Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus hidup manusia, yaitu

bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan di alami

oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan

baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai

fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya.

Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang makin

meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut membutuhkan upaya

pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua

yang sehat, bahagia, dan produktif. Lansia dapat dikatakann usia emas, karena

tidak semua orang dapat mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia

lanjut memerlukan tindakan keperawatan agar dapat menikmati masa usia

emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia (Maryam S, 2011).

Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran fisik, antara lain kulit

mulai mengendur, timbul keriput, pendengaran dan penglihatan berkurang,

mudah lelah, serta terjadi kecepatan proses degenerasi sel akibat yang

ditimbulkan adalah hilangnya sel-sel dalam bentuk penurunan efisiensi dan

gangguan fungsi organ, dengan demikian lansia ditandai dengan kehilangan

secara pregresif lean body mass (LBM=jaringan aktif tubuh) yang sudah

dimulai sejak usia 40 tahun yang disertai penurunan metabolisme sebesar 2%

1
2

setiap tahunnya yang disertai perubahan-perubahan disemua sistem didalam

tubuh manusia ( Darmojo, RB, 2000).

Pada Lansia ada juga perubahan sistem kardiovaskuler karena adanya

pengaruh umur dan ditandai dengan adanya perubahan anatomi di jantung dan

pembuluh darah, menurunnya denyut nadi maksimal, meningkatnya tekanan

darah, hipotensi postural, perubahan dalam pemulihan denyut nadi sesudah

aktivitas fisik, menurunnya jumlah darah yang dipompa dalam tiap denyutan,

dan perubahan dalam darah (Kusumawardani E, 2011).

Sebagaimana layaknya manusia yang bertumbuh semakin lama semakin

tua, pada dasarnya sel juga bertumbuh semakin lama semakin tua dan pada

akhirnya sel-sel tua itu mengalami kematian sel, ketidakteraturan juga tampak

dalam jumlah maupun ukuran sel yang semakin menurun maka dengan

berlanjutnya usia, organ tubuh kehilangan sebagian kemampuannya untuk

dapat berfungsi secara optimal, hingga secara keseluruhan fungsi tubuh

semakin berkurang saja (Tamher, 2009).

Adanya faktor yang menyebabkan menurunnya eritrosit pada lansia

kebanyakan kasus anemia terjadi karena defisiensi zat gizi yang dibutuhkan

untuk sintesis eritrosit, seperti zat besi, vitamin B6, B12, C, dan asam folat.

Lansia sering juga mengalami masalah dengan vitamin B12, meskipun sudah

mengkonsumsi dalam jumlah yang cukup. Vitamin B12 diperlukan untuk

mengubah folat menjadi bentuk aktif sehingga dapat berfungsi dalam

memproduksi sel darah merah (Harris, 2004).


3

Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoeisis. Setelah beberapa bulan

kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum

tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin. Setelah

dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa. Semakin bertambah

usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin menurun

(Amalia D, 2007).

Seiring dengan proses penuaan tersebut, tubuh akan mengalami berbagai

masalah kesehatan, hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk

melakukan penelitan mengenai “Gambaran Kadar Eritrosit Pada Lansia

yang Berada Di Panti Jompo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang latar belakang yang telah diuraikan,

maka dirumuskan suatu masalah, bagaimana gambaran kadar eritrosit pada

lansia di Panti Jompo ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum :

Untuk mengetahui kadar eritrosit pada Lansia yang berada di Panti Jompo.

2. Tujuan khusus :

Untuk mendeskripsikan hasil pemeriksaan kadar eritrosit pada Lansia

yang berada di Panti Jompo.


4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Menambah sumber kepustakaan bagi Akademik Bina Husada Kendari

2. Bagi Masyarakat.

Menambah wawasan dan sebagai bahan informasi bagi masyarakat pada

umumnya tentang gambaran kadar eritrosit pada usia lanjut.

3. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman berharga bagi peneliti dalam rangka menambah ilmu

pengetahuan dalam bidang kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai