Anda di halaman 1dari 179

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN


PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED
LEARNING PADA KONSEP FUNGI
(Kuasi Eksperimen di Madrasah Aliyah Negeri 11 Jakarta)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
MUHAMMAD FUAD FAHRUDIN
1110016100045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
ABSTRAK

Muhammad Fuad Fahrudin. 1110016100045. Perbedaan Hasil Belajar


Biologi Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Dan Project Based Learning Pada Materi Fungi. Skripsi, Program
Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi antara
siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
dan project based learning pada materi fungi di kelas X MAN 11 Jakarta tahun
pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu
(quasi experiment) dengan desain Two group, pretest posttest design.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling.
Sampel penelitian berjumlah 36 siswa untuk kelas eksperimen Problem Based
Learning dan 36 siswa untuk kelas eksperimen Project Based Learning.
Pengambilan data menggunakan instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan
ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukan
bahwa hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning adalah 75,83 dengan standar deviasi 8,06, sedangkan hasil belajar
siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Project Based Learning
adalah 73.47 dengan standar deviasi 7,45. Meskipun hasil belajar berbeda, namun
hasil uji-t pada taraf α = 0,05 menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan
dimana thitung < ttabel atau 1.26 < 1,96. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning dengan model pembelajaran Project
Based Learning pada materi fungi.

Kata kunci: Model pembelajaran, problem based learning, project based


learning, hasil belajar

i
ABSTRACT

Muhammad Fuad Fahrudin. 1110016100045. The Differences Between


Student’s Achievement That Were Taught By Using Project Based Learning
Model And Problem Based Learning Model On Topic Of Fungi. S1 Thesis, The
Study Program of Biology Education, Department of Natural Science Education,
Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic
University in Jakarta.

This research aims to determine the differences of student’s achievement which


has taught by using problem based learning model and project based learning
model in Fungi concept that was conducted in grade X MAN 11 Jakarta. Quasi
experiment with two group pretest-posttest design used in this research. The
sample was taken by using random sampling of the class. Research involved 36
students as the sample of problem based learning experiment class and 36
students as the sample of project based learning experiment class. This research
used achievement test instrument with multiple choice form to collect data that
has the validity and reliability test. Data result of this research shows that
student’s achievement which has taught by problem based learning model is
75,83, standard deviation 8,06 and student’s achievement which has taught by
project based learning model is 73,47, standard deviation 7,45. Although those
achievement was different, the calculation result of t’ test (α = 0,05) shows that
tcount (1,26) < ttable (1,96). It means there was no significant differences in
student’s achievement which has taught by using problem based learning model
and project based learning model in Fungi concept.

Key words: learning model, problem based learning, project based learning,
learning outcomes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


memberikan nikmat dan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurah dan terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
sebagai suri tauladan bagi umat Islam, yang telah memberikan qudwah hasanah
untuk ummatnya guna mencapai insan kamil. Semoga senantiasa mendapatkan
syafa’atnya di yaumil akhir. Amin.
Penyelesaian penulisan skripsi ini tak semudah membalikan telapak
tangan, penulis membutuhkan perjuangan serta pengorbanan baik moril maupun
materil. Butuh tekad serta kemauan yang kuat dalam menghadapi segala halangan
dan kendala. Namun atas bantuan, motivasi, serta bimbingan dari semua pihak
pada akhirnya penulisan skipsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah
selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, di antaranya :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

3. Dr. Zulfiani, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.


4. Ir. Mahmud Siregar, M.Si., pembimbing I yang telah memberikan arahan dan
saran-saran yang bermanfaat bagi penulis.
5. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., pembimbing II yang penuh kesabaran serta
keikhlasan telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta motivasi kepada
penulis.

6. Kepala MAN 11 Jakarta, Ibu Dra. Hj. Naimah Fathoni, Lc., MA., yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut. Bapak Drs.
Amir Kodir, M.Si., selaku Guru Biologi kelas X yang telah membantu

iii
penulis selama melakukan penelitian, dan seluruh siswa kelas X MIA 1, X
MIA 2, dan X MIA 3 yang sangat luar biasa semangatnya dalam belajar.
7. Kedua Orang tua tercinta, Ayahanda Alm. Muhadirin dan Ibunda Siti
Zuhariyah yang selalu sabar mendoakan dan memberikan semangat kepada
penulis sehingga penulis selalu termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakak-kakak dan adik tercinta, Muhammad Rahman Fauzi, S.HI.,


Nurhasanah, S.Pd., Umu Fadhilah, S.Pd., dan Amirotun Sholihah yang
membuat penulis termotivasi agar memberikan teladan kepada mereka.
9. Kawan-kawan angkatan 2010 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu, terimakasih
atas persahabatan dan dukungannya, semoga kita kompak selalu.
10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis hanya bisa berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang
sepadan kepada semua pihak atas jasa dan bantuan yang telah diberikan. Semoga
karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya dan dapat memberikan
kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan, khususnya bidang studi biologi.

Jakarta, Maret 2015

Penulis

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK .........................................................................................................i
ABSTRACT .......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................6
C. Pembatasan Masalah ........................................................................6
D. Perumusan Masalah .........................................................................7
E. Tujuan Penelitian ..............................................................................7
F. Manfaat Penaelitian ..........................................................................7
BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis ...........................................................................8
1. Belajar dan Hasil Belajar ...........................................................8
a. Pengertian Belajar .................................................................8
b. Pengertian Hasil Belajar .......................................................10
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................11
2. Model Pembelajaran ..................................................................13
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning ........................14
a. Pengertian Problem Based Learning.....................................14
b. Karkateristik Problem Based Learning.................................16
c. Tahap Problem Based Learning ...........................................18
4. Model Pembelajaran Project Based Learning ...........................20
a. Pengertian Project Based Learning.......................................20
b. Karkateristik Project Based Learning...................................22

v
c. Tahap Project Based Learning .............................................23
5. Perbedaan Problem Based Learning dan Project Based
Learning ....................................................................................25
B. Hasil Penelitian Relevan .................................................................27
C. Kerangka Berpikir ..........................................................................30
D. Hipotesis penelitian ........................................................................31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................32
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian .......................................32
C. Populasi dan Sampel .......................................................................33
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................34
E. Instrumen Penelitian ......................................................................34
F. Kalibrasi Instrumen ........................................................................36
G. Teknik Analisi Data ........................................................................38
H. Hipotesis Statistik ...........................................................................41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning ...........43
B. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning ..............46
C. Hasil Penelitian ...............................................................................48
D. Teknik Analisis data .......................................................................52
E. Pembahasan ...................................................................................55
F. Keterbatasan Penelitian ..................................................................60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................61
B. Saran ...............................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................62
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................65

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...........................................................................31

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Problem based learning ...................................19


Tabel 2.2 Tahap Pembelajaran Project based learning .....................................25
Tabel 2.3 Perbedaan Problem based learning dan Project based learning .......26
Tabel 2.4 Perbedaan Problem based learning dan Project based learning
ditinjau dari proses belajar .................................................................27
Tabel 3.1 Desain penelitian ................................................................................33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ............................................................35
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Reliabilitas ...........................................................37
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran.............................................................38
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Beda ........................................................................38
Tabel 4.1 Analisis Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen I dan
Eksperimen II .....................................................................................48
Tabel 4.2 Perbedaan Nilai LKS kelas Ekspreimen I dan Eksperimen II ...........49
Tabel 4.3 Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II ....50
Tabel 4.4 Data Skor N-Gain...............................................................................51
Tabel 4.5 Frekuensi N-Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II ................52
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelas Eksperimen I dan
Eksperimen II .....................................................................................53
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest-Posttest Kelas Eksperimen I dan
Eksperimen II .....................................................................................54
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis .............................................................................55

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP kelas Problem Based Learning ...............................................65


Lampiran 2. RPP kelas Project Based Learning .................................................79
Lampiran 3. LKS Problem Based Learning .......................................................91
Lampiran 4. LKS Project Based Learning .........................................................99
Lampiran 5. Lembar Observasi Kegiatan Guru Problem Based Learning .........105
Lampiran 6. Lembar Observasi Kegiatan Guru Project Based Learning ...........109
Lampiran 7. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen ..........................................................113
Lampiran 8. Uji Validitas Instrumen dengan Anates ..........................................128
Lampiran 9. Uji Reliabilitas Instrumen dengan Anates ......................................129
Lampiran 10. Uji Tingkat kesukaran Instrumen dengan Anates.........................130
Lampiran 11. Uji Daya Beda Instrumen dengan Anates.....................................131
Lampiran 12. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ......................................................136
Lampiran 13. Intrumen Tes Hasil Belajar ...........................................................137
Lampiran 14. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Problem Based Learning ..........142
Lampiran 15. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Project Based Learning ............143
Lampiran 16. Rekapitulasi Nilai LKS Kelas Eksperimen I ................................144
Lampiran 17. Rekapitulasi Nilai LKS Kelas Eksperimen II ...............................145
Lampiran 18. Analisis N-Gain ............................................................................146
Lampiran 19. Uji Normalitas Data Pretest .........................................................147
Lampiran 20. Uji Normalitas Data Posttest ........................................................148
Lampiran 21. Uji Homogenitas Data Pretest ......................................................149
Lampiran 22. Uji Homogenitas Data Postest ......................................................150
Lampiran 23. Uji Hipotesis .................................................................................151
Lampiran 24. Pedoman Wawancara Guru ..........................................................155
Lampiran 25. Lembar Uji Referensi ...................................................................157
Lampiran 26. Surat-surat .....................................................................................165

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting guna membangun
manusia yang berpengetahuan. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis
berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan, dan mengontrol
gejala dan peristiwa pendidikan yang bersumber dari pengalaman. 1 Pengetahuan
salah satunya diperoleh melalui jalur sekolah. Sekolah merupakan lembaga formal
sebagai tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Pengetahuan yang
diperoleh siswa melalui lembaga formal berfungsi untuk membuat kemampuan
berpikir menjadi lebih terstruktur. Walaupun menurut I Gusti Agung Nyoman
Setiawan, seseorang yang tidak memiliki pendidikan formal sekalipun,
kemampuan berpikirnya akan meningkat apabila sering berhadapan dengan
berbagai masalah yang harus dipikirkannya.2
Pengetahuan yang dimiliki siswa merupakan hasil yang diperoleh melalui
belajar dan diukur dari hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa merupakan
alat untuk mengukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang
diajarkan oleh guru. Penguasaan materi oleh siswa beragam ada rendah, sedang,
dan tinggi, hal tersebut tergantung pada sulit dan mudahnya materi pembelajaran.
Permasalahan mengenai rendahnya hasil belajar ini juga ditemukan khususnya
pada sekolah menengah atas di MAN 11 Jakarta, khususnya mengenai hasil
belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Hasil belajar biologi berdasarkan
wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di sekolah tersebut menunjukan
bahwa kurang dari 50% hasil belajar siswa, yaitu nilai ulangan harian, masih
berada dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Dikarenakan hasil belajar
merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran dalam

1 Sobry Sutikno, Metode dan Model-model Pembelajaran; Menjadikan Proses Pembelajaran


Lebih Variatif, Aktif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan, (Lombok: Holistica, 2014), h. 3-4.
2
I Gusti Agung Nyoman Setiawan, “Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA Laboratorium Singaraja”, Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Lembaga Penelitian Undiksha, 2008, h. 44-45.

1
2

waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan alat evaluasi tertentu. Oleh
karena itu, rendahnya hasil belajar siswa di sekolah saat ini sangat perlu
diperhatikan.
Banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa, menurut
Muhibbin Syah keberhasilan proses dan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tiga
faktor, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan pendekatan belajar. Faktor
internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani
siswa, Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa dan faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan dalam
mempelajari materi pelajaran.3
Rendahnya hasil belajar biologi siswa salah satunya disebabkan oleh faktor
pendekatan belajar. Pembelajaran masih menitikberatkan pada peran guru dalam
mentransfer pengetahuan kepada siswa dan menjadi pusat kegiatan pembelajaran
kurang melibatkan peran aktif siswa. Pemahaman siswa akan konsep materi yang
diajarkan akan dirasa kurang dimengerti karena siswa tidak merasakan betul apa
yang disampaikan guru di kelas dan ini dirasa tidak efektif dalam proses
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran seharusnya memberikan peran lebih
banyak kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dirinya. Hal tersebut
dilakukan dengan cara menerapkan metode atau model pembelajaran yang efektif
di kelas dan lebih memberdayakan potensi siswa. Penerapan metode atau model
yang demikian sangat dibutuhkan pada pelajaran sains seperti halnya pada
pelajaran biologi. Dalam hal ini penerapan strategi pembelajaran memiliki
peranan yang sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya hasil belajar
siswa.
Menurut Yatim Riyanto suatu prinsip penting dalam psikologi pendidikan
adalah bahwa guru tidak sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi
siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam dirinya. Guru dapat

3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1995), h. 132.
3

memberikan kemudahan dalam proses ini dengan memberikan kesempatan siswa


untuk menentukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri untuk belajar.4
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada guru mata pelajaran di MAN 11 Jakarta, metode
pembelajaran yang biasa dilakukan sekolah tersebut pada mata pelajaran biologi ini masih dirasa kurang tepat. Dikarenakan
metode yang paling sering digunakan adalah diskusi kelompok dan presentasi, serta tanya jawab. Dimana dalam presentasi
kebanyakan presentator kurang begitu memahami apa yang mereka presentasikan. Karena persiapan mereka sebelum
presentasi hanya mereka dapatkan dari internet tanpa penjelasan oleh guru sebelumnya. siswa lain yang
mendengarkan pun juga menjadi kurang memahami apa yang dijelaskan oleh kelompok presentator. Sesi tanya jawab pun
berjalan dengan cukup kaku, dan hanya siswa-siswa yang aktif saja yang terlibat. Sedangkan sebagian besar siswa
justru merupakan siswa yang pasif bertanya. Serta dalam diskusi kelompok hanya siswa yang unggul saja yang
aktif berdiskusi, dan sebagian lainnya masih pasif. Sehingga sedikit banyak berpengaruh terhadap hasil belajar yang
dicapai oleh siswa di sekolah tersebut.
Penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu yang sangat diperlukan untuk mempermudah
proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Sebab, tanpa metode yang jelas, proses
pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal,
dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Metode pembelajaran sangat berguna, baik
bagi guru maupun siswa. Bagi guru, dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak agar sistematis dalam pelaksanaan
pembelajaran. Bagi siswa, dapat mempermudah proses belajar, karena metode pembelajaran dirancang untuk
mempermudah proses belajar siswa.

Berbagai metode atau model pembelajaran dari tahun ke tahun telah


dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar. Penciptaan model-model
pembelajaran ini didasari pada asumsi bahwa hanya ada model belajar tertentu

4
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam
Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 145.
4

yang cocok dengan model pembelajaran tertentu pula. Untuk itu dijumpai banyak
model pembelajaran dan gaya belajar dengan tujuan yang berbeda-beda.
Penggunaan model pembelajaran juga karena tuntutan kurikulum yang berlaku,
pada pembelajaran kurikulum 2013 sesuai dengan Permendikbud No 103 Tahun
2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
yang menyebutkan bahwa pendekatan pembelajaran dapat menggunakan beberapa
strategi seperti pembelajaran kontekstual diantaranya yaitu Project Based
Learning dan Problem Based Learning.5
Problem Based Learning merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang
diharapkan dapat memberdayakan siswa untuk menjadi seseorang individu yang
mandiri. Dalam pelaksanaan pembelajaran siswa dituntut terlibat aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok. Langkah awal kegiatan
pembelajaran dilaksanakan dengan mengajak siswa untuk memahami situasi yang
diajukan baik oleh guru maupun siswa yang dimulai dari apa yang diketahui
siswa.6 Hal ini juga dijelaskan oleh Ridwan Abdullah Sani yang menyatakan
bahwa Problem Based Learning dapat membuat siswa belajar melalui upaya
penyelesaian permasalahan dunia nyata secara terstruktur untuk mengonstruksi
pengetahuan siswa. pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif melakukan
penyelidikan dalam menyelesaikan permaslahan dan guru sebagi fasilitator atau
pembimbing.7 Dan juga dijelaskan oleh Sobry Sutikno yang menyatakan bahwa
Problem Based Learning dirancang untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
dalam memecahkan masalah dalam kelompok. Aktivitas siswa dimulai dengan
mengidentifikasi masalah kemudian mencari alternatif jawaban yang paling tepat
sebagai jawaban dari masalah tersebut dan merumuskannya dalam bentuk
pertanyaan yang kemudian ditarik kesimpulannya.8

5
Kemendikbud, Permendikbud No. 103 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah, 2014, h. 4
6
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), ed. 2, cet. 2, h. 245-246.
7
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik; Untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: Bumi Akasara, 2014), h. 127
8
Sobry Sutikno, op cit., h. 101-102
5

Project Based Learning merupakan metode yang menggunakan belajar


kontekstual, dimana para siswa berperan aktif untuk memecahkan masalah,
mengambil keputusan, meneliti, mempresentasikan, dan membuat dokumen.
Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada masalah kompleks
yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya. 9 Hal ini
juga dijelaskan oleh Thomas dkk, yang dikutip oleh Wena menjelaskan bahwa
Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan
melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks
berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat
menantang, dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah,
membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri. 10 Dan juga dijelaskan
oleh Ridwan Abdullah Sani menyatakan bahwa Project Based Learning
merupakan sebuah pembelajaran dengan aktivitas jangka panjang yang
melibatkan siswa dalam merancang, membuat dan menampilkan produk untuk
mengatasi permasalahan dunia nyata. siswa dilatih untuk melakukan analisis,
kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi, interpretasi, dan
penilaian dalam pengerjaan proyek yang terkait dengan permasalahan yang
dikaji.11
Problem Based Learning dan Project Based Learning pada dasarnya
mempunyai orientasi yang sama yaitu keduanya bersifat otentik, pendekatan
konstruktivis yang menuntut keaktifan siswa dalam belajar. Perbedaan diantara
keduanya terdapat pada langkah pembelajaran. dalam Project Based Learning
produk akhir dikendalikan oleh perencanaan, penghasilan produk dan proses
evaluasi. Sedangkan Problem Based Learning lebih dikendalikan oleh proses
untuk memahami konsep dengan masalah-masalah yang berhasil dipecahkan

9
I Made Wirasana, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil
Belajar Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SMA”, Jurnal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, Program Studi IPA, Vol. 4, Tahun 2014, h.3.
10
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), ed.
1, cet. 6, h. 144.
11
Ridwan Abdullah Sani, op cit., h. 172.
6

siswa dibanding oleh produk akhir dalam proses pembelajarannya. Hasil


penelitian terdahulu menunjukkan bahwa hasil belajar biologi yang diperoleh
siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan
Project Based Learning mengalami peningkatan, namun belum diketahui mana
yang lebih unggul antara Based Learning dan Project Based Learning.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan judul “Perbedaan Hasil
Belajar Biologi Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning dan Project Based Learning pada Konsep Fungi”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka terdapat
beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:
1. Rendahnya hasil belajara biologi siswa, yaitu kurang dari 50% siswa yang
hasil belajarnya mencapai KKM.
2. Pemilihan metode atau model pembelajaran yang kurang tepat sehingga
berpengaruh terhadap hasil belajara siswa.
3. Problem Based Learning dan Project Based Learning sudah diteliti
pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa, namun belum diketahui mana yang
lebih baik antara keduanya.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah yang akan diteliti dan agar
penelitian lebih jelas serta terarah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi
pada hal-hal sebagai berikut:
1. Penggunaan model pembelajaran yang di terapkan yaitu model pembelajaran
Problem Based Learning menurut Ibrahim dan model pembelajaran Project
Based Learnig menurut Ridwan Abdullah Sani.

2. Hasil belajar siswa hanya dibatasi pada aspek kognitif (C1 sampai C4).
3. Konsep yang diajarkan pada penelitian ini adalah konsep fungi (jamur).
4. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X MAN 11 Jakarta tahun
pelajaran 2014/2015.
7

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah yang
dirumuskan dalam penelitian adalah “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar
biologi siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
dan Project Based Learning pada konsep fungi?”.

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi
siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan
Project Based Learning pada konsep fungi.

F. Manfaat Penelitian
Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
yang baik kepada semua pihak yang terkait langsung kepada dunia pendidikan dan
sebagai referensi dalam upaya meningkatkan hasil belajar biologi, secara khusus
sebagai berikut:
1. Bagi guru, sebagai bahan masukan agar dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif dalam memilih variasi pembelajaran biologi untuk meningkatkan
hasil belajar serta keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk guru-guru lain
dalam memperbaiki teknik pengajarannya sehingga dapat meningkatkan
kualitas hasil belajar di sekolah.
3. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi belajar, melatih
keterampilan, bertanggung jawab pada setiap tugasnya, mengembangkan
kemampuan berfikir dan kemampuan bertanya siswa.
4. Bagi peneliti, sebagai penambah wawasan dan pengalaman serta masukan
untuk mempersiapkan diri menjadi guru yang mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran.
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS,
KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis
1. Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian belajar
Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri
seseorang. Proses belajar dan perubahan adalah dua gejala yang saling terkait
yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai hasil dari proses. Perubahan
tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan,
keterampilan, maupun yang menyangkut nilai sikap.1
Belajar adalah perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari
pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar bukan hanya
sekedar menghapal, melainkan suatu proses mental yang terjadi dalam diri
seseorang.2
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tergantung
pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.3
Menurut Ernes ER. Hilgard dikutip oleh Riyanto definisi belajar adalah
“Learning is the process by which an activity originates or is changed throught
training procedures (whether in the laboratory or in the natural environment) as
distinguished from changes by factor not attributable to training”. Pernyataan ini
memiliki maksud bahwa seseorang dapat dikatakan belajar jika dapat melakukan

1
Tegku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar, (Jakarta:
Universitas Negeri Padang, 2001), h. 82.
2
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), ed. 2, cet. 2, h. 134.
3
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995), h. 88.

8
9

segala sesuatu dengan melakukan latihan-latihan sehingga dapat berubah.


Perubahan yang dimaksud berupa penambahan pengetahuan atau sikap.4
Belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan
sadar menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya, baik dalam bentuk
pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang
positif. Belajar juga adalah proses interaksi antara orang yang melakukan belajar
dengan sumber belajar. Sumber belajar yaitu guru yang berfungsi sebagai
fasilitator, buku, televisi, ataupun masalah yang dihadapi.5
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, peningkatan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh
pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan
alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi
berulang kali melahirkan pengetahuan, tinggal bagaimana siswa bereksplorasi,
menggali dan menemukan untuk memperoleh pengetahuan.6
Seseorang dikatakan telah belajar apabila terdapat perubahan tingkah laku
dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari interaksi dengan
lingkungannya, tidak karena pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena
kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan. Perubahan tersebut haruslah
bersifat permanen, tahan lama dan menetap, tidak belangsung sesaat.7
Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu proses aktifitas yang berlangsung dalam diri individu sehingga mengalami
perubahan-perubahan perilaku sebagai hasil dari pembelajaran, pengalaman,
ataupun interaksi dengan lingkungannya. Misalnya dari belum tahu menjadi tahu,
dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil, dan dari

4
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam
Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 4-5
5
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: Remaja
Rodakarya. 2011), h. 2.
6
Suyono dan Haryanto, Belajar Dan Pembelajaran; Teori Dan Kosep Dasar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 9.
7
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), h. 103.
10

kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan


maupun individu itu sendiri.

b. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar merupakan produk evaluasi yang dilaksanakan untuk melihat
apakah terdapat perubahan atau tidak pada diri siswa, atau pembelajaran yang
dilaksanakan berhasil atau tidak. Hal ini seperti yang telah diungkapkan oleh
Bloom yang dikutip oleh Daryanto, Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan
secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan
dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi
siswa.8
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap
dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.9
Menurut Gagne yang dikutip oleh Tengku Zahara Djaafar hasil belajar
merupakan kapabilitas atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar yang
dikategorikan dalam lima macam yaitu, informasi verbal, keterampilan
intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik.10
Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara
operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga aspek
kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian
kompetensi tersebut, yaitu penilaian terhadap penguasaan materi akademik
(kognitif), hasil belajar yang bersifat proses normatif (afektif), dan aplikatif
produktif (Psikomotor). Domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan
kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan-kemampuan
intelektual, seperti mengaplikasikan prinsip atau konsep, menganalisis,

8
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet. 4, h. 1.
9
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2002), h. 155.
10
Tengku Zahara Djaafar, loc cit.
11

mensintesis, dan mengevaluasi. Domain afektif mencakup pemilikan minat, sikap,


dan nilai yang ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Domain psikomotor
mencakup kemampuan yang berupa keterampilan fisik (motorik) atau
keterampilan manipulatif, seperti misalnya keterampilan menyusun alat-alat
percobaan dan melakukan percobaan.11
Menurut Rusman penilaian hasil belajar dilakukan secara konsisten,
sistematis dan terpogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk
tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas proyek atau produk, portofolio, serta penilaian diri.12
Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa dalam belajar
dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan seperti pengetahuan,
sikap, keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai yang diperoleh siswa setelah
menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai
macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut sebagai hasil belajar yang
merupakan keluaran dari suatu sistem pembelajaran, masukan dari sistem tersebut
berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau
kinerja. Perubahan dalam menunjukkan perilaku berarti belajar menentukan
semua keterampilan, pengetahuan dan sikap yang juga didapat oleh setiap siswa
dari proses belajarnya.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Dalam belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya, perbedaan hasil
belajar di kalangan para siswa disebabkan oleh beberapa faktor, faktor tersebut
akan terlihat dalam gejala kognitif, motorik, dan afektif dalam proses maupun
hasil belajar. Menurut Nana Syaodih faktor-faktor tersebut dapat bersumber dari
dalam diri siswa atau di luar siswa atau lingkungan. Faktor-faktor yang berasal
dari dalam diri siswa tersebut menyangkut aspek jasmaniah yang mencakup
kondisi dan kesehatan jasmani siswa, maupun rohaniah yang mencakup kondisi
11
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 13-14.
12
Rusman, op cit., h. 13.
12

kesehatan psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta afektif siswa.


Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari luar siswa atau lingkungan yaitu faktor
keluarga, sekolah dan masyarakat.13
Menurut Muhibbin Syah faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. Faktor
internal yakni keadaan jasmani dan rohani siswa. Faktor eksternal yakni kondisi
lingkungan disekitar siswa. Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran.14
Menurut Ngalim Purwanto faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu
faktor individual dan faktor sosial. Faktor individual tersebut antara lain
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
Sedangkan faktor sosial antara lain pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi
dan faktor pribadi, sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain, faktor
keluarga, guru, alat-alat yang digunakan dalam belajar, ligkungan dan motivasi
sosial.15
Menurut Suyono hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman siswa sebagai
hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang
tergantung kepada apa yang telah diketahui siswa seperti konsep-konsep, tujuan
dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.16
Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi proses atau hasil belajar yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan
siswa tersebut sebagai objek belajar, oleh sebab itu siswa harus memiliki
persiapan dan semangat dalam belajar dan faktor-faktor yang datang dari luar
pribadi siswa, antara lain keluarga, dan lingkungan pergaulan di masyarakat,
faktor lingkungan yang dimaksud adalah faktor lingkungan alam, lingkungan
sosial, dan lingkungan sekolah. Hasil belajar siswa tergantung kepada apa yang

13
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2011), cet. 6, h. 162-163.
14
Muhibin Syah, op cit., h. 132.
15
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h. 102.
16
Suyono dan Haryanto, op cit., h. 127.
13

telah diketahui siswa seperti konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang


mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari. Faktor yang
mempengaruhi belajar akan terlihat jelas dari menurunnya kinerja akademis atau
prestasi belajar siswa.

2. Model Pembelajaran
Sebelum membahas Problem Based Learning dan Project Based Learning
perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dari model pembelajaran itu sendiri.
Menurut Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini model merupakan rencana
atau pola yang dapat dipakai untuk merancang mekanisme suatu pengajaran
meliputi sumber belajar, subyek pembelajar, lingkungan belajar, dan kurikulum.17
Menurut Dahlan dikutip oleh Sobry Sutikno menjelaskan bahwa model
pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan dalam
menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada
pengajar di kelas dalam setting pengajaran ataupun setting lainnya.18
Menurut Joyce dan Weil dikutip oleh Rusman berpendapat bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-
bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.19
Model pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek proses dan
produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi
belajar yang menyenangkan (joyfull learning) serta mendorong siswa untuk aktif
belajar dan berpikir kreatif. Sedangkan aspek produk mengacu apakah
pembelajaran mampu mencapai tujuan kompetensi, yaitu meningkatkan
kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang
ditentukan.20

17
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 117.
18
Sobry Sutikno, Metode dan Model-model Pembelajaran; Menjadikan Proses Pembelajaran
Lebih Variatif, Aktif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan, (Lombok: Holistica, 2014), h. 57.
19
Rusman, op cit., h. 133.
20
Sobry Sutikno, op cit., h. 64.
14

Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran


merupakan kerangka pembelajaran yang direncanakan untuk diterapkan dalam
suatu pembelajaran dari awal sampai akhir secara sistematis dan memiliki tahapan
tertentu. Sebagaimana diketahui bahwa proses belajar yang dialami akan
mempengaruhi hasil akhir dari sebuah pembelajaran, berupa berhasil atau
gagalnya tujuan pembelajaran tersebut, maka pengaturan proses pembelajaran
perlu dilakukan secara seksama dengan maksud agar terjadi proses belajar kearah
yang lebih baik.

3. Model Pembelajaran Problem Based Learning


a. Pengertian Problem Based Learning
Salah satu model pembelajaran yang termasuk kedalam pembelajaran
kontekstual adalah model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning). Problem Based Learning dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah.21
Menurut Ratumanan seperti yang dikutip Trianto dalam bukunya memberikan
pengertian bahwa Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang
efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini
membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya
dan menyususn pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.
Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun
kompleks.22
Problem Based Learning merupakan pembelajaran berbasis penyelidikan
dimana siswa menggunakan masalah yang otentik sebagai konteks penyelidikan
yang mendalam tentang apa yang siswa butuhkan dan apa yang siswa ketahui.
Problem Based Learning adalah pendekatan yang menantang siswa untuk bekerja

21
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2010), ed. 1, cet. 7, h. 214.
22
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif; Konsep, Landasan, dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010) ed. 1, cet.
2, h. 92.
15

sama dalam kelompok untuk mencari solusi dalam masalah dunia nyata dan
mengembangkan keterampilan untuk menjadi siswa yang mandiri. Instruksi dalam
Problem Based Learning lebih berpusat pada siswa, guru berperan sebagai
fasilitator. Selain itu pendekatan ini memungkinkan siswa mengembangkan
kemampuan berpikir kritis mereka, menganalisa dan memecahkan permasalahan
yang kompleks, bekerja sama dalam kelompok, dan berkomunikasi secara lisan
ataupun tertulis.23
Menurut Dutch dikutip oleh Taufik Amir menjelaskan bahwa Problem Based
Learning merupakan metode instruksional yang menantang siswa agar “belajar
untuk belajar”, bekerjasama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah
yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta
kemampuan analisis dan inisiatif atas materi pelajaran. Problem Based Learning
mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis, dan untuk mencari serta
menggunakan sumber pelajaran yang sesuai.24
Menurut Tan dikutip oleh Taufik Amir Problem Based Learning memiliki
ciri-ciri pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah, biasanya masalah
memiliki konteks dengan dunia nyata, siswa secara berkelompok aktif
merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka,
mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah, dan
melaporkan solusi dari Masalah.25
Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang penyampaianya
dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Permasalahan yang
dikaji hendaknya merupakan permasalahan kontekstual yang ditemukan oleh
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan harus dipecahkan dengan

23
Behiye Akçay, Problem-Based Learning in Science Education, Journal of Turkish Science
Education, Volume 6, Issue 1, April 2009
24
M. Taufik Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pemelajar Di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana, 2010), ed. 1, cet. 2
h. 21.
25
Ibid., h. 12.
16

menerapkan beberapa konsep dan prinsip yang secara simultan dipelajari dan
tercakup dalam kurikulum mata pelajaran.26
Problem Based Learning tidak didesain untuk membantu guru
menyampaikan konsep atau informasi yang terlalu banyak kepada siswa,
melainkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikirnya,
kemampuan problem-solving, dan kemampuan intelektual, belajar berperan
seperti layaknya orang dewasa melalui situasi yang disimulasikan; melatih
ketidaktergantungan dan belajar mandiri.27
Dari beberapa pengertian ahli dapat disimpulkan bahwa Problem Based
Learning adalah pembelajaran yang menghadapkan siswa terhadap suatu
permasalahan. Dan dalam proses pembelajaran materi bercirikan masalah.
Sebelum pembelajaran dimulai, siswa akan diberikan masalah-masalah. Masalah
yang disajikan adalah masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata. Dari
masalah yang diberikan siswa bekerjasama dalam kelompok, mencoba
memcahkannya dengan dengan memanfaatkan berbagai macam kemampuannya
untuk memecahkan suatu permasalahan, dan sekaligus mencari informasi-
informasi baru yang relevan untuk solusinya.

b. Karakteristik Problem Based Learning


Menurut Tan yang dikutip oleh Taufik Amir menjelaskan bahwa Problem
Based Learning memiliki karakteristik seperti masalah digunakan sebagai awal
pembelajaran, Biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata
yang disajikan secara mengambang (ill-structured), masalah biasanya menuntut
perspektif majemuk (multiple perspective), masalah membuat siswa tertantang
untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru, Sangat
mengutamakan belajar mandiri, memanfaatkan sumber pengetahuan yang
bervariasi, pencarian evaluasi serta penggunaan pengetahuan menjadi kunci
penting, pembelajaran kolaboratif, komunikatif dan kooperatif, serta siswa bekerja

26
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik; Untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: Bumi Akasara, 2014), h. 127.
27
Richard I. Arends, Learning to Teach, (New York: McGraw Hill, 2007), Seventh edition, pp.
381-382.
17

dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching) dan melakukan


presentasi.28
Permasalahan yang cocok untuk dibahas dalam Problem Based Learning
umumnya memiliki karakteristik yaitu terkait dengan dunia nyata, memotivasi
siswa, membutuhkan pengambilan keputusan, multitahap, dirancang untuk
kelompok, menyajikan pertanyaan terbuka yang memicu diskusi serta mencakup
tujuan pembelajaran, berpikir tingkat tinggi (high order thinking), dan
keterampilan lainya.29
Tiga ciri utama model Problem Based Learning yaitu, Pertama, model
pembelajaran Problem Based Learning merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran. Problem Based Learning tidak mengharapkan siswa hanya sekedar
mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi
melalui Problem Based Learning siswa aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan
mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, Aktivitas pembelajaran
diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Problem Based Learning menempatkan
masalah sebagai pijakan dalam proses pembelajaran. Masalah merupakan
komponen penting dalam pelaksanaan Problem Based Learning, tanpa masalah
tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan
dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Proses berpikir ini
dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah
dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses
penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.30
Menurut Marion Porath dan Elizabeth Jordan menambahkan bahwa
karaketristik permasalahan yang sesuai untuk Problem Based Learning yaitu tidak
terstruktur, hanya tersedia sebagian informasi, pertanyaan merupakan milik siswa,
pertanyaan yang nyata dengan banyak solusi, dan membutuhkan kerjasama
kelompok.31

28
M. Taufik Amir, op cit., h. 22.
29
Ridwan Abdullah Sani, op cit., h. 131.
30
Wina Sanjaya, op cit., h. 214-215
31
M. Paroth dan E. Jordan, “Problem Based Learning Communities: Using The Social
Environment To Support Creativity”, dalam Oon-Seng Tan (Ed.) Problem Based Learning And
Creativity, (Singapore: Cengage Learning, 2009), p. 63.
18

I Wayan Warmada mengungkapkan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu


diperhatikan dalam Problem Based Learning. Seperti permasalahan, karakteristik
kelompok, sumber belajar dan waktu kegiatan. Permasalahan yang disajikan
sebaiknya memenuhi karakteristik yaitu tidak mempunyai struktur yang jelas
sehingga siswa terdorong untuk membuat sejumlah hipotesis dan mengkaji
berbagai kemungkinan penyelesaian masalah, permasalahan kompleks dan
bermakna dan ada hubungan dengan kehidupan nyata siswa. Karakteristik
kelompok dilakukan dengan acak antara 5 sampai 8 orang. Sumber belajar, yaitu
bahan bacaan atau informasi yang dapat dijadikan acuan bagi siswa dalam
menyelesaikan permasalahan. Waktu kegiatan disesuaikan dengan beban
kurikulum yang hendak dicapai. Berkaitan dengan hal ini, setiap guru memiliki
kebijakan sendiri dalam menyusun waktu kegiatan yang akan dilaksanakan.32
Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa Problem Based
Learning dirancang untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
memecahkan masalah. Dalam pelaksanaannya masalah merupakan komponen
penting. Permasalahan terkait dengan dunia nyata, tidak mempunyai struktur yang
jelas dan menantang sehingga siswa terdorong untuk membuat hipotesis
penyelesaian masalah, masalah dipecahkan secara kolaboratif, adanya sumber
informasi dan adanya bimbingan dalam proses pemecahan masalah.

c. Tahap Problem Based Learning


Proses Problem Based Learning akan dapat dijalankan bila pengajar siap
dengan segala perangkat yang diperlukan, siswa pun sudah harus memahami
prosesnya dan telah membentuk kelompok, selanjutnya kelompok menjalankan
proses pembelajarannya. Menurut Ibrahim yang dikutip oleh Trianto tahap
Problem Based Learning dapat dijelaskan pada Tabel 2.1. 33 Tahapan ini lebih
jelas strukturnya sehingga lebih mudah diterapkan oleh peneliti atau guru.
Tahapan ini merupakan tahapan hasil adaptasi untuk pembelajaran di Indonesia.

32
I wayan Warmada, Problem Based Learning (PBL) Berbasis ICT, Prosiding seminar
penumbuhan Inovasi Sistem Pembelajaran: Pendekatan-Based Learning Berbasis ICT
(Information and Communication Technology). 22-23 Oktober 2003, h. 2-3
33
Trianto, op cit., h. 98.
19

Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Problem Based Learning

Tahap Tingkah laku Guru


Tahap-1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
Orientasi siswa pada menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
masalah mengajukan fenomena atau demonstrasi atau
cerita untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam
pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap-2 Guru membantu siswa untuk mendefinisikan
Mengorganisasi siswa untuk dan mengorganisasikan tugas belajar yang
belajar berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap-3 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
Membimbing penyelidikan informasi yang sesuai, melaksanakan
individual maupun kelompok eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah.
Tahap-4 Guru membantu siswa merencanakan dan
Mengembangkan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
menyajikan hasil karya laporan, video, dan model serta membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan
temannya.
Tahap-5 Guru membantu siswa untuk melakukan
Menganalisis dan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mengevaluasi proses mereka dan proses-proses yang mereka
pemecahan masalah gunakan

Menurut Taufik Amir tahap-tahap Problem Based Learning yaitu pertama,


mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas, memastikan setiap anggota
memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Kedua,
merumuskan masalah, fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan
hubungn-hubungan apa yang terjadi diantara fenomena itu. Ketiga, menganalisis
masalah, anggota kelompok mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah
dimiliki tentang masalah. terjadi diskusi yang membahas informasi yang ada
dalam pikiran anggota. Keempat, menata gagasan dan menganalisis, pada tahap
ini bagian yang sudah di analisis dilihat keterkaitanya satu sama lain,
dikelompokkan mana yang saling menunjang, mana yang bertentangan dan
sebagainya. Kelima, memformulasikan tujuan pembelajaran, pada tahap ini
20

kelompok dapat merumuskan pembelajaran karena kelompok sudah tahu


pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas.
Keenam, mencari informasi tambahan dari sumber lain, keaktifan setiap anggota
harus terbukti degan laporan yang harus disampaikan oleh setiap individu yang
bertanggung jawab atas setiap tujuan pembelajaran. Ketujuh, mensitesa dan
menguji informasi baru dan membuat laporan, Keterampilan yang dibutuhkan
adalah bagaimana meringkas, mendiskusikan, dan meninjau ulang hasil diskusi
untuk nantinya disajikan dalam bentuk makalah.34

4. Model Project Based Learning


a. Pengertian Project Based Learning
Menurut Thomas dkk, yang dikutip oleh Wena menjelaskan bahwa
pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola
pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat
tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan
yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan
masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri.35
Project Based Learning merupakan sebuah pembelajaran dengan aktivitas
jangka panjang yang melibatkan siswa dalam merancang, membuat dan
menampilkan produk untuk mengatasi permasalahan dunia nyata. Siswa dilatih
untuk melakukan analisis, kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan
informasi, interpretasi, dan penilaian dalam pengerjaan proyek yang terkait
dengan permasalahan yang dikaji.36
Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang berpusat pada
proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran
bermakna dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu

34
M. Taufik Amir, op cit., h. 24-25.
35
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), ed.
1, cet. 6, h. 144.
36
Ridwan Abdullah Sani, op cit., h. 172.
21

pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan. Pada pembelajaran berbasis proyek


kegiatan pembelajarannya berlangsung secara kolaboratif dalam kelompok yang
heterogen. Pembelajaran berbasis proyek menyediakan tugas-tugas kompleks
yang berbasis pertanyaan-pertanyaan menantang atau masalah yang melibatkan
siswa dalam aktivitas-aktivitas memecahkan masalah, membuat keputusan,
melakukan investigasi dan refleksi yang melibatkan guru sebagai fasilitator.
Pembelajaran berbasis proyek terfokus pada pertanyaan-pertanyaan yang
menuntun (driving question) siswa untuk memanfaatkan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip melalui pengalaman, dengan pembelajaran berbasis proyek siswa
belajar dari pengalamannya dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.37
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Project Based
Learning adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa untuk
memahami suatu konsep dan prinsip dengan melakukan investigasi yang
mendalam tentang suatu masalah dan mencari suatu solusi yang relevan serta
diimplementasikan dalam pengerjaan proyek, sehingga siswa mengalami proses
pembelajarn yang bermakna dengan membangun pengetahuannya sendiri.
Pembelajaran berbasis proyek juga dikatakan sebagai model pembelajaran yang
inovatif dan lebih menekankan pada pembelajaran kontekstual melalui kegiatan-
kegiatan yang kompleks. Dalam pembelajaran berbasis proyek ini berfokus pada
pembelajaran yang terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu,
melibatkan siswa dalam investigasi dalam pemecahan masalah dan kegiatan
tugas-tugas yang bermakna lainnya, dan memberi kesempatan siswa bekerja
secara otonom dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan
puncaknya untuk menghasilkan produk nyata. Pembelajaran berbasis proyek
memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih
menarik dan bermakna bagi siswa.

37
Ida Ayu, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep
dan Keterampilan Berpikir Kritis”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha, Volume. 3, Tahun 2013, h. 2-3.
22

b. Karakteristik Project Based Learning


Project Based Learning memiliki lima karakteristik yang merupakan ciri
yang dapat membedakan pembelajaran berbasis proyek dengan model
pembelajaran lain, yaitu projects are central, projects are focused on questions or
problems that "drive" students to encounter (and struggle with) the central
concepts and principles of a discipline, projects involve students in a constructive
investigation, Projects are student-driven to some significant degree, aprojects
are realistic.38 Lima karakteristik ini menunjukkan bahwa model pembelajaran
berbasis proyek mengutamakan aktivitas siswa dalam menghimpun konsep dan
pengetahuannya. Lima karakter ini membedakan pembelajaran berbasis proyek
dengan model pembelajaran lainnya.
Menurut The Buck Institutu for education yang dikutip oleh Wena
menjelaskan bahwa Project Based Learning memiliki karakteristik yaitu, Siswa
membuat keputusan dan membuat kerangka kerja, terdapat masalah yang
pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya, siswa merancang proses untuk
mencapai hasil, siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola
informasi yang dikumpulkan, siswa yang melakukan evaluasi secara kontinu,
siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan, hasil akhir berupa
produk dan dievaluasi kualitasnya, kelas memiliki atmosfir yang member toleransi
kesalahan dan perubahan.39
Proyek merupakan pusat atau sentral dari model pembelajaran ini, oleh
karena itu pengerjaan proyek harus terlebih dahulu direncanakan dengan matang.
Selain itu, proyek juga harus memiliki karakteristik yaitu authenticity, academic
rigor, applied Learning, active exploration, adult Relationship, and assesment.40
Dapat diartikan bahwa proyek harus sesuai dengan permasalahan dan realistik,
proyek harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan dan
mengaplikasikan penegtahuan dan keterampilannya, siswa menggunakan metode
penelitian ilmiah untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan kemampuan

38
John W. Thomas, A Review of Research on Project-Based Learning, (California: The
Autodesk Foundation, 2000), pp. 3-4.
39
Made Wena, op cit., h. 145
40
Ibid., h. 151.
23

menyelesaikan masalah, proyek dikembangkan tidak hanya pada keterampilan


pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada
peningktan keterampilan menyelesaikan masalah, memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertemu dan mengobservasi dari ahli yang sesuai dengan
bidang masalah. penilaian dilakukan pada proses pembelajaran dan hasil atau
produk pembelajaran, dan hasil akhir dapat berupa presentasi, pameran, portofolio
atau laporan.
Menurut Stripling yang dikutip oleh Ridwan Abdullah Sani menjelaskan
bahwa karakteristik Project Based Learning yang efektif adalah Mengarahkan
siswa untuk menginvestigasi ide dan pertanyaan penting. Merupakan proses
inkuiri, Terkait dengan kebutuhan dan minat siswa. Berpusat pada siswa dengan
membuat produk dan presentasi secara mandiri. Menggunakan keterampilan
berpikir kreatif, kritis, dan mencari informasi untuk melakukan investigasi,
menarik kesimpulan, dan menghasilkan produk. Terkait dengan permasalahan dan
isu dunia nyata yang autentik.41
Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa Project Based
Learning merupakan pembelajaran yang mengikutsertakan siswa melakukan
investigasi secara kolaboratif, terdapat masalah yang pemecahannya tidak
ditentukan sebelumnya, hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.
Project Based Learning membantu siswa dalam belajar pengetahuan dan
keterampilan yang dibangun melalui tugas-tugas yang relevan, realistik, otentik
dan berhubungan dengan dunia nyata yang mampu memberikan pengalaman
pribadi kepada siswa.

c. Tahap Project Based Learning


Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, dijalankan melalui beberapa
tahap pembelajaran atau langkah-langkah kerja. Belum ada ketetapan baku untuk
menjalankan tahap-tahap pembelajaran berbasis proyek, namun pada umumnya
didasarkan pada tahap pembelajaran konstruktivis. Langkah-langkah
pembelajaran dalam Project Based Learning sebagaimana yang dikembangkan

41
Ridwan Abdullah Sani, op cit., h. 173-174.
24

oleh The George Lucas Educational Foundation, yaitu, Start With the Essential
Question, Design a Plan for the Project, Create a Schedule, Monitor the Students
and the Progress of the Project, Assess the Outcome, Evaluasi the Experince.42
Start With the Essential Question, Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan
essensial, yaitu pertanyaan yang dapat mengeksplorasi pengetahuan awal siswa
serta memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Design a Plan
for the Project, Perencanaan proyek yang dilakukan secara kolaboratif antara guru
dan siswa dalam menentukan aturan main pengerjaan proyek, guru membantu
siswa untuk menentukan judul proyek yang sesuai dengan materi dan
permasalahannya. Create a Schedule, guru dan siswa secara kolaboratif menyusun
jadwal aktivitas dalam meneyelesaikan proyek. Monitor the Students and the
Progress of the Project, Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor
terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Assess the Outcome,
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian dan
tujuan belajar. Evaluasi the Experince, Guru dan siswa melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil akhir proyek yang sudah dijalankan.
Pengerjaan proyek harus melibatkan siswa dalam belajar untuk mencapai
standar yang ditetapkan dalam kurikulum. Pada akhir proses pembelajaran, guru
dan siswa melakukan proses evaluasi baik secara individu maupun kelompok.
Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya
selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam
rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, mendiskusikan apa yang
sukses mendiskusikan apa yang perlu diubah, dan berbagi ide, sehingga pada
akhirnya ditemukan suatu pengetahuan baru untuk menjawab permasalahan yang
diajukan pada tahap pembelajaran.
Menurut Ibrahim yang dikutip oleh Ridwan Abdullah Sani tahap Project
Based Learning dapat dijelaskan pada Tabel 2.2. 43 Sama halnya dengan Problem
Based Learning tahapan ini merupakan tahapan hasil adaptasi untuk pembelajaran

42 The George Lucas Educational Foundation. How Does Project-Based Learning Work?
Tools for understanding the process of planning and building projects . 2007,
(http://www.edutopia.org/project-based-learning-guide-implementation).
43
Ridwan Abdullah Sani, op cit. ,h. 183-185.
25

di Indonesia. Tahapan ini lebih jelas strukturnya sehingga lebih mudah diterapkan
oleh peneliti atau guru.

Tabel 2.2 Tahap Pembelajaran Project Based Learning

Tahap Kegiatan guru


Mengajukan pertanyaan Guru merumuskan pertanyaan esensial dengan
esensial atau pertanyaan memperhatikan bahwa pertanyaan yang diajukan
penting dapat melibatkan siswa untuk belajar, bersifat
terbuka, dan sejalan dengan tujuan pembelajaran.
Membuat perencanaan Guru mengarahkan siswa untuk memilih
aktivitas yang sesuai dan memastikan agar
proyek dapat dikerjakan berdasarkan
ketersediaan bahan dan sumber belajar yang ada.
Membuat penjadwalan Guru mengarahkan siswa untuk membuat
penjadwalan dalam mengerjakan proyek, siswa
diminta menetapkan waktu untuk pengerjaan
proyek secara rasional, guru memberikan arahan
jika tahapan pengerjaan tersebut tidak sesuai
dengan yang seharusnya dilakukan.
Mengawasi (monitor) Guru melakukan monitoring terhadap
kemajuan belajar pelaksanaan proyek sesuai dengan tahapan yang
telah disepakati
Melakukan penilaian Guru menilai hasil proyek. Penilaian dalam
Project Based Learning mencakup penilaian
penguasaan siswa terkait topik pembelajaran

5. Perbedaan Problem Based Learning dan Project Based Learning


Istilah Problem Based Learning dan Problem Based Learning masing-masing
digunakan untuk menggambarkan sebuah rangkaian model pembelajaran. Secara
konsep keduanya memiliki kesamaan dan sering kali penggunaan istilah PBL
menghasilkan kebingungan, project-based atau problem-based. berikut Tabel 2.3
yang menunjukkan perbedaan keduanya menurut savin baden.44

44
Maggi Slavi-Baden, “Challenging Models and Perspectives of Problem-Based Learning”,
dalam Erik and Anette (Ed.), Management of Change, Implementation of Problem-Based and
Project-Based Learning in Engineering, (Rotterdam: Sense Publisher, 2007), pp. 18-19.
26

Tabel 2.3 Perbedaan Problem based learning dan Project based learning

Aspek Problem based learning Project based learning


Diharuskan menghasilkan
Fokus Tidak harus menghasilkan
produk dalam bentuk
produk
laporan atau desain
Peran guru Fasilitator Supervisor
Pemecahan masalah Siswa diharuskan
Pemecahan merupakan salah satu bagian menghasilkan solusi atau
masalah dari proses bukan fokus dalam strategi untuk memecahkan
manajemen masalah masalah
Difokuskan pada pembelajaran
Pemberian Dalam bentuk berbagai
siswa sendiri. ceramah juga
materi macam tipe pembelajaran
digunakan untuk mendukung
pelajaran diberikan sepanjang projek
belajar siswa
Siswa memilih skenario Siswa terlibat dalam
Peran siswa masalah walaupun biasanya pemilihan proyek (kadang-
masalah disampaikan oleh kadang dari daftar yang
guru. sudah ditentukan)
Digunakan sebagai
Posisi dalam Digunakan untuk memahami mekanisme untuk
pembelajaran materi. menyampaikan beberapa
materi dalam satu aktivitas
Penguasaan berinteraksi dan Merancang proses dan
Peran bekerjasama memecahkan kerangka kerja serta
kelompok masalah menyusun proyek yang
realistis

Menurut Ridwan Abdullah Sani, perbedaan utama antara Problem Based


Learning dan Project Based Learning adalah adanya produk yang harus dibuat
dan ditampilkan oleh siswa dalam Project Based Learning. Pertanyaan Problem
Based Learning tidak terstruktur dan mengandung informasi yang kurang lengkap
dan pada umumnya pertanyaan dilengkapi dengan data dan permasalahan
sedangkan pertanyaan Project Based Learning bersifat mengarahkan siswa untuk
melaksanakan kegiatan atau membuat produk dan pada umumnya diajukan secara
bertahap. Berikut Tabel 2.4 yang menunjukkan perbedaan keduanya ditinjau dari
proses belajar.45

45
Ridwan Abdullah Sani, op cit., h. 187.
27

Tabel 2.4 Perbedaan Problem based learning dan Project based learning
ditinjau dari proses belajar

Problem based learning Project based learning


Dilakukan secara berkelompok Dilakukan secara berkelompok
Permasalahan dunia nyata yang Pertanyaan terkait dengan
bersifat divergen atau terbuka permasalahan dalam kehidupan siswa
(mungkin terkait dengan kehidupan
siswa atau mungkin merupakan
permasalahan di daerah lain)
Dapat bersifat multidisiplin atau hanya Pada umumnya bersifat multidisiplin
satu pelajaran atau kolaborasi dengan mata pelajaran
Menghasilkan solusi konseptual atau Menghasilkan produk yang terkait
procedural berdasarkan analisis dengan solusi permasalahan
permasalahan

Dalam model Project Based Learning siswa biasanya disediakan dengan


spesifikasi untuk suatu produk akhir yang diinginkan sehingga proses
pembelajaran lebih berorientasi untuk mengikuti prosedur yang benar. Guru lebih
cenderung menjadi instruktur dan bukan fasilitator yang membimbing siswa,
pengajaran disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam konteks proyek.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penerapan model Problem
Based Learning dan Project Based Learning antara lain adalah sebagai berikut,
Penelitian yang dilakukan oleh Miftah Arina Harahap yang berjudul perbedaan
hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran project based
learning dengan problem based learning pada materi pencemaran lingkungan dan
upaya mengatasinya di kelas X SMA Negeri 11 medan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa
yang diajar menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dengan
28

model pembelajaran Problem Based Learning pada materi pencemaran


lingkungan dan upaya mengatasinya di kelas X SMA Negeri 11.46
Penelitian yang dilakukan oleh Sandra Atikasari, Wiwi Isnaeni, dan Andreas
Priyono Budi Prasetyo dengan judul Pengaruh pendekatan problem-based
learning dalam materi pencemaran lingkungan terhadap kemampuan analisis.
Berdasarkan hasil observasi penelitaian menunjukkan tingkat keterlaksanaan PBL
tergolong tinggi. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan
pendekatan Problem-based Learning (PBL) berpengaruh positif terhadap
kemampuan analisis siswa.47
Penelitian yang dilakukan Bekti Wulandari dan Herman Dwi Surjono dengan
judul pengaruh problem-based learning terhadap hasil belajar ditinjau dari
motivasi belajar PLC di SMK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat
perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan metode PBL dengan yang
diajar dengan metode demonstrasi, (2) tidak terdapat pengaruh interaksi antara
metode PBL dan demonstrasi dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar, (3)
terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan metode PBL
dengan yang diajar dengan metode demonstrasi ditinjau dari motivasi tinggi dan
rendah.48
Penelitian yang dilakukan oleh Indah Susilowati, Retno Sri Iswari dan Sri
Sukaesih dengan judul pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil
belajar siswa materi sistem pencernaan manusia. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek berpengaruh positif terhadap
hasil belajar siswa materi sistem pencernaan manusia. Adapun saran dari
penelitian ini yaitu pada kegiatan pembelajaran, sebaiknya guru memberikan
pengalaman belajar yang optimal diantaranya melalui penyelidikan dan tugas

46
Miftah Arina Harahap, “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Menggunakan Model
Pembelajaran Project Based Learning Dengan Problem Based Learning Pada Materi Pencemaran
Lingkungan Dan Upaya Mengatasinya di Kelas X SMA Negeri 11 Medan”, Skripsi pada
Universitas Negeri Medan, 2014.
47
Sandra Atikasari, Wiwi Isnaeni, Andreas Priyono Budi Prasetyo, “Pengaruh Pendekatan
Problem-Based Learning Dalam Materi Pencemaran Lingkungan Terhadap Kemampuan Analisis”,
Unnes Journal of Biology Education, Vol. 1, No. 3, Tahun 2012.
48
Bekti Wulandari dan Herman Dwi Surjono, “Pengaruh Problem-Based Learning Terhadap
Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar PLC di SMK”, Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol. 3,
No. 2, Juni 2013.
29

proyek agar siswa mendapatkan pengalaman langsung dan menjadikan


pengetahuan yang didapat oleh siswa lebih bermakna sehingga dapat bermanfaat
dalam kehidupan.49
Penelitian yang dilakukan oleh Susriyati Mahanal, Ericka Darmawan, A.D.
Corebina, dan Siti Zubaidah yang berjudul Pengaruh pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) pada materi ekosistem terhadap sikap dan hasil belajar siswa
SMAN 2 Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
pembelajaran Project Based Learning terhadap pencapaian kognitif dan sikap para
siswa pada materi ekosistem sungai. siswa dengan Project Based Learning
memiliki sikap lebih tinggi 11,65% dari siswa konvensional. Selain itu, siswa
dengan Project Based Learning memiliki kognitif berprestasi lebih tinggi 81,05%
dari siswa konvensional. Berdasarkan penelitian ini, peneliti menyarankan kepada
guru bahwa strategi ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran biologi.50
Penelitian yang dilakukan oleh I Made Wirasana Jagantara, Putu Budi
Adnyana, Ni Luh Putu Manik Widiyanti yang berjudul pengaruh model
pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap hasil belajar
biologi ditinjau dari gaya belajar siswa SMA. Hasil penelitaian menunjukkan
bahwa (1) Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar biologi antara siswa
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek dan model
pembelajaran langsung. (2) Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar
biologi antara siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditori, dan gaya belajar
kinestetik. (3) Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan gaya
belajar terhadap hasil belajar siswa. (4) Terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar biologi untuk kelompok siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditori,
dan gaya belajar kinestetik antara siswa yang dibelajarkan dengan model

49
Indah Susilowati, Retno Sri Iswari dan Sri Sukaesih. “Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia”. Unnes Journal of
Biology Education, Vol. 2, No. 1, Tahun 2013.
50
Susriyati Mahanal, dkk., “Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) Pada
Materi Ekosistem Terhadap Sikap Dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang”, Jurnal Pendidikan
Biologi FKIP UM Metro, Vol. 1, No. 1, Tahun 2010.
30

pembelajaran berbasis proyek dan siswa yang dibelajarkan dengan model


pembelajaran langsung.51

C. Kerangka Berpikir
Sebagai ilmu pengetahuan empiris, perkembangan biologi selalu diawali dari
sebuah permasalahan. Berawal dari permasalahan tersebut, seseorang akan
melakukan observasi yang kemudian akan dilanjutkan oleh kegiatan-kegiatan
yang lain sehingga menghasilkan sebuah teori baru. Berdasarkan kenyataan itu,
maka para pakar pendidikan mulai merumuskan sebuah model pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik biologi ini. Pengembangan model pemebelajaran ini
didasarkan pada kurang optimalnya model pembelajaran konvensional yang hanya
dapat membantu siswa memiliki hapalan jangka pendek saja. Pembelajaran
konvensional membuat siswa tidak bisa menghubungkan pengetahuan yang
diperoleh di sekolah dengan pemecahan masalah yang dihadapi siswa pada
kehidupan sehari-hari mereka.
Setiap proses pembelajaran harus didesain sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan karakteristik materi yang dipelajari. Karena ketidaksesuaian pembelajaran
yang dilakukan, berkembanglah persepsi pada siswa bahwa biologi merupakan
pelajaran yang sulit dan membosankan. Problem Based Learning dan Project
Based Learning berupaya memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini.
Problem Based Learning dan Project Based Learning menjamin keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan pembelajaran akan
berjalan lebih mudah dan menyenangkan. Diduga terdapat perbedaan hasil belajar
biologi antara yang menggunakan model Problem Based Learning dengan yang
menggunakan model Project Based Learning. Kerangka berpikir penelitian ini
dapat dilihat pada Bagan 2.1.

51
I Made Wirasana Jagantara, Putu Budi Adnyana, dan Ni Luh Putu Manik Widiyanti,
“Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Hasil Belajar
Biologi Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa SMA”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha, Program Studi IPA, Vol. 4, Tahun 2014.
31

Rendahnya hasil belajar siswa

1. Kurangnya penggunaan metode/model pembelajaran yang


berorientasi pada siswa, menyebabkan siswa pasif dalam
proses pembelajaran

Model Problem Based Learning Model Project Based Learning

Penguasaan berinteraksi dan Merancang proses dan kerangka kerja


bekerjasama memecahkan masalah serta menyusun proyek yang realistis

Hasil belajar meningkat

Bagan 2.1. Kerangka berpikir

D. Hipotesis
Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar biologi yang
menggunakan model Problem Based Learning dengan yang menggunakan model
Project Based Learning pada konsep fungi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015, yaitu
pada tanggal 10-30 November 2014. Adapun tempat penelitian dilaksanakan di
MAN 11 Jakarta.

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
experimental design, yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen .1
Pemilihan metode penelitian ini dikarenakan kelas yang dijadikan objek penelitian
tidak memungkinkan pengontrolan secara ketat. Jadi, penelitian harus dilakukan
secara kondisional dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
validitas hasil penelitian.
Desain penelitian yang digunakan adalah Two Group, Pretest and Posttes
Desaign, dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random.
Desain ini menggunakan dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok eksperimen I
dimana kelompok siswa diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning dan kelompok eksperimen II dimana kelompok siswa
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning.
Sebelum diberi perlakuan, kedua kelas terlebih dahulu diberi tes awal berupa
pretest untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok, dan setelah diberi
perlakuan dilakukan tes akhir berupa posttest untuk untuk mengetahui sejauh
mana penguasaan siswa terhadap konsep yang bersangkutan. Desain penelitian ini
dapat digambarkan pada Tabel 3.1.

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. 18,
h.114

32
33

Tabel 3.1 Desain penelitian


Kelas pretest Perlakuan posttest
Eksperimen I T1 X1 T2
Eksperimen II T1 X2 T2

Keterangan:
T1 : Hasil pretest
T2 : Hasil posttest
X1 : Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen I
X2 : Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen II

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan diteliti kemudian ditarik kesimpulannya. 2 Populasi target dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa di MAN 11 Jakarta tahun ajaran 2014-2015.
Sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas X MAN 11 Jakarta tahun
ajaran 2014-2015.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu
populasi dan dengannya dapat mewakili (representatif) populasi tersebut. Teknik
sampling yang dipakai yaitu dengan menggunakan simple random sampling.
Dikatakan simple karena pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. 3 Penagambilan sampel
dilakukan dengan hanya mengambil 2 kelas sampel secara acak (dikocok). Sampel
pada penelitian ini yaitu kelas X MIA 2 sebagai kelas eksperimen I yaitu kelas
yang menggunakan model pembelajaran problem based learning dan kelas X
MIA 3 sebagai kelas eksperimen II yaitu kelas yang menggunakan model
pembelajaran project based learning.

2 Ibid., h.117.
3 Ibid., h. 119-120.
34

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan tes hasil belajar biologi pada konsep jamur berupa pilihan ganda dan
nontes berupa lembar observasi. Penggunaan tes bertujuan untuk mengetahui hasil
dari pembelajaran yang telah dilakukan yang merupakan variabel terikat dalam
penelitian ini. Sedangkan penggunaan nontes bertujuan untuk mengetahui guru
dalam tahapan kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen pada suatu penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik semua
fenomena itu ini disebut variabel penelitian.4 Dalam penelitian ini digunakan
instrumen tes hasil belajar dan lembar observasi proses belajar.

1. Tes Tertulis
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. yang
disusun berdasarkan KI dan KD yang dipelajari. Adapun tipe tes tertulis yang
digunakan adalah tes objektif berupa pilihan ganda berjumlah 20 soal dengan 5
pilihan jawaban.5 Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan
(pretest) dan sesudah perlakuan (posttest) yang keduanya dibuat sama untuk dua
kelompok penelitian. Sebelum instrumen diberikan kepada sampel, tes tersebut
terlebih dahulu diuji-cobakan di kelas XII IPA. Hal ini bertujuan untuk menguji
apakah tes tersebut telah memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian
dengan dilakukan uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda
setiap soal. Pada uji coba ini, jumlah soal yang digunakan sebanyak 40 soal
dengan 5 pilihan jawaban. Untuk memudahkan melihat keterwakilan indikator
dalam instrumen ini, maka dibuatlah kisi-kisi instrumen. Untuk lebih memahami
instrumen tes pada penelitian ini, kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.2.

4
Ibid., h. 148.
5
Lampiran 13, h. 137
35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian


Indikator Aspek kognitif ∑ soal
C1 C2 C3 C4
3.6.1 3,4*,5* 1,2,6* 6
Mengidentifikasi ciri-
ciri umum dan
struktur tubuh jamur

3.6.2 Menjelaskan 7,8,9*, 12* 11 6


cara hidup dan 10*
Reproduksi jamur

3.6.3 15*,22, 13*, 14*, 18,31, 32 19, 20*, 20


Mengklasifikasikan 25,26, 16,17, 27 21, 23*,
dasar 28*, 30* 24*, 29
pengelompokkan
jamur

3.6.4 Menjelaskan 33* 34* 35,36 38, 37* 8


peranan jamur bagi 39*, 40
kehidupan

Total 14 10 9 7 40
Keterangan:
*) : soal yang tidak valid

2. Non Tes
Instrumen non-tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar
observasi. Lembar observasi merupakan metode pengumpulan data secara
sistematis melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang tampak pada
ojek penelitian. Lembar observasi ini berupa daftar cek (check list) yaitu penataan
data dilakukan dengan mempergunakan sebuah daftar yang memuat nam observer
disertai jenis gejala yang diamati.6
Lembar observasi digunakan ketika proses belajar mengajar berkaitan dengan
aktivitas guru selama pembelajaran. Selain itu, lembar observasi ini digunakan
untuk mengetahui tercapai tidaknya tahapan kegiatan pembelajaran pada model
Problem based Learning dan Project based Learning.7

6
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 158-160.
7
Lampiran 5 dan 6, h. 105-112
36

F. Kalibrasi instrumen
Untuk menghitung kalibrasi instrumen dalam penelitian ini penulis
menggunakan alat bantu perhitungan analisis data yaitu program anates yang
dikembangkan oleh Drs. Karno To, M.Pd dan Yudi Wibisono ST yang digunakan
untuk uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Hasil
perhitungan tersebut digunakan untuk mengambil soal-soal yang layak diberikan
kepada siswa.
Adapun langkah-langkah penggunaan program anates yaitu: Pertama, Buka
program anates Versi 4.0.9. Kedua, Pilih jalankan anates Pilihan Ganda. Ketiga,
Pilih buat file baru kemudian mengisi jumlah subyek/siswa, jumlah butir soal dan
jumlah pilihan jawaban. Keempat, mengisi kunci jawaban, nama siswa, dan
jawaban siswa pada kolom yang telah disediakan kemudian pilih kembali ke menu
utama. Kelima, pilih olah semua otomatis pada kolom penyekoran. Keenam,
melihat hasil penyekoran kemudian pilih cetak ke file untuk disimpan dan di cetak

1. Uji validitas
Karakteristik instrumen yang baik sebagai alat evaluasi hendaklah memenuhi
persyaratan tes, yakni memiliki validitas yang baik. Menurut Scarvia B. Anderson
yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto disebutkan bahwa sebuah tes disebut valid
apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur.8
Perhitungan validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
program Anates.9 Berdasarkan hasil analisis butir soal dengan menggunakan
Anates, dari 40 soal yang diberikan terdapat 22 soal yang valid yaitu nomor 1, 2,
3, 7, 8, 11, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 25, 26, 17, 29, 31, 32, 35, 36, 38, 40. Sedangkan
soal yang tidak valid sebanyak 18 soal. Dari jumah butir soal yang valid yaitu 22
butir soal, peneiti hanya menggunakan soal sebanyak 20 butir soal.10

8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2013), ed. 2,
cet. 2, h. 80.
9
Karno To dan Yudi Wibisono, Anates Versi 4.0.9, www.antes.com
10
Lampiran 8, h. 128
37

2. Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.11 Reliabilitas bermakna
keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi, dapat
diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dan dapat dipercaya dan konsisten.
Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
program Anates.12 Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa
reliabilitas dari 40 soal yang telah diuji cobakan dengan n=36 tergolong memiliki
reliabilitas tinggi (0,76).13

Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks reliabilitas


Koefisien korelasi Kriteria
0.80 - 1.00 Sangat tinggi
0.60 - 0.79 Tinggi
0.40 - 0.59 Cukup
0.20 - 0.39 Rendah
0.00 - 0.19 Sangat rendah

3. Tingkat kesukaran
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal itu apakah sukar, sedang, atau
mudah maka soal-soal tersebut diujikan taraf kesukarannya terlebih dahulu.
Perhitungan tingkat kesukaran dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan program Anates.14 Berdasarkan data yang diperoleh dari 40 soal
yang diujicobakan, diperoleh 1 soal dengan kriteria mudah, 21 soal dengan
kriteria sedang, 14 soal dengan kriteria sukar dan 4 soal dengan kriteria sangat
sukar.15 Adapun klasifikasi indeks kesukaran pada Tabel 3.3.

11
Suharsimi Arikunto, op cit., h. 100.
12
Karno To dan Yudi Wibisono, loc cit.
13
Lampiran 9, h. 129
14
Karno To dan Yudi Wibisono, loc cit.
15
Lampiran 10, h. 130
38

Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran


Indeks Kriteria
0 - 15% Sangat Sukar
16% - 30% Sukar
31% - 70% Sedang
71% - 85% Mudah
86% - 100% Sangat Mudah

4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Perhitungan daya pembeda dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan program Anates. 16 Adapun klasifikasi indeks daya pembeda dapat
dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Beda


Rentang Keterangan
Negatif - 9% Sangat Buruk
10% - 19% Buruk
20% - 29% Cukup
30% - 49% Baik
50% - keatas Sangat Baik

G. Teknik Analisis Data


Data penelitian yang sudah diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan
tujuan agar hasilnya dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan
menguji hipotesis.

1. Uji Normalitas Data


Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji

16 Karno To dan Yudi Wibisono, loc cit.


39

Lilliefors. Untuk pengujian hipotesis nol melalui prosedur berikut:17


a. Pengamatan x1, x2, . . . xn dijadikan bilangan baku z 1, z2, . . . zn dengan
menggunakan rumus z i = ି ( dan s masing-masing merupakan rata-rata
dan simpangan baku sampel).

b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F (zi) = P (z ≤ zi).
c. Selanjutnya dihitung proporsi z 1, z2, . . . , zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(z1),
ୠ ୠ΍ ୠ ୠ
maka S(z1) = ୠ

d. Hitung selisih F (z1) - S (z1) kemudian tentukan harga mutlaknya.


e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini L0.

Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan L 0 ini dengan
nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis uji Lilliefors untuk taraf nyata α
yang dipilih.
a. Jika Lhitung < Ltabel, maka H0 diterima yang berarti data berdistribusi normal
b. Jika Lhitung > Ltabel, maka H0 ditolak yang berarti data tidak berdistribusi
normal

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menguji kesamaan atau perbedaan antara dua
populasi atau sampel. Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher, dengan
rumus sebagai berikut:18


F= ୠ

17
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), ed. 6, cet. 1, h. 466.
18
Ibid., h. 249.
40

Keterangan:
F : Homogenitas
S12 : varians terbesar
S22 : varians terkecil

Hipotesis untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut:


H0 = Data memiliki varians yang homogen
Ha = Data memiliki varians yang heterogen

Kriteria hipotesis uji homogenitas untuk menganalisis data dalam penelitian


adalah sebagai berikut:
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima yang berarti varians antara kelas
eksperimen dan kontrol homogen.
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak yang berarti varians antara kelas
eksperimen dan kontrol tidak heterogen.

3. Uji N-gain
Setelah diperoleh data nilai pretest dan postest tiap siswa, kemudian
dilakukan penghitungan N-Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang
diperoleh setelah kegiatan pembelajaran. Uji N-Gain dapat dilakukan
menggunakan rumus sebagai berikut:19
ୠ ୠ ି ୠ ୠ
N-Gain =
ି ୠ ୠ

Dengan kategorisasi perolehan:


Tinggi : nilai X > 0,7
Sedang : nilai 0,7 ≥ X ≥ 0,3
Rendah : nilai X < 0,3

19
David E. Meltzer, “The relationship between mathematics preparation and conceptual
learning gains in physics: a possible ‘hidden variable’ in diagnostic pretest scores,” American
Journal of Physics, Vol. 70, No. 12, December 2002, p. 2
41

4. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Uji
hipotesis penelitian ini dengan menggunakan uji-t. Uji-t digunakan untuk
mengetahui apakah kedua kelompok yang diberi perlakuan berbeda atau tidak,
maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata data awal. Penelitian ini menggunakan
uji-t pada taraf siginfikan α = 0,05. Adapun rumus uji t sebagai berikut:20

ିୠ ି ୠୠ ୠ
ୠ ୠି ୠ ୠ
‫ݐ‬ୠୠ ୠ
dengan
ୠୠୠ

Keterangan:
x1 = rata hasil belajar kelompok eksperimen I
x2 = rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen II
n1 = jumlah siswa kelompok eksperimen I
n2 = jumlah siswa kelompok eksperimen II
S12 = varians data kelompok eksperimen I
S22 = varians data kelompok eksperimen II
S2 = varians total kelompok eksperimen I dan II
t = hasil hitung distribusi t

H. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2

Keterangan:
µ1 : hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen I
µ2 : hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen II

20
Sudjana, Op cit., h. 239.
42

H0 : tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model


pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning.
Ha : terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang terkumpul dari tes
hasil belajar biologi yang diberikan kepada siswa kelas X MAN 11 Jakarta berupa
pretest dan posttest yang dilakukan pada dua kelas dengan model pembelajaran
yang berbeda, yaitu kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning pada kelas X MIA 2 (36 siswa), sedangkan kelas
eksperimen II menggunakan model pembelajaran Project Based Learning pada
kelas X MIA 3 (36 siswa). Pretest diberikan sebelum perlakuan dilakukan yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kedua kelompok
tersebut. Posttest diberikan setelah perlakuan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar biologi siswa dalam memahami
konsep fungi. Adapun instrumen yang digunakan pada pretest dan posttest dalam
penelitian ini meliputi data hasil belajar biologi siswa melalui tes kognitif
sebanyak 20 soal pilihan ganda yang telah diuji coba dan dianalisis. berdaskan
data yang terkumpul maka akan dijelaskan gambaran umum dari data yang
diperoleh, yaitu data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II, pengujian hipotesis, pembahasan dari hasil penelitian.

A. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning


Model pembelajaran Problem Based Learning menjadi salah satu model
pembelajaran yang diuji dalam penelitian ini untuk melihat perbedaannya dengan
model pembelajaran Project Based Learning terhadap hasil belajar siswa. Selain
dilihat dari hasil belajar yang didapat saat pemberian tes, pembelajaran siswa saat
menggunakan model tersebut juga diperhatikan. Berikut ini dijabarkan aktifitas
siswa ketika menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
1. Kegiatan pendahuluan
Seringkali ditemukan kendala yang menjadi tantangan bagi guru saat
memulai proses kegiatan belajar mengajar di kelas, kendala tersebut baiknya dapat
diatasi oleh guru agar selama proses pembelajaran guru dan siswa dapat

43
44

melakukan kegiatan sesuai tahapan pembelajaran yang telah direncanakan. Pada


kegiatan awal pembelajaran, sesuai dengan Kurikulum 2013 adalah mengangkat
isu-isu aktual yang terkait dengan materi pelajaran sehingga pelajaran akan lebih
berarti atau mengulas kembali pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Guru
memulai pembelajaran dengan menjelaskan tentang pembelajaran Problem Based
Learning, aturan main dan hal-hal yang akan dilakukan siswa saat proses belajar
mengajar berlangsung serta materi yang akan dipelajari. Beberapa siswa terlihat
antusias dengan bertanya kepada guru tentang proses pembelajaran yang akan
dilakukan dengan menggunakan model Problem Based Learning yang dijadikan
model dalam proses pembelajaran. Kemudian guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan membagi siswa kedalam beberapa kelompok untuk berdiskusi
saat proses pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning pada
materi fungi.
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
Pada pembelajaran model Problem Based Learning dimulai dengan
pemberian permasalahan, masalah yang disajikan adalah masalah yang memiliki
konteks dengan dunia nyata. Dari masalah yang diberikan siswa bekerjasama
dalam kelompok, mencoba memecahkannya dengan memanfaatkan berbagai
macam kemampuannya untuk memecahkan suatu permasalahan, dan sekaligus
mencari informasi-informasi baru yang relevan untuk solusinya. Pembelajaran
model Problem Based Learning memiliki lima tahapan. Pada tahap pertama yaitu
orientasi siswa pada masalah dimana guru menarik perhatian siswa dan
mengorientasi siswa pada masalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
awal sebagai masalah. Tahapan ini bermaksud mengarahkan fokus siswa saat
proses pembelajaran berlangsung. Siswa pun memerhatikan penjelasan yang
diberikan oleh guru dengan seksama, pertama kalinya siswa mengikuti proses
pembelajaran Problem Based Learning agak sedikit kesulitan dan
membingungkan, karena mereka belum terbiasa dengan model pembelajaran
seperti ini sehingga motivasi siswa masih kurang.
Pada tahapan kedua yaitu mengorganisasikan siswa dalam belajar, pada tahap
ini guru membagikan LKS sebagai pendukung pembelajaran Problem Based
45

Learning pada tiap kelompok untuk didiskusikan, selanjutnya guru membantu


siswa untuk mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
dan guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan diskusi dengan cara
berkeliling kelas dan memantau proses pembelajaran yang sedang berlangsung,
hal ini penting untuk dilakukan agar siswa dapat terarahkan dan tidak membuang
waktu dengan sia-sia. Jenis permasalahan yang dikerjakan oleh siswa adalah
mencari solusi untuk memecahkan masalah yang ada pada pendahuluan LKS.
Terlihat masing-masing anggota kelompok memberikan masukan dan
pendapatnya tentang bahan diskusi, tidak terdapat dominasi satu atau dua orang
dalam diskusi, akan tetapi semua siswa saling memberikan kontribusi dalam
diskusi.
Pada tahap ketiga yaitu membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok. Pada tahapan ini guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi
untuk mengumpulkan informasi dari berbagai literatur untuk menambah informasi
dalam pemecahan masalah. Pada saat pemecahan masalah pada LKS secara
berkelompok, banyak siswa yang menanyakan kepada guru bagaimana mencari
sumber data informasinya. Komunikasi siswa pun terlihat aktif dengan model
pembelajaran Problem Based Learning, karena model ini tidak monoton (satu
arah) melainkan dua arah antar siswa dengan guru dan antar siswa dengan siswa.
Pada tahap keempat yaitu mengembangkan dan mempresentasikan hasil. Pada
tahap ini guru memandu siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok
mengenai hasil pemecahan masalah pada LKS yang sudah diberikan sebelumnya
dan mengamati jalannya presentasi dan mengatur waktu untuk kelompok yang
tampil. Beberapa siswa aktif dalam mengikuti presentasi meskipun ada beberapa
siswa yang masih pasif. Siswa menjelaskan hasil diskusinya secara percaya diri dan
sedikit melihat catatan hasil dari diskusi.
Pada tahapan kelima yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah. Pada tahapan ini guru mengevaluasi jawaban LKS dan kinerja kelompok
dalam pemecahan masalah dan memberi kesempatan pada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
46

3. Kegiatan akhir pembelajaran


Pada akhir pembelajaran guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa
sebagai evaluasi mengenai materi yang telah dipelajari menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning. Beberapa siswa mampu menjawab
pertanyaan terhadap materi yang telah mereka pelajari. Kemudian guru menutup
pelajaran dan memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada konsep fungi.

B. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning


1. Kegiatan pendahuluan
Pada pembelajaran Project Based Learning guru memulai dengan
menjelaskan tentang pembelajaran Project Based Learning, aturan main dan hal-
hal yang akan dilakukan siswa saat proses belajar mengajar berlangsung serta
materi yang akan dipelajari. Beberapa siswa terlihat antusias dengan bertanya
kepada guru tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan dengan
menggunakan model Project Based Learning yang dijadikan model dalam proses
pembelajaran. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan membagi
siswa kedalam beberapa kelompok untuk berdiskusi saat proses pembelajaran
menggunakan model Project Based Learning pada materi fungi.
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
Pembelajaran model Project Based Learning memiliki enam tahapan. Tahap
pertama dimulai dengan pertanyaan penting, pada tahap ini guru memberikan
pertanyaan penting sebagai penuntun agar siswa dapat merumuskan masalah yang
ingin mereka teliti, terkait dengan proyek yang akan mereka buat. Beberapa siswa
terlihat memperhatikan penjelasan yang diberikan guru dan antusias dalam proses
belajar mengajar.
Tahap kedua mendesain proyek, pada tahap ini guru memberikan LKS
sebagai pendukung pembelajaran Project Based Learning untuk siswa kerjakan
secara berkelompok yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi dan
menentukan proyek apa yang akan mereka lakukan dan memfasilitasi dan
mengarahkan siswa jika menemukan kesulitan. Beberapa masih terlihat
47

kebingungan dan bertanya tentang LKS serta proyek yang akan mereka kerjakan.
Setelah dijelaskan siswa pun mulai merencanakan proyek yang akan mereka buat
dan guru berperan sebagai fasilitator.
Tahap ketiga penyusunan jadwal, pada tahap ini guru meminta siswa untuk
menyusun jadwal dalam pelaksanaan proyek yang sudah siswa buat, dan
memberikan masukkan dan menanyakan kendala apa yang mereka hadapi, serta
membimbing siswa selama merancang jadwal penyusunan jadwal proyek. Terlihat
siswa mulai aktif dalam kelompok untuk menentukan jadwal poyek yang akan
mereka kerjakan.
Tahap keempat memonitor siswa dan kemajuan proyek, pada tahap ini guru
meminta laporan dari setiap kelompok apa yang menjadi kendala dan memonitor
sampai dimana pelaksanaan proyek yang sudah mereka lakukan. Terdapat
beberapa kelompok yang memiliki kendala dalam menyelesaikan proyek seperti
perencanaan proyek yang kurang tepat.
Tahap kelima menilai hasil proyek, pada tahap ini guru mempersilahkan
masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil proyeknya dan
menunjukkan laporan LKS yang sudah mereka kerjakan dan mengamati jalannya
presentasi dan mengatur waktu untuk kelompok yang tampil. Beberapa siswa aktif
dalam mengikuti presentasi meskipun ada beberapa siswa yang masih pasif saat
temannya sedang presentasi. Siswa menjelaskan hasil diskusinya secara percaya
diri dan sedikit melihat catatan hasil dari diskusi.
3. Kegiatan akhir pembelajaran
Kegiatan akhir pembelajaran atau tahap keenam yaitu mengevaluasi
pengalaman belajar. Pada akhir pembelajaran guru merefleksi semua kegiatan
yang sudah mereka lakuakan tentang pembelajaran berbasis proyek dan
memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa sebagai evaluasi mengenai materi
yang telah dipelajari menggunakan model pembelajaran Project Based Learning.
Beberapa siswa mampu menjawab pertanyaan terhadap materi yang telah mereka
pelajari. Kemudian guru menutup pelajaran dan memberikan kesimpulan terhadap
materi yang telah dipelajari menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning pada konsep fungi.
48

C. Hasil Penelitian
Pembelajaran yang telah dilakukan di kedua kelas eksperimen diakhiri
dengan pemberian tes akhir (posttest). Penggunaan tes dalam penelitian ini
betujuan untuk melihat hasil belajar yang dilakukan selama penelitian. dalam
penelitian ini meliputi data hasil belajar biologi siswa melalui tes kognitif
sebanyak 20 soal pilihan ganda yang telah diuji coba dan dianalisis. Analisis hasil
belajar siswa pada kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Analisis Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas
Eksperimen II
Kelas Kelas
Indikator No Ranah Eksperimen I Eksperimen II
Soal Kognitif
F % F %
1. Mengidentifikasi ciri- 1 C2 35 97.22 33 91.67
ciri umum dan 2 C1 34 94.44 33 91.67
struktur tubuh jamur 3 C1 36 100.00 36 100.00
4 C1 24 66.67 22 61.11
2. Menjelaskan cara 5 C2 16 44.44 13 36.11
hidup dan reproduksi 6 C2 32 88.89 30 83.33
jamur 7 C3 31 86.11 29 80.56
8 C4 29 80.56 30 83.33
9 C4 15 41.67 12 33.33
10 C1 29 80.56 30 83.33
11 C1 25 69.44 32 88.89
3. Mengklasifikasikan 12 C2 33 91.67 33 91.67
dasar pengelompokan 13 C3 26 72.22 15 41.67
jamur 14 C6 20 55.56 24 66.67
15 C3 21 58.33 22 61.11
16 C3 30 83.33 22 61.11
17 C3 25 69.44 28 77.78
4. Menjelaskan peranan 18 C3 24 66.67 26 72.22
jamur bagi kehidupan 19 C2 34 94.44 31 86.11
20 C4 27 75.00 28 77.78
Keterangan:
F : Jumlah siswa yang menjawab benar
49

Berdasarkan Tabel 4.1, pada kelas eksperimen I pembelajaran Problem Based


Learning dan kelas eksperimen II pembelajaran Project Based Learning soal yang
paling banyak dijawab benar adalah soal nomor 3 pada jenjang C1 tentang ciri-ciri
jamur yang dijawab benar oleh seluruh siswa kelas eksperimen I dan eksperimen
II yang masing-masing berjumlah 36 siswa. Siswa dapat menjawabnya dengan
baik karena pada saat pembelajaran pertanyaan ini dibahas oleh guru terutama
pada saat pembahasan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sedangkan untuk soal yang
paling sedikit dijawab benar pada kelas eksperimen I dan eksperimen II adalah no
9 pada jenjang C4 tentang klasifikasi jamur yaitu masing-masing sebanyak 15 dan
12 siswa. Untuk pertanyaan nomor 9, masih terdapat kekeliruan diantara siswa
mengenai ciri-ciri jamur ascomycotina, karena dalam proses pembelajaran ini
hanya sekilas dibahas dalam pembelajaran awal.
Data proses pembelajaran yaitu hasil nilai siswa dalam mengerjakan LKS
baik pada kelas eksperimen I yang di berlakukan model pembelajaran Problem
Based Learning, maupun pada kelas eksperimen II yang diberlakukan model
pembelajaran Project Based Learning. LKS yang diberikan pada kelas
eksperimen I berbeda dengan LKS yang diberikan pada kelas eksperimen II. Pada
penelitian ini, perbedaan perlakuan yang ditekankan adalah model
pembelajarannya, sedangkan LKS yang diberikan pada proses penugasan hanya
sebagai pendukung proses pembelajaran.

Tabel 4.2 Perbedaan Nilai LKS Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II


Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II
Data Pertemuan Pertemuan
1 2 1 2
Maksimal 85 95 90 95
Minimal 75 75 75 75
Rata-Rata 81.7 85.3

Berdasarkan Tabel 4.2, kelas eksperimen I memiliki nilai tertinggi untuk


pertemuan 1 adalah 85 dan nilai terendah adalah 75. Nilai tertinggi untuk
50

pertemuan 2 adalah 95 dan nilai terendah adalah 75. Rata-rata dari 2 pertemuan
adalah 81.7. Nilai rata-rata yang didapatkan lebih dari nilai KKM. Hal ini
menunjukan bahwa keberhasilan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
model pembelajaran Problem Based Learning berhasil dengan baik.
Sedangkan kelas eksperimen II memiliki nilai tertinggi untuk pertemuan 1
adalah 90 dan nilai terendah adalah 75. Nilai tertinggi untuk pertemuan 2 adalah
95 dan nilai terendah adalah 75. Rata-rata dari 2 pertemuan adalah 85.3. Nilai
rata-rata yang didapatkan lebih dari nilai KKM. Hal ini menunjukan bahwa
keberhasilan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
Project Based Learning berhasil dengan baik.
Dari data rekapitulasi nilai LKS diatas terlihat bahwa nilai rata-rata LKS
kelas eksperimen II lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen I, meskipun
begitu keduanya sama-sam melebihi nilai KKM. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kedua model pembelajaran yaitu Problem Based Learning dan Project Based
Learning keduanya sama-sama memberikan hasil yang baik.

1. Deskripsi Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan II


Pada bagian ini berisi hasil analisis data dari kelas eksperimen I Problem
Based Learning dankelas eksperimen II Project Based Learning. Deskripsi data
hasil pretest dan posttest kelas Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II dapat
dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II
Data (Problem Based Learning) (Project Based Learning)
Pretest Posttest Pretest Posttest
N 36 36 36 36
Nilai tertinggi 65 95 55 85
Nilai terendah 20 65 15 60
Rata-rata 36.81 75.83 35.83 73.47
SD 13.79 8.06 12.45 7.45
51

Berdasarkan Tabel 4.3, data yang diperoleh melalui tes hasil belajar yang
berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal, nilai pretest kelas
eksperimen I model Problem Based Learning dari 36 siswa yang dijadikan sampel
penelitian diperoleh nilai tertinggi 65 dan nilai terendah 20 dengan nilai rata-rata
(mean) sebesar 36.81 dan standar deviasi (SD) sebesar 13.79. Sedangkan nilai
pretest kelas eksperimen II model Project Based Learning dari 36 siswa yang
dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 55 dan nilai terendah 15
dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 35.83 dan standar deviasi (SD) sebesar
12.45.
Data nilai posttest pada kelas eksperimen I model Problem Based Learning
dari 36 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 95 dan
nilai terendah 65, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 75.83 dan standar deviasi
(SD) sebesar 8.06. Sedangkan nilai posttest kelas eksperimen II model Project
Based Learning dari 36 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai
tertinggi 85 dan nilai terendah 60 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 73.47 dan
standar deviasi (SD) sebesar 7,45.

2. Deskripsi Data N-Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II


Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan, maka perlu diadakan
parbandingan hasil pretest dan posttest dari kedua kelas eksperimen serta
membandingkan N-Gain dari kedua kelas tersebut. Adapun hasil perhitungan rata-
rata N-Gain dapat dilihat pada Tabel 4.4.1
Tabel 4.4 Data Skor N-Gain
Normal Gain Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II
(Problem Based Learning) (Project Based Learning)
Tertinggi 0.88 0.81
Terendah 0.40 0.33
Rata-rata 0.62 0.59
Kategori sedang sedang

Berdasarkan Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen 1 maupun pada kelas eksperimen 2. Hal ini dapat
1
Lampiran 18, h.146
52

dilihat dari skor rata-rata nilai N-gain kelas eksperimen I sebesar 0,62 yang
termasuk dalam kategori sedang dan nilai rata-rata nilai N-gain kelas eksperimen
II sebesar 0,59 yang termasuk kategori sedang. Namun, diketahui nilai rata-rata
N-Gain kelas eksperimen I lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata N-Gain kelas
eksperimen II.
Masing-masing nilai N-gain dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu
tinggi (G ≥ 0,70), sedang (0,30 ≤ G ≤ 0,70), dan rendah (G < 0,30). Frekuensi dari
ketiga kategori nilai N-gain dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Frekuensi N-Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II


Frekuensi
Kategori
Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II
N-Gain
(Problem Based Learning) (Project Based Learning)
Rendah 0 0
Sedang 29 31
Tinggi 7 5
Jumlah 36 36

Berdasarkan Tabel 4.5, hasil kategorisasi N-gain pada kelas eksperimen I


terdapat 7 orang siswa yang mempunyai nilai dengan kategori tinggi, 29 orang
siswa kategori sedang dan tidak terdapat siswa dengan kategori rendah.
Sedangkan hasil kategorisasi N-gain pada kelas eksperimen II terdapat 5 orang
siswa yang mempunyai nilai dengan kategori tinggi, 31 siswa dengan kategori
sedang dan tidak terdapat siswa dengan kategori rendah. Dari data tersebut terlihat
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas
eksperimen I dan eksperimen II.

D. Teknik Analisis Data


1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang
digunakan adalah uji Liliefors dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05). Adapun
kriteria penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal atau tidak dengan
53

rumusan, jika Lhitung < Ltabel berarti data berdistribusi normal sedangkan Jika Lhitung >
Ltabel berarti data tidak berdistribusi normal. Adapun hasil perhitungan uji
normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Uji Normalitas data Pretest-Posttest Kelas Eksperimen I dan


Eksperimen II
Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II
Statistik (Problem Based Learning) (Project Based Learning)
Pretest Posttest Pretest Posttest
N 36 36 36 36
Rata-rata 36.81 75.83 35.83 73.47
SD 13.79 8.06 12.45 7.45
Lhitung 0.14 0.13 0.11 0.12
Ltabel 0.15 0.15 0.15 0.15
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal

Berdasarkam Tabel 4.6, pada data pretest kelas eksperimen I diperoleh Lhitung =
0.14 dan pada kelas eksperimen II Lhitung = 0,11, sedangkan Ltabel = 0,15. Dapat
dilihat bahwa Lhitung < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi
normal. Perhitungan uji normalitas data pretest disajikan pada lampiran.2 Pada data
postest kelas eksperimen I diperoleh Lhitung = 0.13 dan pada kelas eksperimen II Lhitung
= 0,12, sedangkan Ltabel = 0,15. Dapat dilihat bahwa Lhitung < Ltabel, maka dapat
disimpulkan bahwa populasi berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas
data posttest disajikan pada lampiran.3

2. Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel kelompok dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya
dilakukan pengujian homogenitas. Pengujian homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah data penelitian memiliki varians yang homogen atau tidak.
Dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan berdasarkan uji kesamaan varians
kedua kelas, menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi (α) = 0,05 dengan
kriteria pengujian yaitu: jika Fhitung < Ftabel maka data dari kedua kelompok

2
Lampiran 19, h. 147
3
Lampiran 20, h. 148
54

mempunyai varians yang sama atau homogen. Adapun hasil perhitungan uji
homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Uji Homogenitas data Pretest-Posttest Kelas Eksperimen I dan


Eksperimen II
Pretest Posttest
Statistik
Eksperimen I Eksperimen II Eksperimen I Eksperimen II
N 36 36 36 36
Fhitung 1.23 1.17
Ftabel (0.05) 1.74 1.74
Kesimpulan Homogen Homogen

Berdasarkan Tabel 4.7, data pretest didapat Fhitung = 1,23 dan Ftabel = 1,74. Dari
data tersebut maka didapatkan Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa data
pretest kedua sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen.
Perhitungan uji homogenitas data pretest disajikan pada lampiran.4
Data posttest didapat Fhitung = 1,17, dan Ftabel = 1,74. Dari data tersebut maka
didapatkan Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa data posttest kedua
sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen. Perhitungan uji
homogenitas data posttest disajikan pada lampiran.5

3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa data hasil
belajar kedua kelompok pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen,
sehingga pengujian data hasil belajar kedua kelompok dilanjutkan pada analisis
data berikutnya, yaitu uji hipotesis menggunakan uji-t. Pengujian hipotesis ini
dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi antara kelas
eksperimen I dan kelas eksperimen I. Adapun kriteria hasil kesimpulan uji-t yaitu
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima, Ha ditolak dan Jika thitung > ttabel maka Ho

4
Lampiran 21, h. 149
5
Lampiran 22, h. 150
55

ditolak, Ha diterima. Adapun hasil perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada
Tabel 4.8.6
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis
Pretest Posttest
Keterangan
Eksperimen I Eksperimen II Eksperimen I Eksperimen II
X 36.81 35.83 75.83 73.47
S2 190.16 155.00 64.96 55.50
Thitung 0.31 1.26
Ttabel (0.05) 1.96 1.96
Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan Tidak terdapat perbedaan

Berdasarkan Tabel 4.8, hasil perhitungan uji hipotesis data pretest diperoleh
nilai thitung sebesar 0.31 dan ttabel sebesar 1.96. Hasil pengujian yang diperoleh
menunjukkan bahwa hasil thitung < ttabel (0.31 < 1.96). Hal ini berarti bahwa pada
taraf signifikansi 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak, dan ini menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II.
Hasil perhitungan uji hipotesis data posttest diperoleh nilai thitung sebesar 1.26
dan ttabel sebesar 1.96. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil
thitung < ttabel (1.26 < 1.96). Hal ini berarti bahwa pada taraf signifikansi 0,05 Ho
diterima dan Ha ditolak, dan ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
hasil prosttest yang signifikan antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.

E. Pembahasan
Pada penelitian ini, penulis bertindak sebagai guru dalam proses
pembelajaran di MAN 11 Jakarta. Penelitian ini dilakukan selama dua kali
pertemuan pada konsep fungi (jamur) yang dilaksanakan pada dua kelas
eksperimen yaitu kelas X MIA 2 berjumlah 36 siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, dan kelas X MIA 3
berjumlah 36 siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pemebelajaran
Project Based Learning. Dalam hal ini peran guru memberikan arahan, motivator,
dan fasilitator apabila terdapat hal-hal dari kegiatan belajar yang belum

6
Lampiran 23, h. 151
56

dimengerti oleh siswa dalam kelompok, dan bukan sebagai pemberi materi total
dari awal sampai akhir seperti yang dilakukan oleh sebagian guru dalam
menyampaikan materi ke siswa, sehingga setiap kelompok dapat memecahkan
solusi dari permasalahan secara bersama-sama.
Setelah dilakukan perhitungan terhadap hasil belajar, didapatkan hasil pretest
kelas eksperimen I dari 36 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai
tertinggi 65 dan nilai terendah 20 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 36.81 dan
standar deviasi (SD) sebesar 13.79. Sedangkan hasil pretest kelas eksperimen II
dari 36 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 55 dan
nilai terendah 15 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 35.83 dan standar deviasi
(SD) sebesar 12.45. Kemudian hasil posttest kelas eksperimen I dari 36 siswa
yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 65,
dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 75.83 dan standar deviasi (SD) sebesar 8.06.
Sedangkan hasil posttest kelas eksperimen II dari 36 siswa yang dijadikan sampel
penelitian diperoleh nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60 dengan nilai rata-rata
(mean) sebesar 73.47 dan standar deviasi (SD) sebesar 7.45. Dari data tersebut
diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil tes pada kedua kelas, baik kelas
eksperimen I maupun kelas eksperimen II. Dari data tersebut diketahui bahwa
tidak terdapat perbedaan hasil peningkatan yang signifikan pada kedua kelas
tersebut. Pada kelas eksperimen I peningkatan hasil yang didapat yaitu sebesar
39.02 , sedangkan pada kelas eksperimen II yaitu sebesar 37.64.
Pada pengujian normalitas diketahui bahwa agar data berdistribusi normal
maka thitung<ttabel. Berdasarkan data pretest kelas eksperimen I diperoleh 0.14<0.15
dan pada kelas eksperimen II diperoleh 0,11<0.15. Sedangkan Pada data postest
kelas eksperimen I diperoleh 0.13<0.15 dan pada kelas eksperimen II diperoleh
0,12<0.15. Dengan demikian didapatkan bahwa kedua data kelas eksperimen I dan
eksperimen II berdistribusi normal.
Pada pengujian homogenitas diketahui bahwa agar data homogen maka
fhitung<ftabel. Berdasarkan data pretest didapat Fhitung = 1,23 dan Ftabel = 1,74. Dari
data tersebut maka didapatkan Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa data
pretest kedua sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen dan
57

perhitungan uji homogenitas data pretest disajikan pada lampiran. Berdasarkan


posttest didapat Fhitung = 1,17, dan Ftabel = 1,74. Dari data tersebut maka
didapatkan Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa data posttest kedua
sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen. Perhitungan uji
homogenitas data posttest disajikan pada lampiran.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t kriteria hasil
kesimpulan uji-t yaitu Jika thitung < ttabel maka Ho diterima, Ha ditolak dan Jika
thitung > ttabel maka Ho ditolak, Ha diterima. Hasil uji kesamaan dua rata-rata
pretest dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan
antara skor pretest kelompok eksperimen I dan skor pretest kelompok eksperimen
II, diperoleh nilai thitung = 0.31 dan nilai ttabel = 1.96. Hasil pengujian yang
diperoleh menunjukkan bahwa thitung < ttabel atau 0.31 < 1.96. Dengan demikian H0
diterima dan Ha ditolak, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen I dengan rata-
rata skor pretest kelompok eksperimen II. Sehingga dapat diartikan bahwa kedua
kelas tersebut memiliki pengetahuan dasar yang sama khususnya pada konsep
fungi, sehingga nantinya hasil belajar dari kedua kelas tersebut dapat
dibandingkan. Karena apabila rata-rata skor pretest didapati hasil yang jauh
berbeda, maka kedua kelas memang sudah memiliki pengetahuan awal yang
berbeda sehingga tidak dapat dilihat pengaruh perlakuan yang diberikan.
Sedangkan berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest
kelompok eksperimen I yang menggunakan model pembelajaran problem based
learning dan skor postest kelompok eksperimen II model pembelajaran project
based learning, diperoleh thitung = 1.26 dan nilai ttabel= 1.96. Hasil pengujian yang
diperoleh menunjukkan bahwa thitung < ttabel atau 1.26 < 1.96. Dengan demikian H0
diterima dan Ha ditolak, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen I yang
menggunakan model pembelajaran problem based learning dan skor postest
kelompok eksperimen II model pembelajaran project based learning. Meskipun
58

kedua model pembelajaran yang diterapkan selama proses penelitian sama-sama


memberi peningkatan terhadap hasil belajar biologi siswa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara model pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning.
Kedua model pembelajaran sama-sama memberikan peningkatan hasil belajar
siswa karena kedua jenis model pembelajaran ini sama baik dan sama efektifnya
dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Miftah Arina Harahap, yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
project based learning dengan model pembelajaran problem based learning dan
kedua model pembelajaran sama-sama memberikan peningkatan hasil belajar
siswa.7 Menurut Wuri Widyaningsih menyatakan bahwa pembelajaran berbasis
masalah lebih mendorong siswa untuk aktif dalam mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dengan melibatkan kegiatan-kegiatan seperti bertanya, belajar dalam
kelompok, dan kegiatan lainnya sehingga hal ini mempengaruhi adanya perbedaan
kemampuan dalam memahami konsep antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol yang berimbas pada hasil belajar yang lebih baik. 8 Hasil
penelitian lainnya juga menyimpulkan bahwa ada pengaruh pembelajaran Project
Based Learning terhadap pencapaian kognitif siswa, siswa dengan Project Based
Learning memiliki kognitif berprestasi lebih tinggi dari siswa konvensional.9
Menurut Indah Susilowati dkk dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
pembelajaran berbasis proyek berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa
karena tugas proyek dapat memberikan pengalaman langsung dan menjadikan

7
Miftah Arina Harahap, “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Menggunakan Model
Pembelajaran Project Based Learning Dengan Problem Based Learning Pada Materi Pencemaran
Lingkungan Dan Upaya Mengatasinya di Kelas X SMA Negeri 11 Medan”, Skripsi pada
Universitas Negeri Medan, 2014.
8
Wuri Widyaingsih, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Minyak Bumi, Skripsi pada
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012.
9
Susriyati Mahanal, dkk., “Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) Pada
Materi Ekosistem Terhadap Sikap Dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang”, Jurnal Pendidikan
Biologi FKIP UM Metro, Vol. 1, No. 1, Tahun 2010.
59

pengetahuan yang didapat oleh siswa lebih bermakna sehingga dapat bermanfaat
dalam kehidupan.10
Perbedaan yang tidak terlalu signifikan pada kedua kelas, kemungkinan
dikarenakan siswa pada kedua kelas tersebut sangat aktif dalam bertanya. Karena
pada saat proses tanya jawab yang dilakukan pada kelas eksperimen I, siswa pada
kelas tersebut sangat antusias bertanya, tidak jauh berbeda dengan keadaan pada
kelas eksperimen II. Perbedaannya hanya pada kelas eksperimen kegiatan Tanya
jawab dilaksanakan pada awal pembelajaran, sebelum penjelasan mengenai materi
fungi dilakukan oleh guru. Tanya jawab di awal tersebut dimaksudkan untuk
mengembangkan pemikiran siswa mengenai konsep fungi secara mandiri,
sebelum dibantu guru
Istilah Problem Based Learning dan Problem Based Learning masing-masing
digunakan untuk menggambarkan sebuah rangkaian model pembelajaran. Secara
konsep keduanya memiliki kesamaan dan sering kali penggunaan istilah PBL
menghasilkan kebingungan, project-based atau problem-based. Problem Based
Learning dan Project Based Learning menunjukkan beberapa kesamaan.
Keduanya merupakan model pembelejaran yang ditujukan untuk membuat siswa
terlibat dalam pembelajaran yang otentik. Siswa disuguhkan proyek atau masalah
yang bersifat terbuka dengan pendekatan dan jawaban yang terbuka pula, kegiatan
pembelajaran direncanakan untuk menstimulasi pengetahuan siswa. Kedua
pendekatan pembelajaran ini didefinisikan pula sebagai pembelajaran yang
berpusat pada siswa, dan melibatkan guru dalam peranannya sebagai fasilitator.
Problem Based Learning dan Project Based Learning pada dasarnya
mempunyai orientasi yang sama yaitu keduanya merupakan pendekatan
konstruktivis yang menuntut keaktifan siswa dalam belajar. Perbedaan diantara
keduanya mungkin pada langkah pembelajaran. dalam Project Based Learning
produk akhir dikendalikan oleh perencanaan, penghasilan produk dan proses
evaluasi sedangkan Problem Based Learning lebih dikendalikan oleh proses untuk

10
Indah Susilowati, Retno Sri Iswari dan Sri Sukaesih. “Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia”. Unnes Journal of
Biology Education, Vol. 2, No. 1, Tahun 2013.
60

memahami konsep dengan masalah-masalah yang berhasil dipecahkan siswa


dibanding oleh produk akhir dalam proses pembelajarannya.

F. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat beberapa
kekurangan serta keterbatasan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara
lain, ialah:
1. Keterbatasan tempat penelitian
Penelitian yang dilakukan terbatas pada satu tempat saja, yakni MAN 11
Jakarta. Sehingga jika penelitian ini dilakukan di tempat lain hasil yang diperoleh
dimungkinkan berbeda. Namun demikian, tempat ini dapat mewakili sekolah
tingkat menengah atas lainnya dan kalaupun hasil yang didapatkan berbeda
dimungkinkan tidak akan jauh berbeda dari hasil penelitian ini.
2. Keterbatasan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan menyesuaikan dengan kebijakan yang diberikan
pihak sekolah, sehingga membatasi penulis dalam memberikan perlakuan
terhadap objek yang akan diteliti. Waktu yang diberikan memungkinkan peneliti
hanya dapat memberikan du kali perlakuan saja. Sehingga dalam penerapan
pembelajaran dirasa kurang optimal.
3. Keterbatasan objek penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi hasil belajar pada aspek kognitif saja,
belum mencakup aspek afektif dan aspek psikomotorik. Sehingga kemampuan
siswa dalam sikap dan praktik tidak menjadi prioritas dalam penelitian.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
biologi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dengan model pembelajaran Project Based Learning pada konsep fungi.
Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji-t yaitu thitung < ttabel (1.26 < 1,96) dengan taraf
signifikan 5%.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis mengajukan
beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang.
1. Guru diharapkan untuk menggunakan pembelajaran Problem Based Learning
dan Project Based Learning dalam proses kegiatan belajar mengajar, karena
kedua model tersebut mampu memberi nilai hasil belajar yang optimal.

2. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut terhadap model pembelajaran


Problem Based Learning dan Project Based Learning dalam kegiatan belajar
mengajar. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar agar nantinya hasil belajar siswa dapat lebih baik lagi.
3. Dengan adanya berbagai keterbatasan pada penelitian ini maka hendaknya
dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah pembelajaran
Problem Based Learning dan Project Based Learning dapat diterapkan dan
memberikan hasil yang lebih baik pada semua mata pelajaran dengan materi
yang berbeda juga pada pada lokasi dan objek yang berbeda.

61
DAFTAR PUSTAKA

Akçay, Behiye. Problem-Based Learning in Science Education. Journal of


Turkish Science Education. 6, 2009.

Amir, M. Taufik. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning;


Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar Di Era Pengetahuan.
Jakarta: Kencana, 2010.

Arends, I. Richard. Learning to Teach. New York: McGraw Hill. 2007.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


2013.

Atikasari, Sandra., dkk. Pengaruh Pendekatan Problem-Based Learning Dalam


Materi Pencemaran Lingkungan Terhadap Kemampuan Analisis. Unnes
Journal of Biology Education. 1, 2012.

Ayu, Ida. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman


Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis, e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha. 3, 2013.

Basleman, Anisah., dan Mappa, Syamsu. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung:
Remaja Rodakarya. 2011.

Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007

Djaafar, Tegku Zahara. Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil


Belajar. Jakarta: Universitas Negeri Padang. 2001.

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.


Jakarta: Bumi Aksara. 2002.

Harahap, Miftah Arina. “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar


Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning Dengan
Problem Based Learning Pada Materi Pencemaran Lingkungan Dan Upaya
Mengatasinya di Kelas X SMA Negeri 11 Medan”, Skripsi pada Universitas
Negeri Medan. 2014. tidak dipublikasikan. tidak dipublikasikan

Jagantara, I Made Wirasana., dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek


(Project Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari
Gaya Belajar Siswa SMA. e-Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha, Program Studi IPA. 4, 2014.
62
63

Mahanal, Susriyatl., dkk. Pengaruh pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


pada materi ekosistem terhadap sikap dan hasil belajar siswa SMAN 2
Malang. Jurnal Pendidikan Biologi FKIP UM Metro. 1, 2010.

Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2009.

Meltzer, E. David. The relationship between mathematics preparation and


conceptual learning gains in physics: a possible ‘hidden variable’ in
diagnostic pretest scores. American Journal of Physics. 70, 2002.

Paroth, M., and Jordan, E. “Problem Based Learning Communities: Using The
Social Environment To Support Creativity”, in Oon-Seng Tan (Ed.)
Problem Based Learning And Creativity. Singapore: Cengage Learning,
2009.

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1992.


Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi
Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas.
Jakarta: Kencana. 2009

Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.


Jakarta: Rajawali Pers. 2013.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana. 2010.

Siregar, Eveline., dan Nara, Hartini. Teori belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia. 2010.

Slavin-Baden, Maggi. Challenging Models and Perspectives of Problem-Based


Learning. dalam Erik and Anette (Ed.), Management of Change,
Implementation of Problem-Based and Project-Based Learning in
Engineering. Rotterdam: Sense Publisher. 2007.

Sofyan, Ahmad,. dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:


UIN Jakarta Press. 2006.

Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. 2005.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2013.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung.


Remaja Rosdakarya. 2011.
64

Susilowati, Indah., dkk. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil


Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia. Unnes Journal of
Biology Education. 2, 2013.

Sutikno, Sobry. Metode Dan Model-Model Pembelajaran; Menjadikan Proses


Pembelajaran Lebih Variatif, Aktif, Inovatif, Efektif Dan Menyenangkan.
Lombok: Holistica. 2014.

Suyono dan Haryanto. Belajar Dan Pembelajaran; Teori Dan Kosep Dasar.
Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja


Rosda Karya. 1995

The George Lucas Educational Foundation. How Does Project-Based Learning


Work? Tools for understanding the process of planning and building
projects. http://www.edutopia.org/project-based-learning-guide-
implementation. 2007

Thomas, W. John. A Review of Research on Project-Based Learning. California:


The Autodesk Foundation. 2000.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif; Konsep, Landasan,


dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Kencana. 2010.

Warmada, I wayan. Problem Based Learning (PBL) Berbasis ICT, Prosiding


seminar penumbuhan Inovasi Sistem Pembelajaran: Pendekatan-Based
Learning Berbasis ICT (Information and Communication Technology).
2003.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.


2011.

Wulandar, Bekti., dan Herman, Herman Dwi. Pengaruh Problem-Based Learning


Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar PLC di SMK. Jurnal
Pendidikan Vokasi. 3, 2013.

Zulfiani., dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN


Jakarta. 2009.
65

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


PROBLEM BASED LEARNING

Satuan Pendidikan : SMA/MA


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester :X/1
Topik : Jamur
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kopetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun
dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan
dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium

3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-


ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
66

Indikator:
3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum dan struktur tubuh jamur
3.6.2 Menjelaskan cara hidup dan Reproduksi jamur
3.6.3 Mengklasifikasikan dasar pengelompokkan jamur
3.6.4 Menjelaskan peranan jamur bagi kehidupan

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan
dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.6.1 Merancang percobaan pengamatan jamur mikroskopis pada tempe atau
roti dan makroskopis pada jamur jenis Basidiomycota dengan mengamati
morfologi jamurnya.

4.6.2 Membuat laporan hasil percobaan pada jamur mikroskopis dan


makroskopis.
4.6.3 Mengidentifikasi kasus penyakit dan keracunan yang disebabkan karena
jamur

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses menggali/meneliti, kaji pustaka, berdiskusi, kerja kelompok,
eksperimen siswa dapat :
1. Mengidentifikasi ciri-ciri umum dan struktur tubuh jamur
2. Menjelaskan cara hidup dan Reproduksi jamur
3. Mengklasifikasikan dasar pengelompokkan jamur
4. Menjelaskan macam-macam peranan jamur dalam kehidupan
5. Merancang percobaan pengamatan jamur mikroskopis pada tempe dan
makroskopis pada jamur jenis Basidiomycota dengan mengamati morfologi
jamurnya

6. Membuat laporan hasil percobaan pada jamur mikroskopis dan makroskopis.


7. Mengidentifikasi kasus penyakit dan keracunan yang disebabkan karena
jamur

D. Materi ajar
1. Materi Fakta
67

Fungi adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak
memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof. Sel jamur memiliki dinding yang
tersusun atas kitin. . Beberapa jenis jamur memiliki peran yang menguntungkan
dalam pembuatan makanan, diantaranya peranannya dalam pembuatan tempe dan
tapai.

2. Materi Konsep
Jamur memiliki beberapa peranan dalam kehidupan manusia, ada yang
menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Jamur yang menguntungkan
mempunyai berbagai manfaat di antaranya menjaga keseimbangan dan kelestarian
ekosistem, sebagai sumber bahan makanan bergizi tinggi, membuat jenis makanan
baru dan makanan suplemen, untuk obat-obatan dan membasmi organisme penyebab
penyakit.
Beberapa jenis jamur yang dapat merugikan manusia, misalnya jamur yang
bersifat patogen atau menimbulkan penyakit, menghasilkan racun, merusak tanaman
budidaya sehingga menggagalkan panen dan membusukkan bahan makanan.

3. Materi Prinsip
Fungi memiliki ciri-ciri
- Eukariotik
- Tidak berklorofil
- Hidup di tempat yang lembab
- Ada yang berukuran mikroskopis dan makroskopis.

Jamur dibagi menjadi 4 divisi yaitu:


- Zygomycota
- Ascomycota
- Basidiomycota
- Deuteromycota

E. Metode pembelajaran :
1. Model : Problem Based Learning
2. Metode : Diskusi Kelompok, Penugasan dan Pengamatan

F. Sumber Pembelajaran
1. Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
2. Aryulina, Diah, dkk. 2007. Biologi 1: SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta:
ESIS.
3. Lembar Kerja Siswa Problem Based Learning

G. Media / Alat pembelajaran


1. Media gambar jamur
2. White board dan alat tulis
3. Bahan presentasi Microsfot Power Point
4. Laptop
68

H. Kegiatan Pembelajaran / Langkah-langkah Pembelajaran


Pertemuan 1

Langkah Kegiatan Pembelajaran


Waktu
Kegiatan Guru Siswa
KEGIATAN Mengucapkan salam dan Menjawab salam dan 15
AWAL berdoa berdoa menit
Guru mengabsensi siswa Siswa menjawab
Guru menjelaskan tentang absensi
pembelajaran berbasis Siswa menyimak dan
masalah, aturan main dan memperhatikan
hal-hal yang akan dilakukan penjelasan guru
siswa
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran Siswa berkelompok
Guru membagi siswa dan menentukan ketua
kedalam kelompok yang kelompok
terdiri dari 5-6 orang

KEGIATAN Tahap 1. Orientasi siswa 15


INTI pada masalah Mengamati menit
Guru menarik perhatian Siswa memperhatikan
siswa dengan menampilkan gambar dan penjelasan
gambar berkaitan dengan guru
jamur (jamur kayu, jamur
tiram, jamur merang) Menanya
Guru memberikan Siswa bertanya
kesempatan kepada siswa tentang gambar yang
untuk bertanya tetntang ditampilkan
gambar yang ditampilkan
Guru mengorientasi siswa Mengeksplorasi
pada masalah dengan Siswa memperhatikan
menampilkan gambar roti dan menjawab sesuai
berjamur dan memberikan pengetahuan siswa
pertanyaan
69

Mengapa roti cepat


sekali tumbuh jamur?
Jamur jenis apakah yang
terdapat pada roti yang
sudah kadaluarsa?
Apakah ada ciri-ciri
tertentu antara jamur
yang dapat dimakan
dengan jamur yang
beracun?

Tahap 2. Mengorganisasikan
siswa dalam belajar 15
Guru membagikan dan Siswa mencoba menit
menjelaskan LKS berbasis memahami langkah
masalah dan diharapkan kerja pada LKS
terjadi tanya jawab
mengenai LKS tersebut Mengekplorasi
Guru membantu siswa Siswa memulai
untuk mendefinisikan dan perencanaan untuk
mengorganisasikan tugas pemecahan masalah
belajar yang berhubungan yang disajikan dalam
dengan masalah tersebut LKS
Guru memberikan
penjelasan mengenai Siswa menyimak dan
pengamatan yang akan memperhatikan
dilakukan untuk manambah penjelasan guru
informasi dalam pemecahan
masalah

Tahap 3. Membimbing
penyelidikan individu 35
maupun kelompok menit
Guru menyiapkan alat dan Mengamati
bahan percobaan secara Siswa dalam
cermat dan teliti,untuk kelompok :
memenuhi rasa ingin tahu Mengamati
siswa morfologi jamur
mikroskopis dan
makroskopis dari
berbagai bahan
(roti dan tempe
yang sudah
berjamur, jamur
merang, dan jamur
kuping)
70

Guru membimbing siswa Mengasosiasi


dalam kegiatan diskusi Siswa berdiskusi
untuk mengumpulkan untuk mengumpulkan
informasi dari berbagai informasi dari
literatur berbagai literatur
Guru membimbing untuk Siswa memperhatikan
menambah informasi dalam dan menyimak
pemecahan masalah penjelasan guru serta
mencatat hal-hal yang
perlu dicatat

Tahap 4. Mengembangkan 35
dan mempresentasikan hasil Mengkomunikasi menit
Guru memandu siswa untuk Masing-masing
mempresentasikan hasil kelompok
diskusi kelompok mengenai mempresentasikan
hasil pemecahan masalah hasil diskusi didepan
pada LKS yang sudah kelas
diberikan sebelumnya
Guru mengamati jalannya Setiap kelompok
presentasi dan mengatur tampil presentasi,
waktu untuk kelompok siswa yang lain
yang tampil memberi masukkan
dan pertanyaan

Tahap 5. Menganalisis dan


mengevaluasi proses 10
pemecahan masalah Siswa memperhatikan menit
Guru mengevaluasi dan menyimak
jawaban dan kinerja penjelasan guru serta
kelompok dalam mencatat hal-hal yang
pemecahan masalah perlu dicatat

Guru memberi kesempatan Siswa bertanya


pada siswa untuk tentang materi yang
menanyakan hal-hal yang belum dipahami
belum dipahami

KEGIATAN Guru mengajukan beberapa Siswa menjawab 10


AKHIR pertanyaan sebagai evaluasi pertanyaan guru menit
Guru menutup pelajaran Siswa mengucapkan
dengan mengucapkan salam salam dan doa
bersama
71

Pertemuan 2

Langkah Kegiatan Pembelajaran


Waktu
Kegiatan Guru Siswa
KEGIATAN Mengucapkan salam dan Menjawab salam dan 5
AWAL berdoa berdoa menit
Guru mengabsensi siswa Siswa menjawab
Guru menyampaikan tujuan absensi
pembelajaran Siswa menyimak dan
Guru meminta siswa duduk memperhatikan guru
dengan kelompoknya Siswa duduk
berkelompok

KEGIATAN Tahap 1. Orientasi siswa 15


INTI pada masalah Mengamati menit
Guru menarik perhatian Siswa memperhatikan
siswa dengan menampilkan gambar dan penjelasan
gambar berkaitan dengan guru
jamur
Guru memberikan Menanya
kesempatan kepada siswa Siswa bertanya
untuk bertanya tetntang tentang gambar yang
gambar yang ditampilkan ditampilkan

Mengeksplorasi
Guru mengorientasi siswa
pada masalah dengan Siswa memperhatikan
memberikan gambar tempe dan menjawab sesuai
bongkrek dan pertanyaan pengetahuan siswa

Apakah semua jenis


jamur dapat dikonsumsi?
Tahukah kalian tentang
kasus tempe bongkrek?
Mengapa tempe
bongkrek dapat
menyebabkan kematian?
72

Tahap 2. Mengorganisasikan 15
siswa dalam belajar menit
Guru memberikan LKS Siswa mulai
untuk siswa kerjakan secara mengerjakan LKS
berkelompok sesuai langkah kerja
Guru membantu siswa Siswa memulai
untuk mendefinisikan dan perencanaan untuk
mengorganisasikan tugas pemecahan masalah
belajar yang berhubungan yang disajikan dalam
dengan masalah tersebut. LKS

Tahap 3. Membimbing 40
penyelidikan individu menit
maupun kelompok Mengasosiasi
Guru membimbing siswa Siswa berdiskusi
dalam kegiatan diskusi untuk mengumpulkan
untuk mengumpulkan informasi dari
informasi dari berbagai berbagai literatur
literatur
Guru membimbing dan Siswa memperhatikan
memberikan penjelasan dan menyimak
untuk manambah informasi penjelasan guru serta
dalam pemecahan masalah mencatat hal-hal yang
perlu dicatat

Tahap 4. Mengembangkan 40
dan mempresentasikan hasil Mengkomunikasi Menit
Guru memandu siswa untuk Masing-masing
mempresentasikan hasil kelompok
diskusi kelompok mengenai mempresentasikan
hasil pemecahan masalah hasil diskusi didepan
pada LKS yang sudah kelas
diberikan sebelumnya
Guru mengamati jalannya Setiap kelompok
presentasi dan mengatur tampil presentasi,
waktu untuk kelompok siswa yang lain
yang tampil memberi masukkan
dan pertanyaan

Tahap 5. Menganalisis dan


mengevaluasi proses 10
pemecahan masalah menit
Guru mengevaluasi Memperhatikan dan
jawaban dan kinerja menyimak penjelasan
kelompok dalam guru serta mencatat
pemecahan masalah hal-hal yang perlu
dicatat
73

Guru memberi kesempatan Siswa bertanya


pada siswa untuk tentang materi yang
menanyakan hal-hal yang belum dipahami
belum dipahami

KEGIATAN Guru mengajukan beberapa Siswa menjawab 10


AKHIR pertanyaan sebagai evaluasi pertanyaan guru menit
Guru menutup pelajaran Siswa mengucapkan
dengan mengucapkan salam salam dan doa
bersama

I. Penialaian
Teknik penilaian : Tes hasil belajar (PG 20 Soal)
Instrumen : LKS Problem Based Learning

Jakarta, November 2014


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

Drs. Amir Kodir, M.Si Muhammad Fuad Fahrudin


NIP. 19660515 200012 1 001 NIM. 1110016100045
74

Soal Pretest dan Postest

PETUNJUK UMUM
1. Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c, d atau e di jawaban yang benar
2. Gunakan waktu yang dengan efektif dan efisien
3. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas
4. Kerjakan soal secara jujur dan mandiri

1. Manakah di bawah ini yang bukan merupakan ciri-ciri jamur?


a. hidupnya di tempat lembab
b. cara hidupnya saprofit dan parasit
c. bersifat heterotrof
d. menyerap bahan organik yang telah diuraikan
e. bersifat autotrof

2. Disebut apakah sel-sel memanjang yang berupa benang-benang pada jamur?


a. Hifa
b. Miselium
c. Kolumela
d. Spora
e. Rhizom

3. Dimanakah tempat yang cocok untuk pertumbuhan jamur?


a. Lembab
b. Kering
c. Berair
d. Basah
e. Semua jawaban benar

4. Bagian tubuh jamur manakah yang berperan untuk menyerap makanan di


lingkungan yang lembab?
a. Miselium
b. Gametangium
c. Sporangium
d. Basidium
e. Konidium

5. Bagaimanakah proses perkembangan lebih lanjut dari zigospora?


a. Berkecambah membentuk hifa
b. Menghasilkan sporangiospora
c. Bereproduksi aseksual
d. Mengalami meiosis kariogami
e. Bereproduksi seksual
75

6. Tergolong ke dalam jenis jamur apakah jamur roti dan jamur tempe?
a. Zygomycotina
b. Ascomycotina
c. Deuteromycotina
d. Basidiomycotina
e. Eumycotina

7. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas adalah Rhizopus stolonifer. Bagaimanakah rutan nama bagiannya


dari no. 1 s.d. 4 ?
a. Sporangium - sporangiofor - stolon - rhizoid
b. Sporangiofor - stolon - rhizoid - sporangium
c. Sporangium - rhizoid - sporangiofor - stolon
d. Stolon - sporangiofor - sporangium - rhizoid
e. Sporangium - sporangiofor - rhizoid - stolon

8. Roti yang mengandung jamur sebaiknya dibuang saja, karena roti tersebut
mengandung toksin, dari jenis apakah jamur tersebut?
a. Pencillium
b. Aspergillus
c. Fusarium
d. Rosellina
e. Rhizopus

9. Dibawah ini manakah yang bukan merupakan jamur Ascomycotina?


a. Perkembanganbiakan vegetatifnya dengan konidia atau konidiospora pada
jamur bersel banyak.
b. Perkembanganbiakan generatifnya dengan askus.
c. Perkembangbiakan vegetatifnya dengan konidia atau konidiospora pada
jamur bersel satu.
d. Perkembangan vegetatifnya dengan blastospora pada jamur bersel satu
e. Perkembangan seksual pada jamur uniseluler dihasikan empat sel askospora
haploid
76

10. Disebut apakah proses pembuatan tapai yang melibatkan jamur Saccharomyces?
a. Meiosis
b. Fragmentasi
c. Fermentasi
d. Hidrolisis
e. Konjugasi

11. Disebut apakah tubuh buah pada jamur basidiomycotina?


a. Askocarp
b. Sporangiocarp
c. Monocarp
d. Basidiocarp
e. Zygocarp

12. Berikut ini manakah yang merupakan reproduksi seksual dan aseksual dari
jamur divisi Basidiomycotina?
a. Konjugasi & Spora
b. Spora & Konjugasi
c. Konidia & Konidiapora
d. Konidiaspora & Konidia
e. Basidiospora & Konidia

13. Berikut ini manakah yang merupakan reproduksi seksual dan aseksual dari
jamur divisi Deuteromycotina?
a. Belum diketahui & Konidia
b. Konidia & Belum diketahui
c. Belum diketahui & Askospora
d. Askospora & Belum diketahui
e. Belum diketahui keduanya

14. Dibawah ini manakah pernyataan yang benar mengenai simbion pembentuk
liken?
a. Golongan lumut yang tidak berklorofil
b. Lumut yang hidup saprofit pada kayu mati
c. Lumut penyebab lapuknya kayu dan batuan
d. Simbiosis antara alga dan fungi tertentu
e. Simbiosis antara lumut tak berklorofil dengan alga

15. Jamur memiliki kemampun membentuk hubungan mutualisme dengan tanaman.


Disebut apakah hubungan mutualisme antara jamur dengan tanaman?
a. Liken
b. Mikoriza
77

c. Konidiospora
d. Miselium
e. Spora

16. Berikut ini manakah pernyataan yang tidak benar mengenai mikoriza?
a. Mikoriza meningkatkan absorbsi hara dari dalam tanah
b. Mikroiza menjadi penghalang biologi terhadap infeksi pathogen akar
c. Mikoriza meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan dan kelembaban
d. Mikoriza meningkatkan produksi hormon pertumbuhan dan zat pengatur
tumbuhan
e. Mikoriza memindahkan nutrisi dari satu tanaman ke tanaman yang lain

17. Apakah manfaat yang dapat diambil dari jamur Saccharomyces cereviceae dan
Neurospora crassa?
a. Untuk membuat tempe dan alkohol
b. Untuk membuat tape dan tempe
c. Untuk membuat tape dan oncom
d. Penelitian genetika dan oncom
e. Fermentasi alcohol dan penelitian genetika

18. Jamur apakah yang berperan dalam proses pembuatan kecap?


a. Aspergillus flavus
b. Aspergillus wentii
c. Aspergillus oryzae
d. Roselina arcuata
e. Volvariella volvaceae

19. Dibawah ini manakah yang bukan merupakan jenis jamur yang banyak dimakan
oleh manusia?
a. Auricularia polytricha
b. Rhizopus oryzae
c. Saccharomyces cereviceae
d. Volvariella volvacea
e. Pneumonia carinii

20. Epidermophyton floccosum merupakan jamur yang merugikan manusia,


kerugian atau penyakit apakah yang disebabkan oleh jamur tersebut?
a. Menginfeksi tanaman jagung
b. Menginfeksi kuku dan kulit
c. Menginfeksi tanaman kacang
d. Menginfeksi hati
e. Menginfeksi paru-paru
78

KUNCI JAWABAN
1. E
2. A
3. A
4. A
5. A
6. A
7. A
8. E
9. C
10. C
11. D
12. A
13. A
14. D
15. D
16. E
17. C
18. B
19. E
20. B
79

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


PROJECT BASED LEARNING

Satuan Pendidikan : SMA/MA


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester :X/1
Topik : Jamur
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kopetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun
dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan
dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium

3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-


ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
80

Indikator:
3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum dan struktur tubuh jamur
3.6.2 Menjelaskan cara hidup dan Reproduksi jamur
3.6.3 Mengklasifikasikan dasar pengelompokkan jamur
3.6.4 Menjelaskan peranan jamur bagi kehidupan

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan
dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.6.1 Merancang percobaan pengamatan jamur mikroskopis pada tempe atau
roti dan makroskopis pada jamur jenis Basidiomycota dengan mengamati
morfologi jamurnya.

4.6.2 Membuat laporan hasil percobaan pada jamur mikroskopis dan


makroskopis.
4.6.3 Mengidentifikasi kasus penyakit dan keracunan yang disebabkan karena
jamur

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses menggali/meneliti, kaji pustaka, berdiskusi, kerja kelompok,
eksperimen siswa dapat :
1. Mengidentifikasi ciri-ciri umum dan struktur tubuh jamur
2. Menjelaskan cara hidup dan Reproduksi jamur
3. Mengklasifikasikan dasar pengelompokkan jamur
4. Menjelaskan macam-macam peranan jamur dalam kehidupan
5. Merancang percobaan pengamatan jamur mikroskopis pada tempe dan
makroskopis pada jamur jenis Basidiomycota dengan mengamati morfologi
jamurnya

6. Membuat laporan hasil percobaan pada jamur mikroskopis dan makroskopis.


7. Mengidentifikasi kasus penyakit dan keracunan yang disebabkan karena
jamur

D. Materi ajar
1. Materi Fakta
81

Fungi adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak
memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof. Sel jamur memiliki dinding yang
tersusun atas kitin. . Beberapa jenis jamur memiliki peran yang menguntungkan
dalam pembuatan makanan, diantaranya peranannya dalam pembuatan tempe dan
tapai.

2. Materi Konsep
Jamur memiliki beberapa peranan dalam kehidupan manusia, ada yang
menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Jamur yang menguntungkan
mempunyai berbagai manfaat di antaranya menjaga keseimbangan dan kelestarian
ekosistem, sebagai sumber bahan makanan bergizi tinggi, membuat jenis makanan
baru dan makanan suplemen, untuk obat-obatan dan membasmi organisme penyebab
penyakit.
Beberapa jenis jamur yang dapat merugikan manusia, misalnya jamur yang
bersifat patogen atau menimbulkan penyakit, menghasilkan racun, merusak tanaman
budidaya sehingga menggagalkan panen dan membusukkan bahan makanan.

3. Materi Prinsip
Fungi memiliki ciri-ciri
- Eukariotik
- Tidak berklorofil
- Hidup di tempat yang lembab
- Ada yang berukuran mikroskopis dan makroskopis.

Jamur dibagi menjadi 4 divisi yaitu:


- Zygomycota
- Ascomycota
- Basidiomycota
- Deuteromycota

E. Metode pembelajaran :
1. Model : Project Based Learning
2. Metode : Diskusi Kelompok dan Penugasan

F. Sumber Pembelajaran
1. Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
2. Aryulina, Diah, dkk. 2007. Biologi 1: SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta:
ESIS.
3. Lembar Kerja Siswa Project Based Learning

G. Media / Alat pembelajaran


1. Media gambar jamur
2. White board dan alat tulis
3. Bahan presentasi Microsfot Power Point
4. Laptop
82

H. Kegiatan Pembelajaran / Langkah-langkah Pembelajaran


Pertemuan 1

Langkah Kegiatan Pembelajaran


Waktu
Kegiatan Guru Siswa
KEGIATAN Mengucapkan salam dan Menjawab salam dan 20
AWAL berdoa berdoa menit
Guru mengabsensi siswa Siswa menjawab
Guru menyampaikan tujuan absensi
pembelajaran Siswa menyimak dan
Guru menjelaskan tentang memperhatikan
pembelajaran berbasis penjelasan guru
proyek, aturan main dan
hal-hal yang akan dilakukan
siswa Siswa berkelompok
Guru membagi siswa dan menentukan ketua
kedalam kelompok yang kelompok
terdiri dari 5-6 orang

KEGIATAN Tahap 1. Dimulai dengan 20


INTI pertanyaan penting Mengamati menit
Guru menarik perhatian Siswa memperhatikan
siswa dengan menampilkan gambar dan penjelasan
gambar berkaitan dengan guru
jamur
Menanya
Guru memberikan Siswa bertanya
kesempatan kepada siswa tentang gambar yang
untuk bertanya tetntang ditampilkan
gambar yang ditampilkan
Mengeksplorasi
Siswa memperhatikan
Guru memberikan
dan menjawab sesuai
pertanyaan Essensial
pengetahuan siswa
kepada siswa tentang jamur
Apakah kalian pernah
melihat jamur?
Bagaimana ciri-cirinya?
Dimana kalian
melihatnya?
Sebutkan peranan jamur
bagi kehidupan?
Apakah kalian tahu
bahwa jamur pun dapat
hidup bersimbiosis
mutualisme, tidak hanya
parasit?
83

Guru memberikan Siswa dengan


pertanyaan penuntun agar bimbingan guru
siswa dapat merumuskan merencanakan proyek
masalah yang ingin mereka dengan merumuskan
teliti, terkait dengan proyek masalah terlebih
yang akan mereka buat dahulu

Tahap 2. Mendesain proyek 45


Guru memberikan LKS Mengasosiasi menit
untuk siswa kerjakan secara Siswa melakukan
berkelompok yang diskusi kelompok
berkaitan dengan untuk merumuskan
permasalahan yang terjadi beberapa masalah
dan menentukan proyek apa mulai dari kapan
yang akan mereka lakukan. mereka akan memulai
Guru memfasilitasi dan proyeknya
mengarahkan siswa jika Siswa melakukan
menemukan kesulitan diskusi

Tahap 3. Penyusunan jadwal 30


Guru meminta siswa untuk Siswa menyusun menit
menyusun jadwal dalam jadwal proyek yang
pelaksanaan proyek akan mereka lakukan
Guru meminta jadwal Siswa menjelaskan
pelaksanaan proyek yang proyek apa yang akan
sudah siswa buat, mereka kerjakan dan
memberikan masukkan dan jadwal dalam
menanyakan kendala apa penyusunan proyek
yang mereka hadapi
Menanya
Guru membimbing siswa Siswa bertanya
selama merancang jadwal tentang kesulitan
penyusunan jadwal proyek mereka dalam
penyusunan proyek

KEGIATAN Guru mengingatkan tentang Siswa menyimak dan 20


AKHIR jadwal yang sudah mereka memperhatikan menit
sepakati tentang batas akhir penjelasan guru
proyek dan mengingatkan Siswa mendengarkan
untuk mengisi LKS dan mencatat hal-hal
Guru mengundi kelompok yang perlu dicatat
yang akan presentasi Siswa mengucapkan
Guru menutup pelajaran salam dan doa
dengan mengucapkan salam bersama
84

Pertemuan 2

Langkah Kegiatan Pembelajaran


Waktu
Kegiatan Guru Siswa
KEGIATAN Mengucapkan salam dan Menjawab salam dan 10
AWAL berdoa berdoa menit
Guru mengabsensi siswa Siswa menjawab
Guru menyampaikan tujuan absensi
pembelajaran Siswa menyimak dan
Guru meminta siswa duduk memperhatikan guru
dengan kelompoknya Siswa duduk
Guru menyampaikan aturan berkelompok
dalam presentasi, yaitu Siswa menyimak dan
masing-masing kelompok memperhatikan guru
yang tampil diberikan
waktu 10 menit untuk
memaparkan hasil
proyeknya dan tanya jawab

KEGIATAN Tahap 4. Memonitor siswa 20


INTI dan kemajuan proyek Menasosiasi menit
Guru meminta laporan dari Siswa melaporkan
setiap kelompok apa yang sampai dimana proyek
menjadi kendala dan yang sudah mereka
memonitor sampai dimana lakukan
pelaksanaan proyek yang
sudah mereka lakukan

Tahap 5. Menilai hasil 75


proyek Mengkomunikasi menit
Guru mempersilahkan Siswa mengatur
siswa untuk tempat duduk tiap
mempresentasikan hasil kelompok untuk
proyeknya dan giliran tampil
menunjukkan laporan LKS presentasi
yang sudah mereka
kerjakan Setiap kelompok
Guru mengamati jalannya tampil presentasi,
presentasi dan mengatur siswa yang lain
waktu untuk kelompok memberi masukkan
yang tampil dan pertanyaan

KEGIATAN Tahap 6. Mengevaluasi 30


AKHIR pengalaman belajar menit
Guru merefleksi semua Siswa menyimak dan
kegiatan yang sudah memperhatikan
85

mereka lakuakan tentang penjelasan guru


pembelajaran berbasis
proyek Siswa bertanya
Memberi kesempatan pada tentang materi yang
siswa untuk menanyakan belum dipahami
hal-hal yang belum Siswa menjawab
dipahami pertanyaan guru
Guru mengajukan beberapa Siswa mengucapkan
pertanyaan sebagai evaluasi salam dan doa
Guru menutup pelajaran bersama
dengan mengucapkan salam

I. Penialaian
Teknik penilaian : Tes hasil belajar (PG 20 Soal)
Instrumen : LKS Project Based Learning

Jakarta, November 2014


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

Drs. Amir Kodir, M.Si Muhammad Fuad Fahrudin


NIP. 19660515 200012 1 001 NIM. 1110016100045
86

Soal Pretest dan Postest

PETUNJUK UMUM
1. Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c, d atau e di jawaban yang benar
2. Gunakan waktu yang dengan efektif dan efisien
3. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas
4. Kerjakan soal secara jujur dan mandiri

1. Manakah di bawah ini yang bukan merupakan ciri-ciri jamur?


a. hidupnya di tempat lembab
b. cara hidupnya saprofit dan parasit
c. bersifat heterotrof
d. menyerap bahan organik yang telah diuraikan
e. bersifat autotrof

2. Disebut apakah sel-sel memanjang yang berupa benang-benang pada jamur?


a. Hifa
b. Miselium
c. Kolumela
d. Spora
e. Rhizom

3. Dimanakah tempat yang cocok untuk pertumbuhan jamur?


a. Lembab
b. Kering
c. Berair
d. Basah
e. Semua jawaban benar

4. Bagian tubuh jamur manakah yang berperan untuk menyerap makanan di


lingkungan yang lembab?
a. Miselium
b. Gametangium
c. Sporangium
d. Basidium
e. Konidium

5. Bagaimanakah proses perkembangan lebih lanjut dari zigospora?


a. Berkecambah membentuk hifa
b. Menghasilkan sporangiospora
c. Bereproduksi aseksual
d. Mengalami meiosis kariogami
e. Bereproduksi seksual
87

6. Tergolong ke dalam jenis jamur apakah jamur roti dan jamur tempe?
a. Zygomycotina
b. Ascomycotina
c. Deuteromycotina
d. Basidiomycotina
e. Eumycotina

7. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas adalah Rhizopus stolonifer. Bagaimanakah rutan nama bagiannya


dari no. 1 s.d. 4 ?
a. Sporangium - sporangiofor - stolon - rhizoid
b. Sporangiofor - stolon - rhizoid - sporangium
c. Sporangium - rhizoid - sporangiofor - stolon
d. Stolon - sporangiofor - sporangium - rhizoid
e. Sporangium - sporangiofor - rhizoid - stolon

8. Roti yang mengandung jamur sebaiknya dibuang saja, karena roti tersebut
mengandung toksin, dari jenis apakah jamur tersebut?
a. Pencillium
b. Aspergillus
c. Fusarium
d. Rosellina
e. Rhizopus

9. Dibawah ini manakah yang bukan merupakan jamur Ascomycotina?


a. Perkembanganbiakan vegetatifnya dengan konidia atau konidiospora pada
jamur bersel banyak.
b. Perkembanganbiakan generatifnya dengan askus.
c. Perkembangbiakan vegetatifnya dengan konidia atau konidiospora pada
jamur bersel satu.
d. Perkembangan vegetatifnya dengan blastospora pada jamur bersel satu
e. Perkembangan seksual pada jamur uniseluler dihasikan empat sel askospora
haploid
88

10. Disebut apakah proses pembuatan tapai yang melibatkan jamur Saccharomyces?
a. Meiosis
b. Fragmentasi
c. Fermentasi
d. Hidrolisis
e. Konjugasi

11. Disebut apakah tubuh buah pada jamur basidiomycotina?


a. Askocarp
b. Sporangiocarp
c. Monocarp
d. Basidiocarp
e. Zygocarp

12. Berikut ini manakah yang merupakan reproduksi seksual dan aseksual dari
jamur divisi Basidiomycotina?
a. Konjugasi & Spora
b. Spora & Konjugasi
c. Konidia & Konidiapora
d. Konidiaspora & Konidia
e. Basidiospora & Konidia

13. Berikut ini manakah yang merupakan reproduksi seksual dan aseksual dari
jamur divisi Deuteromycotina?
a. Belum diketahui & Konidia
b. Konidia & Belum diketahui
c. Belum diketahui & Askospora
d. Askospora & Belum diketahui
e. Belum diketahui keduanya

14. Dibawah ini manakah pernyataan yang benar mengenai simbion pembentuk
liken?
a. Golongan lumut yang tidak berklorofil
b. Lumut yang hidup saprofit pada kayu mati
c. Lumut penyebab lapuknya kayu dan batuan
d. Simbiosis antara alga dan fungi tertentu
e. Simbiosis antara lumut tak berklorofil dengan alga

15. Jamur memiliki kemampun membentuk hubungan mutualisme dengan tanaman.


Disebut apakah hubungan mutualisme antara jamur dengan tanaman?
a. Liken
b. Mikoriza
89

c. Konidiospora
d. Miselium
e. Spora

16. Berikut ini manakah pernyataan yang tidak benar mengenai mikoriza?
a. Mikoriza meningkatkan absorbsi hara dari dalam tanah
b. Mikroiza menjadi penghalang biologi terhadap infeksi pathogen akar
c. Mikoriza meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan dan kelembaban
d. Mikoriza meningkatkan produksi hormon pertumbuhan dan zat pengatur
tumbuhan
e. Mikoriza memindahkan nutrisi dari satu tanaman ke tanaman yang lain

17. Apakah manfaat yang dapat diambil dari jamur Saccharomyces cereviceae dan
Neurospora crassa?
a. Untuk membuat tempe dan alkohol
b. Untuk membuat tape dan tempe
c. Untuk membuat tape dan oncom
d. Penelitian genetika dan oncom
e. Fermentasi alcohol dan penelitian genetika

18. Jamur apakah yang berperan dalam proses pembuatan kecap?


a. Aspergillus flavus
b. Aspergillus wentii
c. Aspergillus oryzae
d. Roselina arcuata
e. Volvariella volvaceae

19. Dibawah ini manakah yang bukan merupakan jenis jamur yang banyak dimakan
oleh manusia?
a. Auricularia polytricha
b. Rhizopus oryzae
c. Saccharomyces cereviceae
d. Volvariella volvacea
e. Pneumonia carinii

20. Epidermophyton floccosum merupakan jamur yang merugikan manusia,


kerugian atau penyakit apakah yang disebabkan oleh jamur tersebut?
a. Menginfeksi tanaman jagung
b. Menginfeksi kuku dan kulit
c. Menginfeksi tanaman kacang
d. Menginfeksi hati
e. Menginfeksi paru-paru
90

KUNCI JAWABAN
1. E
2. A
3. A
4. A
5. A
6. A
7. A
8. E
9. C
10. C
11. D
12. A
13. A
14. D
15. D
16. E
17. C
18. B
19. E
20. B
Lampiran 3 91

LEMBAR KERJA SISWA PROBLEM BASED LEARNING

JAMUR (FUNGI)

Hari/tanggal : kelompok
Kelas :
Anggota : …………………………. ………...
………………………….
………………………….
………………………….
………………………….

Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri dan struktur jamur
2. Siswa dapat menjelasakan dasar pengelompokkan jamur
3. Siswa dapat mengenal macam-macam jamur baik secara mikroskopis dan
makroskopis

Mari cari solusi

Lembar Kerja Siswa Problem Based Learninng


92

Sekantong roti yang disimpan di dalam lemari terlupakan selama seminggu, ketika
dibuka roti terlihat kehitaman karena tertutup oleh jamur. Roti yang berjamur
tersebut juga berbau tidak enak, sehingga tidak layak dikonsumsi. Lalu mengapa
roti cepat sekali tumbuh jamur? Jamur jenis apakah yang terdapat pada roti yang
sudah kadaluarsa? Samakah jenis jamur tersebut dengan jamur yang lain? Apakah
ada ciri-ciri tertentu antara jamur yang dapat dimakan dengan jamur yang beracun?

Tahap 1. Identifikasi dasar terhadap masalah

Kemukakanlah data berkaitan dengan permasalahan diatas!

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Tahap 2. Membuat Hipotesis

Buatlah sebuah hipotesis pada kolom di bawah ini ! Kamu dapat melakukannya dengan
menjawab pertanyaan sesuai dengan masalah diatas.

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Lembar Kerja Siswa Problem Based Learninng


93

Tahap 3. Mengumpulkan data yang relevan

Carilah keterangan-keterangan yang berhubungan dengan permasalahan tersebut (dalam


buku atau melakukan percobaan) sebagai bahan untuk memecahkan permasalahan
diatas!

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Tahap 4. Menguji kebenaran jawaban

Menguji jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang kalian
dapatkan. Apakah hipotesis kalian sesuai?

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Lembar Kerja Siswa Problem Based Learninng


94

Tahap 5. Membuat dan mengkomunikasikan kesimpulan

Tulislah kesimpulan dari kegiatan pemecahan masalah yang telah kalian diskusikan
bersama kelompok

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Lembar Kerja Siswa Problem Based Learninng


95

LEMBAR KERJA SISWA PROBLEM BASED LEARNING


JAMUR (FUNGI)

Hari/tanggal : kelompok
Kelas :
Anggota : …………………………. ………...
………………………….
………………………….
………………………….
………………………….

Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi dasar pengelompokkan jamur
2. Siswa mampu menjelasakan peranan jamur bagi kehidupan
3. Siswa mampu memecahkan masalah dan memberikan solusi pada kasus tempe
bongkrek

Mari cari solusi

Lembar Kerja Siswa Problem Based Learninng


96

1. Apakah semua jenis jamur dapat dikonsumsi? Berbahayakah apabila jamur di


konsumsi?
2. Tahukah kalian tempe bongkrek? Mengapa jamur pada tempe bongkrek dapat
menyebabkan kematian bila dimakan?

Tahap 1. Identifikasi dasar terhadap masalah

Kemukakanlah data berkaitan dengan permasalahan diatas!

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Tahap 2. Membuat Hipotesis

Buatlah sebuah hipotesis pada kolom di bawah ini ! Kamu dapat melakukannya dengan
menjawab pertanyaan sesuai dengan masalah diatas.

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Lembar Kerja Siswa Problem Based Learninng


97

Tahap 3. Mengumpulkan data yang relevan

Carilah keterangan-keterangan yang berhubungan dengan permasalahan tersebut (dalam


buku atau melakukan percobaan) sebagai bahan untuk memecahkan permasalahan
diatas!

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Tahap 4. Menguji kebenaran jawaban

Menguji jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang kalian
dapatkan. Apakah hipotesis kalian sesuai?

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Lembar Kerja Siswa Problem Based Learninng


98

Tahap 5. Membuat dan mengkomunikasikan kesimpulan

Tulislah kesimpulan dari kegiatan pemecahan masalah yang telah kalian diskusikan
bersama kelompok

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Lembar Kerja Siswa Problem Based Learninng


Lampiran 4 99

LEMBAR KERJA SISWA PROJECT BASED LEARNING

JAMUR (FUNGI)

Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri umum dan struktur tubuh jamur
2. Siswa dapat menjelaskan cara hidup dan Reproduksi jamur
3. Siswa dapat mengklasifikasikan dasar pengelompokkan jamur
4. Siswa dapat menjelaskan macam-macam peranan jamur dalam kehidupan

Petunjuk Umum
1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang setiap kelompok
2. Bacalah literatur tentang kingdom fungi untuk memperkuat pemahaman anda
3. Dalam mengerjakan LKS diskusikanlah dengan teman kelompokmu
4. Konsultasikanlah dengan guru jika menemui kesulitan dalam mengerjakan LKS
5. Setelah mengerjakan LKS dalam kelompok, maka presentasikanlah tugas yang
telah kalian kerjakan di depan kelas agar anggota kelompok yang lain
menanggapi

Hari/tanggal : kelompok
Kelas :
Anggota : …………………………. ………...
………………………….
………………………….
………………………….
………………………….

Lembar Kerja Siswa Project Based Learning


100

Langkah 1. Catatan deskripsi jamur (fungi)

1. Apa yang kalian ketahui mengenai istilah jamur?


…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………….
2. Sebutkan ciri-ciri jamur yang kalian ketahui!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Apakah semua jamur mempunyai struktur tubuh yang sama?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. Bagaimanakah cara hidup jamur?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
5. Sebutkan dan jelaskan ciri masing-masing divisi pada jamur!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….………...
6. Beri contoh masing-masing 3 jenis jamur yang menguntungkan dan yang
merugikan!
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

Lembar Kerja Siswa Project Based Learning


101

Langkah 2. Menemukan masalah

1. Setelah mendeskripsikan materi, tandailah hal-hal yang menurut anda


mengindikasikan suatu permasalahan!
2. Setelah memahami permasalahan tersebut, rumuskan kembali permasalahan apa
yang dapat kalian selidiki dari masalah tersebut dalam bentuk pertanyaan yang
memfokuskan masalah yang akan kalian kaji!

3. Jika kalian tidak yakin dengan rumusan pertanyaan yang kalian buat, silahkan
meminta bantuan kepada bapak/ibu guru dalam merumuskan pertanyaan dan
mencari informasi

Lembar Kerja Siswa Project Based Learning


102

Langkah 3. Menentukan langkah proyek

Judul Proyek :

Tujuan :

Alat dan Bahan :

Langkah kerja :

Lembar Kerja Siswa Project Based Learning


103

Langkah 4. Mengumpulkan dan menganalisis data hasil proyek

Lembar Kerja Siswa Project Based Learning


104

Langkah 5. Pembahasan dan kesimpulan

Pembahasan

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Kesimpulan

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Lembar Kerja Siswa Project Based Learning


105

Lampiran 5

Lembar Observasi Kegiatan Guru


Problem Based Learning
Pertemuan 1

Petunjuk : Berikan tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai


Hari/Tanggal : Senin/17 November 2014
Konsep : Jamur

Keterlaksanaan
No Aspek yang diamati (√)
Ya Tidak
KEGIATAN AWAL
Guru mengucapkan salam dan berdoa √
Guru mengabsensi siswa √
Guru menjelaskan tentang pembelajaran berbasis √
1. masalah
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √

Guru membagi siswa kedalam kelompok yang
terdiri dari 5-6 orang

KEGIATAN INTI
Tahap 1. Orientasi siswa pada masalah
Guru menarik perhatian siswa dengan menampilkan √
gambar berkaitan dengan jamur
Guru mengorientasi siswa pada masalah dengan
menampilkan gambar roti berjamur dan √
memberikan pertanyaan
Mengapa roti cepat sekali tumbuh jamur?
Jamur jenis apakah yang terdapat pada roti yang
sudah kadaluarsa?
Apakah ada ciri-ciri tertentu antara jamur yang
dapat dimakan dengan jamur yang beracun?
2
Tahap 2. Mengorganisasikan siswa dalam belajar
Guru membagikan dan menjelaskan LKS berbasis √
masalah
Guru membantu siswa dalam mengorganisasikan √
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah

Guru memberikan penjelasan mengenai pengamatan
yang akan dilakukan manambah informasi dalam
pemecahan masalah
106

Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu √


maupun kelompok √
Guru menyiapkan alat dan bahan percobaan √
Guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi
Guru membimbing untuk menambah informasi
dalam pemecahan masalah

Tahap 4. Mengembangkan dan mempresentasikan √


hasil
Guru memandu siswa untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompok √
Guru mengamati jalannya presentasi dan mengatur
waktu untuk kelompok yang tampil

Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses



pemecahan masalah
Guru mengevaluasi jawaban dan kinerja kelompok

dalam pemecahan masalah
Guru memberi kesempatan pada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami

KEGIATAN AKHIR
Guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai √
3 evaluasi
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan √
salam

Catatan lain tentang pengelolaan pembelajaran:


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Jakarta, 17 November 2014


Observer,

Drs. Amir Kodir, M.Si


NIP. 19660515 200012 1 001
107

Lembar Observasi Kegiatan Guru


Problem Based Learning
Pertemuan 2

Petunjuk : Berikan tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai


Hari/Tanggal : Senin/24 November 2014
Konsep : Jamur

Keterlaksanaan
No Aspek yang diamati (√)
Ya Tidak
KEGIATAN AWAL
Guru mengucapkan salam dan berdoa √
Guru mengabsensi siswa √
1. √
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Guru meminta siswa duduk dengan kelompoknya

KEGIATAN INTI
Tahap 1. Orientasi siswa pada masalah
Guru menarik perhatian siswa dengan menampilkan √
gambar berkaitan dengan jamur
Guru mengorientasi siswa pada masalah dengan √
memberikan gambar tempe bongkrek dan
pertanyaan
Apakah semua jenis jamur dapat dikonsumsi?
Tahukah kalian tentang kasus tempe bongkrek?
Mengapa tempe bongkrek dapat menyebabkan
kematian?

2 Tahap 2. Mengorganisasikan siswa dalam belajar


Guru memberikan LKS untuk siswa kerjakan secara √
berkelompok
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan √
dengan masalah tersebut.

Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu


maupun kelompok
Guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi √
untuk mengumpulkan informasi dari berbagai
literatur
108

Guru membimbing dan memberikan penjelasan √


untuk manambah informasi dalam pemecahan
masalah

Tahap 4. Mengembangkan dan mempresentasikan


hasil
Guru memandu siswa untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompok
Guru mengamati jalannya presentasi dan mengatur √
waktu untuk kelompok yang tampil

Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
Guru mengevaluasi jawaban dan kinerja kelompok √
dalam pemecahan masalah
Guru memberi kesempatan pada siswa untuk √
menanyakan hal-hal yang belum dipahami

KEGIATAN AKHIR
Guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai √
3 evaluasi
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan √
salam

Catatan lain tentang pengelolaan pembelajaran:


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Jakarta, 24 November 2014


Observer,

Drs. Amir Kodir, M.Si


NIP. 19660515 200012 1 001
109

Lampiran 6

Lembar Observasi Kegiatan Guru


Project Based Learning
Pertemuan 1

Petunjuk : Berikan tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai


Hari/Tanggal : Kamis/20 November 2014
Konsep : Jamur

Keterlaksanaan
No Aspek yang diamati (√)
Ya Tidak
KEGIATAN AWAL
Guru mengucapkan salam dan berdoa √
Guru mengabsensi siswa √
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
Guru menjelaskan tentang pembelajaran berbasis √
1.
proyek, aturan main dan hal-hal yang akan
dilakukan siswa
Guru membagi siswa kedalam kelompok yang √
terdiri dari 5-6 orang

KEGIATAN INTI
Tahap 1. Dimulai dengan pertanyaan penting
Guru menarik perhatian siswa dengan menampilkan √
gambar berkaitan dengan jamur
Guru memberikan pertanyaan Essensial kepada √
siswa
Apakah kalian pernah melihat jamur? Bagaimana
ciri-cirinya? Dimana kalian melihatnya?
Sebutkan peranan jamur bagi kehidupan?
Apakah kalian tahu bahwa jamur pun dapat hidup
2 bersimbiosis mutualisme, tidak hanya parasit?
Guru memberikan pertanyaan penuntun agar siswa √
dapat merumuskan masalah yang ingin mereka teliti,
terkait dengan proyek yang akan mereka buat

Tahap 2. Mendesain proyek


Guru memberikan LKS untuk siswa kerjakan secara √
berkelompok yang berkaitan dengan permasalahan
yang terjadi dan menentukan proyek apa yang akan
mereka lakukan.
110

Guru memfasilitasi dan mengarahkan siswa jika √


menemukan kesulitan

Tahap 3. Penyusunan jadwal


Guru meminta siswa untuk menyusun jadwal dalam √
pelaksanaan proyek
Guru meminta jadwal pelaksanaan proyek yang √
sudah siswa buat, memberikan masukkan dan
menanyakan kendala apa yang mereka hadapi
Guru membimbing siswa selama merancang jadwal √
penyusunan jadwal proyek

KEGIATAN AKHIR
Guru mengingatkan tentang jadwal yang sudah √
mereka sepakati tentang batas akhir proyek dan
3 mengingatkan untuk mengisi LKS
Guru mengundi kelompok yang akan presentasi √
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan √
salam

Catatan lain tentang pengelolaan pembelajaran:


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Jakarta, 20 November 2014


Observer,

Drs. Amir Kodir, M.Si


NIP. 19660515 200012 1 001
111

Lembar Observasi Kegiatan Guru


Project Based Learning
Pertemuan 2

Petunjuk : Berikan tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai


Hari/Tanggal : Kamis/27 November 2014
Konsep : Jamur

Keterlaksanaan
N Aspek yang diamati (√)
o
Ya Tidak
KEGIATAN AWAL
Mengucapkan salam dan berdoa √
Guru mengabsensi siswa √
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
Guru meminta siswa duduk dengan kelompoknya √
1.
Guru menyampaikan aturan dalam presentasi, yaitu √
masing-masing kelompok yang tampil diberikan
waktu 10 menit untuk memaparkan hasil proyeknya
dan tanya jawab

KEGIATAN INTI
Tahap 4. Memonitor siswa dan kemajuan proyek
Guru meminta laporan dari setiap kelompok apa √
yang menjadi kendala dan memonitor sampai
dimana pelaksanaan proyek yang sudah mereka
lakukan

2 Tahap 5. Menilai hasil proyek


Guru mempersilahkan siswa untuk √
mempresentasikan hasil proyeknya dan
menunjukkan laporan LKS yang sudah mereka
kerjakan
Guru mengamati jalannya presentasi dan mengatur √
waktu untuk kelompok yang tampil

KEGIATAN AKHIR
Tahap 6. Mengevaluasi pengalaman belajar
3 Guru merefleksi semua kegiatan yang sudah mereka √
lakuakan tentang pembelajaran berbasis proyek
112

Memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan √


hal-hal yang belum dipahami
Guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai √
evaluasi
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan √
salam

Catatan lain tentang pengelolaan pembelajaran:


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Jakarta, 27 November 2014


Observer,

Drs. Amir Kodir, M.Si


NIP. 19660515 200012 1 001
113

Lampiran 7

KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN

Satuan Pendidikan : SMA/MA


Mata Pelajaran : IPA/BIOLOGI
Alokasi Waktu :
Jumlah Soal : 40 Soal
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Kompetensi Dasar : 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya
melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk
laporan tertulis.

Indikator Indikator Soal Jenjang Soal No


Kognitif Soal
Mengidentifikasi ciri- Menyebutkan ciri-ciri C2 Manakah di bawah ini yang bukan merupakan ciri-ciri jamur? 1
ciri umum dan struktur jamur a. hidupnya di tempat lembab
tubuh jamur b. cara hidupnya saprofit dan parasit
c. bersifat heterotrof
d. menyerap bahan organik yang telah diuraikan
e. bersifat autotrof

Membedakan jamur C2 Faktor yang membedakan antara jamur dengan organisme lain 2
dengan organisme lain diantaranya adalah pada dinding selnya. Tersusun atas apakah
Dinding sel pada jamur?
a. Lipoprotein d. Zat kersik
114

b. Lipid e. Zat kitin


c. Protein

Menyebutkan istilah C1 Disebut apakah sel-sel memanjang yang berupa benang-benang 3


bagian tubuh jamur pada jamur?
yang berupa benang- a. hifa d. spora
benang b. miselium e. rhizom
c. kolumela

Menyebutkan bagian C1 Pada bagian jamur manakah yang enak dimakan ? 4


jamur yang enak a. Miselium d. Tubuh buah
dimakan b. Hifa e. Lendir
c. Rhizoid

Menyebutkan istilah C1 Disebut apakah hifa jamur yang bercabang-cabang dan 5


jamur yang bercabang menyerupai anyaman ?
dan menyerupai a. hifa anyaman d. miselium
anyaman b. hifa ganda e. basidium
c. rhizoid

Menjelasakan fungsi C2 Apakah fungsi dari hifa vegetatif pada jamur? 6


hifa vegetatif pada a. alat reproduksi
jamur b. melekatkan diri pada substrat
c. menampung air yang diperlukan
115

d. pendukung alat-alat reproduksi


e. alat reproduksi dan mencari makan

Menjelaskan cara Menyebutkan tempat C1 Dimanakah tempat yang cocok untuk pertumbuhan jamur? 7
hidup dan Reproduksi pertumbuhan jamur a. Lembab d. basah
jamur b. Kering e. semua jawaban benar
c. Berair

Menyebutkan tubuh C1 Bagian tubuh jamur manakah yang berperan untuk menyerap 8
jamur yang berfungsi makanan di lingkungan yang lembab?
menyerap makanan a. miselium
b. gametangium
c. sporangium
d. basidium
e. konidium

Memilih cara jamur C1 Manakah dibawah iini yang bukan merupakan cara jamur 9
memperoleh energi memperoleh makanan?
a. saprofit d. fotosintesis
b. parasit e. simbiosis
c. heterotrof

Menyebutkan istilah C1 Disebut apakah jamur yang menyerap makanannya dari sisa-sisa 10
cara jamur organisme untuk memperoleh energi?
116

memperoleh makanan a. autotrof d. epifit


b. heterotrof e. parasit
c. saprofit

Menentukan yang C3 Berikut ini manakah yang tidak termasuk spora seksual pada 11
termasuk spora jamur?
seksual jamur a. zigospora d. konidia
b. askospora e. sporangiospora
c. basidiospora

Mengartikan istilah C2 Apakah yang dimaksud dengan reproduksi jamur secara 12


reproduksi jamur vegetatif dengan konjugasi?
dengan konjugasi a. persatuan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina
b. persatuan antara dua sel jamur jantan dan jamur betina
c. persatuan antara dua sel atau dua hifa yang belum jelas
perbedaan jantan dan betina
d. peleburan antara dua hifa jantan dan hifa betina
e. peleburan antara spora jantan dan spora betina

Mengklasifikasikan Mengidentifikasi ciri- C2 Manakah yang bukan merupakan ciri-ciri divisi Zygomycotina? 13
divisi jamur ciri divisi a. hidup di darat sebagai saprofit
Zygomycotina b. dinding sel tersusun atas zat kitin
c. hifa bercabang tidak bersekat
117

d. menyebar keman-mana dengan sporangium


e. hasil kopulasi gamtengiogami

Menentukan alat C2 Apakah nama alat reproduksi aseksual pada Zygomycotina yang 14
reproduksi aseksual dapat menyebar ke mana-mana?
pada divisi a. sporangium d. hifa
Zygomycotina b. spora e. miselium
c. zigospora

Menyebutkan nama C1 Apakah nama spora seksual/generatif dari jamur divisi 15


spora divisi Zygomycotina ?
Zygomycotina a. Konidiospora
b. Askospora
c. Basidiospora
d. Sporangiofor
e. Zigospora
Menjelaskan proses C2 Bagaimanakah proses perkembangan lebih lanjut dari 16
perkembangan zigospora?
zigospora a. Berkecambah membentuk hifa
b. Menghasilkan sporangiospora
c. Bereproduksi aseksual
d. Mengalami meiosis kariogami
e. Bereproduksi seksual
118

Menggolongkan jenis C2 Tergolong ke dalam jenis jamur apakah jamur roti dan jamur 17
jamur roti dan jamur tempe?
tempe ke dalam divisi a. Zygomycotina
tertentu b. Ascomycotina
c. Deuteromycotina
d. Basidiomycotina
e. Eumycotina

Mengurutkan bagian C3 Perhatikan gambar berikut! 18


tubuh Rhizopus
stolonifer.

Gambar di atas adalah Rhizopus stolonifer. Bagaimanakah rutan


nama bagiannya dari no. 1 s.d. 4 ?
a. Sporangium - sporangiofor - stolon - rhizoid
b. Sporangiofor - stolon - rhizoid - sporangium
c. Sporangium - rhizoid - sporangiofor - stolon
d. Stolon - sporangiofor - sporangium - rhizoid
e. Sporangium - sporangiofor - rhizoid - stolon
119

Menganalisis marga C4 Roti yang mengandung jamur sebaiknya dibuang saja, karena 19
jamur yang roti tersebut mengandung toksin, dari jenis apakah jamur
mengandung toksin tersebut?
pada roti a. Pencillium d. Rosellina
b. Aspergillus e. Rhizopus
c. Fusarium

Menetapkan ciri-ciri C4 Berikut ini ciri-ciri jamur 20


jamur Ascomycotina 1) Spora dihasilkan di dalam alat berbentuk botol
2) Spora mempunyai alat gerap berupa bulu cambuk
3) Spora terdapat dalam tonjolan hifa
4) Hifa bersekat dan berinti banayk
5) Bersifat mikroskopis
Manakah yang termasuk Sifat jamur Ascomycotina ?
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 1 dan 4 e. 2 dan 5
c. 2 dan 3

Menganalisis C4 Dibawah ini manakah yang bukan merupakan jamur 21


perkembangbiakan Ascomycotina?
jamur divisi a. Perkembanganbiakan vegetatifnya dengan konida atau
Ascomycotina konidiospora pada jamur bersel banyak.
b. Perkembanganbiakan generatifnya dengan askus.
c. Perkembangbiakan vegetatifnya dengan konidia atau
120

konidiospora pada jamur bersel satu.


d. Perkembangan vegetatifnya dengan blastospora pada
jamur bersel satu
e. Perkembangan seksual pada jamur uniseluler dihasikan
empat sel askospora haploid.

Menyebutkan istilah C1 Disebut apakah proses pembuatanm tapai yang melibatkan 22


proses pembuatan jamur Saccharomyces ?
tapai a. meiosis
b. fragmentasi
c. fermentasi
d. hidrolisi
e. konjugasi

Menentukan ciri-ciri C4 Saccharomyces merupakan khamir yang digunakan untuk 23


Saccharomyces yang peragian, dibawah ini manakah yang bukan merupakan ciri-ciri
digunakan untuk dari Saccharomyces ?
peragian a. Tidak mempunyai klorofil
b. Dinding sel tersusun atas kitin
c. Berukuran makroskopis
d. Organisme eukariot
e. Bersifat heterotrof
121

Menetapkan ciri-ciri C4 Berikut ini tabel ciri-ciri beberapa jamur: 24


jamur 1) Hifa bersekat, tidak ada tubuh buah, reproduksi generatif
Basidiomycotina 2) Hifa bersekat, tidak ada tubuh buah, reproduksi vegetatif dan
generatif
3) Hifa bersekat, ada tubuh buah, reproduksi vegetatif dan
generatif
4) Hifa tidak bersekat, ada tubuh buah, reproduksi vegetatif dan
konjugasi
5) Hifa tidak bersekat, tidak ada tubuh buah, reproduksi
vegetatif
Manakah yang merupakan ciri-ciri jamur basidiomycotina?
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3

Menyebutkan tubuh C1 Disebut apakah tubuh buah pada jamur basidiomycotina? 25


buah pada a. Askocarp d. Basidiocarp
Basidiomycotina b. Sporangiocarp e. Zygocarp
c. Monocarp

Menentukan C1 Berikut ini manakah yang merupakan reproduksi seksual dan 26


reproduksi seksual aseksual dari jamur divisi Basidiomycotina ?
dan aseksual divisi a. Konjugasi & Spora
Basidiomycotina b. Spora & Konjugasi
122

c. Konidia & Konidiapora


d. Konidiaspora & Konidia
e. Basidiospora & Konidia

Menentukan C2 Berikut ini manakah yang merupakan reproduksi seksual dan 27


reproduksi seksual aseksual dari jamur divisi Deuteromycotina ?
dan aseksual divisi a. Belum diketahui & Konidia
Deuteromycotina b. Konidia & Belum diketahui
c. Belum diketahui & Askospora
d. Askospora & Belum diketahui
e. Belum diketahui keduanya

Menyebutkan nama C1 Apakah nama spora aseksual/vegetatif dari jamur divisi 28


spora aseksual jamur Deutromycotina ?
divisi a. Konidiospora
Deuteromycotina b. Askospora
c. Basidiospora
d. Sporangiofor
e. Zigospora

Menganalisis simbion C4 Dibawah ini manakah pernyataan yang benara mengenai 29


pembentukan liken simbion pembentuk liken ?
a. Golongan lumut yang tidak berklorofil
b. Lumut yang hidup saprofit pada kayu mati
123

c. Lumut penyebab lapuknya kayu dan batuan


d. Simbiosis antara alga dan fungi tertentu
e. Simbiosis antara lumut tak berklorofil dengan alga

Mengidentifikasi jenis C1 Dari divisi manakah jmur yang membentuk Liken (lumut 30
jamur yang kerak)?
membentuk liken a. Zygomycotina dan Ascomycotina
b. Zygomycotina dan Basidiomycotina
c. Ascomycotina dan Basidiomycotina
d. Ascomycotina dan Deuteromycotina
e. Basidiomycotina dan Deuteromycotina

Menentukan fungsi C3 Jamur memiliki kemampun membentuk hubungan mutualisme 31


mikoriza dengan tanaman. Disebut apakah hubungan mutualisme antara
jamur dengan tanaman?
a. Liken
b. Mikoriza
c. Konidiospora
d. Miselium
e. Spora

Menentukan fungsi C3 Berikut ini manakah pernyataan yang tidak benar mengenai 32
mikoriza mikoriza ?
a. Mikoriza meningkatkan absorbsi hara dari dalam tanah
124

b. Mikroiza menjadi penghalang biologi terhadap infeksi


pathogen akar
c. Mikoriza meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan
dan kelembaban
d. Mikoriza meningkatkan produksi hormon pertumbuhan
dan zat pengatur tumbuhan
e. Mikoriza memindahkan nutrisi dari satu tanaman
ke tanaman yang lain

Menjelaskan peranan Menyebutkan jenis C1 Jamur apakah yang membantu dalam proses pembuatan tempe 33
jamur bagi kehidupan jamur yangn tempe ?
digunakan untuk a. Rhizopus divisi Zygomycota
membuat tempe b. Mucor divisi Zygomycota
c. Rhizopus divisi Ascomycota
d. Mucor divisi Ascomycota
e. Neurospora divisi Basidiomycota

Memilih jenis jamur C2 Berikut adalah beberapa jenis jamur Ascomycota 34


yang dapat 1) Penicillium notatum
menghasilkan zat 2) Penicilium roqueforti
antibiotik 3) Penicilium chysogenum
4) Penicillium camemberti
Diantara jamur di atas manakah yang menghasilkan zat
antibiotik?
125

a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. Semua benar

Menyebutkan C3 Apakah manfaat yang dapat diambil dari jamur Saccharomyces 35


manfaat jamur cereviceae dan Neurospora crassa ?
Saccharomyces a. Untuk membuat tempe dan alkohol
cereviceae dan b. Untuk membuat tape dan tempe
Neurospora crassa c. Untuk membuat tape dan oncom
d. Penelitian genetika dan oncom
e. Fermentasi alcohol dan penelitian genetika

Menyebutkan jamur C3 Jamur apakah yang berperan dalam proses pembuatan kecap ? 36
yang berperan dalam a. Aspergillus flavus
proses pembuatan b. Aspergillus wentii
kecap c. Aspergillus oryzae
d. Roselina arcuata
e. Volvariella volvaceae

Menentukan C4 Perhatikan tabel di bawah ini: 37


hubungan antara Nama jamur peranan
jamur dengan 1. Fusarium sp a. untuk membuat kue
126

peranannya dalam 2. Auricularia b. untuk membuat tempe


kehidupan polytricha c. untuk bahan makanan
3. Saccharomyces d. sebagai parasit pada
4. Rhizopus orizae tanaman
Manakah hubungan jenis jamur dengan peranannya yang benar
pada tabel di atas ?
a. 1 dan c d. 4 dan b
b. 2 dan a e. 3 dan a
c. 3 dan d

Menetukan jenis C4 Dibawah ini manakah yang bukan merupakan jenis jamur yang 38
jamur yang banyak banyak dimakan oleh manusia ?
dimakan manusia a. Auricularia polytricha
b. Rhizopus oryzae
c. Saccharomyces cereviceae
d. Volvariella volvacea
e. Pneumonia carinii

Memilih jamur yang C3 Jenis jamur apakah yang dapat digunakan sebagai obat ? 39
dapat digunakan a. Ganoderma lucidum
sebagai obat b. Rhizopus stolonifer
c. Amanita phalloides
d. Volvariella volvacea
e. Pneumonia carinii
127

Menganalisis penyakit C3 Epidermophyton floccosum merupakan jamur yang merugikan 40


yang disebabkan oleh manusia, kerugian atau penyakit apakah yang disebabkan oleh
Epidermophyton jamur tersebut ?
floccosum a. Menginfeksi tanaman jagung
b. Menginfeksi kuku dan kulit
c. Menginfeksi tanaman kacang
d. Menginfeksi hati
e. Menginfeksi paru-paru
136

Lampiran 12

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Indikator Aspek kognitif ∑ soal


C1 C2 C3 C4
3.6.1 3,4*,5* 1,2,6* 6
Mengidentifikasi ciri-
ciri umum dan
struktur tubuh jamur

3.6.2 Menjelaskan 7,8,9*, 12* 11 6


cara hidup dan 10*
Reproduksi jamur

3.6.3 15*,22, 13*, 14*, 18,31, 32 19, 20*, 20


Mengklasifikasikan 25,26, 16,17, 27 21, 23*,
dasar 28*, 30* 24*, 29
pengelompokkan
jamur

3.6.4 Menjelaskan 33* 34* 35,36 38, 37* 8


peranan jamur bagi 39*, 40
kehidupan

Total 14 10 9 7 40

Keterangan:
*) : soal yang tidak valid
137

Lampiran 13

INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR

PETUNJUK UMUM
1. Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c, d atau e di jawaban yang benar
2. Gunakan waktu yang dengan efektif dan efisien
3. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas
4. KERJAKAN SOAL SECARA JUJUR DAN MANDIRI

1. Manakah di bawah ini yang bukan merupakan ciri-ciri jamur?


a. hidupnya di tempat lembab
b. cara hidupnya saprofit dan parasit
c. bersifat heterotrof
d. menyerap bahan organik yang telah diuraikan
e. bersifat autotrof

2. Disebut apakah sel-sel memanjang yang berupa benang-benang pada jamur?


a. Hifa
b. Miselium
c. Kolumela
d. Spora
e. Rhizom

3. Dimanakah tempat yang cocok untuk pertumbuhan jamur?


a. Lembab
b. Kering
c. Berair
d. Basah
e. Semua jawaban benar

4. Bagian tubuh jamur manakah yang berperan untuk menyerap makanan di lingkungan
yang lembab?
a. Miselium
b. Gametangium
c. Sporangium
d. Basidium
e. Konidium
138

5. Bagaimanakah proses perkembangan lebih lanjut dari zigospora?


a. Berkecambah membentuk hifa
b. Menghasilkan sporangiospora
c. Bereproduksi aseksual
d. Mengalami meiosis kariogami
e. Bereproduksi seksual

6. Tergolong ke dalam jenis jamur apakah jamur roti dan jamur tempe?
a. Zygomycotina
b. Ascomycotina
c. Deuteromycotina
d. Basidiomycotina
e. Eumycotina

7. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas adalah Rhizopus stolonifer. Bagaimanakah rutan nama bagiannya dari no.
1 s.d. 4 ?
a. Sporangium - sporangiofor - stolon - rhizoid
b. Sporangiofor - stolon - rhizoid - sporangium
c. Sporangium - rhizoid - sporangiofor - stolon
d. Stolon - sporangiofor - sporangium - rhizoid
e. Sporangium - sporangiofor - rhizoid - stolon

8. Roti yang mengandung jamur sebaiknya dibuang saja, karena roti tersebut mengandung
toksin, dari jenis apakah jamur tersebut?
a. Pencillium
b. Aspergillus
c. Fusarium
d. Rosellina
e. Rhizopus
139

9. Dibawah ini manakah yang bukan merupakan jamur Ascomycotina?


a. Perkembanganbiakan vegetatifnya dengan konidia atau konidiospora pada jamur
bersel banyak.
b. Perkembanganbiakan generatifnya dengan askus.
c. Perkembangbiakan vegetatifnya dengan konidia atau konidiospora pada jamur bersel
satu.
d. Perkembangan vegetatifnya dengan blastospora pada jamur bersel satu
e. Perkembangan seksual pada jamur uniseluler dihasikan empat sel askospora haploid

10. Disebut apakah proses pembuatan tapai yang melibatkan jamur Saccharomyces?
a. Meiosis
b. Fragmentasi
c. Fermentasi
d. Hidrolisis
e. Konjugasi

11. Disebut apakah tubuh buah pada jamur basidiomycotina?


a. Askocarp
b. Sporangiocarp
c. Monocarp
d. Basidiocarp
e. Zygocarp

12. Berikut ini manakah yang merupakan reproduksi seksual dan aseksual dari jamur divisi
Basidiomycotina?
a. Konjugasi & Spora
b. Spora & Konjugasi
c. Konidia & Konidiapora
d. Konidiaspora & Konidia
e. Basidiospora & Konidia

13. Berikut ini manakah yang merupakan reproduksi seksual dan aseksual dari jamur divisi
Deuteromycotina?
a. Belum diketahui & Konidia
b. Konidia & Belum diketahui
c. Belum diketahui & Askospora
d. Askospora & Belum diketahui
e. Belum diketahui keduanya
140

14. Dibawah ini manakah pernyataan yang benar mengenai simbion pembentuk liken?
a. Golongan lumut yang tidak berklorofil
b. Lumut yang hidup saprofit pada kayu mati
c. Lumut penyebab lapuknya kayu dan batuan
d. Simbiosis antara alga dan fungi tertentu
e. Simbiosis antara lumut tak berklorofil dengan alga

15. Jamur memiliki kemampun membentuk hubungan mutualisme dengan tanaman.


Disebut apakah hubungan mutualisme antara jamur dengan tanaman?
a. Liken
b. Mikoriza
c. Konidiospora
d. Miselium
e. Spora

16. Berikut ini manakah pernyataan yang tidak benar mengenai mikoriza?
a. Mikoriza meningkatkan absorbsi hara dari dalam tanah
b. Mikroiza menjadi penghalang biologi terhadap infeksi pathogen akar
c. Mikoriza meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan dan kelembaban
d. Mikoriza meningkatkan produksi hormon pertumbuhan dan zat pengatur tumbuhan
e. Mikoriza memindahkan nutrisi dari satu tanaman ke tanaman yang lain

17. Apakah manfaat yang dapat diambil dari jamur Saccharomyces cereviceae dan
Neurospora crassa?
a. Untuk membuat tempe dan alkohol
b. Untuk membuat tape dan tempe
c. Untuk membuat tape dan oncom
d. Penelitian genetika dan oncom
e. Fermentasi alcohol dan penelitian genetika

18. Jamur apakah yang berperan dalam proses pembuatan kecap?


a. Aspergillus flavus
b. Aspergillus wentii
c. Aspergillus oryzae
d. Roselina arcuata
e. Volvariella volvaceae
141

19. Dibawah ini manakah yang bukan merupakan jenis jamur yang banyak dimakan oleh
manusia?
a. Auricularia polytricha
b. Rhizopus oryzae
c. Saccharomyces cereviceae
d. Volvariella volvacea
e. Pneumonia carinii

20. Epidermophyton floccosum merupakan jamur yang merugikan manusia, kerugian atau
penyakit apakah yang disebabkan oleh jamur tersebut?
a. Menginfeksi tanaman jagung
b. Menginfeksi kuku dan kulit
c. Menginfeksi tanaman kacang
d. Menginfeksi hati
e. Menginfeksi paru-paru
142

Lampiran 14

Nilai Pretest dan Posttest kelas Problem Based Learning

No Nama Siswa Nilai Pretest Nilai Posttest


1 1 20 65
2 2 50 70
3 3 25 70
4 4 30 65
5 5 30 65
6 6 50 75
7 7 45 80
8 8 30 85
9 9 35 75
10 10 35 75
11 11 65 90
12 12 25 75
13 13 35 75
14 14 40 85
15 15 60 95
16 16 25 70
17 17 30 80
18 18 25 75
19 19 20 70
20 20 35 65
21 21 35 70
22 22 40 90
23 23 25 65
24 24 55 80
25 25 55 85
26 26 20 75
27 27 60 80
28 28 20 70
29 29 20 65
30 30 25 80
31 31 55 80
32 32 40 80
33 33 60 85
34 34 20 75
35 35 40 65
36 36 45 80
143

Lampiran 15

Nilai Pretest dan Posttest kelas Project Based Learning

No Nama Siswa Nilai Prettest Nilai Postest


1 1 25 60
2 2 35 60
3 3 20 65
4 4 50 70
5 5 30 65
6 6 20 85
7 7 55 70
8 8 45 75
9 9 35 70
10 10 25 75
11 11 35 70
12 12 15 70
13 13 30 80
14 14 30 75
15 15 55 85
16 16 45 75
17 17 55 80
18 18 20 65
19 19 30 85
20 20 45 75
21 21 40 70
22 22 40 65
23 23 45 75
24 24 50 80
25 25 40 75
26 26 55 80
27 27 35 85
28 28 25 60
29 29 25 75
30 30 50 85
31 31 25 80
32 32 55 75
33 33 35 70
34 34 15 65
35 35 35 80
36 36 20 70
144

Lampiran 16

REKAPITULASI NILAI LKS KELAS EKSPERIMEN I

Pertemuan Nilai Akhir


No Nama Jumlah
1 2 LKS
1 1 80 95 175 87.5
2 2 80 80 160 80.0
3 3 85 80 165 82.5
4 4 80 75 155 77.5
5 5 75 90 165 82.5
6 6 75 85 160 80.0
7 7 80 75 155 77.5
8 8 85 80 165 82.5
9 9 75 85 160 80.0
10 10 80 80 160 80.0
11 11 80 95 175 87.5
12 12 75 90 165 82.5
13 13 80 80 160 80.0
14 14 75 90 165 82.5
15 15 80 95 175 87.5
16 16 75 85 160 80.0
17 17 85 80 165 82.5
18 18 80 75 155 77.5
19 19 80 95 175 87.5
20 20 80 80 160 80.0
21 21 85 80 165 82.5
22 22 75 85 160 80.0
23 23 80 75 155 77.5
24 24 75 90 165 82.5
25 25 80 80 160 80.0
26 26 75 85 160 80.0
27 27 75 90 165 82.5
28 28 85 80 165 82.5
29 29 80 75 155 77.5
30 30 80 95 175 87.5
31 31 80 95 175 87.5
32 32 85 80 165 82.5
33 33 75 85 160 80.0
34 34 80 80 160 80.0
35 35 75 90 165 82.5
36 36 80 75 155 77.5
Rata-rata 81.7
145

Lampiran 17

REKAPITULASI NILAI LKS KELAS EKSPERIMEN II

Pertemuan Nilai Akhir


No Nama Jumlah
1 2 LKS
1 1 75 95 170 85.0
2 2 75 95 170 85.0
3 3 85 75 160 80.0
4 4 90 95 185 92.5
5 5 75 95 170 85.0
6 6 80 90 170 85.0
7 7 80 90 170 85.0
8 8 80 90 170 85.0
9 9 90 95 185 92.5
10 10 90 75 165 82.5
11 11 90 95 185 92.5
12 12 85 75 160 80.0
13 13 80 90 170 85.0
14 14 80 90 170 85.0
15 15 90 95 185 92.5
16 16 90 75 165 82.5
17 17 90 75 165 82.5
18 18 85 75 160 80.0
19 19 75 95 170 85.0
20 20 85 75 160 80.0
21 21 85 75 160 80.0
22 22 85 75 160 80.0
23 23 75 95 170 85.0
24 24 90 95 185 92.5
25 25 90 75 165 82.5
26 26 90 75 165 82.5
27 27 80 90 170 85.0
28 28 75 95 170 85.0
29 29 85 75 160 80.0
30 30 90 95 185 92.5
31 31 80 90 170 85.0
32 32 90 95 185 92.5
33 33 90 75 165 82.5
34 34 80 90 170 85.0
35 35 75 95 170 85.0
36 36 90 95 185 92.5
Rata-rata 85.3
146

Lampiran 18

Analisis N-gain

Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II


Siswa Pretes Postes N-Gain Kriteria Pretes Postes N-Gain Kriteria
1 20 65 0.563 Sedang 25 60 0.467 Sedang
2 50 70 0.400 Sedang 35 60 0.385 Sedang
3 25 70 0.600 Sedang 20 65 0.563 Sedang
4 30 65 0.500 Sedang 50 70 0.400 Sedang
5 30 65 0.500 Sedang 30 65 0.500 Sedang
6 50 75 0.500 Sedang 20 85 0.813 Tinggi
7 45 80 0.636 Sedang 55 70 0.333 Sedang
8 30 85 0.786 Tinggi 45 75 0.545 Sedang
9 35 75 0.615 Sedang 35 70 0.538 Sedang
10 35 75 0.615 Sedang 25 75 0.667 Sedang
11 65 90 0.714 Tinggi 35 70 0.538 Sedang
12 25 75 0.667 Sedang 15 70 0.647 Sedang
13 35 75 0.615 Sedang 30 80 0.714 Tinggi
14 40 85 0.750 Tinggi 30 75 0.643 Sedang
15 60 95 0.875 Tinggi 55 85 0.667 Sedang
16 25 70 0.600 Sedang 45 75 0.545 Sedang
17 30 80 0.714 Tinggi 55 80 0.556 Sedang
18 25 75 0.667 Sedang 20 65 0.563 Sedang
19 20 70 0.625 Sedang 30 85 0.786 Tinggi
20 35 65 0.462 Sedang 45 75 0.545 Sedang
21 35 70 0.538 Sedang 40 70 0.500 Sedang
22 40 90 0.833 Tinggi 40 65 0.417 Sedang
23 25 65 0.533 Sedang 45 75 0.545 Sedang
24 55 80 0.556 Sedang 50 80 0.600 Sedang
25 55 85 0.667 Sedang 40 75 0.583 Sedang
26 20 75 0.688 Sedang 55 80 0.556 Sedang
27 60 80 0.500 Sedang 35 85 0.769 Tinggi
28 20 70 0.625 Sedang 25 60 0.467 Sedang
29 20 65 0.563 Sedang 25 75 0.667 Sedang
30 25 80 0.733 Tinggi 50 85 0.700 Sedang
31 55 80 0.556 Sedang 25 80 0.733 Tinggi
32 40 80 0.667 Sedang 55 75 0.444 Sedang
33 60 85 0.625 Sedang 35 70 0.538 Sedang
34 20 75 0.688 Sedang 15 65 0.588 Sedang
35 40 65 0.417 Sedang 35 80 0.692 Sedang
36 45 80 0.636 Sedang 20 70 0.625 Sedang
Rerata 36.806 75.833 0.618 Sedang 35.833 73.472 0.587 Sedang
147

Lampiran 19

Uji Normalitas Data Pretest

1. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen I

No. Xi F Zn Zi F (Zi) S (Zi) |F(Zi) - S (Zi)|


1 20 6 6 -1.219 0.112 0.167 0.055
2 25 6 12 -0.856 0.196 0.333 0.137
3 30 4 16 -0.493 0.311 0.444 0.134
4 35 5 21 -0.131 0.448 0.583 0.135
5 40 4 25 0.232 0.592 0.694 0.103
6 45 2 27 0.594 0.724 0.750 0.026
7 50 2 29 0.957 0.831 0.806 0.025
8 55 3 32 1.319 0.906 0.889 0.018
9 60 3 35 1.682 0.954 0.972 0.019
10 65 1 36 2.044 0.980 1.000 0.020

Lhitung = 0.137
Ltabel = 0.886/ ͵ = 0.148
Lhitung < Ltabel = 0.137 < 0.148, Sehingga data pretest kelompok eksperimen I
(Problem Based Learning) berdistribusi normal.

2. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen II

No. Xi F Zn Zi F (Zi) S (Zi) |F(Zi) - S (Zi)|


1 15 2 2 -1.673 0.047 0.056 0.008
2 20 4 6 -1.272 0.102 0.167 0.065
3 25 5 11 -0.870 0.192 0.306 0.113
4 30 4 15 -0.469 0.320 0.417 0.097
5 35 6 21 -0.067 0.473 0.583 0.110
6 40 3 24 0.335 0.631 0.667 0.036
7 45 4 28 0.736 0.769 0.778 0.009
8 50 3 31 1.138 0.872 0.861 0.011
9 55 5 36 1.540 0.938 1.000 0.062

Lhitung = 0.113
Ltabel = 0.886/ ͵ = 0.148
Lhitung < Ltabel = 0.113 < 0.148, Sehingga data pretest kelompok eksperimen II
(Project Based Learning) berdistribusi normal.
148

Lampiran 20

Uji Normalitas Data Posttest

1. Uji Normalitas Postest Kelas Eksperimen 1

No.
Xi F Zn Zi F (Zi) S (Zi) |F(Zi) - S (Zi)|
1 65 7 7 -1.344 0.090 0.194 0.105
2 70 6 13 -0.724 0.235 0.361 0.126
3 75 8 21 -0.103 0.459 0.583 0.124
4 80 8 29 0.517 0.697 0.806 0.108
5 85 4 33 1.137 0.872 0.917 0.044
6 90 2 35 1.757 0.961 0.972 0.012
7 95 1 36 2.377 0.991 1.000 0.009

Lhitung = 0.126
Ltabel = 0.886/ ͵ = 0.148
Lhitung < Ltabel = 0.126 < 0.148, Sehingga data prostest kelompok eksperimen I
(Problem Based Learning) berdistribusi normal.

2. Uji Normalitas Postest Kelas Eksperimen II

No. Xi F Zn Zi F (Zi) S (Zi) |F(Zi) - S (Zi)|


1 60 3 3 -1.809 0.035 0.083 0.048
2 65 5 8 -1.138 0.128 0.222 0.095
3 70 8 16 -0.466 0.321 0.444 0.124
4 75 9 25 0.205 0.581 0.694 0.113
5 80 6 31 0.877 0.810 0.861 0.051
6 85 5 36 1.548 0.939 1.000 0.061

Lhitung = 0.124
Ltabel = 0.886/ ͵ = 0.148
Lhitung < Ltabel = 0.124 < 0.148, Sehingga data postest kelompok eksperimen II
(Project Based Learning) berdistribusi normal.
149

Lampiran 21

Uji Homogenitas Data Pretest

Eksperimen 1 Eksperimen 2
Kelas
Inkuiri terstruktur Inkuiri terbimbing
N 36 36
ୠ 36.81 35.83
SD 13.79 12.45
Varians 190.16 155.00

ୠୠ ୠ
1. Fhitung = =
ୠୠ ୠ ୠ

= 1.23

2. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas)


Db pembilang =n-1
= 36 - 1
= 35

Db penyebut =n-1
= 36 - 1
= 35

Ftabel adalah 1.74

Fhitung < Ftabel (1.23 < 1.74), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua
kelas eksperimen memiliki varians yang homogen.
150

Lampiran 22

Uji Homogenitas Data Postest

Eksperimen 1 Eksperimen 2
Kelas
Inkuiri terstruktur Inkuiri terbimbing
N 36 36
ୠ 75.83 73.47
SD 8.06 7.45
Varians 64.96 55.50

ୠୠ ୠ
3. Fhitung = =
ୠୠ ୠ ୠ

= 1.17

4. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas)


Db pembilang =n-1
= 36 - 1
= 35

Db penyebut =n-1
= 36 - 1
= 35

Ftabel adalah 1.74

Fhitung < Ftabel (1.17 < 1.74), sehingga dapat disimpulkan bahwa data postest kedua
kelas eksperimen memiliki varians yang homogen.
151

Lampiran 23

Uji Hipotesis

A. Perhitungan Uji Hipotesis Data Pretest


Kriteria pengujian:
1. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima
2. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak

Dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = 70


Menghitung nilai S gabungan

ିୠ ିୠ
S2
ି
ିୠ ିୠ
ି
ୠ ୠ

= = 172.58
S = ͺ = 13.14

Mencari t hitung

ି
t

ୠ ୠ

0.31

Setelah thitung diperoleh, langkah selanjutnya yaitu menentukan ttabel pada taraf
signifikan α = 0.05 adalah 1.96
152

Kesimpulan:
Dapat diperoleh bahwa thitung<ttabel (0.31<1.96) maka HO diterima, artinya tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar biologi yang diajarkan
menggunakan model Problem Based Learning dengan model Project Based
Learning.
153

B. Perhitungan Uji Hipotesis Data Posttest

Kriteria pengujian:
1. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima
2. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak

Dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = 70


Menghitung nilai S gabungan

ିୠ ିୠ
S2
ି
ିୠ ିୠ
ି
ୠ ୠ

= 60.23
S = ͵ = 7.76

Mencari t hitung
ିt

ୠ ୠ

= 1.26

Setelah thitung diperoleh, langkah selanjutnya yaitu menentukan ttabel pada taraf
signifikan α = 0.05 adalah 1.96
154

Kesimpulan:
Dapat diperoleh bahwa thitung<ttabel (1.26<1.96) maka HO diterima, artinya tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar biologi yang diajarkan
menggunakan model Problem Based Learning dengan model Project Based
Learning
155

Lampiran 24

PEDOMAN WAWANCARA GURU

1. Metode apa yang biasa bapak/ibu guru gunakan dalam proses pembelajaran?
Jawab: Beberapa guru biasa menggunakan metode ceramah dan Power Point,
dan ada pula beberapa guru yang menggunkan poster, kartu bergambar dan
ada yang mengajar hanya menggunakan white board.

2. Apakah bapak/ibu guru selalu menggunakan berbagai metode pembelajaran


selain ceramah dalam proses pembelajaran?
Jawab: Terkadang, sebagian sudah ada yang menggunakan berbagai macam
metode untuk mengajar, namun ada juga beberapa guru yang tidak
menggunakan metode hanya konvensional saja, seperti ceramah, diskusi dan
Tanya jawab. Ada beberapa guru juga menggunakan media sebagai alat bantu
untuk mengajar di kelas.

3. Apakah bapak/ibu guru sudah pernah menggunakan model pembelajaran


problem based learning atau project based learning saat mengajar?
Jawab: Beberapa guru belum begitu menguasai model pembelajaran yang
dituntutkan kurikulum 2013, namun ada beberapa guru yang sudah bisa
menggunakannya. karena langkah pembelajaran yang sulit dan memakan
waktu sehingga kebanyakan guru hanya dapat memanfaatkan Power Point.

4. Apakah bapak/ibu guru sering meminta siswa melakukkan proses


pembelajaran berkelompok di dalam kelas :
Jawab: Ya, karena anak-anak lebih suka kegiatan pembelajaran berkelompok
sehingga mereka dapat saling sharing/bertukar pikiran dan pendapat, karena
bahasa yang digunakan temannya tersebut lebih mudah difahami sehingga
saya sering melakukkan kegiatan pembelajaran secara berkelompok.

5. Berapakah nilai KKM mata pelajaran Biologi di MAN 11 Jakarta :


Jawab: Nilai KKM biologi di MAN 11 Jakarta adalah 75

6. Bagaimana hasil belajar siswa untuk kelas X :


Jawab: hasil belajar biologi siswa masih kurang optimal karena sebagian
besar siswa mendapatkan nilai ulangan harian di bawah KKM (75)

7. Bagaimana cara bapak untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa :


Jawab: biasanya saya memberikan tugas kepada siswa agar mereka lebih
banyak belajar.
156

8. Konsep apa yang kira-kira akan sulit dipahami siswa:


Jawab: materi yang sulit biasanya materi virus, bakteri, protista dan jamur.
Karena pada materi tersebut akan banyak istilah baru yang mungkin akan sulit
dipahami siswa

9. Pada materi fungi submateri manakah yang siswa kurang pahami :


Sebagain anak kurang bisa membedakan pengelompokkan jamur, serta cara
reproduksinya. Ada beberapa siswa yang menyukai pelajaran biologi, namun
ada beberapa siswa pula yang kurang menyukai pelajaran biologi karena
biologi dianggap banyak hafalan, susah dimengerti dan bersifat abstrak.

Jakarta, 10 November 2014


Guru Pamong,

Drs. Amir Kodir, M.Si


NIP. 19660515 200012 1 001

Anda mungkin juga menyukai