Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Keperawatan Jiwa II
yang dibina oleh Yeni Suryaningsih, S.Kep. Ners. M.Kep.

Oleh :
Kelompok 4
Destianti Tamara 1711011001
Muhammad Tazul M 1711011003
Novia Putri S 1711011032
Tri Ucarin Febrianti 1711011044

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
Oktober,2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Asuhan keperawatan pasien dengan Gangguan Harga Diri Rendah” makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II.
Penulis menyadari makalah “Asuhan keperawatan pasien dengan
Gangguan Harga Diri Rendah” masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Penulis
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Jember, 09 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................... 2
C. Tujuan.............................................................................. 2
D. Manfaat........................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Harga Diri Rendah............................................ 3
B. Faktor Predisposisi dan Presipitasi ................................ 3
C. Tanda Dan Gejala Dari Harga Diri Rendah ................... 4
D. Psikodinamika Dari Harga Diri Rendah ........................ 5
E. Rentang Respon Harga Diri Rendah .............................. 7
F. Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Harga Diri Rendah 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna
baik fisik, mental dan social, tidak hanya bebas dari penyakit dan
kelemahan.Menurut UU Kesehatan RI no. 23 tahun 1992, sehat adalah
keadaan sejahtera tubuh, jiwa, social yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara social dan ekonomis.Sakit adalah ketidak seimbangan
fungsi normal tubuh manusia, termasuk sejumlah system biologis dan kondisi
penyesuaian. Kesehatan jiwa adalah satu kondisi sehat emosional psikologis,
dan social yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan,
perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan
emosionl (Videbeck, 2008)Gangguan jiwa didefenisikan sebagai suatu
sindrom atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang
dan dikaitakan dengan adanya distress (misalnya gejala nyeri) atau disabilitas
(kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) (Videbeck, 2008)
Di zaman modern ini, globalisasi terjadi di berbagai bidang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Selain
berbagai kemudahan, pada zaman modern ini juga memberikan banyak
stresor bagi masyarakat. Stresor dapat memengaruhi keadaan jiwa seseorang
Salah satunya harga diri rendah.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa
gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat,
1998).
Harga diri seseorang sangat dipengaruhi oleh individu itu sendiri,
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan beberapa pengalaman in
dividu. Seseorang yang memiliki koping yang baik, maka ia akan mampu
mempertahankan atau meningkatkan harga dirinya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi harga diri rendah?
2. Apa saja faktor predisposisi dan presipitasi?
3. Apa tanda dan gejala dari harga diri rendah?
4. Bagaimana psikodinamika dari harga diri rendah?
5. Bagaimana rentang respon harga diri rendah?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada gangguan harga diri rendah?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan
gangguan harga diri rendah
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi harga diri rendah
b. Apa saja faktor predisposisi dan presipitasi
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari harga diri rendah
d. Untuk mengetahui psikodinamika dari harga diri rendah
e. Untuk mengetahui rentang respon harga diri rendah
f. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada gangguan harga diri
rendah

D. Manfaat
Agar mahasiswa memahami tentang asuhan keperawatan pasien
dengan gangguan harga diri rendah

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Harga Diri Rendah


Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan

2
diri. Harga diri rendah berhubungan dengan hubungan interpersonal yang
buruk terutama menonjol pada klien skizofrenia. Klien yang mengalami harga
diri rendah akan menunjukkan perilaku menarik diri dan menghindari
interakasi dengan orang lain jika tidak di intervensi.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri
atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan. ( Towsend,2008)
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. ( Keliat BA,2006)

B. Faktor Predisposisi dan Presipitasi Harga Diri Rendah


1. Faktor predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,kegagalan
atau produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri
harga diri rendah ini dapat terjadi secara emosional atau kronik. Secara
situasional karena trauma yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus
dioperasi,kecelakaan,perkosaan atau dipenjara, termasuk dirawat dirumah
sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik
atau pemasangan alat bantu yang membuat klien sebelum sakit atau

3
sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat
dirawat.
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping
individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif,
kurangnya system pendukung kemunduran perkembangan ego,
pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta
terfiksasi pada tahap perkembangan awal.(Townsend,2008)

C. Tanda Dan Gejala Dari Harga Diri Rendah


1. Menurut Carpenito dalam keliat (2011) perilaku yang berhubungan dengan
harga diri rendah antara lain :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Menarik diri dari hubungan sosial
c. Pandangan hidup yang pesimis.
d. Perasaan lemah dan takut
e. Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
f. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
g. Hidup yang berpolarisasi
h. Ketidakmampuan menentukan tujuan
i. Merasionalisasi penolakan
j. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
k. Menunjukkan tanda depresi ( sukar tidur dan sukar makan )
2. HDR ditunjukkan dengan tanda-tanda sebagai berikut :
a. Produktivitas menurun.
b. Mengukur diri sendiri dan orang lain.
c. Gangguan dalam berhubungan.
d. Perasaan tidak mampu.
e. Rasa bersalah.
f. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
g. Perasaan negative terhadap tubuhnya sendiri.
h. Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.
i. Pandangan hidup pesimis
j. Keluhan fisik.
k. Pandangan hidup yang bertentangan.
l. Penolakan terhadap kemampuan personal.
m. Destruktif terhadap diri sendiri.
n. Menolak diri secara sosial.
o. Penyalahgunaan obat.
p. Khawatir.
3. Gejala seseorang mengalami harga diri rendah :

4
a. Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit. Misalnya malu dan
sedih karena rambut menjadi rontok karena pengobatan akibat penyakit
kronis seperti kanker.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya menyesal karena tidak
segera berobat terhadap penyakit yang di derita.
c. Merendahkan martabat. Misalnya mengatakan saya tidak bisa, saya
tidak mampu, saya memang bodoh dan tidak tahu apa-apa
d. Gangguan hubungan sosial. Misalnya menarik diri, klien tidak mampu
bertemu orang lain, lebih suka menyendiri.
e. Kurang percaya diri, klien cendurung susah mengambil keputusan atau
mengutarakan pendapatnya.
f. Mencederai diri sendiri karena menganggap dirinya tidak layak untuk
hidup.
D. Psikodinamika Dari Harga Diri Rendah
1. Etiologi
Harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, Misalnya harus operasi, kecelakaan,
diceraikan suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu
karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dituduh korupsi, mantan
narapidana)
b. Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri sendiri yang telah berlangsung
lama, yaitu sebelum sakit atau dirawat, klien cenderung mempunyai
cara berfikir negative.
2. Proses perjalanan penyakit
Konsep diri dipelajari melalui kontak social dan pengalaman
pribadi individu berhubungan dengan orang lain, dan interaksi dengan
dunia luar dirinya.
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
denganmenganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Pencapaian ideal diri atau cita-cita langsung menghasilkan perasaan
berharga.
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Individu akan
merasa harga dirinya tinggi apabila sering mencapai keberhasilan,
sebaliknya individu akan merasa mengalami harga diri rendah apabila

5
sering mengalami kegagalan, tidak dicintai, atau tidak diterima di
lingkungannya. Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan
dan perhatian, harga diri akan meningkat sesuai meningkatnya usia dan
terancam pada masa pubertas.
3. Komplikasi
a. Perilaku kekerasan yang ditujukan pada diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
b. Isolasi sosial.
c. Waham.

E. Rentang Respon Harga Diri Rendah

Terdapat dua rentan respon HDR yaitu


1. Respon Adaptif :
a. Konsep diri Positif
Klien mampu beradaptasi dengan gangguan HDR sehingga mekanisme
penerimaan terdapat diri sendiri cenderung lebih baik yang
menghasilkan konsep diri yang positif dalam pemikiran maupun
pemahaman klien
b. Aktualisasi diri
Memiliki konsep diri yang positif mampu memberikan dampak yang
baik untuk aktualisasi diri klien, maka HDR dapat diatasi atau klien
mampu beradaptasi secara optimal.
2. Respon Maladaptif
a. Kerancuan identitas
Yaitu kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas masa
kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial.
b. Depersonalisasi

6
Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan
dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak
dapat membina hubungan baik dengan orang lain.(Eko P,2014)

F. Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Harga Diri Rendah


1. Pengkajian
a. Keluhan Utama atau alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga dating, atau dirawat di
rumah sakit, apakah sudah tau penyakit sebelumnya, apa yang sudah
dilakukan keluarga unutk mengatasi maslah penyakit tersebut.
b. Faktor predisposisi
Terjadinya harga diri rendah kronik adalah penolakan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan terhadap orang lain, ideal diri yang tidak
realistis (Fitria, 2009)
c. Faktor presipitasi
Terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya hilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya pena,pilan atau bentuk tubuh, mengalami
kegagalan, serta menurunnya produktivitas.
d. Konsep diri
1) Gambaran diri :
Persepsi klien terhadap tubuhnya, reaksi klien terhadap bagian tubuh
yang disukai dan tidak disukai.
2) Ideal diri
Persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berperilaku
berdasarkan standart, aspirasi, tujuan, atau nilai persona tertentu.
3) Harga diri
Penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisis dirinya sendiri.
4) Identitas diri
kesadaran akan diri yang bersumber dari obsesi dan penilaian yang
merupakan sistesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu
kesatuan yang utuh

7
2. Pohon Masalah

Risiko Tinggi perilaku kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori

Isolasi Sosial

Harga diri Rendah

Individu tidak efektif Traumatik Tumbuh kembang

Penyebab Penyebab

3. Diagnosis Keperawatan
a. Isolasi sosial menarik diri b/d harga diri rendah
b. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah berhubungan dengan koping
individu inefektif
4. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan untuk mencapai kesembuhan pasien dengan
harga diri rendah tidak hanya ditunjukan pada pasien saja tetapi juga
keluarga atau care giver. Tindakan keperawatan juga dapat dilakukan
secara individu maupun kelompok.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah dapat
dilakukan dengan cara individu maupun kelompok. Tindakan keperawatan
yang diberikan kepada pasien secara individu sebagai berikut :
1. Strategi pelaksanaan (SP) 1: Tindakan keperawatan pada pasien harga
diri rendah yaitu :

8
a. Bantu pasien untuk mengenal masalah harga dirinya (penyebab,
tanda, dan gejala, serta dampak dariharga diri rendah).
b. Bantu pasien untuk mengungkapkan perasaannya kepada orang
lain.
c. Bantu pasien untuk mengidentifikasi kemampuan atau aspek positif
yang dimiliki dan buat daftarnya.
d. Anjurkan pasien memilih satu kegiatan yang dilatih untuk
meningkatkan kemampuan tersebut.
e. Bantu pasien menyusun jadwal kegiatan latihan.
2. Strategi pelaksanaan (SP) 2 : tindakan keperawatan pada pasien harga
diri rendah yaitu :
a. Evaluasi jadwal latihan SP 1 dan berikan pujian pada pasien
b. Anjurkan pasien untuk memilih daftar kegiatan lainnya yang dapat
meningkatkan kemampuan positif/harga dirinya.
c. Anjurkan pasien untuk menambahkan daftar kemampuan atau
aspek positif lainnya.
d. Bantu pasien menyusun jadwal kegiatan latihan.
3. Strategi pelaksanaan (SP) 3 : tindakan keperawatan pada pasien harga
diri rendah yaitu :
a. Evaluasi jadwal latihan SP 1, SP 2 dan berikan pujian pada pasien.
b. Anjurkan pasien untuk memilih daftar kegiatan lainnya yang dapat
meningkatkan kemampuan positif/harga dirinya.
c. Anjurkan pasien untuk menambahkan daftar kemampuan atau
aspek positif lainnya.
d. Bantu pasien menyusun jadwal kegiatan latihan.
4. Strategi pelaksanaan (SP) 4 : tindakan keperawatan pada pasien
halusinasi yaitu :
a. Evaluasi hasil kegiatan harian pasien sesuai SP 1, SP 2 dan SP 3.
b. Anjurkan pasien untuk memilih daftar kegiatan lainnya yang dapat
meningkatkan kemampuan positif/harga dirinya.

9
c. Anjurkan pasien untuk menambahkan daftar kemampuan atau
aspek positif lainnya.
d. Bantu pasien menyusun jadwal kegiatan latihan.
e. Lakukan latihan yang telah dituliskan sampai semua kemampuan
dapat dilatih dan terjadi perubahan perilaku yang dapat
meningkatkan harga dirinya.
Tindakan keperawatan pasien dengan harga diri rendah melalui asuhan
keperawatan pada keluarga pasien/caregiver yang bersangkutan. Tindakan
keperawatan tersebut antara lain :
1. Strategi pelaksanaan (SP) 1 pada keluarga pasien harga diri rendah
yaitu :
a. Identifikasi masalah yang dialami saat merawat pasien.
b. Edukasi pada keluarga tentang penyebab, proses terjadinya, tanda
gejala, dan dampak yang ditimbulkan dari harga diri rendah pasien.
c. Edukasi menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif.
d. Latih keluarga tentang cara merawat pasien harga diri rendah yaitu
peran keluarga jika pasien berlatih melakukan kemampuan positif
yang dilakukannya.
e. Latih keluarga berkomunikasi yang asertif dalam membina
hubungan dengan pasien.
f. Edukasi keluarga untuk membantu pasien melaksananakan jadwal
latihan.
g. Edukasi keluarga tentang tanda dan gejala kekambuhan yang
disegerakan untuk rujuk.
2. Strategi pelaksanaan (SP) 2 pada keluarga pasien harga diri rendah
yaitu :
a. Evaluasi hasil SP 1 dan berikan dukungan positif pada keluarga
pasien
b. Latih keluarga untuk memberikan dukungan perawatan pasien
dalam memilih kegiatan positif lainnya.

10
c. Edukasi keluarga untuk membantu pasien melaksanakan jadwal
kegiatan.
d. Edukasi keluarga tentang tanda dan gejala kekambuhan yang
disegerakan untuk rujuk.
e. Bantu pasien untuk memotivasi pasien membiasakan kegiatan-
kegatan positif dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut merupakan contoh strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah.
Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan : mengenal masalah harga
diri rendah dan mengidentifikasi aspek positif diri.
Tahap pra-interaksi :
a. Kesiapan media edukasi
b. Kesiapan diri terkait manajemen emosi diri sendiri,
c. Kesiapan ketrampilan memberikan tindakan keperawatan,
d. Identifikasi pasien dan identitasnya.
Tahan Interaksi
Orentasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum! Selamat pagi bapak? (berjabat tangan)
“Perkenalkan naman saya perawat Emi, perawat puskesmas A.”
“Boleh perkenalkan diri bapak? Panggilannya bapak siapa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini?
c. Kontrak
“Baiklah kita akan diskusikan permasalahan yang bapak rasakan tentang
perasaan kecewa bapak dengan istri bapak, perasaan bapak yang merasa tidak
dihargai lagi oleh ibu?” Bapak ingin kita berdiskusi berapa lama? 2- menit
apakah bapak setuju?”
d. Fase kerja
“Baiklah, tadi bapak menyampaikan bahwa bapak merasa tidak dihargai oleh
ibi, barangkali bapak bisa menceritakan alasan kenapa bapak menyimpulkan

11
seperti itu? Apa yang sudah bapak lakukan untuk mengatasi perasaan bapak
tersebut? Baiklah bapak, jadi sudah 6 bulan ini tidak bekerja karena kena PHK
dan yang bekerja hanyalah ibu. Menurut bapak dalam kegiatan rumah tangga
apa yang dapat bapak lakukan? Jika bapak melakukannya, perasaan ibu
setelah pulang bekerja merasa terbantu tidak? Merasa terbantu. Artinya bapak
masih dibutuhkan di keluarga tidak? Mari coba kita diskusikan aspek atau
kemampuan positif lainnya yang bapak miliki dan dilatih bersama-sama.
Bagus sekali bapak sudah menyebutkan kemampuan yang positif bagi
keluarga dan diri bapak sendiri tentunya. Coba bapak pilih mana yang kita
latih pagi ini? Baiklah, latihan mencuci baju, dimana biasa bapak cuci baju?
Ayo kita menuju kesana. Pertama, coba ceritakan kebiasaan bapakcuci baju.
Baiklah, apa yang dipersiapkan? Bagus bapak? Lalu? Iya betul sekali.
Baiklah kita sudah selesai mempraktikkan kemampuan bapak membantu
keluarga untuk cuci baju apakah ada yang ingin ditanyakan terkait kegiatan
yang sudah dipraktikkan pak”.
Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien
“bagaimana perasaan bapak setelah melatih kegiatan ini? Coba bapak ulangi
lagi cara mencuci baju dan perasaan apa yang harus ditanamkan? Betul sekali
bahwa bapak masih sehat dan bergunauntuk keluarga”
b. Rencana tindak lanjut
“bapak latihan mencuci mau berapa kali dalam sehari?” satu kali?baiklah.
bapak mau jam berapa? Kita susun jadwal latihan bersama”.
c. Kontrak yang akan datang

5. Evaluasi
Proses evaluasi dilakukan untuk menilai keberhasilan dari tindakan
keperawatan dan strategi rencana tindakan keperawatan selanjutnya .
evaluasi tindakan pada pasien dilakukan untuk menilai adanya penurunan
atau peningkatan tanda dan gejala harga diri rendah pasien .

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

13
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri
sendiri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau
tidak langsung diekspresikan.
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Individu akan
merasa harga dirinya tinggi apabila sering mencapai keberhasilan, sebaliknya
individu akan merasa mengalami harga diri rendah apabila sering mengalami
kegagalan, tidak dicintai, atau tidak diterima di lingkungannya. Harga diri
dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian, harga diri akan
meningkat sesuai meningkatnya usia dan terancam pada masa pubertas.

DAFTAR PUSTAKA

14
Direja,Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Keliat, Budi Anna dan Akemat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa. Jakarta : EGC.
Keliat, C. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Yogyakarta: EGC.
Prabowo, E. 2014. Konsep&Aplikasi ASUHAN KEPERAWATAN JIWA.
Yogyakarta : Nuhamedika.
Townsend. 2008. Nursing Diagnosis in Psuchiatric Nursing a Pocket Guide for
Care Plan Construction. jakarta: EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai