Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR

Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

Bab
2

Metodologi Pelaksanaan
Pekerjaan

2.1 ALUR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan perencanaan secara umum terdiri atas:


1. Tahap Persiapan, ditujukan untuk menyiapkan kerangka pelaksanaan
studi berupa pemantapan metodologi, rencana dan persiapan survey,
kajian literatur dan peraturan terkait,
2. Tahap Pengumpulan Data, ditujukan untuk memperoleh data sekunder
maupun primer yang dibutuhkan dalam kegiatan analisis Perencanaan
Gedung Inspektorat.
3. Tahap Analisis, ditujukan untuk menghasilkan konsep perencanaan
4. Tahap Perencanaan dan Desain, merupakan penterjemahan hasil
analisis yang tertuang pada konsep rencana desain gedung kantor,
rencana anggaran biaya, dan rencana kerja serta syarat pelaksanaan
yang dilengkapi dengan lampiran dokumen gambar desain dan detail
teknis.

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-1


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

Awal
- Administrasi dan personel Laporan
- Pemantapan metodologi, rencana kerja dan rencana Persiapan
survey
- Orientasi Wilayah, Kajian data sekunder, peraturan
terkait, dan studi literatur.
`

Survey Sekunder Survey Primer


Pengumpulan
- Data gambaran wilayah kabupaten - Survey Lapangan Data
Jayapura - Survey Wawancara
- Peta Lokasi kegiatan

AnalisisMakro
- Analisa Sirkulasi dan Zonning Tapak
- Analisa Land Use Planning
- Analisa utilitas lingkungan Laporan
Akhir

Analisa Mikro
- Analisa Kebutuhan dan Besaran Ruang Analisa
- Analisa Sirkulasi Ruang
- Analisa Bentuk ruang
- Analisa Struktur Dan Konstruksi
- Analisa Utilitas
- Analisa lanscape

Konsep akhir
- Gambar rencana dan gambar kerja Perencanaan
- Rencana anggaran biaya ( RAB ) Dan Desain
- Rencana kerja dan syarat – syarat ( RKS )

Gambar 2.1 : Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-2


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

2.2 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Secara umum terdapat 4 kegiatan utama di dalam tahap persiapan ini, yakni:
1. Pemantapan metodologi :
a. Merencanakan detail tahap pelaksanaan kegiatan untuk mengefisiensikan
penggunaan waktu dan sumber daya.
b. Menetapkan metoda dan analisis yang tepat karena mempengaruhi
kebutuhan data, penyediaan waktu analisis, dan kualitas hasil penelitian
secara keseluruhan.
2. Studi literatur, yakni:
Memaksimalkan kemungkinan penggunaan data / literatur yang
mendukung dalam kegiatan perencanaan seperti peraturan pembangunan,
dan data yang pernah dipakai pada studi terdahulu di wilayah kajian serta
mempertimbangkan hasil rekomendasi studi-studi yang pernah dilakukan di
wilayah kajian.
3. Review peraturan/kebijakan terkait, yakni:
Melakukan review terhadap peraturan perundangan dan kebijakan mengenai
peraturan pembangunan gedung negara,
4. Persiapan survey
Untuk kemudahan dalam pelaksanaan di lapangan disusun tahapan
persiapan yang meliputi :Identifikasi titik-titik survey, estimasi kebutuhan
personil dan rencana jadwal pelaksanaan survey

2.2.1 Tahap Pengumpulan Data.


Pengumpulan data meliputi penelaahan mengenai maksud dan tujuan
pengumpulan data, klasifikasi data yang akan dikumpulkan, perencanaan detail
survey, penentuan lokasi dan waktu pengumpulan data dan sebagainya. Hal ini
dimaksudkan agar pengumpulan data yang akan dilakukan menjadi efektif dan
efesien.

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-3


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

2.2.2 Persiapan Survey


Persiapan survey ini dilakukan untuk merencanakan secara detail pelaksanaan
survey yang berkaitan dengan:
 Pemilihan metoda survey,
 Penyiapan formulir survey sesuai dengan metoda survey yang digunakan,
 Penyiapan sumber daya survey (surveyor dan keperluan alat) dan
penyusunan jadwal pelaksanaan survey.

2.2.3 Kebutuhan Data

Pada dasarnya survey lapangan dilakukan untuk melakukan verifikasi terhadap


data yang diperoleh melalui survey data sekunder. Dari Kerangka Acuan Kerja
dapat ditarik beberapa item data yang harus dikumpulkan konsultan melalui
survey lapangan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1
Kebutuhan Data Primer
No Jenis Data Sumber
1 Data Topografi - Survey Topografi
kebutuhan sarana dan prasarana - Inspektorat dan survey Lapangan.
2
Gedung Kantor.

2.2.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yakni survey sekunder dan
survey primer.
1. Survey Sekunder
Survey sekunder dilakukan terhadap instansional terkait guna keperluan data
yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan perencanaan.

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-4


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

2. Survey Primer
Merupakan kegiatan survey lapangan dengan cara pengamatan secara langsung
di lapangan yang terdiri dari survey karakteristik wilayah, topografi, dan
penyelidikan tanah yang meliputi:

2.2.4.1 Pekerjaan Survey topografi


Pekerjaan Survey topografi dilakukan untuk mendapatkan dan mengetahui
kondisi topografi seperti tinggi rendahnya daratan, informasi alam, bangunan
yang ada (jalan, rumah, fasilitas umum) dan lain sebagainya yang ada di lokasi
survey.
Kegiatan utama dari pekerjaan survey topografi ini terdiri dari tujuh kegiatan
yaitu
1. Penentuan Titik Tetap (Bench Mark)
2. Perhitungan Data Lapangan
3. Penggambaran Peta Topografi

2.2.4.2 Survey Penyelidikan Tanah (Geoteknik)

Pekerjaan penyelidikan tanah dilakukan guna mendapatkan data-data serta


gambaran mengenai:
- Indeks properties tanah beberapa sample yang diambil;
- Indeks teknis/kekuatan tanah;
- Kondisi air tanah dan air permukaan dari litologi tanah.

Pekerjaan penyelidikan tanah ini dilakukan dengan metoda pekerjaan Sondir


yaitu : dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan hubungan antara
kedalaman lapisan tanah dengan kekerasan atau kepadatannya serta untuk
mengetahui kedalaman lapisan tanah keras bilamana ada.
Alat sondir yang dipakai adalah type Dutch Penetrometer, mempunyai conus
dengan luas 10 cm2, sudut lancip kerucut 60, untuk mengukur perlawanan
ujung, dilengkapi dengan mantel (sleave) yang berdiameter sama dengan conus
dan luas selimut (100 cm2) untuk mengukur lekatan/friction dari lapisan tanah.

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-5


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

Lokasi titik sondir sebelum dilaksanakan sudah ditetapkan terlebih dahulu oleh
Direksi Pekerjaan/Pemberi Tugas. Peralatan sondir dan pelengkapan lainnya
sudah disiapkan dilapangan sebelum pelaksanaan, agar supaya pekerjaan
berjalan dengan lancar.
Peralatan yang digunakan, antara lain:
 3 (tiga) unit alat sondir Type Dutch Cone Panetrometer, kapasitas 2.50
ton.
 6 (enam) buah conus type Bageman Conus.
 120 (seratus dua puluh) batang pipa sondir @ 1 meter.
 6 (enam) buah manometer kecil kapasitas 0 – 60 kg/cm2.
 6 (enam) buah manometer besar kapasitas 0 – 350 kg/cm2.
 6 (enam) buah ambang panjang
 6 (enam) buah ambang pendek.
 12 (dua belas) buah angker.
 Kunci pipa, kunci pas dan lain-lain.

Pelaksanaan pekerjaan, yaitu:


1. Dalam pelaksanaannya, ambang kaki sondir diikatkan kebalok plat
form/dek kerja atau diberi pemberat karung pasir yang cukup agar alat
sondir cukup kokoh dan tidak terangkat pada waktu conus menembus tanah
keras.
2. Pembacaan nilai konus, nilai konus + lekatan pada mantel silinder
dilakukan pada setiap interval 20 cm.
3. Pembacaan dilakukan oleh juru sondir dan pemutaran engkol
penggerak dilakukan pertama adalah nilai konus, setelah turun 3 sampai
dengan 4 cm.
4. Pembacaan kedua adalah nilai konus + lekatan mantel konus.

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-6


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

5. Hasil pekerjaan sondir digambarkan dalam bentuk grafik Sondir,


yang menggambarkan :
- Tahanan ujung (end resistance) (kg/cm2)
- Tahanan geser setempat (local friction) (kg/cm2)
- Jumlah tahanan geser (total friction) (kg/cm2)

2.2.5 Pekerjaan Analisis

Tinjauan atas penentuan paramater dasar Analisis Pendekatan Perencanaan


yang meliputi :

A. Akses Lokasi
Akses pencapaian lokasi rencana pembangunan Inspektoratpada lokasi
studi dari prasarana jalan eksisting menjadi tolok ukur yang penting dalam
penentuan lokasi suatu perencanaan, sehingga dalam hal pencapaian akan dapat
lebih efisien. akses pencapaian lokasi yang secara eksisting belum ada maka
harus direncanakan dibangun akses jalan yang baru, dengan pertimbangan
dasar bahwa harus diminimalisir jarak tempuhnya.

B. Daya Dukung Tanah


Daya dukung tanah yang baik disyaratkan dalam perencanaan bangunan
di atasnya. Hal tersebut dapat bermanfaat dalam efisiensi dan ekonomis dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan berperan secara teknis terhadap kekuatan
daya dukung tanah yang direncanakan harus mampu memberikan kestabilan
dan keamanan terhadap rencana pembangunan fasilitas bangunan.

C. Kondisi Topografi
Kondisi topografi datar dengan kondisi eksisting belum ada bangunan-
bangunan dan kalau pun telah ada dapat direalokasikan dengan mudah
merupakan kriteria penilaian terbaik. Dan adapun kondisi kontur

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-7


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

diperhitungkan pula terhadap potensi karakteristik berdasarkan view dan


orientasi tapak dan selain itu kondisi bilamana terdapat beda ketinggian maka
dipertimbangkan pula terhadap penentuan sistim dinding penahan pada lereng
– lereng yang ada.

D. Luas Lahan

Bahwa rencana pembangunan Inspektoratmemerlukan areal


pembangunan fasilitas-fasilitas yang cukup menampung segala bentuk
kebutuhan yang ada. Adapun standar kebutuhan luas lahan guna perencanaan
gedung Inspektorat di tentukan berdasarkan perbandingan 60% kebutuhan luas
lahan terbangun dengan 40% lahan tak terbangun dengan terhadap luas lahan
tapak rencana Inspektoratkeseluruhan. Luasan lahan terbangun adalah terdiri
dari sarana gedung kantor, dan bangunan penunjang lainnya sedangkan luas
lahan tak terbangun difungsikan guna areal. Pedestrian, parkiran dan jalur hjau
yang bertujuan pula sebagai area pergerakan sirkulasi udara, peresapan air
tanah dan jalur evakuasi apabila terjadi bencana alam dan lainnya.

E. Analisis Fasilitas Inspektorat

Penentuan kebutuhan fasilitas Inspektorattermasuk kebutuhan kegiatan


outdoor seperti lahan terbuka hijau, taman, lapangan olah raga dan kebutuhan
lahan yang harus dibangun ditentukan dengan bentuk aktifitas dan volume
kebutuhan ruang . Hal ini dikaitkan dengan strategi dalam pembiayaan
konstruksi sekaligus.

2.2.6 Konsep Perencanaan


Konsep Perencanaan dalam hal ini merupakan kegiatan perumusan dari
kajian analisis yang telah dilaksanakan terhadap pendekatan perencanaan dalam
penentuan kebutuhan sarana dan prasarana , pola bentuk, pola sirkulasi, yang
akan ditetapkan pada Lay out master plan pembangunan InspektoratSecara
keseluruhan, Konsep perencanaan ditinjau berdasarkan :

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-8


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

2.2.6.1 Pola pendekatan Arsitektural


hasil analisis merupakan konsep perencanaan yang kemudian akan
diterjemahkan dalam proses perancangan yang dilakukan berdasarkan pola
pendekatan Arsitektural.

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-9


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

Tabel II.2
Pola Pendekatan Arsitektural

PENDEKATAN ARSITEKTURAL KONSEP PERENCANAAN


KONSEP MIKRO
Fungsi Bangunan Inspektorat sebagai Pencitraan diperoleh dengan azas pelayanan terbuka, keteraturan, memusat, ekspresif,
bangunan Publik komunikatif
Kebutuhan ruang mikro Ditentukan berdasarkan aktifitas pengguna, dan sarana kelengkapan bangunan : mekanikal
elektrikal, utilitas
Sebagai dasar acuan penentuan kebutuhan fasilitas Inspektoratdalam hal ini berorientasi pada
:Keputusan Menteri Pekerjaan Umum nomor : 45/KPTS/M/2007 tentang pedoman teknis
Pembangunan Bangunan Negara.
Besaran ruang mikro Penentuan berdasarkan kapasitas pengguna yang ditentukan pada kebutuhan masa kini dan masa
mendatang
Konsep denah Penentuan bentuk fleksibel terhadap penataan perabotan, fungsi ruang, keteraturan dan
kenyamanan pengguna serta sifat ruang – ruang berdasarkan hirarki kegiatan
Bentuk ruang & tampak bangunan Penentuan bentuk diperoleh melalui keterpaduan penentuan skala bangunan, fungsional,
keteraturan, dan karakteristik finishing material bangunan dan penentuan konsep langgam
arsitektur berdasarkan iklim, sosial lingkungan serta interpretasi konsep fungsional bangunan

PENDEKATAN ARSITEKTURAL KONSEP PERENCANAAN


KONSEP MAKRO
Studi pemilihan Struktur dan konstruksi Dipertimbangkan terhadap kekuatan , ketahanan, feksibilitas, keawetan, material mudah didapat,
mudah dalam pengerjaan, nilai ekonomis
CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-10
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

Pematangan Lahan Tapak 1. tapak dengan konfigurasi kontur yang yang tajam harus dipertimbangkan atas pembangunan
dinding penahan guna pelindung dari bahaya longsor.
2. Penerapan pola pematangan kontur tapak dengan level berjenjang adalah memungkinkan
guna menekan biaya galian dan timbunan dan memaksimalkan potensi tapak
3. mempertahankan pohon – pohon eksisting yang ada dengan pertimbangan estetika dan
fungsi peneduh atau pelestarian.
Pola Jaringan Utilitas Dalam Tapak 1. Penentuan letak- letak sumber instalasi listrik, air bersih, dan telepon dipertimbangkan
terhadap pola distribusi dan pencapaiannya serta memudahkan dalam pengontrolan.
2. persampahan, pengolahan limbah diletakkan pada daerah yang diperuntukan sebagai
area servis pada tapak.
Akustik Lingkungan Berdasarkan penzoningan area dapat dilakukan dengan pembatas – pembatas tanaman atau
penyelesaian berdasarkan elemen lanscape berdasarkan fungsinya.

PENDEKATAN ARSITEKTURAL KONSEP PERENCANAAN


KONSEP MAKRO
Lanscape Penentuan didasari berdasarkan fungsi peruntukan pada tata ruang luar yang dapat dicapai oleh
elemen soft material dan hard material sebagai berikut :
1. Soft material merupakan fungsi tanaman sebagai penanda , estetika dan barrier terhadap
iklim dan lingkungan yang meliputi elemen ground cover, pembatas, peneduh dan pengarah.
2. Hard material merupakan fungsi penanda, penegas suasana, barrier terhadap lingkungan
CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-11
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

dan estetika yang meliputi elemen lampu taman, pedestrian, sclupture dinding pembatas
masif dan transparan kolam hias , shelter yang diperkuat berdasarkan karakter fisik material
yang digunakan.
Peruntukan lahan Berdasarkan peruntukan dan penzoningan lahan yang diklasifikasikan berdasarkan fungsi dan sifat
lahan meliputi : zoning ruang publik, semi publik, privasi dan servis area.
Sirkulasi dalam tapak 1. Dibedakan atas jalur kendaraan dan jalur pejalan kaki yang di tentukan pula berdasarkan
sifat peruntukan lahan.
2. jalur sirkulasi dan parkir ditentukan pula berdasarkan alur dengan sifat kunjungan biasa
ataupun sifat pelayanan / servis .

PENDEKATAN ARSITEKTURAL KONSEP PERENCANAAN


KONSEP MAKRO
View dan orientasi 1. Berdasarkan zonning tapak dan orientasi terhadap lingkungan maka ditentukan pula
kemungkinan terdapat view istimewa seperti pemandangan laut, bukit, sungai dan lainnya.
2. Dipertimbangkan pula interaksi view dari luar kedalam tapak sehingga mudah di dapat
letak dan lokasinya, pencapaiannya yang dapat dicapai pula berdasarkan penentuan langgam
arsitektur dan skala bangunan yang diterapkan kada keutuhan masterplan
Kebutuhan ruang makro 1. Dibedakan berdasarkan sifat ruang dan kebutuhan sarana utama dan penunjang beserta
fasilitasnya.
2. penentuan besaran ruang makro adalah didasari berdasarkan kebutuhan ruang – ruang

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-12


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

mikro
Besaran ruang makro Berdasarkan kapasitas besaran ruang – ruang yang ada pada keseluruhan kebutuhan fasilitas
bangunan Inspektoratdan sarana prasarana penunjang serta kebutuhan lahan terbuka hijau yang
perbandingannya luasnya ditentukan berdasarkan koefisiensi lahan bangunan publik
4. Layout tata masa bangunan 1. Ditentukan berdasarkan sifat dan penzoningan ruang, jarak antar bangunan, desain
lanscape serta pematangan tapak / topografi
2. pola layout dapat diperoleh dengan metode linier, grid, cluster, pola memusat .

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-13


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

2.2.6.2 Penyusunan Gambar Rencana dan Detail

Setelah mendapatkan rencana – rencana konsep pembangunan kantor, hasil


konsep perencanaan tersebut ditransformasikan dalam gambar desain dan detail
teknis yang meliputi :

1. Gambar situasi, merupakan gambar pemetaan lay out tapak berdasarkan


batas – batas tapak dengan penjelasan situasinya.

2. Gambar Master Plan, yakni gambar pemetaan layout secara keseluruhan


terhadap rencana unit bangunan dilengkapi dengan ukuran keterangan yang
jelas dan benar.

3. Gambar rencana dan detail unit bangunan, merupakan uraian gambar


rencana maupun penjelasan detail rencana pada tiap unit bangunan yang
diengkapi dengan ukuran dan penjelasan yang benar dan tepat yang terdiri
atas :

a. Denah
b. Tampak 4 sisi
c. Potongan ( potongan melintang dan membujur )
d. Rencana pondasi dan detail
e. Rencana sloof, kolom balok dan ringbak beserta detail
f. Rencana atap dan detail
g. Rencana plafon dan detail
h. Rencana kusen, pintu,jendela dan ventilasi beserta detail
i. Rencana instalasi listrik dan detail
j. Rencana sanitasi dan detail
4. Gambar rencana dan detail jaringan jalan dan utilitas, merupakan gambar
rencana kelengkapan sarana dan prasarana lingkungan yakni :

a. Rencana Jalan dan detail


b. Rencana jaringan air bersih dan air kotor
c. Rencana jaringan listrik

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-14


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

d. Rencana jaringan telekomunikasi


e. Gambar rencana dan detail lanscape

2.2.7 Penyusunan Konsep Rencana Anggaran Biaya

Penyusunan anggaran biaya pembangunan didasari oleh nilai harga material


dan upah yang berlaku pada wilayah perencanaan selain itu didasari oleh aspek
– aspek yakni:

A. Pengembangan tapak, yakni semua perbaikan tapak seperti, galian, urugan


dan timbunan , perkerasaan .

B. Perolehan tapak, yakni total angka yang menunjukan biaya langsung


maupun tak langsung dari pembelian tanah , pajak – pajak dan lainya.

C. kondisi tapak yang tidak biasa, yakni persyaratan pembongkaran, jumlah


perataan dan pengurugan diluar biasanya, jalan penghubung khusus,
pedestrian, keistimewaan alamiah yang ada, kondisi dan jenis tanah yang
tidak biasa dan lainnya.

D. Ketentuan Pertumbuhan dan Pengembangan yakni, cadangan ukuran


struktural , elektrikal dan mekanikal dikarenakan orientasi pengembangan
di masa mendatang.

E. Lanscape, meliputi tata ruang luar yakni biaya pengadaan dan pekerjaan
serta pemeliharaan soft material berupa pemilihan type dan jenis tanaman
dan hard material yakni elemen – elemen perkerasan jalan, pedestrian,
sclupture , beserta instalasi penunjang lainnya.

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-15


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

2.2.8 Penyusunan Pedoman Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

Merupakan pedoman bagi pelaksana ( kontaktor ) di dalam melaksanakan


kegiatan pembangunan fisik. Dalam hal ini ketentuan penyelenggaraan kegiatan
diatur berdasarkan sub – sub bagian yang meliputi :

A. Persyaratan Administrasi
Meliputi ketentuan dan syarat administrasi bagi calon pelaksana yang
terdiri atas spesifikasi keahlian tenaga kerja ,bidang dan sub bidang
usaha, pengalaman pekerjaan , bentuk kontrak dan lainnya
B. Persyaratan Teknis
Meliputi ketentuan dan persyaratan pelaksanaan / tata cara pelaksanan
pekerjaan dan jenis material yang digunakan berdasarkan spesifikasi tiap
pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan dan peraturan lainnya.

2.2.9 Kebutuhan Tenaga Ahli


A. Mobilisasi Tenaga Pelaksana
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, diperlukan tenaga-tenaga ahli yang
berpengalaman di bidang pekerjaan Penyusunan Perencanaan Pembangunan
Gedung Inspektorat
Adapun tenaga ahli yang akan terlibat dalam pekerjaan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Team Leader/ Arsitektur
Ahli Arsitektur ini sekaligus merangkap sebagai Team Leader (ketua tim
pelaksanaan), dengan tugas-tugas sebagai berikut:
 Melakukan koordinasi pelaksanaan tugas dengan pihak owner,
baik dalam bidang teknis-substansi, maupun administrasi.
 Melakukan koordinasi di dalam hubungan dengan pihak lain
dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan.
 Melakukan koordinasi dengan tenaga ahli yang berkaitan dengan
pekerjaan ini.

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-16


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

 Memberikan supervisi disiplin ilmu yang terkait secara


keseluruhan dan penetapan pengambilan keputusan atas suatu
masalah.

2. Tenaga Ahli Perencanaan Desain


Merupakan tenaga ahli arsitektur dengan tugas-tugas sebagai berikut:
 Melakukan analisis kawasan, berikut potensi dan
permasalahannya.
 Memberikan rekomendasi penetapan kriteria desain serta etika
dalam perancangan ruang dan bentuk maupun pengembangan
serta revitalisasi dan keterpaduan nilai artistik dan etika kawasan.
 Memberikan supervisi disiplin ilmu yang terkait secara
keseluruhan dan penetapan pengambilan keputusan atas suatu
masalah, khususnya dari bidang atau disiplin ilmu desain.
 Melakukan koordinasi di tingkat vertikal kepada Team Leader
ataupun Assisten Team Leader

3. Tenaga Ahli Struktur Dan Konstruksi


Merupakan tenaga ahli Sipil dengan tugas-tugas sebagai berikut:
 Melakukan kegiatan analisis dan penentuan desain sistim stuktur
dan konstruksi dan pemetaan wilayah.
 Memberikan rekomendasi mengenai kriteria dan ketentuan sistim
struktur dan konstruksi beserta penentuan dan persyaratan
material baik secara fungsional maupun fisik.
 Memberikan supervisi disiplin ilmu yang terkait secara keseluruhan
dan penetapan pengambilan keputusan atas suatu masalah,
khususnya dari bidang atau disiplin ilmu sipil dan rekayasa
infrastruktur.

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-17


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

 Melakukan koordinasi di tingkat vertikal kepada Team Leader


ataupun Assisten Team Leader

4. Tenaga Ahli Cost Estimator


 Melakukan kegiatan analisis satuan harga material dan upah serta
kajian analisis mobilisasi material dan pekerja , analisis satuan
harga , upah dan pekerjaan lainnya yang kaitannya dengan
penyusunan rencana anggaran biaya
 Memberikan rekomendasi mengenai kriteria dan ketentuan
penggunaan jenis material .
 Memberikan supervisi disiplin ilmu yang terkait secara keseluruhan
dan penetapan pengambilan keputusan atas suatu masalah,
khususnya dari bidang atau disiplin estimasi biaya pelaksanaan
pembangunan.
 Melakukan koordinasi di tingkat vertikal kepada Team Leader
ataupun Assisten Team Leader
Tenaga ahli tersebut tentunya harus memiliki spesifikasi pengalaman pekerjaan
dibidangnya selama kurun waktu tertentu. Adapun kurun waktu pengalaman
kerja minimal yang harus dipenuhi untuk setiap tenaga ahli dalam pekerjaan
Penyusunan perencanaan gedung Inspektoratini adalah :
Tabel II.3
Spesifikasi Tenaga Ahli
Jumlah
No. Spesifikasi Tenaga Ahli Pendidikan
(Orang)
1. Team Leader/ Ahli Arsitektur Min S2 1
2. Ahli sipil / Arsitektur Min S1 1
3. Ahli Struktur Min S1 1
6. Ahli Cost Estimator Min S1 1

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-18


LAPORAN AKHIR
Perencanaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kabupaten Jayapura

B. Mobilisasi Tenaga Penunjang


Adapun tugas dari tenaga penunjang adalah membantu tenaga ahli dalam
penyelesaian kegiatan perencanaan meliputi asisten tenaga ahli dan tenaga
pendukung. Untuk asisten tenaga ahli dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel II.4
Spesifikasi Asisten Tenaga Ahli
Jumlah
No. Spesifikasi Asisten Tenaga Ahli Pendidikan
(Orang)
1. Asst Arsitektur S1 1
2. S1 1
Asst Struktur
3. Asst cost estimator S1 1

Untuk spesifikasi dan mobilisasi tenaga pendukung dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Tabel II.5
Spesifikasi Tenaga Pendukung
Jumlah
No. Spesifikasi Tenaga Pendukung
(orang)
1. Administrasi / Keuangan 1 org
2. Operator komputer 1 org
3. Operator Autocad / drafter 3 org
5 Office boy 1 org

CV. SAPTA GRAHA PAPUA Consultant II-19

Anda mungkin juga menyukai