Malaria
Malaria
dan gejala seperti denam. Tes apus darah mikroskopik merupakan baku emas
pemeriksaan tetapi terdapat juga tes yang lebih cepat, RDT (rapid detection test). Tes
lainnya bermanfaat untuk mencari komplikasi potensial atau diagnosis banding.
Riwayat Penyakit
Hal terpenting yang perlu ditanyakan terkait riwayat penyakit adalah riwayat bepergian
atau tinggal di daerah endemik malaria. Selain itu, perlu juga ditanyakan mengenai hal-
hal berikut:
flu-like illness
sakit kepala
muntah
mialgia, artralgia
merasa lemah[13]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik umumnya tidak spesifik pada malaria. Walau demikian, dapat
ditemukan konjungtiva mata pucat serta splenomegali.
Diagnosis Banding
Ada banyak penyakit tropis dengan demam yang harus dipertimbangkan sebagai
diagnosis banding malaria:
Babesiosis
Afrika Tripanosomiasis
Ehrlichiosis
Endokarditis karena infeksi bakteri, atau jamur
Influenza
Leptospirosis
Meningitis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan apus darah tebal dilakukan dengan pewarnaan Giemsa, atau Leishman.
Pemeriksaan ini dikenal sebagai tes kuantitatif. Sediaan ini 20 kali lebih sensitif
dibandingkan apus tipis namun lebih tidak spesifik dan tergantung operator. Untuk itu,
pemeriksaan ini harus dilakukan oleh 2 operator untuk memastikan hasil pemeriksaan.
Parasitemia dihitung berdasarkan jumlah eritrosit yang terinfeksi, positif jika densitas
parasit >4% atau 200000/碌 L darah. Malaria berat jika densitas Plasmodium falciparum
>10%, dan Plasmodium knowlesi ~2%, atau 100000/碌 L walau tidak ada bukti disfungsi
organ.
Pemeriksaan Darah
Trombositopenia
Kadar laktat dehidrogenase meningkat
Limfosit yang atipikal
Hemolisis pada malaria dapat menyebabkan penurunan kadar hemoglobin, dan pada
malaria berat dapat menyebabkan terjadinya anemia.
Pada malaria berat atau malaria serebral, dapat terjadi hipoglikemia sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan gula darah.
Pemeriksaan darah lain yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan fungsi hati, fungsi
ginjal, dan elektrolit (terutama sodium).
Tes imuno kromatografi berdasarkan antibodi terhadap protein histidin parasit malaria
Sensitivitas 91,7% dan spesifisitas 96,7%
Mudah dilakukan oleh petugas laboratorium
Namun, tes ini kurang efektif 聽 ketika jumlah parasit dibawah 100/mL darah
Bila hal ini terjadi, konfirmasi dengan tes skrining yang lainnya
False positif dapat terjadi selama 2 minggu, atau lebih setelah pengobatan karena adanya
antigen yang bersirkulasi secara persisten
Pemeriksaan ini sangat spesifik dan sensitif dalam menentukan keberadaan Plasmodium
dalam darah individu yang terinfeksi dan mendeteksi spesies Plasmodium penyebab
infeksi. Namun pemeriksaan ini tidak selalu tersedia pada fasilitas kesehatan dan
memiliki harga yang cukup mahal.
Kultur Darah
Pasien yang tidak merespon dengan pengobatan perlu dilakukan kultur darah untuk
menemukan ada tidaknya koinfeksi.
Radiologi
CT Scan kepala dilakukan bila ada kecurigaan edema serebral, atau perdarahan otak
Pungsi Lumbal
Pungsi lumbal dilakukan bila pasien menunjukkan kesadaran terganggu, dan untuk
menyingkirkan kemungkinan meningitis bakterial