Anda di halaman 1dari 36

REGIMEN DOSIS PADA GAGAL

JANTUNG (HEART FAILURE)


Farmakokinetik KLINIK

Taofik Rusdiana, PhD., Apt


Drug Delivery and Disposition,
Dept of pharmaceutics, Faculty of Pharmacy
Universitas Padjadjaran
Gagal Jantung

Heart failure
• Heart failure adalah suatu
keadaan fatofisiologi
dimana jantung rusak
apapun penyebabnya, tidak
kuat lagi memompa darah
bagi kebutuhan jaringan2
tubuh lainnya atau selama
Slides are a static portrait. aktivitas normal sehari-hari.
Audience is passive and cannot interact.
Heart failure juga dinyatakan sebagai
kerusakan yang progressif akibat dari
Salah satu penyebab teratas kematian di
negara maju & akan meningkat di masa tidak berfungsinya ventricular kiri dan
depan akhirnya dekompensasi jantung
Apa yang terjadi secara farmakokinetik bagi pasien gagal ginjal?

hipoperfusi organ dapat PK Kebanyakan obat


mempengaruhi ABSORPSI dari akan berubah pada
saluran pencernaan, pasien gagal
DISTRIBUSI ke dalam jaringan jantung
dan ELIMINASI obat baik oleh
hati atau ginjal.

• Ikatan obat di dalam plasma dan


jaringan,
• Aliran darah ke organ2 eliminasi obat
• Intrinsic activity of drug elimination.
Point-point penting :

1 CHF dikaitkan dengan HIPOPERFUSI


pada berbagai organ termasuk tempat2
klirens obat seperti hati dan ginjal
Hal itu membawa kpd kongesti organ
seperti pada liver dan dinding usus.
Perubahan utama pada farmakokinetik
2 obat yang mengalami CHF adalah
penurunan volume distribusi dan
penurunan clearance
t ½ = 0,693 x Vd/Cl
Perubahan waktu paruh eliminasi
3 tergantung kepada perubahan pada Vd
dan Cl dan tingkat dari perubahan itu
.....Important Points

4 Perubahan PK karena CHF ini tidak


selalu dapat diprediksi , namun efek
bersih dari Penurunan Vd dan CL
lebih signifikant terjadi dibandingkan
subyek sehat.

5 Perubahan dianggap penting bila


terjadi pada obat dengan index
terapeutik sempit seperti digoxin,
dan obat2 antiaritmia (lidocain,
prokainamid

6 Hal ini memerlukan pengurangan


pada dosis awal dan pemeliharaan.

Peningkatan t ½ menyebabkan
pelambatan tercapainya Css.
7 Perubahan PK ini tdk terlalu penting utk
obat-obat yang yg respon klinik nya cepat
seperti diuretics dan vasodilator IV seperti
inhibitor nitrates and phosphodiesterase.
Dalam hal ini Dosis dapat diberikan dalam
jumlah yang normal.

8 Tidak semua reaksi merugikan obat yg terjadi


pada CHF diakibatkan krn perubahan PK,
namun juga bisa karena interaksi obat yang
penting

Interaksi dapat terjadi secara langsung misalnya penurunan kliren ginjal


digoksin oleh captopril dan kuinidin atau secara tidak langsung misalnya
melalui hipokalemia yang diinduksi diuretik yang memperparah aritmia yang
terkait dengan digoxin dan antiaritmia seperti quinidine dan procainamide.
Perubahan-perubahan
PK karena CHF
Konsep umum perubahan PK karena Patofisiologis tubuh

Farmakokineti (PK) : studi ttg efek tubuh terhadap obat.


PK dapat berubah karena perubahan keadaan fisiologi seperti usia.
Perubahan semakin penting terutama dalam penggunaan obat pada
anak2 (pediatrik) atau lansia (geriatrik).
PK juga berubah pada keadaan penyakit seperti gagal ginjal, sirosis
hati, malabsorpsi, CHF.
Memahami prinsip yang menentukan PK suatu obat sangat penting
untuk :
mengatur dosis obat secara benar pada individu pasien dan
menginterpretasikan efek merugikan atau kegagalan terapi.
Hal ini lebih penting terutama untuk golongan obat yang memiliki
batas yang sempit antara konsentrasi terapeutik dan toksis (narrow
therapeutic index).
Heart Failure (HF)

HF (Gagal Jantung) merupakan karakter


sindrom klinik dengan tanda dan gejala
turunnya kardiak output dan meningkatnya
kongesti organ.

Sirkulasi tidak mampu membawa oksigen dan


makanan pada tingkat kecepatan yang
memadai persyaratan metabolisme jaringan.
Penyebab CHF...

Penyebab paling umum dari CHF adalah CAD (penyakit arteri


koroner) karena menyebabkan terjadinya iskemia fokal dan
nekrosis jantung; penyakit miokardial yang mengakibatkan
hipokanesia difus atau penyakit valvular jantung yang
menyebabkan tekanan dan volume menjadi overload.

terjadi paling banyak pada kelompok lansia.


PERUBAHAN PK

Perubahan PK terjadi karena AGING yang juga berinteraksi dengan


berbagai perubahan akibat gagal jantung itu sendiri.

CHF menyebabkan hipertensi paru dengan peningkatan tekanan


pengisian jantung sebelah kanan yang secara langsung
mengakibatkan pada kongesti pada hati, GI dan ginjal.

Lebih lanjut berakibat pada pengurangan kardiak output sesuai


dengan perfusi ke organ.

perubahan ini dapat mengubah secara langsung PK obat meski


perubahan ini tidak selalu dapat diprediksi secara tepat.
ABSORPSI & CHF

Abs terjadi sepanjang GIT tetapi yg paling dominan adalah


bagian atas usus halus.

Abs tergantung :
- fisikokimia obat
- aliran darah pada GIT
- luar permukaan usus halus
- pengosongan lambung
- motilitas usus
#fisikimia obat :
Obat yg larut lemak akan diabsorpsi dengan cepat melalui
mekanisme difusi pasif
obat larut air : diabsorpsi secara aktif (transport aktif) dan terjadi
lebih lambat dan tidak sempurna.

#perfusi :
faktor penentu kecepatan dalam abs yg cepat dr obat larut lemak

# setiap peningkatan kecepatan pengosongan lambung atau


gerakan usus akan meningkatkan kecepatan penghantaran obat
ke tempat absorpsinya pada bagian atas usus halus dan karena
itu kecepatan absorpsi dari obat larut lemak akan meningkat.
Kecepatan absorpsi tidak perlu berkorelasi dengan jumlah
obat yang diabsoprsi, tetapi akan menentukan waktu obat
mencapai konsentrasi puncak (tmaks).

Pada kondisi CHF, waktu pengosongan


lambung akan menurun melalui aktivasi
sistem syaraf simpatis, atau via obat-obatan
(opiat, antikolinergik, antihistamin dan
antidepresan trisiklik).

Kongesti dan udema usus karena CHF juga


menyebabkan MALABSORPSI.
ABSORSPI pada tempat lain
Abs pada jaringan otot, tergantung kepada :
• sifat fisika-kimia obat
• keadaan umum sirkulasi dan aliran darah melalui otot
Beberapa obat seperti Fenitoin dapat mengkristal atau membentuk
endapan secara lokal,

sementara yang lain seperti digoksin atau diazepam sukar larut


dalam media air, sehingga absorpsinya buruk.

Oleh karena itu pemberian IM sebaiknya dihindari untuk obat-obat


seperti digoksin dan kuinidin pada pasien2 CHF.

Namun, Obat-obat yang larut dalam cairan interstisial seperti


streptomisin, akan tampak diabsorpsi dengan cepat.
FIRST PASS METABOLISM

BA ditentukan oleh proses pre-disposisi dan Utk meningkatkan


metabolisme lintas pertama. Biavailabitas obat2 tsb,
dapat dilakukan dengan
Setelah diabsorpsi, utk obat2 yang diberikan memberikan secara long
secara oral dapat dimetabolisme di dinding term dengan MDR
usus atau di hati atau dikeduanya. sehingga tercapai C steady
state .
Hingga 50% obat2an dimetabolisme setelah
pemberian oral dan oleh karena itu tidak Hal ini bs terjadi krn sistem
mencapai sistem sirkulasi. monooksigenase yang
jenuh pada pemberian
berulang.
Cl ditentukan aliran darah hepatik

FPM meningkat, maka BA menurun, dapat disebabkan karena :


• induksi sistem enzim monooksigenase spt pada
tirotoksikosis
• obat-obatan penginduksi enzim spt barbiturat, fenitoin,
alkohol, rifampisin dan obat2 penurun gula.

Obat-obatan dimetabolisme di dinding usus diantaranya :


ester-ester penisilin (pivamsilin)

Obat-obat dimetabolisme di dinding lambung seperti salbutamol dan


etiloestradiol
Clearance, Hepatic Metabolism and Renal Excretion

Pada CHF terjadi hal-hal berikut :


 Penurunan aliran darah dalam hati
 Peningkatan kongesti vena

Kongesti hati :
Mempengaruhi obat yang tingkat ekstraksi hepatiknya
rendah seperti warfarin dan teofilin

Reaksi konjugasi by asetilator


Asetilator yang rendah, akan meningkatkan BA obat spt
pada hidralazin dan procainamid
Ekskresi renal obat ditentukan oleh :
• Kecepatan filtrasi glomerular,
• Konsentrasi plasma
• Ukuran molekul senyawa

Renal clearance :
Hasil bersih dari filtrasi dan sekresi aktif atau reabsorpsi di dalam
tubula
Pada gagal jantung kongestif, sistem Efek ini dicapai secara independen dari
renin-angiotensin memainkan peran efek sistem ini terhadap tekanan darah
penting dalam mempertahankan laju sistemik, menunjukkan bahwa mungkin
filtrasi glomerulus pada pasien yang dimediasi oleh vasokonstriksi arteriol
perfusi ginjalnya sangat terganggu eferen, sehingga mempertahankan
(tekanan perfusi ginjal <70mm Hg). tekanan hidraulik kapiler glomerulus
walaupun hipotensi ringan.

pada gagal jantung, Karena aliran darah hati dan aktivitas enzim
berkurang secara bermakna daripada fungsi ginjal, toksisitas obat
terjadi lebih mudah dengan obat-obatan yang dimetabolisme di hati
dari pada dengan yang dieliminasi oleh ginjal
Volume distribusi

Volume distribusi merupakan konsep teoritis yang didefinisikan sebagai


volume plasma dimana jumlah (dosis) obat akan memerlukan
untuk terdistribusi di dalamnya, untuk mencapai konsentrasi
plasma terukur.

Dikarenakan faktor-faktor seperti ikatan obat pada protein jaringan


intraseluler, maka Vd selalu lebih besar daripada volume aktual
plasma,

Jumlah dosis muatan (DL) yang dibutuhkan dari suatu obat merupakan
fungsi dari VOLUME DISTRIBUSI
Volume distribusi

• Diduga bhw dlm kondisi CHF, Vd menjadi meningkat, sebagai suatu


kondisi yg dikaitkan dengan retensi cairan.

• Namun tidak demikian kasusnya, karena cairan tertahan di dalam


daerah intertisial, dan tidak dalam posisi saling terhubung dengan
kompartemen sentral.

• Dalam keadaan CHF, justru Vd menurun, dan oleh karenanya


konsentrasi dalam plasma meningkat setelah pemberian DL.

• Jadi direkomendasikan dosis yang lebih rendah untuk pasien CHF


sebagaimana dalam kasus LIDOCAIN.
WAKTU PARUH ELIMINASI (T1/2)

T½ eliminasi tergantung kepada


T ½ merefleksikan waktu yang diperlukan Volume distribusi dan klirens :
bagi obat agar obat tereliminasi hingga 50%.

Kebanyakan obat mengikuti 1 Kompartemen, T1/2 = 0,693 Vd/Cl


dimana jumlah obat yang dihilangkan dari
tubuh sebanding dengan konsentrasinya.
Pada saat kecepatan masuknya obat dan Persamaan ini menjelaskan bahwa
eliminasi setimbang, maka C mencapai dalam keadaan CHF dimana Cp
keadaan steady state (ss). dalam darah meningkat, maka t1/2
tidak harus menjadi lebih besar.
Lama nya obat mencapai konsentrasi ss
Karena perubahan Vd akan
diimbangi dengan perubahan Cl. Vd
adalah tergantung t1/2, yakni 4-5 kali t1/2 semakin turun, maka CL pun turun,
nya. sehingga tidak mengubah t1/2.
Steady-State vs Loading Dose

ss, tercapai setelah 4-5 x t½. sehingga utk obat2 yg t ½ nya lama diperlukan seminggu
atau lebih utk tercapai Css, semisal digoksin atau warfarin.

Peningkatan dosis tidak akan menghasikan waktu tercapainya Cpss lebih pendek,
namun memberikan konsentrasi obat terapeutik lebih besar.

Dalam kondisi CHF :

 Vd lebih rendah, sehingga beberapa obat harus diberikan DL yang lebih rendah utk
menghindari toksisitas.

 DM (Dosis pemeliharaan) juga harus diberikan lebih rendah karena CL juga turun

T ½ bisa juga lebih lama (karena perubahan kecepatan eliminasi), sehingga Cp(ss) akan
tercapai dalam waktu lebih lama. Sehingga dosis harus diberikan secara gradual.
STUDI KASUS
FUROSEMID
HIDROKLORTIAZID
HIDRALAZIN
PK of FUROSEMID
1 Diabsorpsi dengan baik setelah pemberian
oral. Terikat pada protein sebayak 94-98%.
Vd = 0.181 ± 0.105 L/kg Vd = 1,8 %

FUROSEMID 2 Waktu terjadinya respon sesuai dengan


ekskresi obat melalui urin
3 Mula kerja obat 5‘ (IV) dan 30’ (oral)
Frusemide is a loop diuretic which 4 Waktu puncak Ae 90 -180 menit
acts by inhibiting active chloride
transport in the ascending limb of 5 Durasi aksi = 4-6 jam
the loop of Henle.
6 T1/2 = 64-84 menit
7 Dieliminasi secara utuh mll ginjal = 63%;
1/3 eliminasi mll feces
EFEK CHF pada PK FUROSEMID

1
Absoprsi berlangsung kurang sempurna dan Mengikuti 2 kompartemen
variasinya sangat tinggi
Absorpsi berlangsung pada 2
2 Lag time meningkat (86,7 vs 37,4 menit)
kecepatan yang berbeda,
dikarenakan adanya lag time
3 Cmaks lebih rendah, tetapi jumlah yg
diabsorpsi sama diantara pasien CHF dan
DHF 5 Vd tidak berubah secara significant

4 Terjadi perubahan pada fisiologi usus, spt 6 T1/2 mungkin berubah menjadi 2x lebih
udema dinding usus, pengosongan lama menjadi 143-205 menit
lambung tertunda, gerakan motilitas usus
menurun dan mengurangi aliran darah 7 Renal clearance = 0,048 ± 0,0054 L/h
splanchnic
EFEK CHF pada PD FUROSEMID (FS)

1 Respon FS pada pasien CHF menjadi


kurang tajam (blunted)
2 Kurva C thd waktu menjadi lebih
rendah dan bergeser ke kanan
3 PD nya berubah, sensitifitas renal Absorpsi FS pada CHF menjadi
tubulus thd obat berubah. berkurang khususnya
kecepatannya, bukan jumlah
yg diabsorpsi
4 Perubahan kecepatan
penghantaran obat pada tubulus Penyesuaian dosis lebih
ginjal juga memegang peranan didasarkan kepada respon
penting kliniknya, dari pada perubahan
PK nya
PK of Hydrochlorothiazide
Absorpsi Oral hingga 60-80%; tmaks =
1,5-5 jam; Durasi aksi = 8-12 jam. Lebih
dari 90% obat diekskresikan secara utuh
Hydrochloro via ginjal; t1/2 = 5,6-14,8 jam.
thiazide
PK HCT pada pasien CHF dapat BERUBAH

1 Absoprsi GI berkurang pada 3 dari 7


Hydrochlorothiazide acts by
inhibiting the active reabsorption pasien CHF (21-37% dari dosis oral)
of chloride in the cortical portion Renal Cl menurun 0,6-11,22 vs 19,14-
of the thick ascending limb of the 2
20,70 pd sukarelawan sehat
loop of Henle
Absoprsi oral HCT dapat tidak layak pada
pasien CHF terutama pada level CHF berat.
PK of Hydralazine
Diabsorpsi dengan baik secara oral, mengalami first-
pass metabolisme yang tinggi, dan konsentrasi
plasma puncak mencapai 30 hingga 120 menit
Hydralazine setelah administrasi.
Metabolisme hidralazin berlangsung rumit dan terjadi
terutama oleh asetilasi, meskipun oksidasi dan konjugasi
adalah jalur metabolis alternatif. Asetilasi, yang terjadi di hati,
ditentukan secara genetik , dan seseorang dapat berupa
Hydralazine adalah vasodilator fenotif asetilator cepat atau lambat. Ketersediaan hayati
arteri yang digunakan secara berkisar antara 26 hingga 55%, tergantung pada kecepatan
tradisional dalam pengobatan asetilasi (lebih rendah pada asetilator cepat). Vd Hydralazine
hipertensi, tetapi penggunaannya adalah sekitar 1,34 ± 0,791L / kg.
telah diperluas untuk mengurangi Ada juga konjugasi hidralazin non-hepatik dengan ketoasid
afterload dalam pengobatan endogen yang mengarah ke pembentukan hidrazon.
gagal jantung kronis, terutama Hydralazine piruvat hidrazon adalah produk 30 hingga 40%
dalam kombinasi dengan nitrat dari dosis hidralazin yang diberikan.
PK of Hydralazine akibat CHF

Hydralazine memiliki waktu paruh 1 - 3 jam pada org sehat.


Ini mungkin disebabkan
Pada pasien dengan gagal jantung kongestif, penyerapan oleh gangguan
tampaknya tidak berubah setelah dosis oral tunggal metabolisme hati
(Hanson et al. 1983), tetapi waktu paruh eliminasi menjadi terkait dengan gagal
jantung
dua kali lipat.
Cl dari dosis IV tunggal hidralazin rata-rata 1,77 ± 0,48 L / Namun, satu penelitian
menyimpulkan bahwa
jam / kg, yang sesuai dengan yang terlihat pada individu gagal jantung per se
sehat (Crawford et al. 1985). tampaknya hanya
memiliki efek total
Dosis hidralazin harus dijaga tetap rendah, karena reaksi sederhana pada
sistemik lupus erythematosus muncul hingga 10,4% konsentrasi hidralazin
pasien yang menerima 200 mg / hari (Cameron & Ramsay setelah dosis oral
1984) tunggal yang kecil.
Pengaturan Dosis Hydralazine akibat CHF

Ada variabilitas intersubject yang besar dalam kebutuhan dosis untuk


pasien dengan gagal jantung kongestif (100 hingga 800 mg/hari) dan
dosis yang diperlukan lebih tinggi daripada dalam pengobatan
tekanan darah tinggi
Perubahan farmakokinetik tampaknya bukan satu-satunya penjelasan
tetapi mungkin ada hiporesponsivitas vaskular.

Pemantauan hemodinamik adalah panduan yang lebih baik untuk


terapi pada mereka yang membutuhkan dosis lebih tinggi dari 200
mg/hari. Toleransi spesifik obat dapat terjadi ketika menerima terapi
jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai