Anda di halaman 1dari 3

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Hukum Steno
Nicolaus Steno (1665) dikenal sebagai orang yang pertama kali memperkenalkan prinsip
prinsip dasar geologi yang hingga saat ini masih dipakai dalam penafsirkan lapisan lapisan batuan
sedimen. Adapun prinsip prinsip dasar geologi yang sangat penting dalam ilmu geologi adalah
prinsip horisontalitas, superposisi dan kesinambungan lateral pada perkapisan batuan sedimen.
1. Horizontalitas (Horizontality): Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah
horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli (initial-dip) karena
dasar cekungannya yang memang menyudut.
2. Superposisi (Superposition): Dalam kondisi normal (belum terganggu), perlapisan suatu
batuan yang berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang pertama terbentuk
dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.
3. Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity): Pelamparan suatu lapisan batuan akan
menerus sepanjangjurus perlapisan batuannya. Dengan kata lain bahwa apabila pelamparan
suatu lapisan batuan sepanjang jurus perlapisannya berbeda litologinya maka dikatakan
bahwa perlapisan batuan tersebut berubah facies. Dengan demikian, konsep perubahan
facies terjadi apabila dalam satu lapis batuan terdapat sifat, fisika, kimia, dan biologi yang
berbeda satu dengan lainnya.
2.2 Keselarasan dan Ketidakselarasan
1. Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan
lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang waktu
(rumpang waktu) pengendapan. Secara umum di lapangan ditunjukkan dengan kedudukan
lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan ditunjang di laboratorium oleh umur
yang kontinyu.
2. Ketidak Selarasan (Unconformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis
batuan lainnya (batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus), yang
disebabkan oleh adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam geologi dikenal 3 (tiga) jenis
ketidakselarasan, yaitu
a. Ketidakselarasan Bersudut (Angular unconformity) adalah salah satu jenis
ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan)
dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya), memiliki hubungan/kontak
yang membentuk sudut.
b. Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara
lapisan batuan (sekelompok batuan) dengan lapisan batuan lainnya (kelompok
batuan lainnya) dibatasi oleh satu rumpang waktu tertentu (ditandai oleh selang
waktu dimana tidak terjadi pengendapan).
c. Non-conformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara
lapisan batuan (sekelompok lapisan batuan) dengan satuan batuan beku atau
metamorf.
Bentuk-bentuk ketidakselasarasan

Gambar 1. Bentuk-bentuk ketidakselarasan

2.3 Lingkungan Pengendapan


Menurut Rigby dan Hamblin (1972), Lingkungan Pengendapan adalah suatu tempat
dimana terjadinya akumulasi material sedimen, yang mempunyai kondisi fisis, kimia, dan
biologis yang mencirikan keadaan yang khas dari tempat pengendapan tersebut. Penentuan
lingkungan pengendapan dari suatu tubuh batuan, dapat dilakukan dengan melihat sifat-sifat
khas dari batuan, yang mana akan mencirikan kondisi pada saat sedimen itu terbentuk. Sifat-sifat
tersebut meliputi :
1. Sifat Fisis, misalnya : struktur besar dari perlapisan; kontak dengan lapisan di atas dan
di bawahnya; struktur kecil yang mencirikan, seperti : flute cast, gelembur gelombang,
tekstur batuan, orientasi butir.
2. Sifat Kimia, misalnya : macam batuan, seperti batu gamping, batu pasir; kandungan
mineral tertentu yang dapat untuk penentuan lingkungan terutama mineral autigenik;
perbandingan unsur-unsur tertentu misalnya : Ca dan Mg; Kandungan kimia dari
organisme yang sering mengalami pelarutan setelah terendapkan; Konsentrasi nodule
batu gamping pada dasar pulau penghalang serta pada tubuh pasir kuarsa yang
dihasilkan dari pengendapan CaCO3 dari pencucian cangkang organisme.
3. Sifat Biologis, misalnya : kelimpahan flora dan fauna, Perbandingan masing-masing
jenis, baik flora maupun fauna; Adanya gejala perpindahan dan percampuran fauna;
Flora dan fauna penunjuk lingkungan.

BLATT et al (1972), membagi lingkungan pengendapan menjadi empat kelompok besar,


yaitu :

1. Lingkungan darat (Terrigeneous) : Alluvial fan, Dataran banjir, Lakustrin (basah,


kering), Padang pasir, Rawa (swamp), dan Endapan es.
2. Lingkungan campuran : River Channel atau Distributary Channel (dan Lovec),
Estuarin, Teluk, Lagun, Paya-paya (marsh), Intertidal, Supratidal, Bar, dan Channel.
3. Lingkungan laut dangkal (600 kaki): Self banks (tidal dan non tidal), Self basin
(terbatasi iklim basah, iklim kering), Gradded self, Karbonat Paparan dan karang
(berhubungan atau tidak dengan daratan), Cekungan evaporit.
4. Lingkungan laut dalam (batial : 600 – 6000 kaki, abisal > 6000 kaki) : Slope dan
Canyon, Sub Marine Fan, Cekungan laut dalam (pelagik, terrigeneous), Cekungan laut
dalam tertutup (iklim basah dan kering)

Referensi
https://www.geologinesia.com/2017/12/pengertian-lingkungan-pengendapan.html
Noor,Djauhari.2014.Pengantar Geologi.Bogor:CV.Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai