5 Pemberantasan
Pada kasus cacingan tidak diperlukan pemberantasan secara menyeluruh terhadap ternak
(eradikasi), tetapi cukup dengan melakukan pengendalian rutin pada ternak (Aminah, 2003).
2.6 Analisis Resiko
Analisis risiko merupakan suatu landasan kebijakan untuk memutuskan aman tidaknya
dilakukan suatu importasi atau lalu lintas pemasukan/pengeluaran hewan dan produknya antar
area. Kunjungan tim on site review ke daerah asal perlu dilakukan karena merupakan tahap awal
untuk mengevaluasi, menilai kemungkinan dan kecenderungan skenario masuknya dan
berkembangnya agen penyebab penyakit Cacingan ke populasi hewan di daerah tujuan. Analisis
resiko dibuat berdasarkan perkiraan dari dinas setempat terhadap kejadian tertentu (Natsir dan
Sri, 2008).
Beberapa hal penting dalam melakukan analisis risiko (Natsir dan Sri, 2008):
1. Identifikasi bahaya (hazard).
2. Penilaian risiko (risk assesment) meliputi:
Release assesment (penilaian pengeluaran agen).
Exposure assesment (penilaian pendedahan).
Consequence assesment (penilaian dampak).
Risk estimation (perkiraan risiko).
3. Penataan risiko (risk management).
Tahap ini bertujuan untuk menentukan tingkat risiko dan meminimalkan risiko dengan
cara menerapkan sanitary measure.
4. Komunikasi risiko (risk communication).
Hasil analisis risiko dikomunikasikan secara transparan dan berkelanjutan ke beberapa
pihak terkait di masyarakat dan usulan penataan risiko kepada daerah asal dan daerah
tujuan.
Salah satu analisis risiko dapat menggunakan kajian ARK (analisis risiko kuantitatif).
Untuk analisis risiko kuantitatif perlu diketahui skenario dari daerah asal, mulai dari sumber dan
umur ternak yang akan dilalulintaskan antar area, pengangkutan ke karantina, pemeriksaan
kesehatan sebelum pengapalan, perlakuan sapi bibit saat pengangkutan di kapal. Probabilitas
setiap kejadian pada ARK dinilai secara kuantitatif. Penjumlahan dari seluruh probabilitas dalam
pathway merupakan total semua risiko(Natsir dan Sri, 2008).
3. Skenario pathway
Gejala penyakit Cacingan muncul pada sapi-sapi bibit pada saat berada
di alat angkut / kapal laut
Pemeriksaan karantina hewan di daerah tujuan/ pemasukan dapat
mendeteksi penyakit Cacingan
4. Koleksi Data
P1 = Probabilitas sistem surveilans oleh Dinas Peternakan Kabupaten Malang gagal mendeteksi
Cacingan = 0,02
a. Kasus Cacingan selama Tahun 2006 = 40 kasus
b. Jumlah sapi sampel yang diperiksa di Malang – JAWA TIMUR = 2000 ekor
c. Prevalensi = 40/2000 = 0,02
P2 = Probabilitas bahwa program pengendalian tidak dapat mencegah kejadian Cacingan di
Kabupaten Malang Jawa Timur = 4.750/10.500 = 0,4524
a. Jumlah populasi sapi di Malang – JAWA TIMUR = 10.500 ekor
b. Jumlah sapi yang tervaksin = 4.750 ekor
P3= Probabilitas bahwa monitoring pasca pengendalian tidak dapat mengetahui efektivitas
pelaksanaan pengendalian dalam mencegah kejadian Cacingan = 1
P4 = Probabilitas kondisi alam dan PH tanah di Malang yang relatif basa berpotensi
menimbulkan penyakit cacingan = 1
P5= Probabilitas pemeriksaan darah yang dilakukan oleh Laboratorium Dinas Peternakan
Propinsi Jawa Timur tidak dapat mendeteksi cacing = 40/2000 = 0,02
a. Jumlah sampel darah yang dikirim ke Laboratorium = 2000
b. Hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan hasil positif = 40
P6 = Probabilitas pemeriksaan karantina hewan di daerah pengeluaran selama 7 hari tidak dapat
mendeteksi penyakit Cacingan = 300/10.500 = 0,029
a. Jumlah populasi sapi di Malang – Jawa Timur = 10.500 ekor
b. Jumlah sapi yang dilalulintaskan dan diperiksa di karantina = 300 ekor
P7= Probabilitas gejala penyakit Cacingan muncul pada sapi-sapi bibit pada saat berada di alat
angkut / kapal laut = 1
P8= Probabilitas pemeriksaan karantina hewan di daerah tujuan/ pemasukan tidak dapat
mendeteksi penyakit Cacingan = 1
5. Perhitungan risiko
R = Pawal x R1x R2x R3x R4x R5x R6x R7x R8 = 1x0,02x0,4524x1x1x0,02x0,029x1x1
= 5,247x106
( Kemungkinan/ probabilitas kejadian cacingan yang mungkin muncul pada pemasukan sapi
bibit bali dari Malang - JAWA TIMUR ke Makassar adalah 5 ekor dalam 1 juta ekor sapi)
Pustaka
Natsir, Muhlis dan Sri Utami. 2008. Laporan Analisis Risiko Pemasukan Sapi Bibit Bali yang
Dikirim dari Lombok- NTB ke Makassar Terhadap Penyakit Anthraks. Balai Karantina Hewan
Kelas I Makassar
Aminah, Siti. 2003. Strategi Penanggulangan Penyakit Cacing pada Ternak Domba Melalui
Pendekatan Partisipatif di Kabupaten Purwakarta. Bogor : Balai Penelitian Ternak