Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa
mereka telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi
penyakit ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini
sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi
adalah masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat
penularan) sampai timbulnya penyakit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Penyakit HIV/AIDS?
2. Apa Etiologi Penyakit HIV/AIDS?
3. Apa Tanda & Gejala Penyakit HIV/AIDS?
4. Bagaimana Patofisiologi Penyakit HIV/AIDS?
5. Apa Komplikasi Penyakit HIV/AIDS?
6. Apa Pemeriksaan Penunjang Penyakit HIV/AIDS?
7. Bagaimana Pengobatan & Pencegahan Penyakit HIV/AIDS?
C. Tujuan
1. Mengetahui Definisi Dari Penyakit HIV/AIDS
2. Mengetahui Etiologi Penyakit HIV/AIDS
3. Mengetahui Tanda & Gejala Penyakit HIV/AIDS
4. Memahami Patofisiologi Penyakit HIV/AIDS
5. Mengetahui Komplikasi Penyakit HIV/AIDS
6. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang HIV/AIDS
7. Mengetahui Pengobatan & Pencegahan Penyakit HIV/AIDS
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
3
RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan
rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi.
Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel
darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem
kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari
gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
B. Etiologi
AIDS disebabkan oleh virus HIV. Virus ini menyerang manusia dan
sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah
dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam
tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.
Sehingga, semua penyakit dapat dengan mudah menyerang tubuh,
lambat laun tubuh menjadi lemah dan kurus, pada akhirnya penderita
AIDS akan meninggal.
4
vagina, cairan serebropinal dan air susu ibu. Dalam konsentrasi yang
lebih rendah, virus juga terdapat pada air mata, air kemih dan air ludah.
Virus HIV Tidak Menular Melalui :
Keringat, Air liur.
Makanan,Flu/influenza.
Berpelukan.
Makan dengan perabot yang sama.
Bersalaman.
Mandi bersama.
Digigit nyamuk.
Memakai toilet bersama.
Berhubungan Seks dengan menggunakan Kondom yang baik.
Ciuman, senggolan, dan kegiatan sehari-hari lainnya.
Banyak orang dengan HIV tidak tahu kalau mereka terinfeksi. Hal
ini karena gejala dan tanda-tanda HIV/AIDS di tahap awal seringkali
tidak menimbulkan gejala berat. Infeksi HIV hingga menjadi AIDS
terbagi menjadi tiga fase, yakni sebagai berikut:
5
- Bengkak kelenjar getah bening.
- Berkeringat.
6
Penyakit yang biasanya terjadi pada penderita AIDS antara lain:
- Infeksi jamur pada mulut dan tenggorokan.
- Pneumonia.
- Toksoplasmosis.
- Meningitis.
- Tuberkulosis (TB).
- Kanker, seperti limfoma dan sarkoma kaposi.
D. Patofisiologi
Virus masuk ke dalam sel dan materi genetik virus dimasukkan ke
dalam DNA sel sehingga terjadi infeksi. Di dalam sel, Virus berkembng
biak pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan pertikel virus
yang baru. Partikel virus yang baru kemudian menginfeksi limfosit
lainnya dan menghancurkannya.
7
partikel virus yang terdapat dalam luar darah. Meskipun tubuh
berusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu meredakan
infeksi.
2. Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus didalam darah
mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita.
Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus
berlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dak kadar Limfosit CD4+
yang rendah membantu dokter mendapati orang-orang yang berisiko
tinggi menderita AIDS.
3. 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya
menurun drastis. Jika kadarnya turun hingga 200 sel/Ml darah, maka
penderita menjadi rentan terhadap infeksi.
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B.
Limfosit B adalah limfosit yang menghasilkan antibodi. Seringkali HIV
meyebabkan produksi antibodi berlebihan. Antibodi yang diperuntukkan
melawan HIV dan infeksi lain ini banyak membantu dalam melawan
berbagai infeksi oportunistik pada AIDS.
Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus
menyebabkan berkurangnya kemampuan Sistem kekebalan tubuh
dalam mengenali dan sasaran baru yang harus diserang.
E. Komplikasi
Infeksi yang bisa timbul akibat komplikasi HIV
8
yang sehat menonaktifkan virus tersebut dan membuatnya tetap
tertidur di dalam tubuh Anda.
Candidiasis. Infeksi jamur yang umum ini ditularkan dalam cairan
tubuh, seperti air liur, darah, urin, sperma dan ASI. Infeksi ini
menyebabkan peradangan dan lapisan putih yang tebal pada selaput
lendir di mulut, lidah, esofagus dan vagina.
Meningitis kriptokokus. Meningitis kriptokokus adalah infeksi sistem
saraf pusat yang umum terkait dengan HIV. Infeksi ini disebabkan oleh
jamur yang ditemukan dalam kotoran. Meningitis adalah peradangan
pada selaput dan cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang
belakang (meninges).
Toksoplasmosis. Infeksi yang berpotensi mematikan ini disebabkan
oleh Toxoplasma gondii, suatu parasit yang disebarkan utamanya
oleh kucing. Kucing yang terinfeksi menyebarkan parasit melalui
tinjanya, dan kemudian parasit tersebut dapat menyebar ke hewan
lain dan manusia.
Cryptosporidiosis. Cryptosporidiosis adalah parasit usus yang
umumnya ditemukan pada hewan. Anda tertular cryptosporidiosis
ketika Anda menelan makanan atau air yang terkontaminasi. Parasit
tersebut tumbuh di dalam usus dan saluran empedu, menyebabkan
diare yang kronis dan parah pada orang yang memiliki AIDS.
Kanker ini jarang ditemukan pada orang yang tidak terinfeksi HIV,
sedangkan umum pada pasien yang terinfeksi HIV. Sarkoma Kaposi
juga dapat mempengaruhi organ dalam, termasuk saluran
pencernaan dan paru-paru. Sarkoma Kaposi biasanya muncul
sebagai lesi merah jambu, merah atau ungu pada kulit dan mulut.
Pada orang dengan kulit lebih gelap, lesi tersebut dapat terlihat coklat
gelap atau hitam.
9
Limfoma. Jenis kanker ini berasal dari sel darah putih Anda. Limfoma
biasanya pertama kali muncul dalam kelenjar getah bening Anda. Ada
beberapa tanda yang paling umum, termasuk pembengkakan tanpa
rasa sakit pada kelenjar getah bening di leher dan ketiak atau pangkal
paha.
10
F. Pemeriksaan Penunjang
Hitung sel CD4. CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang
dihancurkan oleh HIV. Oleh karena itu, semakin sedikit jumlah CD4,
semakin besar pula kemungkinan seseorang terserang AIDS. Pada
kondisi normal, jumlah CD4 berada dalam rentang 500-1400 sel per
milimeter kubik darah. Infeksi HIV berkembang menjadi AIDS bila
hasil hitung sel CD4 di bawah 200 sel per milimeter kubik darah.
Pemeriksaan viral load (HIV RNA). Pemeriksaan viral
load bertujuan untuk menghitung RNA, bagian dari virus HIV yang
berfungsi menggandakan diri. Jumlah RNA yang lebih dari 100.000
kopi per mililiter darah, menandakan infeksi HIV baru saja terjadi
11
atau tidak tertangani. Sedangkan jumlah RNA di bawah 10.000 kopi
per mililiter darah, mengindikasikan perkembangan virus yang tidak
terlalu cepat. Akan tetapi, kondisi tersebut tetap saja menyebabkan
kerusakan perlahan pada sistem kekebalan tubuh.
Tes resistensi (kekebalan) terhadap obat. Beberapa subtipe HIV
diketahui kebal pada obat anti HIV. Melalui tes ini, dokter dapat
menentukan jenis obat anti HIV yang tepat bagi pasien.
Jika menduga baru saja terinfeksi atau tertular virus HIV, seperti
setelah melakukan hubungan intim dengan pengidap HIV, maka
harus segera ke dokter. Agar bisa mendapatkan obat post-exposure
prophylaxis (PEP) yang dikonsumsi selama 28 hari dan terdiri dari 3
obat antiretroviral.
12
Pengobatan HIV dan AIDS
Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV,
tetapi ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus.
Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan
menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan
diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Jenis obat ARV
memiliki berbagai varian, antara lain Etravirine, Efavirenz, Lamivudin,
Zidovudin, dan juga Nevirapine.
Segera minum obat jika jadwal konsumsi obat pengidap dan tetap
ikuti jadwal berikutnya. Namun jika dosis yang terlewat cukup banyak,
segera bicarakan dengan dokter. Kondisi pengidap juga memengaruhi
resep atau dosis yang sesuai. Dokter juga dapat menggantinya sesuai
dengan kondisi pengidap. Selain itu, pengidap juga boleh untuk
mengonsumsi lebih dari 1 obat ARV dalam sehari.
13
PENGKAJIAN PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS
HIV / AIDS
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. T
Umur : 35 th
No Reg : 012 68651
Ruang : Seruni
Agama : Islam
Pekerjaan : Supir
Alamat : Jalan Biraan 322 Dayeuhkolot, Bandung
Suku Bangsa : Sunda / Indonesia
Pendidikan : SMU
MRS : 26 Februari 2013
Tanggal Pengkajian : 26 Februari 2013
DX Medis : AIDS
2. Keluhan Utama
Saat MRS : Klien dibawa ke rumah sakit dengan
keluhan
diare dan demam tinggi.
Saat pengkajian : Klien mengatakan badan terasa lemah,
dan tidak mampu melakukan aktifitas.
14
dibawa ke rumah sakit pada pukul 09.00 WIB. Pada saat pengkajian
klien berkata-kata dengan suara yang lirih seperti kelelahan dan
mengeluhkan badan terasa lemah.
6. Riwayat Psikososial
a. Persepsi Klien Terhadap Masalah
Tn. T mengatakan bahwa penyakitnya ini merupakan masalah
yang mengkhawatirkan, sambil mengungkapkan itu wajahnya
terlihat lemah, dan badannya terlihat lemas. Saat ditanya
tentang penyakit, pengobatan, komplikasi Tn. T hanya
menggelengkan kepala. Klien hanya mengatakan pernah
mengkonsumsi obat terlarang sehingga dikucilkan oleh saudara-
saudaranya. Pasien merasa diasingkan oleh keluarga dan
teman-temannya, pasien tidak punya uang lagi, pasien merasa
frustasi karena tidak punya teman dan merasa terisolasi. Pasien
15
pernah mencoba melakukan percobaan bunuh diri dengan
berusaha melompat dari lantai 2.
16
d. Pola Aktivitas
Di rumah : klien beraktifitas secara mandiri tanpa bantuan
orang lain dan tidak memiliki kebiasaan olah
raga
Di rumah sakit : klien merasa mudah lelah, tidak kuat untuk
mengankat beban berat maupun sedang. Klien
mendapat terapi istirahat, beberapa
aktifitasnya dibantu.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah, terpasang infus RL,
Keadaan sakit : Klien sering mengeluh lemas
Tekanan darah : 90 / 80 mmHg
Nadi : 55 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Bising Usus : 20 x/menit
Suhu : 37,8˚C
Tinggi badan : 167 cm
Berat badan : 52 kg
b. Review of System (ROS)
(1) Kepala : Posisi tegak, bentuk kepala simetris, warna
rambut hitam, distribusi rambut merata, tidak terlihat
bayangan pembuluh darah, tidak terdapat luka, tumor,
edema, terlihat ada ketombe, dan bau.
Mata ; tidak terdapat vesikel, tidak ada masa, nyeri
tekan, dan penurunan penglihatan, konjungtiva anemis.
Hidung ; ada sekret, tidak ada lesi
17
Mulut ; terdapat lesi, gigi ada yang tanggal, membran
mukosa kering, lidah ada bercak-bercak keputihan, dan
halitosis.
Telinga ; tidak ada nyeri tekan
(2) Leher : trakea simetris, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan vena jugularis, tidak ada nyeri tekan.
(3) Thoraks : bentuk simetris, tidak terdapat masa,tidak ada
otot bantu napas
Paru ; bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi
interkosta, ekspansi kanan dan kiri sama, perkusi paru
didapat suara sonor di seluruh lapang paru, batas paru
hepar dan jantung redup,
Jantung ; ictus cordis terlihat di mid-clavicula line sinistra
ICS 5,
(4) Ketiak dan Payudara ; Tidak didapatkan pembesaran
kelenjar limfe dan tidak ada benjolan, puting dan areola baik
(5) Abdomen : bentuk simetris, ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan, tidak ada tanda pembesaran hepar, tidak didapati
asites, dan hasil perkusi didapat suara timpani,
(6) Genetalia : Tn. T adalah klien laki-laki,
Penis ; klien di sirkumsisi, gland penis terdapat bercak,
pada batang penis ada tanda jamur, tidak ada tanda
herpes, ada lesi.
Skrotum ; tidak ada lesi, tidak ada tanda jamur, tidak ada
tanda herpes
Uretra ; tidak terdapat kelainan, tidak ada lesi
(7) Anus dan Rektum : tidak ada abses, ada hemoroid, rektum
didapati sedikit berlendir.
(8) Ekstremitas : kekuatan otot menurun, tidak terdapat
oedema, tidak ada fraktur, tidak tampak tanda atropi
18
(9) Integumen : warna sawo matang, tekstur kering, terdapat
kemerahan pada area, turgor buruk, terdapat tanda sianosis,
akral dingin, capillary refill time >3 detik, tidak ada tanda
inflamasi pada kuku, ada lesi pada kulit bagian area scapula
(10) Status Neurologis
a) Tingkat kesadaran : Kompos Mentis
b) Tanda–tanda perangsangan otak
1) Pusing
2) Suhu tubuh 37,8o C
c) Uji saraf kranial
NI : Klien tidak dapat membau dengan baik
N II : Klien dapat melihat dengan jelas
N III : Klien dapat menggerakkan bola mata
N IV : Klien dapat melihat gerakan tangan perawat
baik ke samping kiri ke kanan.
NV : Klien dapat menggerakan rahang
N VI : Klien dapat menggerakan mata kesamping
N VII : Klien dapat merasakan pahit, manis, asam,
dan manis
N VIII : Klien dapat mendengarkan degan baik
N IX : Klien dapat berbicara
NX : Klien dapat mengangkat bahu
N XI : Klien dapat berbicara dengan baik
N XII : Klien dapat menggerakan lidah dan dapat
berbicara dengan baik
d) Funsi Motorik
Tidak ada gerakan yang tdak disadari klien, klien mampu
bergerak tanpa perintah.
19
e) Fungsi Sensorik
Klien tidak merasakan usapan kapas pada area
maksilaris, dapat merasakan benda tajam, tidak dapat
merasakan hangat, panas, dan dingin.
f) Refleks Pantologis
Reflek babinsky negatif, reflek cadlok negatif, reflek
Gordon negatif.
9. Pemeriksaan Penunjang
a) Hasil Test Enzime Linked Sorbent Assay (ELISA) : dari hasil test
ELISA yang dilakukan, menunjukkan hasil bahwa Tn. T Positif
dibuktikan dengan antibodi dalam serum mengikat antigen virus
murni di dalam enzyme-linked antihuman globulin.
b) Hasil Test Western Blot : Positif
c) P24 Antigen Test : Positif
d) Kultur HIV : Positif, dengan kadar antigen P24
Meningkat
20
ANALISA DATA
21
bercak, pada
batang penis ada
tanda jamur, tidak
ada tanda herpes,
ada lesi.
3. Saat dirumah klien
devekasi 12-
13x/hari dengan
konsistensi cair,
warna kuning
kecoklatan.
Pernah satu kali
devekasi disertai
darah
26/02/2014 DS : Kekurangan Output yang
1. Saat dirumah klien Volume Cairan berlebih
devekasi 12-
13x/hari dengan
konsistensi cair,
warna kuning
kecoklatan.
Pernah satu kali
devekasi disertai
darah
DO :
1. integumen : warna
sawo matang,
tekstur kering,
terdapat
kemerahan pada
area, turgor buruk,
22
terdapat tanda
sianosis, akral
dingin, capillary
refill time >3 detik,
tidak ada tanda
inflamasi pada
kuku, ada lesi pada
2. Penis : ada lesi
pada batang penis.
3. TD : 90/80
26/02/2014 DS : Kelemahan Proses penyakit
1. Klien sering yang
mengeluh lemas dimanifestasikan
2. Klien mengatakan oleh kekurangan
tidak nafsu makan energi,
(anoreksia) ketidakmampuan
3. Klien mengeluh mempertahankan
kesulitan menelan aktivitas sehari-
(disfagia). hari.
DO :
1. Klien terlihat lemas
2. klien merasa
mudah lelah, tidak
kuat untuk
mengankat beban
berat maupun
sedang.
3. Klien mendapat
terapi istirahat,
beberapa
23
aktifitasnya
dibantu.
4. Pada saat
pengkajian klien
berkata-kata
dengan suara yang
lirih seperti
kelelahan dan
mengeluhkan
badan terasa
lemah.
26/02/2014 DS : Gangguan Rash Dan Lesi
- Integritas Kulit Pada Kulit
DO :
1. Integumen : warna
sawo matang,
tekstur kering,
terdapat
kemerahan pada
area, turgor buruk,
terdapat tanda
sianosis, akral
dingin, capillary
refill time >3 detik,
tidak ada tanda
inflamasi pada
kuku, ada lesi pada
kulit bagian area
scapula.
2. gland penis
terdapat bercak
24
3. Hipertermia (Suhu
tubuh 37,8o C)
26/02/2014 DS : Intoleransi Kelemahan Dan
1. Klien sering Aktivitas Kelelahan
mengeluh lemas
DO :
1. klien merasa
mudah lelah, tidak
kuat untuk
mengankat beban
berat maupun
sedang.
2. Klien mendapat
terapi istirahat,
beberapa
aktifitasnya
dibantu.
3. Pada saat
pengkajian klien
berkata-kata
dengan suara yang
lirih seperti
kelelahan dan
mengeluhkan
badan terasa
lemah.
4. konjungtiva
anemis.
5. TD 90/80
6. RR 24 x/menit
7. Nadi 55 x/menit
25
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Terhadap Infeksi berhubungan dengan Imunodefisiensi
2. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan Output Yang
Berlebih
3. Kelemahan berhubungan dengan Proses Penyakit Yang
Dimanifestasikan Oleh Kekurangan Energi, Ketidakmampuan
Mempertahankan Aktivitas Sehari-hari.
4. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan Rash Dan Lesi
Pada Kulit
5. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan Dan
Kelelahan
INTERVENSI
Nama : Tn. T
Umur : 35 th
No Reg : 012 68651
26
No Tanggal Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
1 26/02/2014 Resiko Tujuan : 1. Instruksikan 1. Mengurangi
pkl 10.00 Terhadap Pasien pasien / orang resiko
WIB Infeksi mencapai masa terdekat kontaminasi
berhubunga penyembuhan mencuci tangan silang.
n dengan luka/lesi dalam sesuai indikasi 2. Mengurangi
Imunodefisi kururn waktu 3 x 2. Berikan patogen pada
ensi 24 jam lingkungan yang sistem imun
bersih dan dan
KH : berventilasi mengurangi
1. Klien tidak yang baik kemungkinan
demam. 3. Pantau keluhan pasien
2. Bebas dari nyeri ulu hati mengalami
pengeluaran disfagia, sakit infeksi
/sekresi retrosternal nosokomial.
purulen dan pada waktu 3. Esofagitis
tanda-tanda menelan dan mungkin
lain dari diare hebat. terjadi
infeksi. sekunder
akibat
kandidiasis
oral ataupun
herpes
2 26/02/2014 Kekurangan Tujuan : 1. Pantau tanda - 1. Memberikan
pkl 10.00 Volume Mempertahanka tanda vital informasi
WIB Cairan n hidrasi dalam termasuk CVP tentang
berhubunga kurun waktu 24 bila terpasang, volume cairan
n dengan jam catat hipertensi sirkulasi
27
Output Yang termasuk 2. Mengurangi
Berlebih KH : perubahan faktor yang
1. Membran postural. menyebabkan
mukosa 2. Hilangkan diare.
lembab makanan yang 3. Meningkatkan
2. Turgor kulit potensial kebutuhan
membaik menyebabkan metabolisme
3. Tanda-tanda diare yakni dan diaforesis
vital stabil pedas atau yang
berlemak tinggi, berlebihan b/d
kacang, kubis, demam.
susu.
3. Mencatat
peningkatan
suhu dan durasi
demam. Berikan
kompres hangat
sesuai indikasi.
4. Kolaborasikan
dengan dokter
dalam
pemberikan
antipiretik
sesuai indikasi
28
No Tanggal Intervensi Implementasi Respon TTD
1 26/02/2014 1. Instruksikan 1. Mengajarkan 1. Klien tidak
pkl 10.00 pasien / orang kepada keluarga menunjukkan
WIB terdekat untuk mencuci tanda-tanda
mencuci tangan sebelum dan demam.
tangan sesuai setelah kontak 2. Bebas dari
indikasi. dengan pasien pengeluaran /
2. Berikan 2. Monitor kondisi sekresi purulen
lingkungan ruangan dan dan tanda-
yang bersih ventilasi tanda lain dari
dan 3. Mengobservasi infeksi.
berventilasi kondisi pasien untuk
yang baik. mengetahui adanya
3. Pantau keluhan nyeri ulu
keluhan nyeri hati disfagia, sakit
ulu hati retrosternal pada
disfagia, sakit waktu menelan dan
retrosternal diare hebat
pada waktu
menelan dan
diare hebat.
2 26/02/2014 1. Pantau tanda- 1. Monitor tanda-tanda 1. Membran
pkl 10.00 tanda vital vital dan tekanan mukosa
WIB termasuk CVP darah. lembab.
bila terpasang, 2. Monitor jenis nutrisi 2. Turgor kulit
catat yang dikonsumsi membaik.
hipertensi oleh pasien sesuai 3. Tanda-tanda
termasuk indikasi. vital stabil
perubahan 3. Observasi tanda-
postural. tanda peningkatan
29
2. Hilangkan suhu suhu dan
makanan yang durasi demam.
potensial Memberikan
menyebabkan kompres hangat
diare yakni sesuai indikasi.
pedas atau 4. Memberikan
berlemak antipiretik sesuai
tinggi, kacang, indikasi
kubis, susu.
3. Mencatat
peningkatan
suhu dan
durasi demam.
Berikan
kompres
hangat sesuai
indikasi.
4. Kolaborasikan
dengan dokter
dalam
pemberikan
antipiretik
sesuai indikasi
30
DAFTAR PUSTAKA
Definisi https://id.wikipedia.org/wiki/AIDS
Komplikasi https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hivaids/awas-kanker-bisa-jadi-
pertanda-komplikasi-hiv/
ASKEPhttps://www.scribd.com/uploaddocument?archive_doc=243947940&escape=f
alse&metadata=%7B%22context%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page
%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%
3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D
31