TUGAS AKHIR
Oleh:
HARMIDUS SHAFA
2014510005
1
2
3
4
Uji Ketelitian Pengamatan Antara Gnss Comnav T300 Dengan Javad Triumph-Vs
Untuk Pemetaan Bidang Tanah
(Studi Kasus Luasan Kantor Kanwil BPN Provinsi Sumatera- Barat)
ABSTRAK
Harmidus Shafa
2014510005
Teknik Geodesi
Kata kunci : Uji akurasi, GNSS, Rapid Static, Javad TRIUMPH-VS, Comnav T300.
5
The Observation of the Accuracy Test of Gnss Comnav T300 among Javad
Triumph-Vs for Mapping Plots of Land
(Case Study of Office Area of National Land Agency at the Regional Office of
West Sumatra)
ABSTRACT
Harmidus Shafa
2014510005
Geodesy Engineering
The high volume of work measurement requires the Ministry of Agrarian Affairs
and Spatial Planning/National Land Agency to work quickly while still paying attention
to the accuracy result. The utilization of the Global Navigation Satellite System (GNSS)
technology is helpful to create the measurement fastly and thoroughly. However, the
use of GNSS technology requires a cost that is not cheap. This research aims to
compare the accuracy observation result of Global Navigation Sattelite System (GNSS)
of Comnav T300 among the Javad TRIUMPH-VS, and the difference of width and
distance of the observation result on the GNSS of comnav T300 among the Javad
TRIUMPH-VS in the morning that has a length of observation as long as 5 minutes at
08.00, and during the day that has a length of observation as long as 10 minutes at the
undulation time.
The data was dectined from the field observation using the Rapid static method.
The observation that uses the GNSS devices will not provide the same correction and
accuracy on each different product of GNSS types. uses software such as Compass
Receiver Utility (CRU), JustinLink, Trimble Business Center (TBC), and Autocad MAP
2012. To determine the comparative accuracy of the observation result on the GNSS of
Comnav T300 among the Javad Triumph-VS, uses the data that is the observation data
of the office area of the Agrarian Affairs and Spatial Planning/National Land Agency at
the Regional Office of West Sumatra as using as 4 Benchmark points for 5 minutes at
08.00, and 10 minutes while the undulation at 12.00 using the GNSS of Comnav T300
and Javad Triumph-VS.
The result shows the area during 5 minutes of the observation using Javad is
closer to the benchmark area compare than the area of Comnav T300 observation as
long as 5 minutes using Javad triumph-VS that is 5505.7740 m2, whereas the area of
Comnav T300 is 5418.8912 m2, and the benchmark area is 5594,8344 m2. The distance
of comnav T300 observation is 5 minutes closer to the benchmark point. At 10 minutes
observation of Comnav T300, found the area that was 5580.7851 m2. Also, at 10
minutes observation of Javad, obtained the area that was 5514.6069 m2 or arguably
reduced from the supposed area. At 10 minutes observation of Comnav T300, received
the distance that was closer to the benchmark point. In conclusion, the accuracy data of
the GNSS of Comnav T300 is more dominant and rigorous than the data observation
result using the GNSS of Javad Triumph-VS.
Keywords: Accuracy test, GNSS, Rapid Static, Javad TRIUMPH-VS, Comnav T300.
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
Karena perkembangan teknologi yang semakin pesat penelitian ini dilakukan
karena seringnya program Redistribusi dan Hak guna Usaha(HGU) yang dilakukan oleh
BPN (Badan Pertanahan Nasional) menggunakan beragam jenis alat GNSS (Global
Navigation System Satelite) dari merek diantaranya GNSS ComNav T300 dan Javad
Triumph-vs dengan metode rapid static hal ini yang menjadi bahan peneliti untuk
mengetahui perbandingan ketelitan dari dua alat GNSS tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana perbandingan ketelitian hasil pengamatan metode Rapid static
dengan menggunakan alat GNSS Comnav T300 dan javad TRIUMPH_VS ?
2. Berapa selisis jarak dan luas pada gambar AutoCAD MAP 2012 pada 2 kali
pengamatan pada waktu yang berbeda?
1.3. Tujuan dan Manfaat
A.Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Membandingkan ketelitian hasil pengamatan antara alat GNSS comnav T300
dan javad TRIUMPH-VS .
2. Membandingkan selisih luas dan jarak hasil pengamatan antara alat GNSS
comnav T300 dan javad TRIUMPH-VS pada waktu pagi hari lama pengamatan
5 menit jam 08.00 dan pada waktu siang hari lama pengamatan 10 menit pada
saat undulasi.
B.Manfaat
Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu :
1. Memberikan pemahaman untuk surveyor khususnya yang menggunakan alat
gnss agar dapat mengetahui berapa perbedaan selisisih hasil pengamatan
lapangan dari alat gnss comnav T300 dan javad TRIUMPH-VS.
2. Hasil penelitian Ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengkuran
menggunakan alat GNSS baik comnav maupun javad.
8
1.4. Batasan dan Lingkup Permasalahan
Dari penelitian yang akan dilakukan maka batasan permasalahan pada penelitian ini
yaitu:
1. Penelitian ini menampilkan hasil pengukuran dalam bentuk 2D dalam Aautocad
Map 2012 license BPN
2. Spesifikasi alat yang digunakan tipe Mapping merk comnav T300 dan Javad
Triumph-VS.
3. Pengamatan lapangan dilakukan pada luasan lokasi kantor wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Barat tahun 2019
4. Pengolahan data menggunakan beberapa software diantaranya:
1. Compass Receiver Utility (CRU),
2. Trimble Business Center (TBC),
3. Autocad Map 2012
4. JustinLink.
5. Penelitian ini menggunakan metode Rapid static
6. Penelitian dilakukan pada cuaca cerah
7. Sebagai bahan acuan ketelitian pengamatan antara alat GNSS ComNav T300
dan GNSS Javad Triumph-VS maka titik yang Menjadi patokan adalah Hasil
pengamatan Menggunakan Alat GNSS trimble metode static sumber dari BPN.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Studi Literatur
Pada tahun 2011, Adryan Suhendara mengeluarkan penelitian mengenai “Studi
Perbandingan Hasil Pengukuran Alat Theodolit Digital dan Manual (Studi kasus
Pemetaan Situasi Kampung Kijang” Pada penelitian ini melakukan pengukuran polygon
tertutup, Hasil dari penelitian ini dari pengolahan bacaan kedua alat teodolit berupa
sudut azimuth memberikan hasil yang hampir sama dengan perbedaan antara bacaan
alat digital dan manual sebesar 5,54% (rata-rata). Sedangkan untuk koordinat poligon
ditemukan perbedaan rata-rata sebesar 7,94% pada sisi absis dan 21,47% pada sisi
ordinat. Perbedaan cukup besar ditemukan pada koordinat titik detail, dengan besar
perbedaan rata-rata 3,48% hingga88,52% untuk absis dan setiap titik detail serta 2,35%
hingga 28,57% untuk ordinatnya.
Pada tahun 2013, Hadriansyah mengeluarkan penelitian mengenai “Studi
Elevasi Pengukuran Dengan alat Theodolite dan Alat Global Positioning System (GPS)
Pada Proyek Jalan Ahmad Yani Kota Banjarbaru”Pada Penelitian ini mencari
perbandingan hasil koordinat antara Theodolit dan GPS untuk mendapatkan
penampang memanjang dan melintang jalan.Hasil dari penelitian ini yaitu mendapatkan
selisih Absis ( delta x ) dan Ordinat ( delta y ) antara alat Theodolite dan alat GPS,
Mendapatkan hasil gambar Cross Section dan Long Section dan Mendapatkan hasil
perhitungan Luas dari program AutoCad.
Pada tahun 2016, Reza Fajar Maulidin,dkk melakukan penelitian mengenai
“Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial LaserScanner dalam Penentuan
Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan” Pada penelitian ini melakukan
perbandingan hasil penentuaan volume objek antara TS dan TLS sebagai teknologi
terbaru Kemudian dilakukan uji ketelitian dari hasil tersebut serta beberapa analisa pada
setiap proses sebelum nilai volume didapatkan, Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Data Koordinat Pengukuran Tachymetri dan Data Point CloudPengukuran
Terrestrial Laser Scanning. Hasil uji statistik menunjukkan ketelitian dari nilai volume
hasil dari pengukuran Terrestrial Laser Scanning diterima atau masuk toleransi pada
kedua obyek.
10
Pada tahun 2018, Rizky Dita Samsudin, dkk mengeluarkan penelitian mengenai
“Pemanfaatan Expendable GNSS Untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya
Rendah”Penelitian ini dilaksanakan dengan melalukan percobaan dengan perbandingan
(comparative experiment). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 120 titik batas bidang
tanah pada area persawahan dengan obstruksi minimal (Open view of sky). Sampel
tersebut selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan panjang baseline 0-1000 m, 1001-
2000 m dan 2001-3000 m.Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan dalam 3 (tiga)
kegiatan, yaitu prasurvei, survei, dan pengolahan data. Tahap prasurvei meliputi
persiapan peralatan dan data yang diperlukan untuk proses survei (pengambilan data)
dan pengolahan data. Hasil dari penelitian ini berupa koordinat hasil pengamatan
menggunakan E-GNSS dengan metode PPK dan hasil pengamatan dengan metode
statik serta hasil analisa uji statistik dari kedua nilai koordinat hasil pengamatan.
d. Proyek Keteknikan
e. Manajemen kota
f. Batas wilayah
g. Manajemen Lingkungan
h. Astronomi
i. Pengetahuan Amosfir
j. Geologi
k. Geofisik
l. Oseanografi
m. Pengetahuan Spasial
Apabila disiplin Geodesi diibaratkan sebagai pohon, maka yang menjadi akar
adalah 3 (tiga) ilmu utamaya yaitu Matematia, Fisika dan Komputer. Sebagai akar, ilmu
tersebut harus dikuasai dengan baik.Muara dari Geodesi adalah pada pemetaan
(mapping). Peta yang dimaksud disini bukan hanya sekedar gambar mati saja,
melainkan dapat digunakan untuk membentuk sistem informasi geografis (SIG),
misalnya. Jadi pengertian peta akan lebih luas, bukan sekedar gambar saja.Adapun
tujuan Geodesi pada garis besarnya ada 2 (dua) yaitu :
12
besar bumi, pemetaan dan sejenisnya,tetapi berkembang ke keruangan (spasial).
Perkembangan tersebut adalah menuju ke Geomatika.
b.segmen kontrol
c.segmen pengguna.
Segmen-segmen ini hampir serupa di tiga satelit teknologi, yang semuanya bersama-
sama membentuk GNSS (Kornhauser, 2017).
14
Gambar 2.1 Segmen GNSS
Terdapat jenis GNSS yang berjalan diatas bumi yaitu:
Global Positioning System atau yang biasa disingkat GPS merupakan sistem
radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. GPS didesain untuk
memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti serta informasi waktu secara
kontinyu di seluruh dunia (Sunantyo, 2003). Spektrum ketelitian posisi yang diberikan
oleh GPS sangat bervariasi dari yang berorde milimeter hingga yang berorde meter. Hal
tersebut dikarenakan ketelitian dalam sistem GPS dipengaruhi beberapa faktor yaitu
metode penentuan posisi yang digunakan, geometri dan distribusi satelit yang diamati,
ketelitian data yang digunakan serta metode pengolahan data yang ditetapkan
(Sunantyo, 2003).
Penentuan posisi dengan GPS dapat dilakukan dengan metode absolut dan
metode diferensial. Titik GPS yang ditentukan posisinya dapat diam (static positioning)
15
maupun bergerak (kinematic positioning). Penentuan posisi metode absolut
menggunakan data pseudorange dimana posisi suatu titik ditentukan terhadap pusat
sistem koordinat yang telah didefinisikan. GPS menggunakan titik koordinat geosentrik.
Sedangkan penentuan posisi metode diferensial menggunakan data pseudorange
maupun data carrier beat phase dimana posisi titik–titik yang ditentukan berdasarkan
titik lain yang diketahui koordinatnya yang dianggap sebagai titik acuan serta dengan
syarat minimal terdapat dua buah receiver. Metode diferensial ini ditujukan untuk
kebutuhan ketelitian yang tinggi. Penentuan posisi metode diferensial dapat
menghasilkan posisi yang lebih teliti karena pengaruh kesalahan dan bias pengamatan
dieliminir dan direduksi dengan pengamatan simultan. Penentuan posisi metode statik
adalah penetuan posisi suatu titik dimana titik yang ditentukan posisinya dalam keadaan
diam dalam rentang waktu tertentu sehingga dapat menghasilkan data dengan akurasi
tinggi. Dalam penentuan titik yang mempunyai jarak relatif jauh dan mengharuskan
ketelitian yang relatif tinggi maka digunakan metode statik ini. Sedangkan penentuan
posisi metode kinematik adalah penetuan posisi suatu titik dimana titik yang ditentukan
posisinya dalam keadaan bergerak atau berpindah (Sunantyo, 2003).
Bias dan kesalahan tidak bias dihindari pada pengukuran GPS. Bias dan
kesalahan tersebut mempengaruhi kualitas hasil pengukuran. Bias dan kesalahan pada
pengukuran GPS secara umum terlihat pada Gambar 2.2
16
Gambar 2.2 Bias dan kesalahan pada pengukuran GPS
(Sumber: Abidin, 1995)
B.Global Navigation Satelite System (GLONASS)
GLONASS adalah sistem satelit navigasi global milik Uni Soviet (Rusia) yang
pengembangannya telah dimulai pada tahun 1976 (GLONASS, 2011).
GLONASS mulai operasional pada tahun 1991, walaupun pengembangan konstelasi
secara penuh terselesaikan tahun 1996. Satelit GLONASS terdiri dari konstelasi 24
satelit, dari jumlah konstelasi satelit tersebut, untuk sementara 7 satelit masih di
matikan, dan 17 satelit telah beroperasi(Paul Kimppi, 2007). Satelit berada dalam 3
bidang orbit di mana kedudukan satelit dengan satelit lainnya terpisah dengan jarak
120° Satelit beroperasi pada ketinggian 19.100 km di atas permukaan Bumi, dengan
inklinasi 64.8° dan siklus per-putaran satelit mengelilingi Bumi 11 jam 15 menit. Satelit
GLONASS memberikan pelayanan kepentingan Militer melalui frekuensi L-Band,
frekuensi L1 dengan kode P, dan frekuensi L2 dengan kode P, Pelayanan pesan
penentuan posisi melalui frekuensi L1 dengan Code C/A. Satelit GLONASS
memancarkan sinyal dengan Code- C/A menggunakan carier frekunensi. Frekuensi L1
antara 1,597-1,617 MHZ dan frekuensi L2 antara 1,240-1,260 MHZ. GLONASS masa
mendatang (2015) ditingkatkan pada pelayanan dalam ketelitian penentuan posisi
17
melalui frekuenasi L1, L2, dan frekuensi yang ke-3 (3rd Signal). Kemudian untuk
kepentingan militer untuk pelayanan dalam ketelitian tinggi, Melalui frekuensi L1, dan
L2. Stasiun Pengendali GLONASS seluruhnya di-tempatkan di Uni Soviet (Rusia).
Pusat pengendalian di darat berlokasi di Moscow dan Stasiun Telemetry dan
tracking yang disebut Receiving Monitor Stations (RMS) berlokasi di St. Petersburg,
Ternopol, dan Eniseisk. Satelit GLONASS dapat menyiar-kan data melalui stasiun
pengendali di darat, namun demikian Sistem Satelit GLONASS belum mampu berdiri
sendiri untuk satelit penetuan posisi, masih menggunakan sistem rangkap GPS+
GLONASS terutama untuk para peng-guna/pemakai dalam Real Time Kinematic GPS
(RTK-GPS), penerima yang dapat menggunakan satelit GLONASS untuk
meningkatkan penentuan posisi ber-integrasi dengan satelit GPS, dan telah terbukti
sangat menguntungkan di dalam suatu lingkungan yang mem-punyai suatu jarak yang
sulit dicover satelit. Dalam peningkatan pengembangan sistem GLONASS dapat
ditingkatkan ke dalam sistem komersil yang mampu bersaing di dalam pasar umum
peng-guna sistem GNSS (Paul Kimppi, 2007)
C.Galileo
Saat ini Uni Eropa (European Union atau EU) bekerjasama dengan badan
antariksa Eropa atau ESA sedang mengembangkan program GNSS Galileo. Pembagian
tugas adalah sebagai berikut:
UE adalah bertanggung jawab untuk dimensi politik dan untuk pengaturan sasaran
program pengembangan, kemu-dian ESA secara teknis mengembangkan dan
mensahkan sistem satelit. Pengembangan program GNSS Gallieo ini dilatar belakangi
karena para pengguna navigasi satelit tidak mempunyai alternatif pilihan selain
menggunakan GPS atau GLONASS. Untuk ini maka pada tahun 1990-an Eropa merasa
perlu untuk memiliki sendiri sistem satelit navigasi global (ESA, 2010). Satelit pertama
yaitu Galileo In-Orbit Validation Element-A (GIOVE-A) diluncurkan pada tanggal 28
Desember 2005, dan satelit kedua GIOVE-B diluncurkan bulan April 2008. Satelit awal
ini digunakan untuk mengumpulkan data untuk dipakai oleh jaringan satelit Galileo
nantinya dan sekaligus mempersiapkan posisi orbit satelit-satelit berikutnya. Setelah
sistem satelit navigasi Galileo beroperasi secara penuh, sistem ini akan memiliki
beberapa pemonitor stasiun Bumi dan 30 satelit (27 satelit aktif dan 3 satelit sebagai
backup), akan mengorbit dan memberikan arah yang lebih tepat lagi pada pengguna
18
peralatan navigasi. Galileo akan memberikan data yang lebih cepat dan akurat hanya
dalam radius 1 meter, dibandingkan dengan GPS yang hanya mampu mem-berikan
keakuratan dalam radius 3 meter. Seperti halnya GPS dan GLONASS, Galileo akan
memberikan service navigasi ke masyarakat umum untuk digunakan pada telpon
mobile (HP, Ponsel) canggih, peralatan-peralatan personal navigasi dan peralatan
navigasi lainnya yang membutuhkan data dari satelit (Veri Ilham, 2009). Program satelit
Galileo yang terdiri dari konstelasi 30 satelit navigasi yang akan ditempatkan dalam 3
bidang orbit di orbit MEO, sebagaimana dapat dilihat dalam Gambar 2-1 (ESA, 2010).
19
ComNav Technology adalah perusahaan yang mengembangkan dan
memproduksi multi-konstelasi, papan mesin pengukuran multi-frekuensi GNSS dan
receiver untuk aplikasi pemosisian presisi tinggi. Ini adalah perusahaan Cina pertama
yang mengembangkan, merancang dan memproduksi papan GNSS gabungan. Dengan
pertumbuhan bisnisnya yang serba cepat, ComNav Technology membuat gelombang di
industri GNSS presisi tinggi global.ComNav Technology percaya bahwa kualitas,
kinerja, dan keandalan akan membuat perbedaan. Dari sudut pandang pelanggan,
Teknologi ComNav selalu menempatkan prioritas pada kualitas daripada hanya pada
harga. Teknologi ComNav secara ketat memproduksi setiap keping papan / penerima
berdasarkan standar ISO. Ada dua proses pengujian untuk memastikan kualitas produk
kami. Dan untuk pasar internasional, ComNav Technology menerapkan siklus
pengujian lengkap setelah QC awal untuk memastikan pelanggan luar negeri kami
bahwa ComNav sangat serius dalam memberikan keunggulan.
Teknologi ComNav terus berfokus pada teknologi inti GNSS dengan papan
OEM GNSS yang selalu berubah - kemampuan terintegrasi (sensor, 4G, Bluetooth, Wi-
Fi, aplikasi yang disematkan, dll.), Sistem satelit baru, skema pemrosesan baru, dan
teknologi penentuan posisi lanjutan lainnya. (http://www.comnavtech.com)
2.2.6 GNSS ComNav T300
ComNav T300 GNSS receiver adalah receiver RTK GNSS yang ringkas
melacak semua rasi bintang yang bekerja, yang berkinerja baik dengan masing-masing
konstelasi secara independen. Dengan teknologi dan desain anti-interferensi yang kuat,
T300 memberikan akurasi tinggi ketersediaan posisi dan keandalan di mana pun anda
berada. (http://www.comnavtech.com)
20
Gambar 2.4 Alat GNSS ComNav T300
21
Gambar 2.5 GNSS Javad Triumph-VS
2.2.9 Spesifikasi GNSS Comnav T300 dan GNSS javad TRIUMPH-VS
A.Spesifikasi GNSS Comnav T300
22
E-RTK (<100km) Horizontal: 0.2 m + 1 ppm RMS
Vertical: 0.4 m + 1 ppm RMS
Code differential GNSS positioning Horizontal: 0.25 m+ 1 ppm RMS
Vertical: 0.5 m + 1 ppm RMS
SBAS Typically < 1 m 3D RMS
Standalone <1.5 m 3D RMS
Communications
Communication port 1 x 7 pin lemo port (Combined Serial
and USB function) Baud rates up to
921600bps for serial
Radio modem Tx/Rx with full frequency range from
410-470 MHz
Transmit power: 0.5-2W adjustable
Range: 1-5km
Expansions and Options: Galileo E1/E5A on all current and future Galileo
Satellites;Up to 100 Hz RTK; Up 100 Hz Data
Recording; Up to 4 GB Internal Data Storage;External
Antenna Connection; Timing Signals (Event Marker
and 1-PPS).Second Communication Channel (UHF or
GSM/GPRS/EDGE);GLONASS0.2mmDynamic
Calibration (this option removes the GLONASS inter-
chanel biases. This patented option is available only in
our products);In-Band Interference Rejection (this
option removes interferences like TV and radio station
harmonics which fall within GPS, GLONASS or
24
Galileo bands. This patented option is also available
only in our product
Audio and Visual (This option not only provides for two cameras,
Aid/Correction compass and inclinometers visual aids, but also use
information from these sensors to correct for mis-
alignements. This patented option is available only in
our products):
25
A. Metode Post Processing
Metode ini memerlukan waktu untuk memproses data yang dikoleksi pada
sesuatu benda yang bergerak dan data yang dikoleksi pada stasiun referensi pada durasi
dan epok yang sama, kemudian datanya diolah dengan menggunakan software applikasi
untuk menentukan besar vector base line serta posisi relative terhadap sistim koordinat
tertentu. (Rismauly yunita , 2015). metode post processing dapat dibagi menjadi 2
yaitu:
a. Metode Static
Metode survei GPS dengan waktu pengamatan yang relatif lama (beberapa jam)
di setiap titiknya.Dengan catatan titik-titik yang akan ditentukan posisinya diam (tidak
bergerak).
b. Metode Rapid Static
Penentuan posisi dengan metoda Rapid Statik menggunakan dua alat receiver
dimana satu diam dan satu bergerak gerak berpindah dari satu titik ke titik lainnya tetapi
dengan waktu okupasi pada titik tersebut cukup singkat yaitu antara 5 sampai dengan 10
menit. Metode yang dilakukan dengan receiver GPS/GNSS yang bergerak dari satu titik
ke titik lainnya, tetapi selama perjalanan dari satu titik ke titik lainnya receiver tetap
melakukan koleksi data. Penentuan Posisi dengan metoda Pseudo Kinematik
menerapkan dua sesi okupasi data pada titik yang sama secara singkat (5 menit), dengan
perbedaan satu sesi dengan lainnya kurang lebih 1 (satu) jam.metode inilah yang di
pakai dalam penelitian menguji ketelitian alat GNSS ComNav T300 dan GNSS Javad
Triumph-VS.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Tugas akhir ini merupakan penelitian dengan cara Observasi dan Deskriptif
Kualitatif dimana data yang diperoleh adalah data primer.
27
3.3 Alat dan Data
Dalam tahapan ini mencakup semua keperluan yang kita butuhkan untuk mencapai
dan membantu jalannya penelitian ini, adapun Alat dan data yang digunakan yaitu
sebagaimana diperlihatkan pada tabel 3.1:
Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan utama
meliputi: Pertama Pengumpulan Data,kedua Pengolahan Data, ketiga Analisa Data,
secara ringkas tahapan penelitian digambarkan pada diagram alir 3.1
28
A.Pengumpulan data
Pada tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa data
diantaranya yaitu data sekunder 4 titik acuan yang memiliki koordinat yang terperinci
dari BPN,data Pengamatan Rapid Static menggunakan GNSS ComNav T300 selama
dua hari ,data Pengamatan Rapid Static menggunakan GNSS Javad Triumph-VS selama
dua hari.
B. Pengolahan Data
Pada penelitian ini pengolahan data yang dilakukan adalah pengamatan GNSS
metode rapid static, pengolahan data dalam beberapa tahapan diantaranya yaitu :
1. Tahapan Pengolahan Data Pada Alat GNSS ComNav T300 yaitu Pengolahan data
pada Software CRU (Compass Receiver Utility),pengolahan data pada Software
TBC(Trimble Bussines Center),dan penggambaran menggunakan Software AutoCAD
Map 2012.
2. Tahapan pengolahan data pada alat GNSS Javad Triumph-VS yaitu Pengolahan data
pada Software JustinLink dan penggambaran menggunakan Software AutoCAD Map
2012.
3. Pengolahan Pada TBC( Trimble Business Center), pada tahapan pengolahan data
menggunakan software TBC dimana software ini digunakan untuk proses baselines atau
proses pengikatan base dengan titik pengamatan lapangan baik dalam hasil pengamatan
menggunakan Comnav T300 atau Javad Triumph-VS.
C. Analisa Data
Analisa data penelitian ini yaitu membandingkan hasil pengamatan alat GNSS
ComNav T300 dan GNSS Javad Triumph-VS dengan metode rapid static, pengamatan
ini dilakukan pada empat titik yang memiliki koordinat yang terperinci dari BPN.
29
Mulai
Studi Literatur
Post Processing GPS rapid static Post Processing GPS rapid static
pengamatan 5 menit pagi jam 08.00 dan pengamatan 5 menit pagi Jam 08.00
10 menit siang jam 12.00 dan 10 menit siang jam 12/00
555
Pengolahan Data
Selesai
30
3.5 Hasil Akhir
Hasil akhir dari pengolahan data penelitian ini dalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Data pada alat Comnav T300 waktu pengamatan 5 menit
31
Tabel 3.3 Data pada alat Comnav T300 waktu pengamatan 10 menit
32
Sf2_021920.jps Sf4_024037.19O
Tabel 3.5 Data pada alat Javad Triumph-VS waktu pengamatan 10 menit
Data pada gambar diatas data yang sudah melalui tahapan rinex dimana tahapan
rinex adalah tahapan dimana untuk mengolah data agar bisa terkoreksi oleh Software
Trimble Business Center (TBC),pada tahapan rinex setiap alat GNSS baik Comnav
T300 Dan Javad Triumph-VS memiliki aplikasi khusus atau aplikasi bawaan dari
Produk alat GNSS itu sendiri, Pada alat Comnav T300 menggunakan Software Compass
Receiver Utility (CRU), ikon sofware CRU dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan pada
alat Javad Triumph-VS menggunakan Software Justin Link seperti Gambar 3.4
34
Tabel 3.7 Data atau luaran Perangkat lunak TBC pada alat Javad Triumph-VS
ID Easting Northing
(Meter) (Meter)
10Sf01 184461.116 1396179.808
10Sf2 184383.364 1396171.777
10Sf3 184388.728 1396105.149
10Sf4 184469.951 1396108.718
Sf01 184461.279 1396179.308
Sf2 184383.852 1396171.229
Sf3 184388.834 1396104.501
Sf4 184470.060 1396108.249
35
Gambar 3.5 Pengikatan Base dengan pengamatan alat comnav T300 waktu
pengamatan 5 menit
Gambar 3.6 Pengikatan Base dengan pengamatan alat Comnav T300 waktu
pengamatan 10 menit
Pada Gambar 3.7 dan Gambar 3.8 merupakan gambar pengikatan base
menggukanan alat GNSS Javad Triumph-VS lama pengamatan 5 menit dan 10 menit.
36
Gambar 3.7 Pengikatan Base dengan pengamatan alat javad waktu pengamatan 5
menit
Gambar 3.8 Pengikatan Base dengan pengamatan alat javad waktu pengamatan 10
menit
Dapat dilihat dari gambar diatas adanya pengikatan antara Base dengan titik
pengamatan alat, jika tidak mengikat berarti tidak ada nya kesamaan perekaman antara
pengamatan Base dengan Pengamatan alat, ini sangat berpengaruh pada hasil
pengukuran jadi tidak terkoreksi dan menjadi kesalahan yang sangat fatal.
37
Pengolahan TBC sendiri menggunakan Projection yang sama yaitu zona indonesia 47.2
datum Transformation ITRF 2008 dan Geoid Model (EGM96(Global) dilihat pada
Gambar 3.9
Gambar 3.9 Coordinate SystemData patokan yang sudah ada pada Gambar 3.10 ,
data patokan ini merupakan hasil pengamatan menggunakan GNSS Trimble dengan
metode statik yang dilakukan oleh bidang IP ( Infrastuktur Pemetaan ) BPN Kanwil
Sumatera Barat, luas area patokan dapat dilihat pada Gambar 3.11 .
38
Gambar 3.11 Luasan Area Patokan ( 5594,8344 m2)
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Data Pengamatan Lapangan pada alat GNSS comnav T300 dan Javad
Triumph-VS
Tabel 4.1 Luasan dan Jarak Pada Pengamatan 5 Menit dan 10 Menit GNSS Comnav
T300 dan Javad Triumph –VS
Titik Patokan Titik Pengamatan GNSS Type Lama Pengamatan Selisih Jarak Patokan Ke Titik Gabungan Titik Pengamatan Luas Area (m2) Keterangan
5 menit 10 menit Pengamatan (m) posisi pada Type GNSS/Lama Pengamatan Patokan (Pengamatan-Patokan )
No Titik
titik patokan pengamatan
40
- Selisih dari hasil area luasan BPN pada alat GNSS Comnav T300 ke patokan
yaitu -175,9432 m2 dan Javad Triumph-VS ke patokan sebesar -89,0604
m2
4.1.2 Hasil pengamatan 10 menit
Pengamatan 10 menit atau pada undulasi saat dilakukan untuk lebih merujuk
pada tingkat ketelitian yang lebih mendekati hasil jarak dan luas pada titik patokan yang
sudah ada, pada pengamatan 10 menit titik patok pengamatan nya sama dengan titik
pengamatan 5 menit, hasil yang diperoleh dari pengamatan 10 menit yaitu :
- Pada pengamatan 10 menit alat Comnav juga lebih mendekati dari titik
patokan
- Pada pengamatan 10 menit luasan area yang terbentuk oleh GNSS Comnav
lebih mendekati luas area patokan yang merupakan luas BPN sebenarnya
- Pengamatan javad 10 menit hasil jarak maupun luas area yang terbentuk
lebih mendekati dibandingkan pada pengamatan 5 menit
- Selisih dari hasil area luasan BPN pada alat GNSS Comnav T300 ke patokan
yaitu -14,0493 m2 dan Javad Triumph-VS ke patokan sebesar -80,2275m2
- Pengamatan pada Comnav T300 jarak yang dihasilkan dari titik pengamatan
terhadap titik patokan pada pengamatan 5 menit dan 10 menit memang lebih
mendekati, akan tetapi selisih luasan area pada pengamatan 5 menit sangat
kurang dari hasil luasan area patokan yang seharusnya dimana luas patokan
5594,8344 m2 dan luas area 5 menit pada pengamatan Comnav T300 seluas
5418,8912 m2, sedangkan pada pengamatan 10 menit luasan yang dihasilkan
se luas 5580,7851 m2
- Pada pengamatan javad waktu pengamatan 5 menit jarak titik pengamatan
terhadap jarak patokan lebih menjauh akan tetapi luasan area pada
pengamatan 5 menit lebih mendekati luasan area patokan yang sudah ada,
luasan patokan 5594,8344 m2 dan luasan area yang terbentuk pada
pengamatan 5 menit yaitu 5580,7851 m2, hal ini berbanding terbalik pada
pengamatan javad 10 menit, pada pengamatan 10 menit luasan yang
dihasilkan sebesar 5514,6069 m2 atau berkurang dari luasan area yang
seharusnya.
41
4.2 Pembahasan Hasil Pengolahan Data Pengamatan Pada Software Autocad
MAP 2012 License BPN
Pengolahan pada AutoCAD MAP 2012 merupakan pengolahan Terakhir dalam
penelitian ini didalam pengolahan pada tahap ini diperoleh hasil luas dan jarak dari
setiap titik pengamatan pada Patokan yang sudah ada, AutoCAD MAP 2012 Memiliki
file tambahan yaitu GeoKKP Web yang berfungsi sebagai memunculkan Tools
Pemetaan pada software Autocad MAP yang berguna untuk mengimport Titik Dasar
Teknik atau titik yang sudah kita amati, file GeoKKP Web diperoleh dari Bidang
Infrastruktur Pemetaan ATR/BPN Kanwil Provinsi Sumatera Barat,setelah dilakukan
nya pengolahan data di Software AutoCAD MAP 2012 barulah hasil dari Penelitian ini
dapat dibandingkan hasil pengamatan Real dilapangan dari kedua alat GNSS Comnav
T300 dan Javad Triumph-VS yang sering digunakan oleh BPN sendiri untuk melakukan
pengukuran dilapangan .
Luasan yang terbentuk pada pengamatan menggunakaan alat GNSS Comnav T300
dapat dilihat pada Gambar 4.1 yaitu luasan yang dihasilkan dari waktu pengamatan 5
menit dan Gambar 4.2 merupakan luasan area pengamatan waktu pengamatan 10
menit.
Gambar 4.1 luasan Area Pengamtan 5 menit GNSS comnav T300 (5418,8912 m2)
42
Gambar 4.2 Luasan Area pengamatan 10 menit GNSS comnav T300 (5580,7851 m2)
Luasan yang didapat dari hasil pengukuran menggunakan GNSS Javad Triumph-
VS dilihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 yaitu hasil luasan dari hasil pengamatan
pada waktu 5 menit dan 10 menit.
Gambar 4.3 Luasan Area Pengamatan 5 menit GNSS Javad Triumph-VS (5505,7740
m2 )
43
Gambar 4.4 Luasan Area Pengamatan 10 Menit GNSS javad Triumph-VS (5514,6069
m2 )
Pada hasil luasan diatas terdapat varian luas yang sangat berpengaruh pada Gambar
yang dihasilkan, hal ini merupakan seputar pertanyaan mengenai kepastian akuratnya
pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat GNSS yang sering digunakan
oleh tim tim surveyor yang mengoperasikan alat tersebut pengukuran yang dilakukan
hanya mengeluarkan hasil yang sudah dilakukan QC (Quality Control), kembali kepada
metode pengamatan yang dipakai yaitu pengamatan rapid static ( pengamatan
singkat),metode ini dipakai karena untuk menghemat waktu dengan pengamatan yang
sangat singkat dari metode seperti Absolute karena pengamatan absolute sendiri
membutuhkan waktu yang sangat lama > 1 jam dan berpengaruh kepada target
pengukuran yang sudah ditetapkan waktu penyelesaian target itu sendiri, alat yang
sering dipakai BPN seprti Comnv T300 dan Javad Triumph-VS merupakan sama-sama
produk dari Negara China, Berikut adalah Luas area yang diperoleh dari hasil
pengamatan dilihat pada Tabel 4.2
44
Tabel 4.2 Hasil Luas Area Pengamatan
No Titik Gnss Type Waktu Luas Area (m2) Keterangan
pengamatan Pengamatan
2 T5.2 COMNAV V
3 T5.3 COMNAV V
4 T5.4 COMNAV V
6 T10.2 COMNAV V
7 T10.3 COMNAV V
8 T10.4 COMNAV V
10 Sf2 JAVAD V
11 Sf3 JAVAD V
12 Sf4 JAVAD V
14 10Sf2 JAVAD V
15 10Sf3 JAVAD V
16 10Sf4 JAVAD V
45
Pada tabel diatas terlihat perbedaan Luasan antara alat GNSS comnav T300
dengan Javad Triumph-VS, Tidak ada luas yang akurat dari 2 alat tersebut dan hanya
ada yang mendekati, semakin lama pengamatan maka akan semakin kecil perbedaan
luas antara data pengamatan dengan luas patokan yang sudah ada hal ini adalah suatu
yang real dalam setiap pengukuran dilapangan sebelum dilakukaknnya manipulasi data,
jika dilihat dari jarak antar titik pengamatan dengan patokan( kanwil1, kanwil2,
kanwil3, kanwil4 ) maka hasil yang didapat seperti Gambar 4.5 dimana dijelaskan arak
antara patok Kanwil 1 dengan titik pengamatan 5 menit pengamatan dengan
menggunakan alat GNSS Comnav T300 ( T5.2) dan alat GNSS javad Triumph-VS (
Sf2).
Gambar 4.5 Jarak antara titik patok Kanwil 1 dengan titk pengamatan 5 menit
comnav(T5.2), javad Triumph-VS(Sf2).
Pada patok Kanwil 2 jarak yang diasilkan antara titik pengamatan dengan titik
patokan sangat menjauh dapat dilihat pada Gambar 4.6 sedangkan pada patok Kanwil
3 jarak antara titik pengamatan dan titik patokan yang sudah ada hampir sama sama
mendekati seperti yang dilihat pada Gambar 4.7.
46
Gambar 4.6 Jarak antara titik patok kanwil 2 dengan titik pengamatan 5 menit comnav
(T5.1), javad Triumph-VS (Sf01).
Gambar 4.7 Jarak antara titik patok kanwil 3 dengan titik pengamatan 5 menit comnav
(T5.3), javad Triumph-VS (Sf3).
Pada patok Kanwil 4 jarak yang dihasilkan pada pengamatan 5 menit menggunakan
alat GNSS Comnav T300 dari patokan yaitu 2,8 meter sementara pada pengamatan
jarak menggunakan alat GNSS Javad Triumph-VS yaitu 3,1 meter seperti yang terlihat
47
pada Gambar 4.8, pada Gambar 4.9 menjelaskan hasil pengamatan 10 menit
menggunakan GNSS comnav T300 dan Javad Triumph-VS pada patokan Kanwil 1.
Gambar 4.8 Jarak antara titik patok kanwil 4 dengan titik pengamatan 5 menit comnav
(T5.4), javad Triumph-VS (Sf4)
Gambar 4.9 Jarak antara titik patok kanwil 1 dengan titik pengamatan 10 menit
comnav (T10.2), javad Triumph-VS (10Sf2)
Pada pengamatan 10 menit hampir seluruhnya mendekati titik patokan tetapi tetap
hasil alat Comnav T300 selalu lebih mendekati titik patokan yang yang dipaparkan pada
48
Gambar 4.10 dititik patokan Kanwil 2 , Gambar 4.11 dititik patokan Kanwil 3 dan
Gambar 4.12 ditik patokan Kanwil 4.
Gambar 4.10 Jarak antara titik patok kanwil 2 dengan titik pengamatan 10 menit
comnav (T10.1), javad Triumph-VS (10Sf01)
Gambar 4.11 Jarak antara titik patok kanwil 3 dengan titik pengamatan 10 menit
comnav (T10.3), javad Triumph-VS (10Sf3)
49
Gambar 4.12 Jarak antara titik patok kanwil 4 dengan titik pengamatan 10 menit
comnav (T10.4), javad Triumph-VS (10Sf4)
Tabel 4.3 Selisih jarak antara titik pengamatan dan titik patokan
SF2 √ 2,3703
T10.2 √ 1,8307
10SF2 √ 2,9647
50
2 KANWIL 2 T5.1 √ 3,9884
SF01 √ 4,5475
T10.1 √ 3,4296
10SF01 √ 4,2055
SF3 √ 1,4616
T10.3 √ 1,2411
10SF3 √ 2,1175
SF4 √ 3,1199
T10.4 √ 1,9080
10SF4 √ 3,5529
Dilihat pada tabel 4.3 maka hasil jarak antara titik pengamatan dengan patokan
yang paling mendekati titik patokan adalah 1,0033 m data yang dihasilkan oleh alat
GNSS comnav T300 (T5.3) pada pengamatan 5 menit dan hampir seluruh hasil
pengamatan titik yang direkam menggunakan GNSS Comnav T300 lebih mendekati
titik patokan yang sudah ada berbanding terbalik dengan GNSS Javad Triumph-VS
yang lebih jauh jaraknya dari titik patokan, pada titik pengamatan memang tidak ada
keakuratan yang tampak dan yang ada hanya titik yang mendekati.
51
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dari pengamatan lapangan menggunakan
GNSS Comnav T300 dan Javad Triumph-VS yang melalui tahapan pengolahan data
Menggunakan Software Trimble Business Center (TBC) dan AutoCAD MAP 2012,
Maka dapat disimpulkan :
1. Ketelitian data yang dihasilkan Oleh GNSS Comnav T300 lebih dominan dan
teliti dari pada hasil data pengamatan menggunakan GNSS Javad Triumph-VS.
2. - Hasil pengamatan 5 menit Menggunakan alat GNSS comnav T300 dan Javad
Triumph-VS hampir tidak ada titik yang mendekati Akurasi maupun Presisi,
jarak titik pengamatan Comnav T300 lebih mendekati titik patokan, jarak
maksimal yang dihasilkan dari titik pengamatan yaitu 3,9884 meter menjauhi titik
patokan, luasan yang terbentuk pada perbandingan pengamatan antara alat GNSS
Comnav T300 dan Javad Triumph-VS dalam waktu pengamatan 5 menit
disimpulkan GNSS javad lebih mendekati luasan area patokan yang sudah ada .
- Hasil pengamatan 10 menit Menggunakan alat GNSS comnav T300 dan Javad
Triumph-VS jarak yang paling mendekati antara titik pengamatan dengan titik
patokan yaitu hasil dari pengamatan GNSS Comnav T300 tetapi jarak yang
dihasilkan dari pengamatan 10 menit menggunakan GNSS Comnav T300 lebih
besar dari pengamatan 5 menit. Luasan yang terbentuk pada perbandingan
pengamatan antara alat GNSS Comnav T300 dan Javad Triumph-VS dalam waktu
pengamatan 10 menit di simpulkan GNSS Comnav T300 lebih mendekati luasan
area patokan yang sudah ada .
5.2 Saran
Dalam pemilihan alat GNSS yang banyak diproduksi oleh negara China yang
sedang marak-maraknya membuat produk-produk GNSS diantaranya seperti alat GNSS
Comnav T300 dan Javad Triumph-VS, semakin mahal alat yang di keluarkan oleh suatu
produk maka akan semakin tinggi kualitasnya dan alat yang murah biasanya banyak
menemukan kekurangan serta kelemahan dari alat itu sendiri, biasanya alat yang relatif
52
murah jangka waktu pemakaiannya sangat singkat. Selanjutnya untuk menemukan hasil
pengukuran yang lebih dikatakan akurat maka setiap alat yang baru dibeli sebaiknya
dilakukan pengujian terhadap hasil pengamatan alat itu sendiri hal ini sangat berguna
untuk mengurangi tingkat kesalahan pada suatu pengukuran yang sering dilakukan oleh
surveyor baik dalam instansi BPN maupun kantor jasa dalam bidang pengukuran.
53
DAFTAR PUSTAKA
55