FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2015 TUGAS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
1. Apa arti Supply Chain Management ?
Jawab : Supply Chain Management adalah koordinasi sistem strategis fungsi bisnis tradisional dan taktik seluruh fungsi-fungsi bisnis dalam suatu perusahaan tertentu dan di seluruh perusahaan dalam rantai pasokan, untuk tujuan meningkatkan kinerja jangka panjang perusahaan individu dan pasokan rantai secara keseluruhan (Mentzer et. al., 2001). Pengertian lain dari supply chain management yakni strategi rantai suplai yang memerlukan totalitas hubungan dalam rantai tersebut yang bekerja sama secara efisien untuk menciptakan kepuasan pelanggan di titik akhir. Sebagai konsekuensi biaya harus diturunkan dan memfokuskan perhatian pada nilai tambah. Jadi, Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Suplai adalah manajemen jaringanan bisnis yang terlibat dalam penyediaan produk dan paket yang dibutuhkan oleh konsumen akhir yang ada dalam rantai suplai. Supply Chain Management mencakup semua gerakan dan penyimpanan bahan baku, barang yang sedang diproses, dan barang yang sudah siap untuk dikonsumsi. 2. Apa tujuan Supply Chain Management ? Jawab : a. Untuk menjamin kelancaran barang b. Memastikan sebuah produk berada pada tempat dan waktu yang tepat c. Untuk memenuhi permintaan konsumen tanpa menciptakan stok yang berlebihan atau kekurangan serta memberikan keuntungan besar bagi perusahaan. Tujuan lainnya yakni : 1) Penyerahan/pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen. 2) Mengurangi biaya. 3) Meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan). 4) Mengurangi waktu. 5) Memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi. 3. Pentingnya SCM dalam bisnis, berilah contoh ! Jawab : Pentingnya SCM yaitu karena dalam bisnis atau perusahaan- perusahan harus dengan hati-hati merencanakan kapasitas dan peramalan permintaannya agar supaya menghindari bullwhip effect dan menjamin ketepatan waktu penyampaian pesanan pelanggan dan meminimalkan kelebihan persediaan. Sumber utama persoalan-persoalan yang selalu menciptakan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan adalah ketidakpastian. Ketidakpastian tidak terlepas dari sisi permintaan dan sisi penawaran dari kebanyakan supply chain. Manajemen rantai pasokan yang efektif menjadikan supplier sebagai partner dalam strategi perusahaan untuk memuaskan pasar sasaran. Contoh : Perusahaan yang menerapkan SCM Supply chain management pada Carrefour SCM sebenarnya sudah dikembangkan di perusahaannya sejak lama ketika Carrefour baru memiliki beberapa gerai. dan yang dikembangkan masih sangat sederhana. Fungsinya hanya untuk membantu proses penerimaan barang di gerai. (menurut Bayu A. Soedjarwo, Manajer Logistik Senior Carrefour). Kemudian Carrefour membeli aplikasi untuk rantai pasok dan yang mampu menjalankan warehouse management system yaitu InfoLog. Semua proses dalam rantai pasokannya bisa diintergrasikan dan memudahkan Carrefour dalam bekerja sama dengan para supplier meski tidak 100% terintegrasi seluruhnya. Untuk saat ini Carrefour masih berfokus pada efisiensi yang bisa diberikan dengan produk yang berkualitas dan harga yang kompetitif. Dalam proses rantai pasokan yang dijalankan, Carrefour menerapkan konsep Just-In Time (JIT) pada pusat disribusi atau distribution center yang bertujuan untuk mengefisiensikan proses sehingga tidak perlu adanya stok dalam pusat distribusi. Metode ini memungkinkan prosesnya lebih transparan dalam distribusi produk karena tidak ada produk yang terdegradasi (tertinggal) di gudang. Dalam aplikasi InfoLog yang dijalankan Carrefour terdapat beberapa proses bisnis yang dijalankan yaitu : a. Inbound Logistics b. Perencanaan dan pengadaan persediaan c. Operasi Gudang d. Outbound Logistics e. Pelaporan Keseluruhannya dimuat dalam 4 modul yang berbeda yang keluarannya berupa laporan yang diperlukan manajemen dan operator sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan teknis dan strategis. 4. Tunjukkan dampak positif adanya SCM, beri contoh ! Jawab : a. Mengurangi inventori barang. Inventori merupakan aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40% sedangkan biaya penyimpanan barang 20%- 40% dari nilai barang yang disimpan. b. Menjamin kelancaran arus barang. Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai barang jadi dan di terima oleh pemakai/pengguna merupakan suatu mata rantai yang panjang (chain) yang perlu di kelola dengan baik. c. Menjamin mutu. Jaminan mutu juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik karena mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses produksi tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam pengirimannya. d. Kepuasan pelanggan. Dengan pasokan yang terjamin akan menghasilkan kepuasan pelanggan (produk yang diinginkan konsumen). Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan e. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen. f. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi. g. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM. h. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan. i. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.
Contoh : pada PT. Frisian Flag Indonesia. Setelah mengimplementasikan
SCM maka hasil yang didapat oleh PT. Frisian Flag Indonesia a. Efisiensi b. Penghematan biaya c. Memiliki hubungan mitra yang lebih kuat d. Transaksi sudah bisa dilakukan secara online dan real time e. Perusahaan juga sudah dapat terhubung dengan 150 distributor melalui website. f. Dengan adanya bar code dapat mengurangi proses entry data , sehingga mempercepat proses dan meningkatkan akurasi, terutama saat mengirimkan barang dari pabrik ke MDC. g. Peningkatan service level h. Pertumbuhan penjualan melalui penurunan rasio lost sales akibat kekurangan stok i. Pengendalian working capital terkait stok j. Peningkatan akurasi peramalan (forecast) k. Sistem RFID yang mendukung pelacakan jika terjadi gangguan pada material atau hal lainnya. 5. Tunjukkan dampak negatif bisnis tanpa SCM, beri contoh ! Jawab : a. Adanya produk yang kurang berkualitas, kurang handal dan kurang memuaskan. Maka customer akan pergi. b. Biaya tinggi karena mahal dipergudangan (biaya inventory mahal) akibatnya perusahaan mengalami kerugian. c. Penyediaan barang yang tidak lancar seperti produk terkadang tersedia secara berlebihan dan terkadang produk tidak tersedia sama sekali. Barang atau produk sering mengalami keterlambatan. d. Mutu tidak terjamin karena barang terlalu lama dalam tempat penyimpanan. Hal ini terutama pada produk pertanian karena karakteristik produk pertanian yang mudah rusak dan busuk, sehingga bila produk pertanian terlalu lama dalam tempat penyimpanan, maka mutu produk dapat menurun. e. Sistem informasi tidak efektif dan efisien, karena pengolahan data menjadi tidak akurat dan sulitnya mengatur dan mengontrol aktivitas supplay, produksi, dan pengiriman. Tidak efisien: karena kerugian akibat lost of sales, kerugian akibat kerusakan barang, kerugian akibat besarnya biaya transportasi. f. Lambatnya respon pasar terhadap produk atau jasa yang dipasarkan. g. Lambatnya proses produksi dari proses awal seperti pemesanan bahan baku, proses pembuatan produk, sampai ke penjualan oleh pelanggan. Sehingga konsumen merasa dirugikan dan tidak puas. h. Tidak efisien dan efektif dalam mengelola produk di sebuah instansi perusahaan. Akibatnya perusahaan mengalami kerugian yang besar.
Contoh : pada PT. Frisian Flag Indonesia. Sebelum mengimplementasikan
SCM maka hasil yang didapat oleh PT. Frisian Flag Indonesia a. Tidak adanya efisiensi b. Pemborosan biaya c. Tidak memiliki hubungan kemitraan d. Lamanya proses pengiriman barang. e. Lemahnya service level f. Lambatnya pertumbuhan penjualan Contoh lain : Supermarket sayuran yang memiliki penyuplai sayur yang sering telat dalam menyuplai, berdampak pada ketersediaan pada sayur di supermarket. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan dalam stok barang di supermarket. Pelanggan akan merasa tidak percaya pada supermarket, hal ini menyebabkan pelanggan akan pergi ke tempat lain. 6. Hal apa saja yang harus diperhatikan SCM dalam bisnis pertanian/agribisnis ? Jawab : yang harus diperhatikan SCM dalam bisnis pertanian/agribisnis adalah ; a. Karakteristik produk pertanian yang mudah rusak, mudah busuk. Maka harus ada penyimpanan yang tepat. Misal : jika menjual manga pada saat musim panen maka harganya rendah tetapi jika menjual manga pada saat langka (bukan musim panen) harganya akan tinggi. Maka harus punya tempat penyimpanan manga contohnya seperti freezer. Oleh karena itu para pelaku agribisnis harus membuat desain jaringan rantai pasok, perencanaan rantai pasok, dan mengendalikan operasi dalam rantai pasok yang sesuai dengan karakteristik produk pertanian. b. Supplier. Terdapat banyak kriteria yang muncul dalam masalah pemilihan supplier, namun dari sekian banyak kriteria, ternyata harga yang ditawarkan oleh supplier, kualitas supplier, dan waktu pengiriman selalu muncul dalam masalah ini. Selain itu, resiko dapat menjadi faktor utama yang mempengaruhi pemilihan supplier . Resiko disini dapat berupa resiko penolakan barang pesanan, maupun resiko keterlambatan pengiriman barang. Sementara harga yang ditawarkan oleh tiap-tiap supplier juga sering kali berubah-ubah secara fluktuatif akibat dari kebijakan supplier sendiri maupun dari perubahan harga bahan baku di pasar global. c. Transportasi dalam distribusi. Karena karakteristik produk pertanian yang mudah rusak dan busuk maka para pelaku agribisnis harus memikirkan transportasi yang paling tepat untuk digunakan dalam distribusi produk agribisnis sehingga terjaga kualitasnya dari awal hingga sampai ke tangan konsumen. Misalnya adalah PT VEGEJAYA merupakan salah satu perusahaan agribisnis yang bergerak di bidang hortikultura. Cabe dan tomat merupakan sayuran yang diproduksi secara rutin oleh PT VEGEJAYA. Pelanggan dari sayuran ini adalah beberapa retail dan restoran yang letaknya cukup jauh. Maka, diperlukan adanya transportasi yang baik sehingga sifat sayuran yang mudah rusak dapat diminimalisasi. Pemilihan modal transportasi dilakukan dengan memilih 3 kendaraan yaitu truk, pick up, dan mobil box. Nilai optimal pada pengiriman cabe sebanyak 5 ton dari suplier (perusahaan) ke demand (retail pusat) diperoleh pada posisi ke 3 dengan biaya Rp 3.000.000,- menggunakan 5 kendaraan jenis box dan 1 kendaraan pick up dan untuk pengiriman tomat dari retail pusat ke retail agen dibutuhkan 1 pick up dan 1 mobil box dengan biaya Rp 1.500.000,-. Sedangkan untuk pengiriman tomat sebanyak 5 ton membutuhkan biaya sebesar Rp 8.500.000,- dan pengiriman sebanyak 2 ton membutuhkan biaya sebesar Rp 4.250.000 ,-. 7. Bagaimana menciptakan nilai dalam agribisnis melalui SCM ? Jawab : Untuk menciptakan nilai dalam agribisnis melalui SCM ada 5 aliran utama yang harus diterapkan yaitu : a. Aliran produk, merupakan gambaran aliran yang bersifat searah dan diawali dari produsen/petani dengan melewati beberapa mata rantai yang akhirnya akan diterima oleh pengguna/konsumen. b. Aliran Informasi, merupakan gambaran aliran informasi yang akan dibutuhkan. Terdapat 2 jenis aliran informasi yaitu: 1) Aliran informasi bersifat searah dari pedagang pengumpul besar (grosir) ke pedagang pengumpul antar pulau dan produsen); 2) Aliran informasi dua arah antara konsumen, pengecer, supermarket, toko, pedagang pasar tradisional maupun pedagang pengumpul besar. c. Aliran dana, adalah gambaran aliran uang/modal yang berawal dari konsumen sebagai pembeli selanjutnya mengalir pada tiap mata rantai dan pada akhirnya akan sampai di produsen untuk digunakan sebagai biaya produksi. Aliran dana ini bersifat searah artinya dana dihasilkan dari pertukaran dengan produk yang dibeli konsumen dengan melewati beberapa mata rantai, akhirnya akan diterima oleh produsen sebagai penukar dari produk yang dihasilkan. Aliran dana dapat berupa dana tunai, pinjaman atau pengikat. d. Aliran Pelayanan, merupakan gambaran aliran layanan yang dilakukan tiap mata rantai pasokan. Aliran ini bersifat searah diawali oleh produsen yang melakukan pelayanan baik penyediaan dana, sarana produksi, peralatan kerja maupun bantuan konsultasi kepada mata rantai selanjutnya. e. Aliran Kegiatan, merupakan gambaran kegiatan yang dilakukan oleh tiap mata rantai terhadap produk yang dihasilkan. Aliran kegiatan ini bersifat searah yang diawali dari produsen kemudian dilanjutkan kepada pengumpul tingkat desa, pengumpul tingkat kecamatan, pengumpul kabupaten untuk peningkatan nilai tambah seperti pemilahan dan pemilihan sesuai standar serta pengemasan, sehingga meningkatkan nilai jual produk yang pada akhirnya akan diterima oleh pengguna akhir/konsumen dalam bentuk mutu. 8. Apa kaitannya sistem just in time dengan SCM pada agribisnis ? Jawab : Keterkaitan sistem just in time dengan SCM pada agribisnis yaitu ; Bahwa terminologi just in time merupakan salah satu pendekatan dalam praktek SCM. Dalam terminologi ini, pasokan bahan baku di rencanakan secara sistematis sehingga dapat mencapai produksi dalam jumlah sesuai kebutuhan pada waktu yang ditentukan dan tidak berlebihan. Produksi dan penghantaran barang jadi ke konsumen juga dikelola sesuai kebutuhan konsumen sehingga tidak terjadi kelebihan produksi dan meminimalisasi biaya penyimpanan dan pemusnahan produk yang tidak laku dan ketinggalan jaman. Terdapat empat konsep pokok dalam pelaksanaan Just In Time (JIT): a. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan. b. Autonomasi merupaka suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya. c. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan. d. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan.
Elemen-elemen Just In Time :
Pengurangan waktu set up
Aliran produksi lancar (layout) Produksi tanpa kerusakan mesin Produksi tanpa cacat Peranan operator Hubungan yang harmonis dengan pemasok Penjadwalan produksi stabil dan terkendali Sistem kanban 9. Apa kaitannya sistem TQM dengan SCM dalam agribisnis ? Jawab : Total Quality Management (TQM) adalah salah satu konsep pengendalian kualitas yang terdapat dalam SCM. Total Quality Management (TQM) merupakan sebuah pendekatan untuk mengeliminasi aktivitas yang tidak berguna dan meningkatkan kualitas melalui value chain dengan pemberian tanggung jawab manajemen kualitas, monitoring biaya kualitas dan pemberian penghargaan untuk biaya rendah yang bisa dikeluarkan dengan kualitas hasil yang tertinggi. Dengan adanya TQM pada supply chain management maka produk dapat diawasi dari awal hingga akhir (dari pemasok sampai ke tangan konsumen). Jadi, terdapat pengawasan produk agar produk memiliki kualitas yang bagus dari awal hingga akhir/sampai ke tangan konsumen.