9235 38193 3 PB PDF
9235 38193 3 PB PDF
digunakan, padahal sebagian besar masyarakat predisposing yang mempengaruhi perilaku salah
memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari- satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan
hari seperti MCK dan kebutuhan produksi antara dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
lain produksi lele atau pemasangan keramba pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman,
(Melati, Sulistyawati, & Nugraheni, 2017). kebudayaan, dan informasi (Mubarak, 2011).
Faktor lingkungan yang mendukung kejadian Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
diare adalah sarana air bersih, sanitasi, saluran karakteristik dan tingkat pengetahuan ibu tentang
pembuangan air, jamban, kualitas bakterologis air, penanganan awal diare pada balita di Dusun
dan kondisi rumah (Soentpiet, Manoppo, & Wilar, Papringan, Sleman.Yogyakarta.
2015). Syarat kesehatan air bersih memiliki
parameter biologi, fisika, dankimia yang harus METODE
dipenuhi antara lain tidak boleh terdapat
mikroorganisme patogen di dalam air yang dapat Penelitian ini merupakan jenis penelitian
menimbulkan penyakit penyakit. Sungai Gajah deskriptif dengan desain penelitian cross sectional.
Wong mengandung E.Coli sebanyak 46% dengan Penelitian ini menggunakan total sampling yaitu
penyebaran diatas ambang batas (Winata & sebanyak 54 ibu. Penelitian dilaksanakan pada 6
Hartantyo, 2013). sampai dengan 26 April 2015 di RW 02 dan RW
Perhatian mengenai kesehatan perlu 05 Papringan Catur Tunggal Kecamatan Depok
ditingkatkan pada masyarakat di daerah pinggiran Kabupaten Sleman Yogyakarta.
sungai terutama pendidikan kesehatan tentang Variabel yang diteliti adalah karakteristik
perilaku hidup bersih dan sehat ditatanan rumah (umur, tingkat pendidikan, paparan informasi,
tangga. Penelitian yang dilakukan oleh Safitri, sumber paparan informasi) dan pengetahuan ibu
Rahmayanti, & Herawati (2017) menunjukkan dalam penanganan awal diare pada balita.
bahwa ada hubungan antara frekuensi kejadian Instrumen penelitian yang digunakan adalah
diare dengan perilaku PHBS rumah tangga. kuesioner tertutup benar salah. Instrumen telah
Semakin baik PHBS maka semakin jarang atau dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan
kecil anak balita yang mengalami diare begitu pula pengambilan data pada 29 Maret 2015 sampai 9
sebaliknya. April 2015 di RW 8 Dusun Pringgondani, Mrican,
Penelitian yang dilakukan oleh Muhajjar, Sleman. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa
Rahardjo, Astorina, & Dewanti, (2016) nilai r hitung < 0,36 yang menyatakan instrumen
menunjukkan bahwa daerah yang berisiko terjadi yang digunakan valid. Hasil uji reliabelilitas dari
diare adalah daerah dengan bakteriologis air bersih 27 item valid pada kuesioner tingkat pengetahuan
yang tinggi, kondisi sarana pembuangan sampah didapatkan koefisien alfa = 0,74 sehingga
dan kondisi SPAL yang tidak memenuhi syarat dinyatakan reliabel.
serta PHBS yang kurang baik dengan proporsi Managemen data dalam penelitian ini terdiri
kejadian diare yang tinggi. Pembuangan air limbah dari dua tahap yaitu pengumpulan data dan
tidak lancar, saluran air limbah terbuka, pengolahan data. Pengumpulan data dalam
penampungan air limbah terbuka, dan disekitar penelitian ini menggunakan metode wawancara
penampungan air limbah terdapat lalat sehingga dengan panduan kuesioner. Jenis data dalam
menimbulkan bau dan menjadi sarang berkembang penelitian ini adalah data primer yaitu data yang
biaknya vector penyebar penyakit. Banyaknya langsung didapat peneliti dari responden. Data
sampah yang tergenang di saluran pembuangan air didapat dari hasil pengisian kuesioner. Kuesioner
limbah juga menyebabkan saluran air limbah juga dikumpulkan dari subjek penelitian ke tim peneliti
menyebabkan saluran pembuangan air limbah kemudian tim peneliti mengumpulkan ke peneliti.
tidak mengalir ke sungai dengan lancar. Air Pengolahan data terdiri dari penyuntingan,
limbah ini dapat meresap ke tanah sehingga scoring, coding, transfering, tabulating, kemudian
menyebabkan pencemaran air tanah. Jika air tanah analisa data. Pengukuran pengetahuan dapat
tercemar, kualitasnya juga akan menurun sehingga dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang
tidak dapat digunakan lagi. menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
Penanganan awal diare merupakan salah satu dari subyek peneliti atau responden. Kualitas
bentuk perilaku kesehatan karena masih berkaitan pengetahuan pada masing-masing pengetahuan
dengan respon seseorang terhadap sakit dan dapat dilakukan dengan scoring, dimana dikatakan
penyakit. Tiga aspek yang membentuk perilaku baik jika skor ≥ 76%, dikatakan cukup jika skor
kesehatan seseorang terdiri dari faktor 56% -75%, dikatakan kurang jika skor < 56%.
predisposing, enabling, dan reinforcing. Faktor
255 of 259 Puspita Ayu Aryati, et al / Jurnal Berkala Epidemiologi, 6 (3) 2018, 252-259
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan Tentang Penanganan Awal Diare
Total
Variabel Baik Cukup Kurang
n % n % n % n %
Umur (tahun)
< 45 15 36,59 23 56,10 3 7,32 41 100,00
≥45 3 23,08 8 61,53 2 15,38 13 100,00
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah 1 25,00 1 25,00 2 50,00 4 100,00
Dasar 3 14,29 15 71,43 3 14,29 21 100,00
Menengah 9 40,91 13 59,09 0 0,00 22 100,00
Tinggi 5 71,43 2 28,57 0 0,00 7 100,00
Paparan Informasi
Pernah terpapar 15 42,85 19 54,29 1 2,86 35 100,00
Tidak pernah terpapar 3 15,79 12 63,16 4 21,05 19 100,00
Sumber Paparan Informasi
Sumber Tidak Langsung 6 40,00 9 60,00 0 0,00 15 100,00
Sumber Langsung 9 45,00 10 50,00 1 5,00 20 100,00
Total 18 33,33 31 57,40 5 9,25 54 100,00
256 of 259 Puspita Ayu Aryati, et al / Jurnal Berkala Epidemiologi, 6 (3) 2018, 252-259
responden yang memiliki pengetahuan baik dilakukan Jannah, Kepel, & Maramis (2016)
sebagian besar terpapar informasi penanganan menunjukkan bahwa ada hubungan antara
awal diare dari sumber langsung. Hal ini sesuai tindakan pencegahan dengan kejadian diare.
dengan yang dikemukakan Notoatmodjo (2012) Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai
bahwa penyampaian informasi yang paling efektif penanganan awal diare perlu ditingkatkan, salah
adalah interpersonal communication, karena satunya dengan cara pemberdayaan masyarakat.
antara komunikan dan komunikator dapat Pelatihan kader melupakan langkah yang
langsung tatap muka, sehingga stimulus yakni dibutuhkan di masyarakat dengan melibatkan
pesan atau informasi yang disampaikan oleh masyarakat dalam pencapaian perawatan
komunikan dapat langsung di respon atau kesehatan yang optimal, khususnya yang terfokus
ditanggapi. Kemampuan seseorang dalam pada isu-isu masyarakat terutama masalah diare
menyerap informasi tidak hanya dipengaruhi oleh pada balita (Solikhah, Kusnanto, Haryanti, &
sumber informasi. Komunikasi efektif dapat Prabandari, 2015). Pemberdayaan orang tua atau
dipengaruhi oleh komunikator, komunikan, pesan, keluarga dapat dijadikan tindakan dalam
dan media. Upaya peningkatan pengetahuan ibu penanganan masalah kesehatan sehingga dapat
dengan keterlibatan media disediakan oleh otoritas mendukung tumbuh kembang dan kesehatan anak
kesehatan untuk orang tua, masyarakat, fasilitas secara optimal (Rahmawati, Rahayu, & Pratama,
kesehatan, dan petugas kesehatan untuk 2017).
meningkatkan penggunaan oralit. Pesan tentang
diare dan oralit lebih fokus pada tanda bahaya Keterbatasan Penelitian
yang terkait dengan bahaya diare, penanganan, dan Penelitian ini memiliki banyak kelemahan
penggunaan oralit untuk pengobatan diare masa dikarenakan adanya keterbatasan pada penulis.
kanak-kanak (Essomba, Kedy Koum, Adiogo, Kelemahan tersebut diantaranya adalah sampel
Ngwe, & Coppieters, 2015). Penelitian yang yang digunakan dalam penelitian ini hanya
dilakukan oleh Kapti, Rustina, & Widyatuti (2013) dilakukan pada ibu yang memiliki balita di Dusun
menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan Papringan Jogjakarta sehingga hasil yang didapat
penanganan diare melalui media audiovisual mungkin akan menimbulkan perbedaan apabila
dalam kegiatan penyuluhan. Semakin tinggi dilakukan di dusun lain yang berada di bantaran
pengetahuan ibu tentang diare maka makin tinggi sungai Gajah Wong dengan karakteristik yang
upaya pencegahan yang akan dilakukan begitu berbeda, metode pengumpulan data dalam
pula sebaliknya (Sukut, Arif, & Qur, 2015). Hasil penelitian ini hanya menggunakan data kuesioner
penelitian ini sejalan dengan penelitian Arsurya, jawaban tertutup yang sudah ditetapkan oleh
Rini, & Abdiana (2017) bahwa ada hubungan peneliti sehingga tertutup kesempatan bagi
antara tingkat pengetahuan ibu tentang respoden untuk menggunakan jawaban lain
penanganan diare dengan kejadian diare pada menurut keinginan sendiri, dan variabel yang
balita. Penelitian yang dilakukan oleh Digre et al., digunakan dalam penelitian ini belum mewakili
(2016) mengenai persepsi penggunaan rehidrasi semua faktor-faktor yang mempengaruhi
oral pada anak diare menunjukkan bahwa 32% ibu pengetahuan ibu dalam penanganan awal diare.
kesulitan dalam memberikan cairan rehidrasi ke
anaknya, dan hanya 41% dari anak dengan diare SIMPULAN
menerima cairan oral sebanyak 100 ml. Penelitian
penanganan awal diare ini menunjukkan bahwa Sebagian besar ibu yang mempunyai balita di
sebagian besar ibu memiliki pengetahuan kurang RW 02 dan 05 Dusun Papringan berusia lebih dari
dalam cuci tangan. Hubungan antara cuci tangan sama dengan 45 tahun, berpendidikan menengah,
dan insiden diare yang ditunjukkan oleh penelitian terpapar informasi dan mendapatkan informasi
Purwandari, Ardiana, & Wantiyah (2013) dari sumber langsung memiliki pengetahuan cukup
menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan tentang penanganan awal diare.
antara perilaku cuci tangan dan insiden diare.
Kejadian diare dipengaruhi oleh beberapa faktor, REFERENSI
faktor lingkungan, faktor risiko ibu, dan faktor
risiko pada anak. Arsurya, Y., Rini, E. A., & Abdiana. (2017).
Tindakan ibu dalam hal pencegahan dan Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
penanganan awal diare ataupun pengobatan sangat penanganan diare dengan kejadian diare pada
berpengaruh terhadap angka kejadian dan derajat balita di Kelurahan Korong Gadang
keparahan diare pada balita. Penelitian yang
258 of 259 Puspita Ayu Aryati, et al / Jurnal Berkala Epidemiologi, 6 (3) 2018, 252-259