Tinjauan Pustaka ALL PDF
Tinjauan Pustaka ALL PDF
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
29, 30
2.2.2 Konjungtiva
Keterlibatan konjungtiva, walaupun tidak sering pada leukemia
tetapi terjadi paling sering pada substansia propia dan menjadi difus atau
setengah-setengah yang cenderung menjadi pembuluh darah yang
padat. Comma-shaped venial yang abnormal (cork screw vessel mirip
dengan sickle cell disease yang juga pernah dilaporkan. 5, 6, 19
Hal ini telah dilaporkan pada pasien dengan LLA tetapi dapat juga
terjadi pada tipe lain. Pada beberapa kasus keterlibatan konjungtiva ini
terdiri dari nodul-nodul visibel disekeliling injeksi, area yang mirip dengan
episkleritis fokal sedangkan yang lainnya hanya pembengkakan yang kecil
dari konjungtiva dan yang lainnya dapat menjadi difus juga
pembengkakan subtansi yang mengakibatkan terbatasnya pergerakan
mata. Selain dari keterlibatan mata oleh karena leukemia, terlibatnya
konjungtiva juga dapat terjadi disetiap saat selama perjalanan penyakit
dan dapat merupakan tanda awal dari suatu penyakit. 5,6,19, 21, 33, 38,
Lei et all menyatakan dapat terjadi tumor konjungtiva bilateral pada
wanita usia 25 tahun dimana hal ini adalah tanda yang pertama pada LLA
yang relaps.
2.2 3 Kornea dan Sklera
Kornea adalah struktur yang avaskular oleh karena itu jarang
terlibat pada leukemia, khususnya pada bentuk yang invansi langsung
oleh leukemia. Allen dan Straatsma’s melaporkan tidak ada keterlibatan
kornea pada infiltrasi limbal. 6, 10,19, 34
Ring ulcer yang steril dengan iritis dan pannus pernah dilaporkan
pada leukemia. Keratitis dapat terjadi sebagai sekunder pasien dengan
GVHD dapat menyebabkan penipisan karena yang berat dan perforasi
kornea yang mengancam. 15
Keterlibatan kornea yang terlihat saat perubahan epitel kornea
yang disebabkan oleh kemoterapi. Pertukaran ini termasuk penipisan
2.2.5 Koroid
Koroid menunjukkan infiltrasi leukemia yang lebih konsisten pada
pemeriksaan histopatologi. Secara klinis retina yang paling sering terlibat
pada leukemia. Keterlibatan koroid oleh sel leukemia menuju ke
perivaskular dan mungkin setengah-setengah atau difus. Koroid menjadi
tebal beberapa kali dari normal pada posterior pole. Lapisan Retinal
pigment epitelium menunjukkan perubahan sekunder termasuk atropi dan
hipertropi. Hal ini menyebabkan kehilangan sel fotoreseptor sekunder,
drusen ataupun seous detachment. Secara klinis keterlibatan koroid
menyebabkan serous retinal detachment yang secara umum menjadi
dangkal dan berlokasi di posterior pole. Detachment ini dilaporkan pada
LLK, LLA, LMK dan LMA. 6, 19
2 2.6 Retina
Keterlibatan retina pada leukemia lebih sering dari jaringan okular
lainnya. Diperkirakan sampai 69% dari semua pasien dengan leukemia
memperlihatkan perubahan fundus pada beberapa poin dari penyakit
mereka, walaupun saat ini tak ada treatment yang spesifik. (Alemayehu
1996) Manifestasi awal (dikarenakan oleh gangguan hematologi) adalah
dilatasi vena dan tortuosity. 6, 10, 19 26, 27, 31, 32
Perdarahan dapat terjadi pada semua lapisan retina, biasanya
pada posterior pole dan dapat meluas ke vitreus. Perdarahan dapat
terbentuk mengelilingi ataupun seperti nyala api (flame shaped) dan
sering memiliki komponen yang putih. Area yang putih ini terdiri dari : sel-
sel leukemia dan debris, platelet dan emboli septic. Gambaran klinis yang
sama dapat terlihat pada anemia berat, trombositopeni dan hiperviskositi.6,
19, 28, 32
Leukemia
Infiltrasi
Direct Indirect
N.Cranial Sel leukemik di CSF Hiperviscosity Spontan hemorhage Hiperviscosity, Perubahan warna iris aliran koriokapilaris anemia, trombositopenia
Optic Nerve TIK conjungtivitis /hipopion Infiltrasi ke trabekular meshwork Ggn RPE Leukositosis
Visual loss Papil Oedema Terhambatnya aliran trabekular cairan koroidal di subretinal ggn mikrovaskular
Extra ocular muscle palsy Meshwork Ggn outer blood barrier retina Multiple hemorhage