Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2018
CT-1617
Fakultas Vokasi
2018
i
Makalah Dynamic Load Bridge Competition
2018
CT-1617
Fakultas Vokasi
2018
ii
LEMBAR PENGESAHAN PESERTA
DYNAMIC LOAD BRIDGE COMPETITION 2018
Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Infrastruktur Sipil
iii
DATA DIRI PESERTA
Nama Tim : CT-1617
Nama Jembatan : Giri Bahar
Nama Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Alamat Perguruan Tinggi : Jalan Raya Menur No. 127 Manyar Surabaya
Telepon : (031) 5994251
Faksimile : 031-5923465
E-mail : webmail.its.ac.id
Dosen Pembimbing
Nama Lengkap : Dr. Eng. Yuyun Tajunnisa, S.T., M.T.
NIP. : 19780201 200604 2 002
Jurusan/Prodi : Teknik Infrastruktur Sipil
Alamat Rumah : Perum Wonorejo Indah W40, Rungkut, Sby
Telepon/Faksimile/Hp : 085645192007
Mahasiswa 1
Nama Lengkap : Alexandro Giovanny Acnellio
NIM. : 10111700000069
Jurusan/Prodi : DIII Teknik Infrastruktur Sipil
Alamat Rumah : Dermo RT 03 RW 1, Benjeng, Gresik
Telepon/Faksimile/Hp : 085655569739
Mahasiswa 2
Nama Lengkap : Yusron Hakiki
NIM. : 10111600000068
Jurusan/Prodi : DIII Teknik Infrastruktur Sipil
Alamat Rumah : Jl. Krajan Baru 08, Probolinggo
Telepon/Faksimile/Hp : 089627210640
Mahasiswa 3
Nama Lengkap : Dewi Ida Shofiah
NIM. : 10111700000052
Jurusan/Prodi : DIII Teknik Infrastruktur Sipil
Alamat Rumah : Sejomulyo RT 07 RW 01, Juwana, Pati
Telepon/Faksimile/Hp : 082228705470
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Segala puji bagi
Allah SWT. Hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
Makalah Dynamic Load Bridge Competition 2018 ini dengan nama jembatan “Giri
Bahar”.
Proposal ini menjelaskan apa saja yang kami kerjakan guna mempersiapkan
Civil Expo ITS 2018 yang diselenggarakan oleh Himpunan
Mahasiswa Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Penulis bermaksud
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang mendukung dan membantu dalam
proses penyelesaian Makalah Dynamic Load Bridge Competition 2018 yaitu:
1. Ibu Dr. Eng. Yuyun Tajunnisa, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses pengerjaan Makalah
Dynamic Load Bridge Competition 2018 ini
2. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan dalam pelaksanaan
penulisan Makalah Dynamic Load Bridge Competition 2018 ini
3. Teman-teman mahasiswa Teknik Infrastruktur Sipil Fakultas Vokasi
ITS yang telah memberikan motivasi kepada kami.
Dalam pembuatan Makalah Dynamic Load Bridge Competition 2018 ini,
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian. Serta tidak lupa pula kami mohon maaf atas kekurangan dari makalah ini.
CT-1617
v
DAFTAR ISI
vi
2.2.7.2. Sambungan Paku ................................................................................... 26
2.3. Pembebanan ........................................................................................................ 28
2.4. Metodologi Perancangan .................................................................................... 29
BAB III PERANCANGAN ....................................................................................... 30
3.1. Penjelasan Tentang Material ............................................................................... 30
3.1.1. Klasifikasi Pohon Meranti............................................................................ 30
3.1.2. Kayu Meranti Merah .................................................................................... 30
3.1.3. Kelebihan dan Kekurangan Kayu Meranti Merah ....................................... 32
3.2. Penjelasan Tentang Pemilihan Bentuk Jembatan serta Latar Belakangnya ....... 34
3.3. Pembebanan pada Jembatan ............................................................................ 36
3.4. Sistem Struktur ................................................................................................ 37
3.5. Modelisasi Struktur ......................................................................................... 40
3.6. Analisa Struktur terhadap Beban Rencana yang Berjalan .................................. 41
3.6.1. Data Perencanaan Jembatan ......................................................................... 41
3.6.2. Perencanaan Gelagar Melintang .................................................................. 41
3.6.2.1. Pembebanan Gelagar Melintang............................................................ 42
1. Beban Mati .................................................................................................. 42
3.6.2.2. Kontrol Perhitungan Gelagar Melintang ............................................... 44
3.6.3. Perencanaan Rangka Utama ......................................................................... 45
3.6.3.1. Pembebanan rangka utama .................................................................... 46
3.6.3.2. Kontrol perhitungan rangka batang tekan dan tarik maksimum ........... 48
3.6.4. Perencanaan Sambungan Jembatan.............................................................. 53
3.7. Berat Struktur Jembatan...................................................................................... 58
3.8. Lendutan pada Jembatan ..................................................................................... 59
3.9. Desain Komponen dan Sambungan .................................................................... 60
3.10. Metode Pelaksanaan Prototype Jembatan ......................................................... 61
3.10.1. Alat dan Bahan ........................................................................................... 61
3.10.2. Metode Perakitan ....................................................................................... 64
BAB IV RENCANA ANGGARAN BIAYA ............................................................ 67
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 69
5.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 69
vii
5.2. Saran ................................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 70
LAMPIRAN............................................................................................................... 71
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
xi
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara terpadat ke-4 dunia versi biro sensus Amerika
Serikat melalui CIA World Factbook 2017 (ISSN 1553-8133; di Amerika Serikat
disebut dengan The World Factbook). CIA World Factbook adalah
sebuah publikasi tahunan dari Central Intelligence Agency (CIA), badan
intelijen Amerika Serikat. Berdasarkan publikasi CIA ini, Indonesia berada di urutan
ke-4 setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Sebagaimana diketahui, Jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237 641 326 jiwa, yang
mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 118 320 256
jiwa (49,79 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 119 321 070 jiwa (50,21
persen). (Sensus BPS 2010)
7%
10%
42%
41%
1
satu daerah dengan daerah lainnya tidak cukup jika hanya menggunakan jalan, namun
juga harus diselingi dengan jembatan. (PUSPEN KEMENDAGRI)
2
1.2. Permasalahan
Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana desain struktur jembatan model yang tepat untuk pembebanan
dinamis?
2. Bagaimana perhitungan rencana stuktur jembatan model yang tepat untuk
pembebanan dinamis?
3. Bagaimana rencana anggaran biaya dalam merencanakan struktur jembatan
secara ekonomis dan kokoh?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang desain jembatan model yang tepat untuk
pembebanan dinamis.
2. Memberikan informasi tentang perhitungan rencana struktur jembatan model
yang tepat untuk pembebanan dinamis.
3. Memberikan informasi tentang hitungan rencana anggaran biaya dalam
merencanakan struktur jembatan pembebanan dinamis secara ekonomis dan
kokoh.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Umum
a. Sebagai referensi untuk mendesain jembatan dengan menggunakan
material kayu meranti.
b. Menghasilkan struktur konstruksi jembatan yang kokoh dan cepat,
sehingga nantinya bisa di realisasikan di kehidupan nyata.
2. Mahasiswa
a. Menambah wawasan tentang tahapan perhitungan jembatan kerangka
batang
b. Berguna bagi masyarakat sehingga fungsi mahasiswa sebagai tridharma
perguruan tinggi tercapai.
3
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1. Dasar Teori Umum Jembatan
2.1.1. Jembatan
2.1.1.1. Pengertian Jembatan
4
estetika-arsitektural yang meliputi : Aspek lalu lintas, Aspek teknis, Aspek
estetika. (Supriyadi dan Muntohar, 2007)
2.1.1.2. Bentuk dan Tipe Jembatan
Menurut Supriyadi dan Muntohar dalam bukunya yang berjudul
Jembatan, 2007 berdasarkan runtutan perkembangan jaman, dapat
diklasifikasi beberapa bentuk struktur atas jembatan yang telah berkembang
hingga saat ini, seperti yang diuraikan berikut ini. (Supriyadi dan Muntohar,
2007)
1. Jembatan Lengkung Batu (Stone Arch Bridge)
Jembatan pelengkung (busur) dari bahan batu, telah ditemukan pada
masa lampau di Babylonia. Pada perkembangannya jembatan ini
semakin banyak ditinggalkan, hingga saat ini hanya tinggal sejarah.
5
Gambar 2. 3 Jembatan rangka baja
(Sumber :nusantarabajaprima.com)
3. Jembatan Gantung (Suspension Bridge)
Dengan semakin majunya teknologi dan meningkatnya kebutuhan akan
sarana transportasi, manusia mengembangkan tipe jembatan gantung,
yaitu dengan memanfaatkan kabel-kabel baja.
6
Gambar 2. 5 Jembatan Beton
(Sumber : pockrockadventure.wordpress.com)
5. Jembatan Haubans/Cable Stayed
Jembatan tipe ini sangat baik dan menguntungkan bila digunakan untuk
jembatan bentang panjang. Kombinasi kabel dan balok prategang
merupakan keunggulan dari jembatan ini.
7
Dengan demikian ada hal – hal penting yang perlu diperhatikan pada konstruksi
rangka baja yaitu :
• Mutu dan dimensi tiap – tiap batang harus kuat menahan gaya yang timbul.
Batang – batang dalam keadaan tidak rusak/bengkok dan sebagaianya. Oleh
karena itu batang – batang rangka jembatan harus dijaga selama masa
pengangkutan, penyimpanan, dan pemasangan.
• Kekuatan pelat penyampung harus lebih besar dari pada barang yang
disambung (struktur sambungan harus lebih kuat dan batang utuh).
• Untuk mencegah terjadinya eksentrisitas gaya yang dapat menyebabkan
momen sekunder, maka garis netral tiap batang yang bertemu harus
berpotongan melalui satu titik (harus merencanakan bentuk pelat buhul yang
tepat).
Jembatan rangka dibuat dari struktur rangka yang biasanya terbuat dari
bahan baja dan dibuat dengan menyambung beberapa batang dengan las atau
baut yang membentuk pola-pola segitiga. Jembatan rangka biasanya digunakan
untuk bentang 20-375 m. (Satyarno,2003)
Pada dasarnya jembatan rangka baja memiliki prinsip yang sama, baik
cara perhitungan maupun system penyambungannya. Hanya saja untuk
berbagai keperluan standarisasi, beberapa produsen/pabrik membuat desain
standar dengan panjang bentang tertentu (misalkan 30 m, 40 m, 50 m, dan 60
m), profil – profil batang tertentu, dan mutu material pula. (Asiyanto,2008)
Ada beberapa tipe rangka batang jembatan, diantaranya yaitu :
1. Allan Truss
Allan Truss dirancang oleh Percy Allan. Sebagai contoh Hampden
Bridge ( Waga-waga), New South Wales, Australia, yang merupakan
proyek pertama dari jembatan truss Allan, pada awalnya dirancang sebagai
jembatan baja. Untuk mengurangi biaya, jembatan ini dibuat dengan kayu.
Dalam desainnya, Allan menggunakan ironbark Australia untuk
kekuatannya. Sebuah jembatan yang sama juga yang dirancang oleh Percy
Allen adalah Jembatan Victoria di Prince Street Picton, New South Wales.
Juga dibangun dari ironbark, jembatan ini masih digunakan sampai
sekarang untuk pejalan kaki dan lalu lintas ringan.
8
Gambar 2. 7 Hampden Bridge
(Sumber :en.wikipedia.org)
2. Bailey Bridge
Bailey Bridge dibangun di atas Sungai Meurthe, Perancis , yang
Dirancang untuk penggunaan militer. Elemen prefabrikasi dan rangka
batang standar dapat dengan mudah dikombinasikan dalam berbagai
konfigurasi untuk beradaptasi dengan kebutuhan di lokasi. Dalam gambar
dibawah dapat diperhatikan penggunaan prefabrications dua kali lipat
untuk beradaptasi dengan rentang dan persyaratan beban.
9
4. Fink Truss
Fink Truss t dirancang oleh Albert Fink dari Jerman pada 1860-an.
Jenis jembatan ini dipopulerkan pada Jalan rel Baltimore dan Ohio.
10
7. Warren Truss
Tipe jembatan ini dipatenkan oleh James Warren dan Willooughby
Theobald Monzani pada tahun 1848 di Britaniya raya.Tipe jembatan ini
tidak memiliki batang vertikal pada bentuk rangkanya melainkan bentuk
segitiga sama kaki atau sama sisi. Sebagian batang diagonalnya mengalami
gaya tekan (compression) dan sebagian lainnya mengalami tegangan tarik
(Tension).
Contoh jembatan dengan tipe Warren adalah Anderson Hill
RoadBridge, Adams County, Ohio, Amerika Serikat. Dibangun padatahun
1921 dan direhab pada tahun 2007, jembatan ini memiliki panjang total
91,9 feet dan lebar 15,1 feet.Rata–rata dilalui oleh400 kendaraan dalam
satu harinya.
11
2.2.2. Perencanaan Rangka Batang Jembatan
Dalam merencanakan rangka batang jembatan menggunakan peraturan SNI
7973:2013 (Spesifikasi Desain untuk Konstruksi Kayu) sebagai berikut :
2.2.2.1. Perencanaan Batang Tarik Rangka Jembatan
12
2.2.2.2. Perencanaan Batang Tekan Rangka Jembatan
13
2.2.3. Perencanaan Gelagar Jembatan
2.2.3.1. Momen Lentur Murni pada Gelagar Jembatan
14
Tahanan geser aktual tidak boleh melebihi tahanan geser terkoreksi sesuai
dengan SNI 7973:2013 Pasal 3.4.1.
Untuk persamaan sebagai berikut :
𝑽𝒖 ≤ 𝑽′
𝟐
𝑽′ = . 𝑭 . 𝒃. 𝒅
𝟑 𝒗
Keterangan :
Vu = Tahanan geser terfaktor
V’ = Tahanan geser terkoreksi
Fv = Kuat geser terkoreksi
b = Lebar penampang
d = Tinggi penampang
Faktor Koreksi pada nilai desain untuk tekan :
1) Faktor layan basah (CM) (Tabel 2.2)
2) Faktor temperatur (Ct) (Tabel 2.3)
3) Faktor tusukan (Ci) (Tabel 2.5)
4) Faktor konversi format (KF) (Tabel 2.6)
5) Faktor ketahanan (ϕ) (Tabel 2.7)
6) Faktor efek waktu (λ) (Tabel 2.8)
15
2.2.4. Nilai Desain Acuan
Dalam menentukan modulus elastisitas kayu diperlukan desain
acuan berdasarkan SNI 7973-2013 Pasal 4.2. Nilai desain acuan untuk
kayu yang dipilah secara visual dan kayu dimensi yang dipilah secara
mekanis dicantumkan di dalam Tabel berikut.
Tabel 2. 1 Nilai Desain dan Modulus Elastis Lentur Acuan
16
CF = Faktor ukuran ............................................. (SNI 7973:2013 Pasal 4.3.6.1)
Ci = Faktor tusukan ............................................................................. Tabel 2.4
Kf = Faktor konversi format ................................................................ Tabel 2.5
Φc = Faktor ketahanan ........................................................................ Tabel 2.6
λ = Faktor waktu ............................................................................... Tabel 2.7
Faktor-faktor koreksi untuk kayu gergajian ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2. 2 Keberlakuan faktor-faktor koreksi untuk kayu gergajian
17
1. Faktor layan basah, 𝐂𝐌 (SNI 7973:2013 Tabel 4.2.2)
Tabel 2. 3 Faktor Layan Basah, 𝐶𝑀
𝑭 𝑭𝒃𝑬 𝟐 𝑭
𝟏 + ( 𝒃𝑬 ) 𝟏 + ( ′ ) ( 𝒃𝑬 )
𝑭′𝒃 𝑭𝒃 𝑭′𝒃
𝑪𝑳 = − √( ) −
𝟏, 𝟗 𝟏, 𝟗 𝟎, 𝟗𝟓
𝟏. 𝟐𝟎 𝑬′𝒎𝒊𝒏
𝑭𝒃𝑬 =
𝑹𝒂′
Keterangan :
Fb = nilai desain lentur acuan dikalikan dengan semua faktor
koreksi kecuali Cfu , Cv dan CL
4. Faktor Stabilitas Kolom, CP (SNI 7973:2013 Pasal 3.7.1.)
Apabila komponen struktur tekan ditumpu di seluruh panjangnya untuk
mencegah peralihan lateral di semua arah, maka CP = 1,0. Untuk kolom
solid dengan penampang persegi panjang, rasio kelangsingan,ℓ𝑒/𝑑
18
harus diambil dari yang terbesar di antara ℓ𝑒1/𝑑1 dan ℓ𝑒2/𝑑2 dengan
setiap rasio telah dikoreksi menggunakan koefisien panjang tekuk, Ke,
Tabel 2. 5 Faktor Stabilitas Kolom, Cp
𝑭𝒄𝑬 𝑭𝒄𝑬 𝟐 𝑭
𝟏+( ) 𝟏+( ) ( 𝒄𝑬 )
𝑭′𝒄 𝑭′ 𝒄 𝑭′𝒄
𝑪𝒑 = − √( ) −
𝟐𝒄 𝟐𝒄 𝒄
𝟎. 𝟖𝟐𝟐 𝑬′𝒎𝒊𝒏
𝑭𝒄𝑬 =
𝑹𝑩′
Keterangan :
Fc’ = nilai desain tekan acuan sejajar serat dikalikan dengan semua
faktor koreksi kecuali Cp
c = 0,8 untuk kayu gergajian
c = 0,85 untuk pancang dan tiang kayu bundar
c = 0,9 untuk glulam struktural atau kayu komposit struktural
5. Faktor Ukuran, 𝐂𝐅 (SNI 7973:2013 Pasal 4.3.6.1)
Nilai desain lentur, tarik, dan tekan sejajar serat acuan untuk kayu
dimensi yang tebalnya 50,8 mm sampai 101,6 mm yang dipilah secara
visual harus dikalikan dengan faktor koreksi yang ditetapkan yaitu 1,0.
6. Faktor Penggunaan Rebah, 𝐂𝐅𝐔
Apabila kayu yang tebalnya 50,8 sampai 101,6 mm dibebani di muka
lebar, nilai desain lentur acuan, Fb, harus dikalikan dengan faktor
penggunaan rebah, Cfu yang ditetapkan sesuai tabel 2.4.
19
Tabel 2. 6 Faktor Penggunaan Rebah, CFU
20
10. Faktor Ketahanan, 𝛟 (SNI 7973:2013 Tabel N2)
Tabel 2. 9 Faktor Ketahanan, ϕ
2.2.6. Lendutan
Untuk membatasi perubahan-perubahan bangun dari suatu konstrksi,
sambungan harus dilaksanakan sedemikian baiknya, sehingga pergeseran dari
masing masing bagian konstruksi sekecil mungkin. Terutama untuk kontruksi
jembatan yang mengalami getaran-getaran. Lendutan pada batang lentur
ditentukan oleh banyak faktor (PKKI NI-5,1961) seperti:
1. Gaya Luar
2. Bentang Balok
3. Momen Inersia Penampang
4. Modulus Elastisitas
Adapun persamaan untuk lendutan ijin komponen batang lentur yaitu :
1. Pada kontruksi terlindung = L/300
2. Pada kontruksi tidak terlindung = L/400
Kontrol Lendutan
5 𝑞 × 𝐿4
𝑓= × ≤ 𝑓𝑚𝑎𝑘𝑠
384 𝐸𝐼
21
2.2.7. Perencanaan Sambungan Jembatan
Sambungan yang digunakan untuk pembuatan jembatan dalam
proposal ini menggunakan sambungan double shear. Sambungan double shear
merupakan sambungan yang terdiri dari dua buah side member yang terletak
disamping main member. Side member bisa terbuat dari kayu atau plat kayu,
plat besi atau baja, dan sebagainya. Sedangkan main member pada umumnya
digunakan kayu dengan berat jenis tertentu. Ada beberapa tipe leleh
sambungan yang terjadi, seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
1. Mode Im
Mode Im merupakan mode diperlihatkan kerusakan bagian main member jika
terjafi tarik berlawanan arah pada side member dengan main member,
sedangkan alat sambungannya tetap (Tidak rusak)
Gambar 2. 18 Mode Im
2.Mode Is
Mode ini memperlihatkan bahwa terjadi kerusakan pada bagian side member
jika tarik berlawanan arah antara side member dengan main membernya,
sedangkan alat sambungnya tidak rusak. Mode Is sering terjadi bila plat
penyambung terbuat dari triplek atau kayu.
Gambar 2. 19 Mode Is
22
3.Mode IIIs
Mode IIIs memperlihatkan kerusakan yang terjadi pada bagian paku dan side
membernya, sedangkan main membernya tetap mempertahankan sambungan.
Gambar 2. 21 Mode IV
Tabel 2. 11 Persamaan Batas Leleh (SNI 2013:7973 Tabel 11.3.1A)
23
Dari semua mode lelahan yang terjadi, diambil mode kelelahan dengan nilai
yang paling kecil. (SNI 7973:2013 Tabel 11.3.1B)
Tabel 2. 12 Istilah Reduksi, Rd
Untuk nilai kuat tumpu utama pada komponen struktur utama (Fem) dan nilai
kuat tumpu pengencang pada komponen struktur samping (Fes) didasarkan pada
SNI 7973:2013 Pasal 11.3.3. Sebagai berikut :
𝐹𝑒∥ = 70 𝐺
𝐹𝑒⊥ = 185 𝐺 1,45
2.2.7.1. Faktor koreksi pada nilai desain acuan sambungan
Nilai desain acuan (Z) harus dikalikan dengan semua faktor koreksi
yang berlaku untuk menentukan nilai desain terkoreksi (Z’) (SNI 7973:2013
Tabel 10.3.1)
Tabel 2. 13 Keberlakuan Faktor Koreksi pada Sambungan
24
1. Faktor Layan Basah untuk Sambungan, Cm (SNI 7973:2013 Tabel
10.3.3)
Tabel 2. 14 Faktor Layan Basah untuk Sambungan
25
2.2.7.2. Sambungan Paku
Tahanan lateral sambungan dengan alat sambung paku dihitung
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada pada SNI-5 Tata cara
perencanaan konstruksi kayu (2002).
1. Geometrik Sambungan Paku
Spasi dalam satu baris ( a ) pada semua arah garis kerja beban lateral
terhadap arah serat kayu, spasi minimum antar alat pengencang dalam suatu
baris diambil sebesar 10 D. Spasi antar baris ( b ) pada semua arah garis
kerja beban lateral terhadap arah serat kayu, spasi minimum antar baris
adalah 5 D.
26
2. Tahanan Lateral Acuan
• Persamaan batas leleh
Tabel 2. 16 Persamaan Batas Leleh
Keterangan:
p = kedalaman penetrasi efektif batang alat pengencang pada komponen
pemegang
𝐾𝐷 = 2,2 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐷 ≤ 4,3 𝑚𝑚
𝐹𝑒𝑚
𝑅𝑒 =
𝐹𝑒𝑠
𝐹𝑒 = Kuat tumpu kayu, 114,45G1,84 N/mm2 (Dimana G adalah berat jenis
kayu kering oven).
Tabel 2. 17 Kuat tumpu paku (Fe) untuk berbagai nilai berat jenis kayu
27
3. Faktor Koreksi Sambungan Paku
• Kedalaman Penetrasi (Cd)
Gambar 2. 23 Sambungan paku dua irisan (a) dan satu irisan (b)
Tahanan lateral acuan dikalikan dengan faktor kedalaman penetrasi
(p), sebagaimana dinyatakan berikut ini.
Untuk:
p ≥ 12D, maka Cd = 1,00
6D ≤ p ≤ 12D, maka Cd = p/12D
p ≤ 6D, maka Cd = 0,00
• Serat Ujung (Ceg)
Tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan faktor serat ujung, 𝐶𝑒𝑔 =
0,67, untuk alat pengencang yang ditanamkan ke dalam serat ujung kayu.
28
1. Beban Mati
Semua beban tetap yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian
jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap
merupakan satu kesatuan tetap dengannya (RSNI-T-02-2005 Pasal 3.6). Dalam
hal ini meliputi : berat sendiri profil, berat lantai kendaraan atau multiplek 3mm
dan berat ornamen di trotoar.
2. Beban Hidup
Semua beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan bergerak/lalu lintas
dan pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan (RSNI-T-02-2005 Pasal
3.7). Dalam hal ini kami mengasumsikan beban hidup adalah beban dinamis
yang merupakan beban maksimum yang dapat ditahan oleh struktur jembatan
yaitu sebesar 100 kg. (TOR DLBC CIVEX 2018)
2.4. Metodologi Perancangan
TIDAK
YA
29
BAB III
PERANCANGAN
3.1. Penjelasan Tentang Material
Jembatan Giri Bahar dirancang menggunakan material berupa kayu meranti
merah. Material ini digunakan untuk batang tarik dan tekan. Sedangkan untuk
sambungan mekanis menggunakan plat kayu dan paku.
3.1.1. Klasifikasi Pohon Meranti
30
sehingga orang-orang banyak yang menyebut meranti sebagai kayu
kalimantan. (Rahman Jumantoro, 2014)
31
meranti merah tua yang lebih berat. Namun terdapat tumpang tindih di antara
kedua kelompok ini, sementara jenis-jenis Shorea tertentu kadang-kadang
menghasilkan kedua macam kayu itu.
Kekuatan yang dimiliki oleh kayu meranti membuatnya termasuk
dalam kayu kelas II-IV. Hal ini dikarenakan kayu meranti memiliki kekuatan
yang baik hingga cukup baik. Kekuatan kayu ini sebagai
penopang bangunan bisa diandalkan. Sementara berdasarkan keawetannya,
kayu meranti tergolong kayu kelas III-IV. Kayu meranti memiliki ketahanan
yang tidak terlalu baik dari pengaruh cuaca. Sehingga, tidak dianjurkan
menggunakan kayu ini untuk area luar ruangan atau langsung bersentuhan
dengan tanah.
3.1.3. Kelebihan dan Kekurangan Kayu Meranti Merah
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari kayu meranti apabila dijadikan
bangunan :
Tabel 3. 1 Kelebihan dan Kekurangan Kayu Meranti Merah
Kelebihan Kekurangan
Mudah dikeringkan Bertekstur Kasar
Kayu meranti termasuk gampang dikeringkan. Kayu meranti mempunyai ciri-ciri berupa
Pengeringan kayu meranti setebal 2,5 cm secara teksturnya yang kasar dan tidak terlalu
alami berlangsung selama 90 hari, sedangkan halus. Secara alami, garis-garis kayu yang
jika menggunakan oven mencapai 7 hari. dimilikinya berukuran cukup besar. Anda
Pengeringan kayu meranti mudah dilakukan mungkin membutuhkan upaya yang lebih
tanpa menimbulkan cacat yang berarti. keras untuk menghaluskan permukaannya.
Kekuatannya baik Tidak terlalu awet
Berdasarkan faktor kekuatan yang dimilikinya, Kayu meranti terasuk golong kayu kelas
kayu meranti tergolong dalam kelas II-IV awet III-IV. Perubahan cuaca yang terjadi
tergantung jenis dari kayu tersebut. Semakin tua secara terus-menerus akan mempercepat
usia kayu tersebut, maka kekuatannya akan kerusakannya. Kayu meranti pun tidak
semakin baik dan semakin kokoh. Kayu meranti terlalu tahan terhadap kondisi cuaca yang
biasanya dipakai untuk membuat rangka atap panas dan kelembaban udara.
bangunan seperti usuk dan reng.
32
Strukturnya keras Harganya mahal
Kayu meranti dapat dimasukkan ke dalam jenis Kayu meranti termasuk kayu pertukangan
kayu yang keras. Bentuk dan ukuran kayu ini yang harganya cukup mahal. Selain karena
tidak mudah mengalami perubahan. Kayu faktor usia kayu, masalah akomodasi juga
meranti juga tak gampang memuai atau menjadi penyebabnya.
menyusut yang diakibatkan oleh perubahan
suhu. Kayu ini terbilang cukup stabil sehingga
sangat bagus digunakan sebagai material
penyusun struktur bangunan, khususnya rangka
atap.
Material yang digunakan pada struktur jembatan ini menggunakan kayu
meranti dengan berat jenis . Nilai modulus elastisitas dapat ditentukan dengan
persamaan berikut:
E = 16000 x G0,71
Keterangan :
E = Modulus elastisitas lentur (MPa)
G = Berat Jenis (t/m3)
Pada proposal ini, kayu meranti yang kami gunakan memiliki berat jenis 0,6,
sehingga,
E = 16000 x 0,60,71
E = 11132,88 MPa
Dengan demikian kayu meranti memiliki nilai modulus elastisitas (E) sebesar
11132,88 Mpa. Untuk modulus elastisitas acuan untuk (Emin) dapat ditentukan
melalui persamaan SNI 7973:2013 (D-4), sebagai berikut :
Emin = E [ 1 - 1,645 COVE ] ( 1,03 ) / 1,66
Keterangan :
E = Modulus elastisitas acuan
1,03 = Faktor reduksi
1,66 = Faktor keamanan
COVE = Koefisien variasi modulus elastisitas ( lihat tabel 3.2 )
33
Koefisien variasi modulus elastisitas (COVE) dapat kita lihat pada tabel SNI
7973:2013 (D-4), sebagai berikut :
Tabel 3.2 Koefisien variasi modulus elastisitas
Dari persamaan 3.2 dapat dihitung nilai modulus elastisitas (Emin) sebagai berikut :
Emin = E [ 1 - 1,645 COVE ] ( 1,03 ) / 1,66
Emin = 11132,88 [ 1 - 1,645*0,25 ] ( 1,03 ) / 1,66
Emin = 4066,94 Mpa
Dengan demikian kayu meranti memiliki nilai modulus elastisitas acuan untuk
stabilitas (Emin) sebesar 4066,94 Mpa.
34
menyebabkan terjadinya wabah penyakit di Blambangan, Banyuwangi kala itu. Oleh
karena itu, ketika Sunan Giri lahir lantas di masukkan ke peti dan di buang ke laut.
Peti berisi bayi itu lantas ditemukan kapal milik pengusaha perempuan asal Gresik.
Dia adalah Nyai Ageng Pinatih. Sang bayi tersebut diangkat menjadi anak oleh Nyai
Ageng Pinatih. Karena ditemukan di tengah laut, si jabang bayi diberi nama Joko
Samudro. Joko merupakan anak laki-laki. Sementara itu, Samudro berarti laut. (Jawa
Pos).
Selain sebagai nama jembatan, kisah Sunan Giri juga kami gunakan sebagai
konsep desain rangka jembatan yang menggunakan K-truss, rangka batang yang
membentuk huruf “K”, merupakan gambaran dari gelombang laut yang menerjang
Sunan Giri. Sedangkan dua batang vertikal ditengah merupakan gambaran dari Sunan
Giri yang tetap kokoh meskipun ada ombak menerjang. Oleh karena itu, Giri Bahar
diartikan sebagai jembatan yang kokoh selayaknya Sunan Giri. Sisi lain dari
pengambilan konsep ini adalah menjunjung tinggi nilai sejarah nusantara.
8
7
6
5
4
3
2
1
35
3.3. Pembebanan pada Jembatan
Pembebanan pada jembatan diatur dalam peraturan RSNI T-02-2005, standar
ini menetapkan ketentuan pembebanan dan aksi-aksi lainnya. Aksi yang terjadi bisa
dalam bentuk gaya normal, gaya lintang maupun momen yang diakibatkan karena
adanya gaya luar/beban pada struktur tersebut. Beban-beban yang berkeja pada
jembatan meliputi :
a. Beban Hidup
Beban hidup merupakan semua beban yang berasal dari berat kendaraan-
kendaraan bergerak/lalu lintas dan/atau pejalan kaki yang dianggap bekerja
pada jembata menurut peraturan RSNI T-02-2005 pasal 3.7. Dalam
perencanaan jembatan ini kami mengasumsikan beban hidup sebesar 100 kg
sesuai dengan panduan Dynamic Load Bridge Competition CIVEX 2018 pada
pasal 3 butir (c) dan (d).
b. Beban Mati
Pada perencanaan pembebanan beban mati ini beracuan pada RSNI
T02-2005 pasal 3.6, beban mati adalah semua beban tetap yang berasal dari
berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala
unsur tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan tetap. Beban mati
pada perencanaan jembatan ini meliputi :
- Berat rangka utama jembatan = 1100 gram
- Berat total plat sambung + paku = 180 gram
- berat lantai jembatan = 225 gram
- Berat total jembatan = 1505 gram
Kombinasi Pembebanan
Berikut ini merupakan input beban pada struktur jembatan kayu berdasarkan jenisnya:
a. Dead Load (DL), meliputi beban:
• Berat total jembatan = 1420 gram yang meliputi profil gelagar utama,
gelagar melintang, rangka utama, ikatan angin dan sambungan
• Lantai kendaraan = Berat multipleks 3 mm 225 gram
b. Live Load (LL), meliputi beban:
Ql = beban dinamis 100 kg diletakkan di atas plat lantai jembatan
Dengan kombinasi beban sebagai berikut:
36
a. Untuk cek gaya aksial pada rangka batang 1,1 DL + 1,8 LL
b. Untuk cek displecement 1 DL + 1 LL
37
Jika rangka batang statis tertentu :
M + R = 2J (Perencanaan yang Digunakan)
Jika rangka batang statis tak tentu :
M + R > 2J
Jika rangka batang labil :
M + R < 2J
Keterangan : M = Jumlah batang
R = Jumlah reaksi perletakan
J = Jumlah joint
Gaya dalam dibatang pada sebuah rangka batang yang statis tertentu relatif
mudah dianalisis. Dua cara yang paling mudah adalah method of joints dan method of
sections. Dalam method of joints setiap joint diambil sebagai free body setelah reaksi
perletakan ditentukan dengan persamaan keseimbangan. Proses menentukan gaya
dalam pada setiap batang dimulai dengan sebuah joint yang ada dua gaya aksial yang
tidak diketahui. Dengan menggunakan persamaan keseimbangan horizontal dan
vertikal gaya axial ditentukan pada satu joint kemudian pada joint yang berikutnya
dengan hanya dua gaya aksial yang tidak diketahui.
Ada dua keadaan dimana method of sections sebaiknya digunakan; jika tidak
ada lagi sebuah joint dengan hanya dua gaya aksial yang tidak diketahui atau jika gaya
aksial pada satu atau dua batang saja yang perlu ditentukan. Dalam method of sections
rangka batang dipotong sehingga ada sebuah kelompok joint dalam free body. Ketiga
persamaan keseimbangan digunakan dalam method of joint.
38
Maka bentuk dari rangka batang beraneka ragam seperti gambar dibawah ini :
39
Gambar 3. 9 Jembatan rangka bawah
(Sumber : id.wikibooks.org)
Dari penjelasan diatas diperoleh sistem rangka batang jembatan yang termasuk
kedalam jenis rangka batang statis tertentu, dengan ketentuan sebagai berikut :
M = 32
R = 2 (Sendi dan Rol)
J = 17 titik buhul
M + R = 2J
32 + 2 = 2 x 17
34 = 34 ... ( OK )
40
a. Nama Jembatan : Giri Bahar
b. Bentang Jembatan : 100 cm
c. Lebar Jembatan : 15 cm
d. Tinggi Jembatan : 23 cm
e. Jenis jembatan : Jembatan rangka kayu K-Truss
f. Jumlah Segmen : 5 Segmen
g. Sambungan : Paku
h. Tumpuan : Sendi-Rol
3.6. Analisa Struktur terhadap Beban Rencana yang Berjalan
Perhitungan struktur pada jembatan “ Giri Bahar” menggunakan program
bantu SAP 2000 v.14 untuk melihat gaya serta lendutan pada struktur jembatan
tersebut. Sedangkan untuk perhitungan mengenai pembebanan pada plat lantai dan
penentuan profil rangka jembatan yang digunakan kami berikan contoh perhitungan
manual sesuai dengan literatur yang kami gunakan.
3.6.1. Data Perencanaan Jembatan
Nama Jembatan : Giri Bahar
Jenis Jembatan : Jembatan rangka kayu dengan lantai kendaraan atas
Lebar Jembatan : 15 cm
Bentang Jembatan : 100 cm
Tinggi Rangka : 23 cm
Jumlah Segmen : 5 Segmen
Lantai Kendaraan : Multiplek 3 mm
Tumpuan Perletakan : Sendi dan Rol
Sambungan : Plat sambung, paku dan lem “G”
Material : Kayu meranti merah
3.6.2. Perencanaan Gelagar Melintang
Berdasarkan gambar diatas diketahui gelagar melintang terdiri dari frame M1
sampai M13 . Sehingga dapat ditentukan pembebanannya sebagai berikut :
41
Tabel 3. 2 Penamaan Gelagar melintang
3.6.2.1. Pembebanan Gelagar Melintang
1. Beban Mati
Semua beban yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian
jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap
merupakan satu kesatuan tetap dengannya. ( RSNI T-02-2005 pasal 3.6 ).
Dalam hal ini meliputi : berat sendiri profil dan berat lantai kendaraan
Panjang gelagar melintang = 13 cm
Rencana profil = 1 x 1 cm
A =bxd
= 10 mm x 10 mm
= 100 mm2 = 1 x 10-4 m2
W = Berat jenis x Luas penampang
= 600 x 1.10-4
= 0,06 kg/m2
42
Berat multiplek= 0,178 x 1,1
= 0,196 kg/m
QDL = 0,262 kg/m
1
MDL = 8 x QDL x B2
1
= 8 x 0,262 x 0,132
= 0,00055 Kg.m
VDL = 0,5 x QDL x B
= 0,5 x 0,262 x 0,13
= 0,017 Kg
2. Beban Hidup
Semua beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan
bergerak/lalu lintas dan pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan
(RSNI T-02-2005 pasal 3.7). Dalam hal ini kami mengasumsikan beban hidup
merupakan beban ultimit rencana sebesar 100 kg yang berupa beban berjalan
dan pembebanannya diatas plat lantai kendaraan atau multiplek 3 mm (TOR
Dynamic Load Bridge Competition 2018). Sehingga ditentukan:
Beban qL = 100 Kg / L = 100 Kg / 0,13 m = 769,23 Kg/m
43
3.6.2.2. Kontrol Perhitungan Gelagar Melintang
Untuk kontrol perhitungan gelagar melintang kami mengambil batang
M4 sebagai contoh perhitungan.
Dimensi
10x10
Gambar 3. 13 Profil M4
1. Kontrol lentur pada gelagar melintang
Data input :
Fb = 10,6 ( Tabel 2.2)
CM = 0,85 ( Tabel 2.3)
CT = 1 ( Tabel 2.4)
CL = 1 ( SNI 7973-2013 Pasal 4.4.1 )
CF = 1 (SNI 7973-2013 Pasal 4.3.6 )
Cfu = 1 ( Tabel 2.6)
Ci = 0,8 ( Tabel 2.7)
Cr = 1,15 ( SNI 7973-2013 Pasal 4.3.9)
Kf = 2,54 ( Tabel 2.8)
Ф = 0,85 ( Tabel 2.9)
λ = 1,0 ( Tabel 2.10)
Fb’ = Fb. CM. CT. CL. CF. Cfu. Ci. Cr. Kf. Ф. λ
= 10,6 . 0,85 . 1 . 1 . 1 . 1 . 0,8 . 1,15 . 2,54 . 0,85 . 1,0
= 17.896 MPa
𝑏.𝑑 2 10.102
Sx = =
6 6
= 166,667 mm2
M’ = Fb’ . Sx
= 17,896 . 166,667
= 2982,736 Nmm
Mu = 2711,42 Nmm
Mu < M’ => 2711,42 Nmm < 2982,736 Nmm (OK)
44
2. Kontrol geser pada gelagar melintang
Faktor - faktor koreksi gelagar melintang :
Fv = 1,25 Mpa ( Tabel 2.2)
CM = 0,97 ( Tabel 2.3 )
CT = 1 ( Tabel 2.4)
CL = 1 ( SNI 7973-2013 Pasal 4.4.1 )
Ci = 1 ( Tabel 2.7)
Kf = 2,88 ( Tabel 2.8)
Ф = 0,75 ( Tabel 2.9)
λ = 1,0 ( Tabel 2.10)
= 174,6 N
Vu = 132,43 N
Vu < V’ => 132,43 N < 174,6 N (OK)
Berdasarkan perhitungan kontrol diatas, disepakati bahwa profil yang
dipakai untuk gelagar melintang memakai kayu meranti dengan
penampang 10 x 10 mm sebagai model jembatan kayu.
45
Berdasarkan gambar diatas diketahui gelagar utama yang terdiri dari
frame Vertikal (V), tepi atas (A), tepi bawah (B), dan diagonal (D). Perhitungan
pembebanan pada gelagar utama terdiri dari :
3.6.3.1. Pembebanan rangka utama
Beban yang digunakan dalam perhitungan rangka adalah beban hidup
yang berupa beban berjalan yang diletakkan diatas lantai kendaraan jembatan
sebesar 10 - 100 kg (panduan DLBC CIVEX 2018)
46
Tabel 3. 3 Rekapitulasi gaya-gaya pada jembatan
47
M6 1,1 D + 1,8 L 0,009
M7 1,1 D + 1,8 L 2,17
M8 1,1 D + 1,8 L 0 0
M9 1,1 D + 1,8 L 0,0004
M10 1,1 D + 1,8 L -0,08 2,17
M11 1,1 D + 1,8 L -0,075
M12 1,1 D + 1,8 L 0,00015
M13 1,1 D + 1,8 L 0 0
IK1 1,1 D + 1,8 L -0,44
-0,46
Ikatan IK2 1,1 D + 1,8 L 0,29
Angin IK3 1,1 D + 1,8 L 0,27
0,29
IK4 1,1 D + 1,8 L -0,46
Dimensi
10x20
Gambar 3. 17 Profil D8 D9
48
• Faktor – faktor koreksi
Cm = 0,8 ( Tabel 2.3 )
Ct = 1 ( Tabel 2.4 )
Cf = 1 ( SNI 7973-2013 Pasal 4.3.6 )
Ci = 0,8 ( Tabel 2.7 )
Kf = 2,4 ( Tabel 2.8 )
Фt = 0,9 ( Tabel 2.9 )
λ = 1( Tabel 2.10 )
• Kuat tekan Fc*
Fc* = Fc x Cm x Ct x Cf x Ci
= 7,9 x 0,8 x 1 x 1 x 1
= 6,32 Mpa
• Faktor stabilitas (Cp)
0,822 𝑥 𝐸𝑚𝑖𝑛
FCE = 2
(𝑙𝑒 ⁄𝑑)
0,822 𝑥 4066,94
=
47,27
= 70,73 MPa
= 7,618 – 6,638
= 0,98
• Kontrol tahanan tekan terkoreksi
Fc’ = Fc x Cm x Ct x Ci x Cp x Kf x Ф x λ
= 7,9 x 0,8 x 1 x 0,8 x 0,9 x 2,4 x 0,9 x 1,0
= 9,829 MPa
P’ = Fc’ x Ag
= 9,829 x 200
= 1965
= 200,51
49
Pu = 102,53 Kg (Batang D8 D9)
Pu < P’ => 102,53 Kg < 200,51 Kg (OK)
Dimensi
10x20
Gambar 3. 18 Profil B3
50
= 414,72 Kg
Tu = 16,45 Kg (Batang B3 )
Tu < T’ => 16,45 Kg < 414,72 Kg (OK)
Untuk mempermudah dalam perhitungan rangka batang, maka kami tampilkan dalam
bentuk tabel seperti dibawah ini :
Tabel 3. 4 Rekapitulasi kontrol rangka atas
51
D9 227 10 x 20 -40,67 Tekan 40,67 220,06 OK
D10 192 10 x 10 211,57 Tarik 211,57 259,20 OK
D11 200 10 x 10 -32,76 Tekan 32,76 213,44 OK
D12 225 10 x 10 47,05 Tarik 47,05 259,20 OK
D13 96 10 x 10 25,17 Tarik 25,17 259,20 OK
D14 96 10 x 10 -19,62 Tekan 19,62 220,88 OK
D15 129 10 x 10 -35,24 Tekan 35,24 219,20 OK
D16 150 10 x 10 32,36 Tarik 32,36 259,20 OK
52
Tabel 3. 9 Rekapitulasi bressing
53
Re = Fem/ Fes
= 86,081/41,3
= 2,08
Rt = lm/ls
= 10/3
= 3,33
Rd = 2,2
Dalam perencanaan sambungan pada jembatan Giri Bahar mengguanakan plat
sambung dua sisi, maka untuk persamaan batas leleh menggunakan geser tunggal
1. Mode kelelehan Im
𝐷 . 𝐼𝑚 . 𝐹𝑒𝑚
Z =
𝑅𝑑
1 . 10 . 86,081
=
2,08
= 413,85 N
2. Mode kelelehan Is
𝐷 . 𝐼𝑠 . 𝐹𝑒𝑠
Z =
𝑅𝑑
1 . 6 . 41,3
=
2,2
= 112.64 N
3. Mode kelelehan II
𝑅𝑒 + 2𝑅𝑒 2 ( 1 + 𝑅𝑡 + 𝑅𝑡 2 ) + 𝑅𝑡 2 𝑅𝑒 2 − 𝑅𝑒 ( 1 + 𝑅𝑡 )
K1 =√
( 1+𝑅𝑒 )
= 4,619
𝑘𝑙 . 𝐷 . 𝐼𝑠 . 𝐹𝑒𝑠
Z =
𝑅𝑑
4,619 . 1 . 6 . 41,3
=
2,2
= 520,27 N
54
4. Mode kelelehan IIIm
2 . 𝐹𝑦𝑏 ( 1 + 2 . 𝑅𝑒 )𝐷 2
k2 = -1 + √ 2 ( 1 + 𝑅𝑒) + 3 . 𝐹𝑒𝑚 . 𝐼𝑚2
= 1,55
𝑘2 . 𝐷 . 𝐼𝑠 . 𝐹𝑒𝑚
Z =
( !+2 𝑅𝑒 ) 𝑅𝑑
1,55 . 1 . 6 . 86,081
= ( ! + 2 . 2,08 ) 2,2
= 70,52 N
5. Mode kelelehan IIIs
2 ( 1 + 𝑅𝑒 ) 2 𝐹𝑦𝑏 ( 2 + 𝑅𝑒 ) 𝐷 2
k3 = -1 + √ +
𝑅𝑒 3 𝐹𝑒𝑚 𝐼𝑚2
= 0,779
𝑘3 . 𝐷 . 𝐼𝑠 . 𝐹𝑒𝑚
Z = ( 2 + 𝑅𝑒 ) 𝑅𝑑
0,779 . 1 . 6 . 86,081
= ( 2 + 2,08 ) 2,2
= 44.98 N
6. Mode kelelehan IV
𝐷 2 . 𝐹𝑒𝑚 . 𝐹𝑦𝑏
Z = 𝑅𝑑 . √ 3 . ( ! + 𝑅𝑒 )
1 2 2 . 86,081 . 689
= 2,2 . √ 3 . ( 1+2,1 )
= 51,978 N
55
Dari perhitungan di atas dapat kami tampilkan daftar nilai desain lateral acuan
berdasarkan mode kelelahan sebagai berikut :
Tabel 3. 10 nilai acuan berdasarkan mode kelelehan
Dari 6 mode kelelahan diambil nilai tahanan lateral acuan yang terkecil yaitu
pada mode kelelehan IIIs dengan tahanan lateral acuan Z = 22,853 N
Tahanan lateral terkoreksi :
Z’ = Z . Cm . Ct . Cg . Cd . Ceg . Cdi . Kf . Ф . λ
= 44,98 . 1 . 1 . 1 . 1 . 0,67 . 1,1 . 3,32 . 0,65 . 0,8
= 57,231 N
= 5,84 Kg
Sambungan pada joint A
Batang A1
Zu < n . Z’
21,62 < n . 5,84
n = 3,70 => 8 buah
maka digunakan 8 buah paku
Zu < 8 . 5,84
21,62 < 46,72 . . . (OK)
Batang V1
Zu < n . Z’
45,51 < n . 5,84
n = 7,79 => 8 buah
maka digunakan 8 buah paku
Zu < 8 . 5,84
45,51 < 46,72 . . . (OK)
56
Untuk mempermudah dalam perhitungan sambungan jembatan Giri Bahar,
maka kami menampilkan perhitungan dalam bentuk tabel seperti berikut ini :
Tabel 3. 11 Rekapitulasi perhitungan sambungan untuk masing-masing joint
57
V4 29,04 5,84 4,97 40,88 OK
L B1 1,04 5,84 0,18 5 29,2 OK
V2 29,02 5,84 4,97 29,2 OK
M B1 1,04 5,84 0,18 6 35,04 OK
B2 22,55 5,84 3,86 35,04 OK
D4 19,98 5,84 3,42 35,04 OK
D6 34,92 5,84 5,98 35,04 OK
N B2 22,55 5,84 3,86 9 52,56 OK
B3 50,56 5,84 8,66 52,56 OK
D6 47,92 5,84 8,21 52,56 OK
D7 21,76 5,84 3,73 52,56 OK
D8 39,90 5,84 6,83 52,56 OK
O B3 50,56 5,84 8,66 9 52,56 OK
B4 23,51 5,84 4,03 52,56 OK
D9 40,67 5,84 6,96 52,56 OK
D10 21,57 5,84 3,69 52,56 OK
D12 35,03 5,84 6,00 52,56 OK
P B4 23,51 5,84 4,03 6 35,04 OK
B5 0,4 5,84 0,07 35,04 OK
D14 19,62 5,84 3,36 35,04 OK
D16 32,36 5,84 5,54 35,04 OK
Q B5 0,4 5,84 0,07 5 29,2 OK
V4 29,04 5,84 4,97 29,2 OK
A M1 1,21 5,84 0,21 1 29,2 OK
B M2 0,0051 5,84 0,00 1 29,2 OK
GELAGAR MELINTANG
58
Tabel 3. 12 Berat Struktur Jembatan
59
Lendutan yang terjadi = 0,05189 mm
Lendutan ijin = 10 mm
Maka , tegangan ijin > tegangan aktual => 10 > 0,05189 (OK)
S1 S2 S3 S4 S10 S11
S1 00
S5 S6
S7 S8 S9
S1 S2 S3 S4 S5
S1
S6 S7 S8 S9 S10
00
S11
60
Tabel 3. 13 Jumlah paku yang dibutuhkan
1 S1 1100 5
2 S2 1140 6
3 S3 1640 7
4 S4 2173 7
5 S5 1390 7
6 S6 807,5 6
7 S7 1100 5
8 S8 1157 6
9 S9 2350 9
10 S10 970 1
11 S11 367,5 1
Jumlah Paku 60
Jumlah Keseluruhan Paku 262
61
2. Plat Sambung
Dalam Dynamic Load Bridge Competition 2018 ini menggunakan plat
sambung yang berupa multiplleks. Plat sambung awal yang disediakan oleh
Panitia adalah Multipleks setebal 3 mm dengan ukuran 30 cm x 30 cm
sebanyak 4 buah.
Gambar 3. 21 Multipleks
(Sumber : mediabangunan.com)
3. Paku
Paku yang disediakan oleh Panitia berukuran panjang sekitar 17-19 mm
dengan diameter 1 mm sebanyak 400 buah.
Gambar 3. 22 Paku
(Sumber : blogspot)
4. Lem
Lem yang digunakan adalah Lem “G” yang disediakan panitia sebanyak 1
buah
62
Gambar 3. 23 Lem G
5. Gergaji Kayu
Gergaji kayu dibawa sendiri oleh peserta, yang berguna untuk memotong
kayu menjadi potongan-potongan yang diinginkan.
Gambar 3. 25 Palu
7. Kelengkapan K3
63
Kelengkapan K3 yang kami gunakan adalah rompi, masker, sarung tangan,
kacamata dan topi.
Gambar 3. 26 Kelengkapan K3
3.10.2. Metode Perakitan
Dalam merakit jembatan giri bahar ini dibutuhkan langkah-langkah yang
tepat agar semuanya berjalan sesuai perencanaan dan desain. Adapun
langkah-langkah yang kami lakukan dalam merakit jembatan giri bahar ini
adalah sebagai berikut :
64
Tabel 3. 14 Cara Merakit Jembatan Giri Bahar
2 Pemotongan Bahan
65
4 Penyambungan gelagar
memanjang atas dengan batang
vertical V1 dan V1’
5 Penyambungan gelagar
memanjang bawah dengan batang
vertical V1 dan V1’
66
BAB IV
RENCANA ANGGARAN BIAYA PEMBUATAN MODEL JEMBATAN
Dalam membuat prototype jembatan “ ” direncanakan anggaran biaya
pembuatan yang meliputi bagian-bagian dari jembatan mulai dari gelagar, rangka, plat
lantai dan plat sambungan. Rincian dari anggaran biaya yang kami rencanakan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Rencana Anggaran Biaya
Batang atas
1 rangka 20 x 10 mm 2 Batang Rp4.000 Rp8.000
utama
Batang
bawah
2 20 x 10 mm 2 Batang Rp4.000 Rp8.000
rangka
utama
Batang
vertikal
3 20 x 10 mm 1 Batang Rp4.000 Rp4.000
rangka
utama
Batang
diagonal
4 20 x 10 mm 1 Batang Rp4.000 Rp4.000
rangka
utama
Batang
diagonal
5 10 x 10 mm 6 Batang Rp3.000 Rp18.000
rangka
utama
Batang
6 10 x 10 mm 2 Batang Rp3.000 Rp6.000
melintang
Ikatan
7 10 x 10 mm 1 Batang Rp3.000 Rp3.000
Angin
67
1000 x 150
8 Plat lantai 1 Lembar Rp7.000 Rp7.000
mm
L = 19 mm
10 Paku 0,5 Kg Rp20.000 Rp10.000
D = 1 mm
Lem "G"
11 Lem 1 Buah Rp5.000 Rp5.000
150 gram
68
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan proposal ini dapat kami tarik beberapa simpulkan.Untuk
mendapatkan suatu kontruksi jembatan yang memenuhi persyaratan SNI 7973-2013
dengan struktur yang kuat, inovatif, dan efisiensi kami melakukan analisis baik berupa
penjabaran inovasi, kuat tarik, biaya total dan estimasi waktu sebagai berikut.
1. Untuk merancang model jembatan Giri Bahar,kami terinspirasi dari model
jembatan model K-Truss. Inovasi yang kami terapkan adalah dengan
menggunakan model jembatan K-Truss yang kami umpamakan sebagai ombak
di lautan sesuai dengan filosofis dari nama jembatan Giri Bahar ini yang
diambil dari cerita rakyat Sunan Giri, Gresik.
2. Secara keseluruhan, baik tarik maupun tekan, jembatan Giri Bahar memenuhi
syarat, dengan lendutan akibat beban uji diasumsikan 10-100 Kg dan berat
sendiri struktur model jembatan yaitu sebesar 1420 gram yang memenuhi berat
struktur maksimum jembatan sebesar 1800 gram.
3. Biaya total yang diperlukan dalam pembuatan model jembatan ini sebesar Rp.
93.000,00
5.2. Saran
Sebaiknya perancangan jembatan meranti merah ini dapat diterapkan di
masyarakat guna terwujudnya tridharma perguruan tinggi tercapai serta perlunya
penerapan suatu konsep jembatan kokoh, efisien dan estetik sehingga didapatkan
jembatan yang ideal.
69
DAFTAR PUSTAKA
National, B.S. 2002. SNI 03-6848-2002 Metode Pengujian Berat Jenis Batang
Kayu. Jakarta. BSN
National, B.S. 2000. SNI 03-xxx-2000 Tata Cara Perencanaan Struktur Kayu.
Jakarta. BSN
National, B.S. 2013. SNI 7973-2013 Spesifikasi Desain untuk Konstruksi Kayu.
Jakarta: BSN
Nasional, B.S. 2016. SNI 1725-2016 Pembebanan untuk Jembatan. Jakarta: BSN
Nasional, B.S. 2005. RSNI T-02-2005 Standar pembebanan untuk jembatan. Jakarta:
BSN
PKKI. 1961. PKKI NI-5 1961 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia. Jakarta:
PKKI
Asiyanto. 2008. Metode Konstruksi Proyek Jalan. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Bambang, Supriyadi dan Agus Setyo Muntohar. 2007. Jembatan. Yokyakarta: CV
BETA OFFSET.
Struyk, H. J., dan Veen, K.H.C.W. 1984. Jembatan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Satyarno, I.. 2003. Analisis struktur jembatan. Yogyakarta: Teknik Sipil FT UGM.
PRIGTHS1004. 2013. Makalah Tentang Meranti dalam
https://worldofnaveezha.wordpress.com/2013/04/05/makalah-tentang-
meranti/comment-page-1/ diakses pada Selasa, 17 Juli 2018 pukul 19.30 WIB.
Suryo Eko Prasetyo. 2017. Untuk Tumbal Bayi Sunan Giri Dibuang ke Laut dalam
https://www.jawapos.com/hijrah-ramadan/12/06/2017/untuk-tumbal-bayi-sunan-giri-
dibuang-ke-laut diakses pada Sabtu, 28 Juli 2018 pukul 10.30 WIB.
Central Intelligence Agency. 2017. The World Factbook dalam
https://www.cia.gov/library/publications/resources/the-world
factbook/rankorder/2147rank.html diakses pada Kamis, 5 Juli 2018 pukul 07.35 WIB
Berita Kemendagri. 2018. Sebanyak 16.056 Pulau Bernama Indonesia Telah
Dilaporkan ke PBB dalam http://www.kemendagri.go.id/news/2018/05/04/sebanyak-
16056-pulau-bernama-indonesia-telah-dilaporkan-ke-pbb diakses pada Kamis, 5 Juli
2018 pukul 21.09 WIB
70
LAMPIRAN
71
LAMPIRAN 1
NAMA TIM
CT-1617
NAMA MAHASISWA
1 4
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITU TEKNOLOGO SEPULUH NOPEMBER
NAMA TIM
CT-1617
TAMPAK SAMPING
NAMA MAHASISWA
2 4
1 2' 3' 4' 5' 6' 7
120 200 180 180 200 120
NAMA TIM
H I J K
230
190
CT-1617
L M N O P Q
150 200 300 200 150
1 2 3 4 5 6
NAMA DOSEN PEMBIMBING
R S T U V W X
NAMA MAHASISWA
Y Z AA AB
230
190
Alexandro Giovanny Acnellio
(10111700000069)
Yusron Hakiki
(10111600000068)
X W V U T S R
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITU TEKNOLOGO SEPULUH NOPEMBER
124
150
NAMA TIM
A B C D E F G
CT-1617
AH AG AF AE AD AC
150
124
L M N O P Q
150 200 300 200 150 Dr. Eng Yuyun Tajunnisa S.T., M.T.
NIP : 19780201 200604 2 002
1 2 3 4 5 6
AH L AC Q
A
Meranti 10x20
NAMA TIM
190
CT-1617
90 90
150
100
110
NAMA MAHASISWA
Meranti 10x20
Meranti 10x20
Alexandro Giovanny Acnellio
(10111700000069)
Yusron Hakiki
(10111600000068)
Dewi Ida Shofiah
(10111700000052)
TAMPAK A POTONGAN A
SKALA 1 : 1 SKALA 1 : 1
1 12
Meranti 10x10
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITU TEKNOLOGO SEPULUH NOPEMBER
B
A
Meranti 10x20 NAMA TIM
CT-1617
90
202
90
Meranti 10x10
NAMA MAHASISWA
90
Meranti 10x10
Alexandro Giovanny Acnellio
(10111700000069)
Meranti 10x10
Yusron Hakiki
(10111600000068)
Dewi Ida Shofiah
(10111700000052)
POTONGAN A POTONGAN B
SKALA 1 : 1 SKALA 1 : 1
2 12
Meranti 10x10
A B
NAMA TIM
Meranti 10x20
56
CT-1617
120 90 115
Meranti 10x10
Meranti 10x20 55
90 116
Dr. Eng Yuyun Tajunnisa S.T., M.T.
NIP : 19780201 200604 2 002
90
193
90
Meranti 10x10
43 43
NAMA MAHASISWA
90
Meranti 10x20
Meranti 10x20
Alexandro Giovanny Acnellio
Meranti 10x10 (10111700000069)
Yusron Hakiki
(10111600000068)
Dewi Ida Shofiah
(10111700000052)
POTONGAN A POTONGAN B
SKALA 1 : 1 SKALA 1 : 1
3 12
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
Meranti 10x10 INSTITU TEKNOLOGO SEPULUH NOPEMBER
B
NAMA TIM
A
Meranti 10x20
CT-1617
90 90
90
213
Meranti 10x10
NAMA MAHASISWA
75
Meranti 10x20 Meranti 10x20 Alexandro Giovanny Acnellio
(10111700000069)
Yusron Hakiki
(10111600000068)
Dewi Ida Shofiah
(10111700000052)
POTONGAN A POTONGAN B
SKALA 1 : 1 SKALA 1 : 1
4 12
Meranti 10x10
Meranti 10x20 A
NAMA TIM
90
117
90
Meranti 10x10
TAMPAK H
SKALA 1 : 1
NAMA MAHASISWA
POTONGAN A
SKALA 1 : 1
5 12
Meranti 10x10
A
NAMA TIM
Meranti 10x10
90
Meranti 10x10
CT-1617
90
80
NAMA DOSEN PEMBIMBING
TAMPAK I
Meranti 10x10 SKALA 1 : 1
NAMA MAHASISWA
POTONGAN A
SKALA 1 : 1
6 12
Meranti 10x10
A Meranti 10x20
NAMA TIM
190
CT-1617
90 90
Meranti 10x10
Meranti 10x20
NAMA MAHASISWA
100
110
Alexandro Giovanny Acnellio
150
150
Meranti 10x10 (10111700000069)
200
Yusron Hakiki
(10111600000068)
Dewi Ida Shofiah
(10111700000052)
135 90
TAMPAK L POTONGAN A
SKALA 1 : 1 SKALA 1 : 1
7 12
Meranti 10x10
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITU TEKNOLOGO SEPULUH NOPEMBER
B
Meranti 10x20
A NAMA TIM
CT-1617
90
Meranti 10x20
90
Meranti 10x10
NAMA MAHASISWA
POTONGAN A POTONGAN B
SKALA 1 : 1 SKALA 1 : 1
8 12
Meranti 10x10
B
A NAMA TIM
CT-1617
260 90 90
Meranti 10x10
Meranti 10x20 Dr. Eng Yuyun Tajunnisa S.T., M.T.
Meranti 10x10 NIP : 19780201 200604 2 002
Meranti 10x20
90
75
Alexandro Giovanny Acnellio
(10111700000069)
213
90
90 Yusron Hakiki
(10111600000068)
Dewi Ida Shofiah
(10111700000052)
260 90 90
NO GAMBAR JUMLAH GAMBAR
POTONGAN A POTONGAN B
SKALA 1 : 1 SKALA 1 : 1
9 12
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITU TEKNOLOGO SEPULUH NOPEMBER
NAMA TIM
CT-1617
NAMA MAHASISWA
PERSPEKTIF 1
10 12
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITU TEKNOLOGO SEPULUH NOPEMBER
NAMA TIM
CT-1617
NAMA MAHASISWA
PERSPEKTIF 2
11 12
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITU TEKNOLOGO SEPULUH NOPEMBER
NAMA TIM
CT-1617
NAMA MAHASISWA
PERSPEKTIF 3
12 12