Disusun Oleh:
Dhea Mustika
19/451274/KU/21791
D. Manifestasi Klinis
Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payuidara, rasa sakit,
keluarcairan dari puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi
putting susu, dan nyeri tekan. Ulserasi pada payudara merupakan tanda
lanjut dari penyakit.
Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar
getah bening; nyeri pada daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah,
atau pelvis; batuk menetap; anoreksi atau berat badan yang turun; gangguan
pencernaan; pusing; penglihatan yang kabur; dan sakit kepala.
Ca payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan
payudara terdapat. Ca payudara umumnya terjadi pada payudara sebelah
kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang
tidak teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan
yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit
payudara jinak. Metastasis ke kulit dapat dimanifestasikan adanya Ca
payudara pada tahap lanjut.
Adapun Gejala umum Ca mamae adalah:
1. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
2. Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran
karena mulai timbul pembengkakan
3. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar
puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus
pada payudara
4. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
5. Ada cairan yang keluar dari puting susu
6. Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar,
erosi dan terjadi retraksi
7. Ada rasa sakit
8. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar
kalsium darah meningkat
9. Ada pembengkakan didaerah lengan
10. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
11. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
12. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun
sudah diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan
tertarik ke dalam.
13. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk.
14. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
15. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat
tubuh lain
E. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan laboratorium, meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum
atau plasma
e. Pemeriksaan sitologik. Pemeriksaan ini memegang peranan
penting pada penilaian cairan yang keluarspontan dari putting
payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi.
2. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi
secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk
mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap
awal. Mammografi pada masa menopausekurang bermanfaat karean
gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
3. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat
pada mammaeultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit
dengan kista. kadang-kadangtampak kista sebesar sampai 2 cm.
4. Thermografi
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae
ataumengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas
karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih
tinggi.
5. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara
pembuluh- pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan
peningkatan sirkulasi sekitarsisi tumor.
6. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau
ganas, dengancara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif
terhadap massa dan bergunaklasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi
terapi.
7. CT Scan
8. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada
peredaran darahdengan sendimental dan sentrifugis darah.
F. Asuhan Keperawatan
Diagnosa NOC NIC
- Tentukan dampak
dari nyeri terhadap
kualitas hidup
(tidur, selera
makan, aktivitas,
dll)
- Evaluasi
keefektifan
manajemen
nyeri yang
pernah
diberikan
sebelumnya
- Ajarkan pasien
dan
pengunjung
untuk cuci
tangan
- Cuci tangan
sebelum dan
sesudah
melakukan
perawatan
kepada pasien
- Lakukan perawatan
aseptic pada IV
line
- Tingkatkan
asupan nutrisi
yang adekuat
- Dorong
pasien untuk
istirahat
- Ajarkan pada
pasien dan
keluarga cara
untuk mencegah
infeksi
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions
Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis
:Mosby Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi
10.Jakarta:EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid
2 . Edisi 4. Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi.
EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification
2009-2011, NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd