Anda di halaman 1dari 7

Ketersediaan lahan dan perkembangan ternak

Sistem produksi ternak


 System pengelolaan ternak yang di terapkan untuk menghasilkan ternak.
Termasuk hasil-hasil turunanya ( daging,rumput, dll)
 Beraneka-ragam tergantung sudut pandang yang di gunakan
 Klasifikasi menjadi 3 faktor :

 Integrasikan dengan tanaman


Persaingan penggunaan pangan,perumahan, dan kebutuhan
manusia seperti jalan dan sarana yang lain. Hal ini menyebabkan
terjadinya penurunan produksi tanaman pangan dan populasi
ternak. Di daerah padat penduduk dan padat ternak misalnya ,
hijauan pakan ternak berasal dari rumput alam dan limbah hasil
pertanian yang berkualitas rendah dan tidak mencukupi sepanjang
tahun. Mengingat semakit sempitnya lahan yang di miliki petani,
maka usaha peningkatan produksi ternak agar dititik beratkan pada
usaha tadi intensifikasi. Sejalan dengan ini petani juga di tuntut
untuk memanfaatkan lahan yang sempit seoptimal mungkin agar
dapat memenuhu kebutuhan keluarga. Pola integrasi antara
tanaman pangan dan ternak atau yang sering kita sebut dengan
pertanian terpadu, adalah memadukan antara kegiatan peternakan
dan pertanian. Pola ini sangatlah menunjang dalam penyediaan
pupuk kandang di lahan pertanian sehingga pola ini sering di sebut
pola peternakan tanpa limbah karena limbah peternakan di gunakan
untuk pupuk, dan limbah pertanian untuk makan ternak.

 Hubungan dengan ketersediaan lahan


Peninggkatan jumlah penduduk tersebut ternyata membawa
dampak negative bagi lingkungan. Dampak yang terjadi pada
lingkungan akibat peninggkatan jumlah penduduk antara lain :
pencemaran lingkungan oleh limbah atau sampah rumah
tangga,berkurangnya ketersediaan air bersih,berkurangnya
ketersediaan udara bersih, dan berkurangnya ketersediaan ruang
dan lahan pertanian , semakin banyak jumlah penduduk ,maka
resiko terjadinya pencemaran semakin tinggi,jumlah air yang di
butuhkan semakin banyak ,dan ketersediaan ruang dan lahan
pertanian semakin sedikit.
 Zona agro-ekologi
Data geospasial tematik turunan dari peta tanah atau satuan lahan,
yang menyajikan besaran satuanlahan yang mempunyanyi
kesamaan karakteristik iklim, tanah, potensi untuk pengembangan
komoditas pertanian.

Faktor yang berpengaruh


 Sumber daya alam ( lahan, pakan)
Populasi ternak melebihi kapasitas daya dukung sumber lahan yang
berlangsung secara terus menerus tanpa pencegahan, akan berakibat
degradasi lahan dan berkurangnya ketersediaan hijauan makanan ternak.
Beberapa tindakan yang dapat meningkatkan daya dukung lahan,terutama
terhadap lahan milik perorangan yang telah di bajak kemudian di
telantarkan . dan penggunaan yang tidak efektif lainnya.

 Sumber daya manusia


Kualitas SDM yang baik juga mempengaruhi teknologi peternakan yang
diterapkan. Rancangan untuk pengembangan usaha peternakan yang
dilihat dari berbagai macam potensi berguna dalam membentuk
peternakan yang maju dan mandiri.

 Sistem pemeliharaan
Sistem pemeliharaan Sistem pemeliharaan sapi potong dikategorikan
dalam tiga yaitu sistem pemeliharaan intensif yaitu ternak dikandangkan,
sistem pemeliharaan semi intensif yaitu ternak dikandangkan pada malam
hari dan dilepas di padang penggembalaan pada pagi hari dan sistem
pemeliharaan ekstensif yaitu ternak dilepas di padang penggembalaan.

 Breeding (pembibitan)
Pembibitan adalah kegiatan budidaya untuk menghasilkan bibit
ternak untuk keperluan sendiri atau untuk di perjual-belikan.

 Rearing (pembesaran)
Dengan memberikan pakan dengan jumlah yang cukup dan pakan
yang memenuhi nilai gizi pada ternak . Pedet adalah sebutan bagi
anak ternak sapi yang baru lahir hingga berumur 8 bulan. Pada saat
lahir, pedet memiliki ukuran tubuh yang kecil, tetapi dengan kepala
yang relative besar dengan kaki yang panjang. Hal ini disebabkan
oleh proses pertumbuhan bagian tubuh yang memang berbeda-beda
Pada saat pedet lahir, pencapaian berat badan baru sekitar 8 %.
Secara berurutan, yang tumbuh atau terbentuk setelah lahir adalah
saraf, kerangka, dan otot yang menyelubungi seluruh kerangka.
Semua itu sudah terbentuk sejak dalam kandungan. Kepala dan
kaki merupakan bagian tubuh yang tumbuh paling awal dari pada
bagian tubuh yang lain. Sedangkan bagian punggung, pinggang
dan paha baru akan tumbuh kemudian.
Jika dibandingkan dengan ternak sapi dewasa, pedet atau anak
sapi kakinya lebih tinggi dan dadanya lebih sempit. Kaki belakang
lebih panjang daripada kaki depan. Badannya lebih pendek atau
dangkal dan tipis (kerempeng), serta ukuran kepalanya lebih
pendek. Semakin bertambah umurnya, semakin memanjang ukuran
kepalanya.
Tata cara pemeliharaan pedet merupakan salah satu bagian
yang sangat penting. dalam mengelola peternakan. 3-4 hari setelah
lahir, pedet harus segera mendapatkan kolostrum dari induknya,
karena, tingkat kematian/ mortalitas dapat mencapai 16-20%.

 Fattening(penggemuka)
Salah satu usaha untuk mempercepat dan meningkatkan produsi
daging. Pedet adalah sebutan bagi anak ternak sapi yang baru lahir
hingga berumur 8 bulan. Pada saat lahir, pedet memiliki ukuran
tubuh yang kecil, tetapi dengan kepala yang relative besar dengan
kaki yang panjang. Hal ini disebabkan oleh proses pertumbuhan
bagian tubuh yang memang berbeda-beda.
Pada saat pedet lahir, pencapaian berat badan baru sekitar 8 %.
Secara berurutan, yang tumbuh atau terbentuk setelah lahir adalah
saraf, kerangka, dan otot yang menyelubungi seluruh kerangka.
Semua itu sudah terbentuk sejak dalam kandungan. Kepala dan
kaki merupakan bagian tubuh yang tumbuh paling awal dari pada
bagian tubuh yang lain. Sedangkan bagian punggung, pinggang
dan paha baru akan tumbuh kemudian.
Jika dibandingkan dengan ternak sapi dewasa, pedet atau anak
sapi kakinya lebih tinggi dan dadanya lebih sempit. Kaki belakang
lebih panjang daripada kaki depan. Badannya lebih pendek atau
dangkal dan tipis (kerempeng), serta ukuran kepalanya lebih
pendek. Semakin bertambah umurnya, semakin memanjang ukuran
kepalanya.
Tata cara pemeliharaan pedet merupakan salah satu bagian
yang sangat penting. dalam mengelola peternakan. 3-4 hari setelah
lahir, pedet harus segera mendapatkan kolostrum dari induknya,
karena, tingkat kematian/ mortalitas dapat mencapai 16-20%.
 Metode pemeliharaan\ intensitas penggunaan imput:

 Intensif
Intensif Usaha peternakan yang menggunakan model intensif
memiliki ciri-ciri penggunaan area terbatas, kehidupan ternak
sangat bergantung dengan campur tangan manusia, penggunaan
teknologi sangat dibutuhkan, serta penggunaan sarana produksi
yang intensif sehingga membutuhkan biaya yang tinggi untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Sistem pemeliharaan semi
intensif memiliki ciri tenaga kerja, dan modal tidak di perhitungkan
secara bisnis. Tenaga kerja dilakukan sendiri oleh peternak,
kandang di buat sendiri dan hijauan dicari dari sekeliling tempat
tinggal Semi intensif merupakan tipe yang paling banyak
digunakan,parapeternakmembuat kandang, melepaskan/menggiring
ke padangan di saat para petani melakukan pekerjaan utamanya.

 Potensi penggunaan teknologi


Pembangunan peternakan merupakan rangkaian kegiatann yang
berkesenambungan untuk mengembangan kemampuan masyarakat
peternakan, agar mampu melaksanakan usaha produktif di bidang
peternakan secara mandiri. salah satu bentuk usaha peternakan yang cukup
pontensial di kembangkan adalah ternak sapi potong. Program
pengembangan usaha ternakan sapi potong dapat di capai dengan
memanfaatan sumber daya secara optimal dan tepat guna yang di
sesuaikan dengan keadaan alam,kondisi sosial ekonomi masyarakat
setempa,sarana prasarana teknologi peternakan yang berkembang dan
kelembagaan serta kebijakan yang mendukung.

 Kebijakan permintaan konsumen


Dalam upaya memenuhi permintaan daging konsumen dalam nengeri dan
ternak sapi potong, pemerintah telah berupaya untuk memenuhinya
melalui upaya-upaya pengembangan berbagai program,baik melalui pola
fattening, breeding maupun upaya pembesaran bakalan ternak sapi potong.
Pada tahun anggaran 2002 pemerintah telah merencanakan upaya
pengembangan ternak sapi potong melalui kegiatan program
pengembangan kawasan agribisnis berbasis peternakan, dan kegiatan
tersebut di aplikasikan pada berbagai bentuk kegiatan
pengembanganternak potong khususnya sapi potong
 Dampak terhadap lingkungan
Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial
untuk mendorong kehidupan jasad renik yang dapat menimbulkan
pencemaran. Suatu studi mengenai pencemaran air oleh limbah peternakan
melaporkan bahwa total sapi dengan berat badannya 5.000 kg selama satu
hari, produksi manurenya dapat mencemari 9.084 x 10 7 m3 air. Selain
melalui air, limbah peternakan sering mencemari lingkungan secara
biologis yaitu sebagai media untuk berkembang biaknya lalat. Kandungan
air manure antara 27-86 % merupakan media yang paling baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan larva lalat, sementara kandungan air
manure 65-85 % merupakan media yang optimal untuk bertelur lalat
Kehadiran limbah ternak dalam keadaan keringpun dapat menimbulkan
pencemaran yaitu dengan menimbulkan debu. Pencemaran udara di
lingkungan penggemukan sapi yang paling hebat ialah sekitar pukul 18.00,
kandungan debu pada saat tersebut lebih dari 6000 mg/m3, jadi sudah
melewati ambang batas yang dapat ditolelir untuk kesegaran udara di
lingkungan (3000 mg/m3). Salah satu akibat dari pencemaran air oleh
limbah ternak ruminansia ialah meningkatnya kadar nitrogen. Senyawa
nitrogen sebagai polutan mempunyai efek polusi yang spesifik, dimana
kehadirannya dapat menimbulkan konsekuensi penurunan kualitas
perairan sebagai akibat terjadinya proses eutrofikasi, penurunan
konsentrasi oksigen terlarut sebagai hasil proses nitrifikasi yang terjadi di
dalam air yang dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan biota air

Kebutuhan \ ketersediaan sumber daya :


sistem produksi lahan Tenaga kerja modal
Extensive grazing tinggi rendah Rendah
Mixed crop rendah tinggi rendah
Specialize rendah rendah tinggi
production

Mixed farming

Dalam sistem pemeliharaan


 Ektensif
pemeliharaan ternak di padang penggembalaan, pola pertanian menetap atau
di hutan Usaha peternakan secara ekstensif dapat dilakukan di daerah dan
padang rumput luas, tandus, dan iklimnya tidak memungkinkan untuk
pertanian. Dibeberapa daerah ternak dilepaskan di lapangan tanpa
memperhatikan kecukupan pakan dan keadaan padang rumput

 Intensif
tipe yang paling banyak digunakan, para peternak membuat kandang,
melepaskan/menggiring ke padangan di saat para petani melakukan
pekerjaan utamanya.

 Semi intensif
perpaduan dari pemeliharaan secara intensif dan ekstensif. Sapi dibiarkan
merumput pada pagi hari lalu pada sore hari ia dimasukkan kembali ke
kandang. Keuntungan dari sistem pemeliharaan semi-intensif adalah
membutuhkan lebih sedikit energi dibanding sistem pemeliharaan intensif,
membutuhkan lahan lebih sedikit dibanding sistem pemeliharaan ekstensif,
ternak masih bisa bergerak bebas dan bertingkah laku secara alami, serta
masih terdapat kesempatan untuk memanajemen kesehatan ternak.

Tahapan pemeliharaan

 Pembibitan ( breeding)
 Memeliharaan induk dan penjantan
Dalam usaha pembibitan, diperlukan adanya pemeliharaan induk
dan pejantan sapi karena mengemban tugas untuk menghasilkan
anakan-anakan sapi yang berkualitas. Pemeliharaan induk dan
pejantan secara khusus biasa dilakukan di peternakan besar.

a. Masa bakalan

Masa pemeliharaan sapi untuk produksi bibit dimulai dari bakalan


(mulai lepas sapih hingga masa pubertas). Pada masa bakalan, sapi
memiliki pertumbuhan yang cukup cepat juga hingga masuk masa
pubertas. Jika diukur dengan umur, masa tersebut sekitar umur 3
bulan hingga umur 12 bulan. Pada segmen atau kondisi ini, sapi
membutuhkan pakan sebaik mungkin. Dengan pemberian pakan
yang baik, akan memberikan laju pertumbuhan yang baik pada
sapisebagai persiapan melakukan produksi.
b. Masa pubertas

Masa pubertas (sekitar umur 10—18 bulan) ini merupakan fase


terakhir sapi untuk memacu pertumbuhan. Pada masa ini
merupakan fase yang paling efisien dalam menggunakan ransum
atau pakan untuk peningkatan bobot badan sehingga dapat
digunakan untuk memacu pertumbuhan. Sapi jantan akan lebih
cepat tumbuh atau mempunyai pertambahan bobot badan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan sapi-sapi betina.

c. Perawatan sapi bakal induk dan pejantan

Perawatan sapi bakal induk dan pejantan harus diperlakukan


dengan baik. Perlakuan yang baik, di antaranya pemberian pakan,
kebersihan, dan perawatan kesehatan sapi yang dilakukan dengan
baik serta kontinu.

Anda mungkin juga menyukai