PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada banyak ASN yang bekerja disetiap instansi pemerintahan, ada yang
melaksaakan tugasnya dengan jabatan fungsional dan ada juga yang memiliki
jabatan struktural, salah satunya yaitu dibawah Kementrian Kesehatan dan Dinas
Kesehatan Provinsi/Kab/Kota yang pada hal ini contohnya Perawat Terampil.
Perawat Terampil sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya juga
dapat membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang
berkompeten baik atas tugas dan fungsinya. Untuk itulah dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat yang
strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN menjadi profesional
seperti tersebut diatas adalah Diklat Prajabatan atau saat ini dikenal dengan nama
Pelatihan Dasar (Latsar).
1
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang.
2
1. Gambaran umum organisasi
3
2. Visi dan misi organisasi
4
3. Struktur organisasi
a. Tugas Puskesmas
5
b. Fungsi Puskesmas
c. Wewenang Puskesmas
6
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar secara
Komprehensif, berkesinambungan dan bermutu.
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif.
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasœn, petugas dan pengunjung.
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerjasama inter dan antar profesi.
6. Melaksanakan Rekam Medis.
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap
mutu dan akses Pelayanan Kesehatan.
8. Melaksanakan peningkatan Kompetensi Tenaga Kesehatan.
9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya,
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis
dan Sistem Rujukan.
5. Uraian tugas (peseta)
7
6. Role model
Puncak karir Habibie terjadi pada tahun 1998, dimana saat itu ia
diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia (21 Mei 1998 – 20 Oktober
1999), setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden ke-7
(menjabat sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998) dalam Kabinet
Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto.
8
7. Nilai-nilai dasar PNS
a. Akuntabilitas
9
1) Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi) dengan
membangun suatu sistem yang melibatkan stakeholders dan users
yang lebih luas.
2) Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional).
3) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
akuntabilitas vertikal (vertical accountability) dan akuntabilitas horizontal
(horizontal accountability). Akuntabilitas vertikal adalah
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih
tinggi. Akuntabilitas vertikal membutuhkan pejabat pemerintah untuk
melaporkan “ke bawah” kepada publik. Sedangkan akuntabilitas
horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Akuntabilitas ini membutuhkan pejabat pemerintah untuk
melaporkan “ke samping” kepada para pejabat lainnya dan lembaga
negara. Selain itu, menurut LAN RI (2015: 11), akuntabilitas terdiri dari 5
tingkatan sebagai berikut :
1) Akuntabilitas personal
2) Akuntabilitas individu;
3) Akuntabilitas kelompok;
4) Akuntabilitas organisasi;
5) Akuntabilitas stakeholder.
Akuntabilitas memiliki empat dimensi agar memenuhi terwujudnya
sektor publik yang akuntabel, diantaranya sebagai berikut :
1) Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity
and legality).
2) Akuntabilitas proses (process accountability).
3) Akuntabilitas program (program accountability).
4) Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).
Dalam pengambilan keputusan yang akuntabel, seorang PNS
mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
10
1) Memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak
bias.
2) Bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process.
3) Akuntabel dan transparan.
4) Melakukan pekerjaan secara penuh, efektif, dan efisien.
5) Berperilaku sesuai dengan standar sektor etika publik sesuai
dengan organisasinya.
6) Mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi adanya potensi
konflik kepentingan.
Nilai-nilai sebagai upaya menciptakan lingkungan kerja yang
akuntabel antara lain :
1) Kepemimpinan: memberikan contoh pada orang lain, adanya
komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
2) Transparansi: mendorong komunikasi dan kerjasama,
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan.
3) Integritas: kewajiban untuk mematuhi undang– undang,
kontrak, kebajikan, dan peraturan yang berlaku.
4) Tanggungjawab/Responsibilitas: terbagi atas responsibilitas
perseorangan dan responsibilitas institusi.
5) Keadilan: ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi.
6) Kepercayaan: lingkungan akuntabilitas akan lahir dari hal– hal
yang dapat dipercaya.
7) Keseimbangan: keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan: mengetahui kewenangan dan tanggungjawab dan
9) Konsistensi: konsistensi menjamin kestabilan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas
merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai oleh PNS.
PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil pilihan yang
tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik
11
praktis, melayani warga secara adil dan konsisten dalam menjalankan
tugas dan fungsinya.
b. Nasionalisme
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN
adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat
dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam
menjadi pelayan publik yang profesional. ASN adalah aparat pelaksana
yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi
landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
12
tujuan agar setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir memikirkan
kepentingan publik, bangsa dan negara. Nilai-nilai dasar pancasila terdiri
dari :
13
c. Etika
14
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Selanjutnya, perlu diketahui tentang nilai-nilai dasar etika publik
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN sebagai berikut :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-undang dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
15
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
16
Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan
bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan
lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap
kesejahteraan masyarakat. Dengan diterapkannya kode etik ASN,
perilaku pejabat publik harus berubah dari penguasa menjadi pelayan,
dari wewenang menjadi peranan, dan menyadari bahwa jabatan publik
adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia
namun juga di akhirat. Terdapat 6 prinsip etika publik, yaitu :
17
5) Etika keilmuan
6) Etika lingkungan.
d. Komitmen mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan
yang komitmen pada mutu melalui penyelenggaraan tugas secara efektif,
efisien, inovatif dan berorientasi mutu.
18
1) Efektif
Efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja sedangkan efektivitas organisasi berarti sejauh mana
organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil
mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas
organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai
oleh pelanggan.
2) Efisien
Efisien adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk
mencapai tujuan atau tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
tidak terjadi pemborosan sumber daya sedangkan efisiensi
organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk
mencapai tujuan organisasi. Efisiensi organisasi ditentukan
oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang
dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
Efisensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.
3) Karakteristik ideal dari tindakan yang efektif dan efisien antara
lain: penghematan, ketercapaian target secara tepat sesuai
dengan yang direncanakan, pekerjaan dapat diselesaikan
dengan cepat dan tepat, serta terciptanya kepuasan semua
pihak: pimpinan, pelanggan, masyarakat, dan pegawai itu
sendiri.
4) Inovasi
Inovasi adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi
terhadap perubahan di pasar, teknologi dan persaingan
5) Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yag
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
19
keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja.
Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima
sekurang-kurangnya akan mencakup hal-hal berikut :
1) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan
customer/clients.
2) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga
dan memelihara agar customer/clients tetap setia.
3) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat,
tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan.
4) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan
dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customer/clients mauun
perkembangan teknologi.
5) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
6) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui
berbagai cara, antara lain pendidikan, pelatihan,
pengembangan ide kreatif, dan kolaborasi.
Perilaku yang didukung sebagai ASN dalam memaknai esensi
komitmen mutu dapat diwujudkan melalui karakter kepribadian yang
jujur, amanah, cermat, disiplin, efektif, efisien, kreatif, inovatif, melayani
dengan sikap hormat, bertutur kata sopan dan ramah, berlaku adil, bekerja
tanpa tekanan, memiliki integritas tinggi, serta menjaga nama baik dan
reputasi ASN (Lembaga Administrasi Negara, 2014).
e. Anti korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti
kerusakan atau kebobrokan. Dalam bahasa Yunani coruptio artinya
perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral,
20
menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama, material,
mental dan umum.
21
Menanamkan sikap sadar anti korupsi merupakan salah satu cara
untuk menjauhkan diri kita dari korupsi. Nilai-Nilai dasar anti korupsi
adalah sebagai berikut :
1) Jujur
2) Peduli
3) Mandiri
4) Disiplin
5) Tanggungjawab
6) Kerja keras
7) Sederhana
8) Berani
9) Adil
Korupsi juga disebut sebagai kejahatan yang luar biasa, karena
dampaknya menyebabkan kerusakan dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat, dan kehidupan yang luas. Menurut LAN RI
(2014:8) yang dikutip dari berbagai sumber, dampak perilaku dan tindak
pidana korupsi adalah sebagai berikut :
1) Negara korup harus membayar biaya hutang yang lebih besar
2) Harga infrastruktur lebih tinggi
3) Tingkat korupsi yang tinggi meningkatkan ketimpangan
pendapatan dan kemiskinan
4) Korupsi menurunkan investasi dan karenanya menurunkan
pertumbuhan ekonomi
5) Persepsi korupsi memiliki dampak yang kuat dan negatif
terhadap arus investasi asing
6) Negara-negara yang dianggap memiliki tingkap korupsi yang
relatif rendah selalu menarik investasi lebih banyak dari pada
negara rentan korupsi
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan
spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia
di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu
22
kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi
benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan
menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan
misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses
atau usaha untuk mendapatkan hasil terbaik agar dapat
dipertanggungjawabkan secara publik.
Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI sebagai Role Model, yaitu
merupakan seseorang yang memiliki sifat-sifat yang memenuhi nila-nilai
ANEKA, sehingga menjadi panutan di Lingkungan Kerja. Dalam
membuat rancangan Aktualisasi ini, penulis memiliki panutan seorang
pemimpin yang berintegritas yang tinggi, memiliki kompetensi
dibidangnya, bijaksana, cermat, bertanggung jawab, memiliki visi dan
misi yang baik dan terarah untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan
publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasaan pelanggan.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
23
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.
b. Whole of government
Whole of Government adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan darikeseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik.
Whole of Government (WoG) menjelaskan bagaimana instansi
pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna
mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah
terhadap isu-isu tertentu. WoG merupakan pendekatan yang
menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat
sektor yang selama ini terbangun.
WoG menjadi hal yang sangat penting yang mendapat
perhatian dari pemerintah karena, pertama, adanya faktor-faktor
eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrsi
kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan program pemerintahan yang lebih baik selain
itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika
kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya
WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai
penyelenggara kebijakan dan layanan publik.
Sebagai institusi formal negara, pemerintah wajib mendorong
tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang menjamin
bersatunya berbagai elemen kebangsaan dalam satu frame. Whole
of Government merupakan salah satu frame yang dapat
diterapkan dalam pemerintahan dalam rangka meminimalisir
24
disintegrasi bangsa dan menghilangkan fragmentasi sektor.
Seluruh elemen Pemerintah, khususnya Aparatur Sipil Negara
(ASN) memiliki peran yang sangat besar terhadap terwujudnya
whole of government. Jenis-jenis pelayanan publik yang dikenal
dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah :
1) Pelayanan yang bersifat administrative
Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk
dokumen resmi yang dibutuhkan warga masyarakat. Praktek
WoG dalam jenis pelayanan administrasi dapat dilihat dalam
praktek-praktek penyelenggaraan izin dalam satu pintu
seperti PTSP atau kantor SAMSAT.
2) Pelayanan jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang
dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, perhubungan dan lainnya.
3) Pelayanan barang
Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan
warga masyarakat, seperti misalnya jalan, perumahan,
jaringan telepon, listrik dan lainnya.
4) Pelayanan regulative
Pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan
perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang
mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat dibedakan dalam
5 (lima) macam pola pelayanan, antara lain :
1) Pola pelayanan teknis fungsional
Pola pelayanan ini adalah pelayanan sektoral, yang sifatnya
hanya relevan antara satu sektor dengan sektor tertentu. WoG
dapat dilakukan apabila pola pelayanan publik ini memiliki
karakter atau keterkaitan yang sama.
25
2) Pola pelayanan satu atap
Pola pelayanan yang dilakukan secara terpadau pada satu
instansi pemerintah yang berkaitan sesuai dengan
kewenangan masing-masing. Pola ini memudahkan
masyarakat pengguna ijin untuk mengurus permohonan
perijinan,
3) Pola pelayanan satu pintu
Pola pelayanan masyarakt yang diberikan secara tunggal oleh
sutua unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan
wewenang dari unit kerja pemerintah terkait laiinya yang
berkaitan. Wog dilakukan secara utuh, manakala pelayanan
publik disatukan dalam satu unit pelayanan saja, dan rantai
ijin dipangkas menjadi satu.
4) Pola pelayanan terpusat
Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi
pemerintah yang bertindak sebagai koordinator terhadap
pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan
bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan. Pola
ini mirip dengan pelayanan satu atap atau pelayanan satu
pintu. Perbedaannya tergantung pada sejauh mana
kewenangan koordinasi yang diberikan kepada koordinator.
5) Pola pelayanan elektronik
Pola pelayanan yang paling maju dengan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan otomasi
dan otomastisasi pemberian layanan yang bersifat elektronik
atau on-line sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
keinginan dan kapasitas masyarakat pengguna.
c. Pelayanan publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
26
barang, jasa, dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik. Terdapat tiga unsur
penting dalam pelayanan publik, yaitu:
Organisasi penyelenggara pelayanan publik.
Penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan.
Kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima
layanan (pelanggan).
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah :
1. Partisipatif
2. Transparan
3. Responsif
4. Tidak diskriminatif
5. Mudah dan murah
6. Efektif dan efisien
7. Aksesibel
8. Akuntabel
9. Berkeadilan
d. Konsep Dasar
a) Definisi
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau
cair, bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih
sering dari biasanya (tiga kalimatau lebih) dalam satu hari
(Depkes RI 2011)
Pojok Oralit didirikan sebagai upaya terobosan untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat/ibu rumah tangga, kader, petugas kesehatan
dalam tatalaksana penderita diare, pojok URO merupakan
bagian dari suatu ruangan di puskesmas (sudut ruangan
27
tunggu pasien) dengan 1-2 meja kecil seorangpetugas
puskesemas dapat mempromosikan Upaya Rehidrasi Oral
(URO) kepada ibu-ibu yang sedang menunggu giliran untuk
suatu pemeriksaan bila seseorang penderita memerlukan
URO, maka penderita tersebut dapat duduk di kursi dibantu
oleh ibu/ keluarganyauntuk melarutkan dan meminum oralit
selama waktu observasi 3 jam
b) Fungsi pojok URO
Mempromosikan upaya – upaya Rehidrasi oral (URO)
Memberi pelayanan penderita diare
Memberikan pelatihan kader (Posyandu)
c) Cara membuat oralit :
Cuci tangan dengan air dan sabun
Sediakan 1 gelas air minum yang telah dimasak (200cc)
Masukan satu bungkus oralit 200cc
Aduk sampai larut benar
Berikan larutan oralit kepada balita
d) Cara memberikan larutan oralit :
Berikan dengan sendok atau gelas
Berikan sedikit-sedikit sampai habis atau hingga anak
tidak kelihatan haus
Bila muntah, dihentikan sekitar 10 menit, kemudian
lanjutkan dengan sabar sesendok setiap 2 atau 3 menit
Walau diare beranjut, oralit tetap diteruskan’
1. Tujuan
a. Tujuan umum
Penyusunan rancangan aktualisasi ini bertujuan untuk dapat
memahami dan memaknai nilai-nilai dasar ASN yang meliputi
28
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi (ANEKA), dapat mengimplementasikan nilai-nilai
ANEKA dan World Of Government (WoG) serta memberikan
kontribusi di lingkungan kerja UPT Puskesmas Kecamatan
Padarincang. Hal tersebut dilakukan guna menerapkan fungsi
ASN sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan, serta perekat
dan pemersatu bangsa.
b. Tujuan khusus
Peserta dapat menerapkan nilai organisasi dalam keseharian
bekerja sesuai dengan nilai organisasi puskesmas padarincang
yaitu bersih dan rapih.
2. Manfaat
a) Organisasi
Puskesmas dapat memberikan pelayanan publik professional
dan berkwalitas.
b) Masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan yang prima, professional
dan berkwalitas.
c) Peserta
Pererta menjadi seorang ASN mempunyai nilai dasar
(akuntabilitas, nasionalisme, etika , komitmen mutu, anti
korups) dan dapat memenuhi fungsi dan tugas ASN.
1. Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan aktualisasi dilaksanakan mulai tanggal
13 September 2019 sampai dengan 13 Oktober 2019.
2. Tempat pelaksanaan
Kegiatan aktualisasi dilaksanakan di Puskesmas Padarincang.
29