Anda di halaman 1dari 6

PENYULUHAN DEMAM BERDARAH DESA KALISARI

(F.1 PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer Program


Internship Dokter Indonesia

Disusun Oleh:

dr.Lulu Dhiyaanty Kusumawardhani

Pendamping:

dr. Humiras Ely Darma S.

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


UPT PUSKESMAS LOSARI
CIREBON
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit DBD saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di
Indonesia dikarenakan angka kejadiannya yang masih tinggi dan masih menimbulkan
kematian di beberapa wilayah. Pertama kali penyakit DBD ini masuk ke Indonesia pada tahun
1968 di Surabaya, kini kasus DBD sudah menyebar luas hampir ke seluruh provinsi di
Indonesia. WHO menyatakan bahwa negara Indonesia merupakan negara yang memiliki
angka kejadian penyakit DBD tertinggi di Asia Tenggara.
Sampai saat ini vaksin untuk pencegahan maupun obat untuk penyembuhan masih dalam
tahap penelitian. Oleh karena itu cara yang dinilai paling efektif adalah melalui pengendalian
vektor yang menularkan penyakit DBD tersebut. Terdapat berbagai metode dalam
mengendalikan vektor nyamuk DBD. Salah satunya adalah dengan melakukan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan di rumah-rumah warga dan tempat umum melalui
gerakan 3M plus. PSN ini merupakan metode yang dinilai paling efektif dan efisisien karena
pada dasarnya metode ini berguna untuk memberantas jentik nyamuk dan mencegah agar
nyamuk tersebut berkembang biak, sehingga berpengaruh besar terhadap penurunan populasi
vektor yang akhirnya dapat menurunkan risiko penularan penyakit.
Pengetahuan merupakan aspek penting dalam membentuk partisipasi masyarakat melakukan
kegiatan PSN. Oleh karena itu, pemberian penyuluhan secara berkesinambungan dan
pemeriksaan jentik secara berkala dapat menjadi penggerak masyarakat agar aktif
melaksanakan kegiatan PSN, karena dengan kegiatan tersebut, diharapkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat dapat meningkat sehingga mau dan mampu melakukan kegiatan PSN
dengan benar.

B. Permasalahan dalam Masyarakat


Di awal tahun 2019 ini Penyakit DBD mengalami peningkatan yang signifikan di beberapa
desa di wilayah Puskesmas Losari. Masih rendahnya upaya warga dalam melakukan
pemberantasan nyamuk (PSN) dengan 3M dan tingginya curah hujan sehingga menggenangi
barang-barang bekas di luar rumah warga menambah tempat-tempat perkembangbiakan
nyamuk penyebab demam berdarah. Data kasus DBD tahun 2018 menunjukan terdapat 10
kasus DBD yang terjadi selama 1 tahun. Sementara data kasus DBD selama 2 bulan di tahun
2019 ini sudah ditemukan sebanyak 14 kasus. Dimana desa yang paling banyak ditemukan
kasus DBD ini adalah desa Kalisari.

C. Tujuan dan Target Kegiatan


Agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran dalam melakukan
pencegahan demam berdarah, diperlukan upaya pemberian informasi dan pemahaman
mengenai penyakit DBD itu sendiri, dari mulai penyebab, penularan, maupun gejala serta
tanda-tanda seseorang terkena DBD sampai dengan bagaimana tindakan pencegahannya, yaitu
dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN.
Kegiatan ini ditujukan pada seluruh masyarakat yang datang ke Posyandu Desa Kalisari

BAB II
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran dalam melakukan


pencegahan demam berdarah, masyarakat perlu diberikan edukasi mengenai penyakit DBD
itu sendiri sehingga diharapkan dapat secara aktif, mau serta mampu melakukan pencegahan
penyakit DBD. Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penyuluhan baik di
dalam maupun di luar gedung. Penyuluhan di dalam gedung bisa dilakukan di wilayah
puskesmas dengan sasaran pasien yang berkunjung ke puskesmas. Sementara penyuluhan di
luar gedung dapat dilakukan di Posyandu, poskesdes, sekolah, maupun saat kunjungan rumah.
Disini pelaksana melakukan penyuluhan di dalam gedung, selain karena mudah dilaksanakan,
juga pesertanya dapat mencakup semua kalangan, baik dewasa, lansia, maupun anak sekolah.

BAB III
PELAKSANAAN INTERVENSI

A. Bentuk Kegiatan
Penyuluhan dilakukan di Posyandu mawar Desa Kalisari. Materi yang disampaikan meliputi
apa itu DBD, penyebabnya, bagaimana penularannya, tanda dan gejalanya, bagaimana
penanganan awalnya serta apa saja tindakan pencegahan yang dapat dilakukan

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan:


Kegiatan penyuluhan mengenai DBD dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : Selasa, 26 November 2019
Pukul : 08.00 - selesai
Tempat : Posyandu mawar Desa Kalisari

C. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan ini adalah pasien yang datang ke Posyandu mawar Desa Kalisari
BAB III
MONITORING DAN EVALUASI
Penyuluhan dimulai dengan salam dan perkenalan diri yang dilanjutkan dengan
penyampaian materi. Penyuluhan berlangsung selama 15 menit. Selama penyuluhan
berlangsung, peserta menyimak dengan antusias. Penyampaian materi juga dilakukan secara 2
arah agar masyarakat dapat lebih menyimak materi yang ingin disampaikan dan agar
mengetahui sejauh mana pemahaman peserta mengenai DBD. Setelah diberikan penyuluhan
dilanjutkan diskusi tanya jawab. Pertanyaan yang diajukan oleh peserta diantaranya apakah
penyakit DBD bisa menyerang dua kali, lalu mengenai pencegahan DBD dengan 3M plus,
apa saja ikan yang dapat memakan jentik. Karena selama ini menanam ikan di tempat
penampungan seperti bak mandi, atau sumur sudah menjadi hal yang biasa dalam masyarakat
namun masih jarang yang mengetahui ikan apa saja yang dapat dipkai untuk memakan jentik.
Diharapakan dengan penyuluhan ini masyarakat dapat lebih memahami bahwa penyakit DBD
ini merupakan penyakit berbasis lingkungan yang dapat dicegah bila masyarakat peduli dan
secara bersama-sama aktif melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin.
Keterbatasan dari kegiatan penyuluhan ini adalah penyuluhan ini tidak disediakan media
penyuluhan seperti leaflet atau powerpoint. Diharapkan kedepannya penyuluhan mengenai
DBD ini bisa disertai dengan persiapan yang lebih baik dan media penyuluhan visual yang
lebih menarik agar masyarakat bisa menyerap informasi lebih banyak dari materi yang
disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai