Anda di halaman 1dari 13

ASUH

HAN KEBIIDANAN PADA


P AKSEPTOR K KB
AKDR
RDENGAN
NKEPUTIHHANPATOOLOGIS DII BPRB BIINA SEHAT
K
KASIHAN BANTUL YOGYAKKARTA

NA
ASKAH PUB
BLIKASI

Sttudi Kasus Disusun


D Sebbagai Persyaaratan Penyyusunan Stuudi Kasus
Guna Memperoleeh Gelar Ahhli Madya Kebidanan
K d Universitas Alma Atta
di
Yogyakarta

Oleh:
DisusunO
Siti Hajjar
1202006643

P
PROGRAM
M STUDI DIII
D KEBIDDANAN
FA
AKULTAS
S ILMU ILMMU KESEHATAN
UNIVE
ERSITAS ALMA
A AT
TA
Y
YOGYAKA ARTA
2016
6
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB AKDR DENGAN KEPUTIHAN
PATOLOGIS DI BPRB BINA SEHATKASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

Siti Hajar1, Prasetya Lestari2, Sundari Mulyaningsih3

INTISARI

LatarBelakang:Pemerintah sudah mengantisipasi laju pertumbuhan dengan


mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) salah satunya menggunakan KB
AKDR. Salah satu efek samping umum yang mungkin terjadi pada pengguna AKDR
adalah keputihan yang sangat banyak dan berbau. Apabila keputihan tidak segera
mendapatkan penanganan yang tepat dan berlangsung berkepanjangan akan
menyebabkan infeksi vagina, vulvitis (peradangan pada vulva), vaginitis (peradangan
pada vagina), dan bahkan vulvovaginitis (peradangan pada vulva dan vagina)
Tujuan: Mampu memberikan asuhan komprehensif pada akseptor KB AKDRdengan
keputihan di Klinik Pratama Bina Sehat Kasihan Bantul Yogyakarta.
Metode: Jenis studi ini merupakan studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif.
Penelitian dilakukan dengan observasi selama pasien melakukan pemeriksaan di Klinik
Umum Pratama Bina Sehat Kasihan Bantul. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan
menurut Varney
Hasil: Pada kasus Ny B data objektif yang di dapat pada akseptor KB IUD dengan
keputihan adalah Ibu mengatakan ingin memeriksakan keputihan yang agak banyak dan
tidak seperti biasanya dan berlangsung selama 2 bulan.KU, baik. Kesadaran Compos
mentis. TD 120/70 mmHg. Nadi 80 x/menit. Suhu 36,70 C. Respirasi : 22x/M BB 65 Kg.
TB155 cm dan Vulva terdapat cairan berwarna putih dan kental. diagnosa yang diperoleh
adalah keputihan yang agak banyak dan tidak seperti biasanya dan berlangsung selama 2
bulan yang disebabkan karena menggunakan IUD. perencanaan yang diberikan yaitu KU
dan vital sign, menjelaskan keadaan dan hasil pemeriksaan. Menjaga daerah kewanitaan
dengan melakukan vulva hygiene dan tidak melakukan hubungan seksual serta memberi
terapi antibiotik (Amoxicilin 500 mg) 3x sehari serta Metronidazole 500mg 3x sehari dan
antiseptik batadine pada area portio.
Kesimpulan: Pada kasus ibu hamil Ny. B setelah dilakukan pengobatan konserpatif dan
telah rawat jalan, asuhan dilakukan selama2 kali followup didapatkan hasil keadaan ibu
membaik.

Kata Kunci: Asuhan Kebidanan, Akseptor KB, AKDR


1
Mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Universitas Alma Ata Yogyakarta
2
Dosen Prodi DIII Kebidanan UniversitasAlma Ata Yogyakarta
3
Dosen Prodi DIII Kebidanan Universitas Alma Ata Yogyakarta
MIDWIFERY CARE IN THE IUD ACCEPTORS WITH PATHOLOGICAL
LEUCORRHOEA IN BPRB BINA SEHAT KASIHAN
BANTUL YOGYAKARTA

Siti Hajar1, Prasetya Lestari2, Sundari Mulyaningsih3

ABSTRACT

Background: The Government has anticipated the growth rate by launching the Family
Planning (FP) one of them using an IUD birth control. One of the common side effects that
may occur in IUD users is whitish very much and smelled. If the discharge is not
immediately get proper treatment and lasts a prolonged will lead to a vaginal infection,
vulvitis (inflammation of the vulva), vaginitis (inflammation of the vagina), and even
vulvovaginitis (inflammation of the vulva and vagina)
Objective: Being able to provide comprehensive care to the IUD acceptors with
leucorrhoea.
Methods: This study is a case study using descriptive method. The study was conducted
by observation during patient examination in the Primary General Bina Sehat Clinic Poor
Bantul. The data analysis was conducted according to Varney
Results: In the case of Mrs B objective data in the can on IUD acceptors with vaginal
discharge is whitish mother says it wants to check that rather a lot and not as usual and
lasted for 2 months. KU, either. Awareness Compos mentis. BP 120/70 mmHg. Nadi 80 x /
min. Temperature of 36.70 C. Respiration: 22x / M BB 65 Kg. TB 155 cm and vulva are
white and viscous liquid. diagnosis obtained is whitish rather a lot and not as usual and
lasted for 2 months due to the use of IUDs. planning given KU and vital signs, explaining
the situation and the results of the examination. Maintain feminine area by performing
vulvar hygiene and abstinence as well as provide therapy antibiotic (amoxicillin 500 mg) 3
times a day and Metronidazole 500mg 3x daily and antiseptic batadine in the area of the
lower portion.
Conclusion: In the case of pregnant women Ny. B after treatment konserpatif and has an
outpatient, care is done for 2 times followup showed improved maternal.

Keywords: Midwifery Care, Acceptor KB, IUD


1. Student of DIII Midwifery Alma Ata University Yogyakarta
2. Lecture of DIII Midwifery Alma Ata University Yogyakarta
3. Lecture of DIII Midwifery Alma Ata University Yogyakarta
A. Latar Belakang Suntik 59.306 akseptor, Pil 13.336
Indonesia adalah negara yang akseptor. Hasil data pengguna KB
memiliki banyak masalah menunjukkan bahwa di wilayah Kota
kependudukan yang hingga saat ini Bantul, jenis alat kontrasepsi hormonal
belum bisa diatasi. Jumlah penduduk merupakan jenis kontrasepsi yang
Indonesia berdasarkan hasil sensus paling diminati oleh peserta KB aktif
tahun 2012 adalah sebanyak yaitu sebanyak 64,3% dan peserta KB
237.556.363 jiwa, yang terdiri dari baruyaitu sebanyak 57,76%.5
119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 Pada penelitian I. Wayan
perempuan. Laju pertumbuhan Sumawan dan Ernawati pada tahun
penduduk Indonesia sebesar 1,49% per 2006 yang berjudul “Cost Effectiveness
tahun.1 Analysis of AKDR, Injection and Pill
Pemerintah sudah mengantisipasi Contraception Methods throught
laju pertumbuhan dengan Quality of Life Aprroach” didapatkan
mencanangkan program Keluarga hasil angka efek samping dan
Berencana (KB). KB adalah tindakan kegagalan yang ditimbulkan AKDR
yang membantu individu atau pasangan memiliki prosentase lebih kecil
suami istri untuk mendapatkan objek- dibandingkan dengan prosentase angka
objek tertentu, menghindari kelahiran kegagalan dan efek samping yang
yang tidak diinginkan, mendapatkan ditimbulkan kontrasepsi Pil dan
kelahiran yang diinginkan, mengatur Suntik).6
interval di antara kelahiran, mengontrol Salah satu efek samping umum
waktu saat kelahiran dalam hubungan yang mungkin terjadi pada pengguna
dengan umur suami-istri, serta AKDR adalah keputihan yang sangat
menentukan jumlah anak dalam banyak dan berbau.14 Sedangkan
keluarga.2 keluhan akseptor KB AKDR yang
Laporan hasil pelayanan sering di sampaikan terutama pada saat
kontrasepsi di Indonesia pada Tahun pemeriksaan AKDR darah haid yang
2012 didapatkan data peserta KB aktif meningkat, menyatakan siklus
dengan rincian pengguna kontrasepsi menstruasi berubah bahkan tidak
suntik 16.791.047 peserta, pil menstruasi selama 3 bulan, mengalami
9.009.608 peserta, AKDR 4.132.672 rasa nyeri pada saat menstruasi yang
peserta, implant 3.288.557 peserta, lebih sakit, mengalami spooting
MOW 1.249.929 peserta, kondom diantara menstruasi, mengalami
1.123.606 peserta dan MOP 249.870 gangguan saat berhubungan seksual
peserta.3 Data Peserta KB di Provinsi dan keputihannya meningkat setelah
D.I Yogyakarta pada tahun 2012 menggunakan AKDR.7
didapatkan data peserta KB dengan Leukorea (Flour Albus, White
rincian pengguna kontrasepsi suntik discharge, keputihan) adalah keluarnya
203.078 peserta, AKDR 104.618 cairan dari alat atau organ reproduksi
peserta, kondom 27.703 peserta, pil melalui vagina.8 Hal itu mungkin
51.538 peserta, MOW 21.695 peserta, disebabkan oleh infeksi.9Apabila
implant 26.949 peserta, dan MOP keputihan tidak segera mendapatkan
3.207 peserta.4 penanganan yang tepat dan
Cakupan peserta KB baru di berlangsung berkepanjangan akan
Bantul tahun 2012 adalah sebanyak menyebabkan infeksi vagina, vulvitis
17.061 akseptor dengan rincian AKDR (peradangan pada vulva), vaginitis
27.995 akseptor, MOP 1.234 akseptor, (peradangan pada vagina), dan bahkan
MOW 6.408 akseptor, Kondom 8.136 vulvovaginitis (peradangan pada vulva
akseptor, Implant 6.282 akseptor, dan vagina).10
Angka kejadian keputihan pada tindakan kasus keputihan pada
pengguna AKDR tahun 2013 menurut akseptor KB AKDR.
BKKBN yaitu di propinsi DIY f. Melakukan penatalakasanaan /
sebanyak 87,2% dari total pengguna implementasi kasus keputihan
AKDR di Yogyakarta, deangkan angka pada akseptor KB AKDR
keputihan pada pengguna KB AKDR g. Melakukan evaluasi kasus
di Kabupaten Bantul yiatu sebanyak keputihan pada akseptor KB
66,5% dari total seluruh pengguna KB AKDR
AKDR di Kabupaten Bantul.11
Hasil studi pendahuluan yang C. Metode Penelitian
dilakukan di BPRB Bina Sehat Jenis studi ini merupakan studi
didapatkan data pengguna akseptor kasus dengan menggunakan metode
AKDR di tahun 2013 sebanyak 131 deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan
orang, di tahun 2014 27 orang, di tahun di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul.
2015 samapi Juli sbanyak 15 orang dan Penelitian dilaksanakan pada bulan
yang mengalami keputihan adalah Agutus 2015. Subjek penelitian ini
sebanyak 13 orang. Hasil wawancara adalah akseptor KB AKDR dengan
yang didapatkan dengan beberapa keputihan patologis di Klinik Pratama
pengguna AKDR menyatakan bahwa Bina Sehat Kasihan Bantul
selama menggunakan AKDR ibu Yogyakarta. Teknik pengambilan data
mengalami keputihan dengan keluhan dalam penelitian ini adalah observasi
keluarnya ciauran yang banyak dan langsung atau pemeriksaan, wawancara
gatal diarea vagina dan studi dokumen rekam medik.
Berdasarkan fenomena di atas, Analisis data dalam penelitian ini
penulis tertarik untuk melakukan studi dilakukan secara deskriptif
kasus asuhan kebidanan akseptor KB menggunakan prinsip-prinsip
AKDR yang mengalami keputihan manajemen asuhan kebidanan menurut
patologis di BPRB Bina Sehat Kasihan Varney.
Bantul Yogyakarta.
D. Hasil Penelitian
B. Tujuan Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi
1. Tujuan umum Penelitian
Memberikan asuhan komprehensif Klinik Umum Pratama Bina
pada akseptor KB AKDR dengan Sehat Kasihan Bantul Yogyakarta
keputihan di Klinik Pratama Bina terletak di Bngunjiwo, Kasihan,
Sehat Kasihan Bantul Yogyakarta. Bantul. Petugas RB BPKIA Bina
2. Tujuan khusus Sehat berjumlah 6 orang dan sudah
a. Melakukan pengkajian terhadap bekerja sama dengan dokter
kasus keputihan pada pada Obsgyn. BPKIA Bina Sehat
akseptor KB AKDR. melayani balai pengobatan,
b. Melakukan diagnosa terhadap pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
kasus keputihan pada akseptor (KIA), Keluarga Berencana (KB),
KB AKDR. ruang pelayanan obat, ruang
c. Mengidentifikasi diagnosa instalasi gizi serta ruang rawat inap
potensial keputihan pada selama 24 jam.
akseptor KB AKDR. Saran dan prasarana yang
d. Menentukan tindakan segera dimiliki di Klinik Umum Pratama
kasus keputihan pada akseptor Bina Sehat Kasihan Bantul
KB AKDR. Yogyakarta yang menunjang
e. Melakukan perencanaan pelayanan meliputi : 2 ruang
periksa, 1 ruang persalinan, 10 tindakan untuk mengetahui
ruang rawat inap, 1 ruang tunggu, keberhasilan tindakan yang telah
4 kamar mandi, mushollah dan dilaksanakan. Pada tahap akhir
dapur. Pelayanan kesehatan yang pengambilan data kemudian
diberikan Klink Umum Pratama melakukan dokumentasian
Bina Sehat Kasihan Bantul tindakan.
Yogyakarta adalah pelayanan Pengambilan data ini
kesehatan ibu dan anak (KIA) dilakukan sebanyak 3 kali pada
meliputi persalinan, imunisasi, KB, saat pengkajian pasien, data
USG, Senam hamil, kerja sama perkembangan I dan data
dengan lab di puskesmas dan perkembangan II guna
berbagai pelayanan kesehatan mendapatkan informasi yang
dasar lainnya. akurat. Data subjektif yang
2. Subjek Penelitian ditemukan pada kunjunganpertama
Subyek penelitian pada kasus tanggal 1September 2015 pukul
inia dalah Ny. B usia40 tahun 09.35 di Klinik Umum Pratama
P2A0akseptor KBAKDR yang Bina Sehat, dilakukan pemeriksaan
melakukan pemerisaan Klinik keadaan umum, TFU, pemeriksaan
Umum Pratama Bina Sehat fisik, inspeksi, palpasi dan
Kasihan Bantul Yogyakarta meminta ibu untuk melakukan
beragaman islam, pendidikan kunjungan ulang.
terakhir SMK, bekerja sebagai Data subjektif pada
karyawan, suku bangsa jawa kunjungan ke dua didapatkan hasil
Indonesia. Suami pasien bernama bahwa keputihan yang di alami
Tn N umur 41 tahun, beragama sudah banyak berkurang tapi masih
islam, memiliki pendidikan ada sedikit keputihan. Ibu
terakhir SMP, bekerja sebagai mengatakan sudah menjaga
buruh, suku bangsa Jawa kebersihan daerah genetelia dan
Indonesia. Pasangan suami istri tidak berhubungan seksual selama
tersebut tinggal di Ngrame Tegal masih keputihan. Hasil
Sari Taman Tirto Kasihan Bantul pemeriksaan ke tiga diketahui
Yogyakarta. Pasien mengatakan bahwa ibu sudah tidak mengalami
bahwa setelah menggunakan keputihan dan akan tetap
AKDR ibu mengalami keputihan menggunakan AKDR..
yang banyak dan tidak seperti
biasanya. E. Pembahasan
3. Hasil Asuhan Pada Ny. B usia 40 tahun
Langkah-langkah P2A0akseptor KB AKDR dengan
pengambilan data dilakukan keputihan menggunakan manajemen 7
dengan instrument SOAP dengan langkah Varney yang meliputi
pendekatan Varney yaitu pengkajian, interprestasi data, diagnosa
pengkajian data subjektif, data potensial, antisipasi, perencanaan,
obyektif, dianalisa sesuai dengan implementasi, danevaluasi.
permasalahan yang dikeluhkan dan Dokumentasi catatan rekam medik.
hasil pemeriksaan yang telah Pengkajian didapatkan dari semua
dilakukan. Dari hasil analisa dibuat informasi yang lengkap dan akurat dari
rencana untuk dilaksanakan sesuai semua sumber yang berkaitan dengan
dengan kebutuhan pasien. Setelah kondisi klien, hasil pemeriksaan
rencana tersebut dilaksanakan mengambarkan kondisi atau masukan
kemudian dilakukan evaluasi hasil klien yang sebenarnya atau valid.12
1. Pengkajian 2. Intrepretasi Data
Pada pengkajian didapatkan Pada langkah ini dilakukan
data subjektif ibu datingke Klinik identifikasi terhadap di agnosa atau
dengan tujuan inginmemeriksakan masalah berdasarkan interpretasi
keadaannya dan mengatakan sudah yang benar diatas data yang telah
2 bulan mengalami keputihan yang dikumpulkan yaitu dengan
15
agak banyak dan tidak seperti diagnosa kebidanan. Diagnosa
biasanya dan kental. kebidanan adalah diagnosa yang
Ibu mengatakan jika pernah ditegakkan bidan dalam lingkup
memiliki riwayat hipertensi pada praktek kebidanan dan memenuhi
saat kehamilan pertama. Namun standar nomen klatur diagnosa
didalam keluarga tidak ada yang kebidanan.15Masalah adalah hal-
menderita penyakit menurun hal yang berkaitan dengan
seperti asma, hepatitis, hipertensi pengalaman klien yang
dan DM serta penyakit menular ditemukandarihasilpengkajian
seperti TBC, hepatitis. Ibu tidak yang menyertai diagnosa.16
memiliki terkait riwayat Beberapa tanda bahaya
menstruasi dan terkait pemenuhan dalam penggunaan AKDR yaitu
kebutuhan sehari-hari. amenore (tidak menstruasi), sakit
Menurut Manuaba, keluhan perut yang berkepanjangan,
pada akseptor KB AKDR dengan demam tinggi dan menggigil,
leukorea yaitu ibu merasa tidak keputihan yang sangat banyak dan
nyaman dengan keadaanya berbau, spooting (perdarahan
terdapat keputihan dan cairan pervagina), haid yang banyak dan
kental. Pada data subyektif Ny.B terdapat bekuan-bekuan darah.17
mengatakan pada kemaluannya Menurut Zahra (2008), Efek
keluar lendir dan keputihan jumlah samping dari penggunaan AKDR
yang cukup bnayak tetapi tidak meliputi,pada minggu pertama,
gatal sejak 2 bulan terakhir ini. mungkin ada pendarahan kecil.
Dan dari hasil pemeriksaan Ada perempuan-perempuan
inspekulo pada vagina tidak ada pemakai spiral yang mengalami
benjolan dan tidak ada kemerahan perubahan haid, menjadi lebih
serta infeksi, pada vulva terdapat berat dan lebih lama, bahkan lebih
cairan berwarnah putih dan kental, menyakitkan. Tetapi biasanya
portio atau servik tidak ada erosi, semua gejala ini akan lenyap
benang AKDR terlihat, dan tidak dengan sendirinya sesudah 3
dilakukan pemeriksaan penunjang bulan.
apapun. Menurut Varney, interpretasi
Sedangkan pada teori untuk data (dari hasil pengkajian)
khusus leukorea dilakukan mencakup diagnosa masalah dan
pemeriksaan penunjang yaitu pap kebutuhan. Masalah yang timbul
smear. Dalam pengkajian ini pada Ny. B adalah ibu merasa
penulis menemukan kesenjangan cemas dengan keputihan yang
antara teori dan praktik yang dialaminya. Dari masalah yang
dilakukan lahan dalam melakukan timbul maka kebutuhan yang
pemeriksaan penunjang yaitu tidak dibutuhkan adalah dorongan moral
dilakukan pemeriksaan penunjang dan informasi tentang leukorea.
karena keputihan yang dialami Menurut Sujiantini dan
pasien masih dapat ditangani arum, Efek samping pengguna
dengan terapi obat. AKDR adalah adanya keputihan
yang kemungkinan akan tindakan yang perlu dilakukan
menyebabkan terjadinya kanker. untuk mengantisipasi diagnosa
Gejala keputihan yang susah atau masalah potensial pada step
sembuh dengan pengobatan biasa sebelumnya, bidan juga harus
(antibiotik dan anti jamur) yang merumuskan tindakan segerah
telah dilakukan oleh dokter, perlu yang harus dirumuskan untuk
dipikirkan akan kemungkinan menyelamatkan klien.
penyebabnya adalah sesuatu Pengambilam tindakan
keganasan seperti kanker leher segera untuk mengantisipasi
rahim.18 diagnosa potensial yang
3. Diagnosa potensial berkembang lebih lanjut dan
Langkah ini mengidentifikasi menimbulkan komplikasi,
masalah atau diagnosa yang sudah sehingga dapat segera dilakukan
di identifikasi oleh Karena itu kita tindakan yang sesuai dengan
membutuhkan antisipasi diagnosa potensial yang muncul.
22
pencegahan serta pengawasan pada Penanganan segera pada kasus
klien. Dalam teori yang tuliskan ini adalah melakukan kolaborasi
beberapa tanda bahaya dalam dengan bidan dan lab puskesmas
penggunaan AKDR yaitu amenore untuk mencegah terjadinya
(tidak menstruasi), sakit perut yang komplikasi lebihlanjut, kolaborasi
berkepanjangan, demam tinggi dan dilakukan untuk mengetahui dan
menggigil, keputihan yang sangat mendeteksi perkembangan
banyak dan berbau dna kental, penyakit agar tidak menimbulkan
spooting (perdarahan pervagina), bentuk ke lainan. Dalam penelitian
haid yang banyak dan terdapat ini peneliti tidak melakukan
bekuan-bekuan darah.20 pemeriksaan lab, akan tetapi
Masalah potensial yang BPRB bina sehat telah melakukan
terjadi pada KB AKDR dengan kerjasama dengan lab puskesmas
leukorea apabila tidak segera apabila melakukan pemeriksaan
mendapat penanganan akan terjadi papsmear.
vulvitis, vaginitis dan Pada Ny. B dengan leukorea
21
vulvovaginitis pada Ny. B antisipasi yang dilakukan telah
diagnosa potensial tidak ada. sesuai dengan teori yaitu
Sehingga dapat disimpulkan pada melakukan kolaborasi dengan
langkah ini tidak ditemukan bidan untuk melakukan
kesenjangan antara teori dan pemeriksaan dan melakukan
praktek. penanganan terhadap keputihan
4. Antisipasi yang dialami akseptor KB AKDR.
Dalam hal ini bidan harus Sehingga pada langkah ini dapat
mampu mengevaluasi kondisi disimpulkan tidak ada kesenjangan
setiap klien untuk menentukan antara teori dengan kasus.
kepada setiap konsuktasi dan 5. Rencana Tindakan
kolaborasi yang paling tepat dalam Menurut Abidin,
manajemen asuhan kebidanan. perencanaan asuhan pada akseptor
Pada penjelasan di atas kontrasepsi AKDR dengan
menunjukan bahwa bidan dalam leukorea adalah dengan jelaskan
melakukan tindakan harus sesuai pada klien tentang keputihan yang
dengan prioritas masalah atau dialaminya dan kondisi AKDR
kebutuhan yang dihadapi kliennya. yang dipakainya. Menjelaskan
Setelah bidan merumuskan bagaiman cara menjaga daerah
kemaluannya atau genetelia agar yang dialami oleh ibu yang
tetap menggunakan kontrasepsi menggunakan AKDR.
AKDR, memberi dukungan moril Kasus ini di berikan
pada ibu, beri terapi tentang pengobatan antibiotik dan hasil
keputihan yang dialami. pemeriksaan obyektif mendukung
Dalam kasus ini penulis bahwa pasien mengalami
melakukan perencanaan tindakan keputihan patologis, bahwa
yang sesuai dengan diagnosa untuk keputihan yang harus mendapatkan
mengantisipasi terjadinya masalah terapi adalah jenis keputihan
yang lebih buruk. Perencanaan patologis antaralain seperti
yang dilakukan pada Ny. B yaitu infeksiberasaldari vagina,
dengan cara memberi tahu ibu vulva,leher Rahim maupun
untuk menjaga daerah kewanitaan adneksa. Gejala keputihan yang
atau vulva hygiene, pemberian tidak normal Gatal, berbau,
antibiotik 500 mg 3x1, danberbuih, Bergumpal,
metronidazole 500 mg bila campurdarah, Rasa panas saat
diperlukan. Pada kasus Ny. B buang air keik,m cil dan Sekret
antisipasi yang dilakukan yaitu vagina berwarna putih keabu-
menjaga daerah kewanitaan abuan atau kuning dengan bau
dengan melakukan vulva hygiene yang menusuk.
dan tidak melakukan hubungan Penatalaksanaan pada kasus
seksual serta memberi terapi keputihan bisa dilakukan
antibiotik (Amoxicilin 500 mg) 3x tergantung penyebabnya. Bila
sehari seta metronidazole 500mg disebabkan oleh trichomoniasis
3x sehari dan antiseptik batadine diberikan metronidazole peroral
pada area portio, beri penjelasan dan supp vaginal. Bila disebabkan
pada ibu tentang kondisi AKDR oleh candidaalbicans diberikan
yang dipakainya, beri konseling nystatin/diflucatper oral dan
pada ibu tentang vulva hygiene, mycostatin supp vagina. Bila
beri dukungan moril pada ibu, beri disebabkan oleh gonorrhoe,
terapi yang sesui, anjurkan pada kondiloma diberikan antibiotik,
ibu untuk kontrol ulang. Pada trikodazole dan tincphodophilli.
perencanaan ini telah sesuai Pada kunjungan pertama,
dengan teori, tetapi ada satu penatalaksanaan yang dilakukan
asuhan yang tidak sesuai dengan adalah dengan cara melakukan
teori yaitu rencana tindakan medis pemeriksaan keadaan umum dan
dilahan dengan mengusap daerah vital sign, memberikan penjelasan
portio dengan betadine. Sehingga kepada ibu tentang AKDR yang
dapat disimpulkan terdapat digunakan oleh ibu, memberikan
kesenjangan antara teori dengan penjelasan pada ibu bahwa
praktik. keputihan yang di alami ibu adalah
6. Implementasi efeksamping dari AKDR,
Penatalaksanaan dalam menganjurkan ibu untuk
perencanaan pada kasus ini telah mengganti celana dalam setiap kali
dilakukan sesuai dengan rencana basah,minimal 2x sehari,
yang telah disusun yaitu memberitahu ibu cara menjaga
melakukan pemeriksaan genetalianya tetap bersih dan
secarahead to toe dan memberikan kering yaitu dengan cara genetelia
konseling mengenai keputihan di bersihkan setiap habis BAB dan
BAK dengan air bersih dengan
cara dari depan kebelakang supaya dan kering. Melanjutkan terapi
kuman dari anus tidak masuk dengan memberi amoxicilin 500
genetelia kemudian di keringkan mg 3x1 dan metronidazole 500 mg
dengan handuk bersih atau tisu, 3x1 berupa tablet. Mengajurkan
memberikan ibu pengobatan ibu untuk melakukan kontrol ulang
antibiotik (Amoxicilin 500 mg) 3x pada tanggal 4 September 2015.
sehari serta Metronidazole 500mg Hasil data perkembangan ke
3x sehari dan antiseptik batadine II pada tangal 4 september peneliti
pada area portio. Memberitahu ibu bahwa keputihan
Dalam kasus ini penulis yang dialaminya telah sembuh.
melakukan tindakan yang sesuai Menganjurkan pada ibu untuk
dengan apa yang sudah tetap menjaga kebersihan daerah
direncanakan yaitu pada saat genetelianya. Menjelaskan pada
dilakukan pengkajian awal, penulis ibu bahwa ibu dan suami sudah
melakukan Melakukan boleh berhubungan seksual lagi.
pemeriksaan keadaan umum dan Menganjurkan pada ibu untuk
vital sign, Memberikan penjelasan kontrol jika ada keluhan.
kepada ibu tentang AKDR yang Tindakan yang di lakukan
digunakan oleh ibu. Memberikan pada Ny. B beberapa langkah telah
penjelasan pada ibu bahwa sesuai dengan teori, yaitu pada
keputihan yang di alami ibu adalah praktik dilakukan tindakan medis
efeksamping dari AKDR. dengan mengusap daerah portio
Menganjurkan ibu untuk dengan betadine.
mengganti celana dalam setiap kali 7. Evaluasi
basah,minimal 2x sehari. Hasil evaluasi dari data
Memberitahu ibu cara menjaga perkembangan diperoleh tujuan
genetalianya tetap bersih dan secara keseluruhan dan sudah
kering yaitu dengan cara genetelia tercapai dibantu dengan
di bersihkan setiap habis BAB dan perencanaan, mengetahui bahwa
BAK dengan air bersih dengan setelah di lakukan asuhan
cara dari depan kebelakang supaya kebidanan selama 12 hari mulai
kuman dari anus tidak masuk dari pengkajian tanggal 28
genetelia kemudian di keringkan Agustus 2015 sampai kunjungan
dengan handuk bersih atau tisu. ulang ke tiga yaitu 9 September
Memberikan ibu pengobatan 2015 pada Ny. B umur 39 tahun
antibiotik (Amoxicilin 500 mg) 3x dengan keputihan di BPRB Bina
sehari serta Metronidazole 500mg Sehat, maka hasil asuhan yang di
3x sehari dan antiseptik batadine dapat yaitu keputihan telah
pada area portio dan Anjurkan sembuh, ibu bersedia untuk kontrol
untuk kontrolapabila ada keluhan. 3 bulan lagi atau jika ada keluhan
Data perkembangan pada dan ibu tetap menggunakan KB
tanggal 1 September 2015 AKDR.
penatalaksaan yang dilakukan Menurut Saifudin (2006)
adalah Menjelaskan pada ibu pada evaluasi akseptor KB AKDR
bahwa keputihan yang di alaminya dengan keputihan ini diharapkan
tidak bisa langsung sembuh dan dalam 2 minggu, keputihan sudah
perlu pengobatan yang benar. sembuh, tidak ada infeksi lanjut
Menganjurkan pada ibu untuk ibu tidak cemas dan merasa
tetap menjaga daerah genetelianya nyaman serta pemakaian AKDR
agar selalu dalam keadaan bersih bisa diteruskan. Antara teori dan
kasus terdapat kesenjangan pada mahasiswa kebidanan dan dengan
lamanya proses penyembuhan. ditemukan beberapa kesenjangan
Selama dilakukan asuhan antara teori dengan praktik diharapkan
kebidanan ibu juga memiliki dapat dijadikan sebagai referensi bagi
peningkatan pengetahuan instusi pendidikan untuk lebih
mengenai keputihan pada memperdalam pengkajian pada
pengguna AKDR dan mulai akseptor KB AKDR yang mengalami
bersedia dengan mengkonsumsi keputihan.Menambah buku
makanan yang sehat dan diperpustakaan sebagai tambahan
menghindari mengkonsumsi materi dan refrensi mengenai keputihan
makanan yang menyebabkan pada akseptor KB AKDR sehingga
terjadinya keputihan yang mahasiswa yang akan melakukan
berlebihan penelitian atau melakukan studi kasus
dapat dengan mudah mencari sumber
F. Kesimpulan dan Saran referensi terutama mengenai keputihan
Kesimpulan dalam penelitian ini pada akseptor KB AKDR.
adalah dari data objektif yang di dapat Meningkatkan mutupelayanan
pada akseptor KB AKDR keadaan ibu kesehatan berkaitan dengan kejadian
dalam batas normal.Dari kasus Ny B melakukan pemeriksaan penunjang
adalah P2A0Ah2 dengan keputihan (Lab) sebelum di berikan obat. Atau
patologis. Dari kasus Ny B tidak keputihanpadaakseptor KB AKDR
muncul karena adanya kecepatan dan salah satunya dengan memberikan
kesigapan tenaga kesehatan dalam jadwal pemeriksaan papsmear 1 bulan
menangani kasus yang sedang terjadi sekali untuk mengetahui adanya
pada Ny. B. Dari kasus Ny. B antisipasi diganosa potensial pada ibu yang
yang dilakukan yaitu kolaborasi dengan mengalami keputihan terutama untuk
bidanagar tidak menimbulkan bentuk pengguna AKDR melakukan rujukan
kelainan patologis. Perencanaan yang pada pasien yang di curigai mengalami
diberikan meantau KU dan vital sign, keputihan patologis.Perlunya
menjelaskan keadaan dan hasil melakukan asuhan kebidanan lebih
pemeriksaan. Menjaga daerah lanjut khususnya terhadap akseptor KB
kewanitaan dengan melakukan vulva AKDR dengan keputihan dan meneliti
hygiene dan tidak melakukan hubungan faktor penyebab keputihan seperti pola
seksual serta memberi terapi antibiotik makan dan lain-lain sehingga hasil
(Amoxilin 500 mg) 3x sehari serta yang didapatkan akan lebih luas.
Metronidazol 500mg 3x sehari dan
antiseptik batadine pada area portio. Dari G. Daftar Pustaka
kasus ibu hamil Ny. B pelaksanaan 1. Badan Pusat Statistik. 2013. Survey
telah dilakukan sesuai dengan Demografi danKesehatan
perencanaan yang telah dibuat. Dari Indonesia. Jakarta: Badan Pusat
kasusNy. B pemeriksaan telah Statistik
dilakukan dan selama dilakukan asuhan 2. Saifuddin, A. B. 2010. Buku
kebidanan ibu tidak lagi mengalami Panduan Praktis Pelayanan
keputihan dan ibu mengalami Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina
peningkatan pengetahuan mengenai Pustaka Sarwono Prawirodihardjo
keputihan pada pengguna AKDR.. 3. Kemenkes RI. 2013. Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2012.
Saran dalam penelitian ini adalah Jakarta: Kementrian Kesehatan
Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini Republik Indonesia
biasa bermanfaat untuk referensi
4. Kemenkes RI. 2013. dan Keluarga Berencana Untuk
ProfilKesehatan Indonesia Tahun Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
2012. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
5. Dinkes DIY, 2013. Profil Kesehatan
Propinsi DIY Tahun 2012.
Yogyakarta: Dinkes DIY
6. Dinkes Bantul, 2013. Profil
Kesehatan Kabupaten Bantul.
Bantul
7. Wishnu warhani, 2008. Hubungan
tingkat pengetahuan ibu tentang
kontrasepsi IUD dengan minat
pemakaian kontrasepsi IUD di Desa
Harjo binangun Kecamatan Grabak
Purworejo. Jurnal Kesehatan
8. Santoso. 2007.Psikologi Wanita
Mengenal Gadis Remaja dan
Wanita Dewasa)
9. BKKBN, 2014.Hasil Pelayanan
Peserta KB Aktif Menurut Metode
Kontrasepsi Bulan Desember 2009.
10. Varney, H. 2007. Buku ajar Asuhan
Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC
11. Noerdin, 2012. Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta :
EGC.
12. Santoso. 2007.Psikologi Wanita
Mengenal Gadis Remaja dan
Wanita Dewasa
13. Varney, H. 2007. Buku ajar Asuhan
Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC
14. Hartanto, H. 2010. KB Keluarga
Berencana dan Kontrasepsi.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
15. Manuaba, IBG. 2008. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
16. Mansjoer. 2000. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi III. Jilid Pertama.
Jakarta: Media Aesculapius
17. Hartanto, H. 2010. KB Keluarga
Berencana dan Kontrasepsi.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
18. Varney, H. 2007. Buku ajar Asuhan
Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC
19. Manuaba, IBG. 2008. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan

Anda mungkin juga menyukai