I. ANGGARAN
RANCANGAN BIAYA
1. Persiapan Program
a. Percetakan Proposal
1 x Rp 100.000,00 = Rp 100.000,00
b. Penggandaan dan Penjilidan Proposal
100 x Rp 25.000,00 = Rp 2.500.000,00
2. Pelaksanaan Program
TOTAL KESELURUHAN
RENCANA ANGGARAN BIAYA
( Dua Ratus Tiga Puluh Lima Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah )
Bagaimana Sebenarnya Prinsip Kerja Bank Sampah?
Sederhana.
Sebenarnya semua orang sudah pernah, dalam kehidupan sehari-hari, melihat cara kerja sebuah
bank sampah. Hanya saja, mayoritas tidak menyadari bahwa hal yang sama diterapkan dalam
pengelolaan bank sampah hingga menghasilkan uang.
Dalam sistem kerja sebuah bank sampah, akan ada 3 pihak yang terlibat.
1) Penyetor : Masyarakat alias nasabah yang merupakan sumber sampah yang akan dikelola oleh
sebuah bank sampah. Biasanya perorangan.
2) Bank Sampah : Kelompok yang bertugas menerima dan kemudian mengolah sampah dari
penyetor dan menjualnya kepada pihak-pihak yang bisa memanfaatkan sampah
3) Pembeli : Mereka yang membeli sampah yang dikelola oleh sebuah bank sampah. Bisa
perorangan dan bisa juga sebuah perusahaan.
a) Seorang penyetor akan membawa sampah-sampah rumah tangga yang sudah dipilah dan
dipilih agar sesuai dengan kriteria yang ditetapkan bank sampah
b) Bank sampah menetapkan harga sampah yang diterima berdasarkan jenis atau ukurannya.
Ketika seorang penyetor membawa sampah, maka petugas bank sampah akan menimbang dan
memberi harga atau nilai nominal berdasarkan patokan harga yang sudah ditetapkan.
c) Bank sampah akan memberikan buku tabungan persis seperti buku tabungan yang diberikan
oleh bank umum. Buku ini untuk mencatat berapa setoran sampah yang sudah dilakukannya,
tentunya nilai nominalnya saja (dalam rupiah)
Lalu, darimana bank sampah mendapatkan uang untuk membayar para penyetor?
Tugas bank sampah bukan sekedar menerima dan mengumpulkan. Bank sampah harus juga bisa
menjual.
Kelompok yang bertugas sebagai bank sampah harus memiliki saluran atau channel ke pihak-
pihak yang mau membeli sampah-sampah yang mereka kumpulkan, seperti pabrik biji plastik
yang bisa memerlukan sampah plastik sebagai bahan bakunya, atau pabrik kertas daur ulang
yang biasa menggunakan kertas bekas sebagai bahan dasarnya.
Jadi, bank sampah harus memiliki saluran untuk menjual kembali sampah-sampah yang sudah
dikumpulkan dair penyetor. Tentunya, saat mereka menjual kepada pembeli, mereka akan
menambahkan profit di dalamnya untuk membayar biaya yang dikeluarkan dan gaji petugas. Jika
mereka menerima dari penyetor seharga Rp. 1.500/Kg untuk koran bekas, maka mereka menjual
seharga Rp. 2.500/Kg.
Mirip kan dengan prinsip kerja bank umum. Bedanya hanya penyetor memasukkan sampah dan
bukan uang. Itu saja.
Hal-hal seperti inilah yang membuat banyak pemerintah daerah giat sekali menyerukan pendirian
sebanyak mungkin bank sampah di dalam wilayahnya. Jika hal tersebut bisa terwujud
keuntungan berlipat bisa diperoleh oleh masyarakat.