Anda di halaman 1dari 4

HAKIKAT KEMANDIRIAN KOPERASI BAGI PEREKONOMIAN

INDONESIA

http://kusumarini-endah.blogspot.com/2013/11/hakikat-kemandirian-koperasi-bagi.html

- Koperasi sebagai wadah pengembangan potensi diri

Adanya kemandirian dalam koperasi berarti mengarahkan anggota koperasi menjadi pribadi
yang percaya akan kemampuan dirinya untuk mengembangkan potensi (baik potensi diri
maupun potensi koperasi yang bersangkutan) untuk maju. Kemandirian dalam koperasi pada
dasarnya mereka tidak perlu mengandalkan bantuan dari pihak lain untuk maju dan
berkembang. Sehingga diharapkan koperasi dapat menjadi wadah untuk membangun dan
mengembangkan potensi dari kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Koperasi juga
dapat berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidup manusia dan
masyarakat. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. Serta koperasi berusaha untuk
mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi, sesuai yang diamanatkan UU
Nomor 25 tahun 1992.

- Koperasi sebagai basis ekonomi kerakyatan yang berdiri tanpa intervensi pihak lain

Indonesia sebagai negara yang menganut sistem ekonomi pancasila perlu menekankan
adanya peran dominan koperasi sebagai motor penggerak perekonomian yang berdasar pada
unsur sosial. Dalam prakteknya, asas kekeluargaan dan prinsip harmoni
diutamakan. Intervensi dalam konteks ini mengandung maksud bahwa koperasi yang tidak
menggantungkan diri pada uluran tangan dari luar, termasuk dari pemerintah. Koperasi
didorong mampu dan aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah,
tanpa harus membangun ketergantungan.

Dilain pihak, kemandirian tidak berarti sikap tertutup, atau tidak mau bekerjasama, melainkan
sikap yang menghargai kerjasama, untuk mengembangkan kemandirian itu sendiri pada
tingkat yang lebih luas. Sehingga pada akhirnya jiwa kemandirian ini akan membawa
koperasi menjadi pioneer ekonomi kerakyatan yang membuahkan inovasi serta dapat
pengambangan usaha yang dapat menggenjot perekonomian nasional.
- Koperasi sebagai organisasi otonom dan Independen

Manakala koperasi mengadakan perjanjian dengan pihak lain termasuk dalam hal ini
pemerintah, atau memupuk sumber dana dari luar, maka persyaratannya koperasi harus
melaksanakannya berdasarkan persyaratan yang mnejamin pengawasan demokratis oleh para
anggotanya dan dapat mempertahankan otonomi mereka. Pengurus, pengawas dan
manajemen koperasi haruslah bersifat independen tidak memihak kepada pihak manapun
terkecuali untuk kemajuan koperasi tersebut. Menempatkan koperasi sebagai koperasi
multifungsi sejatinya koperasi memiliki peran ganda yaitu sebagai organisais bisnis yang
berorientasi pada keuntungan tetapi juga sebagai organisasi sosial untuk memberikan
pemerataan terhadap pendapatan dan penghidupan yang layak.

- Kekuatan ekonomi anggota sebagai indikator keberhasilan koperasi,

Tolak ukur keberhasilan koperasi secara mikro. Dapat diukur melalui dua sudut, yaitu sudut
perusahaan dan sudut efek koperasi yakni peningkatan jumlah anggota yang pada dasarnya
peningkatan jumlah anggota merupakan pengembangan penting dari asas koperasi, karena
sebagai kumpulan orang kekuatan ekonomi bersumber dari anggota perorangan. Kemudian
Peningkatan modal, terutama yang berasal dari koperasi sendiri. Jumlah modal dari dalam
dapat digunakan sebagai salah satu indikator utama dari kemandirian koperasi. Semakin besar
modal dari dalam berarti kemandirian koperasi tersebut semakin tinggi. Yang secara lebih
lanjut akan berpengaruh pada peningkatan volume usaha. Volume usaha ini tentunya
berkaitan pula dengan skala ekonomi, semakin besar volume usaha suatu koperasi berarti
semakin besar potensinya sebagai perusahaan, sehingga dapat memberikan pelayanan dan
jasa yang lebih baik kepada para anggota.

Secara umum tolak ukur bagi koperasi yang dikatakan mandiri dapat dilihat pula ketika ia
mampu dan berwenang memutuskan semua kegiatan yang berhubungan dengan usaha
koperasi, mampu dan berwenang mengelola seluruh kegiatan usahanya secara efektif dan
efisien, mampu mengarahkan segala sumber dana, mampu mempengaruhi kebijakan
pemerintah yang berhubungan dengan usaha koperasi, dan mampu mengatur dan mengelola
para karyawan secara mandiri. Atau juga dengan menciptakan suasana demokratis dalam
manajemen koperasi untuk menampilkan sosok kepengurusan yang efektif dan dinamis.
Mengembangkan dan melaksanakan program yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan
anggota, pengelola, dan pengurus, sehingga koperasi dapat menjadi kekuatan ekonomi yang
bersifat kekeluargaan dan berwatak sosial
KRITERIA /UKURAN PENILAIAN KUD MANDIRI

(Jukop, INSMENKOP No 04/Ins/M/VI/1988)

(1).Mempunyai anggota penuh minimal 25% dari jumlah penduduk dewasa yang memenuhi
persyaratan keanggotan KUD di daerah kerjanya.

(2).Dalam rangka meningkatkan produktivitas usaha anggota , maka pelayanan kepada


anggota minimal 60% dari volume usaha KUD secara keseluruhan.

(3).Minimal tiga tahun buku berturut-turut RAT dilaksanakan tepat pafa waktunya, sesuai
Petunjuk Dinas.

(4).Anggota Pengurus dan Badan Pemeriksa (Pengawas) semua berasal dari anggota KUD
dengan jumlah maksimal untuk Pengurus 5 orang dan Pengawas 3 orang.

(5).Modal sendiri KUD Minimal Rp.25.000.000,00

(6).Hasil audit laporan keuangan layak tanpa catatan / Unquallified opinion.

(7).Batas toleransi deviasi uasaha terhadap recana usaha KUD (Program dan Non Program)
sebasar 20%.

(8).Rasio Keuangan :

a. Likuiditas, antara : 150% s/d 200%.

b. Solvabilitas : minimal 100%.

(9).Total volume usaha harus proposional dengan jumlah anggota , dengan minimal rata-rata
Rp. 250.000,- per anggota per tahun.

(10).Pendapatan kotor minimal dapat menutup biaya rentabilitas berdasarkan prinsip


efisiensi.

(11).Sarana usaha layak dan dikelola sendiri.

(12).Tidak ada penyelewengan dan manipulasi yang merugikan KUD oleh pengelola KUD.

(13).Tidak mempunyai tunggakan.


KRITERIA KOP PERKOTAAN MANDIRI

1. Memiliki anggota minimal 25% dari jumlah potensi anggota di wilayah Koperasi
yang bersangkutan.
2. Minimal telah melaksanakan RAT selama 2 tahun terakhir berturut-turut secara tepat
waktu.
3. Pengurus dan pengawas berasal dari anggota dan dipilih melalui Rapat Anggota
4. Transaksi Anggota dengan koperasi mecapai minimal 30% dari pendapatan rata-rata
pertahun (pendapatan rata-rata per tahun minimal Rp. 1 juta) .
5. Tidak terdapat penyelewengan yang dilakukan pengurus/ pengawas dan pengelola
(Manajer) koperasi yang merugikan koperasi.
6. Mempunyasi sarana usaha yang memandai.
7. Pengembalian jasa oleh koperasi kepada anggota minimal 10% dari jumlah simpanan
pokok , wajib, simpanan lainnya serta hak-hak lain yang termasuk dalam perhitungan
kekayaan bersih.
8. Rasio kekayaan bersih diukur dari perbandingan jumlah kekayaan bersih dengan
jumlah aktiva minimal 10%.
9. a. Pencapaian Rencana Kerja dan Anggaran Koperasi terrealisasi minimal 80%.
b. Pembinaan dan Pendidikan anggota terdapat di dalam Rencana Kerja dan Anggaran
koperasi serta dapat direalisasikan

10. Opini hasil pemeriksaan laporan keuangan wajar tanpa pengecualian (Unqualified
Opinion).

11. Rasio keuangan dihitung dari aspek Rentabilitas , Likuiditas , dan Solvabilitas dengan
nilai tertimbang minimal mencapai 75.

Anda mungkin juga menyukai