Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN Air minum isi ulang menjadi salah

Diare masih menjadi masalah satu pilihan masyarakat. Air minum isi
kesehatan masyarakat di negara ulang dapat diperoleh di depot – depot
berkembang seperti di Indonesia. Pada dengan harga yang terjangkau. Karena itu
tahun 2013 insiden dan period prevalence banyak rumah tangga yang beralih pada
diare untuk seluruh kelompok umur di layanan ini. Keperluan rumah tangga yang
Indonesia adalah 3,5% dan 7,0%. tinggi terhadap air minum menyebabkan
Berdasarkan data surveilans terpadu usaha depot air minum isi ulang
penyakit berbasis puskesmas Provinsi bermunculan.
Kalimantan Tengah tahun 2013, kejadian Depot air minum adalah usaha
diare masih tinggi yaitu menduduki urutan industri kecil yang melakukan proses
ketiga, dengan insiden dan period pengolahan air baku menjadi air minum
prevalence diare 2,6% dan 5,4%. dan menjual langsung kepada konsumen.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Saat ini usaha depot air minum isi ulang
Kota Palangka Raya pada tahun 2013 yang memakai sumber air di kawasan
kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Tangkiling sedang berkembang di kota
Menteng tercatat sebesar 39%. Palangka Raya. Pada wilayah kerja
( Riskesdas, 2013) Puskesmas Menteng, jumlah depot air
Diare merupakan kondisi dimana minum isi ulang yang memakai sumber air
seseorang buang air besar dengan dari kawasan Tangkling yang telah didata
konsistensi lembek atau cair, dan pada tahun 2013 hingga 2014 adalah
frekuensinya lebih sering (lebih dari tiga sebesar sembilan belas depot.
kali) dalam sehari.5Salah satu penyebab Kebutuhan masyarakat yang tinggi
diare adalah mengkonsumsi minuman terhadap air minum isi ulang yang bersih
yang terkontaminasi bakteri Escherichia dan aman membuat banyak depot air
coli (E.coli). minum isi ulang yang memakai sumber air
Escherichia coli (E.coli) merupakan kawasan Tangkiling sebagai sumber air
jenis bakteri Coliform fecal yang secara baku depot air minum isi ulang.
normal ada dalam saluran pencernaan Berdasarkan hasil survei yang telah
manusia. Dalam keadaan tertentu, E.coli dilakukan, terdapat enam sumber air
dapat menyebabkan gangguan saluran kawasan Tangkiling yang berbeda-beda,
pencernaan jika seseorang mengkonsumsi terdiri dari enam sumber yang berasal dari
makanan atau minuman yang telah air tanah.
terkontaminasi. (Imam Supardi, 1999) Meskipun depot air minum isi ulang
Keberadaan bakteri Coliform di telah memiliki sistem untuk mengolah air
dalam air minum merupakan indikator perbukitan Tangkiling, namun
biologis terkontaminasinya sumber air kemungkinan kontaminasi pada saat
terhadap feses manusia atau hewan.7 pengolahan air minum isi ulang masih bisa
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri terjadi. Hal itu bisa terjadi dari kualitas
Kesehatan 492/MENKES/PER/IV/2010 sumber air kawasan Tangkiling, dan
nilai MPN Coliform dan jumlah koloni E. kebersihan alat pengolahan air minum
coli diperkenankan ada dalam air minum yang digunakan.
Berdasarkan penelitian yang
adalah tidak ada sama sekali.8 Keberadaan
dilakukan Noor Hujjatusnaini, kualitas
mikroorganisme dalam air minum menjadi
mikrobiologi depot air minum isi ulang
indikator rendahnya kualitas air minum.
berbahan baku air tanah di daerah
perbukitan lebih baik daripada depot air Tangkiling dan depot air minum isi ulang
minum isi ulang berbahan baku air tanah pada depot yang memakai sumber air dari
di daerah perkotaan. kawasan Tangkiling di wilayah kerja
Dari uraian di atas, maka perlu Puskesmas Menteng Kota Palangka Raya.
dilakukan suatu penelitian untuk melihat
kualitas mikrobiologi dari sumber air Tempat Dan Waktu Penelitian
kawasan Tangkiling dan depot air minum Penelitian ini dilaksanakan di
isi ulang di wilayah kerja Puskesmas Laboratorium Biologi Institut Agama
Menteng yang menggunakan sumber air Islam Negeri Palangka Raya dalam jangka
dari kawasan Tangkiling. waktu dua bulan pada bulan Mei sampa
Juli 2015.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah Variabel Penelitian
mengetahui kualitas mikrobiologi depot air Variabel penelitian ini adalah depot
minum isi ulang yang menggunakan air minum isi ulang, sumber air Kawasan
sumber air dari kawasan Tangkiling di Tangkiling, nilai MPN Coliform, Coliform
wilayah kerja Puskesmas Menteng dan fecal, dan Escherichia coli.
sumber air di kawasan Tangkiling.
Mengetahui kualitas mikrobiologi Alat dan Bahan
kualitas depot air minum isi ulang yang Alat : gelas ukur 10 ml, labu
menggunakan sumber air dari kawasan Erlenmeyer, tabung reaksi, cawan petri,
Tangkiling di wilayah kerja Puskesmas beaker glass, pipet tetes, mikropipet,
Menteng berdasarkan Surat Keputusan inkubator, oven, hot plate dengan stiker
Menteri Kesehatan No.492 / MENKES / magnetik, neraca digital, autoklaf, kompor,
PER/IV/2010. tabung Durham, Laminar Air Flow (LAF).
Mengetahui kualitas mikrobiologi Bahan : sampel sumber air di
sumber air di kawasan Tangkiling kawasan Tangkiling, sampel depot air
berdasarkan Surat Keputusan Menteri minum isi ulang, aquadest, medium Kaldu
Kesehatan No.492 / MENKES / PER / IV / Laktosa (beef extract, pepton, laktosa),
2010. medium Brilliant Green Lactose Bile
Mengetahui perbandingan kualitas Broth (serbuk BGLBB), medium Mac
mikrobiologi depot air minum isi ulang Conkey Agar (serbuk MCA).
yang menggunakan sumber air dari
kawasan Tangkiling di wilayah kerja PROSEDUR PENELITIAN
Puskesmas Menteng dengan sumber air di Prosedur penelitian meliputi
kawasan Tangkiling berdasarkan nilai pengambilan sampel, pembuatan medium
MPN Coliform, Coliform fecal, dan kaldu laktosa (KL), medium brilliant
jumlah koloni Escherichia coli. Green Lactosa Bile Broth (BGLBB),
medium Mac Conkey Agar (MCA).
METODE PENELITIAN
1. Sterilisasi Alat
Jenis Dan Rancangan Penelitian Alat – alat yang digunakan dalam
Penelitian ini merupakan penelitian penelitian ini harus disterilkan terlebih
deskriptif komparasi eksploratif yang dahulu. Tujuan dari sterilisasi alat alat ini
bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas untuk mematikan semua mikroorganisme
mikrobiologi sumber air kawasan yang terdapat di dalam alat yang
digunakan dalam penelitian. Seluruh alat sampai terdapat gelembung udara pada
yang akan digunakan dicuci bersih dan dasar tabung durham).Seluruh tabung
dikeringkan, setelah itu semua alat reaksi yang berisi tabung Durham dan
dibungkus dengan Koran. Kemudian medium BGLBB ditutup dengan kapas
semua alat tersebut dimasukkan ke dalam steril.
oven sampai suhu menjadi 121oC selama ±
2 jam. 4. Pembuatan Medium Mac Conkey Agar
(MCA)
2. Pembuatan Medium Kaldu Laktosa Bahan yang digunakan Pembuatan
(KL) Medium Mac Conkey Agar (MCA) adalah
Bahan yang digunakan dalam serbuk MCA 50 gram dan aquadest 100 ml
pembuatan medium KL Beef extract 3 Seluruh bahan dimasukkan ke dalam labu
gram, Pepton 5 gram, Laktosa 5 gram, Erlenmeyer 250 ml, kemudian dipanaskan
Aquadest 100 ml. Seluruh bahan di atas kompor listrik sambil diaduk secara
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer perlahan sampai semua medium larut
250 ml, kemudian medium dipanaskan di homogen. Sebanyak 15 ml medium MCA
hotplate sambil diaduk secara terus yang telah larut homogen selanjutnya
menerus dan perlahan-lahan sampai dimasukkan ke dalam 3 cawan petri
medium larut homogen sempurna. dengan perlahan-lahan (diusahakan jangan
Sebanyak 6 ml medium kaldu laktosa sampai terdapat gelembung pada
dimasukan ke dalam 9 tabung reaksi permukaan medium dalam cawan) Seluruh
kemudian memasukkan tabung durham medium MCA yang telah disiapkan
yang telah diisi medium kaldu laktosa dibungkus dengan kertas sampul cokelat,
pada 9 tabung reaksi dalam posisi terbalik masing-masing kertas terdiri dari 3-4
(jangan sampai terdapat gelembung udara cawan petri, kemudian diikat (disatukan)
pada dasar tabung durham). Seluruh dengan menggunakan tali kasur berwarna
tabung reaksi yang berisi tabung durham putih.
dan medium kaldu laktosa ditutup dengan
menggunakan kapas steril. 5. Sterilisasi medium dan alat
Seluruh medium dan alat yang telah
3. Pembuatan Medium Brilliant Green disiapkan selanjutnya disterilisasi dengan
Lactosa Bile Broth (BGLBB) menggunakan autoklaf dan oven.
Bahan yang digunakan dalam Sterilisasi medium KL, BGLBB, dan MCA
pembuatan medium Brilliant Green serta aquadest menggunakan autoklaf pada
Lactosa Bile Broth (BGLBB) adalahserbuk suhu 1210C, sedangkan sterilisasi alat-alat
BGLBB 40 gram aquadest 100 ml. Seluruh lain yang digunakan dalam penelitian
bahan dimasukkan ke dalam labu menggunakan oven kering pada suhu
Erlenmeyer 250 ml, kemudian medium 1500C selama 2 jam.
dipanaskan di atas hotplate sambil diaduk
secara terus menerus dan perlahan-lahan 6. Pengambilan Sampel
sampai medium larut homogen Pengambilan sampel dilakukan
sempurna.Sebanyak 6 ml medium BGLBB dengan cara mengambil air dari keran air
dimasukan ke dalam 9 tabung reaksi siap minum dari masing – masing sampel
kemudian memasukkan tabung Durham dengan menggunakan labu erlenmeyer
yang telah diisi medium BGLBB pada 9 sebanyak 250 ml secara aseptis.
tabung reaksi dalam posisi terbalik (jangan
7. Pengujian Tiap Sampel Melalui Tahap diinkubasikan pada suhu 370C selama 1-
Pengenceran 2x24 jam.
Analisis sampel air dilakukan
dengan mengambil 1 ml sampel dari 100 11. Analisis data
ml sampel yang telah dikocok, kemudian Kualitas mikrobiologi air diukur
ditambahkan aquadest steril sebanyak 9 ml berdasarkan metode MPN, yaitu uji
sampai diperoleh tingkat pengenceran 10-1, pendugaan, uji penegasan, dan uji
kemudian juga lakukan dengan tingkat kepastian. Setelah diperoleh data hasil
pengenceran 10-2, 10-3. terhadap sampel, maka selanjutnya data
akan dibandingkan dengan standar mutu
8. Uji Pendugaan air minum menurut Keputusan Menteri
Selanjutnya diambil 1 ml dari KesehatanNo.492/MENKES/PER/IV/2010
masing-masing unit tingkat pengenceran .
dan dimasukkan kedalam masing-masing HASIL DAN PEMBAHASAN
tabung reaksi yang telah diisi dengan Berdasarkan penelitian yang telah
medium KL dalam tabung Durham. dilakukan pada 19 depot air minum isi
Kemudian diinkubasikan pada suhu 370C ulang yang memakai sumber air dari
selama 1-2 x 24 jam. kawasan Tangkiling yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Menteng dan
9. Uji Penegasan sejumlah 6 sampel sumber air dari
Setelah melewati masa inkubasi kawasan Tangkiling, hasil pengujian
dan hasilnya positif yang ditandai dengan kualitas mikrobiologi berdasarkan pada
adanya gelembung udara pada dasar MPN Coliform, Coliform fecal dan
tabung Durham yang menunjukkan adanya pertumbuhan Escherichia coli ( E.coli )
bakteri Coliform dalam sampel air. dari masing – masing depot air minum isi
Selanjutnya diambil 1 ml suspense sampel ulang yang terdapat di wilayah kerja
dari masing-masing tabung reaksi yang Puskesmas Mentengdan sumber air dari
berisi medium KL, kemudian dimasukkan Kawasan Tangkilingdapat dilihat pada
kedalam masing-masing tabung reaksi hasil uji pendugaan, uji penegasan, dan uji
yang berisi medium BGLBB. Selanjutnya kepastian di bawah ini.
diinkubasikan pada suhu 44,50C selama 1- Uji Pendugaan dilakukan untuk
2 x 24 jam, kemudian dilakukan menilai adanya bakteri Coiform dengan
pengamatan. Setelah masa inkubasi, bila menggunakan medium KL, munculnya
terdapat gelembung udara pada dasar gelembung pada tabung durham medium
tabung Durham, berarti sampel air tersebut KL menandakan bahwa terdapat bakteri
positif mengandung bakteri Coliform Coliform pada sampel yang diuji.
fecal. Gelembung yang timbul pada medium
disebabkan oleh kemampuan bakteri
10. Uji Kepastian Coliform dalam memfermentasi laktosa
Suspensi dari masing-masing yang terkandung dalam medium, proses
tabung reaksi yang berisi medium BGLBB fermentasi laktosa yang terkandung dalam
yang menghasilkan gas pada dasar tabung medium, proses fermentasi laktosa dimulai
Durham diambil 0,1 ml sampel, kemudian dengan perubahan laktosa menjadi alcohol
diinokulasikan secara aseptik ke atas dan CO2 kemudian akan bereaksi dengan
permukaan medium MCA. Selanjutnya, air dan membentuk asam karbonat.
Uji Penegasan dilakukan untuk 1. Kualitas mikrobiologi kualitas depot air
meilai bakteri Coliform fecal secara minum isi ulang yang menggunakan
Spesifik dengan menggunakan medium sumber air dari kawasan Tangkiling di
BGLBB. Medium ini merupakan medium wilayah kerja Puskesmas Menteng tidak
selektif yang mengandung garam bile, sesuai dengan standar yang ditetapkan
yang dapat menghambat pertumbuhan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
bakteri gram positif, sehingga hanya No.492/MENKES/PER/IV2010.
bakteri gram negative saja yang 2. Kualitas mikrobiologi sumber air di
memfermentasi laktosa dan membentuk kawasan Tangkiling tidak sesuai standar
gas setelah mas inkubasi 1-2 x 24 jam yang ditetapkan Surat Keputusan
pada suhu 44,50C. Munculnya gelembung Menteri Kesehatan No.492 /
pada medium BGLBB menandakan bahwa MENKES/PER/IV/2010.
terdapat bakteri Coliform fecal pada 3. Kualitas mikrobiologi depot air minum
sampel yang diuji. Nilai positif sampel isi ulang yang menggunakan sumber air
pada medium BGLBB menunjukkan dari kawasan Tangkiling di wilayah
adanya reaksi bakteri yang dapat kerja Puskesmas Menteng lebih rendah
menggunakan asetat sebagai sumber dibandingkan dengan sumber air dari
karbon. Glukosa dan beberapa karbohidrat kawasan Tangkiling.
lainnya dipecah menjadi piruvat, dan
fermentasi lebih lanjut menghasilkan Saran
laktat, asetat dan format. Asam Format 1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut
oleh hidrogenliase dipecah menghasilkan dengan melihat kualitas depot air
CO2 dan H2. (Imam Supardi, 1999) minum isi ulang dan sumber air
Uji Kepastian dilakukan untuk berdasarkan kualitas fisik dan kimia.
2. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut
menilai ada atau tidak pertumbuhan
dengan melihat kualitas depot air
bakteri E.coli. Nilai positif ditandai dengan
minum isi ulang dan sumber air
koloni yang memilikki bentuk bulat dan
terhadap bakteri lainnya yang bersifat
berwarna merah tua pada medium MCA.
patogen.
Kemampuan E.coli fermentasi laktosa
3. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut
menyebabkan penurunan pH, sehingga
dengan metode selain dengan
mempermudah absorbsi Neutral red untuk
menggunakan metode Most probable
mengubah koloni menjadi merah,
number ( MPN )
sebagaimana tampak koloni E.coli pada
medium MCA.( Noor Hujjatusnaini, 2012)
Daftar Pustaka
1. Riskesdas. Hasil Riskesdas 2013.
Keterbatasan Penelitian
Badan penelitian dan pengembangan
Keterbatasan pada penelitian ini
kesehatan. Kementerian Kesehatan RI;
adalah keterbatasan jumlah alat yang
2013
digunakan selama penelitian berlangsung 2. Surveilans terpadu penyakit berbasis
sehingga tidak bisa mengambil semua Puskesmas Provinsi Kalimantan
sampel pada saat bersamaan, dan jarak Tengah; 2013
yang ditempuh pada saat pengambilan 3. Kasus diare yang ditangani menurut
sampel yang diambil saling berjauhan jenis kelamin, kecamatan, dan
sehingga mempengaruhi hasil penelitian. Puskesmas Kabupaten/Kota Palangka
Raya; 2013.
Kesimpulan
4. Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious
Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL,
Henry NK, et al editors. Current
Diagnosis and Treatment in Infectious
Disease. New York: Lange Medical
Books; 2003. P.225-68
5. Fardiaz, Srikandi. Analisis
Mikrobiologi pangan. Bogor: Pusat
Antar Pangan dan Gizi;1993.h.160
6. Supardi, Imam dan Sukanto.
Mikrobiologi dalam pengelolaan dan
keamanan pangan. Bandung: Penerbit
Alumni;1999.h.64
7. Keputusan Menteri Kesehatan. Syarat –
syarat danj pengawasan kualitas air
minum
No.492/MENKES/PER/IV/2010, 2010
8. Data Depot Air Minum Dinas
Kesehatan Kota Palangka Raya; 2013-
2014
9. Noor Hujjatusnaini, Kelayakan
Konsumsi Minuman Ringan Di
Lingkungan Kampus STAIN
Palangkaraya berdasarkan kualitas
Mikrobiologi, Kimia, dan Fisik Air,
Laporan Penelitian Individu Dosen
STAIN Palangka Raya, November
2012.h.42
10. Imam Supardi dan Sukamto,
MIkrobiologi Dalam Pengolahan dan
Keamanan Pangan, Bandung:
Alumni, 1999 h.185

Anda mungkin juga menyukai