Abstrak: Berat badan ideal merupakan target yang ingin dicapai oleh mayoritas orang,
dimana selain mendukung kesehatan, juga akan mendukung penampilan mereka. Untuk menentukan
berat badan ideal seseorang, perlu diketahui terlebih dahulu tinggi badannya. Setelah itu di
aplikasikan perhitungan mencari berat badan ideal sesuai dengan Indeks Massa Tubuh maupun
rumus Brocca. Kelebihan maupun kekurangan berat badan dapat dikoreksi dengan mengatur pola
hidup, salah satunya adalah dengan mengatur pola makan agar mendapatkan asupan gizi dan kalori
yang sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing. Tiap orang membutuhkan asupan gizi yang
berbeda sesuai dengan Taraf Metabolisme Basal, jenis aktivitas fisik sehari-hari, serta Efek
Kalorigenik Makanan yang ia makan. Asupan gizi pun harus mentaati 13 Pesan Dasar Gizi
Seimbang, agar selain cukup gizi juga memastikan bahan makanan yang kita konsumsi tidak berisiko
menimbulkan penyakit. Pengukuran energi dalam tiap bahan makanan dapat dibantu menggunakan
alat yang dinamakan bom kalorimeter, dimana alat ini mengukur panas yang dilepaskan ketika suatu
bahan makanan dibakar.
Kata kunci: Gizi Seimbang; Berat Badan Ideal; Kalori
Abstract: Ideal weight is something targeted by most people, in which not only improves
health but keeps a good look as well. In order to determine one’s ideal weight, a crucial piece of
information needed is one’s height. Then we can apply the calculation to discover one’s ideal weight
according to Body Mass Index or the Brocca formula. Overweight as well as underweight can be
corrected simply by changing one’s lifestyle, including varying one’s diet to fulfill one’s daily needs
of nutrient and calorie. Each person has their own needs, which differs by one’s Basal Metabolic
Rate, physical activities, and Specific Dynamic Action of one’s diet. Nutrient intake must also comply
with 13 Basic Message of Balanced Nutrition, ensuring not only we fulfill our needs but also the food
we consume is not at risk of disease. Measuring calorie in foodstuffs may be aided with the use of
bomb calorimeter, which measures the heat released during burning food samples.
Keywords: Balanced Nutrient; Ideal Weight; Calories
Page 1 of 13
PENDAHULUAN
Penulisan makalah ini bertujuan agar para pembaca dapat mengetahui kebutuhan kalori
mereka masing-masing. Serta untuk mengetahui pola makan dan asupan gizi apa yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan kalori tersebut. Dan dengan begitu maka berat badan ideal dapat dicapai tanpa
harus melakukan diet ekstrim ataupun pola makan yang salah. Akan dibahas antara lain adalah
mengenai Indeks Massa Tubuh, berat badan ideal, kebutuhan kalori dari karbohidrat, protein,
maupun lemak, serta mengenai gizi seimbang.
PEMBAHASAN
SKENARIO
Dalam kasus PBL kali ini, kami mendapat skenario kasus sebagai berikut:
Seorang mahasiswa fakultas hukum semester akhir berusia 22 tahun merasa
tubuhnya terlalu kurus dan ingin menambah berat badannya agar tampak lebih
menarik dan berwibawa. Dia berkonsultasi pada seorang dokter spesialis gizi dan
bertanya apa yang harus dia makan untuk menambah berat badannya. Berat
tubuhnya pada waktu konsultasi 48 kg dengan tinggi badan 170 cm.
Page 2 of 13
tubuh.2 Karena kemudahannya, pengukuran IMT dianggap dapat memberikan gambaran
antara hubungan lemak tubuh dan penyakit tertentu. Akan tetapi, karena pengukuran massa
tubuh dalam IMT mencakup massa lemak dan massa non-lemak, sehingga tidak dapat
dijadikan sebagai patokan untuk mengukur lemak tubuh murni. Metode untuk mengukur
lemak tubuh murni cukup sulit dilakukan, karena kendala logistik, ekonomi, dan teknis,
selain daripada metode yang invasif.3
Pada gambar diatas, dapat dilihat contoh komposisi Massa Total Tubuh (Body Weight
– BW), yang terdiri atas Massa Lemak (Fat Mass – FM) dan Massa Bebas Lemak (Free Fat
Mass – FFM). Massa Bebas Lemak pun dibagi lagi menjadi Berat Air Tubuh (Total Body
Water – TBW), Berat Protein (Protein Mass – PM), Berat Mineral (Mineral Mass – MM),
dan Glikogen (Gn). Walau begitu, tanpa metode pengukuran yang tepat, tidak dapat
dipastikan berapa massa tubuh yang merupakan lemak dan yang bukan. Total massa tubuh ini
akan dibagi dengan kuadrat tinggi individu tersebut dalam meter, yang akan menunjukkan
IMT orang tersebut. Dari IMT inilah, orang tersebut dapat kita golongkan dalam kelompok
kekurangan massa tubuh, ideal, ataupun kelebihan massa tubuh. Penggolongan ini juga dapat
membantu kita menggolongkan kerentanan seseorang terhadap penyakit tertentu.3
Page 3 of 13
Tabel 1. Penggolongan IMT Pada Orang Dewasa Menurut WHO3
Tabel 2. Penggolongan IMT Pada Orang Dewasa Menurut Departemen Kesehatan RI4
Tabel 3. Berat Badan Ideal bagi Laki-laki dan Perempuan Sesuai Studi Calle EE et al.
Page 5 of 13
Walau demikian, ada pula yang mengatakan bahwa berat badan ideal didapat dengan
menggunakan Rumus Brocca, yakni:4
Contoh: Tuan A memiliki tinggi 160 cm, dengan berat badan 50 kg.
Dihitung dengan rumus Brocca, maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Berat Badan Ideal: [160 – 100] × 90% = 54 kg
Hasilnya kemudian dikalikan dengan presentase ideal:
(80-120%) × 54 kg = 43-65 kg
Berat badan Tuan A termasuk ideal
KEBUTUHAN KALORI
Kebutuhan kalori total seseorang dapat ditentukan dengan Taraf Metabolisme Basal
(Basal Metabolic Rate – BMR), jenis aktivitas fisik, dan Efek Kalorigenik Makanan (Specific
Dynamic Action – SDA).4
A. Menentukan BMR4
Dikenal adanya dua cara menentukan BMR seseorang, yakni:
a. Rumus Harris Benedict
Dikenal juga dengan sebutan rumus REE (Resting Energy Expenditure)
𝐵𝑀𝑅 (𝑃𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛) =
65,1 + {9,56 × 𝐵𝐵 (𝑘𝑔)} + {1,85 × 𝑇𝐵 (𝑐𝑚)} − {4,68 × 𝑈𝑚𝑢𝑟 (𝑡ℎ)}
b. Metode Faktorial
𝐵𝑀𝑅 (𝐿𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖) = 𝐵𝐵 (𝑘𝑔) × 1,0 × 24 𝑘𝑘𝑎𝑙
𝐵𝑀𝑅 (𝑃𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛) = 𝐵𝐵 (𝑘𝑔) × 0,9 × 24 𝑘𝑘𝑎𝑙
Page 6 of 13
B. Aktivitas Fisik4
Tentukan berat/ringannya aktivitas fisik yang dilakukan pasien.
Orang dengan aktivitas ringan sebaiknya mengurangi 10-20% kalori dari basal.
Orang dengan aktivitas berat sebaiknya menambah 10-20% dari kalori basal.
Patokan orang yang memiliki aktivitas fisik ringan adalah pekerja kantoran,
tukang ketik, dokter, dan mereka yang aktivitasnya mayoritas hanya duduk.
Patokan orang yang memiliki aktivitas fisik berat adalah pekerja kuli bangunan,
olahragawan (cabang tertentu), buruh, dan pekerja tambang.
Patokan orang yang memiliki aktivitas fisik sedang adalah yang melakukan
pekerjaan rumah tangga, pekerja industri ringan, dan mahasiswa.
C. Menghitung SDA4
Diperkirakan jumlah SDA adalah ±10% jumlah BMR dan energi aktivitas
Page 7 of 13
Energi dan tenaga dapat diperoleh dari makanan sumber kabohidrat, lemak, serta
protein. Energi dibutuhkan untuk metabolisme dasar (seperti untuk menghasilkan
panas tubuh serta kerja organ-organ tubuh) dan untuk aktivitas sehari-hari seperti
belajar, bekerja serta berolahraga. Kelebihan energi akan menghasilkan obesitas
(kegemukan) sementara kekurangan energi dapat menyebabkan kekurangan gizi
seperti marasmus
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
Konsumsi lemak dan minyak yang berlebihan, khususnya lemak/minyak jenuh
dari hewan, dapat berisiko kegemukan atau dislipidemia pada orang-orang yang
mempunyai kecenderungan ke arah tersebut. Dislipidemia atau eknaikan kadar
lemak (kolesterol atau trigliserida) dalam darah merupakan faktor risiko untuk
terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Konsumsi lemak/minyak
dianjurkan tidak melebihi 20% dari total kalori dan perlu diingat bahwa unsur gizi
ini juga memiliki peran tersendiri sebagai sumber asam lemak essensial serta
membantu penyerapan beberapa vitamin yang larut lemak (A, D, E, K)
Page 8 of 13
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 4 bulan
Untuk dapat memberikan ASI dengan baik, ibu menyusui harus meningkatkan
jumlah dan mutu gizi makanannya selama hamil dan menyusui. Makanan
pendamping ASI (PASI) hanya boleh diberikan setelah usia bayi lebih dari empat
bulan dan pemberiannya harus bertahap menurut umur, pertumbuhan badan serta
perkembangan kecerdasan
Page 9 of 13
Label pada makanan kemasan harus berisikan tanggal kadaluwarsa, kandungan
gizi dan bahan aditif yang digunakan. Konsumen yang berhati-hati dan
memperhatikan label tersebut akan terhindar dari makanan yang rusak, tidak
bergizi dan makanan yang berbahaya. Selain itu, konsumen dapat menilai halal
tidaknya makanan tersebut
Page 10 of 13
Gambar 4. Bom Kalorimeter8
Berikut adalah skema dari bom kalorimeter. Bom kalorimeter ini memiliki volume
yang konstan, karena rangkanya yang kaku. Kapasitas panas dari kalorimeter sejumlah
dengan kapasitas panas air ditambah kapasitas panas kalorimeter yang kering. Jika diketahui
kapasitas panas kalorimeter dan dapat mengukur perubahan temperatur, kita dapat mengukur
jumlah kalori yang dilepaskan pada reaksi dalam kalorimeter.8
𝑞𝐾𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 𝐶𝐾𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + ∆𝑇
Walau begitu, energi yang dicatat dalam percobaan menggunakan bom kalorimeter
tidaklah sama dengan energi yang dapat digunakan oleh tubuh manusia. Pada karbohidrat dan
lemak tidak terdapat perbedaan, tetapi pada pembakaran protein (dan kemungkinan alkohol)
terdapat perbedaan energi. Pada protein, hal ini dikarenakan Nitrogen, salah satu unsur
penting protein, tidak di metabolisme melainkan diekskresikan. Pada metabolisme alkohol,
diperkirakan pada bom kalorimeter maupun pada tubuh dihasilkan jumlah yang sama. Akan
tetapi, bila konsumsi alkohol terlalu tinggi, akan ada energi dari alkohol yang tidak terpakai.
Hal ini diperkirakan karena rusaknya sel-sel di hati (yang ikut merusak mitokondria sel-sel
dalam jumlah besar) akibat terlalu banyak mengkonsumsi alkohol.8
Page 11 of 13
Bom Kalorimeter Kalorimeter Manusia
(kcal/g) (kcal/g)
Karbohidrat 4.2 4.2
Lemak 9.4 9.4
Protein 5.7 4.2
Alkohol 7.0 7.0
Untuk mengetahui kebutuhan kalori pasien tersebut, perlu diketahui BMR, aktivitas
fisik, serta SDA pasien. Perhitungan Taraf Metabolisme Dasar pasien pada berat ideal
minimum (50,5 kg) menggunakan rumus Harris Benedict memunculkan angka 1.449.75
kkal. Perhitungan menggunakan Metode Faktorial, di sisi lain, memunculkan angka 1.212
kkal. Bila digunakan perhitungan dengan berat ideal maksimum, maka akan muncul BMR
sejumlah 1.788,6 kkal (rumus Harris Benedict) ataupun 1814.4 kkal (Metode Faktorial).
Pasien adalah seorang mahasiswa, yang kegiatan fisiknya diangap normal. Maka itu
Kebutuhan Kalori Total dari pasien ini (pada berat badan ideal minimum – 50,5 kg) adalah
2.545,2-3.044,475 kkal. Pada berat ideal maksimum (75,6 kg), Kebutuhan Kalori Total
pasien adalah 3756.06-3.810,24 kkal.
Page 12 of 13
PENUTUP
Pencapaian berat badan yang ideal memenuhi bukan hanya aspek kesehatan tetapi juga aspek
penampilan. Berat badan yang ideal didapat setelah mengetahui tinggi badan seseorang, kemudian
meghitung sesuai dengan Indeks Massa Tubuh yang diinginkan. Untuk mencapai berat tubuh ideal
pun relative mudah, yakni dengan mengkonsumsi sesuai jumlah kalori yang diperlukan. Perhitungan
jumlah kalori juga didapatkan setelah menghitung antara tinggi badan dan berat badan yang
diinginkan. Makanan yang akan dikonsumsi dapat dihitung sesuai dengan kebutuhan kalori, dan
jumlah kalori yang didapat dari masing-masing makanan yang akan dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO Expert Consultation, Barba C, Cavalli-Sforza T, Cutter J, Darnton-Hill I, et al.
Appropriate body-mass index for Asian populations and its implications for policy and
intervention strategies. Lancet. 2004 Mar 13; 363(9412): 902.
2. The Free Dictionary – Body Mass Index [internet]. 2013 [Diakses 12 Oktober 2013]
Diakses dari: http://www.thefreedictionary.com/body+mass+index
3. Ferrera LA. Body mass index: new research [internet]. New York: Nova Science Publishers,
Inc; 2005. h.2-7. [Diakses 12 Oktober 2013]
Diakses dari: books.google.co.id/books?isbn=1594542821
4. Asmadi. Teknik prosedural keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien
[internet]. Jakarta: Salemba Medika; 2008. h.83-5. [Diakses 15 Oktober 2013]
Diakses dari: books.google.co.id/books?isbn=9793027533
5. Hartono A. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Edisi kedua. Jakarta: EGC; 2006. p.160-2, 266-9
6. The Obese Solution. Piramida makanan [Gambar dari internet]. 1 Maret. [Diakses 15 Oktober
2013]
Diakses dari: http://obesesolution.wordpress.com/2011/03/01/saatnya-ubah-pola-makan-kita/
7. Dunford M, Doyle JA. Nutrition for sport and exercise [internet]. Belmont: Thomson
Wadsworth; 2008. h.39-40. [Diakses 15 Oktober 2013]
Diakses dari: books.google.co.id/books?isbn=0495014834
8. Amar FG. Bomb calorimeter [Internet]. 2011. [Diakses 15 Oktober 2013]
Diakses dari: http://chemistry.umeche.maine.edu/~amar/spring2011/bomb.html
Page 13 of 13