Anda di halaman 1dari 12

Artikel Minyak nabati, Minyak bumi, Sabun dan Detergen,

Karet alam dan Karet sintetis

NAMA : MUH REZA CAHYA S


NO : 10
KELAS : XII KI 2

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


Minyak nabati
Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak larut/bercampur
dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik.[1] Ada sifat tambahan lain yang
dikenal awam: terasa licin apabila dipegang.[1] Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya
mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau produk olahannya: minyak
tanah (kerosena).[1] Namun, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai
bagian dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya
minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium
pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam).[1]
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa
organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon
lainnya yang polaritasnya sama.[1]
Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari
gliserol”.[1] Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester.[1] Hasil hidrolisis minyak adalah
asam karboksilat dan gliserol.[1] Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang
mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. [1]

Macam-Macam Sumber Minyak Nabati

1.Minyak Kelapa
Kelapa, Cocos nucifera, merupakan tanaman penghasil minyak penting di negara-negara tropis.
Ditaksir produksi kelapa yang dihasilkan oleh 67 negara penghasil kelapa adalah ± 27.000 juta buah
kelapa tiap tahun. Negara-negara penghasil utama adalah Filipina, India, Indonesia, Srilanka, dan
Malaysia.
Buah kelapa terdiri dari :
- Sabut 35 %
- Batok 12 %
- Daging 28 %
- Air 25 %
Daging kelapa segar mengandung 35-50 % lemak. Kelapa diperdagangkan sebagai kopra, ialah daging
kelapa yang dikeringkan. Untuk 1 kopra dibutuhkan ± 6000 buah kelapa. Penggunaan minyak kelapa
untuk keperluan makanan adalah sebagai minyak goreng, bahan baku margarine, untuk kueh-kueh, dan
lain-lain. Penggunaan minyak kelapa untuk keperluan non-makanan adalah untuk sabun mandi,
detergen, kosmetika, minyak rem bagi pesawat terbang dan lain-lain. Dalam dunia kosmetika, minyak
kelapa merupakan bahan baku bagi lipstick, shampoo, cream, dan lain-lain.

2. Kelapa Sawit
Kelapa sawit menghasilkan 2 macam minyak yang berlainan sifatnya yaitu :
1) Minyak sawit yang didapatkan dari sabutnya, dan
2) Minyak biji sawit yang berasal dari bijinya.
Buah kelapa sawit mengandung 35-60% sabut dan 6-13 % biji sawit. Kandungan minyak dalam sabut
kelapa sawit adalah 50-55%. Minyak biji sawit mirip sekali dengan minyak kelapa. Minyak kelapa
sawit mengandung lebih banyak asam-asam palmitat, oleat dan linoleat, sedang minyak biji sawit lebih
banyak mengandung asam laurat.
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% pericarp dan 20% buah yang dilapisi kulit yang tipis,
kadar minyak dalam pericarp sekitar 34-40%. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang
mempunyai komposisi yang tetap. Berikut ini adalah rata-rata komposisi asam lemak pada minyak
kelapa sawit dan minyak biji sawit dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Asam Lemak Minyak Sawit Minyak Biji Sawit


Laurat - 46,9
Myristat 2,4 14,1
Palmitat 41,6 8,8
Stearat 6,3 1,3
Oleat 38,5 18,5
Linoleat 9,5 0,7
Minyak kelapa sawit digunakan untuk keperluan makanan seperti minyak goreng, margarin dan
keperluan non-makanan seperti untuk pembuatan sabun dan kosmetik. Selain itu, juga dapat digunakan
untuk pembuatan obat-obatan (industri farmasi).

3. Minyak Wijen
Tanaman wijen (sesamum indicum L) termasuk family pedaliacea varietas sesamum
indicum mempunyai sub spesies ialah S. orientale. Tanaman ini berasal dari india, Pengolahanya
dengan pengekstrakan minyak biji dengan cara tradisional yaitu dengan cara menghancurkan biji
dalam mortar kayu, kemudian ditambah air panas sehingga minyak berada dipermukaan air dan dapat
dipisah. Cara yang lebih baru adalah dengan penggilingan disusul dengan pengepresan dingin dan
system press panas. Minyak wijen mengandung zat tidak tersabunkan dalam jumlah relative tinggi.
Tetapi kandungan tertinggi adalah sterol dan zat-zat yang tidak dapat dipisahkan dengan pemurnian,
sedangkan kadar bahan non minyak lainnya relative rendah. Minyak wijen digunakan untuk obat-
obatan yaitu dalam pembuatan obat gosok ammonia, karena sifatnya yang tidak dapat memisah
sehingga baik digunakan untuk obat gosok dengan kekentalan tertentu. Hasil sampingannya adalah
bungkil wijen yang dapat digunakan untuk persediaan makanan karena mempunyai daya tahan simpan
yang lama.

4. Minyak Jagung
Jumlah asam lemak jenuh dalam minyak jagung sekitar 13 persen, golongan asam lemak jenuh yang
menyusun trigliserida minyak jagung adalah asam palmitat, dan asam stearat. Asam lemak tidak jenuh
yang menyusun trigliserida minyak jagung sekitar 86% yang terdiri dari asam oleat dan linoleat. Selain
komponen-komponen diatas minyak jagung juga mengandung bahan yang tersabunkan yaitu sitosterol
sekitar 0,91-1,8 %, lilin, tokoferol sekitar 0,078%, karotenoid, dan triterpene alcohol. Minyak jagung
merupakan minyak goring yang stabil (tahan terhadap ketengikan) karena adanya tokoferol yang larut
dalam minyak. Dengan proses winterisasi minyak jagung dapat diolah menjadi minyak salad dan hasil
sampingnya yaitu mentega putih. Minyak salad yang ditambah garam dan flavoring agent berupa
rempah-rempah akan menghasilkan mayonnaise. Dalam minyak jagung terlarut vitamin-vitamin juga
dapat digunakan sebagai obat-obatan. Dalam jumlah kecil minyak jagung kasar atau murni dapat
digunakan dalam pembuatan mesiu, bahan kimia, insektisida, cat, pengganti vernis, zat anti karat, dan
pada industry tekstil.
Bahan baku: biji jagung, air, So2

5. Minyak Kedelai
Kedelai sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu dan berasal dari asia timur yaitu cina, mancuria,
korea dan Indonesia. Asam lemak esensial dalam minyak dapat mencegah
timbulnya atherosclerosis atau penyumbatan pembuluh darah. Minyak kedelai yang sudah dimurnikan
dapat digunakan untuk pembuatan minyak salad, minyak goreng serta segala keperluan pangan
(margarine dan shortening). Minyak kedelai juga digunakan pada pabrik lilin, sabun, varnish, lacquers,
cat semir, insektisida, dan desinfektans.

6. Minyak Kemiri
Kemiri berasal dari Maluku dan tersebar ke Polynesia, india, Filipina, jawa, Australia dan kepulauan
pasifik. Cara ekstraksi minyak yang sering dilakukan adalah dengan menjemur biji lalu dipecah
dengan tangan dan daging dikeluarkan dengan alat yang runcing. Dengan pengepressan dingin
dihasilkan minyak berwarna kuning sedangkan pengepressan panas akan menhasilkan minyak
berwarna kuning sampai coklat. Minyak kemiri biasanya digunakan sebagai bahan dasar cat atau
pernis, tinta cetak, pembuatan sabun atau pengawet kayu.

7. Minyak jarak

Tanaman jarak (ricinus communis L) termasuk dalam famili Euphorbiaceae merupakan tanaman
tahunan yang hidup didaerah tropic maupun subtropik. Minyak jarak dan turunannya digunakan dalam
industri cat, varnish, lacquer, pelumas, tinta cetak, linoleum, oil cloth, dan sebagai industry plastic dan
nilon.
8. Minyak Kacang Tanah
Tanaman kacang tanah (Arachis Hypogea L) merupakan tanaman setahun, termasuk
family Leguminoceae.. Minyak kacang tanah mengandung 76 – 82% asam lemak tidak jenuh dan asam
lemak jenuh . Minyak kacang tanah digunakan untuk minyak goring, bahan dasar pembuatan
margarine mayonnaise, salad dressing, mentega putih.
Bahan baku : biji kacang, uap air, petroleium eter, NaOH

MARGARIN

Pengertian maragrin adalah bahn makanan yang terbuat dari lemak nabati yg menganddung lemak
tak jenuh dgn proses emulsi dan dapt dikonsumsi sebagai pengganti mentega.

Bahan baku margarin:

1. Lemak
2. Susu skim
3. Air
4. Garam

SABUN DAN DETERGEN


Pengertian sabun adalah bahan yg digunakan untuk mencuci dan mengemulsi.

Bahan Pendukung
Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil saponifikasi
(pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan.
Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.

a. Garam (NaCl)
NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada produk
akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras
struktur sabun. NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak
mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan
mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun
yang berkualitas.

b. Bahan Aditif
Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun yang bertujuan untuk
mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut antara
lain : builders, fillers inert, antioksidan, pewarna,dan parfum. Contoh dari bahan – bahn aditif yaitu
- Builders (bahan pembentuk/penguat)
Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikat mineral mineral yang terlarut
pada air, sehingga bahan bahan lain yang berfungsi untuk mengikat lemak dan membasahi permukaan
dapat berkonsentrasi pada fungsi utamanya. Builder juga membantu menciptakan kondisi keasaman
yang tepat agar proses pembersihan dapatberlangsung lebih baik serta membantu mendispersikan
dan mensuspensikan kotoran yang telah lepas. Umumnya yang sering digunakan sebagai builder
adalah senyawa senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natrium karbonat, natrium silikat atau zeolit.

- Filler (Bahan Pengisi)


Selain itu, perlu ditambahkan zat pengisi (filler) untuk menekan biaya supaya lebih murah. Adanya
perbedaan komposisi pada lemak dan minyak menyebabkan sifat fisik berbeda dan hasil lemak serta
sabun berbeda pula. Untuk memperoleh sabun yang memperoleh sabun yang , berwarna putih, gravity
spesifik 4,17, tidak larut dalam air panas dan dingin. TiO2 ada dalam tiga kristal : anatase, brookit, dan
rutile. Biasanya diperoleh secara sintetik.

- Bahan Antioksidan
EDTA (ethylene diamine tetra acetate) ditambahkan dalam sabun untuk membentuk kompleks
(pengkelat) ion besi yang mengkatalis proses degradasi oksidatif. Degradasi oksidatif akan
memutuskan ikatan rangkap pada asam lemak membentuk rantai lebih pendek, aldehid dan keton yang
berbau tidak enak. EDTA adalah reagen yang bagus, selain membentuk kelat dengan semua kation,
kelat ini juga cukup stabil untuk metode titriametil. Bahan antioksidan pada sabun juga dapat
menstabilkan sabun terutama pada bau tengik atau rancid.

- Bahan Pewarna (Colouring Agent)


Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini ditujukan agar memberikan efek yang
menarik bagi konsumen untuk mencoba sabun ataupun membeli sabun dengan warna yang menarik.
Biasanya warna warna sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau maupun orange.

- Bahan Pewangi (fragrances)


Parfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum memegang peranan besar dalam hal
keterkaitan konsumen akan produk sabun. Parfum untuk sabun berbentuk cairan berwarna kekuning
kuningan dengan berat jenis 0,9 g/ml. Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram (g) dapat
dikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1 g parfum = 1,1 ml. Pada dasarnya, jenis parfum untuk
sabun dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu parfum umum dan parfum ekslusif. Pada umumnya,
produsen sabun menggunakan jenis parfum yang ekslusif. Artinya, aroma dari parfum tersebut sangat
khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya.
Pengertian deterjen adalah campuran berbagai bahn yang digunakn untuk membantu pembersihan
dan terbuat dari bahan bahan turunan minyak bumi

Komposisi Bahan Pembuat Detergen


Adapun bahan pembuat detergen ialah sebagai berikut:

Bahan Penurun Tegangan Permukaan


Bahan penurun tegangan permukaan digunakan untuk memudahkan mengikat kotoran dan
menimbulkan busa, antara lain sebagai berikut.

 Alkil Benzen Sulfonat (ABS) + NaOH menghasilkan Natrium Alkil Benzen Sufonat
(detergen keras).
 Lauril Asam Sulfat (LAS) + NaOH menghasilkan Natrium Lauril Sulfat (detergen
lunak).

1 Bahan Penunjang
Bahan penunjang pada detergen digunakan STPP (Sodium Tri Poli Phosphat/Natrium Tri
Poli Phosphat) berfungsi menunjang kerja bahan penurun tegangan permukaan.

2 Bahan Pengisi
Bahan pengisi detergen digunakan untuk memperbesar volume materi.

3 Bahan Pengikat
Sebagai bahan pengikat digunakan air, yaitu untuk mencampurkan semua bahan (media).

4 Bahan Tambahan
Sebagai bahan tambahan digunakan CMC (Carboxy Metyl Cellulose) agar kotoran yang
terikat detergen tidak melekat kembali ke bahan yang dicuci.

5 Bahan Pewangi Dan Pewarna


Bahan pewangi dan pewarna digunakan agar detergen mempunyai warna dan aroma yang
spesifik untuk membedakan dengan merk lain dan sesuai dengan warna dan aroma yang
diminati konsumen. Semua bahan dicampur dan dapat dibentuk pasta (krim) atau
disemprotkan lewat menara sehingga menghasilkan butiran-butiran.
MINYAK BUMI

1. PENGERTIAN MINYAK BUMI


Minyak bumi (bahasa Inggris : Petroleum), dijuluki sebagai emas hitam adalah cairan kntal,
coklat gelap, atau kehijauan, yang mudah terbakar. Pengertian lain dari minyak bumi adalah hasil
dari peruraian (dekomposisi) materi tumbuhan dan hewan di suatu daerah yang subsidence (turun)
secara perlahan. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian
besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.

2. PROSES PEMBENTUKAN
Minyak bumi merupakan bahan bakar yang dihasilkan oleh alam dari fosil-fosil yang
terpendam berjuta-juta tahun. Fosil adalah sisa tulang-belulang binatang atau sisa tumbuhan
zaman purba yang telah membatu dan tertanam di bawah lapisan tanah
Terjadinya proses pembentukan minyak bumi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Dimulai ketika ada tanaman atau hewan yang terkubur di dalam lapisan kerak bumi
selama jutaan tahun yang lalu.
2) Tanaman dan hewan yang mati tersebut akan terbawa ke dalam lapisan kerak bumi
lewat pergerakan lapisan lempeng bumi.
3) Semua sisa tanaman dan hewan yang telah menjadi fosil akan bereaksi dengan panas
bumi dan gas alam yang terbentuk secara alami. Hal ini yang mengubah fosil menjadi cairan
hitam atau minyak bumi.

3. KOMPOSISI
Minyak bumi hasil pertambangan yang belum diolah dinamakan minyak mentah (crude oil).
Minyak mentah merupakan campuran yang sangat kompleks.

Komposisi minyak mentah secara umum:


57% hidrokarbon alifatik
29% hidrokabon aromatik
14% resin
2% belerang thiofenik yang terikat dalam hidrokarbon aromatic

Senyawa-senyawa yang merupakan komponen minyak bumi dapat dilihat dalam table
berikut:
Jenis senyawa Presentase Contoh senyawa
(%)
Hidrokarbon 90-99 Alkana, sikloalkana, dan aromatis
Belerang 0,1-7 Tioalkana (R – S – R), alkanatiol (R – S – H)
Oksigen 0,06-0,4 Asam karboksilat (R – COOH)
Nitrogen 0,01-0,9 Pirol (C4H5N)
Organologam <0,01 Senyawa-senyawa dari logam Ni dan V

4. PENGOLAHAN MINYAK BUMI


Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan bumi. Perlu dibuat sumur bor
untuk mendapatkan minyak. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker
atau dialirkan ke kilang menggunakan pipa. Agar dapat digunakan minyak mentah harus
diolah terlebih dahulu.
Prinsip pengolahan minyak bumi dapat dilakukan dengan 2 langkah:
1) Desalting
Proses desalting merupakan proses penghilangan garam yang dilakukan dengan cara
mencampurkan minyak mentah dengan air. Tujuannya adalah melarutkan zat-zat mineral
yang larut dalam air.
Proses ini juga ditambahkan asam dan basa dengan tujuan untuk menghilangkan senyawa
senyawa selain hidrokarbon.

2) Destilasi
Dalam proses destilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi komponen-
komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-kelompok yang
mempunyai kisaran titik didih tertentu.

5. PEMISAHAN FRAKSI-FRAKSI MINYAK BUMI

Minyak mentah (Crude Oil) yang diperoleh dari pengeboran berupa cairan hitam kental yang
pemanfaatnnya harus diolah terlebih dahulu. Pengeboran minyak bumi di Indonesia, terdapat
di pantai utara Jawa (Cepu, Wonokomo, Cirebon), Sumatera (Aceh, Riau), Kalimantan
(Tarakan, Balikpapan) dan Irian (Papua).
Pengolahan minyak bumi melalui 2 tahapan :
1. Pengolahan pertama
Pada tahapan pertama dilakukan destilasi bertingkat yaitu memisahkan fraksi-fraksi minyak
bumi berdasarkan titik didihnya sebagaimana tercantum pada gambar berikut Komponen
yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik
didihnya yang lebih rendah akan menguap dan naik kebagian atas melalui sangkup-sangkup
yang disebut sangkup gelombung.
2. Pengolahan Kedua
Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat dengan proses
sebagai berikut :
a. Perengkahan (cracking) yang meliputi perengkahan(pemecahan rantai), alkilasi
(pembentukan alkil), polimerisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi (perubahan
struktur), dan isomerisasi (perubahan isomer)
b. Ekstrasi yaitu proses pembersihan produk dengan menggunakan pelarut dengan tujuan
hasil yang lebih banyak dengan mutu yang lebih baik.
c. Kristalisasi yaitu proses pemisahan produk melalui perbedaan titik cair.
d. Pembersihan dari kontaminasi, yaitu membersihkan pengotor dengan cara menambahkan
soda kaustik (NaOH) tanah liat atau proses hidrogenasi.
KARET ALAM DAN KARET SINTETIS
Pengertian Karet Karet alam adalah polimer isoprene ( C5H8 ) yang mempunyai bobot molekul yang besar,
susunannya adalah - CH – C(CH3) = CH-CH2 Gambar 2.1. Karet Alam -. Karet Hevea yang diperoleh dari pohon
Hevea Brasilientis adalah bentuk alamiah dari 1,4- polyisopren. Karet jenis ini memiliki ikatan ganda leih dari
98 % dalam konfigurasi cis nya yang penting bagi kelenturan atau elastisitas polyisoprena. Lebih dari 90 % cis-
1,4 polyisoprena digunakan dalam industri karet Hevea ( Tarachiwin dkk, 2005). Untuk mendapatkan karet
alam, dilakukan penyadapan terhadap atang pohon tanaman karet hingga dihasilkan getah kekuning-kuningan
yang disebut lateks.

Lateks merupakan cairan atau sitoplasma yang berisi ±30% partikel karet. Pada tanaman karet, lateks
dibentuk dan terakumulasi dalam sel-sel pembuluh lateks.

Sifat- Sifat Karet Alam Warnanya agak kecoklat-coklatan, tembus cahaya atau setengah tembus cahaya,
dengan berat jenis 0,91-093. Sifat mekaniknya tergantung pada derajat vulkanisasi, sehingga dapat dihasilkan
banyak jenis sampai jenis yang kaku seperti ebonite. Temperatur penggunaan yang paling tinggi sekitar 990 C,
melunak pada 1300 C dan terurai sekitar 200o C. Sifat isolasi listriknya berbeda karena pencampuran dengan
aditif. Namun demikian, karakteristik listrik pada frekuensi tinggi, jelek. Universitas Sumatera Utara 10 Sifat
kimianya jelek terhadap ketahanan minyak dan ketahanan pelarut. Zat tersebut dapat larut dalam
hidrokarbon, ester asam asetat, dan sebagainya. Karet yang kenyal agar mudah didegradasi oleh sinar UV dan
ozon. Karet berasal dari getah karet atau lateks.

Sifat sifat karet adalah sebagai berikut :

1. Kuat

2. Lentur dan elastis

3. Tidak tahan Api ( mudah meleleh)

4. Isolator panas dan listrik

Bahan Pengisi Bahan pengisi sangat memegang peranan penting dalam industri ban dan polimer, karena
fungsi bahan pengisi untuk menurunkan biaya produksi dan meningkatkan kekuatan mekanik.

Ada dua macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet antara lain : 1. Bahan pengisi yang tidak aktif.
Yang hanya menambah kekerasan dan kekakuan pada karet yang dihasilkan, tetapi kekuatan dan sifat lainnya
menurun. Biasanya bahan pengisi tidak aktif lebih banyak digunakan untuk menekan harga karet yang dibuat
karena bahan ini berharga murah, contohnya kaolin, tanah liat, kalsium karbonat, magnesium karbonat,
barium sulfat dan barit.

2. Bahan pengisi aktif atau bahan pengisi yang menguatkan. Contohnya karbon hitam, silika, aluminium silikat,
dan magnesium silikat. Bahan ini mampu menambah kekerasan, ketahanan sobek, ketahanan kikisan, serta
tegangan putus yang tinggi pada karet yang dihasilkan. Kadang-kadang bahan pengisi aktif dan tidak aktif
diberikan dalam campuran sebagai alternatif penghematan biaya.
Vulkanisasi Vulkanisasi adalah reaksi kimia yang menyebabkan molekul karet yang linier mengalami reaksi
sambung silang (croos linking ) sehingga menjadi molekul polimer yang membentuk rangkaian tiga dimensi.
Reaksi merubah karet yang bersifat plastis (lembut) dan lemah menjadi karet yang elastis, keras dan kuat.
Vulkanisasi juga dikenal dengan proses pematangan, dan molekul karet yang sudah tersambung silang dirujuk
sebagai vulkanisasi karet.

Secara umum vulkanisasi dibagi menjadi tiga menjadi tiga sistem yaitu pemvulkanisasian konvensional,
semmiefisien dan efisien. Untuk membedakan ketiga sistem ini adalah berdasarkan jumlah kuratif
(perbandingan antara sulfur dan pencepat) yang digunakan. Ketiga tujuan pembedaan antara sistem efisien
dan tidak efisien (sistem konvensional) digunakan faktor efisien sambung silang. Semakin banyak partikel yang
berinteraksi, semakin kuat pula material. Inilah yang membuat ikatan antar partikel semakin kuat sehingga
sifat fisik dan mekanik material bertambah.

2.5. Bahan Kimia Penyusun Kompon Karet

2.5.1 Bahan Pengisi (filler) Bahan pengisi berfungsi sebagai penguat ( reinforcing) yang dapat memperbesar
volume karet, dapat memperbaiki sifat fisis barang karet dan memperkuat vulkanisat (Boonstra, 2005). Efek
penguatan bahan pengisi ditentukan oleh ukuran partikel, keadaan permukaan dan bentuk, kehalusan butiran
dan kerataan penyebarannya. Jenis dan jumlah bahan pengisi terutama ditentukan oleh karakteristik produk
dan kelenturan yang diiginkan. Bahan Universitas Sumatera Utara 18 pengisi adalah campuran dari berbagai
material (Rihayat, 2007). Digunakan dalam kompon karet Carbon black adalah jenis bahan pengisi yang paling
umum. Carbon black ditambahkan kedalam kompon karet dalam jumlah besar dengan tujuan meningkatkan
sifat fisik dan memperbaiki karakteristik pengolahan (Thomas,2003). Carbon black adalah satu-satunya bahan
murah yang dapat memperbaiki ketiga sifat penting vulkanisat yaitu tensile strength, tear resistance dan
abrasion resistance. Ada beberapa bahan kimia dalam menyusun kompon. Sesuai dengan proses yang
dibantunya bahan itu ada yang berfungsi sebagai bahan pokok, yaitu :

2.5.2. Bahan pemvulkanisasi (Vulkanisator) Vulkanisator merupakan bahan yang digunakan dalam proses
vulkanisasi primer. Proses vulkanisasi merubah struktur linier polimer menjadi jaringan tiga dimensi melalui
peristiwa pembentukan ikatan silang antar molekul polimeereaksi dengan gugus aktif molekul karet sehingga
terbentuk jaringan tiga dimensi. Pada proses vulkanisasi karet alam, vulkanisator bereaksi dengan gugus aktif
molekul karet sehingga terbentuk jaringan tiga dimensi (Alfa,2005). Vulkanisator yang banyak digunakan untuk
proses vulkanisasi karet alam adalah belerang. Jumlah belerang yang digunakan dalam vulkanisasi
mempengaruhi karakteristik sistem vulkanisasi dan polimer yang divulkanisasi. Peningkatan jumlah belerang
akan mempersingkat waktu vulkanisasi, meningkatkan derajat vulkanisasi, meningkatkan kekuatan tarik,
meningkatkan Universitas Sumatera Utara 19 daya lenting, menurunkan perpanjangan putus, dan
meningkatkan ketahanan sobek (Alfa,2005)

2.5.3. Bahan Pemercepat Reaksi Reaksi vulkanisasi biasanya berlangsung sangat lambat. Dalam dunia industri
hal ini kurang efisien karena menambah lama waktu produksi yang secara tak langsung juga menambah biaya,
bahan pencepat reaksi digunakan untuk mengatasi kelambatan ini. Berdasarkan jenisnya ada beberapa macam
bahan pencepat reaksi (Tim penulis, 2008). Contoh-contoh : MBT, MBTS, DPG,TMT, HBS, dan lain-lain
Tergantung dari khasiatnya untuk mempercepat vulkanisasi, bahan-bahan pencepat dapat dibagi menjadi
beberapa golongan : - Bahan-bahan pencepat yang lemah - Bahan-bahan pencepat yang sedang - Bahan-bahan
pencepat yang kuat - Bahan-bahan pencepat yang ultra (teramat sangat)

2.5.4. Bahan Penggiat Fungsi bahan pengiat adalah menambah cepat kerja bahan pencepat reaksi. Jadi,
meskipun bahan ini tidak termasuk vital, tetapi cukup menentukan dalam proses pengolahan karet. Seng
oksida dan asam stearat adalah contoh bahan pengiat yang paling banyak dipakai

2.5.5. Bahan anti oksidan dan anti ozon Fungsi bahan ini untuk melindungi karet dari kerusakan karena
pengaruh oksigen maupun ozon yang terdapat di udara. Bahan kimia ini biasanya juga tahan terhadap
pengaruh ion – ion tembaga, mangan, dan besi. Selain itu, juga mampu melindungi terhadap suhu tinggi,
retak- retak, dan lentur . Untuk melindungi barang dari karet terhadap oksidasi, maka hamper selalu
ditambahkan antioksidan. Antioksidan-antioksidan ini dibagi menjadi dua golongan: a. Yang menyebabkan
perubahan warna dari barang karet. Ini hanya dapat dipakai dalam campuran yang berwarna tua atau hitam b.
Yang tidak menyebabkan perubahan warna dan dapat dipakai untuk barang yang berwarna muda atau putih.
Seperti halnya dengan bahan-bahan pencepat, antioksidan-antioksi dan juga merupakan senyawa kimia,
misalnya PBN, MB 4010 dan sebagainya. Adapun antiozon yang paling banyak digunakan adalah turunan
parafenilen diamina seperti Santoflex 13, Nonox DPPD, dan UOP 88. Jenis wax atau lilin bisa juga membantu
melindungi karet dalam kondisi statis terhadap ozon. 2.5.6. Bahan Pelunak Bahan pelunak berfungsi
memudahkan pembuatan karet dan pemberian bentuk. Karet yang diberi bahan pelunak bisa menjadi empuk.
Penambahan bahan pengisi yang Universitas Sumatera Utara 21 cukup banyak perlu diimbangi dengan
penambahan bahan ini. Bahan pelunak yang banyak digunakan antara lain minyak naftenik, minyak nabati,
minyak aromatik, terpinus, lilin parafin, faktis, damar, dan bitumen.

kelebihan-kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis adalah sebagai berikut:

 Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna.


 Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah.
 Mempunyai daya aus yang tinggi.
 Tidak mudah panas (low heat build up)

Anda mungkin juga menyukai