Heart failure
• Heart failure adalah suatu
keadaan fatofisiologi
dimana jantung rusak
apapun penyebabnya, tidak
kuat lagi memompa darah
bagi kebutuhan jaringan2
tubuh lainnya atau selama
Slides are a static portrait. aktivitas normal sehari-hari.
Audience is passive and cannot interact.
Heart failure juga dinyatakan sebagai
kerusakan yang progressif akibat dari
Salah satu penyebab teratas kematian di
negara maju & akan meningkat di masa tidak berfungsinya ventricular kiri dan
depan akhirnya dekompensasi jantung
Apa yang terjadi secara farmakokinetik bagi pasien gagal ginjal?
Peningkatan t ½ menyebabkan
pelambatan tercapainya Css.
7 Perubahan PK ini tdk terlalu penting utk
obat-obat yang yg respon klinik nya cepat
seperti diuretics dan vasodilator IV seperti
inhibitor nitrates and phosphodiesterase.
Dalam hal ini Dosis dapat diberikan dalam
jumlah yang normal.
Abs tergantung :
- fisikokimia obat
- aliran darah pada GIT
- luar permukaan usus halus
- pengosongan lambung
- motilitas usus
#fisikimia obat :
Obat yg larut lemak akan diabsorpsi dengan cepat melalui
mekanisme difusi pasif
obat larut air : diabsorpsi secara aktif (transport aktif) dan terjadi
lebih lambat dan tidak sempurna.
#perfusi :
faktor penentu kecepatan dalam abs yg cepat dr obat larut lemak
Kongesti hati :
Mempengaruhi obat yang tingkat ekstraksi hepatiknya
rendah seperti warfarin dan teofilin
Renal clearance :
Hasil bersih dari filtrasi dan sekresi aktif atau reabsorpsi di dalam
tubula
Pada gagal jantung kongestif, sistem Efek ini dicapai secara independen dari
renin-angiotensin memainkan peran efek sistem ini terhadap tekanan darah
penting dalam mempertahankan laju sistemik, menunjukkan bahwa mungkin
filtrasi glomerulus pada pasien yang dimediasi oleh vasokonstriksi arteriol
perfusi ginjalnya sangat terganggu eferen, sehingga mempertahankan
(tekanan perfusi ginjal <70mm Hg). tekanan hidraulik kapiler glomerulus
walaupun hipotensi ringan.
pada gagal jantung, Karena aliran darah hati dan aktivitas enzim
berkurang secara bermakna daripada fungsi ginjal, toksisitas obat
terjadi lebih mudah dengan obat-obatan yang dimetabolisme di hati
dari pada dengan yang dieliminasi oleh ginjal
Volume distribusi
Jumlah dosis muatan (DL) yang dibutuhkan dari suatu obat merupakan
fungsi dari VOLUME DISTRIBUSI
Volume distribusi
ss, tercapai setelah 4-5 x t½. sehingga utk obat2 yg t ½ nya lama diperlukan seminggu
atau lebih utk tercapai Css, semisal digoksin atau warfarin.
Peningkatan dosis tidak akan menghasikan waktu tercapainya Cpss lebih pendek,
namun memberikan konsentrasi obat terapeutik lebih besar.
Vd lebih rendah, sehingga beberapa obat harus diberikan DL yang lebih rendah utk
menghindari toksisitas.
DM (Dosis pemeliharaan) juga harus diberikan lebih rendah karena CL juga turun
T ½ bisa juga lebih lama (karena perubahan kecepatan eliminasi), sehingga Cp(ss) akan
tercapai dalam waktu lebih lama. Sehingga dosis harus diberikan secara gradual.
STUDI KASUS
FUROSEMID
HIDROKLORTIAZID
HIDRALAZIN
PK of FUROSEMID
1 Diabsorpsi dengan baik setelah pemberian
oral. Terikat pada protein sebayak 94-98%.
Vd = 0.181 ± 0.105 L/kg Vd = 1,8 %
1
Absoprsi berlangsung kurang sempurna dan Mengikuti 2 kompartemen
variasinya sangat tinggi
Absorpsi berlangsung pada 2
2 Lag time meningkat (86,7 vs 37,4 menit)
kecepatan yang berbeda,
dikarenakan adanya lag time
3 Cmaks lebih rendah, tetapi jumlah yg
diabsorpsi sama diantara pasien CHF dan
DHF 5 Vd tidak berubah secara significant
4 Terjadi perubahan pada fisiologi usus, spt 6 T1/2 mungkin berubah menjadi 2x lebih
udema dinding usus, pengosongan lama menjadi 143-205 menit
lambung tertunda, gerakan motilitas usus
menurun dan mengurangi aliran darah 7 Renal clearance = 0,048 ± 0,0054 L/h
splanchnic
EFEK CHF pada PD FUROSEMID (FS)