A. Assessment
data-data mengenai pasien secara lengkap, mulai dari data pribadi pasien, riwayat
penyakit pasien, kondisi lingkungan, pekerjaan serta aktifitas sehari - hari pasien.
Tujuan assessment adalah untuk menentukan tindakan yang perlu diberikan agar
sesuai dengan kebutuhan pasien. Di dalam hal ini kita dapat menentukan jenis tipe
ortosis apa yang sesuai dengan masalah yang dialami pasien. (Ripatti, 2009)
1. Subjective Assessment
Gambar 3.1
Subjective Assessment (Dokumetasi Pribadi, 2019)
92
93
a. Identitas pasien
1) Nama : Triyatno
Jawa Tengah
3) Umur : 47 Tahun
5) Pekerjaan : Penjahit
6) Agama : Islam
9) Berat badan : 48 kg
yang layuh atau lemah dan memiliki panjang tungkai yang berbeda
mendapatkan alat yang mudah dan tidak berat saat digunakan dan
d. Keadaan Ortosis yang pernah dipakai oleh Pasien : pada tahun 2001
pasien sudah dari tahun 2004 tidak memakainya lagi hingga saat ini.
sehari-hari.
1. Objective Assessment
Gambar 3.2
Objective Assessment pada tungkai kiri (Dokumetasi Pribadi, 2019)
hand thigh gait. Tungkai pasien mengalami atrofi, pada knee joint
rotasi dan dropfoot. Saat di palpasi suhu tungkai pasien normal dan
Gambar 3.3
Pengukuran ROM fleksi hip joint pada tungkai kiri (Dokumetasi Pribadi,
2019)
96
Gambar 3.4
Pengukuran ROM ekstensi hip joint pada tungkai kiri (Dokumetasi Pribadi,
2019)
Gambar 3.5
Pengukuran ROM abduksi hip joint pada tungkai kiri (Dokumetasi Pribadi,
2019)
97
Gambar 3.6
Pengukuran ROM adduksi hip joint pada tungkai kiri (Dokumetasi Pribadi,
2019)
Tabel 3.1
Hasil ROM HIP Joint pada tungkai pasien yang mengalami deformitas
NO GERAKAN ROM
Gambar 3.7
Pengukuran ROM fleksi knee joint pada tungkai kiri (Dokumetasi Pribadi,
2019)
Tabel 3.2
Hasil ROM Knee Joint pada tungkai pasien yang mengalami deformitas
NO GERAKAN ROM
Tabel 3.3
Hasil ROM Subtalar Joint pada tungkai pasien yang mengalami deformitas
NO GERAKAN ROM
1 INVERSI 100
2 EVERSI 100
(Data Pribadi)
99
Gambar 3.8
Pengukuran ROM plantarfleksi ankle joint pada tungkai kiri (Dokumetasi
Pribadi, 2019)
Tabel 3.4
Hasil ROM Ankle Joint pada tungkai pasien yang mengalami deformitas
NO GERAKAN ROM
1 DORSALFLEKSI 150
2 PLANTARFLEKSI 500
(Data Pribadi)
Gambar 3.9
Pengukuran MMT fleksi hip pada tungkai kiri (Dokumetasi Pribadi, 2019)
Gambar 3.10
Pengukuran MMT ekstensi hip pada tungkai kiri (Dokumetasi Pribadi,
2019)
101
Gambar 3.11
Pengukuran MMT abduksi hip joint pada tungkai kiri (Dokumetasi Pribadi,
2019)
Tabel 3.5
Hasil MMT Hip Joint pada tungkai pasien yang mengalami deformitas
NO GERAKAN MMT
1 FLEKSI HIP 3
2 EKSTENSI HIP 1
3 ABDUKSI HIP 1
4 ADDUKSI HIP 2
(Data Pribadi)
Tabel 3.6
Hasil MMT Knee Joint pada tungkai pasien yang mengalami deformitas
NO GERAKAN MMT
1 FLEKSI KNEE 1
2 EKSTENSI KNEE 1
(Data Pribadi)
102
Gambar 3.12
Pengukuran MMT ankle joint pada tungkai kiri (Dokumetasi Pribadi,
2019)
Tabel 3.7
Hasil MMT Ankle Joint pada tungkai pasien yang mengalami deformitas
NO GERAKAN MMT
1 PLANTARFLEKSI 0
2 DORSALFLEKSI 0
(Data pribadi)
Gambar 3.13
Pemeriksaan sensitivitas kulit pasien pada tungkai kiri (Dokumentasi
pribadi, 2019)
e. Pemeriksaan Propioception : pemeriksaan ini dilakukan dengan
Gambar 3.14
Pemeriksaan proprioception pada tungkai kiri (Dokumentasi pribadi,
2019)
104
collateral.
Gambar 3.15
Pemeriksaan medial collateral ligament knee tungkai kiri (Dokumentasi
pribadi, 2019)
2) Lateral collateral ligament test : hasilnya adalah negative, yang
collateral.
Gambar 3.16
Pemeriksaan lateral collateral ligament knee tungkai kiri (Dokumentasi
pribadi, 2019)
105
Gambar 3.17
Pemeriksaan anterior cruciatum ligament tungkai kiri (Dokumentasi
pribadi, 2019)
Gambar 3.18
Pemeriksaan posterior cruciatum ligament tungkai kiri (Dokumntasi
pribadi, 2019)
106
pasien dengan bertanya kepada pasien. Dan hasilnya bahwa tidak terdapat
h. Gait Assessment : saat berjalan pasien mengalami hand thigh gait, knee
i. Pemeriksaan Khusus
diantaranya yaitu:
1) Thomas test.
Gambar 3.19
Thomas test & mengukur drajat contractur hip pada tungkai kiri
(Dokumentasi pribadi, 2019)
2) Pemeriksaan LLD adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
Gambar 3.20
Pemeriksaan LLD (Dokumentasi pribadi, 2019)
108
Subjek mengalami post polio paralysis pada tungkai kiri. Tungkai subjek
mengalami atrofi, contracture hip 10o, hyperekstensi knee, valgus knee, eksternal
rotasi dan terdapat pes cavus pada foot serta terdapat LLD 3 cm. Sensitifitas dan
proprioception baik. Kekuatan otot lemah, dan mengalami hand thigh gait jika
diagnosis yaitu memberikan knee ankle foot orthosis dengan detail alat
sidebar dengan hyperektensi stop, drop lock knee joint, valgus strap,
yang mudah, untuk drop lock knee joint diberikan karena kekuatan hip
pada knee. Pemberian rigid ankle karena pasien memiliki kekuatan otot
B. Casting
koreksi pada sebagian atau seluruh disfungsional knee, ankle foot ke dalam
a. Persiapaan alat terlebih dahulu yang meluputi bed, pensil air, ember,
gunting dan cutter, mid line, jangka bengkok, plastik alas, dan plastik
strip
alas plsatik. Lalu lapisi tungkai pasien menggunakan plastik wrap dari
paasien.
110
Gambar 3.21
Persiapan casting : pelapisan plastic wrap pada tungkai kiri.
(Dokumentasi pribadi, 2019) .
Gambar 3.22
Persiapan casting : pemakaian stocking casting pada tungkai kiri
(Dokumentasi pribadi, 2019)
2. Teknik Pelaksanaan casting
a. Teknik penandaan.
maleollus, 10) Navicular, 11) Base of metatarsal 1 dan 5, 12) area luka
Gambar 3.23
Penandaan pada trochantor tungkai kiri. (Dokumentasi pribadi, 2019)
112
Gambar 3.24
Penandaan pada Medial Tbia Plateu tungkai kiri. (Dokumentasi pribadi,
2019)
Gambar 3.25
Penandaan pada head of fibula tungkai kiri. (Dokumntasi pribadi, 2019)
113
Gambar 3.26
Penandaan pada calcaneus tungkai kiri. (Dokumentasi pribadi, 2019)
b. Teknik Pengukuran
ke floor, 10) Distance knee axis ke floor dan 11) Distance trochantor ke
floor.
114
Gambar 3.27
Pengukuran diameter lingkar terbesar tungkai kiri. (Dokumentasi pribadi,
2019)
Gambar 3.28
Pengukuran jarak antara MTP ke floor tungkai kiri. (Dokumentasi pribadi,
2019)
Hasil Pengukuran:
1) Lingkar :
a) 2 – 3 jari dibawah perenium melingkar trochantor = 28 cm
b) Circumference mid femur = 23 cm
c) Circumference distal femur = 26,5 cm
d) Circumference terbesar gastroc = 18 cm
e) Circumference terkecil gastroc = 15 cm
2) Panjang/jarak :
115
c. Posisi pasien
terlentang diatas bad karena pasien memiliki kekuatan otot yang lemah dan
d. Teknik casting
proximal hingga ujung foot, balutkan 3-4 lapis yang dimulai dari proximal
hingga distal. Pada bagian ankle/ tendon acilles di berikan 5-6 lapis hagar
lebih kuat dan tidak mudah patah saat rectifikasi negative cast.
116
Gambar 3.29
Proses casting : pembalutan POP dimulai dari bagian proximal pada
tungkai kiri (Dokumentasi pribadi, 2019)
Gambar 3.30
Proses casting : pembalutan dibagian thigh pada tungkai kiri (Dokumen
pribadi, 2019)
117
Gambar 3.31
Proses casting : pembalutan bagian tibia & fibula pada tungkai kiri
Gambar 3.32
Proses casting : pembalutan pada bagian ankle dan foot pada tungkai kiri
e. Teknik koreksi
pengkoreksian pada ankle dan foot untuk memposisikan foot dalam posisi
netral dengan cara memfiksasi pada subtalar joint dan memposisikan foot
900 tegak lurus terhadap tibia dan massage pada permukaan POP agar
menempel sempurna.
dibagian mid anterior atau mid plastic strip dari atas kebawah dengan garis
interval 5 cm tegak lurus terhadap garis mid plastic strip. Selanjutnya buka
secara perlahan negative cast menggunakan cutter pada garis mid plastic
strip. Lalu lepaskan negative cast dari pasien dan bantu pasien untuk
membersihkan tungkainya.
Gambar 3.33
Posisi koreksi pada Ankle (Dokumentasi pribadi, 2019)
119
Gambar3.34
Memberi garis pada mid plastic strip untuk membuka negative cast
(Dokumentasi pribadi, 2019)
Gambar 3.35
Membuka perlahan negative cast menggunakan cutter (Dokumentasi
pribadi, 2019)
3. Evaluasi negative cast
negative cast tungkai pasien. Pada negative cast terlihat bahwa penandaan
pada negative cast tidak tercetak dengan jelas untuk itu langkah awal yang
120
harus dilakukan adalah menandai ulang negative cast. Selain itu negative
cast pada bagian knee terlihat hyperekstensi. Dan solusi untuk mengatasinya
adalah dengan memotong bagian poplitea dan bagian patella pada negative
cast lalu memposisikan knee fleksi 50. Hal ini dilakukan untuk
Gambar 3.36
Gambar 3.37
Evaluasi negative cast dengan memposisikan knee fleksi 50 (Dokumentasi
pribadi, 2019)
C. Cast Rectifikasi
meliputi :
jangka bengkok, jangka sorong, gergaji besi, paku kecil 4mm, paku
kawat kasa, spons, tangkai besi, sabun, dan negative cast / benda kerja.
2. Proses Rectifikasi
tepat.
dari foot.
Gambar 3.38
Memasukan tangkai besi dan menutup bukaan anterior (Dokumentasi
pribadi, 2019)
terlihat bahwa pada bagian mid thigh masih terdapat daerah yang
5) Lalu membuat adonan gips dari campuran air dan powder gips
negative cast diberi air sabun, tuangkan air setengah dari negative
cast lalu masukan ke dalam ember. Air ini yang menjadi takaran
pembuatan adonan.
Gambar 3.39
Proses filling (Dokumentasi pribadi, 2019)
124
3. Prosedur rectifikasi.
1) Lepaskan negative cast dan membersihkan positive gips dari kasa yang
menempel.
Gambar 3.40
Proses pelepasan negative cast dari positive gips (Dokumentasi pribadi,
2019)
3) Cek ukuran pada positive gips dan membandingkan pada blangko ukur.
Gambar 3.41
Process cek ukuran positive gips (Dokumentasi pribadi,2019)
4) Rectifikasi bagian foot dan ankle : (1) Meratakan bagian heel dan
surform (2) pastikan metatarsal head dan heel base sejajar pada bidang
coronal dan sagittal sehingga positive gips dapat berdiri stabil pada
dibentuk pada saat casting arcus, (4) foot dan ankle diperlukan
pada bagian toes kurang lebih 1,5 cm dan dipastikan bahwa final ortosis
lebih besar daripada foot saat weight bearing serta ortosis di trimline
pas agar tidak meleset disekitar dalam sepatu, dan (6) beri penambahan
Gambar 3.42
Rectifikasi pada foot and ankle (Dokumentasi pribadi, 2019)
5) Modifikasi bagian tungkai bawah : Daerah betis memiliki otot yang
Gambar 3.43
Mengurangi bagian lingkar femur (Dokumentasi pribadi, 2019)
untuk axis knee pada sidebar. Cara untuk menentukan mechanical knee
axis adalah (1) menempatkan positive gips pada lantai yang rata, (2)
sesuaikan tinggi MTP (medial tibia plateu) ke floor, ketika diplumb line
TKA line akan jatuh di mid of patella dan antara jari 1 dan ke 2 foot,
lalu beri tanda garis. Dari garis tersebut ukur diameter A-P lalu dibagi
2 dengan presentase 60% anterior dan 40% posterior. Setelah knee axis
paku beton sebagai tanda. Knee axis ini harus sejajar dilihat dari
berbagai penampang.
128
Gambar 3.44
Proses menentukan mekanical knee axis ( Dokumentasi pribadi, 2019)
8) Pembuatan box pada thigh suction dan afo suction pada bagian anterior.
tungkai pasien masuk ke dalam kafo. Pembuatan box ini dengan cara :
berikan penambahan adonan gips pada bagian tepi anterior pada setiap
Gambar 3.45
Pembuatan box pada bagian anterior (Dokumentasi pribadi, 2019)
Gambar 3.46
Pembuatan box pada bagian posterior / poplitea area (Dokumentasi
pribadi, 2019)
j. Evaluasi Positive cast
Hasil setelah hasil filling di buka : Bagian heel pada positif gips
cavus bisa terkompensasi. serta foot terlihat terlalu eksternal rotasi karena
D. Fabrikasi
meliputi :
cast cutter, iron bending horizontal & vertical, palu besi, palu karet,
paku kecil 4 mm, gergaji besi, gerinda, spidol, oven, mesin suction,
stoking moulding kafo, plastic PP 4 mm, lakban besar, kain kasa, tiner.
sejajar dengan tendon acilles pada positif gips dan rainforce dibawah
Gambar 3.47
Persiapan Moulding : Melapisi positive gips menggunakan plastic wrape
(Dokumentasi pribadi, 2019)
Gambar 3.48
Persiapan Moulding : melapisi positive gips menggunakan stocking moulding
(Dokumentasi pribadi, 2019)
Gambar 3.49
Persiapan Moulding : Membuat rainforce pada bagian tendon acilles
(Dokumentasi pribadi, 2019)
133
Gambar 3.50
Meletakan positif gips pada mesin suction yang telah di tangem pada
ragum (Dokumentasi pribadi, 2019)
e. Masukan plastic PP yang sudah dibersihkan dari debu kedalam oven yang
telah disetting dengan suhu 200o
f. Setelah bening seperti kaca, keluarkan PP dari dalam oven dan letakan ke
Gambar 3.51
Meletakan plastik Polipropylene yang telah dioven & berwarna bening diatas
positif gips (Dokumentasi pribadi, 2019)
134
dibagian bawah dan pastikan pada bagian foot plastic tidak terlalu tipis,
selanjutnya tali pada bagian atas dengan kencang. Lalu hidupkan mesin
suction.
Gambar 3.52
pribadi, 2019)
semua bagian kafo terbentuk rapi tanpa ada lipatan plstik dan, potong
Gambar 3.53
Hasil dari proses moulding (Dokumentasi pribadi, 2019)
j. Mengambar trimline pada benda kerja sesuai dengan desain yang akan
dibuat. Pastikan trimlen sejajar antara bukaan kanan dan kiri. Trimline
pada bagian anterior thigh saction adalah dari proximal turun ke distal
thigh (mencakup ¾ thigh dilihat dari lateral) lalu kebelakang naik sampai
diatas poplitea area kira-kira 5-10 cm. Pada bagian tibia section bukaan
anterior dibawah patella kurang lebih 5-10 cm lalu kebawah dan pada
ankle joint trimline terdapat di depan maleollus lalu berlanjut ke ujung jari-
telah di moulding diletakkan pada permukaan yang rata agar axis knee joint
136
tetap sama dan sejajar, 2) mengambar garis aligment pada Kafo dengan
membagi sisi medial lateral 50:50, lalu beli garis tegak lurus dengan garis
untuk titik pembendingan yaitu dengan jarak 7-8 cm dari titik axis untuk
yaitu pada 2 cm dibawah tepi atas sidebar, bagian distal thigh titiknya
moulding, bagian proximal calf terletak pada sidebar yang pertama kali
Gambar 3.54
Proses bending sidebar : hasil sidebar yang telah sesuai dengan kontur kafo
l. Langkah terakhir dari fabrikasi adalah potong benda kerja sesuai dengan
Afo/tibia section, lalu lepaskan PP dari positif gips dan rapikan trimline
Gambar 3.55
Hasil dari thigh section dan afo section (Dokumentasi pribadi, 2019)
138
3. Evaluasi Ortosis
Hasil dari proses moulding adalah suction bekerja dengan maksimal
sehingga kontur perbentuk baik, tetapi pada bagian ankle plastic terlipat dan
solusinya adalah merauter bagian lipatan agar terlihat lebih rapi.
E. Alignment
1. Tahap Persiapan. Hal – hal yang perlu dipersiapkan saat alignment adalah :
a. Persiapan alat yang meliputi : kunci pas, penitik, palu besi, alat bur,
obeng +, gunting, cuter, pengaris besi, palu karet, dan head gun.
b. Persipan bahan yang meliputi ; spons, lem, anti slip, dan mur & baut
ukuran 4 mm.
c. Persipan komponen 1 pasang sidebar droplock knee joint yang telah
dibending.
2. Membuat kompensasi LLD dengan cara :1) Mengukur spon untuk
spon dan diberi lem bagian spons dan PP, 3) panaskan spon dengan
dan lalukan hal yang sama sampai lapis spon pada arcus sejajar dengan
kompensasi LLD, 6) siapkan spon ukuran 5 mm, lalu gambar atau tracing
bagian foot pada spon, gunting spon mengikuti tracing lalu buat beberapa
buah sesuai dengan ketinggian LLD, 7) lalu kasari bagian yang akan
disatukan antara kedua spon tersebut dan beri lem secara merata, 8)
pada foot orthosis dan yang terakhir adalah rapikan menggunakan router
dengan hati-hati.
139
Gambar 3.56
Proses pembuatan kompensasi LLD (Dokumentasi pribadi, 2019)
Gambar 3.57
Proses melubangi sidebar (Dokumentasi pribadi, 2019)
ke plastik PP.
diatas medial tibial plateu dan 60% anterior dan 40% posterior
Gambar 3.58
Rangkaian kafo anterior view untuk tungkai kiri (Dokumentasi pribadi, 2019)
141
Gambar 3.59
Rangkaian kafo posterior view untuk tungkai kiri (Dokumentasi pribadi,
2019)
Gambar 3.60
Rangkaian kafo medial view untuk tungkai kiri (Dokumentasi pribadi, 2019)
142
Gambar 3.61
Rangkaian kafo lateral view untuk tungkai kiri (Dokumentasi pribadi, 2019)
F. Fitting
1. Tahapam Persiapan:
solasi besar, spidol, kunci pas, head gun, lem, dan spons,
b. Lalu siapkan kafo yang akan di fittingkan kepada pasien. Pastikan kafo
oleh pasien.
oleh pasien.
Gambar 3.62
Proses static alignment : memakaikan kafo dengan hati-hati
(Dokumentasi pribadi, 2019)
2) Cek semua trimline pada bagian posterior apakah area popliteal
terjepit / tidak.
144
Gambar 3.63
Proses static alignment : Cek trimline saat berdiri (Dokumentasi
pribadi, 2019)
ataupun longgar.
deformitas.
5) Mengecek ketepatan knee axis apakah sudah pas dengan knee axis
pasien, dan cek apakah Lock pada Knee joint berfungsi normal.
Gambar 3.64
Proses dynamic fitting : berjalan diantara parallel bar menggunakan
kafo (dokumentasi pribadi, 2019)
c. Evaluasi fitting
knee pada bagian medial terlalu menempel dengan knee joint pada
ingin terpental kebelakang saat fase push off, hal ini karena roll over
d. Finishing
spidol/tanda, (4) mengkeling baut bagian Knee joint dan baut pada
(6) membuat dan menempelkan spon pada strap, (7) membuat dan
e. Edukasi Pasien
kembali berjalan dengan pola jalan yang baik, karena dengan pola
tentang bagaimana cara latihan jalan yang baik harus diterapkan selalu
antara lain adalah bila ortosis sedang tidak digunakan, maka ortosis
disimpan di tempat yang cukup kering dan tidak lembab serta cukup
cahaya, lalu bersihkan ortosis cukup dengan di lap dengan kain saja.