BAB I Baru
BAB I Baru
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor dan kanker adalah suatu keadaan dimana sel-sel tubuh berkembang cepat melebih
batas normal perkembangan sel. Perkembangan sel tidak normal ini bisa terjadi secara jinak yaitu
hanya tumbuh dan membesar maupun secara ganas yaitu tumbuh secara tidak terkendali dan
merusak jaringan tubuh lainnya. Pertumbuhan sel secara cepat tapi masih terkendali yang hanya
tumbuh dan membesar inilah yang dikenal dengan istilah tumor. Tumor tidak terlalu berbahaya
sedangkan kanker sangat berbahaya dan diyakini bertanggung jawab untuk sekitar 25% dari
seluruh kematian. Kanker adalah kondisi tidak normal pada sel tubuh yang menjadikan sel
tumbuh dan berkembang cepat diluar kewajaran.
Beberapa jenis kanker memang memiliki stadium tertentu yang berbeda dengan yang
lain. Namun secara umum, dokter biasanya menggunakan dasar sistem TNM dalam menentukan
stadium pada kanker. Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering ditemukan
dikalangan wanita.
Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu epithelium yang normal sampai
menjadi Ca invasive yang memberikan gejala dan merupakan proses yang perlahan-lahan dan
mengambil waktu bertahun-tahun.
Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim yang
menonjol ke liang sanggama (vagina). Kanker serviks berkembang secara bertahap, tetapi
progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu
berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia.
Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi karsinoma
in-situ (KIS), kemudian berkembang lagi menjadi karsinoma invasif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dalam makalah ini dirumuskan menjadi empat
pertanyaan :
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Kanker Serviks ?
1
2. Apa Saja Stadium Kanker Serviks?
3. Peran Perawat Pada Paliatif Kanker Serviks?
4. Faktor Resiko Kanker Serviks?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang, tujuan makalah ini yaitu untuk mengetahui :
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Kanker Serviks.
2. Stadium Kanker Serviks.
3. Faktor Resiko Kanker Serviks.
4. Peran Perawat Pada Pasien Kanker Serviks.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Sebelum kita belajar tentang kanker, ada baiknya kita mengenal tumor terlebih
dahulu. Dalam beberapa hal tumor punya kesamaan dangan kanker, tapi dalam beberapa hal
lain, tumor juga berbeda dengan kanker. Namun sebagai kesimpulan dasar bisa dikatakan
bahwa kanker pasti tumor tapi tumor belum tentu kanker.
Tumor dan kanker adalah suatu keadaan dimana sel-sel tubuh berkembang cepat
melebih batas normal perkembangan sel. Perkembangan sel tidak normal ini bisa terjadi
secara jinak yaitu hanya tumbuh dan membesar maupun secara ganas yaitu tumbuh secara
tidak terkendali dan merusak jaringan tubuh lainnya. Pertumbuhan sel secara cepat tapi
masih terkendali yang hanya tumbuh dan membesar inilah yang dikenal dengan istilah
tumor. Tumor tidak terlalu berbahaya sedangkan kanker sangat berbahaya dan diyakini
bertanggung jawab untuk sekitar 25% dari seluruh kematian.
Kanker adalah kondisi tidak normal pada sel tubuh yang menjadikan sel tumbuh dan
berkembang cepat diluar kewajaran. Dalam literatur lain juga disebutkan bahwa definisi
penyakit kanker atau pengertian penyakit kanker adalah penyakit ganas yang ditandai
dengan terjadinya siklus sel yang khas yang akan menimbulkan kemampuan sel untuk:
1. Tumbuh terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal)
2. Menyerang jaringan bioligis yang ada didekatnya
3. Bermigrasi kejaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau system limfatik
disebut metastase
Dengan ketiga karakter ganas itulah yang akhirnya tebedakan antara kanker dan
tumor jinak. Dari definisi kanker di atas dapat disimpulkan bahwa asal mula sel kanker
bermula sel tubuh yang berkembang tidak normal yang akhirnya menyebar dan menjalar ke
seluruh tubuh secara cepat dan ganas. Adapun penyebab terjadinya kanker di antaranya
adalah:
1. Keturunan
2. Bahan kimia
3. Radiasi
3
4. Radiasi violet
5. Infeksi virus dan bakteri
Beberapa jenis kanker memang memiliki stadium tertentu yang berbeda dengan yang
lain. Namun secara umum, dokter biasanya menggunakan dasar sistem TNM dalam
menentukan stadium pada kanker. TNM (tumor formation, lymph node involvement, dan
metastasis) mempermudah dokter dalam mendiagnosis stadium kanker pada pasien.
Meskipun demikian, pasien biasanya perlu melakukan tes lebih lanjut untuk mengetahui
kondisi stadium yang dideritanya. Lima jenis stadium pada kanker seperti berikut ini :
1. Stadium 0 : Gejala awal dari stadium 0 pada kanker biasanya ditunjukkan dengan adanya
ketidaknormalan sel pada bagian tubuh tertentu.
2. Stadium I : Sel-sel yang tidak normal mulai berkumpul membentuk jaringan yang
bersifat kanker. Hal tersebut merupakan tanda dari stadium I pada kanker yang biasanya
masih bisa disembuhkan.
3. Stadium II : Kanker stadium II ditandai dengan adanya jaringan yang berkembang
menjadi tumor kecil. Meskipun demikian, biasanya stadium II pada kanker belum terlalu
menyebar pada organ di tubuh pasien.
4. Stadium III : Setelah tumor berkembang dan bersifat ganas, maka pasien didiagnosis
telah terserang kanker stadium III.
5. Stadium IV : Stadium akhir pada kanker ini ditandai dengan beberapa bagian organ
dalam tubuh yang telah terserang sel kanker. Selain itu, kanker stadium IV biasanya
paling susah disembuhkan.
Macam-macam kanker sungguh sangat banyak dan beragam. Semua kanker tersebut
tidak ada yang bersahabat dengan penderitanya. Semuanya berbahaya dan bahkan sangat
mematikan. Adapun macam-macam jenis kanker. Tetapi kelompok kami mengangkat
khusunya kanker serviks. Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus
merupakan kanker pembunuh wanita nomor dua di dunia setelah kanker payudara. Di
Indonesia, kanker leher rahim bahkan menduduki peringkat pertama. Kanker serviks yang
sudah masuk ke stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif
cepat.
4
Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering ditemukan dikalangan
wanita. Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu epithelium yang normal
sampai menjadi Ca invasive yang memberikan gejala dan merupakan proses yang
perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-tahun.
Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim yang
menonjol ke liang sanggama (vagina). Kanker serviks berkembang secara bertahap, tetapi
progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu
berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia.
Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi
karsinoma in-situ (KIS), kemudian berkembang lagi menjadi karsinoma invasif. Tingkat
displasia dan KIS dikenal juga sebagai tingkat pra-kanker. Dari displasia menjadi karsinoma
in-situ diperlukan waktu 1-7 tahun, sedangkan karsinoma in-situ menjadi karsinoma invasif
berkisar 3-20 tahun.
1. Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang
menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap
lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita. Gejala
Klinis Kanker Serviks
2. Tidak khas pada stadium dini. Sering hanya sebagai fluos dengan sedikit darah,
pendarahan pastkoital atau perdarahan pervagina yang disangka sebagai perpanjangan
waktu haid. Pada stadium lanjut baru terlihat tanda-tanda yang lebih khas, baik berupa
perdarahan yang hebat (terutama dalam bentuk eksofitik), fluor albus yang berbau dan
rasa sakit yang sangat hebat
Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Namun, kadang
bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari vagina ini makin
lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan
2. Perdarahan setelah sanggama (post coital bleeding) yang kemudian berlanjut menjadi
perdarahan yang abnormal.
5
3. Timbulnya perdarahan setelah masa menopause
4. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat
bercampur dengan darah.
5. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis. Timbul nyeri panggul (pelvis)
atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang
ke bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis. Selain itu, bisa juga timbul nyeri di tempat-
tempat lainnya.
Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki,
timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum), terbentuknya
fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh.
1. Faktor penyebab
HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak. Sebagai
tambahan perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga. Wanita perokok
mengandung konsentrat nikotin dan kotinin didalam serviks mereka yang merusak
sel. Laki-laki perokok juga terdapat konsetrat bahan ini pada sekret genitalnya, dan
dapat memenuhi servik selama intercourse.Defisiensi beberapa nutrisional dapat juga
menyebabkan servikal displasia.National Cancer Institute merekomendasikan bahwa
wanita sebaiknya mengkonsumsi lima kali buah-buahan segar dan sayuran setiap hari.
Jika anda tidak dapat melakukan ini, pertimbangkan konsumsi multivitamin dengan
antioksidan seperti vitamin E atau beta karoten setiap hari.
2. Faktor resiko
6
derah transformas pada sia tesebut bila serin terekspos. Frekuensi hubungna seksual
juga berpengaruh pada lebih tingginya resiko pada usia tersebut, yeyapitidak pada
kelompok usia lebih tua.
7
2. Kualitas hidup
Tujuan utama dari terapi paliatif adalah peningkatan kualitas hidup pasien,
bagaimana kualitas hidup yang diinginkan oleh penderita dan bagaimana cara meraih
dan mencapainya. Jennifer J. Clinch dan Harvey Schipper dalam Rasjidi, 2010
memberikan 10 dimensi kualitas hidup yang mendekati parameter untuk pengukuran
objektif sebagai pedoman. 10 dimensi kualitas hidup tersebut antara lain:
3. Faktor-faktor yang perlu dikaji pada pasien kanker yang memerlukan perawatan
paliatif
a. Faktor fisik
8
fisik yang terjadi pada klien terminal karena hal tersebut menimbulkan
ketidaknyamanan dan penurunan kemampuan klien dalam pemeliharaan diri.
b. Faktor psikologis
c. Faktor social
d. Faktor spiritual
9
5. Peran perawat pada pasien kanker
10
paliatif dan perawatan paliatif dirumah, kasus manajemen
menyediakan teratur; jasa, rumah perawatan, atau
perawatan rumah mempertimbangkan PACE; mempertimbangkan
dan layanan progam perawatan penempatan panti jompo
manajemen kasus paliatif dirumah dengan rumah perawatan
(jika ada) sakit atau dirumah, atau perawatan paliatif jika
rumah perawatan, perawat rumah pasien
rehabilitasi sub akut, kewalahan.
jasa manajemen
kasus dan PACE.
Perencanaan Menyerankan pasien Menyarankan pasien Menyarankan pasien untuk
keuangan untuk mencari untuk menilai meninjau semua sumber daya
bantuan dalam kembali kecukupan keuangan dan
merencanakan perencanaan kebutuhan;menginformasikan
keuangan, perawatan keuangan, perawatan pasien dan keluarga tentang
jangka panjang, medis, perawatan pilihan keuangan untuk
kebutuhan asuransi rumah, obat-obatan, perawatan pribadi dan jangka
dan memulai perawatan jangka panjang ( misalnya hospis
pengalihan aset jika panjang dan dan bantuan medis) jika
pasien sedang mendukung sumber daya tidak memadai
mempertimbangkan kebutuhan keluarga; untuk memenuhi kebutuhan;
aplikasi medis masa mempertimbangkan secara eksplisit
depan; merujuk perawatan hospis merekomondasikan
pasien ke pengacara dan kelayakan perawatan hospis dan
yang berpengalaman medicaid. meninjau kembali
dalam isu-isu keuntungannya;
kesehatan. mempertimbangkan
kelayakan pertolongan
medis.
Dukungan Menginformasikan Mendorong Mendorong keluarga dari
keluarga pasien dan keluarga dukungan atau luar kota untuk mengunjungi;
11
tentang kelompok konseling bagi mengirim pengasuh kepada
dukungan/untuk perawat keluarga; kelompok-kelompok
membentuk tim memastikan bahwa dukungan penyakit tertentu
paliatif; bertanya para pengasuh atau konseling; menanyakan
mengenai memiliki informasi secara rutin tentang
kebutuhan, tentang sumber daya kesehatan, kesejahteraan, dan
dukungan praktif praktis, stres, kebutuhan praktis pengasuh;
(misalnya depresi, dan menawarkan sumber daya
transportasi, obat, kecukupan untuk perawat pengganti,
dan perawatan perawatan medis; setelah kematian, mengirim
pribadi); mengidentifikasi kartu bela sungkawa, dan
mendengarkan sumber daya menghubungi setelah satu
kekhawatiran. dukungan praktis; sampai dua minggu;
merekomendasikan mempertahankan kontak
bantuan dari sesekali setelah kematian
keluarga dan teman; pasien; mendengarkan
meningkatkan kekhawatiran.
kemungkinan rumah
perawatan dan
mendiskusikan
manfaatnya;
mendengarkan
kekhawatiran.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Doyle, Hanks and Macdonald, 2003. Oxford Textbook of Palliative Medicine. Oxford Medical
Publications (OUP) 3 rd edn 2003
Ferrell, B.R. & Coyle, N. (Eds.) (2007). Textbook of palliative nursing, 2nd ed. New York, NY:
Oxford University Press
Rasjidin, Imam. 2010. Perawatan Paliatif Supportif & Bebas Nyeri pada Kanker. Jakarta:CV.
Sagung Seto.
14