FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2019
1. PEMBUKAAN
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, yang telah
melimphkan rahmat, hidayah dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas tentang ikhtisar geologi rekayasa.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhunya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki tugas ini.
Akhir kata kami berharap semoga tugas tentang iktisar geologi rekayasa ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
2. PENGERTIAN
Meskipun terkadang Fred Flintstone menamakan dirinya seorang ‘ahli geologi teknik’,
arti istilah ini belum sepenuhnya jelas bagi kebanyakan orang. Sebutan ‘ahli geologi teknik’
diperuntukan bagi mereka yang bekerja dalam bidang yang berada di
antara geologi dan teknik sipil. Geologi teknik merupakan sebuah profesi yang relatif
masih baru, sekalipun dapat diketengahkan contoh-contoh dari zaman dahulu (misalnya
zaman Romawi) mengenai mereka yang pernah membangun proyek-proyek sipil, yang jelas
telah memperhitungkan dan memanfaatkan lingkungan geologi.
Geologi rekayasa atau Geologi Teknik adalah penerapan ilmu geologi dalam praktik
rekayasa untuk tujuan menjamin faktor-faktor geologi yang memengaruhi lokasi, disain,
konstruksi, operasi dan perawatan pekerjaan rekayasa telah dikenali dan diperhitungkan
dengan matang. Penelitian geologi rekayasa dapat dilakukan pada waktu perencanaan,
analisis dampak lingkungan, disain rekayasa sipil, rekayasa optimasi dan tahapan konstruksi
proyek umum dan swasta, serta pada tahap setelah konstruksi dan penyelidikan proyek.
1. Geologi sebagai pengetahuan alam : yang mempelajari segala sesuatu tentang benda-
benda yang terdapat di alam.
2. Geologi sebagai pengetahuan sejarah : proses yang terjadi di alam membutuhkan
waktu yang lama misalnya dalam pembentukkan bumi itu sendiri sampai berjuta-juta
tahun, sehingga mempelajarinya harus berdasrkan sejarah.
3. Geologi sebagai ilmu pengetahuan, yang di pelajarin segala sesuatu yang berkenaan
dengan gejala-gejala yang ada di bumi bak asal, proses, hasil misalnya mempelajari
bahan-bahan alam yang berguna.
Semua bagunan sipil didirikan di atas atau di bawah tanah dan seringkali dibangun
dengan menggunakan material-material yang diambil dari dalam tanah. Setiap tindakan yang
dilakukan selalu akan menimbulkan reaksi dari bawah tanah. Seorang ahli geologi teknik
harus dapat menentukan reaksi ini dan memahami bagaimana perilkau sebuah bangunan
(gedung, bangunan, terowongan, jalan dan sebagainya). Ia harus mampu mengantisipasi
faktor-faktor geologis yang dapat mempengaruhi letak, rencana, konstruksi, penggunaan dan
pemeliharaan bangunan-bangunan tersebut. Ia harus dapat menerjemahkan dan menjelaskan
informasi geologis.
3. HUBUNGAN GEOLOGI REKAYASA DENGAN ILMU LAIN
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan
dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat
seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya.
Sehingga berkaitan dengan ilmu geologi.
Planologi adalah salah satu cabang ilmu tehnik yang mempelajari penataan wilayah
tentang bagaiman cara mendesain perdesaan, wilayah dan kota. Penerapan geologi erat
hubungannya dengan penataan dan pengembangan wilayah. Pola cangkupan berbagai aspek
yang saling terkait satu sama lain secara fisik , ekonomi maupun social, membutuhkan
penaganan yang terpadu. Oleh karena itu perkembangan wilayah mencakup penataan
lingkungan tersebut yang baik dilakukan dalam membangun tanpa merusak (development
with out destruction). Yang di tinjau secara geologi yang muncul sebagai tulang punggung
dalam menangani masalah tata lingkungan.
Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran bumi, oleh karena itu geologi
termasuk ilmu yang berhungungan dengan ilmu geologi. Dan memiliki dua definisi
Definisi klasik dan definisi modern. :
Istilah geologi rekayasa adalah istilah baru yang muncul di tahun 2000-an. Geologi
rekayasa sebenarnya merupakan perpaduan antara geologi teknik serta geologi lingkungan.
Penerapan Geologi Rekayasa lebih kepada aspek pemanfaatan lahan secara teknik geologis
yang sejalan dengan kondisi dari lingkungan yang tersedia.
Jadi pengertian dari Geologi Rekayasa ialah suatu disiplin ilmu, yang membahas tentang
bagaimana suatu lahan atau wilayah, bisa secara layak dimanfaatkan, dan proses
pemanfaatannya dapat terlaksana sesuai prinsip-prinsip geologi baik dari sisi teknis maupun
secara tata lingkungan. Pengetahuan dasar yang digunakan sebagai pendukung saat
mempelajari geologi rekayasa yaitu Fisika, Biologi, Kimia, dan Matematika.
Para ahli geologi teknik bekerja pada konsultan, kontraktor umum dan kontraktor khusus
dalam bidang teknik sipil perushaan pertambangan, dan jawatan-jawatan pemerintah. Pada
dasarnya ia bekerja di mana saja di tempat ditemukannya masalah pada batas antara tanah
dan bangunan. Idealnya seorang insinyur geologi berperan penting dalam tahap awal dan
sebagian besar proyek sipil, yaitu dalam penelitian lapangan. Karena seringkali, tidak disadari
perlunya suatu penelitian pendahuluan, sedangkan sebagian besar masalah pada bagunan-
bangunan sipil justru berkaitan dengan geologi atau material-material geologi, maka sering
terjadi seorang ahli geologi terlambat didatangkan pada proyek yang bersangkutan.
Untuk meningkatkan komunikasi yang serasi antara insinyur sipil dan insinyur geologi,
seorang ahli geologi teknik harus memiliki pengertian tentang teknik sipil dan mampu
memberikan keterangan-keterangan geologis yang dapat diterima oleh insinyur tersebut.
Dengan sendirinya penelitian atas sifat-sifat material yang dimiliki batuan dan tanah
memainkan peran yang cukup penting. Dalam bidang kejuruan ini, kita sekarang dapat
membedakan dua macam spesialis yaitu ahli geologi teknik, yang menangani masalah
bersifat teknik sipil dengan dilatarbelakangi ilmu geologi, dan ahli geoteknik, yang lebih
condong pada segi rekayasa tentang material yang digunakan.
Tujuan dipelajarinya geologi rekayasa adalah:
1. Untuk dapat mengetahui tingkat kelayakan pemanfaatan dari suatu area lahan atau
wilayah untuk pembangunan atau konstruksi, berdasarkan pada prinsip-prinsip
geologi.
2. Untuk dapat mengetahui prinsip-prinsip dasar secara geologi tentang penetapan
kelayakan pemanfaatan suatu area lahan atau wilayah untuk pembangunan atau
konstruksi.
3. Agar mampu menerapkan pengetahuan Geologi Rekayasa pada pemanfaatan lahan
dalam pekerjaan konstruksi.
Dalam dunia teknik sipil, ilmu geoteknik merupakan langkah awal terbentuknya
infrastruktur. Tanpa geoteknik mustahuil suatu infrastruktur dapat berdiri kokoh, karena
geoteknik merupakan cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari ilmu tanah dimana dalam
ilmu ini akan di pelajari kemampuan tanah menahan beban yang ada di atasnya, sehingga
pembangunan infrastruktur dapat direncanakan sebaik mungkin agar dapat berdiri kokoh
sesuai dengan umur rencana.
Dalam ilmu geoteknik, ilmu dasar yang wajib dipahami adalah mekanika tanah, yaitu
ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat dasar tanah. Dengan mengetahui dan memahami
berbagai sifat tanah tersebut. Seorang engineer dapat mengantisipasi kemungkinan terburuk
bahkan memutar balikkan kemungkinan terburuk tersebut menjadi inovasi baru dalam dunia
teknik sipil untuk perencanaan pembangunan infrastruktur.
Menurut parah ahli teknik sipil
1. Batuan merupakan formasi yang keras dan padat dari kulit bumi
2. Adalah suatu bahan yang keras dan koheren atau yang telah konsolidasi dan tidak
dapat digali dengan cara biasa/manual (seperti cangkul dan belincong).
Sesuatu kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi sipil memerlukan
dukungan atau geologi agar menghasilkan suatu konstruksi yang kuat, nyaman, awet, dan
aman.
JUDD (1957) mendefinisikan sebagai aplikasi pendidikan dan pengalaman ilmu
kebumian (geologi) guna menyelesaikan problema kebumian seperti fondasi, stabilitas,
bencana alam, dll oleh ahli sipil.
Di dalam dunia teknik sipil ini, ilmu geoteknik merupakan hal pokok yang sangat krusial dalam
pembangunan suatu infrastruktur. Tanpa ilmu ini, dapat dipastikan bahwa suatu infrastruktur tidak
dapat berdiri dengan kokoh, karena geoteknik merupakan cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari
ilmu tanah dimana didalam ilmu ini akan dipelajari kemampuan tanah menahan beban yang ada
diatasnya, sehingga pembangunan infrastruktur dapat direncanakan sebaik mungkin agar dapat berdiri
kokoh sesuai umur rencana. Pada dasarnya ilmu ini merupakan ilmu yang tua yang implementasinya
berjalan bersamaan dengan tingkat peradaban manusia, mulai dari pembangunan di jaman sebelum
masehi seperti pembangunan pyramid dan percandian hingga jaman yang modern seperti yang
sekarang ini dengan adanya pembangunan gedung-gedung pencakar langit (Agustian, 2012).
Pada dasarnya, geoteknik adalah suatu alat dalam perencanaan atau design sebuah bangunan.
Data geoteknik sendiri harus digunakan secara benar dan sangat teliti dengan asumsi serta batasan
yang sudah ada dan dipergunakan untuk dapat mencapai hasil yang kita inginkan (Wijaya, 2012).
Seseorang yang ahli dalam ilmu geoteknik biasa disebut Engineer Geotek. Pekerjaan penting yang
harus dilakukan oleh seorang engineer geotek yaitu memberikan panduan-panduan mengenai potensi
geoteknik yang akan terjadi bila dilakukan secara asal-asalan kepada pihak terkait. Salah satu akibat
dari ketidak hati-hatian dalam penggunaan asumsi dan batasan yang telah ada adalah Menara Pizza di
Italia yang disebabkan karena kurangnya kekuatan dukung tanah terhadap menara tersebut (Agustian,
2012).
Secara keilmuan, bidang teknik sipil ini mempelajari lebih mendalam ilmu Mekanika Tanah,
Rekayasa pondasi, dan Struktur bawah Tanah. Mengenai peranan mekanika tanah dan teknik pondasi
dalam pembangunan, akan dijelaskan pada subbab yang selanjutnya, sedangkan struktur bawah tanah
tidak akan dibahas.
Jadi, pada intinya geoteknik merupakan cabang ilmu dari teknik sipil yang
didalamnya menerapkan geologi dalam tahap perencanaan, maupun pelaksanaan pada sebuah
pekerjaan pengkontruksian, dimana geologi sendiri merupakan sebuah disiplin ilmu yang
mempelajari seluk beluk kerak bumi, mulai dari asal-susul, jenis, komposisi, dan penyebaran
materialnya, hingga struktur dan proses yang terjadi. Ilmu ini juga merupakan ilmu dasar dari
terbentuknya sebuah infrastruktur sesuai apa yang diinginkan sebelumnya, yang mana pada
dasarnya merupakan suatu alat dalam perencanaan sebuah bangunan dengan data yang
digunakan secara benar dan sangat teliti dengan asumsi serta batasan yang sudah ada dan
dipergunakan untuk mencapai hasil yang kita inginkan. Seseorang yang ahli dalam ilmu ini
disebut Engineer Geotek. Ilmu geoteknik mempelajari lebih mendalam tentang ilmu
Mekanika Tanah, Rekayasa Pondasi dan Struktur Bawah Tanah.
5. PENGETAHUAN UMUM DAN METODO GEOLOGI
A. Pengetahuan umum
Geologi (berasal dari Yunani: γη- [ge-, "bumi"] dan λογος [logos, "kata", "alasan"])[1][2]
adalah ilmu (sains) yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah,
dan proses pembentukannya.
Orang yang mempelajari geologi disebut geolog. Mereka telah membantu dalam
menentukan umur bumi yang diperkirakan sekitar 4.5 miliar (4.5x109) tahun, dan juga
menemukan bahwa kulit bumi terpecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak di atas
mantel yang setengah cair (astenosfer) melalui proses yang sering disebut tektonik lempeng.
Geolog membantu menemukan dan mengatur sumber daya alam yang ada di bumi, seperti
minyak bumi, batu bara, dan juga metal seperti besi, tembaga, dan uranium, serta mineral
lainnya yang memiliki nilai ekonomi, seperti asbestos, perlit, mika, fosfat, zeolit, tanah liat,
batuapung, kuarsa, dan silika, dan juga elemen lainnya seperti belerang, klorin, dan helium.
Astrogeologi adalah aplikasi ilmu geologi tentang planet lainnya dalam tata surya (solar
sistem). Namun istilah khusus lainnya seperti selenology (pelajaran tentang bulan), areologi
(pelajaran tentang planet Mars), dll, juga dipakai.
Kata "geologi" pertama kali digunakan oleh Jean-André Deluc pada tahun 1778 dan
diperkenalkan sebagai istilah yang baku oleh Horace-Bénédict de Saussure pada tahun 1779.
B. Metodologi penelitian
Pada hakikatnya, metode geologi lapangan memiliki beberapa tahapan yang terdiri dari
persiapan peralatan dan perencanaan pemetaan, pelaksanaan lapangan dan penafsiran
sementara. Tahapan-tahapan ini akan sangat mempengaruhi hasil dari observasi lapangan
geologi yang dilakukan.
Tahapan persiapan lapangan memuat persiapan alat dan bahan yang akan dibawa
kelapangan. Pada tahapan ini, seorang geolog harus mengetahui kondisi lapangan baik secara
langsung maupun tidak langsung yang berguna mengetahui alat dan bahan yang harus di baw.
Seorang geolog juga harus dapat memprediksi waktu saat dilapangan untuk menghindari hal-
hal yang tidak diinginkan.
Tahapan pelaksanaan lapangan merupakan tahapan inti dari pengambilan data dilapangan.
Tahapan ini berisikan pencatatan terhadap fakta-fakta yang ada di lapangan dengan
pengamatan (observasi) dan pengukuran. Pemerian (deskripsi) tentang tekstur batuan,
pengukuran kedudukan lapisan, hubungan antara dua buah batuan, merupakan contoh hasil
pengamatan langsung.
Metoda Geologi Lapangan : Pembahasan tentang teknik dan metoda geologi yang
terpakai untuk pelaksanaan pekerjaan lapangan yang disebut sebagai pekerjaan yang
menghasilkan peta geologi.
Teknik (technique) : adalah prosedur, cara atau proses keda yang menggunakan sarana
atau alat, yang dimanfaatkan oleh suatu metoda untuk mencapai tujuan.
6. KESIMPULAN SECARA TEKNIK DAN PEMETAAN
a. Kesimpulan secara teknik
Geoteknik adalah salah satu cabang dari ilmu Teknik Sipil. Di dalamnya diperdalam pembahasan
mengenai permasalahan kekuatan tanah dan batuan serta hubungannya dengan kemampuan
menahan beban bangunan yang berdiri di atasnya. Pada dasarnya ilmu ini tergolong ilmu tua yang
berjalan bersamaan dengan tingkat peradaban manusia, dari mulai pembangunan piramid di Mesir,
candi Borobudur hingga pembangunan gedung pencakar langit sekarang ini. Salah satu
permasalahan geoteknik yang melegenda ialah kemiringan menara Pisa di Italia, yang disebabkan
oleh ketidakseragaman dukungan tanah di bawahnya terhadap menara tersebut. Secara keilmuan,
cabang teknik sipil yang satu ini mempelajari lebih mendalam ilmu ilmu:
Mekanika Tanah
Mekanika batuan
Teknik Fondasi
Stuktur bawah tanah dan batuan (bendungan, terowongan, dan underground space)
1. Mekanika tanah
Mekanika tanah adalah bagian dari geoteknik yang merupakan salah satu cabang dari
ilmu teknik sipil,[1] dalam bahasa Inggris mekanika tanah berarti soil mechanics atau soil
engineering dan Bodenmechanik dalam bahasa Jerman.
Istilah mekanika tanah diberikan oleh Karl von Terzaghi pada tahun 1925 melalui
bukunya "Erdbaumechanik auf bodenphysikalicher Grundlage" (Mekanika Tanah berdasar
pada Sifat-Sifat Dasar Fisik Tanah), yang membahas prinsip-prinsip dasar dari ilmu
mekanika tanah modern, dan menjadi dasar studi-studi lanjutan ilmu ini, sehingga Terzaghi
disebut sebagai "Bapak Mekanika Tanah".
2. Mekanika batuan
Mekanika batuan adalah ilmu teoretis dan ilmu terapan dari perilaku mekanik batuan
dan massa batuan; Dalam geologi, mekanika batuan adalah cabang mekanika yang mengkaji
tentang respons batuan dan massa batuan terhadap medan gaya dari lingkungan mereka.
Mekanika batuan merupakan bagian dari subjek yang lebih luas yakni geomekanika, yang
mengkaji tentang tanggapan mekanik dari semua material geologi, termasuk tanah. Mekanika
batuan, seperti yang diterapkan di geologi teknik, pertambangan, perminyakan, dan praktik
teknik sipil, memerhatikan penerapan prinsip-prinsip mekanika rekayasa untuk desain
struktur batuan yang dihasilkan oleh pertambangan, pengeboran, produksi waduk, atau
kegiatan konstruksi sipil seperti pembangunan terowongan, lubang tambang, penggalian
bawah tanah, tambang terbuka, sumur minyak dan gas, pemotongan jalan, repositori limbah,
dan struktur lainnya yang dibangun dengan batuan.
3. Teknik pondasi
Teknik fondasi atau teknik pondasi adalah suatu upaya teknis untuk mendapatkan jenis
dan dimensi fondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat menyangga beban yang bekerja
dengan baik. Teknik fondasi merupakan bagian dari ilmu geoteknik.
Jenis-jenis fondasi
Pondasi dangkal: kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter
masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus
yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban
dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Di dalamnya terdiri dari
o Pondasi setempat
o Pondasi penerus
o Pondasi pelat
o Pondasi konstruksi sarang laba - laba
Pondasi dalam. Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang
lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain tiang
pancang, tiang bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda
tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.contohnya: fondasi tiang pancang
Kombinasi fondasi pelat dan tiang pancang
Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis
tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek.
Desain fondasi
Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement
tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur.
Desain utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam
beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam
perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan
total(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian
pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang
didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap
pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya,
dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu
sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit
dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh,
biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.
Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:
Beban horizontal/beban geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer
beban akibat gaya angin pada dinding.
Beban vertikal/beban tekan dan beban tarik, contohnya:
o Beban mati, contoh berat sendiri bangunan
o Beban hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
o Gaya gempa
o Gaya angkat air
Momen
Torsi
Sumber : blog.ub.ac.id
Gambar 2.1
Peta Geologi (Sebaran Batuan)
Peta geologi dibuat berdasarkan suatu peta dasar, yaitu peta topografi dengan cara
memplot singkapan-singkapan batuan beserta dengan unsur struktur geologinya diatas peta
dasar tersebut. Pengukuran kedudukan batuan dan struktur dilapangan harus menggunakan
kompas geologi, lalu dengan menerapakan hukum-hukum geologi dapat ditarik batas dan
sebaran batuan beserta unsur-unsurnya sehingga dapat menghasilkan peta geologi yang
lengkap.
Tingkat ketelitian dan nilau dari suatu peta geologi sangat tergantung pada informasi-
informasi yang telah didapatkan dilapangan dan skala dari peta tersebut. Skala peta tersebut
mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh. Tingkat ketelitian dari
suatu peta geologi juga dipengaruhi oleh tahapan eksplorasi yang dilakukan. Pada tahap
eksplorasi awal, skala peta 1 : 25.00 mungkin sudah cukup, nampun untuk tahap propeksi
sampai dengan penemuan skala yang digunakan adalah 1 : 10.000 – 1 : 2.500.
Peta Sebaran
7. SARAN DAN RESPON
Schagai saran bahwa Pengetahuan dasar sebagai pendukung dalam
mempclajari Geologi Rekayasa adalah Fisika, Kimia, biologi, dan
Matematika. Geologi Rekayasa dalam Teknik Sipil termasuk ilmu yang
sangat penting dimana terdapat banyak aspek-
aspek teknik konstruksi. Pemakalah mengharapkan agar makalah ini dapat
sedikit
menambah pengetahuan mengenai Geologi Rekayasa dan agar pemanfaatan
lahan
pembangunan dapat terlaksana sesuai dengan prinsip-prinsip Geologi baik
secaraTeknis
maupun secata Tatalingkungan.