BAB 1
PENDAHULUAN
Keterangan :
1. Analisi dan Definisi Persyaratan
Analisis dan definisi persyaratan pada sistem pendukung keputusan
pada pemilihan supplier didefinisikan dengan banyaknya supplier
dalam suatu perusahaan dapat menimbulkan suatu permasalahan
untuk dapat mengidentifikasi dan memilih supplier terbaik sehingga
dapat meningkatkan profit perusahaan, maka perlu dibuat sebuah
sistem penunjang keputusan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
2. Perancangan sistem dan Perangkat Lunak
Perancangan sistem pada sistem penunjang keputusan ini dimulai dari
pengumpulan data – data. Setelah data diperoleh, data kemudian diolah
terlebih dahulu sehingga hasil akhirnya akan ditampilkan dalam bentuk
software, dan bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat
aplikasi sistem penunjang keputusan ini adalah bahasa pemrograman
PHP dan menggunakan database MySQL .
3. Implementasi dan Pengujian unit
Setelah data diperoleh dan diolah, maka hasilnya akan
diimplementasikan dalam bentuk software dan pengujian terhadap
software tersebut akan dilakukan setelah software selesai dikerjakan.
4. Integrasi dan Pengujian Sistem
Setelah sistem benar – benar sudah selesai ( lengkap ) dikerjakan,
maka sistem akan diuji sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin
bahwa persyaratan telah dipenuhi.
5. Operasi dan Pemeliharaan
Pembetulan kesalahan dari sistem yang ditemukan dan membuat
dokumentasi berupa laporan untuk setiap tahapan proses di atas
sebagai kebutuhan laporan dalam skripsi ini dan untuk pengembangan
sistem di masa yang akan datang.
23
BAB II
LANDASAN TEORI
Blok ini trdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara
yang sudah tertentu yntuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
25
umum, jumlah variabel basis selalu sama dengan jumlah fungsi pembatas
(tanpa fungsi non negatif).
d. Solusi atau nilai kanan merupakan nilai sumber daya pembatas yang masih
tersedia.
e. Variabel surplus adalah variabel yang dikurangkan dari model matematik
kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan menjadi (=).
f. Variabel buatan adalah yang ditambahkan ke model matematik kendala
dengan bentuk atau = untuk difungsikan sebagai variabel basis awal.
g. Kolom pivot (kolom kerja) adalah kolom yang memuat variabel masuk.
Koefisien pada kolom ini akan menjadi pembagi nilai kanan untuk
menentukan baris pivot (baris kerja).
h. Baris pivot (baris kerja) adalah salah satu baris dari antara variabel basis
yang memuat variabel keluar.
i. Elemen pivot (elemen kerja) adalah elemen yang terletak pada
perpotongan kolom dan baris pivot
j. Variabel masuk variabel yang terpilih untuk menjadi variabel basis pada
iterasi berikutnya.
k. Variabel keluar adalah variabel yang keluar dari variabel basis pada iterasi
berikutnya dan digantikan oleh variabel masuk.
Fungsi Tujuan
s
Maksimumkan e p U s Yip .......................(2.1)
i 1
Kendala :
i
V
j 1
j X jp 1 .......................(2.2)
s i
U i Yik V j X jk 0 untuk k = 1,....,n .......................(2.3)
i 1 j 1
U i ,......U s 0 .......................(2.4)
V j ,...... V t 0 .......................(2.5)
Di mana:
s adalah jumlah pengukuran output
t adalah jumlah pengukuran input
n adalah jumlah DMU yang dievaluasi
Yik adalah nilai output pada pengukuran output ke-i (i=1,...,t) DMU ke-
k ()
X jk adalah nilai input pada pengukuran input ke-j (j=1,...,t) DMU ke-k
()
29
Vj adalah bobot input per unit pada pengukuran input ke-j (j=1,...,t)
Total harga beli sebagai variabel input yang nantinya akan dibayar oleh
perusahaan sebagai penerima produk dari supplier yang bersangkutan. Total harga
beli diperoleh dari kuantitas realisasi dikalikan dengan harga beli produk tersebut.
Data total harga beli dari masing-masing supplier tercantum pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Data Total Harga Beli Setiap Supplier [4, 2002]
Total Harga Beli
DMU Supplier
(Rp)
1 PT. Sinar Antjol 45.119.620,00
2 PT. Wings Surya 564.337.178,00
3 PT. Joenoes Ikatunggal Prima 20.232.631,00
4 PT. Unilever Jakarta 451.238.120,00
5 PT. Unilever Surabaya 23.956.738,00
6 PT. New Zealand Milk Indonesia 253.593.852,00
7 PT. Ultrajaya Milk Industry & Tading Jakarta 105.425.895,00
8 PT. Anugrah Pharmindo Lestari 71.909.964,00
9 PT. Nestle Indonesia 152.511.069,00
10 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Surabaya 70.602.767,00
31
Satuan mu atau makro unit adalah satuan unit yang digunakan untuk
menyatakan kuantitas (jumlah) produk. Selanjutnya dalam perhitungan
model matematis, nilai pemenuhan order tiap supplier dikonversikan dengan
mengalikan prosentase pemenuhan ordernya dengan total harga belinya.
b. Pengantaran (Delivery)
Delivery menyatakan kemampuan supplier dalam mengirim order sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan pihak perusahaan. Delivery ini terdiri
dari Delivery datang lebih cepat dan Delivery datang terlambat dari waktu
yang telah disepakati.
32
c. Kualitas Order
Berhubungan dengan order yang diterima, dimana terdapat produk yang
tidak memenuhi standar untuk dijual kembali kepada konsumen dari segi
kemasan, batas kadaluarsa pemakaian produk, cacat produksi, dan lain-lain.
33
Untuk kriteria ini dinilai dari jumlah atau kuantitas produk yang memenuhi
standar dikalikan dengan harga beli produk tersebut yang hasilnya tercantum
pada tabel 2.4.
Tabel 2.4. Data Kualitas Order Setiap Supplier [4, 2002]
DMU Supplier Kualitas Order (Rp)
1 PT. Sinar Antjol 45.119.620,00
2 PT. Wings Surya 564.337.178,00
3 PT. Joenoes Ikatunggal Prima 20.232.631,00
4 PT. Unilever Jakarta 451.238.120,00
5 PT. Unilever Surabaya 22.913.818,00
6 PT. New Zealand Milk Indonesia 253.465.802,00
7 PT. Ultrajaya Milk Industry & Tading Jakarta 104.008.695,00
8 PT. Anugrah Pharmindo Lestari 71.909.964,00
9 PT. Nestle Indonesia 152.511.069,00
10 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Surabaya 70.056.881,00
d. Data Kualitatif
Yaitu memuat kriteria-kriteria seperti sikap supplier, layanan perbaikan,
sistem komunikasi, dan lain-lain yang tidak bisa dinilai secara kuantitatif
atau perhitungan seperti kriteria harga beli, pemenuhan order, delivery dan
kualitas order. Penilaian untuk kriteria ini bersifat subjektif berdasarkan
sudut pandang kepentingan perusahaan, dengan memberikan nilai (score)
berdasarkan tingkat kepuasan terhadap layanan supplier.
Kriteria data kualitatif yang dinilai adalah sebagai berikut : [4, 2002]
1. Pelayanan Perbaikan
Yaitu layanan perbaikan yang diberikan oleh supplier jika ada barang
yang tidak sesuai denagn standar yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan, baik dari segi kemasan, batas kadaluarsa pemakaian produk,
dan lain-lain. Layanan perbaikan yang diberikan supplier dapat berupa
menggantikan dengan barang yang layak atau dengan memberikan
34
jaminan berupa uang sebagai ganti barang yang tidak layak. Perusahaan
akan lebih menghargai supplier yang memberikan layanan perbaikan
dengan menggantikan barang dengan barng.
2. Sistem Komunikasi
Yaitu bagaimana fasilitas komunikasi yang dimiliki oleh supplier
sehingga memudahkan transaksi dengan pihak perusahaan. Supplier
minimal harus memiliki fasilitas facsimile dan telepon sebagai alat bantu
komunikasi. Proses transaksi akan dipermudah lagi jika supplier
dilengkapi dengan fasilitas EDI (Electronic Data Interchange)
Electronic Data Interchange) yaitu fasilitas pemesanan order dengan
bantuan komputer.
3. Sikap Supplier
Yaitu bagaimana sikap supplier terhadap pihak perusahaan selama
bekerjasama. Sikap ini bisa dilihat dari keinginan berusaha yang
ditunjukkan oleh supplier, apakah bisa memberi dukungan terhadap
pihak perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggannya, juga bisa
dinilai dari komitmen supplier dalam mandukung tujuan dari
perusahaan.
4. Persyaratan Pembungkusan (Packaging)
Yaitu pembungkusan atau pengepakan yang diberikan supplier untuk
menjaga kondisi barang dalam keadaan yang bagus. Hal ini juga
mempengaruhi penilaian perusahaan terhadap layanan yang diberikan
perusahaan. Karena semakin tidak bagus pembungkusan maka akan
mempengaruhi kondisi barang yang didalamnya.
5. Tanggap Terhadap Masalah
Diharapkan supplier cepat tanggap terhadap masalah-masalah yang
terjadi dan dapat memberikan penyelesaian yang diharapkan oleh pihak
perusahaan.
6. Respon Terhadap Harga dan Penawaran
35
untuk kriteria data kualitatif diambil total score dari penilaian tingkat
kepuasan perusahaan untuk tiap supplier seperti yang tercantum pada tabel
2.5.
Tabel 2.5. Data Kriteria Kualitatif Setiap Supplier [4, 2002]
Total Tingkat
DMU Supplier
Kepuasan
1 PT. Sinar Antjol 38
2 PT. Wings Surya 40
3 PT. Joenoes Ikatunggal Prima 39
4 PT. Unilever Jakarta 42
5 PT. Unilever Surabaya 42
6 PT. New Zealand Milk Indonesia 42
7 PT. Ultrajaya Milk Industry & Tading Jakarta 37
8 PT. Anugrah Pharmindo Lestari 39
9 PT. Nestle Indonesia 50
10 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Surabaya 37
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Keterangan: X adalah nilai variabel input yaitu total harga beli tiap
supplier
Y1 adalah nilai variabel output yaitu kemampuan tiap supplier
dalam memenuhi kuantitas order perusahaan
Y2 adalah nilai variabel output yaitu delivery yang datang lebih
cepat
Y3 adalah nilai vaVnilai variabel output yaitu data kualitatif
tiap supplier
39
Dalam hal ini variabel input dalam artian inputan dari perusahaan kepada
supplier berupa total harga beli yang nantinya akan dibayarkan oleh perusahaan
sebagai penerima produk dari supplier yang bersangkutan. Sedangkan variabel
output dalam hal ini sebagai hasil dari aktifitas atau kegiatan transaksi yang di
keluarkan oleh setiap supplier berupa nilai-nilai penilaian perusahaan kepada
supplier.
Nilai kriteria input dan output pada tabel 3.1 dihasilkan dari perhitungan
sebelumnya yang dilakukan oleh bagian accounting melalui proses tahapan
perhitungan pada bab II hal 12 s/d 18.
Keterangan :
1. Hilangkan batasan kendala DMU ke-p dari fungsi kendala kedua pada rumus
(2.3)
2. Karena fungsi kendala dalam bentuk pertidaksamaan ( ), maka bentuk tabel
awal dengan menambah variabel slack ( S ) sesuai jumlah fungsi pembatas
yaitu 0 kecuali pada DMU yang bersesuaian yaitu 1. Tambahkan juga variabel
nilai kanan dan rasio ( R ).
3. Pada fungsi tujuan ( koefisien tiap ep ) ubah nilai menjadi negatif, sadangkan
untuk nilai fungsi kendala tetap.
4. Hitung variabel bobot input ( V ) dari DMU ke-p dengan rumus (2.2) dengan
besar variabel bobot input ≥ 0 sesuai dengan rumus (2.5).
5. Hitung semua nilai kanan ( NK ) dari DMU ke-p dengan cara mengalikan
bobot input ( V ) dengan nilai input DMU ke-k (k = 1,...,10) ( Xk )
NKk-n = V . Xk-n
Termasuk juga nilai kanan dari efisiensi (NKe) NKe = V . Xe dengan
Xe = 0 ( pada iterasi pertama )
6. Periksa tabel, apakah nilai kanan ada yang bernilai negatif,jika ada maka
selesai jika tidak ada di lanjutkan pada no. 7
NKk-n 0 dan NKe 0 maka selesai jika tidak maka lanjut no.7
7. Tentukan kolom pivot ( KP ) yaitu dengan memilih koefisien negatif terbesar
dari koefisien fungsi tujuan ( nilai di sebelah kanan baris ep ).
KP = negatif terbesar dari ep
8. Hitung nilai rasio ( R ) tiap DMU ke-k-n dengan membagi antara nilai kanan
dari DMU ke-k-n dengan koefisien yang berada dalam kolom pivot tiap DMU
ke-k-n.
Rk-n = NKk-n / KPk-n
9. Tentukan baris pivot ( BP ) dari hasil rasio ( Rk-n ) terkecil, jika ada nilai rasio
terkecil yang sama pilih salah satu secara sembarang
10. Tentukan elemen pivot ( LP ) yaitu dari perpotongan antara kolom pivot (KP)
dengan beris pivot ( BP )
42
11. Bentuk tabel baru, pertama sekali menghitung nilai baris pivot baru tiap
variabel dengan cara tiap baris pivot dibagi dengan elemen pivot ( LP ). Baris
baru lainnya merupakan pengurangan antara output dan variabel tambahan
dengan nilai kolom pivot tiap DMU ke-k-n dikali nilai baris pivot baru.
12. Periksa tabel, apakah tabel sudah optimal apa belum, tabel optimal jika semua
nilai koefisien pada baris ep bernilai positif atau 0. Jika belum, kembali ke
langkah no.7, jika sudah optimal maka nilai kanan dari ep yang terakhir
merupakan hasil nilai Super-efisiensi ( NKe = nilai super-efisiensi )
13. Bandingkan nilai Super-efisiensi tiap DMU, untuk nilai Super-efisiensi
terbesar maka akan mendapatkan rangking teratas. Jika ada nilai Super-
efisiensi yang sama maka rangking juga sama sesuai urutan.
a. Urutkan nilai super-efisiensi dari yang tertinggi sampai terendah
b. Masukkan nilai yang terurut ke dalam array
c. Cari nomor index nilai super-efisiensi pada array
d. Maukkan nomor index sebagai nomor rangking
14. Selesai
Kendala :
V X 3 1
s
U i Yik V X 3 0 untuk k = 1,2,4,5....,10
i 1
U 1 ,U 2 ,U 3 ,U 4 ,U 5 0
Vj 0
43
Di mana:
s adalah jumlah pengukuran output ( s = 5 )
t adalah jumlah pengukuran input ( t = 1 )
n adalah jumlah DMU yang dievaluasi ( n = 10 )
Yik adalah nilai output pada pengukuran output ke-i (i=1,2,3,4,5) DMU
ke-k ( k=1,...,10 )( )
X jk adalah nilai input pada pengukuran input ke-j (j=1) DMU ke-k (
k=1,...,10 ) ( )
Ui bobot output per unit pada pengukuran output ke-i (i 1,2,3,4,5)
V adalah bobot input per unit pada pengukuran input DMU ke-p
ep adalah efisien untuk DMU ke-p ( p = 1,2,...,10 )
3900.7581U5 - 105.4259V 0
DMU 8 67.4725U1 + 71.9047U2 + 63.0922U3 + 71.9100U4 +
2804.4886U5 - 71.9100V 0
DMU 9 136.2682U1 + 152.5111U2 + 108.6670U3 + 152.5111U4
+ 7625.5535U5 - 152.5111V 0
DMU 10 58.3849U1 + 70.6028U2 + 39.0778U3 + 70.0569U4 +
2612.3024U5 - 70.6028V 0
V0
U 1 ,U 2 ,U 3 ,U 4 ,U 5 0
1
s
Maksimumkan e p U s Yip
i 1
j 1
V j X jp 1
s i
U i Yik V j X
jk 0
i 1 j 1
U i ,......U s 0
V j ,......Vt 0
Sistem berjalan dimulai dari memasukkan arsip data supplier dari alternatif
supplier yang akan dipilih sebagai data untuk memasukkan data supplier yang ada
pada perusahaan. Nilai performansi tiap supplier, sebelumnya dilakukan proses
perhitungan oleh bagian accounting untuk memperoleh nilai kriteria tiap supplier
yang akan diproses super-efisiensinya oleh sistem. Setelah diperoleh nilai kriteria
tiap supplier lalu nilai tersebut dimasukkan pada sistem. Kemudian dari nilai-nilai
yang telah dimasukkan dilakukan proses perhitungan super-efisiensi tiap supplier
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan
menggunakan metode simpleks. Dari proses perhitungan super-efisiensi,
menghasilkan nilai super-efisiensi dari tiap-tiap supplier. Dari nilai super-efisiensi
3
tersebut sehingga diperoleh hasil pemilihan supplier mana yang terbaik yang
harus dipilih oleh perusahaan.
3.2.3.2. Data Flow Diagram Level 1 Proses Pengolahan Nilai Dengan Metode
DEA
Untuk DFD level 1 proses pengolahan nilai dengan metode simpleks ini
merupakan pemacahan dari proses pengolahan nilai dengan metode simpleks yang
ditunjukkan pada gambar 3.6.
7
Gambar 3.6. DFD Level 1 proses pengolahan nilai dengan metode Simpleks SI
Pada Pemilihan Supplier
a. Proses Nilai Super-Efisiensi Masing-Masing Supplier
Pada proses ini bagian purchassing memasukkan nilai supplier dan
menghasilkan keluaran verifikasi keefisienan dan nilai super-efisiensi yang
disimpan dalam view nilai super-efisiensi.
b. Proses Rangking Masing-Masing Supplier
Inputan pada proses ini didapat dari proses nilai super-efisiensi masing-
masing supplier. Pada proses ini menghasilkan keluaran berupa
pembandinngan nilai dan informasi rangking yang selanjutnya disimpan pada
tabel rangking supplier.
c. Proses Supplier Terpilih
Pada proses ini dibutuhkan masukan dari proses rangking masing-masing
supplier berupa nilai super-efisiensi dan menghasilkan keluaran berupa
supplier terpilih kepada bagian manajer pembelian, supplier terbaik kepada
manajer pembelian dan supplier terpilih yang akan disimpan dalam tabel
supplier terpilih.
tbl_login
username VA15
password VA15
tbl_supplier tbl_nilai_kriteria
kd_supplier <pi> VA10 <M> kd_nilai_s <pi> I <M>
nama_supplier VA30 harga DC15,5
alamat VA50 memiliki
pemenuhan_order DC15,5
kota VA15 delivery_cepat DC15,5
Identifier_1 <pi> delivery_terlambat DC15,5
setiap kualitas DC15,5
d_kualitatif DC15,5
tbl_nilai_kriteria
tbl_supplier
R_1 kd_nilai_s integer <pk>
kd_supplier varchar(10) <pk> kd_supplier varchar(10) <fk1>
nama_supplier varchar(30) kd_periode integer <fk2>
alamat varchar(50) harga decimal(15,5)
kota varchar(15) pemenuhan_order decimal(15,5)
R_2 delivery_cepat decimal(15,5)
delivery_terlambat decimal(15,5)
kualitas decimal(15,5)
d_kualitatif decimal(15,5)
tbl_periode
kd_periode integer <pk>
PERIODE varchar(25)
R_2 Merupakan relasi yang terjadi antar tabel periode dengan tabel nilai_
kriteria. Relasi yang terjadi antar tabel supplier dengan tabel nilai_ kriteria
adalah one-to-many dengan table periode sebagai table induknya.
Kualitas Double
Data_kualitatif Double
3. Tabel Periode
Tabel periode digunakan untuk menyimpan data periode. Adapun field-
field dari tabel periode ini tercantum pada tabel 3.4:
Tabel 3.4. Struktur Tabel periode
Nama field Tipe Ukuran Keterangan
Kd_periode integer Primary Key
periode varchar 25
Contoh :
Pada proses perhitungan awal dengan menggunakan data yang ada pada tabel 3.1
sebagai data nilai kriteria pada periode 1. setelah dilakukan perhitungan dan
menghasilkan supplier terbaik maka nilai input dan output supplier terbaik tidak
akan sama pada periode berikutnya. Setelah itu nilai input dan output tersebut
digunakan untuk perhitungan pada periode selanjutnya untuk mendapatkan
supplier terbaik pada periode itu.
4. View Rangking
View rangking digunakan untuk menampilkan rangking setiap supplier.
View rangking ini tambahan field dari view super-efisiensi. Adapun field-field
dari tabel nilai efisiensi ini tercantum pada tabel 3.5:
Tabel 3.5. Struktur View rangking
Nama field Tipe Ukuran Keterangan
Kd_supplier Varchar 10 Foreign Key
Nilai_super- Double
efisiensi
rangking Varchar 10
11
5. View Super-Efisiensi
View super-efisiensi digunakan untuk menyimpan dan menampilkan nilai
super-efisiensi dari tiap supplier. View super-efisiensi dihasilkan dari hubungan 2
tabel yaitu tabel supplier dengan tabel nilai kriteria. Adapun field-field dari view
super-efisiensi ini tercantum pada tabel 3.6:
Tabel 3.6. Struktur View Super-Efisiensi
Nama field Tipe Ukuran Keterangan
Kd_supplier Varchar 10 Foreign Key
Nilai_super_efisiensi Double
6. View Supplier_terpilih
View supplier terpilih ditampilkan untuk menampilkan supplier yang
terbaik. View supplier terpilih dihasilkan view rangking. Adapun field-field dari
tabel supplier terpilih ini tercantum pada tabel 3.7:
Tabel 3.7. Struktur View Supplier Terpilih
Nama field Tipe Ukuran Keterangan
Kd_supplier Varchar 10 Foreign Key
Supplier_terpilih Double 10
7. Tabel login
Tabel login digunakan untuk menyimpan data user dan password. Adapun
field-field dari tabel login ini tercantum pada tabel 3.8:
Tabel 3.8. Struktur Tabel login
Nama field Tipe Ukuran Keterangan
Username Varchar 15 -
Password Varchar 15
a. Antarmuka Login
Antarmuka Login ini merupakan tampilan pertama. Pengguna (user) dari
sistem ini adalah bagian purchassing yang mempunyai semua hak akses sistem.
Rancangan antarmuka login ini ditunjukkan pada gambar 3.9.
SISTEM INFORMASI
PEMILIHAN SUPPLIER DRYFOOD
DENGAN METODE SIMPLEKS
User name
Password
Kode Suplier :
Nama Supplier :
Alamat :
Kota :
No. Telepon :
SIMPAN BATAL
DAFTAR SUPPLIER
Harga :
Pemenuhan Order :
Delivery Cepat :
Delivery Terlambat :
Kualitas :
Data Kualitatif :
SIMPAN BATAL
Keterangan :
Pada field edit berfungsi untuk merubah data nilai kriteria.
Pada field delete berfungsi untuk menghapus data nilai kriteria.
Kode Suplier : v
Tahun : v
Periode : v
PROSES BATAL
h. Antarmuka rangking
Pada perancangan form antarmuka rangking ini difungsikan untuk
menampilkan hasil nilai super-efisiensi dan rangking tiap supplier yang
ditunjukkan pada gambar 3.15:
SUPPLIER TERPILIH
Nilai Super
No Nama Supplier Rengking
efisiensi
l. Antarmuka bantuan
Pada perancangan form antarmuka bantuan ini difungsikan untuk
menampilkan tata cara menjalankan sistem yang ditunjukkan pada gambar 3.18:
17
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan penulisan tugas akhir ini dalam
sebagai berikut :
5.2. Saran
Selain hasil-hasil yang diperoleh, penelitian ini masih menyimpan
beberapa peluang untuk dilakukannya pengembangan, antara lain :
1. Perlu adanya pengembangan pada database, dimana dapat dibuat untuk
masing-masing departemen sehingga tiap departemen dapat mengisi nilai
supplier berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
2. Perlu adanya penambahan proses perhitungan efisiensi tiap supplier untuk
mengetahui supplier yang efisien dan tidak efisien untuk diproses pada
proses perhitungan super-efisiensi.
3. perlu adanya pengembangan sistem pada proses perhitungan super-efisiensi,
banyaknya supplier saat proses tidak hanya terdiri dari 10 supplier tetapi ≤
10 sistem bisa berjalan agar sistem lebih fleksibel.
19
4. Perlu adanya validasi dan keamanan data pengisian dalam filtering supplier
agar tidak ada supplier yang sama dalam satu periode.