Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka mencapai tujuan Tujuan Pembangunan Nasional
diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan,
terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral
dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar tewujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan
penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing manusia Indonesia.
Salah satu ukuran untuk menggambarkan tingkat pencapaian hasil
pembangunan suatu negara, termasuk pembangunan bidang kesehatan
digunakan suatu indikator yang dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia
(Human Development Index). Indeks Pembangunan Manusia, ditentukan oleh
beberapa indikator yaitu, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Dari segi
kesehatan, indikatornya adalah umur harapan hidup sebagai salah satu ukuran
pencapaian derajat kesehatan masyarakat.
Profil UPT Puskesmas Sepulu tahun 2018 merupakan gambaran
situasi kesehatan di UPT Puskesmas Sepulu yang memuat berbagai data
tentang kesehatan, yang meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan
dan sumber daya kesehatan. Profil kesehatan juga menyajikan data
pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data
kependudukan, data sosial ekonomi, data lingkungan dan data lainnya. Data
dianalisis dengan analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan
grafik kemudian di narasikan sesuai dengan tujuan pembuatan.
Profil UPT Puskesmas Sepulu tahun 2018 diharapkan dapat
memberikan data yang akurat, untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta.
Selain itu profil ini dapat digunakan sebagai penyedia data dan informasi
dalam rangka evaluasi perencanaan, pencapaian Program kegiatan di UPT
Puskesmas Sepulu tahun 2018.

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 1


B. Sistematika Penyusunan

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan


Tahun 2018 ini terdiri dari 6 (enam) bab, yaitu :
Bab I – Pendahuluan. Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan
Profil Kesehatan dan Sistematika Penyajiannya.
Bab II – Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum
Kabupaten Bangkalan, selain uraian tentang letak geografis, luas wilayah,
keadaan iklim dan demografi.
Bab III – Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator
mengenai angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.
Bab IV – Situasi Upaya kesehatan. Bab ini menggambarkan tentang upaya
kesehatan masyarakat, akses dan mutu Pelayanan Kesehatan, Perilaku
Masyarakat dan Keadaan Lingkungan. Pencapaan Kinerja Puskesmas Tahun
2018
Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang
sarana dan prasarana kesehatan, tenaga kesehatan, serta pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
Bab VI – Penutup
Lampiran. Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian pembangunan
kesehatan di Kabupaten Bangkalan dan 79 tabel data.

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 2


BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Keadaan Geografis
UPT.Puskesmas Sepulu terletak di kecamatan Sepulu kabupaten
Bangkalan yang mempunyai luas wilayah 67,15 Km2 dengan wilayah
dataran rendah sebesar 44,7 % sedangkan wilayah dataran tinggi 55,3%.
Dengan batas wilayah sbb;
Utara : Laut Samudera
Selatan : Kecamatan Geger
Timur : Kecamatan Tanjung Bumi
Barat : Kecamatan Klampis
Dilihat dari Topografi, maka daerah kecamatan Sepulu berada pada
ketinggian 2 - 10 m di atas permukaan air laut. Secara umum Kecamatan
Sepulu dapat dilihat pada peta 2 dibawah.

Gambar 2 : Peta Kecamatan Sepulu

B. Pemerintahan
Wilayah Kecamatan sepulu terbagi menjadi 15 Desa yang terbagi
dalam 54 dusun. Di lihat dari komposisi jumlah dusun, maka desa Kelbung
memiliki jumlah dusun terbanyak yakni 6 dusun, sedangkan yang paling sedikit
jumlah dusunnya adalah Desa Tanagurah Barat dan Tanagurah Timur
sebanyak 2 dusun.

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 3


C. Kependudukan
Jumlah penduduk di Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan
menurut BPS Kabupaten Bangkalan tahun 2017 adalah sebesar 40.442 jiwa
yang terdiri dari 19.241 jiwa penduduk laki-laki (47,95%) dan 21.261 jiwa
penduduk perempuan (52.04%).

Gambar 3 : Grafik Piramida Penduduk Kabupaten Bangkalan Tahun 2017

Adanya perbedaan jumlah penduduk antara Laki-laki dengan


perempuan, secara umum terjadi dapat dikarenakan banyak hal diantaranya
ialah daya tahan perempuan lebih baik dari laki-laki, hal lain yang
mempengaruhi komposisi gender adalah dugaan tingginya morbilitas
penduduk laki-laki yang Itu karena mencari pekerjaan sehingga resiko lebih
besar dibandingkan dengan perempuan.

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 4


BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan


kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat di
UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan tahun 2017 dapat diukur dari
indikator-indikator yang digunakan antara lain angka kematian, Umur Harapan
Hidup, Angka Kesakitan serta Status Gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh dari
fasilitas kesehatan (fasility based) dan data yang dikumpulkan dari masyarakat
(community based ) yang terangkum dalam laporan bulanan Puskesmas.

A. Mortalitas
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat
dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Kejadian
kematian dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka
kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey
dan penelitian.

1 Angka Kematian Bayi ( AKB )


Data angka kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat
diperoleh melalui survey, karena sebagian besar kematian bayi terjadi di
rumah sedangkan data angka kematian pada fasilitas pelayanan
kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan.
Angka Kematian Bayi ( AKB ) di Bangkalan telah mengalami
fluktuasi penurunan yang menyolok, tahun 2014 sebanyak 26.5% bayi,
tahun 2015 sebesar 26% dan pada tahun 2016 sebesar 25.5%
sedangkan angka kematian bayi di puskemas sepulu 1.8%. Berarti di
Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan Angka Kematian bayi rendah.
bila dibandingkan angka Nasional.

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 5


Sedangkan jumlah kematian bayi dipuskesmas sepulu dari tahun
2014 sampai 2017 Selengkapnya dapat dilihat dari grafik perkembangan
kematian bayi dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4 : Perkembangan Kematian Bayi di Kecamatan Sepulu


Kabupaten Bangkalan tahun 2014 s/d 2017

2 Angka Kematian Ibu Maternal ( AKI )


Angka Kematian Ibu Maternal ( AKI ) berdasarkan bulanan KIA
diperoleh angka : Jumlah kematian ibu tahun 2014 ada Kematian
Maternal 2, tahun 2015 ada 2 ibu, 2016 ada 1 dan tahun 2017 ada 2
kematian ibu. Target Nasional sebesar 224 per 100.000 KH, berarti
Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan dibawah angka Nasional.

Gambar 5 : Perkembangan Jumlah Kematian Ibu di Kecamatan Sepulu


Kabupaten Bangkalan Tahun 2014 s/d 2017

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 6


Jumlah kematian ibu maternal pada tahun 2017 mengalami
kenaikan yang fluktuatif apabila dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini
diantaranya adalah karena pengetahuan dan kesadaran ibu tentang
kesehatan Ibu hamil masih kurang sehingga banyak ibu hamil yang belum
memeriksakan diri secara rutin pada fasilitas kesehatan yang ada.

B. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir ( UHH )


Salah satu pilar penting dari IPM adalah Kesehatan yang di ukur
dengan UHH. Umur Harapan Hidup sejak lahir cenderung meningkat dari
70.4 tahun pada tahun 2016 menjadi 70,8 pada tahun 2017 dan diprediksi
meningkat menjadi 71,5 pada tahun 2018. Kondisi ini memberikan gambaran
bahwa kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat.
Penurunan AKI sangat berpengaruh pada kenaikan Umur Harapan
Hidup ( UHH ). Angka Kematian Bayi (AKB) sangat peka terhadap perubahan
dengan Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan
derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan Kenaikan Umur
Harapan Hidup ( UHH ) pada waktu lahir, meningkatnya Umur Harapan
Hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya
peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Salah satunya
dipengaruhi oleh pola konsumsi yang dapat menjamin ketersediaan zat gizi
yang dibutuhkan tubuh serta meningkatnya mutu pelayanan Kesehatan.

C. Morbiditas
Angka kesakitan di Kabupaten Bangkalan berdasarkan laporan dari
Masyarakat ( community Base Data) melalui pengamatan (surveilans) dan
data dari Fasiulitas Base Data (Laporan Bulanan Puskesmas) melalui system
pencatatan dan pelaporan terpadu dan juga laporan insidentil
1. Penyakit Menular
Dari hasil laporan dari Unit Pelayanan Kesehatan yang ada di
Puskesamas Sepulu Kabupaten Bangkalan Jenis penyakit yang
terlaporkan antara lain ; TB-Paru, Kusta, DBD, Ispa, Diare dan HIV/AIDS.
a. Penyakit Malaria
Penyakit Malaria di Puskesmas Kecamatan Sepulu
Kabupaten Bangkalan sebenarnya penderita yang diobati adalah

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 7


penderita Import maksudnya penderita yang ada terjangkit di luar
Kabupaten Bangkalan bahkan di luar Pulau Madura karena Madura
sudah Bebas Malaria sejak tahun 2000. Semua penderita yang ada
mereka yang bekerja antar pulau yang kebanyakan dari Pulau
Kalimantan dan Sumatra. Data cakupan penderita malaria tahun 2017
penderita Klinis sebesar 5 orang penderita dan 100 % telah diobati.

b. Penyakit HIV / AIDS dan IMS


AIDS (Asquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan
kumpulan gejala penyakit akibat penurunan kekebalan tubuh karena
diserang virus HIV ( Human Immuno Deficiensy Virus) . Keberadaan
penderita HIV bagaikan fenomena gunung es, dimana jumlah penderita
yang ditemukan jauh lebih banyak dibandingkan penduduk yang
terinfeksi. Sampai dengan tahun 2017 ini ada kasus AIDS yang terjadi di
wilayah Puskesmas Kecamatan Sepulu sebanyak 3 Orang.
Upaya pencegahan dan penanggulangan dilakukan melalui
penyuluhan ke masyarakat dan juga pemeriksaan rutin kepada
penderita dan pengendalian melalui penanganan donor darah dan
kegiatan lain yang menunjang pemberantasan penyakit IMS.

c. Penyakit TB – Paru ( Tuberkulosis )


Sejak tahun 1995 Program Pemberantasan Tuberkulosis Paru
telah dilaksanakan dengan Strategi DOTS ( Derectly Observed
Treatment, Shortcourse ( Hemotherapy ) yang direkomendasikan oleh
WHO, kemudian berkembang seiring dengan pembentukan
GERDUNAS TBC, maka pemberantasan penyakit Tuberkulosis Paru
berubah menjadi Program Penanggulangan Tuberkulosis ( TBC ).
Data cakupan penderita TB pada tahun 2017 yang ditemukan
berdasarkan laporan dari beberapa desa ada 22 penderita termasuk
penderita lama. CDR Kecamatan Sepulu sebesar 100 % di karenakan
data penderita TB-Paru dari 15 desa sudah dilaporkan semua dan
sudah dilakukan pengobatan dengan sistem DOTS. Penyakit ini
seringkali menjadi penyebab kematian di masyarakat, sehingga pada
Millenium Development Goals (MDG’s) penyakit TB Paru sebagai salah

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 8


satu penyakit yang menjadi target untuk diturunkan.

d. Penyakit Kusta
Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang
menimbulkan masalah yang sangat komplek. Masalah yang dimaksud
bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial,
ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional.
Penyakit kusta umumnya terdapat di Negara-negara yang
sedang berkembang sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan
Negara itu memberikan pelayanan yang memadai dalam hal kesehatan,
pendidikan, kesejahteraan social, ekonomi pada masyarakat. Sampai
saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk sebagai petugas
kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan /
pengertian, kepercayaan yang keliru terhadap kusta & cacat yang
ditimbulkannya.
Dengan kemajuan teknologi bidang promotif, pencegahan,
pengobatan serta pemulihan kesehatan di bidang kusta, maka penyakit
kusta sudah dapat diatasi dan seharusnya tidak lagi menjadi masalah
kesehatan masyarakat, maka diperlukan program penanggulangan
secara terpadu dalam hal pemberantas, rehabilitasi medis, rehabilitasi
sosial ekonomi & masyarakat eks penderita kusta. Pemberantasan
kusta dalam kurun waktu 18 tahun ( 1991- 2010 ) angka prevalensi
penyakit kusta mengalami penurunan dari 19,4 pada tahun 1991
sedangkan pada tahun 2008 sebesar 3,2 / 10.000 penduduk, tahun
2009 sebesar 4,1/10.000 penduduk sedangkan tahun 2010 sebesar
3.3/10000. Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi kusta pada
tahun 2000, sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat.
Hal ini terbukti di Puskesmas Kecamatan Sepulu Kabupaten
Bangkalan setiap bulan masih ditemukan penderita kusta Baru, ini
berarti penularan masih berlangsung, dimana masih banyak penderita
kusta tersembunyi / belum ditemukan di masyarakat, sehingga faktor
resiko penularan masih tinggi dan ini merupakan tantangan bagi kita
semua sebagai tenaga kesehatan khususnya para petugas kesehatan
di Puskesmas.

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 9


Untuk diketahui bahwa penemuan penderita kusta di
Puskesmas Kecamatan sepulu Kabupaten Bangkalan sampai saat ini
yaitu jumlah penderita baru tahun 2017 sebanyak 12 orang dengan tipe
kusta MB (Multi Basiler), dengan angka penemuan kasus baru kusta
(NCDR) sebesar 3/100.000 Penduduk. Hal ini menjadi masalah bagi kita
untuk dapat memberi saran, kepada penderita kusta tersebut secara
terus-menerus untuk berobat serta pencarian penderita kasus baru
sedini mungkin yang ada.

2. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan imunisasi ( PD3I )


PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas
dengan program imunisasi. Kinerja Surveilens AFP diukur dengan
penemuan kasus AFP pada anak usia < 15 tahun dimana dalam 100.000
anak harus ditemukan 1 kasus AFP. Sedangkan pencapaian kinerja AFP di
Puskesmas Kecamatan Sepulu belum ditemukan kasus AFP non polio.
1. Kasus Difteri
Angka kematian (CFR) yang disebabkan penyakit difteri
tahun 2017 tidak ada kasus kematian akibat penyakit difteri. Hal ini
kemungkina disebab kan bahwa di puskesmas sepulu pada tahun 2017
semua desa sudah UCI
2. Kasus Tetanus Neonatorum ( TN )
Pada tahun 2017 di Puskesmas Kecamatan Sepulu
Kabupaten Bangkalan tidak ada kasus Tetanus Neonatorum ( TN ).
Terakhir terjadi nya kasus kematian akibat tetanus Neonatorum pada
tahun 2012 yang ditemukan 1 kasus Tetanus Neonatorum (TN).
Rekomendasi WHO suatu Kabupaten telah mencapai Eliminasi Tetanus
Neonatorum / ETN jika insiden TN < 1 / 10.000 kelahiran hidup. Dari
data diatas berarti Kecamatan Sepulu sudah bisa menekan kasus TN di
bawah 1/10.000 sedangkan jumlah total penduduk 39724 jiwa. Melalui
program MNTE / Maternal Neonatorum Tetanus eliminasi dengan
dilakukan skrining TT untuk WUS sampai dengan status TT5 untuk
mendapat kekebalan penuh.

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 10


3. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering
menyebabkan kejadian luar biasa (KLB), campak bisa menyebabkan
kematian jika disertai dengan komplikasi dengan penyakit diare dan
pneumonia. Pada Tahun 2017 tidak ada kasus campak, hal ini
dikarenakan adanya upaya imunisasi dini pada setiap kegiatan
posyandu sehingga balita sudah mendapatkan kekebelan tubuh.

4. Pertusis
Pertusis merupakan penyakit pada saluran pernafasan yang
disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertussis. Komplikasi Pertusis
adalah Pneumonia Bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.
Pada tahun 2017 tidak ditemukan kasus Pertusis.

5. Hepatitis B
Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B yang merusak hati. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan
menimbulkan Cirrhosis Hepatitis, sampai saat ini belum ada obat yang
dapat menyembuhkan penyakit Hepatitis B. Selama ini pencegahan
yang paling efektif adalah dengan pemberian imunisasi DPT-HB. Pada
tahun 2017 tidak ditemukan adanya kasus Hepatitis B sehingga dapat
dinyatakan bahwa penduduk Puskesmas Kecamatan Sepulu kabupaten
Bangkalan bebas dari Hepatitis B.

3. Penyakit Potensi KLB/Wabah


1. Penyakit Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Bangkalan. Ada iklim
penghujan yang tidak disertai kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungan menjadi pemicu semakin berkembangnya jentik-jentik
nyamuk penyebab DBD. Menemukan DBD secara dini bukanlah hal
yang mudah, karena awal perjalanan penyakit, gejala dan tandanya
tidak spesifik, sehingga sulit dibedakan dengan penyakit infeksi lain.
Kasus DBD yang terjadi pada tahun 2017 di Puskesmas Sepulu
Kabupaten Bangkalan sebanyak 40 kasus sedangkan angka kesakitan
Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 11
tahun 2014 sebesar 10.95/100.000 Penduduk sedangkan target
program tidak lebih dari 20/100.000 penduduk, berarti di Puskesmas
Kecamatan sepulu Kabupaten Bangkalan penderita DBD masih
direndah. Di puskemas sepulu tahun 2017 terdapat 3 kasus DBD

2. Penyakit Diare
Hingga saat ini Penyakit Diare masih merupakan masalah
Kesehatan di masyarakat termasuk di Sepulu. Hal ini dapat dilihat
dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahu ke tahun. Tahun
2017 jumlah penderita diare sebanyak 8587 orang.
Gambar 10: Perbandingan Total Kasus Diare Tahun 2017

3. KLB Keracunan dan Makanan / Minuman


KLB keracunan makanan dan minuman tahun 2017 di
Puskesmas Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan tidak terjadi
sehingga dapat dinyatakan bahwa makanan dan minuman yang
beredar atau yang disajikan tidak adanya bakteri atau bibit penyakit
sehingga aman untuk dikonsumsi

4. Status Gizi
Status gizi masyarakat dapat diukur dari beberapa indikator
antara lain :
 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )
 Status Gizi Balita
 WUS yang mendapat kapsul yodium.

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 12


1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )
Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ) kurang dari 2.500 gram
merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi terhadap
kematian prenatal dan neonatal.
BBLR ada 2 jenis yaitu BBLR karena premature dan BBLR
karena intra urine growth retardation ( IUGR ) yaitu bayi yang lahir
cukup bulan tetapi berat badannya kurang. BBLR IUGR disebabkan
karena ibu hamil yang kurang gizi (Status Gizi Buruk), Anemia, Malaria
dan menderita Penyakit Menular Seksual (PMS). Jumlah BBLR pada
Profil Kesehatan Kabupaten Bangkalan Tahun 2017 sebesar : 23 bayi

2. Status Gizi Balita


Status Gizi Balita merupakan salah satu indikator yang
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara
penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara antropometrik
yang menggunakan indeks berat badan menurut umur ( BB/U ) dan
(BB/TB) baku rujukan WHO-NCHS.
Berdasarkan penimbangan balita yang dilakukan selama
Tahun 2017 tidak ditemukan balita Gizi Buruk namun masih terdapat
balita dengan kasus gizi kurang sebanyak 13 orang dari 3282 balita
yang ada.Hal ini bisa terjadi karena ada upaya yang sungguh-sungguh
serta keseriusan petugas maupun Pemerintah Daerah untuk selalu
menekan jumlah balita yang gizi buruk maupun yang masih berstatus
BGM di puskesmas Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan.

BAB IV

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 13


SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkat


derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan
kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan
khususnya pada tahun 2017
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan
pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan
sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai
pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan
adalah sebagai berikut :

A. Pelayanan Kesehatan Dasar


Pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat .
Dengan memberiakan pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat,
diharapkan sebagian besar masalah kesehatan dapat diatasi. Berbagai
pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan dan jaringannya adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Seorang ibu mempunyai peranan yang sangat besar didalam
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak. Gangguan kesehatan
yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada
kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa
pertumbuhan bayi. Pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi antara lain
pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang
diberikan di sarana kesehatan mulai Posyandu, Polindes sampai dengan
Puskesmas.

a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)


Pelayanan antenatal merupakan pelayanan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan profesional (Dokter spesialis kandungan
kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) yang diberikan pada ibu
hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti pedoman pelayanan

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 14


antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan
preventif.
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan
pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau disebut akses pelayanan ibu
hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan
kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran
besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai
dengan standart paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi
sekali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfatkan untuk melihat
kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Gambaran persentase
pada cakupan pelayanan K1 sebesar 568 atau 95.58 % dan K4 Tahun
2017 sebesar : 568 orang ( 78.89% ) dari seluruh ibu hamil sebanyak
720 orang.

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan


Kompetensi Kebidanan

Angka kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang


mempunyai kompetensi kebidanan ( professional ) lebih tinggi jika
dibandingkan dengan persalinan yang ditolong oleh non tenaga
kesehatan ( dukun bayi ). Hasil pengumpulan data / indikator kinerja
SPM bidang kesehatan di 15 Desa se Kecamatan Sepulu pada tahun
2017 menunjukkan bahwa prosentase cakupan persalinan dengan
pertolongan oleh tenaga kesehatan sebesar : 620 orang (90,38%) dari
jumlah ibu bersalin sebesar 689 orang.

c. Ibu hamil resiko tinggi / komplikasi


Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu hamil baik
di Polindes maupun Puskesmas, beberapa ibu hamil diantaranya
tergolong dalam resiko tinggi (risti) yang merupakan keadaan
menyimpang dari normal yang berpotensi atau secara langsung
menimbulkan / menyebabkan kesakitan / kematian ibu dan memerlukan
pelayanan kesehatan. Jumlah ibu hamil risti tahun 2017 sebesar 144
orang dan mendapat penanganan baru 129 (89,58%).
d. Pelayanan Ibu Nifas

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 15


Pelayanan ibu nifas bisa dilakukan di Polindes, Puskesmas
Pembantu,Puskesmas, Rumah Sakit dan Unit Pelayanan Swasta serta
Posyandu dan rumah yang dilakukan oleh petugas kesehatan dengan
pelayanan kesehatan yang standart oleh petugas kesehatan minimal 3
kali dengan distribusi pelayanan 6 jam pasca persalinan sampai dengan
7 hari 1 kali, 29 sampai 42 hari 1 kali, termasuk pemberian tablet feros3
tablet dan vitamin A 200.000 IU diberikan 2 kali pasca persalinan
dengan selang waktu setelah 24 jam. Jumlah ibu nifas di kecamatan
sepulu tahun 2017 sebesar 686 orang dari jumlah ibu nifas sebanyak
611 atau sebanyak 89,58 % telah mendapat Tablet Fe dan Vitamin A
Dosis Tinggi sebanyak 2 kali.

e. Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan
umur yang paling rentan atau memiliki resiko gangguan kesehatan
paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko
tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari).
Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di
samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan
konseling perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan neonatal
sesuai dengan standart (KN lengkap) sebesar : 622 bayi atau 94,56 %
dari 657. Kunjungan bayi paripurna sebesar 636 atau 96,40 % serta
prosentase Bayi BBLR sebesar 23 orang (35%) dari Jumlah kelahiran
hidup bayi.

Gambar 12 : Prosentase KN2 , Kunjungan Bayi dan BBLR di Kabupaten

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 16


Bangkalan Tahun 2017

f. Kunjungan Bayi Paripurna


Bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standart
oleh petugas kesehatan minimal 4 kali setelah mendapat pelayanan
kesehatan neonatal (KN2) dengan distribusi pelayanan minimal umur 1-
3 bl 1 kali, umur 4 -6 bl 1 kali, umur 7 – 9 bl 1 kali umur 10 – 11 bl 1 kali
dengan bentuk pelayanan yang paripurna ( pemberian imunisasi
lengkap, vitamin A, DDTK, MTBM / Manajemen Terpadu Balita Muda,
vitamin K1 injeksi ). Hasil kinerja dari 15 Desa di Kecamatan Sepulu
pada tahun 2017 dicapai 579 bayi (95.35%) dari jumlah 607 bayi.

2. Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Usia Sekolah dan Remaja

Pelayanan kesehatan terhadap anak balita dan anak pra sekolah


juga perlu dilakukan sesuai standart, yaitu umur 1 tahun sampai 6 tahun
minimal 2 kali dalam setahun. Dengan bentuk pelayanan yang paripurna :
vitamin A dosis tinggi 2 kali per tahun, DDTK ( Deteksi Dini Tumbuh
Kembang ) serta dilakukan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) bila
balita dan apras sakit. Hasil pengumpulan data / pencapaian kinerja dari 15
Desa pada tahun 2017 mencapai 2312 kunjungan dari 2384 balita atau
sebesar 96.97%.

3. Pelayanan Keluarga Berencana

Target Pasangan Usia Subur ( PUS ) tahun 2017 sebesar :


6933 orang, sedangkan peserta KB aktif sebesar : 5106 orang sehingga

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 17


tercapai 73,65 %. Sedangkan pencapaian peserta KB baru sebanyak 1018
orang atau 14,68 %.

Gambar 13 : Prosentase perbandingan antara peserta KB Baru dengan KB


Aktif Tahun 2017

Berdasarkan jenis metode kontrasepsi yang digunakan terhadap


peserta KB Aktif bahwa sebagian besar masih menggunakan kontrasepsi
suntik 60 % , PIL 34%, dan peserta paling rendah adalah memakai metode
MOW atau MOP hanya 1 %.

Gambar 14 : Proporsi Metode Kontrasepsi peserta KB Aktif. Tahun 2017

4. Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila


Seiring bertambahnya Umur Harapan Hidup (UHH) maka
keberadaan para lanjut usia tidak dapat begitu saja diabaikan, sehingga

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 18


perlu diupayakan kualitas hidup bagi kelompok umur lanjut usia.
Pelayanan kesehatan pra usila dan usila adalah penduduk usia
45 tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standart
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan baik di Puskesmas, di Posyandu
Lansia maupun di kelompok usia lanjut. Jumlah Usila tahun 2017 di
Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan adalah sebanyak 1365 orang ,
yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 1140 orang (84,76%)

5. Pelayanan Imunisasi

Program imunisasi adalah program layanan kesehatan bagi


anak-anak dibawah usia 1 tahun yang diselenggarakan oleh Pemerintah.
Imunisasi diberikan dalam suatu rangkaian jadwal pemberian yang terukur
pada bayi 0 bulan hingga 1 tahun. Imunisasi akan memberikan dampak
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi ( PD3I ) bila minimal 80% bayi di satu wilayah
( desa ) mendapat imunisasi lengkap yaitu 1 dosis BCG, 4 dosis Hepatitis
B, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio dan 1 dosis campak.
Pelayanan imunisasi dapat diperoleh di fasilitas kesehatan
seperti Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah/Swasta, Rumah
Bersalin dan tempat praktek swasta (Dokter dan Bidan). Dalam program
imunisasi digunakan indikator pencapaian Universal Child Imunization
(UCI) pada tingkat desa menurut Standart Pelayanan Minimal ( SPM ) pada
tahun 2013 semua desa harus UCI desa ( 100% )
Berdasarkan hasil kegiatan program imunisasi tahun 2017 di
puskesmas kecamatan sepulu, didapatkan hasil dari 15 desa terdapat 11
desa yang sudah UCI.
Untuk pelayanan Imunisasi dasar lengkap (IDL) sebesar 540 dari
sasaran bayi sebesar 623 atau sebesar 86,68%

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 19


Gambar 16 : Cakupan Hasil Kegiatan Imunisasi Kabupaten Bangkalan
Tahun 2017

6. Perbaikan Gizi Masyarakat


Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya untuk
menangani permasalahan gizi masyarakat. Beberapa permasalahan sering
dijumpai pada masyarakat adalah KKP,KVA,GAKY dan anemia gizi besi.
1. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan
melalui kegiatan penimbangan diposyandu secara rutin setiap bulan.
Hasil kegiatan pemantauan pertumbuhan Balita tergambar dalam SKDN
frhberikut ini:
Dengan demikian maka Tingkat Partisipasi Masyarakat (D/S)
sebesar (94.79%), Tingkat Kelangsungan Penimbangan (D/K) sebesar
99,52%, Tingkat Keberhasilan Penimbangan (N/S) 72,80%. Sementara
balita yang tidak naik berat badannya ada 646 anak maka Tingkat
Kemunduran program (T/D) 19,28 %.

2. Pemberian Kapsul Vitamin A


Cakupan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi penggi
pendistribusiannya dibagi kepada 3 sasaran yaitu kepada bayi umur 6 –
11 kapsul biru ( 100.000 IU ), Balita 1 – 5 tahun Kapsul merah ( 200.000
IU ) yang diberikan pada bulan Februari dan Agustus sedangkan untuk
ibu nifas diberi 2 kapsul merah setelah melahirkan. Berdasarkan hasil
kegiatan dari 15 desa yang ada, pemberian vitamin A kapsul biru pada
bayi sebanyak 266 dari total bayi yaitu 292. Sedangkan cakupan
pemberian vitamin A kapsul Merah pada balita sebanyak 2235 dari total
balita sebanyak 2260 (98.89 %), Sedangkan target nasional sebesar 85

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 20


%. Hal ini memberikan gambaran bahwa di puskesmas Kecamatan
Sepulu sudah mencapai target Nasional.

3. WUS yang mendapat kapsul yodium


Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian
adalah gangguan akibat kekurangan Yodium ( GAKY ) . Gaky dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik dan keterbelakangan
mental. Gangguan pertumbuhan fisik meliputi pembesaran kelenjar
tiroid (Gondok), bisu, tuli dan kretin ( kerdil ) sedangkan
keterbelakangan mental gangguan motorik, bisu, tuli dan mata juling.
Pemberian kapsul yodium pada WUS dimaksudkan untuk
mencegah lahirnya bayi dengan gangguan-gangguan tersebut. Oleh
karena itu sasaran pemberian kapsul yodium adalah wanita usia subur
(WUS) termasuk Ibu Hamil dan Ibu Nifas. Oleh karena di Kecamatan
Sepulu Kabupaten Bangkalan bukan daerah endemik maka pemberian
kapsul yodium hanya diberikan pada ibu hamil dan ibu nifas untuk
melindungi bayi yang masih dalam kandungan serta melindungi bayi
lahir kretin.

4. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Pada Ibu Hamil


Pada saat periksa kehamilan di sarana kesehatan, ibu hamil
akan mendapatkan tablet Fe yang bertujuan untuk mengatasi dan
mencegah terjadinya kasus anemia serta meningkatkan daya tahan
tubuh serta meminimalkan dampak buruk akibat kekurangan Fe, karena
kekurangan Fe pada ibu hamil dapat mengakibatkan terjadinya abortus,
kecacatan bayi atau bayi lahir dengan berat badan rendah.
Cakupan Ibu Hamil mendapatkan Fe 1 sebanyak 618 atau
95,58 % serta Fe 3 sebanyak 618 atau 94,64 % dari 653 Ibu Hamil yang
ada.

7. Kesehatan Gigi dan Mulut


Pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi pelayanan dasar gigi
dan usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS). Pemeriksaan gigi dan mulut
dalam bentuk upaya promotif, preventif dan kuratif sederhana seperti
pencabutan gigi, pengobatan dan penambalan sementara dan permanent.

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 21


Tahun 2017 pelayanan kesehatan gigi dasar tercapai tumpatan gigi
tetap sebesar 600 dan pencabutan gigi tetap 436 sehingga rasio tambal
cabut 1.37% kondisi tersebut sudah dapat memenuhi target 1:1 dimana
diharapkan dengan berkurangnya kasus pencabutan gigi menjadi tumpatan
/ tambal maka fungsi gigi tersebut tidak hilang. Dari 2461 murid SD yang
perlu perawatan gigi ternyata sudah 1998 yang telah mendapat perawatan
atau 38.35 %.

8. Penyuluhan Kesehatan
Kegiatan penyuluhan dilakukan melalui penyuluhan kelompok dan
penyuluhan massal. Diharapkan kegiatan penyuluhan tersebut semakin
ditingkatkan agar dapat menjangkau masyarakat luas sehingga tujuan
penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang.

B. Keadaan Perilaku Masyarakat


Banyaknya penyakit yang ada saat ini tidak bisa dilepaskan dari
perilaku yang tidak sehat. Dimana untuk mengubah perilaku masyarakat
merupakan sesuatu yang tidak mudah namun mutlak diperlukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehngga diperlukan upaya
penyuluhan kesehatan yang terus menerus guna mendorong masyarakat
berperilaku hidup bersih dan sehat. Ada beberapa indikator yang dapat
menggambarkan suatu keluarga berperilaku sehatan atau tidak antara lain
melalui indikator :
a. Rumah Tangga Sehat (ber-PHBS)
Rumah Tangga Sehat ber PHBS di Puskesmas Kecamatan
Sepulu Kabupaten Bangkalan pada Tahun 2017, sebanyak 2744 rumah
tangga yang dipantau sedangkan yang sehat sebanyak 1664 atau
60.64%, sedangkan targetnya sebesar 50 % Rumah Tangga ber PHBS.
Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang sudah memahami
akan pentingnya lingkungan rumah tangga yang sehat.

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 22


Gambar 18 : Perbandingan Target Rumah Tangga Sehat Ber PHBS
dengan Cakupan Tahun 2017

b. ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja
sejak lahir sampai usia 6 bulan dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Untuk
mencapai tumbuh kembang optimal WHO/ UNICEF merekomendasikan
hal penting yang harus dilakukan yaitu memberikan Air Susu Ibu ( ASI )
kepada bayi segera setengah jam setelah bayi lahir yang biasa disbut
dengan istilah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan memberikan hanya ASI
saja atau secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan. ASI
diyakini dan sudah terbukti memberi manfaat bagi bayi seperti dari
Aspek Gizi, Aspek Imunologik, Aspek Ekonomis serta Aspek Penundaan
Kehamilan. ASI Eksklusif sangat bermanfaat bagi bayi, baik dari sisi
kesehatan maupun aspek gizi (kolostrum yang mengandung
immunoglobulin A / IgA, whei-casein, decosahexanoi / DHA dan
arachidonic / AA.
Dari aspek Imunologik juga terdapat laktoferin, lysosim dan 3
jenis leukosit yaitu brochus-associated Lympho cyte / BALT, gut
associated Lympho cyte tissue/GALT, mammary associated
Lymphocyte tissue/MALT serta factor bifidus, aspek psikologi (interaksi
dan kasih sayang antara anak dan ibu), aspek kecerdasan, aspek
neurologik (aktivitas menyerap ASI bermanfaat pada kerja syaraf bayi),
aspek ekonomi yang dirasa murah serta aspek penundaan kehamilan
( metode amenorea laktasi / MAL ).

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 23


Selain tersebut diatas, dengan ASI juga dapat melindungi bayi
dari sindrom kematian bayi secara mendadak (sudden infant death
syndrome / SIDS). Hasil Kegiatan Puskesmas Sepulu tahun 2017
diketahui bahwa cakupan ASI Eksklusif sebesar 310 atau sebesar
39.19% dari 791 bayi yang ada. Hasil ini apabila dibandingkan dengan
target 80% masih kurang oleh karena itu perlu adanya kegiatan
penyuluhan dan upaya pendampingan dari tenaga kesehatan untuk
memberikan pengetahuan tentang pentingnya ASI Eklusif. Selain itu
peran serta keluarga juga sangat penting untuk mendukung kegiatan ini.

C. Keadaan Kesehatan Lingkungan


Kegiatan upaya penyehatan lingkungan lebih diarahkan pada
peningkatan kualitas lingkungan melalui kegiatan yang bersifat promoti dan
preventif. Adapun pelakanaannya bersama masyarakat diharapkan mampu
untuk lebih proaktif memberikan kontribusi bermakna terhadap kesehatan
masyarakat.
Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit khususnya penyakit
yang berbasis lingkungan dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas
lingkungan, antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada
lingkungan institusi yang dilakukan secara berkala dan berkelanjutan .
Upaya yang dilakukan mencakup pengawasan, pembinaan dan
pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar
yang memenuhi syarat kesehatannya. Dari 92 isntitusi yang ada semuanya
dibina kesehatan lingkungannya yaitu sebesar : 92 institusi ( 100 % ).

a. Rumah Sehat
Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi
syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air
yang bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah,
ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai
rumah tidak terbuat dari tanah. Pada prinsinya rumah harus memenuhi
syarat Kesehatan (Healthly), aman ( safety ) dan nyaman ( comfortable ).
Tempat-tempat Umum dan Tempat-tempat umum ( TTU ) dan
Tempat Umum Pengelolaan Makanan ( TUPM ) merupakan sarana yang

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 24


dikunjungi banyak orang dan berpotensi menjadi penyebaran penyakit.
TUPM Sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan
minuman yang memenuhi syarat Kesehatan, yang memiliki sarana air
bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah,
ventilasi yang baik, ruas ruangan ( lantai ) yang sesuai dengan banyaknya
pengunjung dan memiliki pencahayaan yang memadai.
Dari data kegiatan yang diperoleh dari Puskesmas Sepulu
Kabupaten Bangkalan memperlihatkan bahwa jumlah TUPM tahun 2017
yang ada sebanyak 96 diperiksa seluruhnya (100,0%). Yang memenuhi
syarat kesehatan sebanyak 80 (90.9 %

b. Institusi Yang Dibina Kesehatan Lingkungannya.


Institusi yang dibina kesehatan lingkungannya meliputi sarana
kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah, Hotel, Rumah Sakit dan
sarana lainnya. Jumlah institusi yang dibina tahun 2017 sebanyak
35tempat, sebanyak 32(91.17%) tempat telah dibina dan diperiksa.

c. Akses terhadap Air Bersih


Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk maka kebutuhan
akan air bersih semakin bertambah. Berbagai upaya dilakukan agar akses
masyarakat terhadap air bersih meningkat, salah satunya adalah melalui
pendekatan partisipasi yang mendorong masyarakat berperan aktif dalam
pembangunan perpipaan air bersih di tingkat kecamatan. Dari 14.051 KK
yang ada 80% atau sebanyak 11.240 KK telah menggunakan akses air
bersih.

d. Sarana Sanitasi Dasar


Upaya peningkatan kualitas air bersih akan berdampak positip
apabila diikuti upaya perbaikan sanitasi dasar yang meliputi jamban,
pembuangan air limbah dan sampah dilingkungan sekitar kita, karena
pembuangan kotoran baik sampah , air limbah maupun tinja yang tidak
memenuhi syarat kesehatan akan dapat menyebabkan rendahnya kualitas
air bersih serta dapat menimbulkan penyakit menular di masyarakat. Dari

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 25


14.051 KK yang ada sebanyak 10.397 (74%) memiliki sanitasi dasar yang
cukup baik

1. Pendekatan Sanitasi Dasar


Program STOPS ( Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi )
dengan melalui pendekatan Program CLTS (Comunity Led Total
Sanitation) dengan sasaran masyarakat di pedesaan dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat dapat
memahami permasalahan dan potensi yang dimiliki. Diharapkan dengan
pendekatan terhadap masyarakat ini dapat merubah perilaku
masyarakat sehingga mampu untuk meningkatkan akses sanitasi
melalui pembangunan jamban keluarga sehingga dapat melindungi
dirinya dari ancaman penyakit menular melalui terwujudnya lingkungan
yang sehat.
Di Kabupaten Bangkalan Program CLTS dimulai sejak bulan
September 2006 yang diawali dengan pelatihan fasilitator CLTS.
Kemudian pada Tahun 2007 – 2008 Bangkalan mendapat bantuan
teknis program Sanitasi total & pemasaran Sanitasi ( StoPS ) melalui
konsultan teknis Water Sanitation Program East Asia Pasific (WSP–
EAP) melakukan pemicuan (Trigerring) sebanyak 35 komunitas
(kampung) dari 35 desa sebanyak 10 Puskesmas. Sementara di
puskesmas Sepulu kegiatan CLTS dimulai pada tahun 2012 yang
melibatkan 2 Desa yaitu Desa Klabetan dan TG.Timur sedangkan pada
tahun 2013 melibatkan 2 desa lagi yaitu desa gunelap dan desa kelbung

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 26


BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN

Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan


dalam sajian data dan informasi mengenai sarana Kesehatan, tenaga
Kesehatan dan pembiayaan kesehatan yang meliputi :

A. Sarana dan Prasarana Kesehatan


Pada bab ini akan diuraikan mengenai sarana kesehatan diantaranya
Puskesmas, sarana upaya Kesehatan (UKBM) yang berada di wilayah
Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan
1. Puskesmas
Puskesmas Sepulu merupakan Puskesmas Perawatan dengan
jumlah tempat tidur yang ada sebanyak 20 tempat tidur dengan persentase
BOR 52,1%, LOS 3,19 hari dan TOI 2 hari.
Puskesmas Sepulu pada tahun 2017 melayani 40.086 penduduk
yang dibantu oleh 3 Puskesmas Pembantu, 15 Ponkesdes dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Puskesmas
Pembantu (PUSTU) tersebut berada di Desa Kelbung, Bangsereh dan
Saplasah. Namun karena Kondisi bangunan Pustu Saplasah yang rusak
berat, maka pelayanan kesehatan tidak bisa dilaksanakan di Pustu
Saplasah. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka kegiatan pelayanan
kesehatan ditempatkan dipolindes.

3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan


Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan
sarana pelayanan Kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi
sediaan farmasi dan alat Kesehatan.
Data yang berhasil dikumpulkan tahun 2017 adalah jumlah apotik
di Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan hanya 3 buah, Gudang
Farmasi sebanyak : 1 buah, dan jumlah Toko Obat sebanyak 2 buah.

4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 27


Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan
potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah Posyandu,
Polindes, Pos Obat Desa (POD) dan Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes)
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal
oleh masyarakat. Posyandu menyelenggarakan 5 program prioritas yaitu
Kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi,
dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya posyandu
dikelompokkan menjadi 4 strata yaitu : Posyandu Pratama, Posyandu
Madya, Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri. Jumlah posyandu
yang ada di Puskesmas sepulu sebanyak 54 buah dengan perincian
sebagai berikut : Posyandu Pratama 0 buah, Posyandu Madya 10 buah,
Posyandu Purnama 36 buah dan untuk Posyandu Mandiri masih 8 buah
Pondok Bersalin Desa ( Polindes ) didirikan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak, merupakan upaya yang sangat
bermanfaat bagi masyarakat khususnya diwilayah yang masih jauh dari
jangkauan pelayanan kesehatan. Polindes merupakan salah satu bentuk
peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan,
melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan
Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana. Pada Tahun 2012
jumlah polindes di Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan sebanyak 27
Polindes yang terdiri dari 16 polindes purnama, 11 polindes mandiri (3
polindes mempunyai gedung, 8 polindes pinjaman dari masyarakat
setempat).
Pos Kesehatan Desa ( POSKESDES ) merupakan wujud peran
serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana. Jumlah Poskesdes di
Kabupaten Bangkalan terdapat 15 Poskesdes (hanya ada 1 poskesdes
yang mempunyai gedung sedendiri yaitu poskesdes gunelap. Sedangkan
yang lain masih menggunakan swadaya masyarakat)
Jumlah Desa Siaga Tahun 2017 sebanyak 15 Desa Siaga dengan
kriteria 15 Desa Siaga aktif

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 28


Gambar 20 : Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Bangkalan Tahun
2017

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH


1 Rumah Sakit Umum Daerah 0
2 Rumah Sakit Swasta 0
3 Puskesmas Perawatan 1
4 Puskesmas Non Perawatan 0
5 Puskesmas Keliling 1
6 Posyandu 54
7 Ponkesdes 7
8 Rumah Bersalin 15

B. Tenaga Kesehatan
Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraaan upaya kesehatan
tidak hanya dilakukan pemerintah, tapi juga diselenggarakan oleh swasta
termasuk dokter dan bidan praktek swasta. Sehingga perlu dilaporkan
gambaran situasi ketersediaan tenaga Kesehatan.yang meliputi data jumlah
dan jenis sumber daya manusia Kesehatan yang ada di Puskesmas Sepulu
SDM Kesehatan didominasi oleh Bidan 57 dan Perawat 34 orang
selain katagori lainnya yaitu tenaga dokter umum 3, dokter gigi sebanyak 1
orang, tenaga gizi sebanyak 1 orang, tenaga Analis Laboratorium sebanyak 2
orang, tenaga kesmas sebanyak 1. Sedangkan tenaga kesehatan yang masih
belum ada yaitu tenaga Farmasi dan Sanitarian.

C. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan untuk tahun 2017 diperoleh dari APBD maupun APBN,
BLN dan lainnya yang sah. Pembiayaan dapat dilihat dalam rician:
NO JENIS DANA 1 TH REALISASI % PENYERAPAN
1. BOK 440.0536.000 339.536.000 77.9% Jan-November
2. JKN JASPEL 1.054.594.800 1.054.594.800 100% Jan-Desember
OPERATIONAL 449.315.00 177.114.558 91.99% Jan-Desember
OBAT 629.012.374 429*.660.374 94.95% Jan-Desember
TOTAL 1.283.580.000 1.251.937.944 97.53%
JAMKESDA 244.632.000 216.423.000 88.47 Jan-Nopember

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 29


PAD/Tahun Target Pencapaian Prosentase
2013 118.989.318 118.000.000 99.2%
2014 152.090.671 130.062.000 88.3%
2015 152.090.671 152.114.000 100.1%
2017 152.090.671 152.277.500 100.3%

BAB VI
PENUTUP
Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 30
Dalam melaksanakan proses manajemen puskesmas diperlukan data-
data kegiatan dan informasi yang akurat dan akuntabel karena keberadaan data
ini sangat diperlukan dalam upaya pengambilan keputusan pimpinan organisasi
puskesmas. Data dan informasi diperoleh melalui penyelenggaraan Sistem
Informasi Kesehatan.
Namun sangat disadari, Sistem Informasi Kesehatan yang ada saat ini
masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara
optimal, namun lambat laun upaya perbaikan sistem informasi sudah semakin di
lakukan kearah yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari penyusunan profil
kesehatan yang diambil dari data dan informasi yang terinci dalam form data.
Dari penyusunan profril ini diharapkan Profil Kesehatan Kecamatan
Sepulu Kabupaten Bangkalan dapat memberikan gambaran secara garis besar
dan menyeluruh tentang seberapa jauh keadaan Kesehatan Kecamatan Sepulu
Kabupaten Bangkalan yang telah dicapai. Profil Kesehatan Kecamatan Sepulu
Kabupaten Bangkalan sering kali belum mendapatkan apresiasi yang memadai,
karena masih belum dapat menyajikan data dan informasi yang sesuai harapan,
namun karena merupakan salah satu publikasi data dan informasi yang meliputi
data capaian kinerja di bidang kesehatan tahun 2017.
Kami telah berupaya untuk dapat menampilkan data dan informasi dalam
bentuk buku Profil Kesehatan Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun
2017 ini. Dalam rangka meningkatkan kualitas, sehingga perlu adanya kerjasama
dan kesadaran yang baik, baik dari lintas program maupun lintas sektoral terkait,
sehingga dapat dicari terobosan dalam mekanisme pengumpulan data dan
informasi secara tepat untuk mengisi kekosongan data agar dapat tersedia data
dan informasi.

Profil Kesehatan UPT.Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 31

Anda mungkin juga menyukai