Anda di halaman 1dari 17

STATUS UJIAN PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM DR SLAMET GARUT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

Hari/Tanggal : Selasa, 1 Oktober 2019


Nama : Ahmad Rafi Faiq
NIM : 1102015012

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Zaidha Ainunisa
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 10 tahun
Alamat : Kampung palnunjuk, RT 2/RW 1, Desa Sirnasari,
kecamatan Samarang
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Tanggal Berobat : 27 September 2019
Ruangan : Poli Kulit dan Kelamin RSU dr. Slamet Garut
No. CM : 01198308

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis pada tanggal 27
September 2019 di Poli Kulit dan Kelamin RSU dr. Slamet Garut.

A. Keluhan Utama
Bruntusan kemerahan serta bercak meninggi berisi air yang terasa
gatal pada sela jari sebelah kiri, jari tangan sebelah kiri, punggung tangan
sebelah kiri, telapak tangan sebelah kiri, pergelangan tangan sebelah kiri,
pusar, payudara, leher bagian depan, punggung serta bokong.

B. Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSU dr. Slamet Garut
tanggal 27 September 2019 diantar oleh ibunya dengan keluhan
bruntusan kemerahan serta bercak meninggi berisi air yang terasa gatal
pada sela jari sebelah kiri, jari tangan sebelah kiri, punggung tangan
sebelah kiri, telapak tangan sebelah kiri, pergelangan tangan sebelah kiri,
pusar, payudara, leher bagian depan, punggung serta bokong.
Keluhan dirasakan ± 1 minggu sebelum pasien berobat ke poli.
Pada awalnya bruntus kemerahan berasal dari jari manis dan jari tengah
sebelah kiri. Kemudian semakin banyak dan meluas ke sela jari, pusar,
payudara, leher, punggung serta bokong. Setelah itu mulai timbul adanya
bercak meninggi berisi air serta nanah pada 2 hari setelah timbulnya
bruntus. Pasien mengaku sempat menggaruk tangannya sebelum timbul
adanya nanah. Pasien merasa panas pada tangan sebelah kirinya. Pasien
juga merasa sangat gatal terutama pada saat malam hari sehingga sering
merasa sulit tidur. Setelah 3 hari timbulnya bruntus ibu pasien
memutuskan untuk membawa pasien ke dokter umum. Pasien diberikan
obat salep gentalex serta obat minum amoksisilin. Setelah 2 hari
pemakaian keluhan pasien tidak dirasa membaik, setelahnya ibu pasien
berhenti memberikan obat tersebut kepada pasien.
Pasien tinggal di rumah berukuran 10 x 11 cm, yang terdiri dari 4
kamar. Pasien tinggal bersama bersama orang tua dan dan memiliki dua
orang kakak dan satu orang adik. Bapak pasien bekerja sebagai petani
dan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga. Bapak pasien tidak memiliki
keluhan yang serupa dengan pasien, namun ibu pasien seringkali merasa
gatal terutama pada malam hari. Pasien sekolah di SD Negeri Sirnasari I
kelas 5 SD dan teman-teman di sekolahnya tidak ada yang mengeluh
gatal-gatal serta bruntusan seperti yang dikeluhkan oleh pasien. Kakak
laki-laki pasien yang pertama sekolah SMP Negeri I Samarang kelas 2
SMP dan ibunya mengatakan bahwa teman-teman di sekolah kakaknya
tidak ada yang memiliki keluhan gatal-gatal ataupun bruntusan, namun
kakak pertama pasien memiliki kebiasaan setelah pulang sekolah sering
bermain bersama anak tetangganya yang memiliki keluhan serupa
dengan pasien yaitu sering merasa gatal disertai dengan adanya bruntus
kemerahan.. Ibu pasien juga mengatakan bahwa kakak laki-laki pasien
lebih dahulu mengalami keluhan bruntus kemerahan disertai gatal.
Kakak pasien sempat berobat ke mantri dan diberikan obat yang
dioleskan ke seluruh tubuh serta dua obat tablet lainnya dan setelah itu
keluhannya berangsur menghilang.
Pasien tidur sendiri di kamar nya dan terpisah oleh kedua kakak
dan adiknya. Ibu pasien mengaku sirkulasi udara dan pencahayaan di
rumah baik karena terdapat ventilasi dan setiap pagi selalu membuka
jendela di rumah. Pasien mandi dua kali sehari pada pagi sebelum
sekolah dan sore sebelum pergi belajar mengaji dengan menggunakan
sabun mandi lifebuoy. Pasien tidak menggunakan handuk secara
bergantian. Pasien selalu mengganti pakaiannya tiga kali sehari, yaitu
pada pagi hari, sore hari dan pada saat malam sebelum tidur. Pasien tidak
suka main keluar rumah seperti ke lapangan, kebun ataupun sawah.
Biasanya hanya main di dalam rumah bersama ibunya. Pasien tidak
memiliki hewan peliharaan dan tidak suka bermain dengan binatang.
Riwayat gigitan dan kontak langsung dengan serangga disangkal
oleh pasien. Pasien tidak memiliki riwayat asma, bersin-bersin terutama
pada pagi hari, mata merah dan berair, alergi makanan maupun obat. Ibu
pasien mengatakan bahwa pasien. Pasien juga menyangkal adanya
riwayat kontak sebelumnya dengan bahan yang mungkin mencetuskan
alergi seperti lem, cat, pewarna rambut, tanaman serta mainan berbahan
dasar logam.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah menderita keluhan bruntusan serta gatal seperti
ini sebelumnya. Tidak ada riwayat asma, alergi makanan, obat-obatan
dan debu.

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Kakak laki-laki pasien memiliki keluhan yang sama dengan pasien,
yaitu beruntusan yang terasa gatal. Ibu pasien memiliki keluhan gatal-
gatal tanpa disertai adanya bruntusan. Riwayat asma, alergi makanan,
obat-obatan, dan debu disangkal.

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Generalis
 Berat Badan : 28 kg
 Tinggi Badan : 122 cm
 IMT : 18,8 kg/𝑚2
 Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : Composmentis
 Tanda Vital :
Tekanan Darah :-
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
Suhu : 36,7 0C
 Kulit : Lihat status dermatologikus
 Kepala : Normocephal, rambut tidak mudah dicabut dan
berwarna hitam.
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
 Hidung : Tidak ada kelainan bentuk, sekret (-)
 Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), lesi (-)
 Telinga : Tidak ada kelainan bentuk, tanda radang (-)
 Leher : Tidak ada pembesaran KGB maupun tiroid
 Thoraks
Inspeksi : Normochest, pergerakan statis dan dinamis
dinding dada simetris kanan dan kiri, makula
eritematosa, papula
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris pada kedua
lapang paru
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi :
- Jantung : Bunyi jantung I dan II murni reguler
- Paru : Vesicular breathing sound kanan =
kiri, ronkhi (-), wheezing (-)
 Abdomen
Inspeksi : Abdomen datar, sikatriks (-), makula eritema (-),
caput medose (-),makula eritematosa, papula
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), nyeri tekan
hipokondrium dextra (-), pembesaran hepar dan
lien (-)
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
 Ekstremitas
Ekstremitas superior : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
Ekstremitas inferior : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)

B. Status Dermatologikus
 Distribusi : Regional
 Lokasi : Regio umbilikalis, pektoralis dextra et sinistra,
phalang digiti I-V manus sinistra, interdigitalis
sinistra, dorsum manus sinistra, palmar manus
sinistra, antebrachii volaris, cervicalis anterior,
thorakalis posterior, glutealis dextra et sinistra.
 Jumlah : Multiple
 Konfluens/diskret : Diskret
 Bentuk : Teratur, bulat
 Ukuran : Miliar hingga plakat
 Batas : Tegas
 Permukaan : Sebagian rata, sebagian meninggi
 Konsistensi : Kering
 Efloresensi :
o Makula eritema dan papula pada regio umbilikalis,
pektoralis dextra et sinistra, phalang digiti I-V manus
sinistra, interdigitalis sinistra, dorsum manus sinistra,
palmar manus sinistra, antebrachii volaris, cervicalis
anterior, thorakalis posterior, glutealis dextra et sinistra
o Vesikel, bula dan krusta pustulosa pada phalang digiti I-
V manus sinistra, interdigitalis sinistra, dorsum manus
sinistra, palmar manus sinistra.
IV. RESUME
Anak perempuan berusia 10 tahun datang ke Poli Kulit dan Kelamin
RSU dr. Slamet Garut dengan keluhan bruntusan kemerahan yang terasa gatal
pada sela jari sebelah kiri, jari tangan sebelah kiri, punggung tangan sebelah
kiri, telapak tangan sebelah kiri, pergelangan tangan sebelah kiri, pusar,
payudara, leher bagian depan, punggung serta bokong. Selain itu terdapat
juga bercak meninggi berisi air serta nanah pada punggung dan telapak tangan
sebelah kiri. Keluhan dirasakan sejak ± 1 minggu sebelum pasien berobat ke
poli. Pada anamnesis didapatkan pruritus nokturna, nyeri pada tangan dan
terdapat riwayat orang sekitar yang mengalami keluhan yang sama, yaitu
saudara dan ibu pasien. Hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada
status dermatologikus didapatkan hasil, sebagai berikut:
 Distribusi : Regional
 Lokasi : Regio umbilikalis, pektoralis dextra et sinistra,
phalang digiti I-V manus sinistra, interdigitalis
sinistra, dorsum manus sinistra, palmar manus
sinistra, antebrachii volaris, cervicalis anterior,
thorakalis posterior, glutealis dextra et sinistra
 Jumlah : Multiple
 Konfluens/diskret : Diskret
 Bentuk : Teratur, bulat
 Ukuran : Miliar hingga plakat
 Batas : Tegas
 Permukaan : Sebagian rata, sebagian meninggi
 Konsistensi : Kering
 Efloresensi :
o Makula eritema dan papula pada regio umbilikalis,
pektoralis dextra et sinistra, phalang digiti I-V manus
sinistra, interdigitalis sinistra, dorsum manus sinistra,
palmar manus sinistra, antebrachii volaris, cervicalis
anterior, thorakalis posterior, glutealis dextra et sinistra
o Vesikel, bula dan krusta pustulosa pada phalang digiti I-
V manus sinistra, interdigitalis sinistra, dorsum manus
sinistra, palmar manus sinistra.

V. RENCANA DIAGNOSTIK
Menemukan Sarcoptes scabiei dewasa, larva, telur atau skibala dengan
pemeriksaan mikroskopik.
VI. DIAGNOSIS KERJA
Skabies dengan infeksi sekunder

VII. DIAGNOSIS BANDING


Dermatitis Atopi dengan infeksi sekunder
Urtikaria Papular dengan infeksi sekunder

VIII. PENATALAKSANAAN
A. Terapi Umum
 Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies dan tidak
menggunakan barang-barang pribadi seperti pakaian dan handuk
secara bersamaan.
 Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, dengan cara mandi 2 kali
sehari dengan menggunakan sabun, membersihkan lantai rumah
dengan baik, dan membuka jendela rumah pada siang hari sebagai
pencahayaan dan ventilasi.
 Karpet, kasur, bantal, tempat duduk terbuat dari bahan busa atau
berbulu perlu dijemur di bawah terik matahari.
 Mencuci pakaian, alas tidur, sarung bantal, sarung guling, selimut dan
kain lainnya dengan direndam air panas selama 15 menit, setelah itu
dicuci menggunakan deterjen.
 Memasukkan pakaian bersih di lemari ke dalam kantung plastik
tertutup selama 3 hari dengan sebelumnya menyisakan pakaian
pakaian untuk dipakai selama 3 hari.
 Penggunaan krim permethrin dioleskan pada seluruh tubuh, mulai dari
belakang telinga hingga ujung kaki kecuali wajah. Apabila telah
menggunakan krim, tidak boleh terkena air, jika terkena air harus
diulang kembali.
 Krim dioleskan ke seluruh tubuh saat malam hari menjelang tidur dan
didiamkan selama 8 jam hingga keesokan harinya. Setelah itu, pasien
diperbolehkan untuk mandi. Obat digunakan 1 kali seminggu dan
dapat diulang seminggu kemudian.
 Pemakaian krim dilakukan secara serempak oleh seluruh anggota
keluarga yang tinggal bersama.
 Kompres terbuka dengan menggunakan NaCl 0,9% tiap 5-10 menit
selama 1 jam, 2-3 kali perhari untuk melunakkan dan membersihkan
krusta

B. Terapi Khusus
1) Topikal
 Salep Mupirocin 2% dioleskan sebanyak 2 kali sehari
 Jika infeksi sekunder sudah teratasi bisa mulai pengobatan dengan
Cream Permethrin 5% dioleskan ke seluruh tubuh pada malam hari
selama 8 jam
2) Sistemik
Syrup Cetirizine 5mg/5ml 2 x 1 cth

IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad sanactionam : Ad bonam
Quo ad fungsionam : Ad bonam

Anda mungkin juga menyukai