Pendahuluan Samwil
Pendahuluan Samwil
Pendahuluan Samwil
1.2 Tujuan
Rancangan struktur jembatan beton ini diberikan sebagai syarat kelulusan
bagi mahasiswa Teknik Sipil, khususnya bagi mahasiswa program studi
perancangan jalan dan jembatan. Tugas ini bertujuan untuk memberikan
kesempatan bagi mahasiswa untuk dapat secara komprehensif mengaplikasikan
berbagai ilmu dibidang Teknik Sipil yang telah diperoleh selama ini dengan
melaksanakan proses desain dan perencanaaan struktur secara menyeluruh.
11,3 - 15,0 4
Banyak arah 8,25 - 11,25 3
11,3 - 15,0 4
15,1 - 18,75 5
18,8 - 22,5 6
Sumber :RSNI T-02-2005 (2005)
CATATAN (1) Untuk jembatan tipe lain, jumlah lajur lalu lintas rencana harus
ditentukan oleh Instansi yang berwenang.
CATATAN (2) Lebar jalur kendaraan adalah jarak minimum antara kerb atau
rintangan untuk satuarah atau jarak antara kerb/rintangan/median
dengan median untuk banyak arah.
CATATAN (3) Lebar minimum yang aman untuk dua-lajur kendaraan adalah 6.0
m. Lebar jembatan antara 5,0 m sampai 6,0 m harus dihindari
oleh karena hal ini akan memberikan kesan kepada pengemudi
seolah-olah memungkinkan untuk menyiap.
DLA
Faktor beban dinamik berlaku pada “KEL”lajur “D” dan truk “T” untuk
simulasi kejut dari kendaraan bergerak pada struktur jembatan (BMS 1992).
Untuk muatan “T” ⇒ DLA = 0,30 .
Faktor Beban
KS;;TB; KU;;TB;
Jangka Waktu
Transien 1,0 1,8
Sumber :RSNI T-02-2005 (2005)
Faktor Beban
KS;;EW; KU;;EW;
Jangka Waktu
Transien 1,0 1,8
Perhitungan beban angin sesuai dengan RSNI T-02-2005 pasal 7.6 hlm
34,Gaya nominal ultimate dan daya layan jembatan akibat angin tergantung
kecepatan angin rencana seperti berikut:
Tipe Jembatan CW
Bangunan atas masif: (1), (2) 2.1 (3)
b/d ≥ 6.0
Bangunan atas rangka 1.2
CATATAN (1)
CATATAN (2)
CATATAN (3)
Pada metode beban statis ekivalen untuk beton rencana gempa minimum
sesuai RSNI T-02-2005 pasal 7.7.1 hlm 35. Pengaruh gempa rencana hanya
ditinjau pada keadaan batas ultimate. Dan untuk beban rencana gempa minimum
diperoleh dari rumus berikut:
T ’EQ = Kh .I . WT...............................................................................................(2.5)
Dimana:
Kh = C . S ...........................................................................................................(2.6)
Keterangan:
T’EQ = Gaya geser dasar total dalam arah yang ditinjau (kN)
sesuai.
I = Faktor kepentingan.
𝑊𝑡𝑝
T = 2 .π√𝑔 . ............................................................................................ (2.7)
𝐾𝑝
WTP = Berat total nominal bangunan atas termasuk beban mati tambahan
ditambah setengah berat berat pilar (kN).
Arus/hanyutan/tumbukan TET
Asf y
a = ...................................................................... (2.16)
0.85 f c b f
Menurut Anonim (2004) lebar efektif sayap gelagar T adalah nilai terkecil dari
persyaratan sebagai berikut :
Dimana :
d = Jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan tarik non
prategang (mm)
d’ = Jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan tekan (mm)
Vu ≤ Vn............................................................................................(2.17)
Vn = Vc + Vs………............................................................................(2.18)
Vc adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton dan, Vs adalah kuat
geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser.
f 'c
Vp = b d .................................................................. (2.19)
6 w
2. Kuat geser Vc boleh dihitung dengan perhitungan yang lebih rinci
Untuk komponen struktur yang hanya dibebani oleh geser dan lentur saja
V d bw d
Vc = f ' c 120 w u ...................................................... (2.20)
Mu 7
Tetapi tidak boleh diambil lebih besar dari pada 0,3 f ' c bw d dan besaran
Vu D
, tidak boleh diambil melebihi 1,0 .
Mu
Untuk tulangan geser yang tegak lurus terhadap sumbu aksial komponen
struktur
Avf y d
Vs ..................................................................................... (2.21)
s
d 1
Smax= atau 600 mm (ambil nilai yang terkecil) bila Vs ≤ f ' c bw d
2 3
d 1
Smax= atau 300 mm (ambil nilai yang terkecil) bila Vs ≥ f ' c bw d
4 3
2
Namun dalam segala hal Vs ≤ f ' c bw d
3
1 bw s
As (min) .............................................................................. (2.23)
3 fy
Dimana :
f 'c
As min bw d ......................................................................... (2.24)
4 fy
1,4
As min bw d ............................................................................. (2.25)
fy
2. Pada balok T sederhana dengan bagian sayap tertarik, Asmin tidak boleh
kurang dari nilai terkecil di antara :
f 'c
As min bw d ......................................................................... (2.26)
2 fy
dan
f 'c
As min b f d ......................................................................... (2.27)
4 fy
3. Sebagai alternatif untuk komponen struktur yang besar dan masif diperlukan
luas tulangan pada setiap penampang, baik akibat momen positif atau
negatif, paling sedikit harus sepertiga lebih besar dari yang diperlukan
berdasarkan analisis, atau dihitung sebagai berikut :
4
Mn≥ Mu ................................................................................. (2.28)
3
4. Syarat tulangan maksimum untuk beton non prategang dengan beban aksial
Pu ≤ 0,1 f’c Ag maka rasio tulangan maksimum ρmax ≤ 0,75 x ρb
5. Jarak tulangan bersih minimum antara tulangan sejajar, seikat tulangan dan
sejenisnya dalam satu lapis tidak boleh kurang dari :
Jarak bersih antara lapisan tidak boleh kurang dari diameter tulangan (db)
atau 25 mm.
c. Persyaratan Lendutan
Menurut McCormac (2001:161) lendutan pada batang beton bertulang
sederhana dapat dihitung dengan persamaan seperti berikut :
5wl 4
.................................................................................. (2.29)
384 EI
Pl 3
.................................................................................... (2.30)
48 EI
l = Panjang bentang, m
Dimensi Girder:
Tinggi Girder, h = 1,40 m
Lebar Girder, b = 0,70 m
Dimensi Diafragma:
Tinggi Diafragma, hd = 0,40 m
Lebar Diafragma, bd = 0,25 m
Tebal slab lantai Jembatan, ts = 0,25 m
Tebal Lapisan aspal+overlay, ta = 0,08 m
Tebal Trotoar, tt = 0,24 m
Tinggi genangan air hujan, th = 0,05 m
Tinggi bidang samping, ha = 2,50 m
Jumlah Balok Diafragma sepanjang L, nd =4 buah
𝐿
Jarak antar balok diafragma, sd = 𝑛𝑑−1
14 𝑚
=
4−1
= 5,33 m
3.2 Bahan Struktur
3.2.1 Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah
Kuat tekan beton, fc’ = 26 Mpa
Modulus Elastik, Ec = 4700 x √𝑓𝑐′
= 4700 x √26
= 23965,392MPa
= 9986Mpa
Koefisien muai panjang untuk beton α = 0,00001°C
= 0,41 kN/m
Beban berat sendiri pada Girder ditunjukkan pada table berikut:
Lebar Tebal Berat Beban
No. Jenis
(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Plat lantai 1,75 0,25 25,00 10,94
2 Girder 0,70 1,15 25,00 20,13
3 Diafragma Qd = 0,44
QMS = 31,47
Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat berat sendiri (MS) :
VMS=1/2 x QMSx L
= 1/2 x 31,47 kN/m x 16 m
= 251,781 kN
MMS = 1/8 x QMS x L2
= 1/8 x29,65kN/m x (16 m)2
= 1007,125 kNm
Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban mati tambahan (MA):
1
VMA = 2 x QMA x L
Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban lajur “D”:
1
VTD = 2 x (QTD x L + PTD)
1
= 2 x (15,75 kN/m x 16 m x 120,05kN)
= 186,03kN
1 1
MTD = 8 x QTD x L² + 4 x PTD x L
1 1
= 8 x 15,75 kN/m x (16 m)² + 4 x 120,05kN x16m
= 984,20kNm
a = 5,00 m
b = 5,00 m
Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban truk “T”:
VTT = [ 9/8 x L - 1/4 x a + b ] / L x PTT
=[ 9/8 x 16 m - 1/4 x 5 m + 5 m ] / 4,8 m x 157,50kN
= 214,10kN
𝐿
MTT = VTT x 2 - PTT x b
= 214,10 kN x 16 m /2 - 157,50 kN x 5
= 925,31 kNm
Gaya geser dan momen yang terjadi akibat pembebanan lalulintas, diambil yang
memberikan pengaruh terhadapa T-Girder di antara beban “D” dan beban “T”
Gaya geser maksimum akibat beban, T diambil: VTT =214,10kN
Momen maksimum akibat beban, T diambil: MTT =925,31Nm
Karena TTB 5% beban lajur “D” lebih kecil dari TTB untuk Lt ≤ 80 m yaitu
12,75 kN < 50,00 kN maka gaya rem yang diambil adalah TTB = 50,00 kN
ℎ
Lengan terhadap titik berat balok, y = 1,80 + ta + 2
1,6 𝑚
= 1,80 + 0,08 + 2
= 2,58 m
Beban momen akibat gaya rem, M = TTB x y
= 50 kN x 2,58 m
= 129,00kNm
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gara rem:
𝑀
VTB = 𝐿
129,00 𝑘𝑁𝑚
= 16 𝑚
= 8,06 kN
1
MMA =2xM
1
= 2 x 129,00kNm
= 64,50kNm
3.3.5 Beban Angin (EW)
Faktor beban ultimate, KEW = 1,2
Gaya angin tambahan arah horizontal pada permukaan lantai jembatan akibat
beban angin yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan.
- Jembatan terletak di Kota Lhokseumawe, tepatnya di wilayah Darussalam
dengan jarak <5 km dari laut.
= 1,008 kN/m
Gaya geser dan momen maksimum pada girder akibat beban angin (EW):
1
VEW = 2 x QEW x L
1
= 2 x 1,008 kN/m x 16 m
= 8,064 kN
1
MEW = 8 x QEW x L²
1
= 8 x 1,008 kN/m x (16 m)²
= 32,256 kNm
= 2,10 kN
MET = M
= 33,600 kNm
Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan :
Wt = QMS + QMA
Berat sendiri, QMS = 31,47 kN/m
Beban mati tambahan, QMA = 3,94 kN/m
Panjang bentang, L = 16 m
Berat total,
Wt = (QMS+QMA) xL
= (31,47 + 3,94) x 16
= 566,562 kN
Ukuran Girder:
b = 0,70 m
h = 1,40 m
=0,16𝑚4
Modulus elastik beton, Ec = 23965 Mpa
Ec = 23965392 kPa
Kekakuan lentur Girder,
𝐼
Kp = 48 x Ec x 𝐿3
0,16
= 48 x 23965392 x 163
= 44954 kN/m
Waktu getar,
T = 2 π x√[ Wt / ( g x Kp )]
566,562
= 2x 3,14 x √[9,81 ×44954]
= 0,2253 detik
- Berdasarkan Peta Zona Gempa Indonesia, Kota Lhokseumawe termasuk
kedalam zona 3 dengan jenis tanah sedang.
- Dengan menghubungkan nilai waktu getar T = 0,168 detik dengan kondisi
tanah sedang sesuai grafik zona 3, maka didapatkan koefisien geser dasar C
0.2
Tanah Keras
Koefisien geser dasar, C
0.15
Tanah Sedang
Tanah Lunak
0.1
0.05
-3.61E-16
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton beton bertulang,
makafaktor tipe struktur dihitung dengan rumus,
F = 1,25 – 0,025 x n dan F harus diambil ≥ 1
F = Faktor perangkaan,
n = Jumlah sendi plastis yang menahan deformasi struktur.
Untuk nilai, n = 1 maka :F = 1,25 – 0,025 x n= 1,25 – 0,025 x 1= 1,225
Faktor tipe struktur,
S = 1 x F= 1 x 1,225= 1,225
Koefisien beban gempa horisontal,
Kh = C x S= 0,18 x 1,225 = 0,221
Koefisien beban gempa vertikal,
Kv = 50% x Kh
= 50% x 0,221
= 0,110> 0,10
Diambil koefisien gempa vertikal, Kv = 0,110
Gaya gempa vertikal,
TEQ = Kv x Wt
= 0,110 x 566,562
=62,464 kN
Gaya geser dan momen pada Girder akibat gempa vertikal (EQ) :
VEQ = 1/2x QEQx L
= ½ x 3,904x 16
= 31,232 kN
MEQ = 1/2 x QEQx L2
= 1/8 x3,904x 162
= 124,927 kNm
S =1750 mm
12 x ts = 12 x 250 mm
= 3000 mm
Diambil lebar efktif sayap T-Girder, beff = 1750 mm
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton:
d' = 150 mm
Modulus plastis baja, Es = 200000 MPa
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, ß₁ = 0,85
𝑓𝑐 600
ρb= ß₁ x 0,85 x𝑓𝑦 x 600+ 𝑓𝑦
26 600
= 0,85 x 0,85 x 410 x 600+ 410= 0,027
1 𝜌𝑏 𝑥 𝑓𝑦
Rmax= 0,75 x ρb x fy x (1 − 𝑥 0,75𝑥 )
2 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′
1 0,027 𝑥 410
= 0,75 x 0,027 x 410 x (1 − 𝑥 0,75𝑥 )= 6,78
2 0,85 𝑥 26
= 1,69
Rn <Rmax = 1,69<6,21 .....................................OK
ρ min<ρ <ρmax
0,0034 < 0,0049 <0,021 ...................(OK)
Luas tulangan yang diperlukan :
As = ρ x beff x d
= 9396,30 mm²
= 2895,26 mm2
Jumlah tulangan tekan
As’ 2895,26
ntekan = As 1 tulangan= = 3,59 ≈ 4 tulangan
804,24
8×(Y1×A)+4×(Y2×A) 8×(59×804,25)+4×(126×804,25)
d’ = = = 81,33mm
12×A 12×804,25
Karena nilai Cc > Ts, maka untuk garis netral berada di dalam sayap T-Girder
𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦
a = 0.85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏𝑒𝑓𝑓
9650,88 𝑥 410
= 0.85 𝑥 26 𝑥 1750
= 102,31 mm
𝑎
c=𝛽
1
102,31
= 0.85
= 120,36 mm
(𝑑−𝑐)
εs = 0,003 x 𝑐
1318,67 −120,36
= 0,003 x 120,36
Momen nominal,
𝑑−𝑎
Mn = As x fy x x 10-6
2
1318,67−102,31
= 9650,88 x 410 x x 10-6
2
= 4177,40 kNm
√fc′ √26
Vc = xbxdx10−3= x 700 x 1309,50 x10−3
6 6
=779,003 kN
∅x Vc = 0.75 x 779,003 kN
= 584,25 kN
0.75x Vs = 260,07kN
Gayageser yang dipikul tulangan geser,
260,07
Vs = = 346,76 kN
0.75
2
Vsmax = 3 x √𝑓𝑐 ′ 𝑥 [𝑏 𝑥 𝑑]𝑥 10−3
2
= 3 x √26 𝑥 [700 𝑥 1309,50]𝑥 10−3 = 3116,01 kN
3.14
= x 132 x 2
4
= 265,465 mm2
Pada badan girder dipasang tulangan susut minimal dengan rasio tulangan,
𝜌rh = 0.001
Momen retak
Fr × Ig 3569,31 × 0,1601
Mcr = = = 816,183 kNm
yt 0.70
Tabel 3.6 Momen akibat beban mati dan baban hidup (MD+L)
No. Jenis Beban Momen
(kNm)
1 Berat sendiri (MS) 1007,13
2 Beban mati tambahan (MA) 126,00
3 Beban lalulintas (TD/TT) 984,20
4 Gaya rem (TB) 64,50
MD+L = 2181,83
Mcr 3 Mcr 3
Ie = ( ) × Ig + [1 − ( ) ] × Icr
𝑀𝐷+𝐿 𝑀𝐷+𝐿
816,183 3 816,183 3
Ie = ( ) × 0,1601 + [1 − ( ) ] × 0,09906
2181,83 2181,83
Ie = 0,1023 m4
QMS = 31,47kN/m
5 31,47 × 164
δ Ms = × = 0,01096 m
384 23965 × 0,1023 × 1000
QMA = 3,94kN/m
5 QMa × L4
δ Ms = ×
384 Ec × Ie
5 3,94 × 164
δ Ms = × = 0,00137 m
384 23965 × 0,1023 × 1000
5 QEW × L4
δ EW = ×
384 Ec × Ie
5 1,008 × 164
δ Ms = ×
384 23965 × 0,1023 × 1000
= 0,0004 m
1
𝑉𝑀𝑆 = × 𝑄𝑀𝑆 × S
2
1
Vms = × 11,88 × 1,75s = 10,391 kN
2
1
𝑀𝑀𝑆 = × 𝑄𝑀𝑆 × S 2
12
1
Vms = × 11,88 × 1,752 = 3,031 kN. m
12
Tabel 3.9 Beban mati tambahan (MA)
1
𝑉𝑀𝐴 = 2 × 𝑄𝑀𝐴 × S = 3,4
1
𝑀𝑀𝑆 = 12 × 𝑄𝑀𝐴 × S 2 = 1,0
2. Beban hidup
Beban truk “T” (TT)
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh truk (beban T) yang
nilainya dapat dihitung sebagai berikut:
a. Beban T = 112,5kN
b. Faktor pembebanan dinamis untuk pembebanan truk, DLA = 0.40
1 1
VTT = × PTT = × 157,50 kNs = 78,75 kN
2 2
Momen akibat beban truk “T”
1
MTT = 8 × PTT × S = 34,45
0,85 × 26 600
ρb = 0,85 × × = 0,0272
410 600 + 410
1 ρ × fy
Rmax = 0,75 × ρb × fy × (1 − × 0,75 × b )
2 0,85 × fc′
1 0,0272 × 410
Rmax = 0,75 × 0,0272 × 410 × (1 − × 0,75 × )
2 0,85 × 26
Rmax = 6,78
Mu 74,86
Mn = = = 93,57 kN. m
φ 0,80
Mn × 106
Rn =
beff × d2
93,57 × 106
Rn = = 3,06
250 × 3502
0,85 × fc′ 2 × Rn
ρ = × (1 − √1 − )
fy 0,85 × fc′
0,85 × 26 2 × 3,06
ρ = × (1 − √1 − )ρ = 0,0081
410 0,85 × 26
𝜋 3,14
As 1 tulangan = 4 × D2 = × 252 = 490,87 mm2
4
2. Tulangan geser
√fc′ √26
Vc = x b x d x 10−3 = x 250 x 50 x 10−3
6 6
Vc = 74,36 kN
φ × Vs = Vu − (φ × Vc)
122,128
φ × Vs = = 162,837 kN
0,75
Kontrol dimensi girder terhadap kuat geser maksimum
2
Vsmax = × √fc′ × (bd × d) × 10−3
3
2
Vsmax = × √26 × (250 × 350) × 10−3 = 297,443 kN
3
1
Av = × π × D2
4
1
Av = × π × 122 = 226,195 mm2
4
Av × fy × d
S=
Vs
226,195×240×350
\S = = 116,683 mm
162,837 kN
= 9985,58MPa
Specific Grafity :
Berat beton bertulang wc = 25,00 kN/m3
Berat beton tidak bertulang(beton rabat), w’c = 24,00 kN/m3
Berat aspal padat, wa = 22,00 kN/m3
Berat jenis air ww = 9,80 kN/m3
QMA 2,25
3. Beban Truk “ T ” ( TT )
Faktor beban ultimit : KTT = 2,0
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban
T) yang besarnya, T = 112,5 kN
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA = 0.40
Beban truk “ T “ :
PTT = (1 +DLA) x T
= (1 + 0.40) x 112,5
= 157,5 kN
T = 112,5 kN
4. Beban Angin ( EW )
Faktor beban ultimit : KEW = 1.2
Gaya angin tambahan arah horizontal pada permukaan lantai jembatan akibat
beban angin yang meniup kendaraan diatas lantai jembatan.
- Jembatan terletak di Kota Lhokseumawe, tepatnya di wilayah Darussalam
dengan jarak <5 km dari laut.
Dengan,
Cw = 1.2
= 1,008 KN/m
∆T = (Tmax – Tmix)/2
= (40 – 15)/2
= 12,50C
K = koefisien momen
s = 1,75 m
Beban merata, Q : M = k x Q x s2
Untuk temperatur, ∆T : M = k x a x DT x Ec x s2
= 1,594kNm
6.2 Kombinasi-1
M M M M
Faktor
No Jenis Beban Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
Beban (KNm) (KNm) (KNm) (KNm)
1 Berat Sendiri 1,3 1,594 0,798 2,073 1,038
6.2 Kombinasi-2
M M M M
Faktor
No Jenis Beban Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
Beban (KNm) (KNm) (KNm) (KNm)
1 Berat Sendiri 1,3 1,078 0,539 1,401 0,701
Beban Mati
2 2 0,527 0,273 1,054 0,547
Tambahan
Beban Truck
3 1 36,902 33,240 36,902 33,240
"T"
4 Beban Angain 1,2 0,236 0,213 0,283 0,255
Pengaruh
5 1,2 5,88 x 10-6 2,94 x 10-5 5,88 x 10-6 2,94 x 10-5
Temperatur
Total Momen Ultimit Slab (Mu) 46,891 40,860
Momen Ultimit:
Momen rencana lapangan plat lantai =76,496 kNm
Momen rencana tumpuan plat lantai =67,942 kNm
= 0,027
1 𝑓𝑦
Rmax = 0.75 x ρb x fy x [1 − 2 x 0.75 x ρb x ]
0.85𝑥 𝑓′𝑐
1 410
= 0.75 x0,027x 410 x[1 − 2 x 0.75 x 0,027 x ]
0.85𝑥 26
= 6,785
= 112,360kNm
Faktor tahanan momen,
𝑀𝑛 𝑥 106
Rn =
𝑏𝑒𝑓𝑓 𝑥 𝑑2
112,360 𝑥106
= 1000 𝑥2002
1,5 1,5
ρmin = 𝑓𝑦 = 410= 0.004 ρmax= 0,75 x ρb = 0,75(0,028) = 0,021
As = ρ x beff x d
= 0,006 x 1000 x 220
= 1493,96mm²
𝜋𝐷 2 𝑏 𝜋×162 1000
As = × 𝑆= × = 2010,62 mm2
4 4 100
= 6,785
1,5 1,5
ρmin = 𝜋𝜋 = 410= 0,004 ρmax= 0,75 x ρb = 0,75(0,028) = 0,021
Momen retak:
Fr × Ig 3,357 × 1,01 x 109
Mcr = =
yt 115
=2.96 x107 Nmm
=5,94 x 108mm4
= 0,0742 mm
Rasio tulangan slab lantai jembatan :
𝜋 = As / ( b x d )
= 1401,543/(1000 x 200)
= 0.007
Faktor ketergantungan Waktu untuk beban mati ( jangka waktu > 5 tahun )
Nilai ζ =10,00
λ = ζ / ( 1 + 50 x P)
= 10,00/(1 +50 x 0,007)
= 7,465
5 8,00 ×15004
= 7,405x(384 x )
24870 x 5,03 x 108
= 0,528 mm
Lendutan total pada plat lantai jembatan :
Lx / 240 = 1500/240 = 6,250mm
δtot = δe + δg
= 0,0475 + 0,344
= 0,600 mm <L/240 = 6,250mm......................(OK)
= 0,027
1
1− 𝜋 0,75 𝜋Ρb x fy
2
Rmax = 0.75 x Ρb x 𝜋𝜋 [ ]
0,85 𝜋𝜋′𝜋
1
1− 𝜋 0,75 𝜋0,027x 410
2
Rmax = 0.75 x 0.027 x 410 [ ] = 6,785
0,85 𝜋26
Beban hidup pedestrian per meter lebar tegak lurus bidang gambar:
Gaya Lengan Momen
No Jenis Beban
(kN) (m) (kNm)
1 Beban horizontal pada ralling (H1) 0,75 1,0038 0,753
2 Beban horizontal pada kreb (H2) 1,5 0,3550 0,533
3 Beban vertikal terpusat 20 0,1911 3,822
4 Beban vetikal merata = q x b2 1,91 0,1911 0,365
Momen akibat beban hidup pada pedestrian: MTP 5,473
= 0,027
1
1− 𝜋 0,75 𝜋Ρb x fy
2
Rmax = 0.75 x Ρb x 𝜋𝜋 ( )
0,85 𝜋𝜋′𝜋
1
1− x 0,75 x 0,028 x 410
2
Rmax = 0.75 x 0.028 x 410 ( ) = 6,785
0,85 x 26
S = π/4 x d2 x b / As
= 3,14/4 x 132 x 2000 / 1437,06
= 184,63mm
Digunakan tulanganD13-150
As = π/4 x d2 x b / S
= 3,14/4 x 132 x 2000 / 150
= 1768,87 mm2
3.9 Perhitungan Plat Injak (Approach Slab)
3.9.1 Plat injak arah melintang jembatan
T = 112.5 kN
0,25
𝜋𝜋×ℎ3
dengan, λ = [{12×(1−υ2}×𝜋𝜋]
0,25
22540408,16 ×0,233
λ= [ ] = 1,533 m
{12×(1− 0,202 }×81500
157,50 0,6
𝜋𝜋𝜋𝜋 = × [1 − (0,29 × √2/1,533 ) ] = 63,10kNm
2
= 0,027
1
1− 𝜋 0,75 𝜋Ρb x fy
2
Rmax = 0.75 x Ρb x 𝜋𝜋 ( )
0,85 𝜋𝜋′𝜋
1
1− x 0,75 x 0,027 x 410
2
Rmax = 0.75 x 0.028 x 410 ( ) = 6,213
0,85 x 26
S = π/4 x d2 x b / As
= 3,14/4 x 192 x 1000 / 2438,44
= 116,22mm
Digunakan tulangan D19-100 mm
As = π/4 x d2 x b / S
= 3,14/4 x 192 x 1000 / 50
= 2833,85mm2
0,25
𝜋𝜋×ℎ3
dengan, λ = [{12×(1−υ2}×𝜋𝜋]
0,25
22540408,16 ×0,233
λ= [ ] = 1,533 m
{12×(1− 0,202 }×81500
157,50 0,6
𝜋𝜋𝜋𝜋 = × [1 − (0,19 × √2/1,533 ) ] = 68,50kNm
2
Momen ultimit plat injak arah melintang jembatan:
Mu = KTT x Mmax = 136,99kNm
= 0,027
1
1− 𝜋 0,75 𝜋Ρb x fy
2
Rmax = 0.75 x Ρb x 𝜋𝜋 ( )
0,85 𝜋𝜋′𝜋
1
1− x 0,75 x 0,027 x 410
2
Rmax = 0.75 x 0.027 x 410 ( ) = 6,213
0,85 x 26
S = π/4 x d2 x b / As
= 3,14/4 x 222 x 1000 / 2681,31
= 141,70mm
Digunakan tulangan D22-100 mm
As = π/4 x d2 x b / S
= 3,14/4 x 222 x 1000 / 50
= 3799,40mm2
3.10 Perencanaan Perletakan (Elastomer)
Beban total yang bekerja pada bangunan struktur atas adalah sebagai berikut:
Tabel Beban yang Bekerja Pada Elastomer
No Berat
Nama Keterangan
. (kN)
1 Berat Sendiri
16,0 0,7 1,1 25,0
- Girder 0 x 0 x 5 x 5 x 0 1610
0,2 0,1 2 25,0
- Diafragma 1,75 x 5 x 5 x 0 x 0 32
16,0 9,0 0,2
- Plat Lantai 0 x 0 x 5 x 25,00 900
16,0 0,2 1,0 25,0
- Trotoar 0 x 4 x 0 x 2 x 0 192
0,1 1,0 1 25,0
- Tiang Sandaran 0,15 x 5 x 0 x 6 x 0 9
2 Beban Mati Tambahan
- Lapisan Aspal + 16,0 7,0 0,0
Overlay 0 x 0 x 8 x 22,00 197,12
16,0 9,0 0,0
- Air Hujan 0 x 0 x 5 x 9,80 70,56
3 Beban Lalu Lintas
- Beban Lajur 186,03
- Beban Truk 214,10
- Gaya Rem 8,06
4 Beban Lingkungan
- Beban Angin 8,06
- Pengaruh Temperatur 2,10
- Beban Gempa 31,23
3461,0
Berat Total Bangunan Atas 8
Berat Untuk 1 1730,5
Abutment 4
Berat 1 Elastomerik Untuk 5 Buah Girder 346,11