BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cara pandang seseorang dalam belajar, mengubah sifat pekerjaan yang manual
dampak perubahan pada makna hubungan sosial yang jauh menjadi lebih dekat
tanpa terkendala jarak. Pada era ini, pengambilan keput usan bersama, beradaptasi,
dan berinovasi menjadi salah satu aspek yang sangat penting. Oleh karena itu,
sekolah ditantang untuk mampu membuat peserta didik memiliki kecakapan dalam
4.0.
ada lima kompetensi yang dibentuk dalam membuat standard pembelajaran pada
Era Industri Revolusi 4.0. Adapun lima kompetensi tersebut yakni antara lain;
(1) kemampuan berpikir kritis; (2) kemanpuan kreatif dan inovatif; (3)
keterampilan berkomunikasi; (4) bekerja sama dan berkolaborasi; dan (5) rasa
modal yang sangat dibutuhkan peserta didik untuk dapat bergaul pada Era Industri
1
2
di era Industri Revolusi 4.0 ini. Ketrampilan berpikir kritis sangat penting untuk
dalam dunia yang senantiasa berubah. Kemampuan berpikir kritis tidak dapat
didapat, sedangkan ilmu pengetahuan didapat dari informasi yang diperoleh baik
secara lisan maupun tulisan. Informasi yang diperoleh melalui tulisan tentu saja
didik dalam memahami berbagai konsep dengan mudah. Hal ini tentu saja dapat
Berdasarkan study “Most Literred Nation in the World 2016” minat baca
Dengan kata lain, negara indonesia menduduki peringkat no dua dari bawah.
Selain itu minat minat baca masyarakat Indonesia disebutkan hanya sebesar 0,01
persen atau 1:10.000. Ironisnya, angka ini berbanding terbalik dengan jumlah
Nasional tahun 2017 juga menunjukkan bahwa frekuensi membaca orang Indonesia
masih rendah, yakni rata-rata tiga sampai empat kali perminggu, sedangkan jumlah
3
buku yang dibaca rata-rata hanya lima sampai sembilan pertahun (CNN Indonesia,
27 Maret 2108). Minat baca yang renda h merupakan masalah yang serius yang
harus ditanggapi bersama karena berhubungan dengan masa depan generasi muda
bangsa Indonesia. Langkah nyata, yang dapat dilakukan SMK Negeri 1 Prajekan
untuk menumbuhkan minat baca yakni dengan adanya kegiatan budaya literasi di
SMK Negeri 1 Prajekan , yang mana SMK Negeri 1 Prajekan merupakan lembaga
ingin dibahas dalam best practice ini adalah bagaimana Peran budaya literasi di
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Literasi Sekolah
terutama bagi guru dan orang tua agar berperan serta dalam membimbing
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Budaya Literasi
Literasi yang dalam bahasa inggrisnya literacy berasal dari bahasa Latin
yaitu litera (huruf) sering diartikan sebagai keaksaraan. Jika dilihat dari makna
Seringkali orang yang bisa membaca dan menulis disebut literat, sedangkan orang
yang tidak bisa membaca dan menulis disebut iliterat atau buta aksara. Kern (2000:
) menjelaskan literasi sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis. Selain itu
literasi juga memiliki kesamaan arti dengan belajar dan memahami sumber bacaan.
sebagai sebuah kemampuan membaca dan menulis. Sedangkan dalam arti luas kita
mengenalnya dengan melek aksara atau huruf sehingga keberaksaraan bukan lagi
tulisan.
5
6
“literasi secara lebih komprehensif sebagai berikut: Literacy is the use of socially,
historically, and culturally-situased practices of creating and interpreting meaning
through texts. It entails at least a tacit awareness of the relationship beetween
textual conventions and their contexts of use and, ideally, the ability to reflect
critically on those relationships. Because it is purposesensitive, literacy is dynamic-
not static-and variable across and within discourse communities and cultures. It
draws on a wide range of cognitive abilities, on knowledge of written an spoken
language, on knowledge of genres, and on cultural knowledge. (Literasi adalah
penggunaan praktik-praktik situasi sosial, dan historis, dan situasi kebudayaan
untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna melalui teks. Literasi
memerlukan setidaknya sebuah kepekaan yang tak terucap tentang hubungan-
hubungan antar konvensi-konvensi tekstual dan konteks penggunaannya serta
idealnya kemampuan untuk berefleksi secara kritis tentang hubungan-hubungan itu.
Karena peka dengan maksud/tujuan, literasi itu bersifat dinamis-tidak statis- dan
dapat bervariasi diantara dan didalam komunitas dan kebudayaan. Literasi
memerlukan serangkaian kemampuan kognitif, pengetahuan bahasa tulis dan lisan,
pengetahuan tentang genre, dan pengetahuan kebudayaan).”
disekolah dapat diartikan sebagai aktivitas literasi antara lain dengan adanya
harian siswa dan Ada tagihan lisan dan tulisan yang digunakan sebagai penilaian
diprediksi,
untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat sesuai
peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, strategi
membaca dan jenis teks yang dibaca perlu divariasikan dan disesuaikan dengan
memanfaatkan bahan bacaan kayaragam teks, seperti karya sastra untuk anak
dan remaja.
diskusi ini juga perlu membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar
kemampuan berpikir kritis dapat diasah. Peserta didik perlu belajar untuk
bahkan ketika sedang tertidur. Bagi otak, berpikir dan menyelesaikan masalah
terbatas. Berpikir merupakan salah satu daya paling utama dan menjadi ciri khas
satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu
memori. Berpikir sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan bepikir
Jika berpikir merupakan bagian dari kegiatan yang selalu dilakukan otak
untuk mengorganisasi informasi guna mencapai suatu tujuan, maka berpikir kritis
merupakan bagian dari kegiatan berpikir yang juga dilakukan otak. Menurut
Santrock (2011), pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, serta
melibatkan evaluasi bukti. Jensen (2011) berpendapat bahwa berpikir kritis berarti
proses mental yang efektif dan handal, digunakan dalam mengejar pengetahuan
9
yang relevan dan benar tentang dunia. Cece Wijaya (2010) juga mengungkapkan
atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih,
dimiliki setiap orang untuk menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih
kemungkinan jawaban lain berdasarkan analisis dan informasi yang telah didapat
terhadap suatu masalah sampai pada tahap kompleks tentang “mengapa” dan
Istilah Era Revolusi Industri 4.0, pastinya sudah tidak asing lagi bagi kita.
Tetapi juga ada sebagaian orang yang tidak paham dengan apa itu revolusi, apa itu
industri, apalagi ada angka 4 trs angka 0. Pasti sebagian dari kita ada yang kurang
Sedangkan revolusi industri adalah perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu
dari kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam
mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Revolusi industri telah
mesin.
salinan dunia fisik secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital
dengan data sensor. Prinsip ini membutuhkan pengumpulan data sensor mentah
agar bisa membuat keputusan bijak dan menyelesaikan masalah genting yang
yang fleksibel. Salah satu karakteristik dari revolusi industry 4.0 adalah kecerdasan
buatan atau yang sering disebut AI Artificial Intelligence, salah satunya penggunaan
Indonesia’ yang dirilis September 2019, McKinsey & Company menyebut akan ada
23 juta pekerjaan di Indonesia yang tergantikan robot pada 2030. Meski begitu, ada
27-46 juta pekerjaan baru yang tercipta yang mana 10 juta di antaranya pekerjaan
fisik berulang yang terprediksi. Misalnya, pekerjaan terkait pengumpulan data atau
Sementara pekerjaan baru yang akan lahir lebih banyak terkait dengan
instansi lain.Agar pekerjaan manusia tidak tergantikan oleh robot, perlu SDM yang
tidak hanya membaca, menulis, matematika tetapi juga literasi data, berupa
dunia digital. Lalu literasi teknologi dengan memahami cara kerja mesin, aplikasi
.
13
BAB III
Berikut adalah Rencana Pelaksanaan Program budaya Literasi yang dilaksnakan di SMK Negeri 1 Prajekan adalah sebagai
berikut :
13
14
e. Membiasakan untuk 1. Tersedia kegiatan diskusi atau resensi atau bedah buku. V
berdiskusi tentang buku
2. Terdapat instrumen laporan bacaan pada setiap buku bacaan V
yang sudah dibaca,
non pelajaran
menuliskan
3. Adanya resensi buku yang dibuat oleh peserta didik. V
kembali/membuat resensi,
dan presentasi.
f. Membuat karya atau 1. Adanya kegiatan gelar karya. V
menuliskan kesan atau
2. Tersedianya media untuk memajang karya peserta didik. V
rangkuman setelah selesai
membaca. 3. Adanya dokumentasi kesan atau rangkuman bacaan. V
g. Membudayakan/meramaikan 1. Adanya mading/ buletin/ majalah sekolah. V
mading dan atau buletin/
2. Adanya surat keputusan kepala sekolah tentang susunan V
majalah peserta didik di
redaksi majalah atau bulletin sekolah.
setiap sekolah.
3. Penerbitan mading /buletin/ majalah secara berkala. V
4. Adanya unit kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik. V
h. Mewajibkan setiap guru 1. Adanya penugasan diskusi/presentasi yang tertulis pada V
bidang studi untuk rencana pembelajaran guru.
menerapkan metode diskusi 2. Adanya bahan/materi presentasi oleh peserta didik pada V
dan presen-tasi pada setiap mata pelajaran (powerpoint/bahan belajar lainnya).
beberapa kegiatan 3. Adanya penilaian presentasi peserta didik oleh guru mata V
pembelajaran. pelajaran.
i. Menyediakan sudut Baca 1. Adanya Sudut Buku Kelas di semua atau sebagian kelas. V
buku kelas.
2. Adanya jadwal pengaturan/penggantian koleksi Sudut Baca V
Kelas.
15
3. Adanya bukti karya tulisan pada blog guru dan peserta didik V
d. Lomba pembuatan desain 1. Adanya program lomba pembuatan desain poster, slogan, V
poster, slogan, karikatur, karikatur, komik untuk konten tertentu.
komik untuk konten tertentu.
2. Adanya contoh penghargaan bagi pemenang lomba.
e. Lomba membuat film 1. Adanya program lomba membuat film pendek/video: V
pendek /video : dokumenter, dokumenter, iklan layanan masyarakat, profil sekolah,
iklan layanan masyarakat, trailer sekolah.
profil sekolah, trailer 2. Adanya dokumentasi karya lomba membuat film
sekolah. pendek/video: dokumenter, iklan layanan masyarakat, profil
sekolah
3 PEMBUDAYAAN E-LEARNING
a. Mendorong pelaksanaan 1. Adanya program penyusunan pembelajaran jarak jauh.
Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ). 2. Adanya pelatihan penyusunan materi pembelajaran jarak
jauh.
b. Mendorong guru 1. Tersedia jaringan internet.
memproduksi materi 2. Adanya kegiatan penyusunan materi pembelajaran jarak
pembelajaran jarak jauh jauh.
(PJJ). 3. Tersedia bahan presentasi video (video sebagai bagian
presentasi).
4. Tersedia video presentasi (sebagai bentuk upaya guru
memvideokan bahan presentasi).
5. Tersedianya materi jarak jauh (contohnya dengan aplikasi
moodle, quipper.com, edmudo atau lainnya).
17
peningkatan kemampuan berpikir kritis untuk siapkan lulusan di era industri 4.0 ini
sudah kelihatan hasil yang dicapai, adapun hasil dari budaya literasi ini dari adalah
sebagai :
1. Selalui menjadi laganan juara KTI baik tingkat kabupaten, propinsi maupun
2. Menjadi wakil LKS ( Lomba ketrampilan siswa ) tingkat propinsi jawa timur
Negeri 1 Prajekan
4. Masih belum adanya instrument laporan bacaan yang dilakukan oleh warga
sekolah
sosialisasi pelaksanaan program budaya literasi setiap rapat guru, dan rapat
komite tentang pentingnya budaya literasi di SMK Negeri 1 prajekan selain itu
SMK Negeri 1 Prajekan yang berisi jumlah buku dan jenis buku yang telah
dibaca oleh siswa, guru dan tenaga administrasi dalam tiap harinya
4. Menjalin kerjasama dengan wali murid dan Lembaga terkait tentang pengadaan
tiap tahunnya.
22
BAB IV
A. Kesimpulan
menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri
3). Pembelajaran, Dalam tahap ini ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait
dengan mata pelajaran). Kegiatan membaca pada tahap ini untuk mendukung
nonteks pelajaran yang dapat berupa buku tentang pengetahuan umum, kegemaran,
minat khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran
tertentu
B. Rekomendasi
waktu khusus dalam satu minggu untuk membaca bersama buku-buku yang
22
23
luang.
DAFTAR PUSTAKA
Eka Nugrahini, 2016, Jendela Pendidikan dan Kebudayaan Gerakan Literasi untuk
Tumbuhkan Literasi, (Edisi VI) (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan,
Faizah, Dewi Utama, dkk. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah. Cet. I.Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Hanggi, Olivia Herlina. 2016. “Tiga Perubahan Kecil dalam Literasi Sekolah”.
Membumikan Gerakan Literasi di Sekolah. Yogyakarta: Lembaga Ladang
Kata
Hernowo, ed. 2003. Quantum Reading: Cara Cepat nan Bermanfaat untuk
Merangsang Munculnya Potensi Membaca. Bandung: Mizan Learning
Center.
24
25
Sukino, 2010. Menulis itu Mudah Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal,
Yogyakarta:Pustaka Populer LKIS,
Pangesti Wiedarti, dkk., Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, Cet. I, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan,)