Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PAI

TENTANG
ADAB BERPAKAIAN

DWI RAKHA FARHAN


X MIPA 3

SMAN 1 SOLOK
TP: 2019/2020
Adab Berpakaian

A. Pengertian
Aurat (Arab: ‫عورة‬, transliterasi: Awrot) adalah bagian dari tubuh manusia yang wajib ditutupi
dari pandangan orang lain dengan pakaian. Menampakkan aurat bagi umat Islam dianggap
melanggar syariat dan dihukumi sebagai sebuah dosa. Qur'an menyatakan bahwa,

“ Hai isteri-isteri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu
bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik," (Al-
Ahzab 33:32) ”

Dalam islam, aurat bagi wanita adalah seluruh tubuhnya, kecuali kedua telapak tangan dan muka,
sedangkan untuk pria adalah antara pusar hingga lutut, artinya pusar dan lutut sendiri bukanlah
aurat.
Aurat dalam bahasa Urdu berarti "wanita", bagaimanapun dalam bahasa Urdu dan beberapa yang
berbahasa Hindi di India mengartikannya sebagai wanita, tetapi sebenarnya kalimat aurat dalam
bahasa Hindi adalah naari.[1] Bahasa Hindi telah mengambil banyak kalimat dari bahasa
Persia/Arab dan Sanskrit.

B. Dalil
1. An-nur /24:31
‫ظ َه َر ِم ْن َها ۖ َو ْل َيض ِْر ْبنَ ِب ُخ ُم ِره َِّن‬َ ‫ظنَ فُ ُرو َج ُه َّن َو ََل يُ ْبدِينَ ِزينَت َ ُه َّن ِإ ََّل َما‬ ْ َ‫اره َِّن َويَحْ ف‬ ِ ‫ص‬ َ ‫ضضْنَ ِم ْن أ َ ْب‬ ُ ‫ت َي ْغ‬ ِ ‫َوقُ ْل ِل ْل ُمؤْ ِمنَا‬
‫َاء بُعُولَتِ ِه َّن أَ ْو إِ ْخ َوانِ ِه َّن أ َ ْو بَنِي إِ ْخ َوانِ ِه َّن‬ِ ‫اء بُعُو َلتِ ِه َّن أ َ ْو أ َ ْبنَا ِئ ِه َّن أ َ ْو أ َ ْبن‬
ِ َ‫َعلَ ٰى ُجيُوبِ ِه َّن ۖ َو ََل يُ ْبدِينَ ِزي َنت َ ُه َّن إِ ََّل ِلبُعُولَ ِت ِه َّن أ َ ْو آبَائِ ِه َّن أ َ ْو آب‬
‫ت‬ ْ
ِ ‫الط ْف ِل الذِينَ لَ ْم يَظ َه ُروا َعلَ ٰى َع ْو َرا‬ َّ َ
ِ ‫الر َجا ِل أ ِو‬ ِ َ‫اْل ْربَ ِة ِمن‬ ُ
ِ ْ ‫َت أ َ ْي َمانُ ُه َّن أ َ ِو التَّابِعِينَ َغي ِْر أو ِلي‬ ْ ‫سا ِئ ِه َّن أ َ ْو َما َملَك‬ َ ِ‫أ َ ْو بَنِي أَخ ََواتِ ِه َّن أ َ ْو ن‬
َ‫َّللاِ َج ِمي ًعا أ َ ُّيهَ ْال ُمؤْ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِلحُون‬
َّ ‫اء ۖ َو ََل َيض ِْربْنَ ِبأ َ ْر ُج ِل ِه َّن ِليُ ْع َل َم َما ي ُْخفِينَ ِم ْن ِزينَ ِت ِه َّن ۚ َوتُوبُوا ِإ َلى‬ ِ ‫س‬
َ ‫الن‬
ِ
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-
laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-
orang yang beriman supaya kamu beruntung.
2. Al-ahzab/33:59
‫ورا‬ َّ َ‫اء ْال ُمؤْ ِمنِينَ يُ ْدنِينَ َع َل ْي ِه َّن ِم ْن َج ََلبِي ِب ِه َّن ۚ ٰذَلِكَ أ َ ْدن َٰى أ َ ْن يُ ْع َر ْفنَ فَ ََل يُؤْ ذَيْنَ ۗ َو َكان‬
ً ُ‫َّللاُ َغف‬ ِ ‫س‬ ِ ‫ي قُ ْل ِِل َ ْز َو‬
َ ِ‫اجكَ َو َبنَاتِكَ َون‬ ُّ ِ‫يَا أَيُّ َها ال َّنب‬
‫َر ِحي ًما‬
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

C. Batas Aurat
HANAFIYYAH

1. Laki-laki: Dari pusar sampai lutut. Dalil: ‫عورة الرجل ما بين سرته إلى ركبته‬, ‫الركبة من العورة‬
2. Budak perempuan: Seperti aurat laki-laki dan ditambah punggung, perut, lambung sebelah
kanan dan kiri
3. Perempuan merdeka: Seluruh badan kecuali muka, tangan, punggung kaki dan telapak kaki.
Suara bukan aurat, tapi suara merdu dalam bacaan termasuk aurat. Kaki tidak termasuk aurat
ketika sholat, tapi merupakan aurat jika dilihat dan dipegang.
Dalil:
‫وَل يبدين زينتهم إَل ما ظهر منها‬
‫ وأشار إلى وجهه وكفه‬،‫ إن المرأة إذا بلغت الحيض لم يصلح أن يرى منها إَل هذا هذا‬،‫يا أسماء‬

MALIKIYYAH

Penjelasan Aurat Mugholladhoh wa mukhoffafah menurut malikiyyah


1. Laki-laki
a. Mugholladhoh: Dua lubang
b. Mukhoffafah: Antara pusar sampai lutut selain dua lubang
2. Budak perempuan
a. Mugholladhoh: Pantat dan antara keduanya, kemaluan dan rambut kemaluan
b. Mukhoffafah: Paha, antara rambut kemaluan dan pusar
3. Perempuan merdeka
a. Mugholladhoh: Seluruh badan kecuali athraf (leher, kepala, punggung kaki), dada,
punggung
b. Mukhoffafah: Seluruh badan kecuali wajah dan tangan

Jika tersingkap aurat mugholladhoh maka batal sholatnya. Dan jika tersingkap aurat mukhoffafah
sholatnya tidak batal, tapi dianjurkan untuk mengulanginya di waktu sholat dloruri.

Dilarang melihat aurat walaupun tidak tertutup. Tapi jika aurat tertutup boleh melihatnya.
Hukum meraba aurat yang tertutup (dengan kain/baju) tidak boleh

Batas aurat laki-laki ketika sholat


1. Laki-laki: Mugholadhoh (dua lubang) dan antara dua pantat. Maka wajib mengulangi sholat
jika kain yang menutupi pantat terbuka atau tersingkap rambut di bawah perut. Paha bukan aurat
dalam sholat. Dalil
‫ أن النبي يوم خيبر حسر اْلزار عن فخذه حتى إني ِلنظر إلى بياض فخذه‬:‫حديث أنس‬
2. Budak perempuan: Dua lubang dan pantat. Jika terlihat ketika sholat maka batal
3. Perempuan merdeka: Seluruh badan kecuali dada, ujung rambut, tangan dan kaki

Batas aurat yang dilihat


1. Laki-laki: Antara pusar dan lutut. Dengan laki-laki lain: Antara pusar dan lutut
2. Perempuan
a. Di depan laki-laki bukan mahram: Seluruh badan kecuali wajah dan kedua telapak tangan
b. Di depan laki-laki mahram: Seluruh badan kecuali wajah dan athraf (kepala, leher, kedua
tangan dan kedua kaki
c. Dengan perempuan lain muslimah/kafirah: Antara pusar sampai lutut
d. Keluarga karena perkawinan atau menyusui: Seluruh badan kecuali muka dan kedua
telapak tangan

SYAFI'IYYAH

Batas aurat ketika sholat


1. Laki-laki: Antara pusar dan lutut
2. Budak perempuan: Seperti aurat laki-laki
3. Perempuan merdeka: Seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan (baik punggungnya
maupun telapknya)

Batas aurat yang dilihat


1. Laki-laki
a. Laki-laki lain: Antara pusar dan lutut
b. Perempuan bukan mahram: Antara pusar dan lutut
c. Perempuan mahram: Antara pusar dan lutut.

2. Perempuan Merdeka
a. Laki-laki bukan mahrom: Seluruh badan
b. Laki-laki mahram: Antara pusar dan lutut
c. Perempuan muslim: Antara pusar dan lutut
d. Perempuan kafir: Seluruh badan kecuali yang terlihat ketika bekerja
e. Keluarga karena perkawinan atau menyusui: Pusar sampai lutut. Hal ini termasuk dalam
bab kelonggaran (‫)فسحة‬.

Catatan:
Pusar dan lutut bukan aurat ‫ على اِلصح‬dalam madzhab syafi’iyyah. Tapi untuk menutupi paha
harus menutupi lutut. Hal ini sesuai dengan kaidah ushululiyyah ‫ما َل يتم الواجب إَل به فهو واجب‬.

Jika aurat terbuka maka batal sholatnya, kecuali jika terkena angin atau lupa.
Syafi’iyyah berseberangan dengan pendapat malikiyyah yang mengatakan paha bukan aurat. Itu
hikayah fi'il, sedangkan hadits qaul (perkataan) lebih rajih dari hadits fi’il (perbuatan).
Kaidahnya ‫القول أرجح من الفعل‬
HANABILAH
1. Laki-laki: Antara pusar dan lutut. Pusar dan lutut bukan aurat. Hendaknya ketika sholat
menutup pundak. Dalil: ‫ ليس على عاتقه منه شيء‬،‫َل يصلي الرجل في الثوب الواحد‬
2. Budak perempuan: Antara pusar dan lutut (seperti aurat laki-laki)
3. Perempuan merdeka: Seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan.
a. Dengan laki-laki mahramnya: Seluruh badan kecuali wajah, lutut, kedua tangan, kaki dan
betis
b. Di depan perempuan kafir: Antara pusar sampai lutut. Hal ini dikarenakan perbedaan
pemahaman antara jumhur dan ulama’ hanabilah dalam memahami ayat ‫وَل يبدين زينتهن إَل‬
‫ أو نسائهن‬... ‫ لبعولتهن‬Menurut Jumhur: Maksud nisa' itu khusus perempuan muslimah. Menurut
Hanabilah: Maksud nisa' seluruh nisa'.

4. Boleh membuka aurat untuk berobat

D. Mahram

Mahram (Arab: ‫ )محرم‬adalah semua orang yang haram untuk dinikahi selamanya karena sebab
keturunan, persusuan dan pernikahan dalam syariat Islam.[1] Muslim di Asia Tenggara sering
salah dalam menggunakan istilah mahram ini dengan kata muhrim, sebenarnya
kata muhrim memiliki arti yang lain. Dalam bahasa arab, kata muhrim (muhrimun) artinya orang
yang berihram dalam ibadah haji sebelum bertah[allul. Sedangkan kata mahram
(mahramun) artinya orang-orang yang merupakan lawan jenis kita, tetapi haram (tidak boleh)
kita nikahi sementara atau selamanya.
Mahram muabbad
Mahram karena keturunan
Ibu, nenek dan seterusnya ke atas, baik jalur laki-laki maupun wanita

1. Anak perempuan (putri), cucu perempuan, dan seterusnya, ke bawah baik dari jalur laki-
laki-laki maupun perempuan
2. Saudara perempuan (kakak atau adik), seayah atau seibu
3. Saudara perempuan bapak (bibi), saudara perempuan kakek (bibi orang tua) dan
seterusnya ke atas baik sekandung
4. Saudara perempuan ibu (bibi), saudara perempuan nenek (bibi orang tua) dan seterusnya
ke atas baik sekandung
5. Putri saudara perempuan (keponakan) sekandung, seayah atau seibu, cucu perempuannya
dan seterusnya ke bawah, baik dari jalur laki-laki maupun wanita
6. Putri saudara laki-laki (keponakan) sekandung, seayah atau seibu, cucu perempuannya
dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita
Mahram karena pernikahanIstri bapak (ibu tiri), istri kakek dan seterusnya ke atas

1. Istri anak (menantu), istri cucu dan seterusnya ke bawah


2. Ibu mertua, ibunya (nenek) dan seterusnya ke atas
3. Anak perempuan istri dari suami lain (anak tiri)
4. Cucu perempuan istri baik dari keturunan rabibah maupun dari keturunan rabib (anak
lelaki istri dari suami lain)
Mahram karena sepersusuan

1.Wanita yang menyusui dan ibunya


2.Anak perempuan dari wanita yang menyusui (saudara persusuan)
3.Saudara perempuan dari wanita yang menyusui (bibi persusuan)
4.Anak perempuan dari anak perempuan dari wanita yang menysusui (anak dari saudara
persusuan)
5. Ibu dari suami dari wanita yang menyusui
6. Saudara perempuan dari suami dari wanita yang menyusui
7. Anak perempuan dari anak laki-laki dari wanita yang menyusui (anak dari saudara
persusuan)
8. Anak perempuan dari suami dari wanita yang menyusui
9. Istri lain dari suami dari wanita yang menyesui
Mahram muaqqot[

1. Kakak atau adik ipar (saudara perempuan dari istri)


2. Bibi (ayah atau ibu mertua) dari istri
3. Istri yang telah bersuami dan istri orang kafir jika ia masuk Islam
4. Wanita yang telah ditalak tiga, maka ia tidak boleh dinikahi oleh suaminya yang dulu
sampai ia menjadi istri dari laki-laki lain
5. Wanita musyrik sampai ia masuk Islam
6. Wanita muslimah tidak boleh menikah dengan laki-laki ahli kitab atau laki-laki kafir
7. Wanita pezina sampai ia bertaubat dan melakukan istibro’ (pembuktian kosongnya
rahim)
8. Wanita yang sedang ihrom sampai ia tahallul
9. Wanita dijadikan istri kelima sedangkan masih memiliki istri yang keempat

E. Bahaya/Ancaman Membbuka Aurat


Diantara bahaya-bahaya tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kanker Kulit Melanoma
Sebuah majalah kesehatan dari Inggris menyebutkan, bahwa kanker mematikan ‘melanoma’
yang merupakan jenis kanker yang dulu paling jarang ditemukan, sekarang jumlahnya terus
bertambah di kalangan pemudi pada usia dini, dan sebab utama menyebarnya kanker ini adalah
mewabahnya pakaian-pakaian mini yang menjadikan para wanita terpapar oleh radiasi matahari
dalam waktu panjang selama bertahun-tahun, dan stoking yang tranparan tidak dapat melindungi
kulit dari terkena kanker ini.[3]

2. Menyeret Pelakunya Semakin Jauh Dari Syariat Dan Akhlak


Ini merupakan keniscayaan yang tidak dapat dielakkan, karena mengumbar aurat merupakan
dorongan dan tuntutan hawa nafsu, semakin dituruti ia akan semakin menuntut lebih dari
sebelumnya. Berawal dari suka memamerkan wajah, lalu rambut, lalu leher, lalu pundak dan
seterusnya, hingga akhirnya orang tersebut akan menanggalkan syariat dan akhlaknya,
bersamaan dengan ditanggalkannya pakaiannya.

3. Hilangnya Rasa Malu Dari Pengumbar Aurat


Setiap orang yang mengumbar aurat, awalnya pasti dia merasa malu -secara fitrah-. Namun
karena dorongan hawa nafsu yang lebih kuat, ia abaikan rasa malu tersebut. Lalu lambat laun
rasa malu itu akan melemah dan terus melemah, sampai akhirnya hilang sama sekali. Jika rasa
malu sudah sirna, bahkan bisa jadi rasa malu itu berubah menjadi rasa bangga dengan
pebuatannya yang memamerkan aurat, iyâdzan billâh. Sungguh sirnanya rasa malu merupakan
kerugian yang sangat besar, karena rasa malu merupakan kebaikan yang agung dan bagian dari
keimanan, sebagaimana sabda-sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut :

‫ْال َحيَا ُء ُكلُّهُ َخيْر‬

Malu itu semuanya baik[4]

‫ْال َحيَا ُء ََل يَأْتِي ِإ اَل بِ َخيْر‬

Rasa malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan[5]

‫ان‬
ِ ‫اإلي َم‬ ُ ‫َوال َحيَا ُء‬
ِ َ‫ش ْعبَة ِمن‬

Dan rasa malu merupakan cabang dari iman[6]

4. Orang Yang Mengumbar Auratnya Akan Selalu Diperbudak Oleh Nafsunya


Karena dengan mengumbar auratnya, ia akan terpaksa harus melakukan hal-hal yang sebelumnya
tidak perlu ia lakukan, seperti: memberikan perlindungan ekstra untuk kulitnya dari sengatan
sinar UV matahari, memberikan perawatan khusus agar kulitnya terlihat putih bercahaya,
mengikuti mode gaya barat mulai dari rambut hingga bawah kakinya, dan melakukan segala
usaha agar ia dikatakan menarik dan mempesona. Ini semua disamping merugikan dari sisi
finansial, juga mendatangkan banyak bahaya dan dosa.

Ironis memang keadaan mereka, merasa berat dan enggan menjadi hamba Allâh padahal Allâh
Azza wa Jalla telah memberikan kenikmatan yang sangat banyak kepadanya. Namun mereka
malah bersusah-payah menjadikan dirinya sebagai budak setan dan hawa nafsunya. Inilah
sebabnya mengapa wanita yang mengumbar auratnya terkesan murahan dan rendahan. Mereka
mengira dihormati padahal direndahkan. Lihatlah, bagaimana mereka disandingkan dengan
barang dagangan, atau sebagai penghiasnya, atau penglarisnya! Karena memang ketika itu ia
menjadi budak setan dan nafsunya, serta enggan menjadi hamba Allâh Yang Maha Mulia.
5. Melalaikannya Dari Pekerjaan Rumahnya.
Dampak ini berlaku terutama bagi kaum wanita yang memang seharusnya banyak menyibukkan
dirinya di rumahnya, sebagaimana firman-Nya :

‫َوقَ ْرنَ فِي بُيُوتِ ُك ان َو ََل تَبَ ارجْ نَ تَبَ ُّر َج ْال َجا ِه ِليا ِة ْاْلُولَى‬

Menetaplah di rumah-rumah kalian, dan janganlah kalian ber-tabarruj (berdandan) ala wanita-
wanita jahiliyah dahulu. [al-Ahzâb/33:33]

Jika perintah dalam ayat ini ditujukan kepada para isteri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
padahal ketakwaan dan keshalehan mereka sangat tinggi, maka tentunya wanita-wanita yang
derajatnya di bawah mereka lebih pantas mendapatkan perintah ini.

Ayat ini juga mengisyaratkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara ‘berdandan ala jahiliyah’
dengan seringnya wanita keluar rumah, karena tidaklah ia berdandan ala jahiliyah kecuali karena
ingin mendapat perhatian orang lain, dan perhatian tidak akan ia dapatkan kecuali dengan keluar
rumah. Dan bila wanita sering keluar rumah, tentunya banyak pekerjaan rumahnya yang akan
terbengkalai, sehingga kehidupan rumah tangga tidak berjalan seimbang sebagaimana mestinya.

F. Faedah Menutup Aurat

Berikut ini adalah beberapa kegunaan, kelebihan, fungsi, kebaikan, manfaat yang bisa
didapatkan dari menutup aurat anda :

1. Menghindarkan diri dari dosa akibat mengumbar aurat


Salah satu yang menyebabkan banyak wanita masuk neraka adalah karena mereka tidak
menutup aurat mereka di mata orang-orang yang bukan mahramnya. Dari begitu besarnya
mudharat yang bisa didapat dari membuka aurat, maka Tuhan melarang kita membuka
aurat.

2. Menghindari fitnah, tuduhan atau pandangan negatif


Orang-orang yang gemar membuka auratnya secara terang-terangan bisa saja dituduh
sebagai wanita nakal, pelacur, cewek penggoda, wanita murahan, tukang rebut suami
orang, perempuan eksperimen, dan lain-lain. Untuk itu hindari memakai pakaian minim
yang memperlihatkan bagian tubuh yang dapat merangsang lawan jenis untuk meredam
berbagai fitnah.

3. Mencegah timbulnya hawa nafsu lawan jenis maupun sesama jenis


Secara umum laki-laki normal akan terangsang melihat wanita yang memakai pakaian
ketat, modis, celana pendek atau rok mini ketat, rambut disalon, wajah dimakeup seksi,
dan lain sebagainya. Banyak lelaki yang ingin menzinahi perempuan yang seperti itu baik
secara paksa maupun tanpa paksaan.
4. Menunjukkan diri sebagai bukan perempuan / laki-laki murahan
Menutup aurat adalah suatu identitas orang-orang yang baik. Ditambah lagi dengan
perilaku yang baik dan sopan maka tidak mungkin ada orang yang mengatakan kita
sebagai perempuan murahan atau pria murahan.

5. Melindungi tubuh dan kulit dari lingkungan


Dengan pakaian yang menutupi tubuh secara sempurna maka kita tidak akan merasakan
kepanasan saat mentari bersinar terik, tidak merasakan kedinginan saat suhu sedang
dingin. Begitu pun dengan debu dan kotoran akan terhalang mengenai kulit kita langsung
sehingga kebersihan tubuh dapat tetap terjaga dengan baik.

6. Mencegah rasa cemburu pasangan hidup kita


Jika suami atau istri suka tampil seksi maka pasangannya bisa saja merasa cemburu jika
ada orang yang menggoda atau bahkan hanya sekedar melihat dengan pandangan penuh
nafsu syahwat. Jangan biarkan rasa cemburu muncul dalam kehidupan rumahtangga kita,
karena hal itu merupakan awal dari kehancuran sebuah keluarga yang bahagia.

G. Kriteria Pakaian Menurut Islam


Berdasarkan Dalil tersebut kaum Muslimah Diajarkan Berpakaian
1. Menutup Aurat. Menutup aurat (berhijab) bagi wanita muslimah dilakukan dengan dua
cara: Mengenakan pakaian muslimah (Al-Ahzab: 59, An-Nur: 31). Dan Berdiam diri di
rumah (Al-Ahzab: 33). Wanita muslimah diwajibkan mengenakan minimal dua pakaian:
Jilbab, yaitu pakaian yang menutupi seluruh tubuh (Al-Ahzab: 59). Dan Kerudung, yaitu
pakaian yang menutupi dari kepala sampai ke dada (An-Nur: 31). Lihatlah teladan para
sahabat wanita Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ketika mendapatkan perintah untuk
menutup aurat, maka mereka pun bersegera melakukannya, tanpa menolaknya sedikit pun
dan tanpa membuat-buat alasan untuk menundanya. Mereka lakukan itu dalam rangka taat
kepada Allah ta’ala, bukan untuk sesi pemotretan, selfie, pencitraan atau bahan berita
media.
2. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir atau fasik. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda, ‫شباهَ ِبقَ ْوم فَ ُه َو ِم ْن ُه ْم‬ َ َ ‫ َم ْن ت‬Q“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia bagian
dari mereka.” [HR. Abu Daud dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, dihasankan
Syaikh Albani]
3. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.. Sahabat yang mulia Abdullah bin Abbas
radhiyallahu’anhuma berkata, ‫اء‬ َ ِِّ‫الر َجا ِل بِالن‬
ِ ‫س‬ َ َ ‫سو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم ْال ُمت‬
ِّ ِ َ‫شبِِّ ِهينَ ِمن‬ ُ ‫لَعَنَ َر‬
‫الر َجا ِل‬
ِّ ِ ‫اء ِب‬ َ ِِّ‫ت ِمنَ الن‬
ِ ‫س‬ َ َ ‫“ َو ْال ُمت‬Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang
ِ ‫ش ِِّب َها‬
menyerupai wanita, dan wanita yang menyerupai laki-laki.” [HR. Al-Bukhari]
4. Bukan pakaian ketenaran.. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, ‫ب‬ َ ‫س ث َ ْو‬ َ ‫َم ْن لَ ِب‬
‫ب َمذَلةا‬ َ ْ ‫سه ُ ا‬
َ ‫َّللاُ يَ ْو َم ال ِقيَا َم ِة ث ْو‬ ْ َ ُ
َ َ‫ ش ْه َرة ألب‬Barangsiapa mengenakan pakaian ketenaran di dunia,
maka Allah akan memakaikan kepadanya pakaian kehinaan pada hari kiamat.” [HR. Ibnu
Majah dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, dihasankan Syaikh Albani]. Ibnul
Atsir rahimahullah berkata, ‫ان ثِيَابه ْم فَ َي ْرفَع النااس إِلَ ْي ِه‬ ِ ‫َو ْال ُم َراد أ َ ان ث َ ْوبه يَ ْشت َ ِهر بَيْن النااس ِل ُمخَالَفَ ِة لَ ْونه ِْل َ ْل َو‬
‫ب َوالتا َكبُّر‬ ِ ْ‫صاره ْم َو َي ْختَال َعلَ ْي ِه ْم ِب ْالعُج‬ َ ‫“ أ َ ْب‬Maksudnya adalah pakaiannya terkenal di tengah-tengah
manusia, karena warnanya yang berbeda dengan pakaian-pakaian mereka, maka orang-
orang pun selalu melihat kepadanya, sehingga ia bangga atas mereka dengan sifat ‘ujub
(kagum terhadap dirinya) dan sombong.” [‘Aunul Ma’bud, 9/1035]
5. Pakaian tersebut bukan sebuah perhiasan, bukan pula sesuatu yang menggoda atau menarik
perhatian kaum pria, seperti mengenakan hiasan-hiasan, motif-motif, logo-logo dan yang
semisalnya). Karena tujuan pakaian syar’i bagi muslimah adalah untuk menutupi
perhiasannya. Allah ta’ala berfirman, ‫” َو ََل يُ ْبدِينَ ِزينَتَ ُه ان ِإ اَل ِلبُعُولَ ِت ِه ان أ َ ْو آ َبا ِئ ِه ان أ َ ْو آ َباء ُبعُولَ ِت ِه ان‬Dan
janganlah mereka (kaum wanita) menampakkan perhiasan mereka kecuali kepada suami-
suami mereka, atau kepada ayah-ayah mereka, atau kepada ayah-ayah dari suami-suami
mereka…” [An-Nur: 31]
6. Tidak ketat, tidak tipis dan tidak tembus pandang. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda, ‫اريَات‬ ِ ‫ساء كَا ِسيَات َع‬ َ ِ‫اس َون‬َ ‫ب ْالبَقَ ِر يَض ِْربُونَ بِ َها النا‬ ِ ‫ار لَ ْم أ َ َر ُه َما قَ ْوم َمعَ ُه ْم ِسيَاط َكأَذْنَا‬
ِ ‫ان ِم ْن أ َ ْه ِل النا‬
ِ َ‫ص ْنف‬ ِ
َ‫ِيرةِ َكذَا َو َكذ‬
َ َ‫س‬ ‫م‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
ِ ُ ‫د‬ ‫ج‬
َ ‫ُو‬ ‫ي‬َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ح‬ ‫ي‬‫ر‬ ‫ن‬‫ا‬ ‫إ‬
َ َ ِ َِ َ َ ِ‫و‬ ‫ا‬ ‫ه‬‫ح‬‫ي‬ ‫ر‬ َ‫ن‬ ْ ‫د‬ ‫ج‬
ِ ‫ي‬
َ َ ‫َل‬‫و‬َ ََ ‫ة‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫ج‬ ْ
‫ال‬ َ‫ن‬ ْ
‫ل‬ ُ
‫خ‬ ْ ‫د‬ ‫ي‬
َ َ ‫َل‬ ‫ة‬
ِ َ ‫ل‬ ‫ئ‬
ِ ‫ا‬ ‫م‬
َ ْ
‫ال‬ ‫ت‬
ِ ْ
‫ُخ‬ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫ة‬
ِ ‫م‬
َ ‫ن‬
ِ ‫س‬
ْ َ ‫أ‬ َ
‫ك‬ ‫ا‬
‫ن‬ ‫ه‬
ُ ‫س‬
ُ ‫و‬ ‫ء‬
ُ ‫ر‬
ُ ‫ت‬ َ ‫ال‬ ‫ئ‬
ِ ‫ا‬ ‫م‬
َ ‫ت‬ َ ‫ال‬ ‫ي‬‫م‬ِ ‫ُم‬
“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat, satu kaum yang selalu
bersama cambuk bagaikan ekor-ekor sapi, dengannya mereka memukul manusia, dan
wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang. Mereka berjalan dengan melenggak-lenggok
menimbulkan fitnah (godaan). Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang
miring. Mereka tidak akan masuk ke dalam surga. Dan mereka tidak akan mencium baunya.
Dan sungguh bau surga itu bisa tercium dari jarak demikian dan demikian”. [HR. Muslim
dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
7. Tidak mengenakan harum-haruman.Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, ‫أ َ ُّي َما‬
‫ى زَ انِيَة َو ُك ُّل َعيْن زَ انِيَة‬ َ ‫ت َعلَى قَ ْوم ِليَ ِجد ُوا ِري َح َها فَ ِه‬ ْ ‫ت فَ َم ار‬ ْ ‫ط َر‬َ ‫“ ا ْم َرأَة ا ْست َ ْع‬Siapa saja wanita yang
memakai wewangian lalu ia melewati kaum lelaki sehingga mereka mencium harumnya,
maka dia adalah (seperti) wanita pezina, dan setiap mata yang memandangnya telah
berzina.” [HR. An-Nasai dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu’anhu, dihasankan Syaikh
Albani]. Al-Munawi rahimahullah berkata, ‫)وكل عين زانية( أي كل عين نظرت إلى محرم من امرأة أو‬
‫“ رجل فقد حصل لها حظها من الزنا‬Dan setiap mata yang memandangnya telah berzina, maknanya
adalah, setiap mata yang melihat kepada yang haram, apakah laki-laki melihat wanita, atau
wanita melihat laki-laki, maka ia telah mendapatkan bagiannya dari zina.” [Faidhul Qodir,
3/190]

H. Adab Berpakaian
1. Gunakan pakaian yang halal

Hendaknya pakaian yang digunakan halal bahannya, juga halal cara mendapatkannya serta
halal harta yang digunakan untuk mendapatkan pakaian tersebut. Dari Abu
Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

َ‫س ُل ُكلُوا ِمن‬


ُ ‫الر‬ُّ ‫ {يَا أَيُّ َها‬:‫ فَقَا َل‬، َ‫سلِين‬َ ‫ َوإِ ان هللاَ أ َ َم َر ْال ُمؤْ ِمنِينَ بِ َما أ َ َم َر بِ ِه ْال ُم ْر‬،‫طيِِّبًا‬
َ ‫طيِِّب ََل يَ ْقبَ ُل إِ اَل‬ ُ ‫أَيُّ َها النا‬
َ َ‫ إِ ان هللا‬،‫اس‬
‫ت َما َرزَ ْقنَا ُك ْم} ث ُ ام ذَك ََر ا‬
‫الر ُج َل‬ َ ‫ {يَا أَيُّ َها الاذِينَ آ َمنُوا ُكلُوا ِم ْن‬:‫ إِنِِّي ِب َما ت َ ْع َملُونَ َع ِليم} َوقَا َل‬،‫صا ِل ًحا‬
ِ ‫ط ِيِّبَا‬ َ ‫ت َوا ْع َملُوا‬ ‫ا‬
ِ ‫الطيِِّبَا‬
ُ
َ ‫ َوغذ‬،‫سه ُ َح َرام‬
‫ِي‬ ْ ْ ْ
ُ َ‫ َو َملب‬،‫ َو َمش َربُه ُ َح َرام‬،‫ َو َمطعَ ُمه ُ َح َرام‬، ‫ب‬ ِ ِّ ‫ يَا َر‬،‫ب‬ ِ ِّ ‫ يَا َر‬،‫س َما ِء‬ َ ْ َ َ ْ
‫ يَ ُمد ُّ يَدَ ْي ِه إِلى ال ا‬،‫سف َر أشعَث أغبَ َر‬ َ َ ‫يُ ِطي ُل ال ا‬
‫ فَأَناى يُ ْست َ َجابُ ِلذَلِكَ ؟‬،‫بِ ْال َح َر ِام‬

“Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik.
Sesungguhnya apa yang Allah perintahkan kepada orang mukmin itu sama sebagaimana yang
diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai para Rasul, makanlah
makanan yang baik dan kerjakanlah amalan shalih’ (QS. Al Mu’min: 51). Alla Ta’ala
berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman, makanlah makanan yang baik yang telah Kami
berikan kepadamu’ (QS. Al Baqarah: 172). Lalu Nabi menyebutkan cerita seorang lelaki yang
telah menempuh perjalanan panjang, hingga sehingga rambutnya kusut dan berdebu. Ia
menengadahkan tangannya ke langit dan berkata: ‘Wahai Rabb-ku.. Wahai Rabb-ku..’ padahal
makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dari yang
haram. Bagaimana mungkin doanya dikabulkan?” (HR. Muslim no 1015).

Ibnu Daqiq Al Id rahimahullah menjelaskan:

‫ وأن المأكول والمشروب والملبوس ونحوهما ينبغي أن‬،‫ والنهي عن اإلنفاق من غيره‬،‫وفيه الحث على اإلنفاق من الحالل‬
‫صا َل شبهة فيه‬ ً
ً ‫حالَل خال‬ ‫يكون‬

“Dalam hadits ini terdapat motivasi untuk berinfaq dengan harta yang halal. Dan terdapat
larangan untuk berinfaq dengan harta yang tidak halal. Dan bahwasanya makanan, minuman
serta pakaian hendaknya dari yang halal 100% tidak ada syubhat di dalamnya” (Syarah Al
Arba’in An Nawawiyah, hal. 42).

2. Tidak menyerupai lawan jenis

Tidak diperbolehkan menyerupai lawan jenis dalam bertingkah-laku, berkata-kata, dan dalam
semua perkara demikian juga dalam hal berpakaian. Laki-laki tidak boleh menyerupai wanita,
demikian juga sebaliknya. Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu, beliau berkata:

‫الر َجا ِل‬


ِّ ِ ِ‫اء ب‬
ِ ‫س‬َ ِِّ‫ت ِم ْن الن‬ َ َ ‫ َو ْال ُمت‬، ‫سا ِء‬
ِ ‫شبِِّ َها‬ َ ِِّ‫الر َجا ِل بِالن‬ َ َ ‫سلا َم ْال ُمت‬
ِّ ِ ‫شبِِّ ِهينَ ِم ْن‬ ‫ص لاى ا‬
َ ‫َّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫لَعَنَ َر‬
‫سو ُل ا‬
َ ِ ‫َّللا‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan para
wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari no. 5885).

Dalam riwayat lain dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhu, ia berkata:

‫سا ِء َوقَا َل أ َ ْخ ِر ُجو ُه ْم ِم ْن بُيُوتِ ُك ْم‬ ِ ‫الر َجا ِل َو ْال ُمت ََر ِ ِّج َال‬
َ ِِّ‫ت ِم ْن الن‬ ِّ ِ ‫سلا َم ْال ُم َخناثِينَ ِم ْن‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلاى ا‬
َ ُ ‫َّللا‬ ُّ ِ‫لَعَنَ الناب‬
َ ‫ي‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang kebanci-bancian dan para
wanita yang kelaki-lakian”. Dan Nabi juga bersabda: “keluarkanlah mereka dari rumah-rumah
kalian!” (HR. Bukhari no. 5886).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:

ِ ِِّ‫ور ِجلَةُ الن‬


‫ساء‬ ُ ‫ و الداي‬، ‫العاق ِلوا ِلد َ ْي ِه‬
َ ، ‫ُّوث‬ ُّ :َ‫ثالثة َل يَدخلُونَ الجنة‬

“Tidak masuk surga orang yang durhaka terhadap orang tuanya, ad dayyuts, dan wanita yang
menyerupai laki-laki” (HR. Al Baihaqi dalam Al Kubra 10/226, Ibnu Khuzaimah dalam At
Tauhid 861/2, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’, 3063).
Maka hendaknya para lelaki gunakan pakaian yang dikenal sebagai pakaian lelaki, demikian
juga wanita hendaknya gunakan pakaian yang dikenal sebagai pakaian wanita.

3. Memulai dari sebelah kanan

Hendaknya memulai memakai pakaian dari sebelah kanan. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ’anha, ia
berkata:

‫ور ِه فِي شَأْنِ ِه ُك ِلِّ ِه‬ ُ ‫سلا َم َكانَ يُ ْع ِجبُه ُ التايَ ُّمنُ فِي تَنَعُّ ِل ِه َوت ََر ُّج ِل ِه َو‬
ِ ‫ط ُه‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلاى ا‬
َ ُ ‫َّللا‬ ‫أ َ ان النا ِب ا‬
َ ‫ي‬

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam membiasakan diri mendahulukan yang kanan dalam


memakai sandal, menyisir, bersuci dan dalam setiap urusannya” (HR. Bukhari no. 168).

4. Tidak menyerupai pakaian orang kafir

Dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫من تشبه بقوم فهو منهم‬

“Orang yang menyerupai suatu kaum, seolah ia bagian dari kaum tersebut” (HR. Abu Daud,
4031, di hasankan oleh Ibnu Hajar di Fathul Bari, 10/282, di shahihkan oleh Ahmad
Syakir di ‘Umdatut Tafsir, 1/152).

Disebut menyerupai orang kafir jika suatu pakaian menjadi ciri khas orang kafir. Adapun
pakaian yang sudah menjadi budaya keumuman orang, tidak menjadi ciri khas orang kafir,
maka tidak disebut menyerupai orang kafir walaupun berasal dari orang kafir.

I. Beda Hijab, Jilbab, Cadar, Riqob, Khimar, dan Kerudung

1. Hijab

Hijab dalam bahasa Arab berarti “penghalang”. Sedangkan dalam keilmuan Islam, hijab sendiri
lebih merujuk pada tata cara berpakaian yang pantas dan menutup aurat sesuai syariat agama.
Sebagian orang berpendapat bahwa setiap Jilbab adalah Hijab. Tetapi tidak semua Hijab itu
Jilbab. Seperti dijelaskan di atas, Hijab berasal dari kata hajaban yang secara umum artinya
menutupi sesuatu. Bisa berupa tirai pembatas, kelambu, papan pembatas, atau aling-aling lainnya.

2. Jilbab

Jilbab adalah gamis longgar yang dijulurkan ke seluruh badan hingga mendekati tanah sehingga
tidak membentuk lekuk tubuh seperti tertuang dalam perintah Allah dalam Al-Quran surat Al-
Ahzab ayat 59: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka…”. Jilbab
juga biasanya menutupi seluruh tubuh kecuali tangan, kaki dan wajah.
3. Cadar

Cadar adalah kain penutup kepala atau muka (bagi perempuan)

4. Niqob

Adalah hijab yang menutupi kepala dan hampir seluruh bagian wajah, kecuali mata. Niqab cukup
panjang untuk menutupi leher, muka dan dada.

5. Khimar

Khimar, atau dalam Al-Qur’an disebut dengan istilah Khumur, adalah kain yang menutupi
kepala, leher dan menjulur hingga menutupi dada wanita dari belakang maupun dari depan
(termasuk menutupi tulang selangka). Khimar harus menjulur lurus kebawah dari kepala hingga
seluruh dada tertutupi.

6. Kerudung

Hampir mirip dengan Khimar, namun kerudung tidak dianjurkan dalam Islam. Sebab, desain
kerudung hanya sebagai penutup kepala saja dan tidak cukup panjang untuk menutupi dada,
leher serta lekuk tubuh pemakainya.

J. Fungsi Pakaian

1. Pakaian sebagai penutup aurat


Fungsi yang pertama dari pakaian menurut islam adalah untuk menutup aurat. Menjaga aurat
berarti menjaga kehormatan dan martabat diri. Memperlihatkan aurat dan tidak bisa menjaganya
dengan baik berarti orang tersebut telah merusak kehormatannya. Pakaian untuk menutup aurat
dijelaskan dalam surat al-araf ayat 26.
2. Pakaian sebagai Penghias diri
Fungsi pakaian yang kedua adalah sebagai penghias diri agar penampilan menjadi lebih rapi dan
indah. Fungsi pakaian yang kedua ini juga dijelaskan dalam surat al-araf ayat 26 dengan kata-
kata ‫ َو ِر ي شً ا‬yaitu sebagai perhiasan atau menghias diri supaya terlihat rapi dan indah.

3. Pakaian sebagai pelindung badan


Fungsi pakaian yang ketiga adalah sebagai pelindung badan dari segala sesuatu yang tidak
diinginkan, misalnya melindungi badan dari teriknya sinar matahari, dinginnya malam sehingga
kita tidak terkena flu, gigitan serangga berbahaya, pelindung dari serangan musuh dan hal
lainnya.Tubuh yang tidak tertutupi pakaian dengan baik bisa mudah terkena penyakit dan juga
lebih mudah kotor. Tentu saja pakaian yang digunakan harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi lingkungan yang ada sehingga tubuh terlindungi secara maksimal. Hal ini dijelaskan
dalam surat an-Nahl ayat 81

Anda mungkin juga menyukai