Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH NPL, CAR, DAN LDR TERHADAP CADANGAN

KERUGIAN PENURUNAN NILAI (CKPN) PADA BANK


KONVENSIONAL YANG TERCATAT DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian


Program Pendidikan Sarjana
Program Studi Akuntansi

OLEH :

MAULIDIYAH
2013310253

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2017
PENGARUH NPL, CAR, DAN LDR TERHADAP CADANGAN
KERUGIAN PENURUNAN NILAI (CKPN) PADA BANK
KONVENSIONAL YANG TERCATAT DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian


Program Pendidikan Sarjana
Program Studi Akuntansi

OLEH :

MAULIDIYAH
2013310253

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2017

i
0
PENGARUH NPL, CAR, DAN LDR TERHADAP CADANGAN
KERUGIAN PENURUNAN NILAI (CKPN) PADA BANK
KONVENSIONAL YANG TERCATAT DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015

Maulidiyah
STIE Perbanas Surabaya
Email :

ABSTRACT

Loan Loss Provision is a backup that was created with the purpose of the bank
is at risk of harm done by planting a productive assets in the Fund. Loan Loss
Provision had an important role in the bank as financial stability can maintain at
the bank. The purpose of this study was to examine the influence of Non
performing arts Loan, Capital Adequacy Ratio and Loan to Deposit Ratio against
the Reserve Bank's decreasing loss values in the Konvesionan period 2011-2015.
This research using quantitative research designs. Sampling method using the
puposive method of sampling and there are 50 samples and data collected using
the method documentation. The results showed that a Non influential performing
arts Loan Loss Provision against the significant drop in value, while the Capital
Adequacy Ratio and Loan to Deposit Ratio has no effect against Loan Loss
Provision.

Keyword: Non performing arts Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit
Ratio and Loan Loss Provision

PENDAHULUAN
bergerak dibidang keuangan yang
Latar Belakang memiliki aktivitas perbankan yang
PSAK No.31 paragraf 01 mengenai berkaitan dengan bidang kuangan.
Akuntansi Perbankan menyebutkan
Lembaga perbankan
yang berperan sebagai perantara dibedakan berdasarkan fungsinya
keuangan (financial intermediary) yang terdiri dari Bank Umun, Bank
antara pihak-pihak yang memiliki syariah dan Bank Central. Bank
kelebihan dana (surplus unit) dengan memiliki peranan penting dalam
pihak-pihak yang memerlukan dana perekonomian, sehingga kinerja
(deficit unit), serta sebagai lembaga perbankan membutuhkan penilaian.
yang berfungsi memperlancar lalu Kinerja keuangan bank adalah
kondisi keuangan bank pada periode
tertentu yang mencakup aspek
lebih luas adalah perusahaan yang

1
penghimpunan dana maupun produktif (Maretha, 2015). Cadangan
penyaluran dananya (Kasmir, 2012). Kerugian Penurunan Nilai atau
Penilaian terhadap kinerja suatu bank dengan singkatan CKPN memiliki
dapat dilakukan dengan melakukan peranan penting dalam bank karena
analisis laporan keuangan. Analisis dengan CKPN (Cadangan Kerugian
laporan keuangan bank merupakan Penurunan Nilai) dapat menjaga
faktor yang penting bagi perbankan kestabilan keuangan. Bila bank tidak
agar bisa melihat kinerja bank mempunyai CKPN (Cadangan
tersebut apakah sudah baik atau Kerugian Penurunan Nilai) maka
belum baik. pengelola bank tidak mampu untuk
mengatisipasi yang namanya risiko
Perkembangan industri kerugian aktiva produktif dimana
perbankan dan jasa keuangan telah risiko kerugian aktiva produktif itu
mengalami kemajuan yang pesat merupakan faktor penyebab bank
beberapa tahun terakhir ini sebagai mengalami krisis keuangan.
akibat dari kemajuan teknologi dan Menetapkan besarnya CKPN
kebijaksanaan deregulasi. Persaingan (Cadangan Kerugian Penurunan
dalam dunia perbankan dipicu oleh Nilai) mengalami kesalahan bank
pertumbuhan setiap bank. Sedangkan maka bisa juga mengalami kerugian.
pertumbuhan setiap bank sangat Sebab aktiva harus produktif dan
dipengaruhi oleh perkembangan menghasilkan laba yang berubah
kemampuannya menghimpun dana menjadi aktiva non produktif.
masyarakat, baik berskala kecil Sehingga bank harus teliti dan
maupun besar. Sebagai lembaga cermat dalam melakukan penyisihan
keuangan, maka dana merupakan kredit debitur yang mana
masalah bank yang paling utama. memerlukan CKPN.
Tanpa dana yang cukup, bank tidak
dapat berbuat apa-apa, atau dengan Landasan Teori
kata lain bank tidak berfungsi sama
sekali (Ghozali, 2010). Sistem 1. Signaling Theory
pengawasan bank dapat dilakukan
dengan dua pendekatan yaitu Definisi dari teori ini adalah
berdasarkan kepatuhan dan risiko teori yang mengemukakan tentang
(Kasmir, 2012). Berdasarkan bagaimana seharusnya perusahaan
kepatuhan yaitu melakukan peraturan memberikan sinyal-sinyal pada
yang berhubungan dengan operasi pengguna laporan keuangan.
dan pengelohan bank. Berdasarkan Laporan keuangan suatu perusahaan
risiko dengan orientasi kedepan yaitu harus disajikan secara wajar dan
dengan pengawasan pada bank yang relevan dengan memberikan
difokuskan pada inherents risk. informasi yang lengkap, akurat dan
CKPN (Cadangan Kerugian tepat waktu, karena laporan tersebut
Penurunan Nilai) merupakan disajikan sebagai bahan
cadangan yang dibuat bank dengan pertimbangan bagi para investor
tujuan untuk menghadapi risiko dalam pengambilan keputusan.
kerugian yang diakibatkan
penanaman dana dalam aktiva

2
Hubungan teori sinyal dengan 1. Sisi Pasiva
dengan penelitian ini adalah 2. Sisi Aktiva
digunakan sebagai pengambilan 3. Sisi jasa-jasa bank
keputusan bagi para investor 3. Risiko
maupun kreditor serta bagaimana
suatu perusahaan dalam meberikan Risiko adalah ketidakpastian
sinyal positif dan negatif kepada atau sesuatu yang dapat ditentukan
pengguna laporan keuangan. ataupun tidak dapat diprediksi.
Perusahaan yang memberikan sinyal Perbankan dominan dengan risiko
positif dapat menarik pihak dari luar karena dalam perbankan banyak
maupun investor dalam memutuskan risiko yang dihadapinya. Kredit,
untuk menanamkan modalnya pada investasi atau kejadian lain diluar
perusahaan yang dapat memberikan kendali pada perbankan yang
mempengaruhi aliran dana terhadap
informasi mengenai keadaan
bank. Risiko dengan kemungkinan
keuangan perusahaan tersebut,
terjadi yang dihadapi oleh bank
sehingga dari penjelasan tersebut adalah terjadi masalah dengan
disimpulkan bahwa suatu penyaluran kredit, dimana tidak bisa
perusahaan harus dapat memberikan dihindarkan dalam gagal bayar
sinyal positif bagi para investor. nasabah sehingga terjadi base
lending rate.
2. Pengertian, Fungsi dan
Tugas Bank Bank bila dilihat dari cara
Bank menurut Undang- dalam menetukan harga jual atau
Undang Republik Indonesia Nomor harga beli yang berdasarkan prinsip
konvesional adalah mayoritas bank
usaha yang menghimpun dana dari konvesional yang berkembang di
masyarakat dalam bentuk simpanan Indonesia dengan menetapakan
dan menyalurkan kepada masyarakat bunga sebagai harga dengan produk
dalam bentuk kredit atau bentuk lain- simpanan yaitu tabungan, deposito
ataupun giro dengan begitu juga
menyalurkan dana merupakan pada produk pinjaman atau kredit
kegiatan pokok bank sedangkan ditentukan dengan berdasarkan suku
memberikan jasa bank lainnya hanya bunga. Bank sebagai lembaga
sebagai kegiatan pendukung. keuangan maka bank tidak lepas
dengan yang namanya bidang
Bank sebagai badan usaha
keuangan disetiap hari-harinya. Bank
kegiatan utama dari bank yaitu
di Indonesia memiliki kegiatan
menerima simpanan dari masyarakat
dalam menghimpun dana dari
dan kemudian mengalokasikan
masyarakat, menyalurkan dana
kembali untuk memperoleh
kepada masyarakat dan memberikan
keuntungan serta menyediakan jasa-
jasa-jasa bank lainyanya seperti
jasa dalam lalu lintas pembayaran
transfer, bank card, kliring dan yang
(Veithzal Rivai, 2012). Lingkup
lainya. Tujuan dalam pemberian jasa
usaha bank ada beberapa sifat dalam
pada bank adalah dukungan dan
usaha yaitu :
memperlancar kegiatan menyalurkan

3
dan menghimpun dana. Semakin yaitu mengukur kemampuan dalam
banyak atau semakin lengkap dana dana intern dengan menutup kredit
yang diberikan oleh bank semakin macet, dimana semakin besar nilai
baik pula bank, bila sebaliknya maka pada rasio maka semakin baik pada
nasabah akan pindah dan mencari peforma kredit, karena besarnya dana
bank lain. untuk menutupi terjadi pada kredit
yang macet. Arti lain mengukur atau
4. Rasio keuangan menghitung kecukupan dalam modal
bank dengan tujuan menunjang
Rasio keuangan adalah suatu aktiva yang mengahasilkan resiko.
alat yang digunakan untuk Rumus Standar BI yang berdasarkan
mnganalisis kondisi dalam dari peraturan BI Nomor
perusahaan pada periode tahun :06/10/PBI/2004 yaitu 8%.
tertentu. Rasio keuangan merupakan
kegiatan yang membandingkan CAR
angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan dengan cara membagi satu
angka dengan angka yang lain
(Kasmir 2010). Dimana rasio suatu 3. Loan to Deposit Ratio (LDR)
rumus matematis untuk LDR adalah rasio yang
menunjukkan hubungan angka- bertujuan untuk mengukur suatu
angka, dan analisis rasio dapat komposisi pada jumlah kredit yang
menjelaskana variabel yang diberikan dibandingkan dari modal
berkaitan sehingga digunakan sendiri atau dana dari msyarakat
menilai kondisi keuangan. yang digunakan, seberapa jauh
kemampuan suatu bank membayar
1. Non Perfoming Loan (NPL) kembali penarikan dana yang telah
NPL merupakan dimana dilakukan dimana mengandalkan
nasabah sudah tidak mampu kredit dalam sumber likuiditas.
membayar seluruh atau sebagian Menyatakan bahwa kemampuan
kewajiban nasabah kepada bank. suatu bank yang membayar kembali
Kata lain dari NPL adalah kredit dana yang dilaksanakan deposan
bermasalah dengan salah satu yang mengandalkan kredit, dengan
indikator suatu kunci untuk menilai tingginya rasio ini, maka
kinerja dalam fungsi bank. Bank menghasilkan indikasi yang rendah
Indonesia menetapkan NPL dalam pada likuiditas yang menyangkut
rasio kredit bermasalah sebesar 5%. suatu bank.

NPL LDR

2. Capital Adequacy Ratio (CAR) 5. Conversion Of Fund


CAR adalah untuk Approach
kemampuan dalam permodalan yang Conversion Of Fund
ada yang menutupi dengan Approach sama dengan sistem
kemungkinan kerugian pada kredit pendekatan dana konversi.
dan perdagangan dalam surat Conversion approach merupakan
berharga. Kegunaan dalam CAR alakoasi dana terhadap berbagai

4
aktivitas dengan dipasangkan dengan Revisi PSAK 55 tahun 2006,
masing-masing dari dana yang isitilah PPAP (Penyisihan
digunakan, paling utama untuk Penghapusan Aktiva Produk) diganti
mengalihkan penekanan likuiditas Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
terhadap profitabilitas denga rujukan yang biasanya disebut CKPN,
dari rata-rata cadangan likuiditas, dengan berdasarkan tingkat pada
dan dimana alokasi bisa diahlikan kolektibilitas dari kredit PBI Nomor:
pada penyaluran kredit (Maretha, 13/26/PBI/ 2011 adalah sebagai
2015). berikut :
6. CKPN ( Cadangan Kerugian 1. Cadangan Umum :
Penurunan Nilai ) Kredit Kategori Lancar < 1%
CKPN merupakan cadangan 2. Cadangan Khusus :
yang dibuat oleh bank dalam a. Kredit Kategori Dalam
menhadapinya risiko kerugian yang Perhatian Khusus x 5%
diakibatkan dari penanaman modal di b. (Kredit Kategori Kurang
aktiva produktif. Pada pengenalan Lancar Nilai Agunan) x
Penyisihan Penghapusan Aktiva 15%
Produk (PPAP) dan CKPN, dalam c. (Kredit Kategori Diragukan
keputusan BI Nomor. Nilai Agunan) x 50%
31/147/KEP/DIR pada tanggal 12 d. (Kredit Kategori Macet
November 1998 yaitu pembetukan Nilai Agunan) x 100%
PPAP.

KERANGKA TERORITIS YANG satu usaha dalam bank, semakin


DIPAKAI DAN HIPOTESIS tingginya CKPN maka bank semakin
siap menghadapi risiko dalam kredit.
1. Pengaruh Non Perfoming Penelitian terdahulu menyatakan
Loan (NPL) terhadap bahwa NPL itu berpengaruh terhadap
CKPN CKPN. Pernyataan yang telah
NPL adalah rasio yang dijelaskan dengan diperkuat hasil
digunakan dengan tujuan untuk penelitian terdahulu yaitu NPL
menilai kualitas assets dalam bank. berpengaruh positif terhadap CKPN
Dengan menunjukkan kemampuan (Kusumaranny, 2012) yang
manajemen bank dengan mengelolah dirumuskan sebagai berikut:
kredit yang mengalami masalah oleh
bank. Meningkatnya NPL adalah H1 : NPL berpengaruh positif
mengurangi jumlah modal bank, terhadap CKPN
karena pendapatan yang telah
diterima oleh bank digunakan untuk 2. Pengaruh Capital Adequacy
menutupi NPL yang tinggi. Ratio (CAR) terhadap CKPN
Bank Indonesia sudah Capital Adequacy Ratio
menetapkan besar suatu NPL untuk (CAR) merupakan rasio dalam
bank yaitu sebesar lima persen kinerja bank dengan tujuan untuk
sehingga bank yang mempunyai NPL mengukur kecukupan modal yang
lebih dari 5% adalah tidak baik atau telah dimiliki bank dengan rangka
tidak sehat. CKPN dijadikan salah dalam menunjang aset yang

5
menghasilkan resiko, dengan mengatasinya yaitu dengan
semakin tingginya CAR maka peningkatan CKPN yang akan
kebutuhan modal dalam kemampuan mengimbangi, berhubungan dengan
bank semakin sehat ataupun baik. penelitian terdahulu adalah
Dengan semakin besarnya (Risna,2013) menyatakan LDR
dana yang disalurkan bank maka berpengaruh positif terhadap CKPN.
semakin besar risiko yang Dirumuskan sebagai berikut:
ditanggung bank. Karena disetiap
dana yang disalurkan memiliki yang H3 : LDR berpengaruh positif
namanya risiko, perlu dibentuknya terhadap CKPN
yang namana CKPN dengan tujuan METODE PENELITIAN
untuk menghindari dari risiko-risko Identifikasi Sampel
yang gagal dalam membayar yang Sample adalah suatu prosedur
disalurkan. Penelitian terdahulu dari dalam pengambilan data di mana
(Maretha, 2015) yang mengatakan hanya sebagian populasi saja yang
CAR berpengaruh signifikan positif diambil atau digunakan untuk
terhadap CKPN, yang dirumuskan menentukan sifat serta ciri yang
sebagai berikut: dikehendaki dari suatu populasi
H2 : CAR berpengaruf positif (Syofian Siregar, 2012). Penelitian
terhadap CKPN ini teknik pengambilan sampling
adalah Non Probability Sampling.
3. Pengaruh Loan to Deposit Non Probability Sampling
Ratio (LDR) terhadap merupakan setiap unsur yang
CKPN terdapat dipopulasi dengan tidak
Loan to Deposito Ratio memiliki peluang atau kesempatan
(LDR) dengan indikator likuiditas yang sama untuk dipilih sebagai
dengan menunjukan kemampuan sampel. Dalam penelitian ini Non
bank dalam memenuhi kewajiban Probability Sampling diambil secara
jangka pendek ataupun yang jatuh Purposive sampling, yang
tempo. Berdasarkan ketentuan Bank merupakan metode penetapan
Indonesia, LDR dianjurkan berkisar responden, sesuai dengan sampel
85% - 100%. Untuk bank tidak yang digunakan untuk memenuhi
hanya mengandalkan pendapatan kriteria yaitu :
dari bunga obligasi rekapitulasi SBI 1. Perusahaan Perbankan yang
dan instrumen lain, selain itu terdaftar di Bursa efek
fungsinya adalah tingginya ekspansi Indonesia pada periode 2011-
kredit bank yang diimbangi dari 2015.
pengumpulan dana dari pihak yang 2. Data lengkap yang
ketiga atau yang menghasilkan laba. berhubungan dengan variabel-
Peningkatam LDR yang variabel yang digunakan yaitu
merupakan penyaluran dan pinjaman Non Perfoming Loan, Capital
dibandingkan pihak ketiga, dimana adequacy Ratio, dan Loan to
semakin besarnya masalah tersebut Deposito Ratio terhadap
semakin besar pula dan yang akan Cadangan Kerugian Penurunan
dikelola dan semakin besarnya risiko Nilai.
yang akan terjadi pada bank. Cara

6
SAMPEL PENELITIAN
1. Analisis Deskriptif No Nama Bank
Pada analisa deskriptif ini 1. Bank Mandiri
akan dilakukan deskripsi terhadap
2. Bank Negara Indonesia
variabel-variabel penelitian pada Non
Perfoming Loan, Capital adequacy 3. Bank Rakyat Indonesia
Ratio, dan Loan to Deposito Ratio 4. Bank Bukopin tbk
terhadap Cadangan Kerugian 5. Bank Central Asia
Penurunan Nilai pada Bank 6. Bank CIMB Niaga
Konvesional pada periode 2011- 7. Bank Danamon
2015. Penjelasan mengenai analisis
deskriptif pada masing-masing 8. Bank Sinarmas
variabel sebagai berikut : 9. Bank Permata
1. Non Perfoming Loan 10. Bank Tabungan Pensiunan
Non Perfoming Loan Nasional
merupakan variabel independen,
yang mencerminkan rasio kredit
dengan membandingkan total kredit
yang mengalami masalah dengan
total kredit yang disalurkan. Tabel
4.1 menunjukkan posisi Non
Perfoming Loan pada bank
konvesional pada periode 2011-2015.

Tabel 1
STATISTIK DESKRIPTIF NPL BANK
SAMPEL PERIODE 2011-2015
(dalam persen)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


NPL 50 0,38 4,01 2,0428 0,98512
Valid N (listwise) 50
Sumber: Laporan publikasi, data diolah
Tabel 1 menujukkan selama bahwa kualitas kredit yang baik
periode pengamatan 2011-2015 rata- adalah kurang dari 5 persen. Bank
rata indeks pengungkapan NPL dari CIMB Niaga memiliki NPL yang
50 sampel perbankan yaitu sebesar tertinggi yaitu sebesar 4,01 pada
2,04. Sedangkan persentase terendah tahun 2014, maka Bank CIMB Niaga
yaitu sebesar 0,38 dan yang tertinggi tidak mengalami masalah karena
sebesar 4,01. Selama lima tahun memiliki nilai NPL yang tidak lebih
periode pengamatan, dari 60 sampel dari penetapan Bank Indonesia yaitu
perbankan yang mengungkapkan sebesar 5 persen. Sedangkan untuk

7
sampel perbankan kualitas kredit 2. Capital Adequacy Ratio
yang terendah adalah BCA pada Capital Adequacy Ratio
tahun 2012 yaitu sebesar 0,38 adalah untuk kemampuan dalam
menujukkan bahwa keadaan bank permodalan yang ada yang menutupi
dan kualitas kredit sangat baik dan dengan kemungkinan kerugian pada
memiliki keuntungan yang sangat kredit dan perdagangan dalam surat
besar. Standar deviasi pada variabel berharga. Tabel menunjukkan posisi
NPL yaitu sebesar 0,98 lebih rendah Capital Adequacy Ratio pada bank
dari rata-rata 2,04. konvesional pada periode 2011-2015.

Tabel 2
STATISTIK DESKRIPTIF CAR BANK
SAMPEL PERIODE 2011-2015
(dalam persen)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


CAR 50 12,71 24,52 16,8568 2,84694
Valid N (listwise) 50
Sumber: Laporan publikasi, data diolah
Tabel 2 menunjukkan sesuai kualitas kredit yang terendah adalah
rumus Standar BI yang berdasarkan Bank Bukopin pada tahun 2011 yaitu
dari peraturan BI Nomor sebesar 12,71 menujukkan bahwa
:06/10/PBI/2004 yaitu 8 %. Selama kebutuhan modal dalam kemampuan
periode pengamatan 2011-2015 rata- bank kurang baik. Standar deviasi
rata indeks pengungkapan CAR dari pada variabel CAR yaitu sebesar
50 sampel perbankan yaitu sebesar 2,84 lebih rendah dari rata-rata
16,85. Sedangkan persentase 16,85.
terendah yaitu sebesar 12,71 dan
yang tertinggi sebesar 24,52. Selama 3. Loan to Deposito Ratio
lima tahun periode pengamatan, dari Loan to Deposito Ratio
60 sampel perbankan yang dengan indikator likuiditas dengan
mengungkapkan kecukupan modal menunjukan kemampuan bank dalam
dalam menunjang aset yang memenuhi kewajiban jangka pendek
menghasilkan resiko. BTPN ataupun yang jatuh tempo.
memiliki CAR yang tertinggi yaitu Berdasarkan ketentuan Bank
sebesar 24,52 pada tahun 2015, maka Indonesia. Tabel menunjukan Loan
mengidentifikasikan bahwa to Deposito Ratio pada bank
kebutuhan modal dalam kemampuan konvesional pada periode 2011-2015.
BTPN semakin baik dan sehat.
Sedangkan untuk sampel perbankan

8
Tabel 3
STATISTIK DESKRIPTIF LDR BANK
SAMPELPERIODE 2011-2015
(dalam persen)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


LDR 50 61,67 100,57 84,7142 8,24403
Valid N (listwise) 50
Sumber: Laporan publikasi, data diolah
Tabel 3 menunjukkan selama BCA pada tahun 2011 yaitu sebesar
periode pengamatan 2011-2015 rata- 61,67 menujukkan bahwa semakin
rata indeks pengungkapan LDR dari tinggi kemampuan likuidasi yang
50 sampel perbankan yaitu sebesar dimiliki BCA maka semakin baik.
84,71. Sedangkan persentase Standar deviasi pada variabel LDR
terendah yaitu sebesar 61,67 dan yaitu sebesar 8,24 lebih rendah dari
yang tertinggi sebesar 100,57. rata-rata 84,71.
Selama lima tahun periode
pengamatan, dari 60 sampel 4. Cadangan Kerugian
perbankan yang mengungkapkan Penurunan Nilai
kecukupan modal dalam menunjang Cadangan kerugian
aset yang menghasilkan resiko. Bank penurunan nilai merupakan cadangan
Danamon memiliki LDR yang yang dibuat oleh bank dalam
tertinggi yaitu sebesar 100,57 pada menhadapinya risiko kerugian yang
tahun 2012, maka diakibatkan dari penanaman modal di
mengidentifikasikan bahwa Bank aktiva produktif. Tabel 5
Danamon memiliki kemampuan menunjukkan posisi Cadangan
rendah pada likuidasai yang dimiliki. Kerugian Penurunan Nilai pada bank
Sedangkan untuk sampel perbankan konvesional pada periode 2011-2015.
kualitas LDR yang terendah adalah
Tabel 4
STATISTIK DESKRIPTIF CKPN BANK
SAMPEL PERIODE 2011-2015
(dalam persen)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


CKPN 50 0,39 4,51 1,8812 0,96592
Valid N (listwise) 50
Sumber: Laporan publikasi, data diola

Tabel 4 menujukkan besarnya membetuk besar kecilnya rasio


cadangan kerugian penurunan nilai cadangan kerugian penurunan nilai.
berbeda-beda karena setiap bank Tabel menunjukkan nilai tertinggi
memilki kebijakan tersendiri untuk dalam rasio cadangan kerugian

9
penurunan nilai yaitu Bank Rakyat Sinarmas kemungkina mengalami
Indonesia sbesar 3,12 persen yang risiko kredit yang sedikit.
mengidentifikasikan bahwa Bank
Rakyat Indonesia semakin baik atau 2. Pengujian Asumsi Klasik
siap untuk menutupi terjadinya Data yang digunakan adalah
resiko. bank yang memiliki rasio data sekunder maka pengujiannnya
cadangan kerugian penurunan nilai mengunakanan beberapa asumsi
terendah yaitu bank Sinarmas sebesar klasik yang mendasari model regresi,
0,66 dengan hal tersebut yaitu :
mengidentifikasikan bahwa bank

Tabel 5
Hasil Pengujian Data
Variabel B Standar Error t Sig
Konstanta 2,146 1,424 1,507 0,139
NPL 0,312 0,145 2,145 0,037
CAR -0,039 0,052 -0,759 0,452
LDR -0,003 0,018 -0,159 0,875
F 4,986
Sig. F 0,004

Model Regresi 0
ditolak Ha diterima)
Berdasarkan Tabel 45 hasil
ouput SPSS 23, maka persamaan Nilai signifikan > 0.05, Maka ( H0
model regresi dirumuskan sebagai diterima Ha ditolak)
berikut : Berikut ini hasil uji F dengan
CKPN = 2,146 + 0,312NPL + (- menggunakan SPSS 23 yang dilihat
0.39CAR) + (- 0,003LDR) + e pada Anova(a). Menunjukkan nilai
signifikan sebesar 0.004 lebih kecil
Uji F dari 0.05 artinya H0 ditolak jadi NPL,
CAR, LDR berpengaruh tehadap
Uji F menggunakan program CKPN.
SPSS Versi 23.00 For windows dan
untuk mengetahui variabel Uji t
independen pada model, apakah Uji t atau uji persial, tujuan
variabel semua pada variabel dari uji t yaitu bagaimana pengaruh
independen mempunyai pengaruh semua variabel independen terhadap
terhadap variabel dependen, dengan variabel dependen, pengujian
kriteria dengan membandingkan hipotesis adalah :
tingkat signifikan pada uji F dengan H0 yaitu variabel independen tidak
level of significance yaitu 0.05,yaitu : pengaruh terhadap variabel dependen

10
H1 yaitu variabel independen 2. Capital Adequacy Ratio
pengaruh terhadap variabel dependen Hasil Capital Adequacy Ratio
dari Tabel 5 menunjukkan bahwa
Dengan : nilai signifikan untuk variabel CAR
H0 diterima dan H1 ditolak apabila sebesar 0.452 dan nilai koefisien (B)
angka probabilitas signifikansi > sebesar -0,039. Dimana nilai
0,05 signifikan sebesar 0.452 lebih besar
dari 0.05 yang berarti H0 diterima.
H1 ditolak dan H1 diterima apabila Jadi, disimpulakan bahwa Capital
. Adequacy Ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap cadangan
Tabel 5 merupakan hasil dari kerugian penurunan nilai.
uji t. Berikut keterangan hasil dari 3. Loan to Deposito Ratio
pengujian masing-masing variabel
independen terhadap variabel Hasil Loan to Deposito Ratio
dependen : dari tabel 5 menunjukkan bahwa
1. Non Perfoming Loan nilai signifikan untuk variabel LDR
Hasil Non Perfoming Loan sebesar 0,875 dan nilai koefisien (B)
dari Tabel 5 menujukkan bahwa nilai sebesar -0,003. Dimana nilai
signifikan untuk variabel NPL signifikan sebesar 0,875 lebih besar
sebesar 0.037 dan nilai koefisien (B) dari 0.05 yang berarti H0 diterima.
sebesar 0.312 . Dimana nilai Jadi disimpulakan bahwa Loan to
signifikan sebesar 0.037 lebih kecil Deposito Ratio tidak berpengaruh
dari 0.05 yang berarti H0 ditolak. Jadi signifikan terhadap cadangan
disimpulakan bahwa Non Perfoming kerugian penurunan nilai.
Loan berpengaruh signifikan positif
terhadap cadangan kerugian
penurunan nilai.
menunjukkan nilai signifikan sebesar
0,063 yaitu lebih besar dari 0,05
PEMBAHASAN artinya bebas dari uji
1. Pengaruh Non Perfoming heteroskedastisitas. Pada Tabel 5
Loan terhadap cadangan hasil uji autokorelasi menunjukkan
kerugian penurunan nilai bahwa data bebas dari autokorelasi,
Berdasarkan Tabel 5 hasil uji yaitu ditunjukkan dengan nilai test
normalitas data menunjukkan bahwa value sebesar 0,02732 dan nilai
data yang digunakan berdistribusi signifikan sebesar 1,000 lebih besar
normal, yaitu ditunjukkan dengan dari 0,05. Pada Tabel 5 hasil analisis
nilai signifikan sebesar 0,200 lebih regresi menunjukkan bahwa NPL
besar dari 0,05. Pada Tabel 5 hasil memiliki nilai koefisien regresi
uji multikoliniaritas menunjukkan sebesar 0,312. Artinya NPL
bahwa data bebas dari berpengaruh positif terhadap CKPN,
multikolinearitas, yaitu ditunjukkan serta setiap kenaikan 1% NPL akan
dengan nilai tolerance lebih dari 0,10 menurunkan CKPN sebesar 0,312
dan nilai VIF kurang dari 10. Pada dan nilai signifikan sebesar 0,037
Tabel 4.7 hasil uji heteroskedastisitas lebih kecil dari 0.05 yang berarti H0
ditolak. Hasil pengujian hipotesis

11
menunjukkan bahwa NPL 2. Pengaruh Capital Adequacy
berpengaruh positif terhadap CKPN. Ratio terhadap cadangan
Hal ini sesuai dengan hipotesis awal, kerugian penurunan nilai
yaitu semakin tinggi NPL maka Berdasarkan Tabel 5 hasil uji
semakin besar kemungkinan adanya normalitas data menunjukkan bahwa
kredit bermasalah dan semakin tinggi data yang digunakan berdistribusi
NPL maka semakin tinggi pula normal, yaitu ditunjukkan dengan
CKPN. nilai signifikan sebesar 0,200 lebih
Penelitian ini didukung dengan besar dari 0,05. Pada Tabel 5 hasil
hasil penelitian terdahulu yang uji multikoliniaritas menunjukkan
dilakukan oleh Anita (2012) yang bahwa data bebas dari
menyatakan bahwa NPL multikolinearitas, yaitu ditunjukkan
berpengaruh terhadap CKPN. Hal ini dengan nilai tolerance lebih dari 0,10
menujukkan besarnya NPL sangat dan nilai VIF kurang dari 10. Pada
mempengaruhi besaran CKPN yang Tabel 5 hasil uji heteroskedastisitas
harus dibentuk. CKPN merupakan menunjukkan nilai signifikan sebesar
antisipasi dari kemungkinan adanya 0,735 yaitu lebih besar dari 0,05
kredit macet, sehingga kualitas kredit artinya bebas dari uji
diharapkan menjadi determinan heteroskedastisitas. Pada Tabel 5
terhadap CKPN. Proxy kualitas hasil uji autokorelasi menunjukkan
kredit selain terletak pada LDR juga bahwa data bebas dari autokorelasi,
terdapat pada NPL. Hasil sebaliknya yaitu ditunjukkan dengan nilai test
ditunjukkan penelitian terdahulu value sebesar 0,02732 dan nilai
yang dilakukan oleh Alexander signifikan sebesar 1,000 lebih besar
(2010) yang menyatakan bahwa NPL dari 0,05. Pada tabel 5 hasil analisis
berpengaruh terhadap CKPN. regresi menunjukkan bahwa CAR
NPL merupakan salah satu rasio memiliki nilai koefisien regresi
yang menyatakan besaran risiko sebesar -0,039. Artinya CAR
kredit bermasalah yang ada berpengaruh negatif terhadap CKPN,
padasuatu bank. Hal ini serta setiap kenaikan 1% CAR akan
mengidentifikasikan bahwa semakin menurunkan CKPN sebesar 0,039
tinggi NPL maka menunjukkan dan nilai signifikan sebesar 0.452
semakin besar kemungkinan adanya lebih besar dari 0.05 yang berarti H0
kredit bermasalah, dan sebaliknya diterima. Hasil pengujian hipotesis
semakin rendah NPL menunjukkan menunjukkan bahwa CAR tidak
semakin kecil adanya kredit yang berpengaruh terhadap CKPN. Hal ini
bermasalah. Apabila persentase NPL sesuai dengan hipotesis awal, yaitu
terlalu kecil (lebih rendah dari semakin tinggi CAR maka semakin
standar BI) yaitu kurang dari 5,00 rendah cadangan kerugian penurunan
persen, maka bank tersebut termasuk nilai.
katagori bank yang sehat, dan apabila
persentase NPL meningkat (lebih Penelitian ini didukung dengan
tinggi dari standar BI) yaitu lebih hasil penelitian terdahulu yang
dari 5,00 persen maka bank tersebut dilakukan oleh Risna (2013) yang
termasuk kategori bank yang tidak menyatakan bahwa CAR
sehat. berpengaruh negatif terhadap CKPN.
Hal ini menunjukkan bahwa dana

12
yang dimiliki oleh bank mampu besar dari 0,05. Pada Tabel 5 hasil
menutupi risiko kredit. Oleh karena uji multikoliniaritas menunjukkan
itu, analisis risiko kredit dianggap bahwa data bebas dari
baik karena bank memiliki multikolinearitas, yaitu ditunjukkan
kecukupan modal serta modal yang dengan nilai tolerance lebih dari 0,10
dimiliki bank semakin besar, dan nilai VIF kurang dari 10. Pada
sedangkan CKPN yang harus Tabel 5 hasil uji heteroskedastisitas
dipenuhi bank semakin kecil. Hasil menunjukkan bahwa data bebas dari
sebaliknya ditunjukkan penelitian heteroskedastisitas, yaitu ditunjukkan
terdahulu yang dilakukan oleh dengan nilai signifikan sebesar 0,074
Fernando (2015) yang menyatakan lebih besar dari 0,05. Pada Tabel 5
bahwa CAR berpengaruh positif hasil uji autokorelasi menunjukkan
terhadap CKPN. bahwa data bebas dari autokorelasi,
yaitu ditunjukkan dengan nilai test
CAR merupakan rasio value sebesar 0,02732 dan nilai
kecukupan modal yang berfungsi signifikan sebesar 1,000 lebih besar
untuk menampung risiko kerugian dari 0,05. Pada Tabel 5 hasil analisis
yang dihadapi oleh bank, serta regresi menunjukkan bahwa LDR
kemampuan manajemen bank dalam memiliki nilai koefisien regresi
mengidentifikasi, mengukur, sebesar -0,003. Artinya LDR
mengawasi, dan mengontrol risiko- berpengaruh negatif terhadap CKPN,
risiko yang disebabkan oleh kinerja serta setiap kenaikan 1% LDR akan
bank pada saat menghasilkan menaikkan CKPN sebesar 0,003 dan
keuntungan serta menjaga besarnya nilai signifikan sebesar 0,875 . Hasil
modal yang dimiliki oleh bank pengujian hipotesis menunjukkan
(Wulandari, 2013). CAR juga bahwa LDR berpengaruh negatif
sebagai indikator untuk mengetahui terhadap CKPN. Hal ini sesuai
tingkat efisiensi dana modal bank dengan hipotesis awal, yaitu semakin
yang digunakan dalam berinvestasi. tinggi LDR maka semakin rendah
Apabila persentase CAR terlalu kecil kemampuan bank dalam
(lebih rendah dari standar BI) yaitu likuidasinya. Dan sebaliknya
kurang dari 8,0 persen, maka bank semakin rendah LDR maka semakin
tersebut termasuk kategori bank yang tinggi kemampuan bank dalam
tidak sehat, dan apabila persentase likuidasinya.
CAR meningkat (lebih tinggi dari
standar BI) yaitu lebih dari 8,0 Penelitian ini didukung oleh hasil
persen maka bank tersebut termasuk penelitian terdahulu yang dilakukan
kategori bank yang sehat. oleh Fernando (2015) yang
menyatakan bahwa LDR
3. Pengaruh Loan to Deposit berpengaruh negatif terhadap CKPN.
Ratio terhadap cadangan Hal ini menunjukkan bahwa semakin
kerugian penurunan nilai kecil dana yang dihimpun dari
Berdasarkan Tabel 5 hasil uji masyarakat maka semakin kecil pula
normalitas data menunjukkan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai
data yang digunakan berdistribusi yang dicadangkan. Hasil sebaliknya
normal, yaitu ditunjukkan dengan ditunjukkan penelitian terdahulu
nilai signifikan sebesar 0,200 lebih yang dilakukan oleh Risna (2013)

13
dan Maretha (2015) yang Berdasarkan hasil kesimpulan
menyatakan bahwa LDR ada beberapa saran yang diharapkan
berpengaruh positif terhadap CKPN. dapat bergunan bagi peneliti
selanjutnya sebagai berikut:
LDR merupakan rasio yang 1. Peneliti selanjutnya
digunakan dalam mengukur diharapkan untuk menambah
komposisi jumlah kredit yang variabel ROI, ROA dan lain-lain
diberikan dibandingkan dengan yang berhubungan dengan cadangan
jumlah dana masyarakat dan modal kerugian penurunan nilai, karena
sendiri yang digunakan (Kasmir, pada penelitian ini menggunakan
2014). Semakin tinggi rasio ini maka variabel yang sedikit yaitu tiga
semakin rendah likuiditas suatu variabel.
bank. Tetapi sebaliknya, semakin 2. Menambah periode penelitian
rendah rasio LDR maka semakin dengan menggunakan data laporan
tinggi likuiditas bank tersebut. keuangan triwulan untuk
Apabila persentase LDR terlalu kecil memperluas penelitian dan
(lebih rendah dari standar BI) yaitu diharapkan menambah jumlah
kurang dari 85,00 persen, maka bank sampel yang dijadikan obyek
tersebut termasuk katagori bank yang penelitian.
tidak sehat, dan apabila persentase 3. Untuk penelitian selajutnya
LDR meningkat (lebih tinggi dari diharapakan mengunakan jenis
standar BI) yaitu lebih dari 85,00 perusahaan yang lain sebagai objek
persen maka bank tersebut termasuk penelitian dan sampel misalnya
kategori bank sehat. perusahaan manufaktur.
KESIMPULAN,
KETERBATASAN dan SARAN DAFTAR RUJUKAN
Peneliti memiliki
keterbatasan pada penelitian ini Alexander Ash Shidiq. 2010.
diantaranya sebagai berikut: Pengaruh NPL dan
1. Non Perfoming Loan rentabilitas terhadap
berpengaruh signifikan positif Cadangan Kerugian
terhadap cadangan kerugian Penurunan Nilai. Jurnal
penurunan nilai. Penelitian ini Ekonomi Bisnis dan
membuktikan hipotesis awal yang Akuntansi.
diajukan.
2. Capital Adequacy Ratio tidak Age Estri Budiarti. 2013. PPAP
berpengaruh signifikan terhadap menuju CKPN: Dampak
cadangan kerugian penurunan nilai. terhadap kredit
Penelitian ini tidak dapat perbankan.Blogpasca.(online)
membuktikan hipotesis awal yang .
diajukan.
3. Loan to Deposit Ratio tidak
berpengaruh terhadap cadangan
kerugian penurunan nilai. Penelitian Kasmir. 2012. BANK DAN
ini tidak dapat membuktikan LEMBAGA KEUANGAN
hipotesis awal yang diajukan. LAINNYA. PT.

14
RajaGrafindo Persada, Dilengkapi Perbandingan
Jakarta. Perhitungan Manual & SPSS.
KENCANA
Maretha Eka F. 2015.Analisis PRENADAMEDIA GROUP.
pengaruh NPL, CAR, LDR,
SIZE dan ROA terhadap COMMERCIAL
Cadangan Kerugian BANK MANAGEMENT
Penurunan Nilai. Jurnal Manajemen Perbankan Dari
Ekonomi Bisnis Dan Teori ke Praktik. PT.
Manajemen RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
Pangestu Subagyo dan Djarwanto.
2014. Statistika Induktif.
BPFE-YOGYAKARTA.
Syofian Siregar. 2012.
PENELITIAN
:

15

Anda mungkin juga menyukai