PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI
Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif
(kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong
(dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta api atau gerbong tersebut
berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala
besar. Untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar dapat digunakan rangkaian lebih
dari 50 kereta yang ditarik dan/atau didorong dengan beberapa buah lokomotif, seperti
kereta api babaranjang (kereta api batutu bara rangkaian panjang)di Sumatera Selatan.
Kereta api merupakan angkutan yang efisien untuk jumlah penumpang yang tinggi sehingga
sangat cocok untuk angkutan massal kereta api perkotaan pada koridor yang padat, tetapi
juga digunakan untuk angkutan penumpang jarak menengah sampai dengan 3 atau 4 jam
perjalanan ataupun untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar dalam bentuk curah,
seperti untuk angkutan batu bara. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif,
beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi
utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.
Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air yang
dibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu bara
ataupun minyak bakar, oleh karena itu kendaraan ini dikatakan sebagai kereta api dan
terbawa sampai sekarang. Sejak pertama kali kereta api dibangun di Indonesia[1] tahun
1867 di Semarang telah memakai lokomotif uap, pada umumnya dengan lokomotif
buatan Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan Belanda. Paling banyak ialah buatan
Jerman.
Untuk menggerakkan roda kereta api uap air dari ketel uap dialirkan ke ruang
dimana piston diletakkan, uap air masuk akan menekan piston untuk bergerak dan
di sisi lain diruang piston uap air yang berada diruang tersebut didorong keluar
demikian seterusnya. Uap air diatur masuk kedalam ruang piston oleh suatu
2
mekanime langsung seperti ditunjukkan dalam gambar. Selanjutnya piston akan
menggerakkan roda mealui mekanisme gerakan maju mundur menjadi gerak putar.
3
- Kereta rel listrik
Kereta Rel Listrik, disingkat KRL, merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem
propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan
Jabotabek, dan merupakan kereta yang melayani para komuter (lihat KRL
Jabotabek). Kereta rel listrik berbeda dengan lokomotif listrik.
PT Inka yang terletak di Madiun telah dapat membuat dua set kereta rel listrik yang
disebut KRL-I Prajayana pada tahun 2001. Kereta rel listrik ini belum dibuat lebih
banyak lagi, karena "tidak ekonomis" dan dianggap sering mogok. Bagi PT Kereta
Api, tampaknya lebih ekonomis untuk membeli KRL bekas dari Jepang.
Pada saat ini kereta rel listrik melayani jalur-jalur Jakarta Kota ke Bekasi, Depok dan
Bogor, Tangerang, dan Serpong, serta trayek melingkar dari Manggarai, Jatinegara,
Pasar Senen, Kampung Bandan, Tanah Abang, ke Manggarai lagi dan sebaliknya. Di
masa depan direncanakan bahwa KRL akan melayani pula stasiun Cikarang. Selain
itu, jalur rel ganda dari Tanah Abang Menuju serpong telah selesai beberapa tahun
yang lalu, sedangkan dari Manggarai sampai dengan Cikarang masih akan
ditingkatkan menjadi Double-Double-Track. Manggarai sendiri akan menjadi Stasiun
induk untuk Kereta Jabotabek dan kereta Bandara.
Kereta api ini disebut juga sebagai Maglev sebagai singkatan dari Magnetic
Levitation dimana kereta diangkat dengan menggunakan medan magnit dan
didorong dengan medan magnit juga. Karena kereta terangkat dan bergerak
4
berdasarkan medan magnit sehingga tidak ada gesekan sama sekali dengan
infrastuktur> Kereta maglev dapat berjalan pada kecepatan yang sangat tinggi.
Tehnologi ini sudah diterapkan secara komersil pada lintas antara Bandara
Internasional Pudong dengan kota Shanghai[3] yang dapat berjalan pada kecepatan
sekitar 400 km/jam. Sistem dengan kecepatan lebih rendah juga sudah diujikan di
kota Nagoya menuju pusat pameran kota Nagoya yang disebut sebagai Linimo yang
merupakan singkatan dari sistem penggeraknya yang disebut sebagai linier motor.
Permasalahan utama dalam pengembangan maglev ini adalah investasi awal yang
sangat besar untuk membangun infrastruktur, khususnya untuk mempersiapkan
medan magnit pada infrastrukturnya, sehingga sampai saat ini hanya terbangun
secara komersil di Tiongkok dan belum dikembangkan secara komersil ditempat lain.
Kereta api rel konvensional adalah kereta api yang umum dijumpai. Menggunakan rel
yang terdiri dari dua batang besi yang diletakan di bantalan. Di daerah tertentu yang
memliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang diletakkan di tengah
tengah rel tersebut serta menggunakan lokomotif khusus yang memiliki roda gigi.
Kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya tidak seperti
jalur kereta yang biasa dijumpai yang terdiri dari 2 rel paralel tetapi hanya dari satu rel
tunggal yang gemuk dengan profil sedemikian sehingga tidak menyebabkan kereta
keluar dari relnya. Rel kereta ini terbuat dari beton bertulang pratekan ataupun dari besi
profil. Letak kereta api dapat didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena
efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota
metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.
5
2.2.3 Dari Penempatan Rel
Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan dalam terowongan dibawah
permukaan tanah, merupakan solusi yang ditempuh untuk mengatasi persilangan
sebidang. Biasanya dikembangkan dikawasan perkotaan yang padat, seperti yang
sekarang sedang direncanakan di Jakarta, dan sudah berkembang lebih dari seabad di
kota London, Paris, NewYork, Tokyo dan berbagai kota-kota besar dunia.
Dengan dibangunnya kereta api bawah tanah maka ruangkota yang berada dibawah
permukaan tanah masih bisa dimanfaatkan, stasiun juga dimanfaatkan untuk
kegiatan/pertokoan/perkantoran dibawah tanah. Pembangunan kereta api bawah tanah
ini masih bisa dilakukan beberapa lapis, semakin banyak lapisan semakin dalam letak
stasiun, bahkan bisa dibangun sampai 100 m dibawah permukaan tanah. Untuk menuju
kedalam stasiun biasanya digunakan tangga berjalan yang cukup lebar dimana
penumpang yang ingin tetap berjalan pada tangga berjalan menggunakan bagian kiri
tangga berjalan sedangkan bagian kanan digunakan untuk penumpang yang tidak mau
berjalan selama berada diatas tangga berjalan.
Jakarta direncanakan untuk membuka lintas kereta api bawah tanah yang pertama pada
tahun 2016 yang akan datang dengan lintasan sepanjang 15 km tetapi hanya kurang dari
separohnya berada dibawah tanah, karena pertimbangan keuangan negara yang masih
sangat terbatas
Kereta api layang merupakan kereta api yang berjalan diatas permukaan tanah sehingga
tidak menimbulkan gangguan pada kelancaran lalu lintas kendaraan bermotor. Di
Jakarta ada satu lintasan dari Manggarai ke Kota lewat stasiun Gambir. Pada lintas
tengah ini, Manggarai - Kota, tidak ada pintu perlintasan kereta api. Solusi ini diambil
juga untuk menghindari persilangan sebidang, namun dengan biaya yang jauh lebih
rendah dari dari kereta api bawah tanah.
Biaya infrastruktur untuk kereta api layang yang dikeluarkan sekitar 3 (tiga) kali dari
kereta permukaan dengan jarak yang sama, misalnya untuk kereta api permukaan
membutuhkan $ 10 juta per kilometer maka untuk kereta api layang membutuhkan
dana $ 30 juta untuk setiap kilometernya.
6
Monorel adalah sebuah metro atau rel dengan jalur yang terdiri dari rel tunggal,
berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel dan dengan sendirinya,
kereta lebih lebar daripada relnya. Biasanya rel terbuat dari beton dan roda keretanya
terbuat dari karet, sehingga tidak sebising kereta konvensional, namun kapasitas
angkutnya tidak sebesar kereta api konvensional. Sistem ini beroperasi dibeberapa kota
besar dunia, seperti di Tokyo, Kuala Lumpur, Sidney untuk angkutan perkotaan, dan
beberapa sistem seperti di Singapura, . Di Jakarta direncanakan akan dikembangkan
monorel namun sejak pencanangan pada tahun 2004 namun sampai sekarang belum
terealisasikan.
Kereta api dari jenis ini merupakan merupakan pilihan yang paling murah, namun karena
banyak persilangan sebidang dengan jalan raya kereta api ini hanya feasibel untuk lintas-
lintas yang tingkat penggunaannya rendah. Permasalahan yang selalu timbul adalah
tingginya angka kecelakaan dengan kendaraan yang berjalan dijalan serta menimbulkan
hambatan bagi lalu lintas kendaraan di persilangan sebidang
Kereta api diwilayah perkotaan khususnya dikota-kota metropolitan sangat tinggi dalam
memenuhi kebutuhan angkutan. Bisa dibayangkan bila kota-kota seperti Tokyo, Hongkong,
Singapore, London, Paris, New York atau kota-kota besar dunia lainnya, tidak dilengkapi
dengan kereta api perkotaan, betapa rumitnya. Beberapa kota dinegara-negara maju
mempersiapkan kotanya dengan angkutan massal berbasiskan kereta api bila sudah
melampaui 1 juta orang, bahkan beberapa kota di Eropa Barat mengembangkan kereta api
kota pada saat kota berpenduduk 300 ribu orang, yang dimaksudkan untuk meningkatkan
aksesibilitas penggunaan angkutan umum.
Berbagai langkah dilakukan untuk meningkatkan penggunaan kereta api kota, antara lain:
7
- Kereta api berat
Kereta api berat dikenal juga sebagai Heavy Rail Transit atau rapid transit,
underground, subway, tube, elevated, atau metro adalah angkutan kereta api
perkotaan yang berjalan dilintas yang dipisah dari lalu lintas lainnya sehingga dapat
berjalan dengan kecepatan maksimum 100 km/jam atau kecepatan perjalanan
sekitar 25 sampai 30 km/jam. Perkataan "subway" digunakan pada berbagai kereta
api perkotaan di Amerika termasuk di Glasgow dan Toronto. Sistem yang di London
menggunakan istilah "underground" dan "tube". Di Jerman disebut "U-Bahn",
berasal dari kata "Untergrundbahn" yang berarti jalan bawah tanah. Berbagai sistem
di Asia Tenggara seperti Taipei dan Singapore disebut sebagai MRT yang merupakan
singkatan dari Mass Rapid Transit.
Proyek Pemerintah Prov. DKI Jakarta dalam menanggulangi kemacetan yang akhir-
akhir ini sering terjadi dan sangat memacetkan akan membangun Proyek MRT DKI
Jakarta (Mass Rapid Transit) antara Kota ke Lebak Bulus akan dibangun dalam 3 jenis
lintasan, Proyek MRT JAKARTA ini telah ditanda tangani di Jakarta 25 Maret 2009
dengan tahap petama 4 stasiun bawah-tanah dan 8 stasiun layang rencana
pelaksanaan pembangunan kontruksi tahun 2012 dan diperkirakan akan selesai pada
tahun 2016.
Kereta api ringan dikenal juga sebagai LRT sebagai singkatan Light Rail Transit atau
disebut juga sebagai streetcar adalah salah satu sistem Kereta Api Penumpang yang
beroperasi dikawasan perkotaan yang konstruksinya ringan dan bisa dioperasikan
berjalan bersama lalu lintas kendaraan lain atau dalam lintasan khusus
diperuntukkan bagi kereta api ringan. Kereta api ringan pada awalnya disebut
sebagai tram seperti yang pernah dimiliki kota Jakarta dan Surabaya dan dihilangkan
pada tahun 1960an, karena pada waktu itu tidak dirawat dengan baik sehingga
dianggap mengganggu lalu lintas karena sering mogok.
Kereta api ringan banyak digunakan diberbagai negara di Eropa dan telah mengalami
modernisasi, antara lain dengan otomatisasi, sehingga dapat dioperasikan tanpa
masinis, bisa beroperasi pada lintasan khusus, penggunaan lantai yang rendah
(sekitar 30 cm) yang disebut sebagai Low floor LRT untuk mempermudah naik turun
penumpang.
8
Disebut juga LRT I, beroperasi di jalan bersama dengan lalu lintas kendaraan, tipe ini
membutuhkan percepatan dan perlambatan mendekati performansi kendaraan
bermotor. Kapasitas angkut kereta api ringan dari type ini sekitar 10 000 sampai
dengan 30 000 penumpang per jam. Kecepatan perjalanan sekitar 15 sampai
20 km/jam. Karena beroperasi bersama lalu lintas kendaraan maka angka
kecelakaan yang melibatkan kereta api ringan dari type ini cukup tinggi. Trend
terakhir yang berkembang untuk LRT seperti ini yaitu dengan penggunaan lantai
rendah sehingga dapat melakukan turun naik penumpang yang lebih cepat.
- Jenis gerbong
Gerbong datar
1. Gerbong datar untuk barang umum, digunakan untuk barang-barang yang tahan
terhadap cuaca, tidak perlu dilindungi terhadap cuaca, seperti mengangkut alat
transportasi seperti mobil, alat berat, besi baja (dalam bentuk batangan ataupun
coil) atau barang-barang yang dimasukkan dalam peti dengan bobot yang besar
sehingga tidak terguling pada saat kereta sedang berjalan. Tata cara pengikatan
dan penutupan dengan terpal harus diperhatikan.
2. Gerbong datar peti kemas, yang digunakan untuk mengangkut peti kemas 20
kaki, 40 kaki ataupun petikemas dua susun (double stack).
9
Gerbong tertutup
10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kereta api merupakan salah satu transportasi masal yang sangat membantu banyak orang
untuk berpindah ke satu tempat ke tempat lain dengan mudah, dan dengan harga yang
sangat ekonomis.
Dengan makalah ini kita dapat mengetahui Jenis Jenis kereta api dan penggunaannya sesuai
dengan Klasifikasinya.
11