dan Tujuan.


1). Maksud
Tersedianya petugas penanggulangan bencana alam khususnya di
bidang pengelolaan logistik korban bencana alam sehingga
mampu dan terampil dalam melaksanakan tugas penataan,
pendistribusian dan pelaporan logistik korban bencana.
14). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015
2). Tujuan
a). Memberikan pengetahuan tentang barang bantuan logistik
berupa jenis, kemanfaatan/keguanaan dan kualitas yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan
b). Memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam penataan
dan pengelolaan barang bantuan sebagai buffer stock maupun
untuk penanganan pada saat tanggap darurat.
c). Memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam
penyelengaraan bantuan logistik dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dasar secara asal seperti penyelengaraan dapur umum
lapangan dan atau dibagikan langsung kepada korban bencana
alam.
d). Memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam upaya
pencatatan barang bantuan berupa barang persediaan, untuk
penangann darurat maupun untuk pemulihan sosial.

b. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan Pemantapan Kemampuan Pengelolaan Logistik
Bencana dilaksanakan pada Bulan Juni tahun 2015 .
kegiatan ini sesuai jadwal akan dilaksanakan di Kota Tidore
Kepulauan Prov. Maluku Utara

c. Rincian Biaya
Pada Sub Kegiatan ini Anggaran yang tersedia sebesar
Rp.134.950.000,-(seratus tiga pulu empat juta sembilan
ratus lima puluh ribu rupiah), yang diperuntukan untuk
belanja Bahan, belanja barang non operasional lainnya,
belanja jasa profesi, belanja perjalanan dinas paket
meeting luar kota.
15). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015
d. Mekanisme Pelaksanaan
1). Persiapan meliputi ;
-. Narasumber, yatitu berasal dari kalangan birokrasi,
profesional
Dan atau akademisi yang dipandang layak dan kompoten
dalam memberikan materi sesuai dengan tujuan
pelaksanaan pelatihan;
-). Peserta adalah unsur pegawai Dinas/Instansi sosial yang
Menangani bencana yang telah memiliki pengetahuan
dasar dalam penanggulangan bencana bidang
perlindungan sosial yang telah dan atau akan ditugaskan
dalam pengelolaan logistik bencana.
-) tempat pelaksanaa kegiatan yaitu yang representatif dan
dipandang layak sesuai dengan maksud dan tujuan
penyelengaraan pemantapan.

e. Hasil yang diharapkan.


1. meningkatnya kualitas pemahaman, keahlian
dan ketrampilan bagi petugas penaggulangan bencana
khususnya dibidang penyelengaraan logistik bagi
masyarakat korban bencana.
2. terpenuhinya kebutuhan logistik bagi
masyarakat pengungsian di lokasi bencana secara
cepat, tepat dan berkualitas.

VI. Laporan Pengelolaan Keuangan dan Kegiatan


Dalam rangka pelaksanaan Program/kegiatan Dekonsentrasi tahun
2015, maka diperlukan upaya optimalisasi untuk dapat
mengkonkritkan hasil kerja yang dapat diukur dengan indikator yang
16). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015
jelas melalui penajaman prioritas sasaran, personil,lokasi dan
kegiatan sehingga program Direktorat Perlindungan Sosial Korban
Bencana Alam sebagai bagian integral dan strategi dari
pembangunan sosial.

a. Maksud dan Tujuan


1). Maksud.
Tersedianya alokasi dana untuk menunjang operasional
Dinas/ Instansi Sosial Provinsi dalam penanggulangan
bencana alm bidang bantuan sosial.
2). Tujuan
a).Terlaksanya kegiatan administrasi sebagai penunjang
operasional kegiatan Dinas/Instansi Sosial Provinsi
program perlindungan sosial korban bencana alam.
b).Tersedianya kebutuhan administrasi sebagai penunjang
operasional kegiatan Dinas/Instansi Sosial Provinsi
program perlindungan sosial korban bencana alam.
c). Tersusunnya laporan fungsional kegiatan fisik dan
keuangan sebagai pertanggungjawaban kegiatan
operasional Dinas/Instansi Sosial Provinsi program
perlindungan sosial korban bencana alam.

b. Waktu dan tempat pelaksanaan


Waktu Pelaksanaan pada bulan Desember tahun 2015
bertempat di 5 (lima) Kab/Kota Provinsi Maluku Utara.

c. Rincian Biaya
Anggaran yang tersedia dalam Sub Kegiatan ini, sebesar
Rp.12.000.000,- (dua belas juta rupiah), yang diperuntukan

17). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015


untuk membiayai penginapan petugas provinsi, uang harian
petugas provinsi dan transport petugas kabupaten.

d. Mekanisme Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan Administrasi kegiatan berupa:
1). Persiapan merupakan tahapan persiapan personil,
dokumen dan sarana pendukung lainnya;
2). Penyusunan laporan berkala setiap sebulan sekali
berupa laporan progres perkembangan keuangan
maupun fisik kegiatan serta laporan kondisi barang
(logistik) bantuan yang terdapat di gudang Provinsi dan
Kab/Kota, laporan tersebut disampaikan kepada
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial c.q
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam;
3). Pembuatan laporan berkala yang merupakan laporan
update data kejadian bencana pada saat tabggap
darurat berupa laporan jumlah korban jiwa, kerusakan
rumah penduduk dan upaya yang telah dan akan
dilakukan dalam penanganan darurat korban bencana;
4). Penyusunan laporan akhir berupa laporan fungsional
dan pertangung jawaban keuangan.

e. Hasil yang diharapkan


Tersedianya laporan administrasi operasional kegiatan fisik
dan keuangan tahunan Dinas/Instansi Sosial Provinsi yang
baik dan dapat di pertangungjawabakan.

VII. Operasinal Posko Penangulangan Bencana dan Logistik


Keberadaan Posko Penanggulangan ingkatan. Selain Bencana dan
Logistik sangat penting keberdaannya. Hal ini disebabkan oleh jumlah
18). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015
peristiwa bencana alam yang ada di Indonesia menunjukan
peningkatan. Selain disebabkan pemanasan global juga oleh
kerusakan lingkungan yang pada akhirnya menimbulkan bencana.
Selain faktor alam juga karena jumlah pendududuk Indonesia
meningkat sehingga banyak masyarakat yang tingal di daerah rawan
bencana. Oleh karena itu, perlu adanya pusat komando yang
memadai untuk mengkoordinir di setiap daerah untuk proses
penanggulangan bencana dan logistik secara cepat dan tepat.

a. Maksud dan Tujuan


1). Maksud
Tersedianya alokasi dana untuk memfasilitasi posko
penanggulangan bencana dan logistik agar kondisi
meemadai dan tanggap bencana.
2). Tujuan
a). Terlaksanya pemenuhan operasinal posko
penanggulangan bencana dan logistik yang memadai;
b). Terciptanya kondisi posko penanggulangan bencana dan
logistik yang handal terhadap bencana.

b. Waktu dan tempat pelaksanaan


Waktu Pelaksanaan setiap sebulan sekali tahun 2015 di
Kota Ternate.

c. Rincian Biaya
Anggaran yang tersedia dalam Sub Kegiatan ini, sebesar
Rp.48.000.000,-(empat puluh delapan juta rupiah), yang
diperuntukan untuk membiayai honorr petugas Posko,
Logistik dan petugas Operator SIMLOG.

19). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015


d. Mekanisme Pelaksanaan
1). Menginventarisasi operasional posko penaggulangan
bencana dan logistik yang ada di Provinsi
2). Membuat laporan kepada Kementerian Sosial cq.
Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
tentang kegiatan pemenuhan operasinal posko
penanggulangan bencana dan logistik.

e. Hasil yang diharapkan


Terpenuhinya kebutuhan operasional dan kondisi Posko
penanggulangan bencana dan logistik yang memadai dan
handal.

VIII. Pemeliharaan kendaraan Operasinal Kendaraan PB


Keberadaan kendaraan operasional penanggulangan bencana di
seluruh wilayah Indonesia sangat besar manfaatnya di setiap fase
penanggulangan bencana, terutama mempercepat pemberian
bantuan dan evakuasi korban bencana dan yang berpotensi
terdampak korban bencana. Agar pemanfaatannya optimal maka
kondisi kendaraan operasional penanggulangan bencana tersebut
harus tetap prima, ready to use (siap pakai), kapanpun siap
digunakan. Untuk itu perlu upaya pemeliharaan dan perawatan
kendaraan tersebut yang dilakukan secara periodik.

a. Maksud dan Tujuan


1). Maksud.
Tersedianya alokasi dana untuk melakukan pemeliharaan
dan perawatan kendaraan operasional penanggulangan
bencana agar tetap dalam kondisi prima dan siap pakai
2). Tujuan
20). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015
a).Terlaksanya perawatan dan pemeliharaan kendaraan
operasional pananggulangan bencana secara periodik.
b).Terciptanya kendaraan operasional penaggulangan
bencana yang siap pakai setiap saat.

b. Waktu dan tempat pelaksanaan


Waktu Pelaksanaan pada bulan Januari - Desember tahun
2015 bertempat di Sofifi Provinsi Maluku Utara.

c. Rincian Biaya
Anggaran yang tersedia dalam pemeliharaan 3 unit
kendaraan operasional penanggulangan bencana sebesar
Rp. 15.000.000.- (lima belas juta rupiah).

d. Mekanisme Pelaksanaan
1). Menginveritarisasi kendaraan operasional
penanggulangan bencana yang ada di Dinas/Instansi
sosial Provinsi;
2). Menyusun jadwal perawatan dan pemeliharaan
kendaraan secara periodik;
3). Melaksanakan perawatan dan pemeliharaan kendaraan
opersional penanggulangan bencana secara periodik;
4). Membuat laporan kepada kementerian Sosial Cq.
Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
tentang kegiatan perawatan dan pemeliharaan
kendaraan operasional.
e. Hasil yang diharapkan
Tersedianya kendaraan operasional penanggualngan
bencana yang siap pakai setiap saat.

21). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015


IX. Pengerahan dan Insentif Petugas Penanggulangan Bencana
(PB)
Petugas Penanggulangan Bencana adalah personil terlatih yang
diorganisir oleh Kementerian Sosial untuk membantu masyarakat
korban bencana pada siklus penangulangan bencana yaitu pra
bencana/kesiapsiagaan, saat bencana/tanggap darurat, rehabilitas
dan pemulihan sosial akibat bencana alam yang dalam hal ini dapat
disebut Taruna Siaga Bencana (TAGANA), sehingga perlu perhatian
dengan pemberian dana pengerahan dan insentif kepada anggota
TAGANA sebagai petugas penanggulangan bencana dilapangan agar
tetap terjaga dengan baik secara fisik maupun mental.

a. Maksud dan Tujuan


1). Maksud
Tersedianya alokasi dana pengerahan bagi petugas
penaggulangan bencana yang berasal dari unsur pegawai
dan atau petugas dari unsur masyarakat seperti TAGANA
serta unsur tenaga kesejahteraan sosial lainnya yang telah
mengikuti pementpan petugas penanggulangan bencana
bidang perlindungan sosial. Selanjutnya kegiatan
pengerahan ini dapat dilaksanakan dalam rangka
mengurangi resiko bencana pada pra bencana, saat
tanggap darurat seperti pelayanan logistik dan shelter,
pemulihan dan penguatan sosial atau paska bencana.
Sedangkan insentif merupakan lati asih bagi anggota
TAGANA yang dinilai layak serta aktif dalam kegiatan
penanggulangan bencana bidang perlinddungan sosial baik
pada pra, saat maupun pasca bencana.
2). Tujuan

22). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015


a). Sebagai bentuk apresiasi Kementerian Sosial kepada
anggota TAGANA yang aktif;
b). Meningkatkan semangat, kemapuan dan ketrampilan
anggota TAGANA dalam melaksanakan tugas;
c). Memberikan rasa percaya diri bagi para anggota
TAGANA;
d). Sebagai bentuk pengakuan anggota TAGANA sebagai
organisasi dalam naungan Kementerian Sosial
e). Dapat melakukan perjalanan menuju lokasi kegiatan
pra bencana, lokasi bencana dan lokasi pasca bencana

b. Waktu dan tempat pelaksanaan


Waktu Pelaksanaan setiap sebulan sekali tahun 2015.

c. Rincian Biaya
Anggaran yang tersedia dalam Sub Kegiatan ini, sebesar
Rp.847.127.000,-(delapan ratus empat puluh tujuh juta
seratus dua puluh tujuh ribu rupiah), yang diperuntukan
untuk membiayai belanja barang non operasional lainnya
berupa insentif/tali asih TAGANA dan Penggerahan Petugas
Penanggulangan Bencana.

d. Mekanisme Pelaksanaan
1). Membuat data petugas penanggulangan bencana dan
atau anggota TAGANA yang akan diberangkatkan menuju
lokasi kegiatan dalam rangka pra bencana, lokasi bencana
dan lokasi pasca bencana oleh pembina/pegawai
Dinas/Instansi Sosial Provinsi dan Kabupaten/Kota;
2).Membayarkan biaya perjalanan kepada petugas
penanggulangan bencanadan atau anggotaTAGANA di
23). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015
kantor Dinas/Instansi Sosial Provinsi oleh petugas/pegawai
Dinas/Instansi Sosial Provinsi yang akan menuju lokasi
kegiatan dalam rangka pra bencana, lokasi bencana dan
lokasi pasca bencana;
3). Membuat data anggota yang yang telah diverifikasi oleh
Dinas/Instansi sosial Provinsi dan Kabupaten/Kota yang
dianggap pantas mendapatkan insentif;
4). Membayarkan insentif anggota TAGANA DI Kantor
Dinas/Instansi Sosial Provinsi oleh petugas/Pegawai
Dinas/Instansi sosial Provinsi;
5). Membuat laporan kepada Kementerian Sosial Cq.
Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
tentang kegiatan pembayaran insentif tagana.

e. Hasil yang diharapkan


Meningkatkan semangat, kemampuan dan ketrampilan
anggota TAGANA dalam melaksanakan tugas.

X. Penyusunan Program dan Rencana Kerja


Seuai amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana Alam ialah memaksimalkan peran
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota serta lembaga Indepeden
dan Organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang
penangguilangan bencana alam. Keragman carapandang terhadap
penanggulangan bencana dari setiap Provinsi dan Kabupaten/Kota
diperlukan program, arah kebijakan serta rencana kerja yang sama
terhadap penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana,
saat tanggap darurat dan pasca bencana.

a. Maksud dan Tujuan


24). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015
1). Maksud
Menyamakan persepsi, program dan arah kebijakan dalam
penaggulangan bencana alam pada kondisi pra bencana,
tanggap darurat dan pasca bencana dari para pelaksana
penanggulangan bencana di seluruh Indonesia.
2). Tujuan
a). Tersusunnya Program dan Rencana Kerja Pemerintah
Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh
Indonesia;
b). Keseragaman dalam pencatatan dan pelaporan kejadia
serta penanggulangan bencan;
c). Kesamaan persepsi para pelaksana penanggulangan
bencana dalam mengelola bantuan dari pusat maupun
dari dana Dekonsentrasi;
d). Meningkatkan kualitas dan Profesionalisme baik secara
konseptual maupun teknik di lapangan bagi pelaksana
penanggulangan bencana alam di seluruh Indonesia

b. Waktu dan tempat pelaksanaan


Waktu Pelaksanaan pada Bulan Januari - Desember 2015.

c. Rincian Biaya
Anggaran yang tersedia dalam Sub Kegiatan ini, sebesar
Rp.31.570.000,-(tiga puluh satu juta lima ratus tujuh puluh
ribu rupiah), yang diperuntukan untuk membiayai belanja
bahan, belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.

d. Mekanisme Pelaksanaan

25). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015


1). Menginformasikan program dan rencana kerja dari dinas
Sosial Provinsi kepada KementerianSosial dalam bidang
penanggulangan bencan alam;
2). Biaya dimaksud untuk biaya perjalanan dinas petugas
Provinsi ke Kabupaten/Kota rawan bencana untuk
memberikan Informasi kepada Kementerian Sosial untuk
menentukan arah kebijakan program dan rencana kerja
tahun mendantang;
3). Sasaran kegiatan program dan rencana kerja
penanggulangan bencana alam bidang perlindungan
sosial adalah masyarakat, Pemerintah Kabupaten/Kota
dan organisasi sosial kemasyarakatan bidang
penanggulangan bencana alam;

e. Hasil yang diharapkan


Terciptanya kesamaan persepsi, keseragaman dalam
pencatatan dan pelaporan kejadian maupun teknik
dilapangan bagi pelaksana penanggulangan bencana pada
kondisi pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca
bencana di seluruh Indonesia.

26). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015


XI. PENUTUP
Demikin Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) ini disusun sebagai
pedoman bagi perangkat pelaksana dalam pelaksanaan kegiatan
Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam.

Sofifi, 12 Januari 2015

Pejabat Pembuat Komitmen


Koordinator Pelaksana Satker Perlindungan dan Jaminan
Kegiatan Sosial

Umar Abdul Kadir, SP H. Arief Mahmud, S.IP, M.Si


Penata Pembina Tk. I
Nip. 19681125 199303 1 004 Nip. 19650714 198509 1 006

Mengetahui,
Kepala Dinas Sosial Propinsi
Maluku Utara,
Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

Drs. Muhammad Hi. Ismail, M.Si

27). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015


Pembina utama muda
Nip. 19630301 199802 1 002

28). Petunjuk Operasional Kegiatan Bskba Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai