Anda di halaman 1dari 45

19

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap perusahaan membutuhkan produk-produk untuk memenuhi semua
kebutuhan yang diinginkan. Kualitas yang baik, harga murah, kemudahan dalam
mendapatkan produk, merupakan sebagian faktor yang di pertimbangkan pada
pembelian produk tersebut. Banyak perusahaan yang mendapatkan produk dari
beberapa supplier. Seperti yang dialami pada perusahaan makro Margomulyo
Surabaya selalu berusaha untuk mempertahankan citranya, apalagi peta retail
nasional kini menunjukkan makin sesak dengan hadirnya retail asing dengan
persaingan harga yang ketat dalam merebut pelanggan. Pada kondisi tersebut
memacu munculnya persaingan antar supplier. Dengan banyaknya supplier pada
suatu perusahaan sedikit banyak mempengaruhi pangsa pasar termasuk makro.
Banyaknya supplier yang ada, perusahaan makro menetapkan beberapa kriteria
pengukuran kinerja sebagai dasar untuk mengevaluasi kualitas layanan
(performance) tiap supplier. Dengan ditetapkannya kriteria-kriteria pengukuran
kinerja dari tiap supplier, pihak Makro akan mendapatkan input ( total harga beli)
yang sebanding dengan nilai output (kualitas layanan atau performance) supplier
baik segi kuantitatif maupun kualitatif, sehingga kualitas layanan (performance)
pada masa berikutnya pada perusahaan makro lebih meningkat [TRE02].
Pada kasus yang dialami oleh perusahaan makro Margomulyo Surabaya,
timbul suatu permasalahan, semakin banyak pilihan supplier yang tersedia, maka
proses pengambilan keputusan dari kondisi multikriteria akan semakin sulit untuk
dapat mengidentifikasi dan memilih supplier terbaik untuk meningkatkan profit
perusahaan. Dimana terdapat beberapa kriteria untuk penilaian supplier yang telah
di tentukan atas pertimbangan dari perusahaan yang terkait sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. bagaimanapun juga supplier memegang peranan penting
terhadap tersedianya produk sebagai syarat untuk dapat berlangsungnya sistem
transaksi bisnis.
20

Pemilihan supplier secara manual memang dianggap relatif lebih cepat


karena hanya didasarkan pada penilaian subjektif si pemilih supplier, disamping
itu ada kerugian yang yang harus ditanggung misalnya pilihan yang diambil tidak
mempertimbangkan nilai performansi dari alternatif supplier yang akan dipilih
dan akibatnya akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
berdasarkan permasalahan di atas maka perlu adanya sebuah sistem
informasi untuk membantu perusahaan dalam mengevaluasi performansi supplier
pada kondisi multi kriteria. Sistem yang akan dibangun ini berbasis web, karena
jaringannya yang luas, sistem dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja dan di
mana saja. Dengan adanya sistem tersebut, profit perusahaan akan semakin
meningkat, penilaian tidak lagi didasarkan pada penilaian secara subjektif si
pemilih supplier, tetapi penilaian lebih objektif berdasarkan nilai performansi
supplier yang dapat menunjang proses pemilihan sehingga dapat di ambil secara
baik dan dapat di pertanggung jawabkan. Sehingga akan mendukung terwujudnya
suatu perencanaan stretegis yang baik pula serta profit perusahaan akan lebih
meningkat.

1.2. Rumusan Masalah


Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
“ Bagaimana membuat suatu sistem informasi untuk memilih supplier
berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan dengan menggunakan metode
simpleks.”

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini yaitu “Membantu perusahaan dalam memilih supplier
pada kondisi multikriteria dengan menggunakan sebuah sistem berbasis
komputer.”
21

1.4. Batasan Masalah


Dalam penelitian skripsi agar permasalahan tidak meluas dari topik yang
dibahas maka perlu adanya batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian
ini antara lain :
1. Perhitungan difokuskan pada proses super-efisiensi 10 supplier pada bagian
dryfood.
2. Sistem hanya digunakan untuk pemilihan supplier dryfood.
3. Metode pemilihan supplier menggunakan pendekatan metode simpleks
dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
4. Data yang digunakan yaitu data nilai tiap DMU (supplier) untuk masing-
masing variabel bersumber dari [5].
5. Penulisan skripsi lebih ditekankan pada pembuatan sistem informasi
pemilihan supplier dan bukan pada pengujian akurasi metode simpleks.

1.5. Metodologi Penelitian


Metodologi yang dilakukan dalam pembuatan skripsi ini adalah sebagai
berikut :
Tahap pembangunan software pada sistem pendukung keputusan pada
pemilihan supplier ini menggunakan model air terjun ( waterfall ) (Sommerville :
2003), yang setiap tahapnya dapat dilihat pada gambar 1.1 dibawah ini :

Gambar 1.1 Tahapan Pembangunan Software


22

Keterangan :
1. Analisi dan Definisi Persyaratan
Analisis dan definisi persyaratan pada sistem pendukung keputusan
pada pemilihan supplier didefinisikan dengan banyaknya supplier
dalam suatu perusahaan dapat menimbulkan suatu permasalahan
untuk dapat mengidentifikasi dan memilih supplier terbaik sehingga
dapat meningkatkan profit perusahaan, maka perlu dibuat sebuah
sistem penunjang keputusan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
2. Perancangan sistem dan Perangkat Lunak
Perancangan sistem pada sistem penunjang keputusan ini dimulai dari
pengumpulan data – data. Setelah data diperoleh, data kemudian diolah
terlebih dahulu sehingga hasil akhirnya akan ditampilkan dalam bentuk
software, dan bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat
aplikasi sistem penunjang keputusan ini adalah bahasa pemrograman
PHP dan menggunakan database MySQL .
3. Implementasi dan Pengujian unit
Setelah data diperoleh dan diolah, maka hasilnya akan
diimplementasikan dalam bentuk software dan pengujian terhadap
software tersebut akan dilakukan setelah software selesai dikerjakan.
4. Integrasi dan Pengujian Sistem
Setelah sistem benar – benar sudah selesai ( lengkap ) dikerjakan,
maka sistem akan diuji sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin
bahwa persyaratan telah dipenuhi.
5. Operasi dan Pemeliharaan
Pembetulan kesalahan dari sistem yang ditemukan dan membuat
dokumentasi berupa laporan untuk setiap tahapan proses di atas
sebagai kebutuhan laporan dalam skripsi ini dan untuk pengembangan
sistem di masa yang akan datang.
23

1.6. Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan yang digunakan untuk penyusunan skripsi
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belekang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan tentang dasar teori yang mendukung sistem
informasi pemilihan supplier.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini menjelaskan tentang analisis dan rancangan sistem
yang akan digunakan pada pemilihan supplier. Dalam bab ini juga
dijelaskan pembangunan perangkat lunak sesuai dengan metode
yang digunakan, flowchart dan DFD pada pemilihan supplier.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini menjelaskan bagaimana sistem informasi pada pemilihan
supplier diimplementasikan dan memuat prosedur – prosedur dalam
bahasa pemrograman yang dipilih serta memuat dokumentasi hasil
pengujian pada perangkat lunak yang disesuaikan.
BAB V PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran dari keseluruhan isi
penulisan skripsi.
24

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi


Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan K.
Roscoe Davis sebagai berikut:
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi
dan menyediakan pihak luar tertentu dengan lapopran-laporan yang
diperlukan [JOG05].

2.2. Komponen Sistem Informasi

John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi


terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan
(building block), yaitu blok masukan (input block), blok model ( model block),
blok keluaran (output block), blok teknologo (technology block), blok basis data (
database block) dan block kendali (controls block). Sebagai suatu sistem, keenam
blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya
membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya [JOG05].

2.2.1 Blok Masukan

Input mewakili data masuk ke dalam sistem informasi. Input disini


termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat dokumen-dokumen dasar.

2.2.2 Blok Model

Blok ini trdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara
yang sudah tertentu yntuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
25

2.2.3 Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi


yang berkualitas dan dokunentasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen serta semua pemakai sistem.

2.2.4 Blok Teknologi

Teknologi merupakan ”kotak alat” (tool-box) dalam sistem infirmasi.


Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian
utama, yaitu teknisi (humenware atau brainware), perangkat lunak (software),
perangkat keras (hardware). Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengetahui
teknologi dan membuatnya dapat beroperasi. Misalnya teknisi adalah operator
komputer, pemrogram, operator pengolah kata, spesialis telekomunikasi, analis
sistem, penyimpan data dan lain sebagainya.

2.2.5 Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling


berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer
dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan
dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di
dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang
dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk
efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database
Management System).

2.2.6 Blok Kendali

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya


bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-
26

kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kasalahan, ketida efisienan, sabotase dan


lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk
meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila
terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.3. Metode Simpleks


Metode simpleks ialah suatu metode yang secara sistematis dimulai dari
suatu pemecahan dasar yang fisibel ke pemecaham dasar yang fisibel (feasible)
lainnya dan ini dilakukan berulang-ulang (dengan jumlah ulangan yang terbatas)
sehingga akhirnya tercapai suatu pemecahan dasar yang optimal dan pada setiap
step menghasilkan suatu nilai dan fungsi tujuan yang selalu lebih besar (lebih
kecil) atau sama dari step-step sebelumnya [JOH98]
Merupakan salah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan
dalam pemrograman linier. Penentuan solusi optimal menggunakan metode
simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi
optimal dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim satu persatu dengan cara
perhitungan iteratif. Sehingga penentuan solusi optimal dengan simpleks
dilakukan tahap demi tahap yang disebut dengan iterasi. Iterasi ke-i hanya
tergantung dari iterasi sebelumnya (i-1) [SIR05].
Ada beberapa yang sangat sering digunakan dalam metode simpleks,
diantaranya [SIR05] :
a. Iterasi adalah tahapan perhitungan dimana dalam perhitungan itu
tergantung dari nilai tabel sebelumnya.
b. Variabel non basis adalah variabel yang nilainya diatur menjadi nol pada
sembarang iterasi. Dalam terminologi umum, jumlah variabel non basis
selalu sama dengan derajat bebas dalam sistem persamaan.
c. Variabel basis merupakan variabel yang nilainya bukan nol pada
sembarang itersi. Pada solusi awal, variabel basis merupakan variabel
slack (jika fungsi kendala merupakan pertidaksamaan ) atau variabel
buatan (jika fungsi kendala merupakan pertidaksamaan  atau =). Secara
27

umum, jumlah variabel basis selalu sama dengan jumlah fungsi pembatas
(tanpa fungsi non negatif).
d. Solusi atau nilai kanan merupakan nilai sumber daya pembatas yang masih
tersedia.
e. Variabel surplus adalah variabel yang dikurangkan dari model matematik
kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan  menjadi (=).
f. Variabel buatan adalah yang ditambahkan ke model matematik kendala
dengan bentuk  atau = untuk difungsikan sebagai variabel basis awal.
g. Kolom pivot (kolom kerja) adalah kolom yang memuat variabel masuk.
Koefisien pada kolom ini akan menjadi pembagi nilai kanan untuk
menentukan baris pivot (baris kerja).
h. Baris pivot (baris kerja) adalah salah satu baris dari antara variabel basis
yang memuat variabel keluar.
i. Elemen pivot (elemen kerja) adalah elemen yang terletak pada
perpotongan kolom dan baris pivot
j. Variabel masuk variabel yang terpilih untuk menjadi variabel basis pada
iterasi berikutnya.
k. Variabel keluar adalah variabel yang keluar dari variabel basis pada iterasi
berikutnya dan digantikan oleh variabel masuk.

2.4. Input dan Output


Dalam proses super-efisiensi untuk mengevaluasi performansi supplier,
variabel input dan output harus ditentukan atas pertimbangan dari perusahaan
yang terkait sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebuah penelitian tentang
kriteria yang digunakan kalangan akademis dan praktisi dalam memilih dan
mengevaluasi supplier dilakukan oleh Gary W. Dikson (1966), pembahasan ini
dikutip dari jurnal yang ditulis oleh Erwin Widodo, Hari Supriyanto, dan M.
Husni S. Untuk Memilih Bahan Baku Produksi”. Dari penelitian Gary W. Dickson
tersebut didapatkan 23 kriteria, sehingga pemilihan dan evaluasi supplier dapat
dikategorikan sebagai suatu permasalahan yang bersifat multi kriteria. Metode
simpleks memanfaatkan data yang dimaksud untuk menghasilkan tingkat
28

efisiensi masing-masing supplier. Hasil keseluruhan dari perhitungan DEA ini


adalah nilai efisisnsi dari masing-masing supplier. [2, 2002]

2.5. Konsep Super-efisiensi


Super-efisiensi pertama-tama diusulkan oleh Andersen dan Peterson.
Penggunaannya sangat didukung karena kesederhanaan dan kegunaannya. Dengan
menggunakan super-efisiensi, untuk merangking semua unit, bahkan unit-unit
yang efisien, semuanya akan dinilai sama efisiensinya yang telah mencapai nilai
teratas 1 atau 100%. [2, 2002]

Fungsi Tujuan
s
Maksimumkan e p   U s Yip .......................(2.1)
i 1

Kendala :
i

V
j 1
j X jp  1 .......................(2.2)

 s   i 
 U i Yik    V j X jk   0 untuk k = 1,....,n .......................(2.3)
 i 1   j 1 
   
U i ,......U s  0 .......................(2.4)

V j ,...... V t  0 .......................(2.5)

Di mana:
s adalah jumlah pengukuran output
t adalah jumlah pengukuran input
n adalah jumlah DMU yang dievaluasi
Yik adalah nilai output pada pengukuran output ke-i (i=1,...,t) DMU ke-

k ()
X jk adalah nilai input pada pengukuran input ke-j (j=1,...,t) DMU ke-k

()
29

Ui bobot output per unit pada pengukuran output ke-i (i  1,..., s)

Vj adalah bobot input per unit pada pengukuran input ke-j (j=1,...,t)

ep adalah efisien untuk DMU ke-p

Konsep dari super-efisiensi adalah membiarkan adanya efisiensi DMU


yang diamati lebih besar dari 1 atau 100%. Dalam perhitungannya, konsep super
efisiensi diterapkan pada model matematis pada metode simpleks. Hal ini
diperoleh dengan cara menghilangkan batasan yang terkait dari rangkaian kendala
atau batasan p dalam rumus kendala kedua model metematis metode simpleks
untuk DMU ke-p yang akan dicari super-efisiensinya, sehingga tidak ada batasan
efisiensi lebih kecil sama dengan 1 untuk DMU ke-p. Super efisiensi hanya
mempengaruhi unit (DMU) yang dianggap sama efisien dengan batasan yang
dihilangkan, yang tidak mengikat unit yang tidak efisien karena efisiensinya lebih
kecil dari pada 1 atau 100%.

2.6. Pengumpulan Data


Melalui analisa metode simpleks, akan diukur super-efisiensi dari 10
supplier Makro pada bagian dryfood .
Dalam hal ini Supplier disebut sebagai Decision Making Unit (DMU) yang
akan dievaluasi. DMU tersebut terdiri dari : [4, 2002]
DMU 1 : PT. Sinar Antjol
DMU 2 : PT. Wings Surya
DMU 3 : PT. Joenoes Ikatunggal Prima
DMU 4 : PT. Unilever Jakarta
DMU 5 : PT. Unilever Surabaya
DMU 6 : PT. New Zealand Milk Indonesia
DMU 7 : PT. Ultrajaya Milk Industri & Trading Jakarta
DMU 8 : PT. Anugrah Pharmindo Lestari
DMU 9 : PT. Nestle Indonesia
DMU 10 : PT. Ultrajaya Milk Industri & Trading Surabaya
30

Untuk menetapkan pengukuran dan karakteristik yang dipakai dalam


mengevaluasi kualitas layanan supplier dipilih 6 kriteria. 6 kriteria tersebut telah
ditetapkan oleh perusahaan sebagai acuan pengukuran performance/kinerja
supplier.Data keenam kriteria dikelompokkan menjadi 1 (satu) data input yaitu
total harga beli produk dan 5 (lima) data output yaitu pemenuhan order, delivery
cepat, delivery terlambat, kualitas, dan data kualitatif. [4, 2002]
Keenam kriteria diatas, kemudian dipisahkan dalam kedua kelompok.
1. Kelompok Input : kriteria total harga beli bersih produk, dimana kriteria ini
dianggap sebagai suatu pengorbanan yang harus diberikan oleh perusahaan
kepada supplier untuk memperoleh bebrapa manfaat dari produk yang
diperolehnya.
2. Kelompok Output : kriteria pemenuhan order, delivery cepat, delivery
terlambat, kualitas, dan data kualitatif, dimana kelima kriteria ini adalah
manfaat dari performance supplier yang dapat diperoleh oleh perusahaan.

Total harga beli sebagai variabel input yang nantinya akan dibayar oleh
perusahaan sebagai penerima produk dari supplier yang bersangkutan. Total harga
beli diperoleh dari kuantitas realisasi dikalikan dengan harga beli produk tersebut.
Data total harga beli dari masing-masing supplier tercantum pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Data Total Harga Beli Setiap Supplier [4, 2002]
Total Harga Beli
DMU Supplier
(Rp)
1 PT. Sinar Antjol 45.119.620,00
2 PT. Wings Surya 564.337.178,00
3 PT. Joenoes Ikatunggal Prima 20.232.631,00
4 PT. Unilever Jakarta 451.238.120,00
5 PT. Unilever Surabaya 23.956.738,00
6 PT. New Zealand Milk Indonesia 253.593.852,00
7 PT. Ultrajaya Milk Industry & Tading Jakarta 105.425.895,00
8 PT. Anugrah Pharmindo Lestari 71.909.964,00
9 PT. Nestle Indonesia 152.511.069,00
10 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Surabaya 70.602.767,00
31

Sedangkan kriteria output yang dipilih untuk evaluasi supplier sebagai


berikut:
a. Prosentase Pemenuhan Order
Yaitu kemampuan supplier dalam memenuhi kuantitas order yang dipesan
oleh makro yang dinyatakan dengan rasio antara kuantitas order realisasi
yang diterima oleh makro dengan kuantitas order yang seharusnya. Data
pemenuhan order tercantum pada tabel 2.2. sebagai berikut :
Tabel 2.2. Data Prosentase Pemenuhan Order Setiap Supplier [4, 2002]
Kuantitas Kuantitas Prosentase
DMU Supplier Realisasi Order Pemenuhan
(mu) (mu) Order (%)
1 PT. Sinar Antjol 2.760 3.172 0,870113
2 PT. Wings Surya 31.043 33.334 0,931271
3 PT. Joenoes Ikatunggal Prima 1.371 1.435 0,955401
4 PT. Unilever Jakarta 10.071 11.141 0,903958
5 PT. Unilever Surabaya 3.445 3.784 0,910412
6 PT. New Zealand Milk Indonesia 4.631 5.374 0,861742
7 PT. Ultrajaya Milk Industry & 5.369 7.210 0,74466
Tading Jakarta
8 PT. Anugrah Pharmindo Lestari 7.116 7.584 0,938291
9 PT. Nestle Indonesia 2.542 2.845 0,893497
10 PT. Ultrajaya Milk Industry & 3.756 4.542 0,826948
Trading Surabaya

Satuan mu atau makro unit adalah satuan unit yang digunakan untuk
menyatakan kuantitas (jumlah) produk. Selanjutnya dalam perhitungan
model matematis, nilai pemenuhan order tiap supplier dikonversikan dengan
mengalikan prosentase pemenuhan ordernya dengan total harga belinya.

b. Pengantaran (Delivery)
Delivery menyatakan kemampuan supplier dalam mengirim order sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan pihak perusahaan. Delivery ini terdiri
dari Delivery datang lebih cepat dan Delivery datang terlambat dari waktu
yang telah disepakati.
32

Unutk Delivery yang datang terlambat akan menyebabkan perusahaan


kehilangan kesempatan menjual produk selama selisih hari keterlambatan
kedatangan order. Hilangnya kesempatan ini dinilai dalam rupiah yaitu:
= (kuantitas order realisasi x harga beli) x selisih hari keterlambatan order,
7
Karena normalnya pemesanan order dilakukan setiap 1 kali dalam
seminggu.
Untuk delivery yang datang lebih awal menyebabkan perusahaan akan
kehilangan kesempatan memperoleh bunga bank perhari (asumsi bunga
bank perhari sebesar 0.03 %) dari dana pembelian produk selama selisih hari
kecepatan kedatangan order. Hilangnya kesempatan ini diperoleh dengan:
=(0.03%)x kuantitas order realisasi x harga beli x selisih hari kecepatan
order. Selanjutnya dalam perhitungan model matematik, kerugian delivery
tiap supplier dikonversikan ke dalam keuntungan atau manfaat dengan cara
mengurangi total harga belinya dengan kerugian deliverynyayang tercantum
pada tabel 2.3.
Tabel 2.3. Data Kerugian Akibat Delivery Setiap Supplier. [4, 2002]
Delivery Delivery
DMU Supplier
Cepat (Rp) Terlambat (Rp)
1 PT. Sinar Antjol 2.292,413 6.310.134,714
2 PT. Wings Surya 0 90.229.240,57
3 PT. Joenoes Ikatunggal Prima 2.325,373 9.154.791,143
4 PT. Unilever Jakarta 0 188.995.512,90
5 PT. Unilever Surabaya 2.216,074 10.123.392,29
6 PT. New Zealand Milk Indonesia 22.095,702 26.851.714.,86
7 PT. Ultrajaya Milk Industry & 4.729,398 29.282.863,00
Tading Jakarta
8 PT. Anugrah Pharmindo Lestari 5.217,934 8.817.760,571
9 PT. Nestle Indonesia 0 43.844.107,00
10 PT. Ultrajaya Milk Industry & 0 31.524.922,86
Trading Surabaya

c. Kualitas Order
Berhubungan dengan order yang diterima, dimana terdapat produk yang
tidak memenuhi standar untuk dijual kembali kepada konsumen dari segi
kemasan, batas kadaluarsa pemakaian produk, cacat produksi, dan lain-lain.
33

Untuk kriteria ini dinilai dari jumlah atau kuantitas produk yang memenuhi
standar dikalikan dengan harga beli produk tersebut yang hasilnya tercantum
pada tabel 2.4.
Tabel 2.4. Data Kualitas Order Setiap Supplier [4, 2002]
DMU Supplier Kualitas Order (Rp)
1 PT. Sinar Antjol 45.119.620,00
2 PT. Wings Surya 564.337.178,00
3 PT. Joenoes Ikatunggal Prima 20.232.631,00
4 PT. Unilever Jakarta 451.238.120,00
5 PT. Unilever Surabaya 22.913.818,00
6 PT. New Zealand Milk Indonesia 253.465.802,00
7 PT. Ultrajaya Milk Industry & Tading Jakarta 104.008.695,00
8 PT. Anugrah Pharmindo Lestari 71.909.964,00
9 PT. Nestle Indonesia 152.511.069,00
10 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Surabaya 70.056.881,00

Sebagai contoh perhitungan kualitas order PT. Unilever Surabaya (DMU5),


diperoleh kualitas order (Rp) DMU 5 sebesar:
= (80 x Rp 8.113,00) + (40 x Rp 9.097,00)
= Rp 22.943.818,00

d. Data Kualitatif
Yaitu memuat kriteria-kriteria seperti sikap supplier, layanan perbaikan,
sistem komunikasi, dan lain-lain yang tidak bisa dinilai secara kuantitatif
atau perhitungan seperti kriteria harga beli, pemenuhan order, delivery dan
kualitas order. Penilaian untuk kriteria ini bersifat subjektif berdasarkan
sudut pandang kepentingan perusahaan, dengan memberikan nilai (score)
berdasarkan tingkat kepuasan terhadap layanan supplier.
Kriteria data kualitatif yang dinilai adalah sebagai berikut : [4, 2002]
1. Pelayanan Perbaikan
Yaitu layanan perbaikan yang diberikan oleh supplier jika ada barang
yang tidak sesuai denagn standar yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan, baik dari segi kemasan, batas kadaluarsa pemakaian produk,
dan lain-lain. Layanan perbaikan yang diberikan supplier dapat berupa
menggantikan dengan barang yang layak atau dengan memberikan
34

jaminan berupa uang sebagai ganti barang yang tidak layak. Perusahaan
akan lebih menghargai supplier yang memberikan layanan perbaikan
dengan menggantikan barang dengan barng.
2. Sistem Komunikasi
Yaitu bagaimana fasilitas komunikasi yang dimiliki oleh supplier
sehingga memudahkan transaksi dengan pihak perusahaan. Supplier
minimal harus memiliki fasilitas facsimile dan telepon sebagai alat bantu
komunikasi. Proses transaksi akan dipermudah lagi jika supplier
dilengkapi dengan fasilitas EDI (Electronic Data Interchange)
Electronic Data Interchange) yaitu fasilitas pemesanan order dengan
bantuan komputer.
3. Sikap Supplier
Yaitu bagaimana sikap supplier terhadap pihak perusahaan selama
bekerjasama. Sikap ini bisa dilihat dari keinginan berusaha yang
ditunjukkan oleh supplier, apakah bisa memberi dukungan terhadap
pihak perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggannya, juga bisa
dinilai dari komitmen supplier dalam mandukung tujuan dari
perusahaan.
4. Persyaratan Pembungkusan (Packaging)
Yaitu pembungkusan atau pengepakan yang diberikan supplier untuk
menjaga kondisi barang dalam keadaan yang bagus. Hal ini juga
mempengaruhi penilaian perusahaan terhadap layanan yang diberikan
perusahaan. Karena semakin tidak bagus pembungkusan maka akan
mempengaruhi kondisi barang yang didalamnya.
5. Tanggap Terhadap Masalah
Diharapkan supplier cepat tanggap terhadap masalah-masalah yang
terjadi dan dapat memberikan penyelesaian yang diharapkan oleh pihak
perusahaan.
6. Respon Terhadap Harga dan Penawaran
35

Yaitu supplier memberikan harga yang relatif murah dibandingkan


dengan supplier lain yang sejenis, selain itu juga perusahaan bisa diajak
kompromi dalam masalah penawaran harga.
7. Reaksi Tindakan Perbaikan
Yaitu cepat dalam melakukan tindakan perbaikan jika diminta oleh pihak
perusahaan untuk meningkatkan kualitas layanan mereka.
8. Memberikan Informasi Teknis
Yaitu supplier terbuka dalam memberikan informasi teknis yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Informasi-informasi teknis bisa berupa
informasi mengenai supplier, mengenai produk-produk yang ditawarkan,
dan informasi-informasi lain yang dibutuhkan oleh perusahaan.
9. Memberikan Informasi-Informasi Baru
Yaitu selalu memberikan informasi-informasi baru yang bermanfaat bagi
perusahaan, misalnya memberitahukan setiap ada perubahan harga
produk, produk baru, dan lain-lain.
10. Konfirmasi Ulang Pesanan
Yaitu supplier selalu melakukan konfirmasi ulang mengenai order yang
dilakukan oleh perusahaan. Konfirmasi ulang pesanan ini sangat
bermanfaat untuk menghindari terjadinya kesalahp-ahaman mengenai
order yang seharusnya dipenuhi. Hal ini juga bisa mengurangi kriteria
keterlambatan order dan order yang tidak terpenuhi.
11. Prosedur Penanganan Pesanan
Yaitu supplier terbuka dengan perusahaan mengenai prosedur
penanganan pesanan yang mereka miliki. Perusahaan lebih
mengharapkan supplier dengan prosedur penanganan pesanan yang
memberi kemudahan bagi perusahaan.
Untuk kriteria yang bersifat kualitatif dibantu dengan penilaian secara
subjektif yang diangkakan berdasarka tingkat kepuasan perusahaan terhadap
kriteria layanan supplier. Kriteria layanan diberi nilai 5 jika perusahaan
merasa sangat puas terhadap layanan yang diberikan supplier, nilai 4 cukup
puas, nilai 3 rata-rata, nilai 2 tidak puas, dan nilai 1 sangat tidak puas. Nilai
36

untuk kriteria data kualitatif diambil total score dari penilaian tingkat
kepuasan perusahaan untuk tiap supplier seperti yang tercantum pada tabel
2.5.
Tabel 2.5. Data Kriteria Kualitatif Setiap Supplier [4, 2002]
Total Tingkat
DMU Supplier
Kepuasan
1 PT. Sinar Antjol 38
2 PT. Wings Surya 40
3 PT. Joenoes Ikatunggal Prima 39
4 PT. Unilever Jakarta 42
5 PT. Unilever Surabaya 42
6 PT. New Zealand Milk Indonesia 42
7 PT. Ultrajaya Milk Industry & Tading Jakarta 37
8 PT. Anugrah Pharmindo Lestari 39
9 PT. Nestle Indonesia 50
10 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Surabaya 37

Selanjutnya nilai total tingkat kepuasan tiap supplier dikonfersikan dengan


mengalikan total tingkat kepuasannya dengan total harga belinya.
37

BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisa Sistem


Pembuatan Sistem Informasi pemilihan supplier ini bertujuan
menghasilkan suatu sistem untuk memilih supplier yang terbaik dengan kriteria-
kriteria tertentu sehingga dapat meningkatkan profit perusahaan.
Metode dalam pembangunan sistem informasi pemilihan supplier ini
menggunakan suatu program linier yang dikenal dengan metode Simpleks
digunakan sebagai subsistem model untuk mengukur tingkat kinerja dari supplier.
Model simpleks ini merupakan pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk
memcahkan permasalahan multi kriteria yang didukung dengan basis data yang
memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan akses data yang ada dalam sistem
tersebut.

3.1.1. Analisa Data


Dalam Tugas Akhir ini, diambil dari studi kasus yang dilakukan oleh
Elsise Trevisia pada PT. Makro, Margomulyo Surabaya. Penelitian yang
dilakukan difokuskan pada evaluasi supplier pada bagian drayfood. Model/metode
matematis yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode Data
Envelopment Analysis digunakan untuk mengevaluasi dan menganalisa 10 DMU
(dalam hal ini adalah supplier makro) berdasarkan data dan kinerja pada bulan
Oktober dan November 2001 untuk perencanaan yang lebih baik pada masa yang
akan datang. Untuk menetapkan pengukuran dan karakteristik yang dipakai dalam
mengevaluasi kualitas layanan supplier dipilih 6 kriteria. 6 kriteria tersebut telah
ditetapkan oleh perusahaan sebagai acuan pengukuran performance/kinerja
supplier. Kriteria yang digunakan dalam proses pemilihan supplier ini bersifat
dinamis (tetap) yaitu kriteria yang ditetapkan berdasarkan produk yang diamati
38

dan ditetapkan oleh perusahaan yang bersangkutan, sedangkan nilai kriteria


tersebut bersifat statis berdasarkan peiode untuk perencanaan yang lebih baik pada
masa yang akan datang. Dari 6 Data kriteria tersebut terdiri dari 1 data input dan
5 data output, data output terbagi lagi menjadi 4 data yang bersifat kuantitatif dan
1 data bersifat kualitatif. Setelah data total harga beli, Pemenuhan Order, Delivery
cepat, Delivery terlambat, Kualitas order, Data kualitatif telah diperoleh seperti
tercantum pada tabel 3.1 yang diperoleh dari [5], maka dilakukan perhitungan
super-efisiensi.
Tabel 3.1. Data Input dan Data Output Tiap Supplier (dalam jutaan)
DMU X Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
1 45.1196 39.2592 45.1143 38.8095 45.1196 1714.5456
2 564.3372 525.5511 564.3372 474.1079 564.3372 22573.4871
3 20.2326 19.3303 20.2303 11.0778 20.2326 789.0726
4 451.2381 407.9005 451.2381 262.2426 451.2381 18952.0010
5 23.9567 21.8105 23.9545 13.8333 22.9438 1006.1830
6 253.5939 218.5324 253.5718 226.7421 253.4658 10650.9418
7 105.4259 78.5065 105.4212 76.1430 104.0087 3900.7581
8 71.9100 67.4725 71.9047 63.0922 71.9100 2804.4886
9 152.5111 136.2682 152.5111 108.6670 152.5111 7625.5535
10 70.6028 58.3849 70.6028 39.0778 70.0569 2612.3024

Keterangan: X adalah nilai variabel input yaitu total harga beli tiap
supplier
Y1 adalah nilai variabel output yaitu kemampuan tiap supplier
dalam memenuhi kuantitas order perusahaan
Y2 adalah nilai variabel output yaitu delivery yang datang lebih
cepat
Y3 adalah nilai vaVnilai variabel output yaitu data kualitatif
tiap supplier
39

Dalam hal ini variabel input dalam artian inputan dari perusahaan kepada
supplier berupa total harga beli yang nantinya akan dibayarkan oleh perusahaan
sebagai penerima produk dari supplier yang bersangkutan. Sedangkan variabel
output dalam hal ini sebagai hasil dari aktifitas atau kegiatan transaksi yang di
keluarkan oleh setiap supplier berupa nilai-nilai penilaian perusahaan kepada
supplier.
Nilai kriteria input dan output pada tabel 3.1 dihasilkan dari perhitungan
sebelumnya yang dilakukan oleh bagian accounting melalui proses tahapan
perhitungan pada bab II hal 12 s/d 18.

3.1.2 Analisa Proses


Analisa proses ini merupakan analisa langkah-langkah proses perhitungan
super-efisiensi. Analisa proses super-efisiensi ini menggunakan penyelesaian dari
metode simpleks karena rumus konsep super-efiiensi mempunyai bentuk umum
yang sama pada bentuk umum metode simpleks, dimana metode simpleks adalah
penentuan solusi optimal yang digunakan dalam pemrograman linier sedangkan
super-efisiensi sendiri satu model pemrograman linier untuk mendapatkan hasil.
Tetapi pada konsep super-efisiensi terlebih dahulu harus menghitung variabel
bobot input untuk memperoleh nilai kanan sebagai nilai yang digunakan untuk
memeriksa kalayakan tabel pada metode simpleks.
Adapun alur dari proses perhitungan nilai Super-Efisiensi dengan metode
simpleks seperti gambar 3.1 :
40

Gambar 3.1. Alur proses perhitungan super-efisiensi dengan metode simpleks


41

Keterangan :
1. Hilangkan batasan kendala DMU ke-p dari fungsi kendala kedua pada rumus
(2.3)
2. Karena fungsi kendala dalam bentuk pertidaksamaan (  ), maka bentuk tabel
awal dengan menambah variabel slack ( S ) sesuai jumlah fungsi pembatas
yaitu 0 kecuali pada DMU yang bersesuaian yaitu 1. Tambahkan juga variabel
nilai kanan dan rasio ( R ).
3. Pada fungsi tujuan ( koefisien tiap ep ) ubah nilai menjadi negatif, sadangkan
untuk nilai fungsi kendala tetap.
4. Hitung variabel bobot input ( V ) dari DMU ke-p dengan rumus (2.2) dengan
besar variabel bobot input ≥ 0 sesuai dengan rumus (2.5).
5. Hitung semua nilai kanan ( NK ) dari DMU ke-p dengan cara mengalikan
bobot input ( V ) dengan nilai input DMU ke-k (k = 1,...,10) ( Xk )
NKk-n = V . Xk-n
Termasuk juga nilai kanan dari efisiensi (NKe) NKe = V . Xe dengan
Xe = 0 ( pada iterasi pertama )
6. Periksa tabel, apakah nilai kanan ada yang bernilai negatif,jika ada maka
selesai jika tidak ada di lanjutkan pada no. 7
NKk-n  0 dan NKe  0 maka selesai jika tidak maka lanjut no.7
7. Tentukan kolom pivot ( KP ) yaitu dengan memilih koefisien negatif terbesar
dari koefisien fungsi tujuan ( nilai di sebelah kanan baris ep ).
KP = negatif terbesar dari ep
8. Hitung nilai rasio ( R ) tiap DMU ke-k-n dengan membagi antara nilai kanan
dari DMU ke-k-n dengan koefisien yang berada dalam kolom pivot tiap DMU
ke-k-n.
Rk-n = NKk-n / KPk-n
9. Tentukan baris pivot ( BP ) dari hasil rasio ( Rk-n ) terkecil, jika ada nilai rasio
terkecil yang sama pilih salah satu secara sembarang
10. Tentukan elemen pivot ( LP ) yaitu dari perpotongan antara kolom pivot (KP)
dengan beris pivot ( BP )
42

11. Bentuk tabel baru, pertama sekali menghitung nilai baris pivot baru tiap
variabel dengan cara tiap baris pivot dibagi dengan elemen pivot ( LP ). Baris
baru lainnya merupakan pengurangan antara output dan variabel tambahan
dengan nilai kolom pivot tiap DMU ke-k-n dikali nilai baris pivot baru.
12. Periksa tabel, apakah tabel sudah optimal apa belum, tabel optimal jika semua
nilai koefisien pada baris ep bernilai positif atau 0. Jika belum, kembali ke
langkah no.7, jika sudah optimal maka nilai kanan dari ep yang terakhir
merupakan hasil nilai Super-efisiensi ( NKe = nilai super-efisiensi )
13. Bandingkan nilai Super-efisiensi tiap DMU, untuk nilai Super-efisiensi
terbesar maka akan mendapatkan rangking teratas. Jika ada nilai Super-
efisiensi yang sama maka rangking juga sama sesuai urutan.
a. Urutkan nilai super-efisiensi dari yang tertinggi sampai terendah
b. Masukkan nilai yang terurut ke dalam array
c. Cari nomor index nilai super-efisiensi pada array
d. Maukkan nomor index sebagai nomor rangking
14. Selesai

Di bawah ini adalah contoh proses perhitungan nilai Super-Efisiensi untuk


DMU3 dengan menggunakan rumus 2.1 s/d 2.5 pada bab II.
Model matematis super-efisiensi untuk DMU3 yaitu PT. Joenoes Ikatunggal
Prima adalah :
Fungsi Tujuan
5
Maksimumkan e3   U i Yi 3
i 1

Kendala :
V X 3  1

 s 
 U i Yik   V X 3   0 untuk k = 1,2,4,5....,10
 i 1 
 
U 1 ,U 2 ,U 3 ,U 4 ,U 5  0

Vj 0
43

Di mana:
s adalah jumlah pengukuran output ( s = 5 )
t adalah jumlah pengukuran input ( t = 1 )
n adalah jumlah DMU yang dievaluasi ( n = 10 )
Yik adalah nilai output pada pengukuran output ke-i (i=1,2,3,4,5) DMU
ke-k ( k=1,...,10 )(  )
X jk adalah nilai input pada pengukuran input ke-j (j=1) DMU ke-k (

k=1,...,10 ) (  )
Ui bobot output per unit pada pengukuran output ke-i (i  1,2,3,4,5)

V adalah bobot input per unit pada pengukuran input DMU ke-p
ep adalah efisien untuk DMU ke-p ( p = 1,2,...,10 )

Di bawah ini adalah model matematis Super-Efisiensi untuk DMU3 dengan


memasukkan nilai input dan output dari tabel 3.1 :
Fungsi tujuan
Maksimumkan
e3 = 19.3303U1 + 20.2303U2 + 11.0778U3 + 20.2326U4 + 789.0726U5
fungsi Kendala
Input DMU 3 20.2326V = 1
DMU 1 39.2592U1 + 45.1143U2 + 38.8095U3 + 45.1196U4 +
1714.5456U5 - 45.1196V  0
DMU 2 525.5511U1 + 564.3372U2 + 474.1079U3 + 564.3372U4
+ 22537.4871U5 - 564.3372V  0
DMU 4 407.9005U1 + 451.2381U2 + 262.2426U3 + 451.2381U4
+ 18952.0010U5 - 451.2381V  0
DMU 5 21.8105U1 + 23.9545U2 + 13.8333U3 + 22.9438U4 +
1006.1830U5 - 23.9567V  0
DMU 6 218.5324U1 + 253.5718U2 + 226.7421U3 + 253.4658U4
+ 10650.9418U5 - 253.5939V  0
DMU 7 78.5065U1 + 105.4212U2 + 76.1430U3 + 104.0087U4 +
44

3900.7581U5 - 105.4259V  0
DMU 8 67.4725U1 + 71.9047U2 + 63.0922U3 + 71.9100U4 +
2804.4886U5 - 71.9100V  0
DMU 9 136.2682U1 + 152.5111U2 + 108.6670U3 + 152.5111U4
+ 7625.5535U5 - 152.5111V  0
DMU 10 58.3849U1 + 70.6028U2 + 39.0778U3 + 70.0569U4 +
2612.3024U5 - 70.6028V  0
V0
U 1 ,U 2 ,U 3 ,U 4 ,U 5  0
1

3.1.3 Analisis Hasil


Hasil dari analisa yang terkumpul dan diteliti maka dihasilkan beberapa
keputusan untuk pembuatan Sistem informasi pemilihan supplier yang diharapkan
dapat memudahkan pihak perusahaan untuk pengolahan nilai.
Dari analisa sistem manual, maka sebenarnya kita dapat membuat suatu
analisa keuntungan dan kerugian mengenai sistem lama yang berjalan.
Keuntungan:
1. Pemilihan supplier yang diambil relatif lebih cepat karena hanya didasarkan
pada penilaian subjektif si pengambil keputusan saja.
Kerugian:
1. Dalam pemilihan supplier tidak mempertimbangkan nilai performansi dari
alternatif supplier yang akan dipilih.
2. Kekeliruan dalam pemilihan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Dari analisa sistem lama yaitu sistem manual, maka diperlukan adanya
suatu komponen tambahan yang dapat membantu dalam memilih supplier yang
terbaik. Komponen tersebut merupakan suatu sistem informasi yang
memanfaatkan fasilitas (komputer) sebagai alat bantu pengambilan keputusan
untuk menemukan supplier yang terbaik berdasarkan nilai efisiensi yang
dimunculkan dari hasil operasinya. Sistem ini sangat membantu dalam
menemukan supplier yang akan menyediakan bahan baku.
Dalam tugas akhir ini, model matematis dalam metode simpleks
digunakan untuk mengevaluasi dan menganalisa 10 DMU (dalam hal ini adalah
supplier) berdasarkan data dan kinerja pada bulan Oktober dan bilan November
2001 untuk perencanaan yang lebih baik pada masa yang akan datang.

3.1.4 Flowchart Sistem


Alur kegiatan yang terjadi dari tahap mulai sampai selesai yang ada sistem
informasi pada pemilihan supplier dapat digambarkan dan dijelaskan pada gambar
3.2 dibawah ini .
2

s
Maksimumkan e p  U s Yip
i 1

j 1
V j X jp  1

 s   i 
  U i Yik     V j X
   
jk  0
 i 1   j 1 
U i ,......U s  0
V j ,......Vt  0

Gambar 3.2. Diagram Alur SI Pemilihan Supplier

Sistem berjalan dimulai dari memasukkan arsip data supplier dari alternatif
supplier yang akan dipilih sebagai data untuk memasukkan data supplier yang ada
pada perusahaan. Nilai performansi tiap supplier, sebelumnya dilakukan proses
perhitungan oleh bagian accounting untuk memperoleh nilai kriteria tiap supplier
yang akan diproses super-efisiensinya oleh sistem. Setelah diperoleh nilai kriteria
tiap supplier lalu nilai tersebut dimasukkan pada sistem. Kemudian dari nilai-nilai
yang telah dimasukkan dilakukan proses perhitungan super-efisiensi tiap supplier
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan
menggunakan metode simpleks. Dari proses perhitungan super-efisiensi,
menghasilkan nilai super-efisiensi dari tiap-tiap supplier. Dari nilai super-efisiensi
3

tersebut sehingga diperoleh hasil pemilihan supplier mana yang terbaik yang
harus dipilih oleh perusahaan.

3.1.5. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak dan Keras


Dalam pembuatan sistem informasi pada pemilihan supplier ini
dibutuhkan spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras sebagai berikut :
a. Kebutuhan Perangkat Lunak
1. Sistem Operasi Windows 98/XP sebagai sistem operasi yang digunakan.
2. PHP sebagai bahasa pemrograman .
3. Database SQL sebagai database server.
4. Visio untuk mengambar perancangan sistem.
b. Kebutuhan Perangkat Keras
1. Monitor
2. Prosesor Pentium IV
3. Hardisk 40 GB
4. RAM 128 MB
5. CD ROM
6. Optical Mouse
7. Keyboard

3.2. Perancangan Sistem


Proses pembuatan sistem ini pada dasarnya adalah suatu cara bagaimana
antara flowchart sistem satu dengan flowchart sistem yang lain dapat tercipta
suatu sistem yang terstruktur sesuai dengan tujuan sistem. Berikut adalah struktur
pembuatan sistem, yang mana dalam pembuatan sistem ini masing-masing
flowchart sistem distrukturkan dalam sebuah tabel.

3.2.1 Diagram Konteks


Context Diagram merupakan diagram yang menunjukkan sebuah proses
tunggal dalam sistem yang berhubungan langsung dengan semua entitas eksternal
sistem [JOG99, hal:]. Diagram konteks sistem informasi pada pemilihan supplier
ditunjukkan pada gambar 3.3.
4

Gambar 3.3. Diagram Konteks SI Pada Pemilihan Supplier

Diagram konteks diatas menggambarkan proses yang terjadi pada sistem


informasi pada pemilihan supplier. Entitas eksternal yang terlibat dalam Sistem
Pendukung Keputusan pada pemilihan supplier tersebut adalah bagian
purchassing dan manajer pembelian. Input dari sistem informasi pada pemilihan
supplier ini berupa data supplier dan data nilai supplier berdasarkan kriteria.
Sedangkan output dari sistem informasi pada pemilihan supplier berupa informasi
nilai super-efisiensi, informasi rangking dan informasi supplier terpilih.

3.2.2. Diagram Berjenjang


Diagram berjenjang merupakan pemecahan dari proses yang ada pada
sistem informasi pada pemilihan supplier menjadi proses-proses yang lebih
spesifik seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.4.
5

Gambar 3.4. Diagram Berjenjang SI Pada Pemilihan Supplier


Diagram berjenjang diatas merupakan pemecahan dari proses yang ada
pada sistem informasi pada pemilihan supplier menjadi proses-proses yang lebih
spesifik. Proses-proses tersebut meliputi pengolahan data supplier dan pengolahan
nilai dengan metode DEA. Pada proses pengolahan nilai dengan metode DEA
dispesifikasikan lagi menjadi 3 yaitu nilai super-efisiensi masing-masing supplier,
rangking masing-masing supplier dan supplier terpilih berdasarkan kriteria.

3.2.3. Data Flow Diagram (DFD)


Data Flow Diagram (DFD) merupakan gambaran dari aliran data yang
terjadi dalam sebuah sistem [JOG99,hal:].
Dibawah ini adalah Data Flow Diagram (DFD) yang ada pada sistem
pendukung keputusan pada pemilihan supplier.
3.2.3.1. Data Flow Diagram Level 0
Data flow diagram level 0 terdiri dari proses yaitu proses pengolahan data
supplier dan proses pengolahan nilai dengan metode simpleks yang ditunjukkan
pada gambar 3.5.
6

Gambar 3.5. DFD Level 0 SI Pada Pemilihan Supplier


a. Proses Pengolahan Data Supplier
Pada proses pengolahan data supplier ini dibutuhkan masukan berupa data
supplier dari identitas supplier. Keluaran pada proses ini berupa alternatif
supplier dan daftar supplier yang disimpan pada tabel supplier.
b. Proses Pengolahan Nilai Dengan Metode Simpleks
Pada proses pengolahan nilai dengan metode simpleks dibutuhkan masukan
yaitu data nilai supplier. Keluaran pada proses ini menghasilkan nilai super-
efisiensi, rangking supplier, supplier terpilih kepada bagian purchassing dan
informasi supplier terbaik kepada manajer pembelian. Nilai kriteria yang
disimpan dalam tabel data_nilai_kriteria.

3.2.3.2. Data Flow Diagram Level 1 Proses Pengolahan Nilai Dengan Metode
DEA
Untuk DFD level 1 proses pengolahan nilai dengan metode simpleks ini
merupakan pemacahan dari proses pengolahan nilai dengan metode simpleks yang
ditunjukkan pada gambar 3.6.
7

Gambar 3.6. DFD Level 1 proses pengolahan nilai dengan metode Simpleks SI
Pada Pemilihan Supplier
a. Proses Nilai Super-Efisiensi Masing-Masing Supplier
Pada proses ini bagian purchassing memasukkan nilai supplier dan
menghasilkan keluaran verifikasi keefisienan dan nilai super-efisiensi yang
disimpan dalam view nilai super-efisiensi.
b. Proses Rangking Masing-Masing Supplier
Inputan pada proses ini didapat dari proses nilai super-efisiensi masing-
masing supplier. Pada proses ini menghasilkan keluaran berupa
pembandinngan nilai dan informasi rangking yang selanjutnya disimpan pada
tabel rangking supplier.
c. Proses Supplier Terpilih
Pada proses ini dibutuhkan masukan dari proses rangking masing-masing
supplier berupa nilai super-efisiensi dan menghasilkan keluaran berupa
supplier terpilih kepada bagian manajer pembelian, supplier terbaik kepada
manajer pembelian dan supplier terpilih yang akan disimpan dalam tabel
supplier terpilih.

3.3 Desain Database


Perancangan basis data digunakan untuk mendukung fasilitas pengolahan
data. Untuk mempermudah perancangan basis data digunakan tools berupa Power
Designer yang di implementasikan dengan CDM dan PDM.

3.3.1. CDM dan PDM SPK Pada Pemilihan Supplier


3.3.1.1.Conceptual Data Model (CDM)
Conceptual Data Model (CDM) merupakan bentuk data yang masih
dikonsep untuk direlasikan dengan table-tabel yang lain, dan data ini bukan
merupakan table pada keadaan sebenarnya. Karena masih dikonsep sehingga
kunci-kunci relasi table masih belum dimasukkan. CDM sistem informasi pada
pemilihan supplier ditunjukkan pada gambar 3.7.
8

tbl_login
username VA15
password VA15

tbl_supplier tbl_nilai_kriteria
kd_supplier <pi> VA10 <M> kd_nilai_s <pi> I <M>
nama_supplier VA30 harga DC15,5
alamat VA50 memiliki
pemenuhan_order DC15,5
kota VA15 delivery_cepat DC15,5
Identifier_1 <pi> delivery_terlambat DC15,5
setiap kualitas DC15,5
d_kualitatif DC15,5

tbl_periode Identifier_1 <pi>

kd_periode <pi> I <M>


PERIODE VA25
Identifier_1 <pi>

Gambar 3.7. Conceptual Data Model (CDM) SI Pada Pemilihan Supplier

3.3.1.2.Phisical Data Model (PDM)


Dalam Physical Data Model Sistem, setiap tabel yang dihubungkan
memiliki Pirmary Key masing-masing dan juga forign key untuk menghubungkan
tabel satu dengan lainnya. Physical Data Model dari sistem ini ditunjukkan pada
gambar 3.8.
tbl_login
username varchar(15)
password varchar(15)

tbl_nilai_kriteria
tbl_supplier
R_1 kd_nilai_s integer <pk>
kd_supplier varchar(10) <pk> kd_supplier varchar(10) <fk1>
nama_supplier varchar(30) kd_periode integer <fk2>
alamat varchar(50) harga decimal(15,5)
kota varchar(15) pemenuhan_order decimal(15,5)
R_2 delivery_cepat decimal(15,5)
delivery_terlambat decimal(15,5)
kualitas decimal(15,5)
d_kualitatif decimal(15,5)
tbl_periode
kd_periode integer <pk>
PERIODE varchar(25)

Gambar 3.8. Physical Data Model ( PDM ) SI Pada Pemilihan Supplier


Keterangan :
R_1 Merupakan relasi yang terjadi antar tabel supplier dengan tabel nilai_
kriteria. Relasi yang terjadi antar tabel supplier dengan tabel nilai_ kriteria
adalah one-to-many dengan table supplier sebagai table induknya.
9

R_2 Merupakan relasi yang terjadi antar tabel periode dengan tabel nilai_
kriteria. Relasi yang terjadi antar tabel supplier dengan tabel nilai_ kriteria
adalah one-to-many dengan table periode sebagai table induknya.

3.3.2. Desain Tabel


Berikut ini adalah data tabel-tabel yang akan digunakan untuk mendukung
basis data dari sistem pendukung keputusan pada pemilihan supplier.
1. Tabel Supplier
Tabel supplier digunakan untuk menyimpan data supplier. Adapun field-
field dari tabel supplier ini tercantum pada tabel 3.2 :
Tabel 3.2. Struktur Tabel Supplier
Nama field Tipe Ukuran Keterangan
Kd_supplier Varchar 10 Primary Key
Nama_supplier Varchar 30
Alamat_supplier Varchar 50
Kota_supplier Varchar 15
No. Telepon Varchar 15

2. Tabel Nilai Kriteria


Tabel nilai kriteria digunakan untuk menyimpan data nilai kriteria.
Adapun field-field dari tabel nilai kriteria ini tercantum pada tabel 3.3:
Tabel 3.3. Struktur Tabel Nilai Kriteria
Nama field Tipe Ukuran Keterangan
Kd_nilai_supplier integer Primary Key
Kd_supplier integer Foregn Key
Kd_periode varchar 25 Foregn Key
harga Double
Pemenuhan_order Double
Delivery_cepat Double
Delivery_terlambat Double
10

Kualitas Double
Data_kualitatif Double

3. Tabel Periode
Tabel periode digunakan untuk menyimpan data periode. Adapun field-
field dari tabel periode ini tercantum pada tabel 3.4:
Tabel 3.4. Struktur Tabel periode
Nama field Tipe Ukuran Keterangan
Kd_periode integer Primary Key
periode varchar 25

Contoh :
Pada proses perhitungan awal dengan menggunakan data yang ada pada tabel 3.1
sebagai data nilai kriteria pada periode 1. setelah dilakukan perhitungan dan
menghasilkan supplier terbaik maka nilai input dan output supplier terbaik tidak
akan sama pada periode berikutnya. Setelah itu nilai input dan output tersebut
digunakan untuk perhitungan pada periode selanjutnya untuk mendapatkan
supplier terbaik pada periode itu.

4. View Rangking
View rangking digunakan untuk menampilkan rangking setiap supplier.
View rangking ini tambahan field dari view super-efisiensi. Adapun field-field
dari tabel nilai efisiensi ini tercantum pada tabel 3.5:
Tabel 3.5. Struktur View rangking
Nama field Tipe Ukuran Keterangan
Kd_supplier Varchar 10 Foreign Key
Nilai_super- Double
efisiensi
rangking Varchar 10
11

5. View Super-Efisiensi
View super-efisiensi digunakan untuk menyimpan dan menampilkan nilai
super-efisiensi dari tiap supplier. View super-efisiensi dihasilkan dari hubungan 2
tabel yaitu tabel supplier dengan tabel nilai kriteria. Adapun field-field dari view
super-efisiensi ini tercantum pada tabel 3.6:
Tabel 3.6. Struktur View Super-Efisiensi
Nama field Tipe Ukuran Keterangan
Kd_supplier Varchar 10 Foreign Key
Nilai_super_efisiensi Double

6. View Supplier_terpilih
View supplier terpilih ditampilkan untuk menampilkan supplier yang
terbaik. View supplier terpilih dihasilkan view rangking. Adapun field-field dari
tabel supplier terpilih ini tercantum pada tabel 3.7:
Tabel 3.7. Struktur View Supplier Terpilih
Nama field Tipe Ukuran Keterangan
Kd_supplier Varchar 10 Foreign Key
Supplier_terpilih Double 10

7. Tabel login
Tabel login digunakan untuk menyimpan data user dan password. Adapun
field-field dari tabel login ini tercantum pada tabel 3.8:
Tabel 3.8. Struktur Tabel login
Nama field Tipe Ukuran Keterangan
Username Varchar 15 -
Password Varchar 15

3.3.3. Desain Antarmuka


Interface (antar muka) adalah bagian yang menghubungkan antara
program dengan pemakai. Adapun perancangan antar muka sistem pendukung
keputusan pada pemilihan supplier sebagai berikut.
12

a. Antarmuka Login
Antarmuka Login ini merupakan tampilan pertama. Pengguna (user) dari
sistem ini adalah bagian purchassing yang mempunyai semua hak akses sistem.
Rancangan antarmuka login ini ditunjukkan pada gambar 3.9.

SISTEM INFORMASI
PEMILIHAN SUPPLIER DRYFOOD
DENGAN METODE SIMPLEKS

User name

Password

Gambar 3.9. Perancangan Antarmuka login


Antarmuka login berfungsi untuk mengisi username dan password
sebelum masuk ke menu selanjutnya.

c. Antarmuka data supplier


Pada perancangan form antar muka data supplier ini difungsikan untuk
memasukkan data supplier yang ditunjukkan pada gambar 3.10 :

Masukkan Data Supplier

Kode Suplier :

Nama Supplier :

Alamat :

Kota :

No. Telepon :

SIMPAN BATAL

Gambar 3.10. Perancangan Antarmuka data supplier


Keterangan :
 Pada ikon simpan berfungsi untuk menyimpan data supplier.
 Pada ikon batal berfungsi untuk membatalkan menyimpan data supplier.
13

d. Antarmuka daftar supplier


Pada perancangan form antarmuka daftar supplier ini digunakan untuk
melihat daftar supplier yang ditunjukkan pada gambar 3.11:

DAFTAR SUPPLIER

Kode Supplier Nama Supplier Alamat Kota Telp Edit Del

Gambar 3.11. Perancangan Antarmuka daftar supplier


Keterangan :
 Pada field edit berfungsi untuk merubah data supplier.
 Pada field delete berfungsi untuk menghapus data supplier.

e. Antarmuka nilai kriteria


Pada perancangan form antarmuka data nilai kriteria ini digunakan untuk
memasukkan data nilai berupa nilai performansi masing-masing supplier
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan oleh bagian
purchassing yang ditunjukkan pada gambar 3.12:
14

Masukkan Nilai Berdasarkan Kriteria


v
Suplier :
v
Periode :
v
Tahun :

Harga :

Pemenuhan Order :

Delivery Cepat :

Delivery Terlambat :

Kualitas :

Data Kualitatif :

SIMPAN BATAL

Gambar 3.12. Perancangan Antarmuka nilai kriteria


Keterangan :
 Pada ikon simpan berfungsi untuk menyimpan data nilai kriteria.
 Pada ikon batal berfungsi untuk membatalkan menyimpan data nilai kriteria.

f. Antarmuka daftar nilai kriteria


Pada perancangan form antarmuka daftar nilai kriteria ini difungsikan
untuk melihat keseluruhan daftar nilai masing-masing supplier berdasarkan
kriteria yang ditunjukkan pada gambar 3.13:

DAFTAR NILAI SUPPLIER BERDASARKAN KRITERIA

Kode Pemenuhan Delivery Delivery


Periode Harga Kualitas Kuantitas Edit Del
Supplier Order cepat terlambat

Gambar 3.13. Perancangan Antarmuka daftar nilai kriteria


15

Keterangan :
 Pada field edit berfungsi untuk merubah data nilai kriteria.
 Pada field delete berfungsi untuk menghapus data nilai kriteria.

g. Antar muka proses hitung nilai super_efisiensi


Pada perancangan form antar muka proses hitung nilai super_efisiensi ini
difungsikan untuk perhitungan nilai super_efisiensi yang ditunjukkan pada
gambar 3.14:
Proses Hitung Nilai Super-Efisiensi

Kode Suplier : v

Tahun : v

Periode : v

PROSES BATAL

3.14. Perancangan Antarmuka proses hitung nilai super_efisiensi


Keterangan :
 Pada ikon proses berfungsi untuk menghitung besar nilai super_efisiensi.
 Pada ikon batal berfungsi untuk membatalkan proses hitung nilai
super_efisiensi.
 Pada ikon simpan berfungsi untuk menyimpan hasil nilai super efisiensi.

h. Antarmuka rangking
Pada perancangan form antarmuka rangking ini difungsikan untuk
menampilkan hasil nilai super-efisiensi dan rangking tiap supplier yang
ditunjukkan pada gambar 3.15:

DAFTAR RANGKING SUPPLIER

Kode Supplier Nama Supplier Nilai Super_Efisiensi Rangking

Gambar 3.17. Perancangan Antarmuka rangking


Gambar 3.15. Perancangan Antarmuka Rangking Supplier
16

j. Antarmuka supplier terpilih


Pada perancangan form antarmuka supplier terpilih ini difungsikan untuk
menampilkan supplier terbaik yang ditunjukkan pada gambar 3.16:

SUPPLIER TERPILIH

Kode Supplier Nama Supplier Nilai Super_Efisiensi Rangking

Gambar 3.16. Perancangan Antarmuka supplier terpilih


Keterangan :
 Pada ikon keluar berfungsi untuk keluar dari form daftar supplier terpilih.

k. Antarmuka laporan data akhir


Pada perancangan form antarmuka laporan data akhir ini difungsikan
untuk menampilkan supplier terbaik yang ditunjukkan pada gambar 3.17:

LAPORAN DATA AKHIR

Nilai Super
No Nama Supplier Rengking
efisiensi

Gambar 3.17. Perancangan Antarmuka laporan data akhir


Keterangan :
a. Pada ikon cetak berfungsi untuk mencetak hasil laporan data akhir.

l. Antarmuka bantuan
Pada perancangan form antarmuka bantuan ini difungsikan untuk
menampilkan tata cara menjalankan sistem yang ditunjukkan pada gambar 3.18:
17

Tata Cara Menjalankan Sistem


1. Setelah menu utama terbuka, langkah selanjutnya dengan mengklik ikon-ikon yang ada pada menu utama tersebut. Setiap mengklik menu ikon yang
ada harus mengisi user name dan password.
2. Pada menu/ikon mater data terdiri dari form data supplier dan data nilai berdasarkan kriteria.
3. Data supplier dimasukkan melalui form data supplier lalu klik ikon simpan agar data tersebut tersimpan pada form data supplier. Apabila ingin
merupabah, maka buka formdaftar supplier dengan memilih nama supplier yang akan diubah lalu klik lihat data, maka muncul data supplier tersebut.
Setelah data diubah klik sumpan untuk menyimpan data yang baru.
4. Data nilai dimasukkan melalui form nilai berdasarkan kriteria secara lengkap, lalu klik simpan maka data akan tersimpanpada form daftar nilai supplier
berdasarkan kriteria. Untuk merubah data tersebut pilih nama supplieryang akan diubahlalu klik lihat data. Setelah data diubah klik simpan untuk
menyimpan data baru.
5. Ikon proses pada menu utama terdiri dari form proses perhitungan nilai efisiensi, daftar nilai efisiensi, proses perhitungan nilai super efisiensi, daftar
nilai super efisiensi, daftar rengking supplier dan form daftar supplier terpilih.
6. Untuk melakukan perhitungan nilai efisiensi diproses pada form data proses efisiensi dengan memasukkan kode supplier dan kode nilai kriteria
supplier mana yang akan dihitung. Setelah hasil keluar lalu klik simpan agar hasil tersimpan pada daftar nilai efisiensi
7. Form proses perengkingandigunakan untuk menghitung nilai super efisiensi tiap supplier. Setelah keluar hasil perhitungan lalu klik simpan agar hasil
perhitungan tersimpan pada form daftar nilai super efisiensi. Pada form daftar nilai super efisiensi terdapat ikon proses yang fungsinya untuk
menampilkan rengking dari hasil perhitungan nilai super efisiensi.
8. Pada form supplier terpilihdigunakan untuk menampilkan supplier terbaik.
9. Ikon laporan yang terdapat pada menu utama terdiri dari form laporan dan tampilan grafik tiap periode.
10. Cetak laporan diproses pada form lap data akhir dengan mengklik ikon cetak yang ada pada form tersebut. Penurunan dan peningkatan performance
supplier dapat dilihat pada tampilan grafik tiap periode.
KEMBALI

Gambar 3.18. Perancangan Antarmuka bantuan


Keterangan :
a. Pada ikon kembali berfungsi untuk keluar dan kembali ke menu awal.
18

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan penulisan tugas akhir ini dalam

pembuatan sistem informasi pemilihan supplier dryfood dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Sistem digunakan untuk membantu perusahaan dalam menentukan supplier


terbaik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan
metode simpleks.
2. Sistem bisa berjalan bila banyaknya supplier pada saat melakukan proses
perhitungan super-efisiensi terdiri dari 10 supplier.
3. Output yang dikeluarkan dari Sistem informasi ini berupa nilai super-
efisiensi masing-masing supplier, rangking supplier dan supplier terpilih.
4. Sistem bisa digunakan pada data lain dengan ketentuan: data input dan data
output mempunyai kriteria yang sama dengan sistem yang dibangun

5.2. Saran
Selain hasil-hasil yang diperoleh, penelitian ini masih menyimpan
beberapa peluang untuk dilakukannya pengembangan, antara lain :
1. Perlu adanya pengembangan pada database, dimana dapat dibuat untuk
masing-masing departemen sehingga tiap departemen dapat mengisi nilai
supplier berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
2. Perlu adanya penambahan proses perhitungan efisiensi tiap supplier untuk
mengetahui supplier yang efisien dan tidak efisien untuk diproses pada
proses perhitungan super-efisiensi.
3. perlu adanya pengembangan sistem pada proses perhitungan super-efisiensi,
banyaknya supplier saat proses tidak hanya terdiri dari 10 supplier tetapi ≤
10 sistem bisa berjalan agar sistem lebih fleksibel.
19

4. Perlu adanya validasi dan keamanan data pengisian dalam filtering supplier
agar tidak ada supplier yang sama dalam satu periode.

Anda mungkin juga menyukai