Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

IPA 2
Simulasi Mata Normal dan Mata Cacat

DISUSUN OLEH :

NAMA : KHIKMAH CAHYANINGSIH


NIM : 17312241037
KELOMPOK : 6
KELAS : IPA A 2017

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Simulasi Mata Normal dan Mata Cacat
1. Tujuan
a. Mensimulasi (meniru) pembentukan bayangan pada model mata
(normal).
b. Mensimulasi jenis cacat mata dan cara untuk menolong cacat mata.
2. Alat dan bahan
a. Rel presisi
b. Pemegang slaid
c. Layar
d. Lensa +50 mm
e. Lensa + 100 mm
f. Tumpakan berpenjepit
g. Diafragma anak panah
h. Lilin
i. Lensa -100 mm
3. Desain dan prosedur percobaan
a. Percobaan mata normal

- Memasang lensa seperti pada design percobaan


- Mengatur lilin agar letaknya lurus dengan lensa di rel presisi.
- Menyalakan lilin
- Menggeser lensa +100 mm menjauh/mendekati layar hingga
mendapat bayangan yang tajam pada layar. Dalam keadaan ini
mata berakomodasi minimum.
- Memasang pemegang slaid diafragma ± 10 cm dari lensa kemudian
memasang diafragma anak panah pada pemegang slaid diafragma.
- Mengamati bayangan objek pada layar.
- Mengganti lensa 100 mm menjadi 50 mm
b. Percobaan mata cacat

- Memasang lensa seperti pada design percobaan


- Mengatur lilin agar letaknya lurus dengan lensa di rel presisi.
- Menyalakan lilin
- Menggeser lensa 50 mm menjauh/mendekati layar hingga
mendapat bayangan yang tajam pada layar
- Memasang lensa penolong 100 mm tepat di depan lensa 50
kemudian geser hingga terbentuk bayangan yang tajam kembali.
- Melepaskan lensa penolong kemudian geser layar pada jarak
tertentu, kemudian lensa penolong kembali dipasang dan lihat
apakah bayangan masih tajam atau tidak

4. Data hasil eksperimen


a. Percobaan mata normal
- Jarak titik fokus lensa mata pada keadaan mata tak berakomodasi
adalah 32,5 cm
- Jarak titik fokus lensa pada mata berakomodasi maksimum adalah
19,5 cm
- Jarak titik dekat model mata ini adalah 25 cm
b. Percobaan mata cacat
Posisi Jarak lensa Lensa Jenis lensa
No
Lensa 50 mm Layar dengan layar penolong penolong
+ 100 Cembung
1. 25 cm 32,5 cm 7,5 cm
mm
2. 25 cm 35,5 cm 10,5 cm -100 mm Cekung

5. Analisis data
a. Percobaan mata normal
- Saat mengamati objek dengan mata berakomodasi minimum, bila
letak objeknya jauh
- Saat mengamati objek dengan mata berakomodasi maksimum bila
objeknya berada pada jarak dekat
- Pada mata jarak lensa ke retina (layar) selalu sama tetapi ukuran
lensanya berubah
- Saat mengamati objek yang jauh, jarak fokus lensanya menjadi
kecil
b. Percobaan mata cacat
- Cacat mata hipermetropi dapat ditolong dengan menggunakan
lensa cekung
- Cacat mata miopi dapat ditolong dengan menggunakan lensa
cembung
6. Konsep IPA berdasarkan percobaan
a. Mata normal (emetropi) adalah mata yang dapat melihat benda pada
jarak jauh tak berhingga maupun benda jarak dekat (25 – 30 cm)
dengan jelas.
b. Daya akomodasi mata adalah kemampuan lensa mata untuk menebal
(daya akomodasi maksimum) dan memipih (daya akomodasi
minimum).
c. Daya akomodasi maksimum dilakukan ketika mata melihat benda
dekat dan daya akomodasi minimum dilakukan ketika mata melihat
benda jauh.
d. Miopi (rabun jauh). Mata tidak dapat melihat jelas benda-benda yang
jaraknya jauh (kurang dari tak berhingga) karena lensa mata tidak
dapat memipih secara maksimum. Akibatnya, bayangan benda yang
jaraknya jauh jatuh di depan retina. Miopi dapat dibantu dengan lensa
cekung (lensa negatif).
e. Hipermetropi (rabun dekat). Mata tidak dapat melihat jelas obyek
yang jaraknya dekat. Hipermetropi disebabkan lensa mata tidak dapat
menebal (mencembung),sehingga bayangan benda yang jaraknya dekat
jatuh di belakang retina. Hipermetropi dapat dibantu dengan lensa
cembung (lensa positif).
f. Pada percobaan mata normal, lensa fokus 100 mm diumpamakan
sebagai lensa mata dan layar tembus cahaya diumpamakan sebagai
retina mata. Pada hal ini, dapat dikatakan bahwa lensa yang memiliki
daya akomodasi baik itu maksimum maupun minimum yang
berpengaruh dalam pembentukan bayangan di retina.
g. Pada percobaan mata cacat, dengan posisi perumpamaan yang masih
sama dengan memperhatikan dua jarak untuk dua cacat mata yang
sering dialami oleh orang-orang. Yaitu dalam jarak jauh dan jarak
dekat, hingga membentuk bayangan. Dengan lensa bantuan, digeser
hingga diketahui apakah bayangan jatuh tepat di retina, di depan retina
atau di belakang retina.
h.

Anda mungkin juga menyukai