Anda di halaman 1dari 37

BAB III

PEMBAHASAN UMUM

3.1 Peralatan Diagnostik


Peralatan diagnostik adalah alat-alat yang digunakan oleh para dokter
atau tenaga medis lainnya dimana dengan bantuannya dapat diketahui atau
ditentukan diagnosa penyakit seseorang yang diperiksa. EKG salah satu alat
yang digunakan untuk mendiagnosa pasien, berikut penjelasan tentang
ElektroKardioGrafi (EKG). (Ansar, ardiansyah)
3.1.1 ElektroKardioGrafi (EKG)

ElektroKardioGrafi (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh


aktifitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi
jantung yang diambil dengan memasang electroda pada badan. Rekaman
EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi jantung dari
pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf.

Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan


rekaman aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi
dan konduktif khusus jantung. Jantung normal memiliki impuls yang
muncul dari simpul SA kemudian dihantarkan ke simppul AV dan serabut
purkinje. Perjalanan impuls inilah yang akan direkam oleh EKG sebagai alat
untuk menganalisa kelistrikan jantung.

a. Fungsi dari EKG :


1. Mengetahui Denyut dan irama dalam jantung
b. Tujuan dan indikasi penggunaan EKG :
Beberapa tujuan menggunakan EKG :
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama pada jantung
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh /efek obat-obat jantung
4. Gangguan-gangguan elektrolit

21
5. Menilai fungsi pacu jantung
c. Indikasi menggunakan EKG :
Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara
langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas
naik turunnya suatu

22
21

kontraktilitas. Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan


repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting.

d. Sandapan pada EKG (Bipolar dan Unipolar)

Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang


yang jelas terhadap jantung. Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya
mata yang mengamati jantung jantung dari berbagai arah. Semakin
banyak sudut pandang, semakin sempurna pengamatan terhadap
kerusakan-kerusakan bagian-bagian jantung.

Sadapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi menjadi dua
Sadapan Bipolar dan Sadapan Unipolar :

A. Sadapan Bipolar

Sadapan Bipolar (I, II, III).Sadapan ini dinamakan bipolar karena


merekam perbedaan potensial dari dua elektrode. Sadapan ini
memandang jantung secara arah vertikal (ke atas,bawah, dan ke
samping). Sadapan ini merekam dua kutub listrik yang berbeda, yaitu
kutub positif dan kutub negatif. Masing-masing elektrode dipasang di
kedua tangan dan kaki.

Diantaranya LA (left arm), RA (right arm), LF (left foot), RF (right


foot). Dari empat kabel elektrode ini akan dihasilkan beberapa sudut atau
sadapan sebagai berikut:

1. Sadapan I.

Sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA


yang dibuat bermuatan negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif
sehingga arah listrik jantung bergerak ke sudut 0 derajat (sudutnya ke
arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat
dilihat oleh sadapan I.
22

Gambar 3.1.1 Pemasangan Lead I/Sadapan I EKG

2. Sadapan II.

Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat


bermuatan negatif dan LF yang bermuatan positif sehingga arah listrik
bergerak sebesar positif 60 derajat (sudutnya ke arah inferior). Dengan
demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan II.

Gambar 3.1.2 Pemasangan Lead II/Sadapan II EKG

3. Sadapan III.

Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat


bermuatan negatif dan RF yang dibuat bermuatan positif sehingga
listrik bergerak sebesar positif 120 derajat (sudutnya ke arah inferior).
Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan
III.
23

Gambar 3.1.3 Pemasangan Lead III/Sadapan III EKG

B. Sadapan Unipolar
Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat tanpa
memperhatikan. Sadapan ini terbagi menjadi sadapan unipolar
ekstremitas unipolar prekordial.

a. Unipolar Ekstremitas

Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik


pada ekstremitas. Gabungan elektrode pada ekstremitas lain
membentuk elektrode tanpa memperhatikan (potensial 0). Sadapan ini
diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan menggunakan kabel
seperti yang digunakan pada sadapan bipolar.[7]

Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang


terhadap jantung dalam arah vertikal.

1. Sadapan aVL.

Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA


yang dibuat bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat
tanpa memperhatikan sehingga listrik bergerak ke arah -30 derajat
(sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral
jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL.
24

2. Sadapan aVF.

Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang


dibuat bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat tanpa
memperhatikan, sehingga listrik bergerak ke arah positif 90 derajat
(tepat ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung
selain sadapan II dan III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF.

3. Sadapan aVR.
Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang
dibuat bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat tanpa
memperhatikan, sehingga listrik bergerak ke arah berlawanan
dengan arah lsitrik jantung -150 derajat (ke arah ekstrem).

Gambar 3.1.4 Pemasagan sadapan aVR,aVL,aVF pada EKG


b. Unipolar Prekordial

Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensial listrik


dengan elektrode eksplorasi diletakkan pada dinding dada. Elektrode
indifferent (potensial 0) diperoleh dari penggabungan ketiga
elektrode esktremitas. Sadapan ini memandang jantung secara
horizontal (jantung bagian anterior, septal, lateral, posterior dan
ventrikel sebelah kanan).

Penempatan dilakukan berdasarkan pada urutan kabel-kabel yang


terdapat pada mesin EKG yang dimulai dari nomor V1-V6.
25

▪ V1 : SIC 4 garis sternal kanan

▪ V2 : SIC 4 garis sternal kiri

▪ V3 : antara V2 dan V4

▪ V4 : SIC 5 garis midclavicular kiri

▪ V5 : SIC 5 garis aksilaris anterior kiri

▪ V6 : SIC 5 garis aksilaris media kiri .

Gambar 3.1.5 Pemasangan unipolar prekordial


26

3.1.2 Spesifikasi Alat Elektrokardiogram (EKG)

Gambar 3.1.4 Elektrokardiogram Philips TC20 Writer

Nama Alat : Electrokardiografi (EKG)


Merk : Phillips
Tipe : Page Writer TC 20
Nomor Seri : CN11711225
Tegangan :220-230 V
27

3.1.3 Bagian ElektroKardiogram (EKG)

1
2

3
4

Gambar 3.1.5 bentuk fisik Elektrokardiografi

1. Layar display (layar sentuh)


2. Tombol untuk mengeluarkan penaruhan elektroda pada tubuh pasien
3. Tombol menampilkan EKG/grafik display EKG
4. Tombol Power
5. Printer thermal

Gambar 3.1.6 Chest dan Strap Elektroda EKG


28

3.1.4 Blok Diagram Elektrokardiografi (EKG)

Arus AC Power Baterai


Supply

Pasien Elektroda Lead


Pre-Amp Fiter
Selector

r
Drive-Amp

Display
ADC

Buzzer/Spea CPU
ker

Thermal
Printer

Gambar 3.1.7 Blok Diagram Elektrokardiografi (EKG)

Prinsip Kerja Elektrokardiografi :


Dari sumber arus 220V/ 50Hz menyuplai kerangakaian power supply
dimana rangkaian power supply menyuplai tegangan pada dua rangkaian, yang
pertama rangkaian pengisi baterai, untuk mengisi baterai, dan yang kedua untuk
rangkaian supply untuk menyuplai seluruh rangkaian alat elektrokardiografi,
sedangkan baterai berfungsi sebagai cadangan/ backup tegangan apabila suplai
tegangan yang di dapatkan langsung dari sumber arus listrik tidak dapat dipenuhi
29

Lalu kemudian elektroda di pasangkan ke pasien sesuai dengan


pemasangan bipolar lead ataupun unipolar lead ,setelah itu masuk ke lead selector
sebagai sinyal untuk mengubah frekuensi yang di dapatkan kemudian dinaikkan
frekuensinya pada pre amplifier kemudian masuk ke rangkaian filter agar
frekuensi tersebut tidak terlalu banyak noise pada outputannya ,kemudian masuk
ke rangkaian drive amplifier untuk meningkatkan frekuensi lagi setelah
mendapatkan frekuensi dari filter sebelumnya maka data masih berupa data
analog untuk memenuhi kriteria minimum rangkaian ADC (analog to digital
converter) dan setelah masuk pada rangkaian ADC maka sinyal sudah berubah
menjadi sinyal digital yang mana sudah dapat disalurkan ke CPU ,kemudian CPU
akan menangkap data tersebut yang kemudian di tampilkan pada layar utama
EKG ,kemudian buzzer/speaker sebagai penanda ataupun pemberi peringatan, lalu
selanjutnya hasil dari kelistrikan jantung tadi di print menggunakan printer yang
menggunakan panas sebagai tintanya dan harus menggunakan kertas khusus
thermal tersebut.

3.1.5 Pengoprasian Elektrokardiografi (EKG)


Untuk pemeriksaan Electrokardiografi (EKG) dibutuhkan prosedur
pengoperasian yang benar, berikut cara pengoperasian Elektrokardiografi
(EKG).
1. Tempatkan alat pada ruang tindakan
2. Lepaskan penutup debu
3. Siapkan patient cable .Elektroda,dan jelly (bila Perlu)
4. Hidupkan alat dengan menekan tombol power selama beberapa detik
sampai EKG menyala ,kalau perlu hubungkan kabel power ke
terminal apabila baterai pada EKG hampir habis
5. Perhatikan protap pelayanan
6. Beritahukan kepada pasien tindakan yang akan kita lakukan
7. Oleskan jelly ke tubuh pasien secukupnya
8. Pasang strap elektroda ,chest elektroda pada patient cable
9. Pasang strap elektroda ,chest elektroda pada pasien
30

10. Masukkan data pasien


11. Pilih program (auto/manual)
12. Lakukan pemeriksaan
13. Setelah itu print hasil pemeriksaan pasien
14. Setelah pengoprasian selesai ,matikan alat dengan menekan tombol
power selama beberapa detik sampai alat EKG mati
15. Kemudian lepaskan strap elektroda ,chest elektroda pada pasien, lalu
bersihkan tubuh pasien yang di gosokkan jelly sebelumnya
16. Bersihkan patient cable ,strap electrode ,chest electrode
17. Simpan patient cable ,strap elektrode,chest electrode pada tempatnya
dan pastikan ketiganya siap di gunakan kembali
18. Pasang penutup debu
19. Kembalikan alat ke tempat seperti semula.
3.1.6 Pemeliharaan Electrokardiografi (EKG)
Untuk pemeliharaan Electrokardiografi (EKG) dibutuhkan prosedur
pemeliharaan yang benar, berikut cara pemeliharaan Electrokardiografi
(EKG).
1. Untuk pemeliharaan pada elektroda
a. Ketikan elektroda selesai digunakan harap dibersihkan dari sisa gel
dengan air hangat
b. Ketika elektrode tidak digunakan harap di taruh pada alas yang
steril untuk menghindari kontak dengan bakteri yang berlebihan.
c. Untuk mengecek adanya gangguan pada elektrode dicelupkan pada
air untuk meng-groundkan elektrode agar terdeteksi sinyal netral
2. Pemeliharaan Kabel penghubung elektrode
Karena struktur kabel kebanyakan di dalamnya tembaga di-
anjurkan agar tidak dilipat ketikan ingin merapikannya ,kabel
konektor harus tergulung agar menghidari kerusakkan pada kabel
konektor tersebut.
31

3. Uji kerja pada alat


Apabila alat tidak di gunakkan selama beberapa minggu atau bulan
sebaiknya nyalakan alat,agar dapat mengetahui alat masih berfungsi
dengan baik atau tidak ,kalau ada phantom EKG,dianjurkan
menggunakannya agar mengetahui kinerja alat EKG tersebut.
32

3.1.7 Troubleshooting Electrokardiografi (EKG)


Permasalahan (troubleshooting), penyebab permasalah serta solusi untuk
penanganan pada alat Elektrokardiografi (EKG) dijelaskan pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Troubleshooting Elektrokardiografi (EKG)

No. Masalah Penyebab Solusi

1. Output grafik sinyal pada Pemasangan Mengecek kembali


EKG tidak stabil atau noise elektrode pada sambungan
pasien kurang elektroda pada
merekat dada pasien,
pastikan merekat
dengan benar
Menganjurkan
pasien agar tenang
, mengurangi
pergerakan pada
pasien, agar tidak
mempengaruhi
output grafiknya

2. Sebagian pada display grafik Cek kabel Lakukan


menampilkan outputnya konektor tersebut pengecekkan kabel
sebagian nya hanya merah dan elektrode konektor kabel
bergaris pada pasien tersebut apabila
kurang lekat atau ada kerusakan
salah ,ganti kabel
penempatan konektor tersebut
dengan yang baru
33

Benarkan
pemasangan pada
elektroda tersebut
sesuai dengan
prosedur
34

3.2 Peralatan Live Support dan Live Saving

3.2.1 Syring Pump

Syringe pump merupakan salah satu peralatan elektromedis yang berfungsi


untuk memasukan cairan obat kedalam tubuh pasien dalam jangka waktu
tertentu secara teratur. Pada dasarnya pada syringe pump terdiri dari beberapa
rangkaian yaitu rangkaian pengatur laju motor (pendeteksi rpm), rangkaian
komparator, dan rangkaian sinyal referensi.

3.2.2 Spesifikasi Syring Pump

Gambar 3.2.1 Syringe Pump RSUD Ulin Banjarmasin


Nama Alat : Syringe Pump
Merk : B Braun
Model/Type : Perfusor Compact S /87148
Tegangan : 230-240V AC
Frekuensi : 50/60
Ukuran Spui : 50/60 ml
35

3.2.3 Blok Diagram Syring Pump

a. Pada saat tombol power ditekan ON makan alat mendapat supply dari
rangkaian power supply untuk menghidupkan mikrokontroler yang
berfungsi untuk kecepatan pelaksanaan dari intruksi persiklus rangkaian
setting.

b. Rangkaian setting berfungsi untuk mengatur jumlah cairan yang akan


dikeluarkan dalam ml/jam. Output dari rangkaian display yang berfungsi
untuk menampilkan hitungan jumlah (ml/jam) sesuai dengan keinginan
operator yang di proses oleh micro.

c. Lalu sensor berfungsi bila mana ada indikasi ganguan pada tempat syringe
atau ada tekanan sumbatan didalam selang dan alarm berfungsi untuk
menandakan bunyi bila mana output dari sensor ada indikasi atau
gangguan yang diproses oleh micro.

d. Motor Driver Sebagai tenaga utama pendorong syringe yang berisi cairan.
Berupa motor DC. Bekerja dengan kecepatan delivery rate sesuai dengan
penyetingan awal yang dilakukan dan dapat dipercepat dengan menekan
push button pada setting alat.
36

e. Alarm sebagai keamanan. Akan berbunyi apabila cairan pada syring akan
habis. Display pada syringe sebagai indicator penyettingan dari kecepatan
motor dalam mendorong cairan pada syringe yang diatur terlebih dahulu

3.2.4 Pengoperasian Syring Pump


Pada panel pengoperasian atau operation panel terdapat beberapa bagian,
antara lain:
1. Power Display, terdiri dari :
a. [AC/DC] indicator; lampu akan menyala jika syringe pump
menggunakan sumber AC ataupun DC.
b. [BATTERY] indicator.
2. Power Switch : berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan syringe
pump.
3. Syringe size Indicator : menunjukkan ukuran dari syringe. Adapun syringe
pump umumnya ini mampu mendeteksi ukuran syringe (suntikan) dengan
berbagai ukuran diantaranya adalah (10, 20, 30, 40, 50 ml).
4. Start Switch: merupakan tombol untuk memulai proses pemasukan cairan
kedalam tubuh pasien.
5. Alarm Indicator.
Terdapat beberapa alarm diantranya :
a. Occlusion Alarm : artinya alarm akan berbunyi jika terjadi
kemacetan pada proses pemasukan cairan kedalam tubuh pasien.
b. Nearly Empty : artinya alarm akan berbunyi jika cairan yang terdapat
dalam syringe (suntikan) akan habis atau mendekati habis.
c. Low Battery : alarm akan berbunyi jika tegangan dalam baterai
lemah sehingga perlu dilakukan pengisian kembali (recharge).
d. (Flow Rate/Delivery Limit/Volume Delivered) Display :
berfungsi menampilkan aliran rata-rata / flow rate dalam dalam
satuan ml/h.
37

3.2.5 Pemeliharaan Syring Pump


Penyimpanan / pengemasan alat dilakukan dengan cara :
a. Setelah selesai digunakan, lepaskan syringe dari syringe clamp
b. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF keposisi OFF
c. Lepaskan hubungan alat dari catu daya
d. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian
e. Bersihkan alat
f. Pasang penutup debu
g. Kembalikan ala ketempat semula
h. Catat beban kerja alat

3.2.6 Troubleshooting Syring Pump


Permasalahan Penyebab Perbaikan
Kabl power belum Cek kabel power apakah
dihubungkan sudah terhubung
Hentikan pengoperasian dan
Battery rusak
ganti battery yang baru
Alat tidak bisa
Ces battery sampai penuh
dihidupkan
selama lebih dari 8 jam
Battery low dengan menghubungkan alat
degan jala-jala da hidupkan
alat.
Selang menekuk Luruskan kembali selang
Syringe tidak Ganti syringe
sesuai
Occlusion Alarm Sensor tekanan Hubungi vendor
rusak
Syringe tidak Install ulang syringe
terinstal benar
Alarm syringe Syringe belum Install syringe
38

mati terinstal benar


Syringe tidak Install ulang syringe
terinstall dengan
benar
Alarm nut tdak Posisi nut tidak Atur posisi nut diatas
normal benar
Alarm kecepatan Batteray rusak Gunakan tegangan AC dan
tidak normal batterai
Alarm batterai Tegnagn batteray Hubungkan dengan AC power
low dibawah 9.3 V dan ces bateray
Alarm selesai Seluruh isi telah Tekan tombol start/stop
diinjeksikan kembalikan alarm
Alarm alat tidak Jangan operasikan Tekan tombol untuk
digunkaan alat selama 2 mengembalikan alarm
menit
39

3.3 Peralatan Radiologi


Radiologi adalah ilmu kedokteran yang menggunakan radiasi untuk
diagnosis dan pengobatan penyakit. Radiasi dimanfaatkan untuk terapi atau
studi pencitraan.

Untuk tujuan diagnostik, radiasi menjadi sumber energi untuk tes


pencitraan. Radiologi diagnostik juga disebut sebagai radioskopi. Dengan
radiasi, dokter dapat melihat bagian dalam tubuh tanpa prosedur invasive.

Berikut ini adalah salah satu alat Radiologi Lanjut sebagai berikut.

3.3.1 Spesifikasi Alat Panoramic

Fungsi dari panoramic adalah Panoramic digunakan untuk melihat


gigi secara keseluruhan. Keuntungan panoramic adalah bisa melihat
keseluruhan gigi hanya dengan satu kali pemeriksaan. Tetapi kerugian
panoramic adalah radiasi yang diterima pasien lebih lama jika
dibandingkan dengan dental radiography biasa.[9]

Sistem kerja dari pesawat panoramic menurut Olaf E Langland (1982) :

1. Prinsipnya adalah sama dengan tomogram, yang mana tube dan film
selama eksposi berputar mengelilingi pasien.
2. Dengan tiga pusat sumbu rotasi, satu sumbu rotasi konsentris anterior
(tepatnya disebelah insisivus pada regio-molar). Dan satu sumbu
eksentris untuk bagian rahang samping (tepatnya dibelakang molar
tiga).
3. Untuk menghasilkan gambaran yang baik sewaktu film dan tube
berputar , posisi kepala harus dalam keadaan fiksasi, waktu berputar
tube dan film ini biasanya di set atau diatur oleh pabrik.
4. Radiographer hanya menekan tombol timer yang ada, hingga
perputaran film dan tube selama ekspose dapat menggambarkan
keseluruhan gigi-gigi dari geraham paling kiri (molar tiga kiri) sampai
gigi geraham paling kanan (molar tiga kanan).
40

Gambar 3.3.1 Panoramic RSUD Ulin Banjarmasin

Nama : PANORAMIC
Merk : ORTHOCEPH OC200
Type : TR-840-5
Tegangan : 100-240V

Tabel 3.7 Spesifikasi Panoramic

3.3.2 Bagian-bagian Panoramic

1. Control Panel berfungsi untuk mengatur besaran kv

2. Tempat film berfungsi untuk menempatkan film tersebut

3. Tombol berfungsi untuk mengekspose suatu Panoramic.


41

3.3.3 Blok diagram Panoramic

PLN FUSE PSA

EKSPOSE SETTING KV SWTICH

MOTOR LAMPU
INDICATOR

FILM/KASET

CAHAYA

Gambar 3.3.2 Blok diagram Panoramic

Penjelasan :

PLN masuk ke fuse lalu masuk ke PSA untuk menyuplay tegangan dari
PLN ke semua rangkaian. Lalu masuk ke Switch dimana switch ini
berfungsi sebagai saklar sebuah rangkaian untuk ON/OFF nya pada alat
dan pada saat Switch di ON kan maka lampu indicator nya pun
menyala. Lalu Switch masuk lagi ke Setting KV dimana. Setting ini
mengatur besaran tegangan yang sesuai dengan pasien. Lalu setelah di
Setting masuk lagi ke Ekspose dimana Ekspose ini memerintah Motor
untuk bergerak mengelilingi kepala pasien dan keluaran dari Ekspose
ini yaitu Film dimana Film tersebut merekam atau menangkap suatau
gambar bagian mulut karena adanya cahaya dari X-Ray yang
mendeteksinya tersebut
42

3.3.4 SOP Pengoperasian Alat Panoramic

Berikut ini standart operasional prosedur pengoperasian dari alat


panoramic ialah sebagai berikut.

Persiapan Alat:
1. Siapkan kaset yang telah diisi film atau sensor digital telah
dimasukkan kedalam tempatnya.
2. Collimation harus diatur sesuai ukuran yang diinginkan.
3. Besarnya tembakan sinar antara 70-100 kV dan 4-12 mA.
4. Hidupkan alat untuk melihat bahwa alat dapat bekerja, naik atau
turunkan tempat kepala dan sesuaikan posisi kepala sehingga pasien
dapat diposisikan.
5. Sebelum memposisikan pasien, sebaiknya persiapan alat telah
dilakukan.
Persiapan pasien :
1. Pasien diminta untuk melepaskan seluruh perhiasan seperti anting,
aksesoris rambut, gigi palsu dan alat orthodonti yang dipakainya.
2. Prosedur dan pergerakan alat harus dijelaskan untuk menenangkan
pasien dan jika perlu lakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa alat
bergerak.
3. Pakaikan pelindung apron pada pasien, pastikan pada bagian leher tidak
ada yang menghalangi pergerakan alat saat mengelilingi kepala.
4. Pasien harus diposisikan dalam unit dengan tegak dan diperintahkan
untuk memegang handel agar tetap seimbang.
5. Pasien diminta memposisikan gigi edge to edge dengan dagu mereka
bersentuhan pada tempat dagu.
6. Kepala tidak boleh bergerak dibantu dengan penahan kepala.
7. Pasien diinstruksikan untuk menutup bibir mereka dan menekan lidah
ke palatum dan jangan bergerak sampai alat berhenti berputar.
8. Jelaskan pada pasien untuk bernafas normal dan tidak bernafas terlalu
dalam saat penyinaran.
43

Persiapan Operator :
1. Operator memakai pakaian pelindung.
2. Operator berdiri di belakang dengan mengambil jarak menjauh dari
sumber x-ray ketika waktu penyinaran.
3. Lihat dan perhatikan pasien selama waktu penyinaran untuk
memastikan tidak ada pergerakan.Matikan alat setelah selesai
digunakan dan kembalikan letak posisi kepala pada tempatnya.
4. Ambil kaset pada tempatnya dan kaset siap untuk diproses.
Persiapan lingkungan terhadap proteksi radiasi :
1. Pastikan perangkat sinar x digunakan dengan teknik yang baik dan
4arameter secara fisika terhadap berkas radiasi ditetapkan dengan
benar.
2. Hindari kemungkinan kebocoran dengan menggunakan kepala tabung
harus radiopaque.
3. Filtrasi dari berkas sinar x dengan mengatur ketebalan filter.
4. Ketebalan filter bergantung pada tegangan operasi dari
peralatan sinar x. Tegangan mencapai 70 kVp ketebalan filter setara
dengan ketebalan alumunium 2,5 mm untuk kekuatan tabung sinar x
antara 70-100kVp.
44

3.3.5 Troubleshooting Panoramic

Berikut ini troubleshooting dari alat panoramic ialah sebagai berikut.

Tabel 3.8 Troubleshooting Panoramic

NO Masalah Solusi
1 Saat akan digunakan film nya Cek bagian penggerak
tidak bergerak mengelilingi filmnya,lalu kasih
kepala pasien minyak biar bisa bergerak
kembali
2 Sensor untuk mulut tidak Cek bagiannya, ganti bila
mendeteksi perlu
3 Saat diperiksa hasilnya buram Cek bagian filmnya ,ganti
bila perlu
45

3.4 Peralatan Laboratorium klinik


Laboratorium klinik merupakan tempat melakukan berbagai macam
pemeriksaan menggunakan spesimen medis (bahan) dari tubuh pasien
untuk mendapat informasi kesehatannya. Penelitian atau ekperimen
sebenarnya bisa dilakukan disini, tapi sangat jarang karena tujuan
utamanya untuk mendapat informasi kesehatan pasien untuk membantu
dokter menentukan diagnosis. Neraca analitik merupakan salah satu
peralatan dari laboratorium klinik, berikut penjelasan mengenai neraca
analitik.
3.4.1 Neraca Analitik

Dalam praktikum biologi neraca ini biasa digunakan untuk menimbang


bahan-bahan yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil. Beberapa
praktikum yang sering memerlukan alat ini yaitu praktikum mikrobiologi
dan kultur jaringan, dimana neraca ini digunakan untuk menimbang bahan
yang akan digunakan untuk membuat media untuk bakteri, jamur ataupun
untuk media tanam kultur jaringan. Selain itu dengan adanya tingkat
ketelitian yang tinggi maka hal tersebut dapat meminimalkan kesalahan
dalam pengambilan media yang dibutuhkan. Jumlah media yang tidak
tepat dalam pembuatan media baik untuk kultur jaringan ataupun media
bakteri tentunya akan berpengaruh terhadap konsentrasi zat dalam media.
Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya kekeliruan dalam hasil
praktikum yang dilaksanakan.
Prinsip kerja dari neraca analytic adalah alat penghitung satuan massa
suatu benda dengan teknik digital dan tingkat ketelitian yang cukup tinggi.
Prinsip kerjanya yaitu dengan penggunaan sumber tegangan listrik yaitu
stavolt dan dilakukan peneraan terlebih dahulu sebelum digunakan
kemudian bahan diletakkan pada neraca lalu dilihat angka yang tertera
pada layar, angka itu merupakan berat dari bahan yang ditimbang
46

3.4.2 Spesifikasi Neraca Analitik


Berikut spesifikasi Neraca Analitik yang ada Dirumah Sakit Umum
Daerah Ulin Banjarmasin.

Gambar 3.4.1 Neraca Analitik


Nama Alat : Neraca Analitik
Merk : Sartorius AG Germany
Tipe : CP324S
Nomor Seri : 22003890
Tegangan : 230 V atau 115 V
Suhu Ruangan : 22 OC
Kapasitas : 320 gr
47

3.4.3 Bagian Neraca Analitik


Neraca analitik memiliki beberapa bagian, berikut bagian-bagian
alat neraca analitik.

Gambar 3.4.2 Bagian Neraca Analitik


Keterangan :
1. Penutup neraca analitik yang berfungsi untuk mengantisipasi ketidak
akuratan nilai hasil pengukuran dikarena kondisi lingkungan
2. Tempat untuk meletakan wadah yang berisi sample
3. Display yang berfungsi untuk menampilkan hasil pengukuran
4. Keypad berfungsi sebagai setting
48

3.4.4 Blok Diagram Neraca Analitik


Prinsip kerja neraca analitik dapat dilihat dari blok diagram, berikut
blok diagram serta prinsip kerja dari blok diagram neraca analitik.

Gambar 3.4.3 Blok Diagram Neraca Analitik


Prinsip Kerja :
Pada saat alat dihubungkan dengan catu daya maka tegangan 220
AC akan masuk ke PSA. Di PSA tegangan AC diubah Menjadi tegangan
DC. Keypad berfungsi sebagai setting, saat load cell diberi beban maka
load cell akan memberikan sinyal ke mikrokontroller, mikrokontroller
akan memproses dan menampilkan hasil pada display.
3.4.5 Pengoperasian Neraca Analitik
Untuk penggunaan neraca analitik dibutuhkan prosedur pengoperasian
yang benar, berikut cara pengoperasian neraca analitik.
Cara penggunaan atau pengoperasian neraca analitik :
1. Sebelum menimbang
a. perhatikan apakah betul-betul neraca diletakkan mendatar dengan
melihat water pas pada neraca
b. Neraca harus selalu berada dalam posisi terkunci sebelum
digunakan
49

c. Piring neraca bersih dan pintu timbangan tertutup


d. Tombol pengontrol dan mikrometer berat harus berada dalam
posisi nol
2. Meletakkan timbangan dalam posisi nol
Dalam keadaan tanpa beban, pintu timbangan tertutup semua tombol
pengontrol berat pada posisi nol
a. Meletakkan beban
1) Neraca dalam posisi terkunci, letakkan beban ditengah piring
neraca. Gunakan pinset (penjepit). Tangan jangan masuk ke
dalam ruang neraca untuk menghindari perubahan suhu atau
kelembaban yang lebih besar.
2) Tutup pintu timbagan begitu selesai meletakkan bahan
3) Jangan meletakkan bahan kimia atau contoh analisa langsung
pada piring timbangan, gunakan cawan, kertas saring atau gelas
arloji
b. Pengoperasian neraca analitik
1) Pastikan dalam meletakkan timbangan analitik di meja yang
rata.
2) Hubungkan alat dengan catu daya dan nyalakan dengan
menekan tombol on hingga muncul angka 0,0000 g.
3) Masukkan alas bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis)
dengan membuka kaca tidak begitu lebar supaya tidak
mempengaruhi perhitungan karena neraca analitik ini sangat
peka.
4) Timbang wadah atau tempat.
5) Ditekan tombol zero supaya perhitungan lebih akurat.
6) Masukkan bahan yang akan ditimbang dengan membuka kaca
tidak begitu lebar.
7) Baca berat bahan yang tertera.
8) Setelah selesai, stabilkan timbangan, matikan dengan menekan
tombol on/off keposisi off dan cabut steker.
50

9) Kemudian bersihkan ruang dalam neraca analitik dengan


menggunakan kuas. Piringan neraca dapat diangkat dan
seluruhtimbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan
etanol atau alkohol.
3.4.5 Pemeliharaan Neraca Analitik
Untuk pemeliharaan neraca analitik dibutuhkan prosedur
pemeliharaan yang benar, berikut cara pemeliharaan neraca analitik.
Cara pemeliharaan neraca analitik :
1. Timbangan harus dikunci jika anda meninggalkan ruang kerja.
2. Kebersihan neraca harus dicek setiap kali selesai digunakan.
3. Bersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas
(tissue).
4. Bersihkan timbangan secara keseluruhan dan harus dimatikan.
5. Kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh
timbangan dibersihkan dengan menggunakan pembersih.
6. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan dan dipanaskan.
7. Cek kembali dengan menggunakan anak timbangan.
51

3.4.6 Troubleshooting Neraca Analitik


Permasalahan (troubleshooting), penyebab permasalah serta solusi untuk
penanganan pada alat Neraca Analitik dijelaskan pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Troubleshooting Neraca Analitik
No Masalah Penyebab Solusi
1 Alat tidak menyala Kabel power tidak Hubungkan
terhubung dengan kabel power
sumber tegangan pada sumber
tegangan
Saklar power belum Perhatikan
pada posisi ON posisi saklar
power dalam
kondisi ON
atau OFF
Saklar power atau Cek saklar
kabel supply dalam power dan
keadaan rusak kabel supply,
jika rusak ganti
baru
2 Hasil pengukuran Sample tidak ditutup Tutup sample
kurang akurat dengan tutup kaca menggunakan
neraca analitik penutup kaca
neraca analitik
52

3.5 Peralatan Infrared


merupakan alat terapi yang penyembuhannya menggunakan panas yang
membawa frekuensi yang mana memiliki panjang gelombang berkisar 7700
sampai dengan 4 juta A. Gel. Panjang (non penetrasi) 12.000 – 150 000 A,
penetrasinya hanya pada lapisan supervisial epidermis yaitu 0,5 mm dan gel
pendek (penetrasi) 7.700 – 12.000 A, penetrasinya sampai pembuluh darah
kapiler, pembuluh darah limpe, ujung2 syaraf dan jaringan lain di bawah kulit.

3.5.1 Spesifikasi Infrared

Gambar 3.5.1 Infrared RSUD Ulin Banjarmasin


Nama : lampu fisio infrared corona
Merk : Corona
Tipe : CQ-88
Power suplay :220 V / 50 Hz - 60Hz
53

3.5.2 Fungsi Alat terapi infra red

1. Penghilang rasa pegal

2. Mengurangi spasme otot

3. Memberikan teraphy pada bagian permukaan tubuh

3.5.3 Fungsi Alat terapi infra red

4. Penghilang rasa pegal

5. Mengurangi spasme otot

6. Memberikan teraphy pada bagian permukaan tubuh

3.5.4 Prinsip Kerja

1. Tegangan masuk pada rangkain dan melewati resistor (sebagai pengaman


potensio).
2. Lalu melewati potensio yang berfungsi sebagai pengatur beser kecilnya
arus yang masuk pada triac. Agar lampu bisa menyala mati, redup,
terang.Arus masuk menyulut anoda dan katoda sehingga saturasi, lampu
infrared menyala.
3. Capasitor di taroh di antara T2 dan gate triac berfungsi untuk memperhalus
nyala lampu antara mati, redup, terang

3.5.5 Blok Diagram

Tekan tombol Setting dimmer Lampu


power (ON) (panas) infrared

1. Saklar sebagai memutus atau nyabungkan jala.jala PLN


2. Setting dimer sebagai pengatur arus yang mengontrol nyala lampu
dari mati, redup, terang.
3. Lampu infrared sebagai beban
54

3.5.6 SOP Pengoperasian

1. Lepaskan penutup alat.

2. Periksa kestabilan posisi lampu ( balancing).

3. Perhatikan protap pelayanan.

4. Beritahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan.

5. Atur posisi/ ketinggian lampu, sesuai yang dikehendaki.

6. Putar tombol timer ke arah kanan dan Atur Timer sesuai waktu yang di

inginkan.

7. Hubungkan alat dengan catu daya.

8. Hidupkan alat, pastikan alat dalam keaadan aktif (ON).

9. Nyalakan lampu sesuai dengan lampu yang dikendaki dengan cara

menekan saklar.(tiapa lampu memunyai saklar masing- masing.

10. Pastikan alat baik (lampu menyala) dan aman untuk therapi.

Lakukan proses theraphi. Setelah selesai/ waktu penyinaran tercapai.

11. Mematikan alat dan pastikan dalam keadaan mati (OFF).(Bila waktu

pengobatan habis, alat secara otomatis akan mati).

12. Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.

13. Bersihkan alat

14. Kembalikan posisi lampu infrared pada tempatnya.

15. Pastikan infra red therapy dalam kondidi baik dan siap difungsikan

pada pemakaian berikutnya.

16. Pasang penutup alat.Catat frekuensi penggunaan alat (dalam jumlah

pasien dan waktu penyinaran).


55

3.5.7 Pemeliharaan

1. Lakukan pembersihan seluruh bagian alat.

2. Lakukan pelumasan pada bagian- bagian yang bergerak.

3. Lakukan pengencangan / tightening.

4. Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat.

5. Lakukan penggantian bahan pemeliharaan.

6. Lakukan pemeriksaan kinerja dan aspek keselamatan kerja.

7. Lakukan penyetelan atau adjustment.

8. Kesimpulan hasil pemeliharaan.

Pemeliharaan tersebut dilakukan setiap 3 bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai