Anda di halaman 1dari 4

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. Abu, 2002. Metode Khusus Pendidikan Agama, Bandung, Armico.

Al Munawar. Said Agil Husain, 2002. Al-Qur’an; Membangun Tradisi Kesalehan


Hakiki. Jakarta, Ciputat Press.

Arief, 2002. Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta, Ciputat Pers.

Arifin, M, 1976. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Sekolah Dengan


di Rumah Tangga, Jakarta, Bulan Bintang.

Arikunto, Suharsimi 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,


Jakarta.

As'ad, Human, 2000. Cara cepat Belajar Membaca Al-Qur'an. Yogyakarta, AMM
Balai Litbang LPTQ. Nasional Team tadarrus.

Asrori, A. Ma’ruf, 1996. Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu (Terjemah Ta’lim
Muta’alim), Surabya, Al-Miftah.

Degeng, I Nyoman Sudana. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta,


Depdikbud-Dikti-proyek pengembangan lembaga pendidikan
dan tenaga kependidikan.

DEPAG RI, 1989. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya, Mahkota.

DEPDIKBUD RI, 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka

Djamarah, Syaiful bahri dan Aswan Zain, 1996. Stategi Belajar Mengajar,
Jakarta, Rineka Cipta.

Farid, Maksum dkk.1992. cepat tanggap belajar Al-Qur'an An-nahdhiyah.


Tulungagung. LP Ma'arif

Humam, 1993. Pedoman Pengelolahan, Pembinaan Dan Pengembangan TKA-


TPA Nasional, (Ypgyakarta. Balai Penelitian dan Pengembangan
System Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an. AMM. Rineka Cipta.

Moelong, Lexy, 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosda


Karya

Muhaimin dkk, 2002. Paradigma Pendidikkan Islam, (Suatu Upaya Meng


Efektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah), Bandung,,
Rosda Karya.
___________, 1996. Strategi Belajar Mengajar (Penerapannya Dalam
Pembelajaran), Surabaya, CV. Citra Media Karya Anak Bangsa.

Mukhtar, 1995, Materi Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Direktorat Pembinaan


Kelembagaan Agama Islam: Universitas Terbuka.

Rohani, Ahmad dan H. Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta.Rineka


Cipta.

Shihab. M. Quraish, 2003. Mukjizat Al-Qur’an, Bandung, Mizan.

________________, 2002. Membumikan Al-Qur’an, Bandung , Mizan,

Sirojuddin AS, 2005. Tuntutan Membaca Al-Qur’an Dengan Tartil, Bandung,


Mizan.

Anas sudiono. 1983, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada

Sudjana, 1989. Cara Siswa Belajar Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar,
Bandung, Sinar Baru Algesindo.

Sutrisno Hadi, 1998. Metode research I,

Syah, Muhibbin, 2003. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung,


Remaja Rosda Karya,

Syarifuddin. Ahmad, 2004. Mendidik Anak Menulis, Membaca Dan Mencintai Al-
Qur’an, Jakarta, Gema Insani.

Taufiqurrahman, H.R., 2005. Metode Jibril Metode PIQ-Singosari Bimbingan


KHM. Bashori Alwi, Malang, IKAPIQ Malang.

Tim Dosen IAIN Sunan Ampel Malang, 1996. Dasar-Dasar kependidikan Islam
(Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan Islam), Surabaya, Karya
Abditama.

Zakariya, Syaikhul Islam Muhyidin Abi, TT. Riyadus Sholihin, Surabaya, Al-
Hidayah.

Zarkasyi, 1987. Merintis Pendidikan TKA, Semarang.


Instrument Penelitian
Startegi Pembelajaran Al-Qur’an Dalam Meningkatkan Kualitas Bacaan
Al-Qur’an Santri di Pondok Pesantren Al Fatich Surabaya

Pedoman dokumentasi
1. Profil Pondok Pesantren Al Fatich Surabaya yang mencakup:
a. Sejarah Pondok Pesantren Al Fatich Surabaya
b. Keadaan Pondok Pesantren Al Fatich Surabaya
c. Keadaan sarana dan prasarana Pondok Pesantren Al Fatich Surabaya
d. Keadaan asatidz dan santri Pondok Pesantren Al Fatich Surabaya

Pedoman Wawancara
Dalam hal ini peneliti mengadakan wawancara dengan Pengasuh Pesantren/
Asatidz/Pengurus Pondok Pesantren Al Fatich Surabaya.
1. Pengasuh Pesantren/Asatidz/Pengurus
a. Program kegitan apakah yang telah direncanakan dalam meningkatkan
kualitas bacaan Al-Qur’an santri?
b. Tujuan apakah yang ingin dicapai oleh Pondok Pesantren Al Fatich
Surabaya dalam mempelajari Al-Qur’an?
c. Strategi apa yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an di Pondok
Pesantren Al Fatich Surabaya?
d. Metode apa yang biasa digunakan dalam mengajar membaca Al-Quran di
Pondok Pesantren Al Fatich Surabaya?
e. Media atau alat bantu apa yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an
di Pondok Pesantren Al Fatich Surabaya?
f. Bagaimana kualitas bacaan Al-Qur’an santri di Pondok Pesantren Al
Fatich Surabaya?
g. Kriteria pakah yang digunakan sebagai indikator untuk mengetahui bahwa
bacaan qur’an santri itu berkualitas ?
h. Faktor-faktor apakah yang mendukung dan menghambat proses
pembelajaran ? (baik dari dalam maupun dari luar).
TATA TERTIB
PESANTREN ILMU AL-QUR’AN

Santri diharuskan mematuhi tata tertib Pesantren Ilmu Al-Qur’an, baik


maupum tidak tertulis. Sedang yang tertulis adalah sebagai berikut:

PELANGGARAN TINGKAT I
1. mencemarkan nama baik pesantren, pengasuh dan keluarga pengasuh.
2. memalsukan surat-surat dan stenpel pesantren serta tanda tangan pengasuh
atau pengurus.
3. mengambil atau menguasai hak milik orang lain tanpa izin.
4. melakukan homoseksual, minum atau membawa khomer, narkoba dan
sejenisnya, memilki atau menyimpan buku dan gambar porno, senjata
tajam dan alat-alat perjudian.
5. berdomisili diluar pesantren tanpa izin.

PELANGGARAN TINGKAT II
1. Berada ditempat-tempat kemaksiatan seperti bioskop, klub malam, video
game, bilyard, dan lain-lain atau berada di tempat-tempat yang tidak
diridloi pengasuh baik secara tertulis atau tidak tertulis.
2. Berpacaran dengan cara apapun tanpa izin pengurus dan orang tua/wali.
3. Melakukan atau terlibat perkelahian di dalam maupun diluar pesantren.
4. Tidak berada di pesantren selama 1 minggu berturut-turut.tanpa izin
pengurus.

PELANGGARAN TINGKAT III


1 tidak mengikuti kegiatan-kegiatan wajib pesantren.
2 Pulang tanpa izin atau terlambat kembali ke pesantren tanpa ada izin
perpanjangan.
3 Bermalam diluar pesantren tanpa izin.
4 Merokok di dalam dan di luar pesantren.
5 Tidak masuk sekolah tanpa keterangan atau surat izin.
6 Berada di luar singosari tanpa izin.

PELANGGARAN TINGKAT IV
1 Keluar pesantren tanpa izin pada jam-jam terlarang.
2 Menyalahgunakan atau merusak barang-barang dan fasilitas pesantren.
3 Berpenampilan atau memakai sesuatu yang bukan akhlak santri, seperti:
berambut panjang melebihi ukuran, berkalung, beranting-anting, dll.
4 Membawa tamu masuk ke kamar santri tanpa izin.
5 Bersuara keras atau membuat kegaduhan di aatas jam 22.00 WIB.
6 Membunyikan radio atau tape recorder denagn lagu-lagu yang tidak
islami.
7 Mengikuti kegiatan di luar pesantren tanpa izin.
8 Mandi di luar pesantren selain di zawiyah tanpa izin.

Anda mungkin juga menyukai