TENTANG
ADAB BERPAKAIAN
SMAN 1 SOLOK
TP: 2019/2020
Adab Berpakaian
A. Pengertian
Aurat (Arab: عورة, transliterasi: Awrot) adalah bagian dari tubuh manusia yang wajib ditutupi
dari pandangan orang lain dengan pakaian. Menampakkan aurat bagi umat Islam dianggap
melanggar syariat dan dihukumi sebagai sebuah dosa. Qur'an menyatakan bahwa,
“ Hai isteri-isteri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu
bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik," (Al-
Ahzab 33:32) ”
Dalam islam, aurat bagi wanita adalah seluruh tubuhnya, kecuali kedua telapak tangan dan muka,
sedangkan untuk pria adalah antara pusar hingga lutut, artinya pusar dan lutut sendiri bukanlah
aurat.
Aurat dalam bahasa Urdu berarti "wanita", bagaimanapun dalam bahasa Urdu dan beberapa yang
berbahasa Hindi di India mengartikannya sebagai wanita, tetapi sebenarnya kalimat aurat dalam
bahasa Hindi adalah naari.[1] Bahasa Hindi telah mengambil banyak kalimat dari bahasa
Persia/Arab dan Sanskrit.
B. Dalil
1. An-nur /24:31
ظ َه َر ِم ْن َها ۖ َو ْل َيض ِْر ْبنَ ِب ُخ ُم ِره َِّنَ ظنَ فُ ُرو َج ُه َّن َو ََل يُ ْبدِينَ ِزينَت َ ُه َّن ِإ ََّل َما ْ َاره َِّن َويَحْ ف ِ ص َ ضضْنَ ِم ْن أ َ ْب ُ ت َي ْغ ِ َوقُ ْل ِل ْل ُمؤْ ِمنَا
َاء بُعُولَتِ ِه َّن أَ ْو إِ ْخ َوانِ ِه َّن أ َ ْو بَنِي إِ ْخ َوانِ ِه َّنِ اء بُعُو َلتِ ِه َّن أ َ ْو أ َ ْبنَا ِئ ِه َّن أ َ ْو أ َ ْبن
ِ ََعلَ ٰى ُجيُوبِ ِه َّن ۖ َو ََل يُ ْبدِينَ ِزي َنت َ ُه َّن إِ ََّل ِلبُعُولَ ِت ِه َّن أ َ ْو آبَائِ ِه َّن أ َ ْو آب
ت ْ
ِ الط ْف ِل الذِينَ لَ ْم يَظ َه ُروا َعلَ ٰى َع ْو َرا َّ َ
ِ الر َجا ِل أ ِو ِ َاْل ْربَ ِة ِمن ُ
ِ ْ َت أ َ ْي َمانُ ُه َّن أ َ ِو التَّابِعِينَ َغي ِْر أو ِلي ْ سا ِئ ِه َّن أ َ ْو َما َملَك َ ِأ َ ْو بَنِي أَخ ََواتِ ِه َّن أ َ ْو ن
ََّللاِ َج ِمي ًعا أ َ ُّيهَ ْال ُمؤْ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِلحُون
َّ اء ۖ َو ََل َيض ِْربْنَ ِبأ َ ْر ُج ِل ِه َّن ِليُ ْع َل َم َما ي ُْخفِينَ ِم ْن ِزينَ ِت ِه َّن ۚ َوتُوبُوا ِإ َلى ِ س
َ الن
ِ
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-
laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-
orang yang beriman supaya kamu beruntung.
2. Al-ahzab/33:59
ورا َّ َاء ْال ُمؤْ ِمنِينَ يُ ْدنِينَ َع َل ْي ِه َّن ِم ْن َج ََلبِي ِب ِه َّن ۚ ٰذَلِكَ أ َ ْدن َٰى أ َ ْن يُ ْع َر ْفنَ فَ ََل يُؤْ ذَيْنَ ۗ َو َكان
ً َُّللاُ َغف ِ س ِ ي قُ ْل ِِل َ ْز َو
َ ِاجكَ َو َبنَاتِكَ َون ُّ ِيَا أَيُّ َها ال َّنب
َر ِحي ًما
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
C. Batas Aurat
HANAFIYYAH
1. Laki-laki: Dari pusar sampai lutut. Dalil: عورة الرجل ما بين سرته إلى ركبته, الركبة من العورة
2. Budak perempuan: Seperti aurat laki-laki dan ditambah punggung, perut, lambung sebelah
kanan dan kiri
3. Perempuan merdeka: Seluruh badan kecuali muka, tangan, punggung kaki dan telapak kaki.
Suara bukan aurat, tapi suara merdu dalam bacaan termasuk aurat. Kaki tidak termasuk aurat
ketika sholat, tapi merupakan aurat jika dilihat dan dipegang.
Dalil:
وَل يبدين زينتهم إَل ما ظهر منها
وأشار إلى وجهه وكفه، إن المرأة إذا بلغت الحيض لم يصلح أن يرى منها إَل هذا هذا،يا أسماء
MALIKIYYAH
Jika tersingkap aurat mugholladhoh maka batal sholatnya. Dan jika tersingkap aurat mukhoffafah
sholatnya tidak batal, tapi dianjurkan untuk mengulanginya di waktu sholat dloruri.
Dilarang melihat aurat walaupun tidak tertutup. Tapi jika aurat tertutup boleh melihatnya.
Hukum meraba aurat yang tertutup (dengan kain/baju) tidak boleh
SYAFI'IYYAH
2. Perempuan Merdeka
a. Laki-laki bukan mahrom: Seluruh badan
b. Laki-laki mahram: Antara pusar dan lutut
c. Perempuan muslim: Antara pusar dan lutut
d. Perempuan kafir: Seluruh badan kecuali yang terlihat ketika bekerja
e. Keluarga karena perkawinan atau menyusui: Pusar sampai lutut. Hal ini termasuk dalam
bab kelonggaran ()فسحة.
Catatan:
Pusar dan lutut bukan aurat على اِلصحdalam madzhab syafi’iyyah. Tapi untuk menutupi paha
harus menutupi lutut. Hal ini sesuai dengan kaidah ushululiyyah ما َل يتم الواجب إَل به فهو واجب.
Jika aurat terbuka maka batal sholatnya, kecuali jika terkena angin atau lupa.
Syafi’iyyah berseberangan dengan pendapat malikiyyah yang mengatakan paha bukan aurat. Itu
hikayah fi'il, sedangkan hadits qaul (perkataan) lebih rajih dari hadits fi’il (perbuatan).
Kaidahnya القول أرجح من الفعل
HANABILAH
1. Laki-laki: Antara pusar dan lutut. Pusar dan lutut bukan aurat. Hendaknya ketika sholat
menutup pundak. Dalil: ليس على عاتقه منه شيء،َل يصلي الرجل في الثوب الواحد
2. Budak perempuan: Antara pusar dan lutut (seperti aurat laki-laki)
3. Perempuan merdeka: Seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan.
a. Dengan laki-laki mahramnya: Seluruh badan kecuali wajah, lutut, kedua tangan, kaki dan
betis
b. Di depan perempuan kafir: Antara pusar sampai lutut. Hal ini dikarenakan perbedaan
pemahaman antara jumhur dan ulama’ hanabilah dalam memahami ayat وَل يبدين زينتهن إَل
أو نسائهن... لبعولتهنMenurut Jumhur: Maksud nisa' itu khusus perempuan muslimah. Menurut
Hanabilah: Maksud nisa' seluruh nisa'.
D. Mahram
Mahram (Arab: )محرمadalah semua orang yang haram untuk dinikahi selamanya karena sebab
keturunan, persusuan dan pernikahan dalam syariat Islam.[1] Muslim di Asia Tenggara sering
salah dalam menggunakan istilah mahram ini dengan kata muhrim, sebenarnya
kata muhrim memiliki arti yang lain. Dalam bahasa arab, kata muhrim (muhrimun) artinya orang
yang berihram dalam ibadah haji sebelum bertah[allul. Sedangkan kata mahram
(mahramun) artinya orang-orang yang merupakan lawan jenis kita, tetapi haram (tidak boleh)
kita nikahi sementara atau selamanya.
Mahram muabbad
Mahram karena keturunan
Ibu, nenek dan seterusnya ke atas, baik jalur laki-laki maupun wanita
1. Anak perempuan (putri), cucu perempuan, dan seterusnya, ke bawah baik dari jalur laki-
laki-laki maupun perempuan
2. Saudara perempuan (kakak atau adik), seayah atau seibu
3. Saudara perempuan bapak (bibi), saudara perempuan kakek (bibi orang tua) dan
seterusnya ke atas baik sekandung
4. Saudara perempuan ibu (bibi), saudara perempuan nenek (bibi orang tua) dan seterusnya
ke atas baik sekandung
5. Putri saudara perempuan (keponakan) sekandung, seayah atau seibu, cucu perempuannya
dan seterusnya ke bawah, baik dari jalur laki-laki maupun wanita
6. Putri saudara laki-laki (keponakan) sekandung, seayah atau seibu, cucu perempuannya
dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita
Mahram karena pernikahanIstri bapak (ibu tiri), istri kakek dan seterusnya ke atas
ان
ِ اإلي َم ُ َوال َحيَا ُء
ِ َش ْعبَة ِمن
Ironis memang keadaan mereka, merasa berat dan enggan menjadi hamba Allâh padahal Allâh
Azza wa Jalla telah memberikan kenikmatan yang sangat banyak kepadanya. Namun mereka
malah bersusah-payah menjadikan dirinya sebagai budak setan dan hawa nafsunya. Inilah
sebabnya mengapa wanita yang mengumbar auratnya terkesan murahan dan rendahan. Mereka
mengira dihormati padahal direndahkan. Lihatlah, bagaimana mereka disandingkan dengan
barang dagangan, atau sebagai penghiasnya, atau penglarisnya! Karena memang ketika itu ia
menjadi budak setan dan nafsunya, serta enggan menjadi hamba Allâh Yang Maha Mulia.
5. Melalaikannya Dari Pekerjaan Rumahnya.
Dampak ini berlaku terutama bagi kaum wanita yang memang seharusnya banyak menyibukkan
dirinya di rumahnya, sebagaimana firman-Nya :
َوقَ ْرنَ فِي بُيُوتِ ُك ان َو ََل تَبَ ارجْ نَ تَبَ ُّر َج ْال َجا ِه ِليا ِة ْاْلُولَى
Menetaplah di rumah-rumah kalian, dan janganlah kalian ber-tabarruj (berdandan) ala wanita-
wanita jahiliyah dahulu. [al-Ahzâb/33:33]
Jika perintah dalam ayat ini ditujukan kepada para isteri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
padahal ketakwaan dan keshalehan mereka sangat tinggi, maka tentunya wanita-wanita yang
derajatnya di bawah mereka lebih pantas mendapatkan perintah ini.
Ayat ini juga mengisyaratkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara ‘berdandan ala jahiliyah’
dengan seringnya wanita keluar rumah, karena tidaklah ia berdandan ala jahiliyah kecuali karena
ingin mendapat perhatian orang lain, dan perhatian tidak akan ia dapatkan kecuali dengan keluar
rumah. Dan bila wanita sering keluar rumah, tentunya banyak pekerjaan rumahnya yang akan
terbengkalai, sehingga kehidupan rumah tangga tidak berjalan seimbang sebagaimana mestinya.
Berikut ini adalah beberapa kegunaan, kelebihan, fungsi, kebaikan, manfaat yang bisa
didapatkan dari menutup aurat anda :
H. Adab Berpakaian
1. Gunakan pakaian yang halal
Hendaknya pakaian yang digunakan halal bahannya, juga halal cara mendapatkannya serta
halal harta yang digunakan untuk mendapatkan pakaian tersebut. Dari Abu
Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik.
Sesungguhnya apa yang Allah perintahkan kepada orang mukmin itu sama sebagaimana yang
diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai para Rasul, makanlah
makanan yang baik dan kerjakanlah amalan shalih’ (QS. Al Mu’min: 51). Alla Ta’ala
berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman, makanlah makanan yang baik yang telah Kami
berikan kepadamu’ (QS. Al Baqarah: 172). Lalu Nabi menyebutkan cerita seorang lelaki yang
telah menempuh perjalanan panjang, hingga sehingga rambutnya kusut dan berdebu. Ia
menengadahkan tangannya ke langit dan berkata: ‘Wahai Rabb-ku.. Wahai Rabb-ku..’ padahal
makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dari yang
haram. Bagaimana mungkin doanya dikabulkan?” (HR. Muslim no 1015).
وأن المأكول والمشروب والملبوس ونحوهما ينبغي أن، والنهي عن اإلنفاق من غيره،وفيه الحث على اإلنفاق من الحالل
صا َل شبهة فيه ً
ً حالَل خال يكون
“Dalam hadits ini terdapat motivasi untuk berinfaq dengan harta yang halal. Dan terdapat
larangan untuk berinfaq dengan harta yang tidak halal. Dan bahwasanya makanan, minuman
serta pakaian hendaknya dari yang halal 100% tidak ada syubhat di dalamnya” (Syarah Al
Arba’in An Nawawiyah, hal. 42).
Tidak diperbolehkan menyerupai lawan jenis dalam bertingkah-laku, berkata-kata, dan dalam
semua perkara demikian juga dalam hal berpakaian. Laki-laki tidak boleh menyerupai wanita,
demikian juga sebaliknya. Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu, beliau berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan para
wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari no. 5885).
سا ِء َوقَا َل أ َ ْخ ِر ُجو ُه ْم ِم ْن بُيُوتِ ُك ْم ِ الر َجا ِل َو ْال ُمت ََر ِ ِّج َال
َ ِِّت ِم ْن الن ِّ ِ سلا َم ْال ُم َخناثِينَ ِم ْن
َ علَ ْي ِه َو صلاى ا
َ ُ َّللا ُّ ِلَعَنَ الناب
َ ي
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang kebanci-bancian dan para
wanita yang kelaki-lakian”. Dan Nabi juga bersabda: “keluarkanlah mereka dari rumah-rumah
kalian!” (HR. Bukhari no. 5886).
“Tidak masuk surga orang yang durhaka terhadap orang tuanya, ad dayyuts, dan wanita yang
menyerupai laki-laki” (HR. Al Baihaqi dalam Al Kubra 10/226, Ibnu Khuzaimah dalam At
Tauhid 861/2, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’, 3063).
Maka hendaknya para lelaki gunakan pakaian yang dikenal sebagai pakaian lelaki, demikian
juga wanita hendaknya gunakan pakaian yang dikenal sebagai pakaian wanita.
Hendaknya memulai memakai pakaian dari sebelah kanan. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ’anha, ia
berkata:
ور ِه فِي شَأْنِ ِه ُك ِلِّ ِه ُ سلا َم َكانَ يُ ْع ِجبُه ُ التايَ ُّمنُ فِي تَنَعُّ ِل ِه َوت ََر ُّج ِل ِه َو
ِ ط ُه َ علَ ْي ِه َو صلاى ا
َ ُ َّللا أ َ ان النا ِب ا
َ ي
“Orang yang menyerupai suatu kaum, seolah ia bagian dari kaum tersebut” (HR. Abu Daud,
4031, di hasankan oleh Ibnu Hajar di Fathul Bari, 10/282, di shahihkan oleh Ahmad
Syakir di ‘Umdatut Tafsir, 1/152).
Disebut menyerupai orang kafir jika suatu pakaian menjadi ciri khas orang kafir. Adapun
pakaian yang sudah menjadi budaya keumuman orang, tidak menjadi ciri khas orang kafir,
maka tidak disebut menyerupai orang kafir walaupun berasal dari orang kafir.
1. Hijab
Hijab dalam bahasa Arab berarti “penghalang”. Sedangkan dalam keilmuan Islam, hijab sendiri
lebih merujuk pada tata cara berpakaian yang pantas dan menutup aurat sesuai syariat agama.
Sebagian orang berpendapat bahwa setiap Jilbab adalah Hijab. Tetapi tidak semua Hijab itu
Jilbab. Seperti dijelaskan di atas, Hijab berasal dari kata hajaban yang secara umum artinya
menutupi sesuatu. Bisa berupa tirai pembatas, kelambu, papan pembatas, atau aling-aling lainnya.
2. Jilbab
Jilbab adalah gamis longgar yang dijulurkan ke seluruh badan hingga mendekati tanah sehingga
tidak membentuk lekuk tubuh seperti tertuang dalam perintah Allah dalam Al-Quran surat Al-
Ahzab ayat 59: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka…”. Jilbab
juga biasanya menutupi seluruh tubuh kecuali tangan, kaki dan wajah.
3. Cadar
4. Niqob
Adalah hijab yang menutupi kepala dan hampir seluruh bagian wajah, kecuali mata. Niqab cukup
panjang untuk menutupi leher, muka dan dada.
5. Khimar
Khimar, atau dalam Al-Qur’an disebut dengan istilah Khumur, adalah kain yang menutupi
kepala, leher dan menjulur hingga menutupi dada wanita dari belakang maupun dari depan
(termasuk menutupi tulang selangka). Khimar harus menjulur lurus kebawah dari kepala hingga
seluruh dada tertutupi.
6. Kerudung
Hampir mirip dengan Khimar, namun kerudung tidak dianjurkan dalam Islam. Sebab, desain
kerudung hanya sebagai penutup kepala saja dan tidak cukup panjang untuk menutupi dada,
leher serta lekuk tubuh pemakainya.
J. Fungsi Pakaian