Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENGAJARAN

HEMATEMESIS MELENA

DISUSUN OLEH

WANDA SULISTYOWATI
111711033

Dosen Pembimbing:
Hotmaria Julia D.S, S. Kep, Ns, M. Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH
TANJUNGPINANG
TA 2019/2020

1
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Pokok Bahasan : Hematemesis Melena


Sub Pokok Bahasan :  Pengertian Hematemesis Melena
 Penyebab Hematemesis Melena
 Tanda dan gejala Hematemesis Melena
 Pemeriksaan diagnostik Hematemesis
Melena
 Penatalaksanaan Hematemesis Melena
Penempatan : Semester III Stikes Hang Tuah Tanjungpinang,
Tahun Akademik 2019/2020
Pertemuan : I (Pertama)
Tempat Perkuliahan : Kelas Stikes Hang Tuah Tanjungpinang
Tanggal /Jam (waktu) : Selasa, 10 Desember 2019 (13.00-.13.30 WIB)

I. Tujuan Pengajaran.
Setelah mengikuti pengajaran kesehatan ini, diharapkan mahasiswa mampu
mengetahui, mahasiswa mampu mengenali tentang penyakit hematemesis
melena

II. Materi.
a. Pengertian hematemesis melena
b. Penyebab hematemesis melena
c. Tanda dan gejala hematemesis melena
d. Pemeriksaan diagnostik hematemesis melena
e. Penatalaksanaan hematemesis melena

2
III. Metode.
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab

IV. Media
a. Komputer
b. Power Point

V. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Peserta hadir ditempat pengajaran.
2) Penyelenggaraan pengajaran dilaksanakan di gedung kampus
3) Pengorganisasian penyelenggaraan pengajaran dilakukan
sebelumnya
b. Evaluasi Proses
1) Peserta antusias terhadap materi pengajaran
2) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat pengajaran selama
pengajaran berlangsung.
3) Peserta mengajukan pertanyaan
c. Evaluasi Hasil
1) Mahasiswa dapat menjelaskan kembali materi hematemesis melena
yang telah disampaikan.

VI. Pengorganisasian
Penyuluh : Wanda Sulistyowati
Moderator : Wirdah Biladi
Fasilitator: Lisna Rahmawati
Observer: Yuvianur

3
VII. Seting Tempat

Keterangan :

Pengajar : Fasilitator :

Moderator : Observer :

Peserta : Pembimbing :

VIII. Kegiatan Pembelajaran


NO. KEGIATAN PENGAJARAN KEGIATAN PESERTA WAKTU

4
1. Pembukaan :
 Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.  Mendengarkan
 Memperkenalkan diri  Memperhatikan 5
 Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan Menit
pengajaran
 Menyebutkan materi yang
akan diberikan
2. Pelaksanaan :
 Menggali pengetahuan  Memperhatikan dan
masyarakat tentang menjawab pertanyaan.
10
hematemesis melena  Memperhatikan
Menit
 Menjelaskan semua materi
tentang hematemesis melena
yang akan di sampaikan.
3. Evaluasi :
 Menanyakan kepada peserta  Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah  Mengajukan pertanyaan
diberikan, dan reinforcement 10
kepada peserta yang dapat Menit
menjawab pertanyaan.
 Memberikan kesempatan
bagi peserta untuk bertanya
4. Terminasi :
 Mengucapkan terimakasih Mendengarkan 5
atas peran serta peserta. Menit
 Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

5
IX. Lampiran Materi
A. Pengertian
Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA) merupakan keadaan gawat
darurat yang sering dijumpai di tiap rumah sakit di seluruh dunia termasuk di
Indonesia. Perdarahan dapat terjadi antara lain karena pecahnya varises
esofagus, gastritis erosif, atau ulkus peptikum. Delapan puluh enam persen
dari angka kematian akibar perdarahan SCBA di Bagian Ilmu Penyakit
Dalam FKUI/RSCM berasal dari pecahnya varises esofagus akibat penyakit
sirosis hepatis dan hematoma.Perdarahan SCBA dapat bermanifestasi
sebagai hematemesis, melena atau keduanya.
Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran faeses
atau tinja yang berwarna hitam seperti ter yang disebabkan oleh adanya
perdarahan saluran makan bagian atas. Warna hematemesis tergantung pada
lamanya hubungan atau kontak antara darah dengan asam lambung dan besar
kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerah-
merahan dan bergumpal-gumpal. Hematesis melena merupakan suatu
perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) yang termasuk dalam keadaan
gawat darurat yang dapat terjadi karena pecahnya varises esofagus, gastritis
erosif, atau ulkus peptikum. (Arief Mansjoer, 2000 : 634)
Hematemesis didefinisikan sebagai mutah darah dan melena sebagai berak
berwarna hitam, lembek karena mengandung darah yang sudah berubah
bentuk (acid hematin). (I Made Bakta, 1999:53)

B. Penyebab
Penyebab terjadinya hematemesis melena, antara lain :
1. Kelainan esofagus: varise, esofagitis, keganasan.
2. Kelainan lambung dan duodenum: tukak lambung dan duodenum,
keganasan dan lain-lain.
3. Penyakit darah: leukemia, DIC (disseminated intravascular coagulation),
purpura trombositopenia dan lain-lain.
4. Penyakit sistemik lainnya: uremik, dan lain-lain.

6
5. Pemakaian obat-obatan yang ulserogenik: golongan salisilat,
kortikosteroid, alkohol, dan lai-lain.

Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran


makan bagian atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap
macam perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab perdarahan saluran
makan bagian atas yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah pecahnya
varises esofagus dengan rata-rata 45-50 % seluruh perdarahan saluran
makan bagian atas.

C. Tanda dan gejala


Melena adalah tinja yang berwarna gelap atau hitam akibat perdarahan
saluran pencernaan bagian atas. Selain berwarna gelap, perdarahan saluran
cerna bagian atas akan membuat tinja lebih lengket atau kental, serta berbau
busuk. Selain BAB berdarah, gejala lain yang dapat menyertai perdarahan
saluran cerna bagian atas adalah:

 Muntah yang terlihat seperti warna kopi (muntah darah)


 Nyeri pada perut

D. Pencegahan
Melena dapat dicegah dengan menghindari berbagai penyebab perdarahan
saluran cerna. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:

 Membatasi konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS),


kafein,dan
 Berhenti merokok.
 Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, serta banyak minum
air putih.

E. Pemeriksaan diagnostik
Ada banyak masalah kesehatan potensial yang dapat menyebabkan
hematemesis. Untuk menentukan diagnosis atau penyebab pastinya, dokter

7
akan mulai dengan menanyakan pertanyaan tentang gejala-gejala yang
muncul, dan riwayat cedera.

Dokter juga akan meminta tes pencitraan untuk melihat kondisi di dalam
tubuh. Scan pencitraan akan dapat mengungkapkan kelainan dalam tubuh
seperti organ pecah atau pertumbuhan abnormal. Tes pencitraan yang umum
digunakan untuk tujuan ini adalah:

 CT scan
 endoskopi, sebuah perangkat berbentuk selang berkamera yang
memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam lambung
 USG
 Sinar X
 MRI

Pemeriksaan yang umum dilakukan yaitu endoskopi untuk mencari


sumber perdarahan di lambung. Prosedur ini dilakukan saat Anda dibius.
Dokter akan menempatkan perangkat berebntuk tabung fleksibel (selang)
yang disebut endoskop ke dalam mulut dan turun ke lambung dan usus kecil.
Terdapat kamera serat optik di ujung perangkat tersebut sehingga
memungkinkan dokter untuk melihat isi lambung dan memeriksa secara
internal sumber perdarahan.

F. Penatalaksanaan
Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian atas harus sedini
mungkin dan sebaiknya diraat di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan
yang teliti dan pertolongan yang lebih baik. Pengobatan penderita perdarahan
saluran makan bagian atas meliputi :
1) Pengawasan dan pengobatan umum
2) Pemasangan pipa naso-gastrik
3) Pemberian pitresin (vasopresin)
4) Pemasangan balon SB Tube
5) Pemakaian bahan sklerotik
6) Tindakan operasi
8
Selain cara-cara tersebut diatas, adapula metode lain untuk menghentikan
perdarahan varises esophagus, antara lain :
a. Cyanoacrylate glue injection, memakai semacam lem jaringan (His-toacryl
R) yang langsung disuntikkan intravena.
b. Endoscopic band ligator
Sedangkan pada perdarahan non variceal, dapat dilakukan tindakan-
tindakan sebagai berikut :
a. Laser photo coagulation
b. Diathermy coagulation
c. Adrenalin injection
d. Sclerotheraphy injection. (I Made Bakta, 1999 : 60)

9
Daftar Pustaka
Brunner dan Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC.

10

Anda mungkin juga menyukai